Tren Positif Bisnis Pemasaran Influencer Landasi Strategi Ekspansi Partipost

Setelah menerima pendanaan seri A $3,5 juta yang dipimpin SPH Ventures dengan partisipasi Quest Ventures dan investor lainnya, platform influencer marketing Partipost, kembali merampungkan pendanaan extended seri A senilai $5 juta. Kali ini dipimpin Quest Ventures, turut terlibat SPH Ventures, iGlobe Partners, dan jaringan angel investor XA Network.

Kepada DailySocial, Co-Founder & COO (sekaligus Head of Indonesia) Partipost Benyamin Ramli mengungkapkan, dengan dana segar yang telah diterima rencana selanjutnya adalah melakukan ekspansi dan berupaya untuk menyediakan solusi di kawasan Asia Tengara lainnya.  Negara tujuan berikutnya Partipost Vietnam dan Thailand. Perusahaan juga ingin memperkuat positioning di Singapura, Indonesia, Taiwan, Malaysia, dan Filipina yang telah disinggahi sebelumnya.

“Dengan dana yang kami terima, strategi utama kami adalah untuk dapat menjangkau lebih banyak brand yang belum mengenal kami atau belum memanfaatkan platform Partipost. Salah satu caranya adalah menambah jumlah tim sales, tetapi pada saat yang sama kami ingin mengembangkan produk kami untuk membantu klien dengan menambah jumlah tim teknologi,” kata Benyamin.

Hingga saat ini Partipost telah memiliki sekitar 600 ribu influencer yang telah mengunduh aplikasi dan telah bekerja dengan lebih dari 2000 brand. Partipost telah hadir ke pasar Indonesia dengan menghadirkan platform digital untuk influencer. Platform tersebut mencoba menjembatani para influencer populer dengan brand yang ingin melancarkan kegiatan pemasaran dan memanfaatkan jasa mereka.

Di Indonesia sendiri hingga saat ini sudah banyak platform serupa yang menawarkan layanan influencer marketing, di antaranya GetCraft, Sociabuzz, dan Hiip.

“Kami di sini bukan untuk bersaing, namun untuk menciptakan produk hebat. Jika pesaing kita melakukannya lebih baik dari kita, maka kita bisa belajar dari mereka. Namun fokus utama kami adalah mendengarkan kebutuhan pengguna kami dan membuat platform yang bisa untuk di-scale tanpa batas sesuai kebutuhan,” kata Benyamin.

Pertumbuhan influencer marketing saat pandemi

Meskipun sempat mengalami kendala saat awal pandemi, namun dengan adopsi digital yang cepat dan memaksa semua orang untuk melakukan interaksi secara online, diklaim membantu bisnis Partipost hingga saat ini. Besarnya permintaan untuk kegiatan digital marketing terutama yang memanfaatkan influencer tumbuh secara signifikan jumlahnya.

“Bisnis masih perlu berfungsi dan cara paling efektif untuk melakukannya adalah melalui aktivitas online. Anggaran pemasaran bergeser dari kegiatan pemasaran offline ke online, dan Partipost dengan rendah hati dapat melayani bisnis untuk memasarkan produknya melalui influencer yang bekerja sama dengan kami,” kata Benyamin.

Berdasarkan data yang dikumpulkan oleh Influencer Marketing Hub, pandemi telah mempercepat pertumbuhan influencer marketing pada tahun 2020, dan jumlah ini diperkirakan akan berlanjut pada tahun 2021.

Dari hanya $1,7 miliar pada tahun 2016, influencer marketing diperkirakan telah tumbuh menjadi ukuran pasar sebesar $9,7 miliar pada tahun 2020 dan diperkirakan akan melonjak lebih jauh ke $13,8 miliar pada tahun 2021.

Data menarik lainnya yang juga dibagikan adalah, para marketer dan brand percaya pada efektivitas marketing memanfaatkan influencer, fakta tersebut telah menyebabkan ledakan jumlah konten baru yang dibuat selama setahun terakhir. 90% responden survei percaya bahwa influencer marketing menjadi bentuk kegiatan pemasaran yang efektif. Statistik ini relatif statis sejak tahun 2017, dan diperkirakan akan semakin tumbuh jumlahnya di masa depan.

Salah satu kanal marketing yang kemudian menjadi pilihan adalah media sosial Instagram. Dalam laporan tersebut terungkap, ada peningkatan besar dalam pengguna Instagram selama era Facebook, dengan lebih dari 1,074 miliar pengguna aktif saat ini. Stories juga sangat populer, dengan 500 juta orang menggunakan Instagram Stories setiap hari.

Application Information Will Show Up Here

Cermati Peroleh Dana Lanjutan dari Orange Growth Capital

Layanan e-commerce produk finansial Cermati mengumumkan perolehan dana tambahan (disebut Series A Extension) dari Orange Growth Capital senilai tujuh digit (lebih dari 1 juta dollar). Pendanaan disebutkan akan digunakan menambah jumlah pegawai, meningkatkan kualitas teknologi, dan memperbanyak jumlah produk yang ditawarkan Cermati. Secara jangka panjang Cermati ingin menjadi pemimpin pasar sektor ini di Indonesia.

Cermati sendiri baru saja mengumumkan pendanaan Seri A sebesar hampir 25 miliar Rupiah ($1,9 juta) dari East Ventures dan Beenos Plaza di bulan September lalu. Disebutkan pendanaan ini adalah yang pertama bagi Orange Growth Capital, yang fokus di pendanaan startup fintech, di Asia. Partner Orange Growth Capital Hans de Back akan bergabung sebagai anggota board Cermati.

Tentang alasannya berinvestasi di Cermati, Hans menyebutkan, “Bisnis ini memiliki potensi pertumbuhan yang besar karena pasar Indonesia adalah yang terbesar di Asia Tenggara. Di Indonesia sendiri tingkat konsumsi terus meningkat dan regulator mendukung pertumbuhan industri jasa finansial, dengan hanya 36 persen penduduk yang menjadi konsumen institusi finansial.”

Co-Founder dan CEO Cermati Andhy Koesnandar dalam pernyataannya menyebutkan, “Investasi ini akan mengakselerasi perkembangan kami untuk mencapai misi membuat produk finansial lebih terjangkau bagi lebih banyak orang Indonesia.”

Co-Founder dan CTO Oby Sumampouw menambahkan, “Kami akan menggunakan pendanaan ini untuk meningkatkan teknologi state-of-the art, data science, dan analytical tool kami. Kami membuka peluang lebih banyak talenta teknologi untuk bergabung dengan tim teknologi berkelas kami tahun ini.

Seperti halnya kompetitornya di segmen ini, Cermati telah berkembang dari layanan pembanding harga menjadi layanan e-commerce finansial yang melayani berbagai produk di sektor konsumsi (kredit) dan penyimpanan (tabungan dan deposito).

Selain sesama layanan fintech, Cermati akan bersaing dengan layanan marketplace besar, seperti Bukalapak dan Tokopedia, yang mulai melirik fintech sebagai lahan ekspansinya. Laporan Startup Teknologi DailySocial sendiri memprediksikan fintech sebagai sektor yang paling mendapat perhatian tahun ini.

Bukalapak awal tahun ini meluncurkan produk reksa dana BukaReksa bersama Bareksa, sementara Tokopedia dalam wawancaranya dengan DailySocial menyebutkan berencana membuka akses berbagai produk keuangan seperti pinjaman, asuransi, tabungan, dan investasi. Tokopedia akhir tahun lalu telah membuka layanan pembanding produk kartu kredit dan menerima pembayaran tagihan bulanan kartu kredit melalui platform Tokopedia.