Eksplorasi 5 Fitur Cerdas OPPO Reno6 Dalam Kehidupan Sehari-hari

OPPO Reno6 adalah smartphone kelas menengah kekinian yang serbabisa dan lengkap fiturnya. Perangkat ini menjalankan sistem operasi ColorOS terbaru versi 11.1 berbasis Android 11 dengan seabrek fitur yang membuatnya dapat diandalkan untuk mempermudah aktivitas dalam kehidupan sehari-hari.

Jadi, bukan hanya punya desain ramping nan stylish dengan kamera dan performa yang mumpuni, OPPO Reno6 juga menawarkan penggunanya dengan hal-hal baru. OPPO membekali Reno6 dengan sejumlah fitur cerdas yang mana bila dioptimalkan dapat meningkatkan pengalaman penggunaan secara signifikan.

 

1. Air Gestures

Air-Gestures-OPPO-Reno6

Mari mulai dari Air Gestures, fitur ini memungkinkan kita mengontrol Reno6 menggunakan pengenalan gerakan tanpa perlu menyentuhnya. Air Gestures dapat diaktifkan pada menu settings > convenience tools > gestures & motions.

Untuk saat ini, fungsi yang ditawarkan oleh Air Gestures memang masih terbatas. Seperti untuk menggulirkan dari jauh ke atas dan ke bawah pada aplikasi tertentu yaitu TikTok, YouTube, dan Facebook, serta menjawab panggilan telepon masuk.

Cara menggunakannya dekatkan telapak tangan pada jarak 20-40 cm ke Reno6. Tunggu sampai ikon tangan muncul di layar, setelah itu barulah lambaikan tangan ke atas atau ke bawah.

2. Adaptive Sleep & Anti-peeping

Kamera depan 44MP milik Reno6 dilengkapi dengan algoritma penginderaan cerdas berbasis AI yang dapat mendeteksi keberadaan pengguna. Dengan fitur Adaptive Sleep, layarnya tidak akan meredup atau terkunci saat pengguna masih menatap layar.

Selain itu, fitur anti-peeping juga dapat secara otomatis mendeteksi jika ada orang lain di sekitar Anda mencoba mengintip isi smartphone. Setelah diaktifkan, maka notifikasi pop-up yang masuk dapat secara otomatis menyembunyikan detail ketika ada orang lain yang kepo.

3. O Relax

Menghadapi masa pandemi yang panjang, kondisi fisik dan metal harus selalu dijaga. Sangatlah penting memiliki pemikiran yang sehat, karena kondisi mental yang baik menjadi daya tahan dari tubuh itu sendiri.

Pada Reno6, OPPO menghadirkan aplikasi bawaan unik bernama O Relax yang berisi serangkaian suara menenangkan yang dapat membantu pengguna mengurangi kecemasan, menambah fokus, atau pendamping kala tidur. Ada beberapa kategori yang tersedia, mulai dari ambient sound, music, coloured noise, tuned in colour, dan sebagainya.

Pada versi terbarunya menampilkan The Sounds of the Cities, White Noise Customization, dan mini game penghilang stres. Saat pertama kali mencobanya, saya dibuat terkejut karena setiap suara dilengkapi dengan visual yang terlihat menyenangkan.

4. Freeform Screenshots

Mengambil screenshot di Reno6 sangat mudah, bisa menggunakan cara klasik dengan menekan kombinasi tombol power dan volume bawah atau mengusap layar ke bawah pakai tiga jari. Tak sampai disitu, lewat fitur free screenshot, pengguna juga bisa memilih berbagai bentuk seperti kotak, persegi bahkan bentuk bebas.

Setelah memilih area tangkapan layar, akan muncul menu ‘terjamahan’ di bagian atas. Di mana akan mengaktifkan Google Lens yang dapat membantu menerjemahkan konten ke lebih dari 100 bahasa.

5. Private System

Bagi yang sangat peduli dengan privasi dan keamanan di smartphone, dengan Reno6 Anda dapat membuat clone system yang hanya dapat diakses oleh pemilik. Misalnya pada sistem kedua ini bisa didedikasikan untuk aplikasi-aplikasi yang sensitif seperti keuangan atau data yang bersifat pribadi.

