Gandeng ADT, Samsung Rilis Sistem Keamanan Rumah Baru SmartThings ADT

Samsung kembali menunjukkan geliat aktifnya di ranah smart home dengan memperkenalkan perangkat sistem keamanan rumah SmartThings yang baru. Tapi kali ini mereka tak sendirian, tapi didukung oleh ADT, sebuah perusahaan keamanan profesional yang punya pengalaman sangat baik di bidang keamana rumah.

Perusahaan asal Korea Selatan itu mengatakan bahwa kombinasinya dengan ADT menghasilkan sistem monitoring yang lebih baik. Mereka mengklaim SmartThings ADT home security system buatannya adalah yang paling aman, paling mudah dan fleksibel untuk dipasang.

System ini terdiri daria Home Security Starter Kit dan Home Safety Expansion Pack. Keduanya memungkinkan pengguna untuk menciptakan sistem keamanan yang jauh lebih aman. Dalam paket bundling SmartThings home security system seharga $549.99 ini, pengguna memperoleh Security Hub, dua buah detektor pintu dan jendela serta satu buah detektor gerak. Security Hub di dalamnya juga berfungsi ganda sebagai SmartThings hub untuk mengendalikan perangkat pintar lainnya dan menciptakan ekosistem keamanan yang 100% terintegrasi mulai dari sambungan lampu pintar, termostat, kamera, kunci pintu dan jendela, dan lain sebagainya.

Untuk memudahkan sistem monitoring, Samsung juga menyediakan aplikasi Android dan iOS, tempat di mana pengguna terhubung secara real-time. Termasuk mematikan atau menghidupkan sistem keamanan dari jarak jauh dan mengaktifkan perangkat pihak ketiga yang terhubung. Pengguna juga bakal memperoleh notifikasi melalui perangkat ketika ada informasi yang perlu diketahui.

Kehadiran ADT home security memberikan opsi baru berupa paket berlangganan keamanan rumah, khususnya untuk keamanan dari penyusupan orang asing dan juga alarm panik mulai dari $24.99. Atau monitor asap, api, banjir dan karbon monoksida seharga $14.99 per bulan. Samsung juga menjual sensor tambahan apabila pengguna masih membutuhkan alat tambahan untuk pintu akses lainnya.

Sumber berita Samsung.

Nest Luncurkan Trio Produk Pintar dengan Fokus pada Keamanan Rumah

Berawal dari sebuah termostat pintar di tahun 2011, Nest kini telah berevolusi menjadi produsen perangkat smart home. Perusahaan yang diakuisisi oleh Alphabet (Google) pada tahun 2014 itu baru saja memperkenalkan tiga produk baru dengan fokus pada keamanan rumah.

Produk pertama dan yang menurut saya paling menarik adalah Nest Hello. Hello pada dasarnya merupakan perpaduan bel pintu dan kamera pengawas dalam wujud yang sangat ringkas. Tugas utamanya adalah untuk mengirim video HD secara live ke ponsel sehingga pengguna bisa langsung tahu siapa yang sedang berada di depan kediamannya.

Kameranya sendiri dilengkapi oleh lensa bersudut pandang seluas 160 derajat, sehingga tamu bertubuh jangkung maupun kiriman barang yang diletakkan di bawah dapat tetap kelihatan. Dukungan HDR memastikan tampilan video tetap optimal di berbagai kondisi pencahayaan.

Hal lain yang menarik dari Hello adalah kemampuannya untuk mendeteksi seseorang sebelum tombol bel ditekan – asalkan pengguna sudah menjadi pelanggan layanan Nest Aware. Tak hanya video, audio pun juga didukung oleh Hello, sehingga pengguna dapat menginstruksikan kurir jasa pengiriman untuk meletakkan paketnya ketika Anda sedang tidak ada di rumah misalnya.

Nest Cam IQ Outdoor / Nest
Nest Cam IQ Outdoor / Nest

Produk yang kedua adalah kelanjutan dari kamera pengawas Nest Cam IQ Indoor yang dirilis pada bulan Juni kemarin. Sesuai namanya, Nest Cam IQ Outdoor, model baru ini dimaksudkan untuk digantung di luar rumah, dengan sertifikasi ketahanan air IP66 untuk memastikan ia bisa bertahan dari berbagai macam kondisi cuaca.

Teknologi pengenal wajah masih tersedia di sini, namun kali ini mengandalkan racikan Google sendiri yang lebih fleksibel soal kustomisasi. Output video yang dihasilkan memiliki resolusi 1080p, lengkap dengan dukungan HDR dan sudut pandang seluas 130 derajat.

Nest Secure / Nest
Nest Secure / Nest

Produk yang terakhir merupakan satu keluarga mini tersendiri bernama Nest Secure yang bersifat modular. Komponen utamanya adalah Nest Guard, yang pada dasarnya merupakan alarm canggih yang terhubung dengan komponen-komponen lain dalam sistem ini.

Salah satunya adalah Nest Detect, yang merupakan sensor pendeteksi gerakan yang bisa dipasangkan di pintu atau jendela, menjadi mata untuk Nest Guard. Untuk mematikan alarm, pengguna dapat mendekatkan komponen pelengkap bernama Nest Tag, atau menginput nomor sandi pada Nest Guard langsung.

Soal harga dan ketersediaan, Nest berencana memasarkan Hello mulai kuartal pertama tahun depan, namun harganya belum ditentukan. Nest Cam IQ Outdoor sendiri sudah tersedia seharga $349, sedangkan paket lengkap Nest Secure (mencakup Nest Guard, dua Nest Detect dan dua Nest Tag) dibanderol $499.

Sumber: 1, 2, 3.

Anker, Mobvoi dan Panasonic Umumkan Smart Speaker dengan Integrasi Google Assistant

Sejak awal Google Assistant diperkenalkan, Google sudah mengimpikan skenario dimana asisten virtual-nya itu bisa menghampiri semua perangkat dari berbagai macam kategori. Sejauh ini, Google Assistant sudah tersedia di banyak smartphone Android – bahkan iPhone – dan tentu saja smart speaker Google Home menjadi huniannya yang paling alami.

Saya bilang paling alami karena hampir dalam segala kesempatan, smart speaker dikendalikan menggunakan perintah suara. Kabar baiknya, Google Home bukan satu-satunya speaker yang mengusung integrasi Assistant, sebab di IFA 2017 sudah ada tiga pabrikan yang bersiap meluncurkan persembahannya masing-masing dalam waktu dekat, yaitu Anker, Mobvoi dan Panasonic.

Anker tampil dengan Zolo Mojo yang sepintas kelihatan seperti versi mini dari Google Home. Ini bukan smart speaker pertama Anker, tapi tentu saja yang pertama dilengkapi Google Assistant, plus mendukung fitur multi-room. Kehadirannya sekaligus melengkapi sub-brand Zolo yang memulai debutnya lewat earphone wireless ala Apple AirPods.

TicHome Mini / Mobvoi
TicHome Mini / Mobvoi

TicHome Mini dari Mobvoi adalah yang paling kecil di antara ketiganya. Desainnya sepintas mirip Amazon Echo Dot, dan ia telah mengantongi sertifikasi ketahanan air IPX6 (sekadar cipratan, bukan untuk diceburkan). Sama seperti Zolo Mojo, ia juga dapat difungsikan sebagai speaker Bluetooth biasa jika perlu, dengan daya tahan baterai sekitar 6 jam.

Di sisi lain, Panasonic SC-GA10 merupakan yang paling bongsor, dengan wujud balok minimalis yang berdiri tegak dan pantas dijadikan dekorasi ruangan. Melihat ukurannya, sepertinya kualitas suaranya adalah yang terbaik di antara ketiga smart speaker baru ini.