Cara mengaktifkannya, buka settings > privacy > system cloner. Ikuti petunjuknya, buat password baru yang berbeda dari sistem utama dan mendaftarkan sidik jari yang berbeda pula. Misalnya Anda bisa menggunakan jempol tangan kanan untuk sistem utama dan jempol kiri untuk sistem kedua. Ketika smartphone terkunci, Anda bisa beralih antara kedua sistem hanya dengan menempelkan sidik jari saja.

OPPO sangat memahami pentingnya peran smartphone dalam kehidupan, Reno6 dengan ColorOS 11.1 berbasis Android 11 sangat kaya fitur yang mana bila dioptimalkan dapat membantu aktivitas sehari-hari. Kuncinya Anda harus mengeksplorasi dan mencoba hal-hal baru yang ditawarkan oleh Reno6.

Sekedar pengingat, Reno6 dibanderol Rp5.199.000 di Indonesia. Ia dijuluki sebagai AI Portrait Expert dan mengunggulkan fitur Bokeh Flare Portrait Video yang membuat pengguna Reno6 dapat menghasilkan video dengan efek bokeh sinematik. Dapur pacunya mengandalkan chipset Snapdragon 720G yang dipasangkan dengan RAM 8GB dan penyimpanan 128GB yang dilengkapi fitur extended RAM, serta baterai 4.300 mAh dengan fast charging 50 W.

Disclosure: Artikel ini adalah advertorial yang didukung oleh OPPO.

OPPO Umumkan Teknologi Under-Screen Camera (USC), Tawarkan Pengalaman Layar Penuh

Kamera depan merupakan salah satu fitur penting pada perangkat smartphone, baik untuk mengambil foto dan video selfie, video call dan video conference, hingga untuk sistem keamanan face unlock. Seiring waktu, bezel layar smartphone semakin tipis dan berbagai pabrikan smartphone berbondong-bondong menawarkan pengalaman layar penuh.

Mulai dari penggunaan desain notch dan pop-up camera yang sempat tren beberapa tahun yang lalu. Sementara, smartphone terkini kebanyakan memakai desain punch-hole dan kedepannya kamera depan akan ditempatkan di bawah layar.

Salah satunya dari OPPO, mereka telah meluncurkan teknologi Under-Screen Camera (USC) yang menawarkan pengalaman pengguna akan “layar penuh yang sebenarnya”. Teknologi ini menggabungkan inovasi perangkat keras dengan algoritma Artificial Intelligence OPPO.

Mengintegrasikan sistem baru pada kamera depan bawah layar menggantikan kamera depan tradisional untuk memberikan tampilan layar yang luas dan pengalaman imersif. Namun tetap menawarkan kinerja kamera depan yang dapat diandalkan.

OPPO telah memecahkan berbagai tantangan teknis yang ditemui sejak awal pengembangannya, seperti inkonsistensi layar pada area kamera depan, kualitas gambar, dan permasalahan dengan kualitas produk itu sendiri. Pada teknologi Under-Screen Camera, OPPO memperkenalkan beberapa inovasi baru pada desain dan algoritma AI.

Mulai dari inovasi pada piksel Geometri sebagai solusi baru untuk mengecilkan ukuran setiap piksel tanpa mengurangi jumlah piksel dengan memastikan tampilan kualitas tinggi pada kepadatan 400 ppi bahkan di sekitar area kamera. OPPO juga mengganti kabel layar tradisional dengan kabel transparan yang dibuat melalui proses manufaktur presisi tinggi, lebar kabel dapat dikurangi hingga 50%, dan kualitas tampilannya jauh lebih halus.

Berbeda dengan standar industri saat ini yang menggunakan sirkuit 1 piksel untuk menggerakkan 2 piksel (1-ke-2) di area layar di atas kamera. OPPO memperkenalkan fitur baru dengan menggunakan teknologi layar eksklusif, di mana pada setiap rangkaian piksel hanya menggerakkan 1 piksel (1-ke-1).