Panasonic SC-GA10 / Panasonic
Panasonic SC-GA10 / Panasonic

Ketiganya punya jadwal rilis yang berbeda. Zolo Mojo bakal meluncur lebih dulu ke pasaran mulai akhir Oktober, dengan banderol $70. TicHome Mini masih misterius, namun konsumen bisa mendapatkan potongan harga 30% jika mendaftarkan email newsletter di situsnya. Untuk Panasonic, SC-GA10 bakal menyusul di awal 2018, tapi harganya masih belum dirincikan.

Pengumuman lain yang tak kalah menarik adalah kolaborasi Google dan LG, dimana ke depannya berbagai perabot rumah LG dapat dikendalikan dengan Google Assistant yang terpasang di smart speaker maupun smartphone. Mulai dari mesin cuci sampai robot vacuum cleaner, konsumen dapat menugaskan mereka hanya dengan mengucapkan mantra “Ok Google,” diikuti oleh instruksi yang relevan.

Sumber: The Verge dan Google.

Kompor Induksi Ini Diciptakan Khusus untuk Penggemar Video Memasak dari Tasty

Kalau Anda sering menonton video panduan memasak di media sosial, besar kemungkinan Anda mengenal yang namanya Tasty. Dua tahun sejak media digital BuzzFeed memperkenalkannya, Tasty sudah menjadi salah satu brand yang sangat populer, dimana rata-rata koleksi videonya ditonton sebanyak 2,3 miliar kali setiap bulannya.

Kini, BuzzFeed punya cara yang lebih unik lagi guna semakin mendongkrak popularitas Tasty. Lewat divisi Product Labs-nya dan dibantu oleh GE First Build, mereka memperkenalkan Tasty One Top, sebuah kompor induksi berkonektivitas Bluetooth yang dapat disinkronisasikan dengan aplikasi Tasty – yang juga baru saja dirilis untuk iOS, dan segera menyusul untuk Android.

Tasty One Top

Jujur saya sempat mengernyitkan dahi saat pertama mendengar soal Tasty One Top, tapi setelah memahami cara kerjanya, produk ini rupanya menarik juga. Jadi ketika pengguna memilih satu dari 1.700 resep yang terdapat di aplikasi Tasty, mereka dapat meneruskan informasi tersebut ke One Top untuk mulai memasak.

Dari situ One Top akan menyesuaikan suhu maupun daya panasnya sesuai dengan instruksi demi instruksi yang tercantum pada aplikasi Tasty. Saat sudah waktunya untuk membalik, daging misalnya, One Top juga akan memberi tahu Anda.

Tasty One Top

Berbekal sederet sensor, One Top dapat memonitor suhu permukaan panci atau wajan secara presisi, dan konsumen juga akan mendapat termometer terpisah untuk makanannya. Selain dengan panci dan wajan, One Top rupanya juga bisa digunakan dengan teknik memasak sous vide.

BuzzFeed rencananya akan memasarkan Tasty One Top di Amerika Serikat mulai November mendatang. Banderol harganya dipatok $175, namun yang tertarik melakukan pre-order bisa mendapatkannya seharga $149.

Sumber: TechCrunch.

GLAS Adalah Termostat Pintar dengan Integrasi Cortana

Debut Cortana di ranah smart home dibuka oleh Harman Kardon Invoke, sebuah smart speaker yang siap bersaing dengan Amazon Echo maupun Google Home pada musim semi nanti. Namun tentu saja Microsoft menginginkan lebih dari itu, dan dengan bantuan Johnson Controls, Cortana rupanya juga siap mengusik pasar smart thermostat.

Perkenalkan GLAS, sebuah termostat pintar pertama yang mengusung integrasi Cortana. Kehadiran asisten virtual besutan Microsoft ini berarti pengguna dapat mengendalikannya menggunakan perintah suara, sangat praktis ketika pengguna sedang berada di dalam ruangan tetapi kedua tangannya sedang disibukkan oleh sesuatu.

GLAS mengemas layar sentuh semi-transparan yang berfungsi menampilkan sejumlah informasi macam kalender, kualitas udara dan konsumsi energi – selain tentu saja suhu di dalam dan luar ruangan. Terkait kualitas udara, GLAS dilengkapi sederet sensor untuk memonitornya secara konstan, tapi ia bukanlah sebuah air purifier.

GLAS

Selebihnya, detail mengenai GLAS masih minim. Perangkat disebut menjalankan sistem operasi Windows 10 IoT Core serta didukung oleh layanan cloud Microsoft Azure. Selain itu, GLAS juga diyakini mampu mendeteksi keberadaan pengguna di dalam ruangan.

Untuk sekarang masih belum ada info mengenai harga dan ketersediaannya, tapi kita setidaknya bisa melihat aksinya dalam video di bawah. Smart speaker dan thermostat sudah, kini kita tinggal menunggu kedatangan Cortana di kategori produk lain seperti kulkas maupun dashboard mobil.

Sumber: Wareable.

Bluetooth Mesh Diproyeksikan Sebagai Standar Baru di Ranah Smart Home

Bluetooth yang kita kenal sekarang hanya bisa beroperasi dalam radius kurang dari 10 meter. Namun ke depannya batasan jarak ini bisa sirna dengan diperkenalkannya standar baru bernama Bluetooth Mesh oleh Bluetooth SIG, organisasi di balik semua penetapan spesifikasi Bluetooth sebagai standar dalam teknologi wireless.

Bluetooth Mesh bukanlah pengganti Bluetooth 5.0, melainkan merupakan mekanisme baru supaya Bluetooth bisa beroperasi dalam sebuah mesh networking (topologi jala). Singkat cerita, standar baru ini memungkinkan berbagai macam perangkat Bluetooth untuk saling terhubung dan membentuk sebuah mesh network.

Mesh networking sendiri punya banyak keuntungan. Salah satu fungsinya adalah memungkinkan transmisi data untuk ‘melompat’ dari perangkat ke perangkat, sehingga pada akhirnya data atau sinyal bisa menempuh jarak yang lebih jauh dari sebatas 10 meter.

Ilustrasi Bluetooth Mesh

Bluetooth Mesh juga tidak berniat menggantikan Wi-Fi mesh networking, sebab implementasinya hanya akan terdengar relevan pada perangkat-perangkat yang mengonsumsi daya dalam jumlah kecil saja, seperti bohlam pintar misalnya. Berkat Bluetooth Mesh, bohlam pintar yang tersebar di satu gedung perkantoran bisa saling terhubung satu sama lain, dari lantai 1 sampai lantai 30 sekalipun.

Lalu ketika Anda perlu mematikan lampu di lantai teratas, Anda bisa melakukannya via smartphone meski sedang berada di lobi karena data yang ditransmisikan akan melompat dari satu bohlam ke yang lain, lantai demi lantai.

Bluetooth Mesh bakal mempunyai peran penting di ranah smart home. Pasalnya, Anda jadi tidak memerlukan sebuah unit smart home hub untuk mengonfigurasikan dan mengendalikan Bluetooth mesh network sebab komunikasinya bisa mengandalkan semua perangkat yang mendukung standar Bluetooth.

Menurut Bluetooth SIG, perangkat yang mendukung Bluetooth Mesh akan hadir mulai tahun ini juga, tapi baru di kawasan komersial dan industrial saja.

Sumber: CNET dan Bluetooth SIG.

Tiga Ciri Smart House untuk Millenials

Sophisticated. Rasanya, kata tersebut akan langsung muncul di benak kita kala mendengar istilah smart home. Terlebih ketika kita telah memahami bahwa di dalam sebuah rumah yang dikategorikan smart home, kita akan menemui beragam device yang serba terotomasi.

Tapi, sebelum memutuskan untuk secara penuh mengadopsi smart home—dengan lampu rumah yang bisa dinyalakan dengan scheduling atau vaccuum cleaner dikendalikan melalui smartphone—sebaiknya kamu memahami terlebih dulu apa saja prinsip dasar smart home. Dengan prinsip ini sebagai acuan, bukan tidak mungkin kamu bisa memiliki hunian ‘pintar’ ke depannya. Let’s live life better!

1. Entertainment

Sebagai kaum muda dengan segudang to-do list tiap harinya, kamu pasti sadar betapa pentingnya nilai sebuah hiburan. Tentunya, dalam aspek entertainment, kamu harus merasakan pengalaman yang beberapa langkah lebih maju jika ingin menganut sistem smart home.

Panasonic TV 4K PRO, misalnya. Televisi dengan Hexa Chroma Drive ini dapat menjadi salah satu pilihan untuk menikmati beragam opsi hiburan yang ada. Apalagi Panasonic TV 4K Pro dirancang untuk memberikan kualitas gambar semirip mungkin dengan sudut padang si pembuat film. Mereka menggabungkan prosesor Master HCX Panasonic yang mutakhir dengan teknologi pengelolaan kualitas profesional dan rentang warna yang lebar untuk menangkap setiap nuansa film asli.

2. Energy efficiency

 

16423030_1294490610589697_1443846581407929233_o (1)

Yang perlu digarisbawahi dari konsep smart home adalah gagasan dalam meningkatkan pengalaman menggunakan produk teknologi dengan mengurangi penghamburan energi. Belum sah sebuah rumah disebut smart home bila efisiensi energi belum menjadi pertimbangan.

Konsep ini telah diadaptasi oleh Panasonic melalui teknologi Inverter. Inilah fitur yang dikembangkan Panasonic yang memungkinkan kompresor menggunakan lebih sedikit energi untuk menjaga pengaturan suhu sekaligus mampu menyejukkan dan menghangatkan ruangan dengan lebih cepat setelah dihidupkan.

Teknologi yang ditanamkan di beberapa perangkat Panasonic seperti AC dan kulkas ini memungkinkan penggunaan listrik lebih hemat tanpa mengganggu performa dari perangkatnya.

3. Health

18766554_1419340194771404_1180282590551514389_o (1)

Pintar dan sehat itu mestinya selaras. Karena itulah kesehatan menjadi bagian dari pilar utama smart home. Sudah seharusnya kemajuan teknologi mendukung kesehatanmu.

Panasonic sadar akan hal tersebut dan berupaya mewujudkan dasar-dasar smart home yang kelihatannya dimulai dari AG Clean, teknologi yang menjamin anti-bakteri lebih kuat sehingga menjaga kebersihan makanan serta minuman dalam kulkas. Teknologi ini juga secara cerdas dapat menghilangkan aroma tajam yang berasal dari ikan dan sayur dengan sistem double deodorizing.

Jadi, membangun ‘rumah pintar’ itu bukan semata mengenai Internet of Things atau segala sesuatu yang terhubung. Tiga hal di atas lebih penting untuk diterapkan terlebih dahulu sebagai dasar dalam membangun smart house. Baru setelahnya, kamu bisa mempersiapkan penerapan smart house yang lebih komprehensif dan terotomasi maksimal.

Ketika kamu sudah siap mewujudkan rumah impian, jangan lupa untuk ikut serta Festival Rumah Impian bersama Panasonic. Then, let’s live life better!

Disclosure: Artikel ini adalah advertorial yang didukung oleh Panasonic.

Kamera Pengawas Logitech Circle 2 Siap Ditugaskan di Mana Saja Anda Menginginkannya

Dua tahun silam, Logitech memulai debutnya di ranah kamera pengawas dengan Circle. Tahun ini perusahaan asal Swiss tersebut sudah siap dengan suksesornya, Circle 2, yang mengusung desain baru yang jauh lebih fleksibel.

Di dalam maupun luar ruangan, Circle 2 siap melaksanakan tugasnya kapan saja. Ia bisa diletakkan di atas meja, dipasangkan di tembok di atas pintu garasi, ditempelkan di jendela atau dicolokkan langsung ke stop-kontak dengan bantuan aksesori yang dijual terpisah.

Logitech Circle 2

Tidak seperti pendahulunya, Circle 2 hadir dalam dua varian: Wired atau Wire-Free, menyesuaikan dengan kebutuhan konsumen. Anda butuh kamera pengawas di pintu depan yang bisa beroperasi secara konstan, bahkan ketika cuaca sedang tidak bersahabat? Pilih saja varian Wired, ditambah aksesori Weatherproof Extension.

Logitech Circle 2

Circle 2 merekam segala peristiwa dalam resolusi 1080p, dan dalam sudut pandang seluas 180 derajat. Hasil tangkapannya bisa dipantau secara real-time melalui aplikasi smartphone maupun browser, dan semuanya akan disimpan di cloud – total hingga 24 jam secara cuma-cuma, atau dalam durasi yang lebih lama dengan berlangganan.

Logitech Circle 2

Fitur unik seperti Motion Zones dan Person Detection memungkinkan Circle 2 untuk mengirim notifikasi ketika ia mendeteksi ada pergerakan atau seseorang yang datang, dan ia pun turut dibekali night vision. Integrasi dengan platform Apple HomeKit akan segera tersedia, dan perangkat dapat dikendalikan lewat speaker Amazon Echo atau Logitech Pop Smart Button.

Logitech Circle 2 akan tersedia di pasaran mulai bulan Juli ini. Varian Wired dibanderol $180, sedangkan varian Wire-Free seharga $200. Sederet aksesori pendukungnya dijajakan dengan kisaran harga $30 sampai $50.

Sumber: Business Wire.

Samsung Perluas Integrasi Asisten Virtual Bixby ke Lini Kulkas Pintarnya

Meski secara default ponsel Android 7.0 telah mengusung integrasi Google Assistant, Samsung bersikeras menyematkan asisten virtual-nya sendiri pada Galaxy S8. Samsung sejatinya punya visi besar untuk asisten virtual bernama Bixby tersebut, dimana mereka berniat untuk mengintegrasikannya ke semua produk, bukan cuma smartphone saja.

Dalam melaksanakan upaya tersebut, Samsung mengawalinya dari ranah home appliances, spesifiknya lini kulkas pintar Family Hub 2.0 yang diperkenalkan pada ajang CES bulan Januari lalu. Singkat cerita, Bixby kini tak cuma bisa diakses lewat Galaxy S8 saja, tapi juga melalui lemari es.

Kehadiran Bixby pada lini kulkas Family Hub 2.0 ini akan menjadi pelengkap yang sangat berarti. Ketimbang harus mengandalkan layar sentuh 21,5 incinya untuk mengakses beragam informasi, konsumen sekarang tinggal berinteraksi dengan Bixby menggunakan perintah suara.

Teknologi deep learning yang diadopsi Bixby juga memungkinkan lemari es untuk mengontrol suhu di dalam bilik penyimpanannya secara otomatis. Tak hanya itu, Bixby juga bisa menampilkan rekomendasi resep berdasarkan pola dan kebiasaan makan pengguna, plus koleksi musik untuk menemani kegiatan memasak ataupun makan malam.

Seperti yang saya katakan sebelumnya, integrasi Bixby pada kulkas Family Hub 2.0 ini baru awal dari visi besar Samsung. Pun demikian, yang paling penting adalah konsumen tidak perlu membeli kulkas baru, Bixby akan datang bersama software update yang sudah Samsung siapkan untuk lini kulkas Family Hub 2.0 besutannya.

Sumber: The Verge dan Pulse.

Lighthouse Adalah Kamera Pengawas dengan Teknologi Sekelas Mobil Tanpa Sopir

Kamera pengawas yang dapat membedakan hewan peliharaan dari anak kecil maupun pencuri terdengar seperti properti dalam sebuah film sci-fi. Namun perkembangan teknologi computer vision yang begitu pesat sangat berpengaruh terhadap realisasi produk yang kita anggap fiktif itu tadi.

Buktinya adalah Lighthouse, sebuah kamera pengawas canggih dengan integrasi teknologi 3D sensing, deep learning sekaligus artificial intelligence (AI). Pengembangnya merupakan binaan Playground, sebuah inkubator teknologi yang didirikan oleh Andy Rubin setelah beliau meninggalkan Google. Siapa itu Andy Rubin? Anda pasti belum pernah membaca sejarah Android.

Lighthouse mengerti apa yang sedang dilihatnya dan mampu mengidentifikasi objek yang berbeda / Lighthouse AI
Lighthouse mengerti apa yang sedang dilihatnya dan mampu mengidentifikasi objek yang berbeda / Lighthouse AI

Kembali ke Lighthouse itu sendiri, perangkat ini bukan sembarang kamera pengawas berbekal konektivitas Wi-Fi. Ia sanggup mendeteksi objek yang sedang diawasinya secara akurat. Contoh yang paling gampang, ia tahu kalau yang sedang tidur-tiduran di depan pintu masuk rumah adalah anjing kesayangan Anda dan bukan putra bungsu Anda.

Kepintaran Lighthouse akan semakin terasa ketika Anda mencoba untuk memonitor hasil rekamannya. Di sini Anda bisa melontarkan pertanyaan sederhana seperti, “Siapa yang tadi pagi berdiri di pintu bersama anjing?”, atau yang lebih kompleks seperti, “Jam berapa anak-anak saya pulang hari Selasa lalu?”

Orang maupun hewan peliharaan yang Anda tanyakan akan di-highlight dalam warna biru dan kuning / Lighthouse AI
Orang maupun hewan peliharaan yang Anda tanyakan akan di-highlight dalam warna biru dan kuning / Lighthouse AI

Selanjutnya, Lighthouse akan memberikan jawaban dalam bentuk video dimana orang maupun hewan yang Anda tanyakan itu tadi telah di-highlight dalam warna yang berbeda. Semua ini disimpan dalam jaringan cloud dan dienkripsi, sehingga apapun yang terjadi Anda tetap punya arsip yang lengkap.

Anda bahkan bisa menginstruksikan Lighthouse untuk mengaktifkan fitur-fitur tertentu pada berbagai skenario. Contohnya, Anda bisa meminta Lighthouse untuk mengirim notifikasi ketika anak-anak Anda belum pulang lewat jam 4 sore.

Lighthouse menggunakan teknologi 'penglihatan' mirip seperti yang ada pada mobil tanpa sopir / Lighthouse AI
Lighthouse menggunakan teknologi ‘penglihatan’ mirip seperti yang ada pada mobil tanpa sopir / Lighthouse AI

Teknologi yang digunakan Lighthouse sejatinya mirip seperti teknologi yang digunakan pada mobil kemudi otomatis, dimana mobil dapat mengenali sekaligus membedakan objek di depan mereka dan bertindak menyesuaikan skenarionya. Pada kenyataannya, dua pendiri Lighthouse sebelumnya bisa dikatakan sebagai pionir pengembangan teknologi kemudi otomatis.

Saat ini Lighthouse masih dalam tahap akhir pengembangan sebelum siap dipasarkan mulai bulan September mendatang. Pengembangnya sudah menerima pre-order seharga $399 dengan bonus biaya berlangganan selama dua tahun, $499 selama empat tahun, dan $599 selama enam tahun. Setelahnya, Anda harus membayar biaya berlangganan sebesar $10 per bulan.

Sumber: Fast Company.