Ketika dikombinasikan dengan teknologi kompensasi algoritmik yang tepat, memungkinkan kromatisitas dan kecerahan keseluruhan layar dengan tepat, dan hanya memiliki penyimpangan sebesar 2%. Untuk penggunaan seperti membaca buku digital atau melihat peta navigasi, teknologi ini memungkinkan tampilan huruf dalam ukuran kecil lebih akurat dan detail tekstur warna yang lebih baik.

Dengan pengenalan sirkuit piksel 1-ke-1 dan algoritma pengoptimalan khusus, solusi USC OPPO merupakan generasi baru yang mampu memberikan kompensasi tampilan terbaik di area sekitar kamera di bawah layar. Serta, dapat meningkatkan masa pakai layar hingga 50%.

Berkaitan dengan kamera, para pengembang OPPO dari U.S. Research Institutes, telah mengembangkan serangkaian algoritma AI, termasuk pengurangan difraksi, HDR, dan Auto White Balance untuk mengurangi beberapa efek yang biasa ditemukan pada kamera di bawah layar, terutama gambar buram dan berpendar. OPPO membuat pengurangan difraksi berbasis AI dengan menggunakan puluhan ribu gambar untuk mengontrol masalah yang disebabkan oleh difraksi pada sumber cahaya.

Disclosure: Artikel ini adalah advertorial yang didukung oleh OPPO.

Google Pixel 6 dan Pixel 6 Pro Adalah Smartphone Pertama dengan Chipset Rancangan Google Sendiri

Kira-kira bulan Oktober nanti, Google bakal meluncurkan Pixel 6 dan Pixel 6 Pro. Seri smartphone terbarunya ini sangat berbeda dari sebelum-sebelumnya, dan Google pada dasarnya ingin membangun hype terlebih dulu dengan mengumumkannya beberapa bulan lebih awal.

Ada beberapa alasan yang membuat Pixel 6 dan Pixel 6 Pro begitu berbeda dibanding pendahulu-pendahulunya, mulai dari desain yang amat premium, sampai chipset rancangan Google sendiri. Spesifikasi lengkapnya masih akan Google simpan sampai peluncuran resminya, tapi setidaknya kita sekarang sudah bisa punya gambaran sekompetitif apa Pixel 6 dan Pixel 6 Pro di ranah ponsel flagship bakalannya.

Desain premium

Google Pixel 6 / Google

Melihat gambar di atas, saya langsung teringat dengan Nexus 6P, smartphone terakhir Google sebelum mereka akhirnya beralih menggunakan branding Pixel. Ponsel yang diproduksi oleh Huawei tersebut punya tampilan belakang yang begitu khas, dengan tonjolan kamera yang memanjang dari ujung kiri ke kanan.

Google Pixel 6 Pro / Google

Spesifikasi kameranya sendiri masih dirahasiakan, namun yang pasti kamera utamanya dipastikan mampu menyerap 150 persen lebih banyak cahaya. Pada Pixel 6, kamera utama tersebut hanya ditemani oleh sebuah kamera ultra-wide, sedangkan pada Pixel 6 Pro, ada satu kamera tambahan lagi, yakni kamera telephoto dengan 4x optical zoom.

Beralih ke depan, pengguna Pixel 6 akan disambut oleh layar 6,4 inci dengan resolusi FHD+ dan refresh rate 90 Hz. Untuk Pixel 6 Pro, Google menyematkan layar 6,7 inci dengan resolusi QHD+ dan refresh rate 120 Hz. Layar milik Pixel 6 Pro juga agak melengkung di sisi kiri dan kanannya, sedangkan layar milik Pixel 6 benar-benar rata. Kedua ponsel sama-sama mengemas sensor sidik jari di balik layarnya.

Baik Pixel 6 maupun Pixel 6 Pro sama-sama menggunakan rangka bodi berbahan aluminium, namun jenis finish-nya berbeda; matte di Pixel 6, glossy di Pixel 6 Pro. Berdasarkan pengalaman hands-on yang dilaporkan The Verge dengan prototipenya, build quality-nya jauh lebih baik daripada seri-seri Pixel sebelumnya. Jadi jangan heran kalau harganya juga lebih premium ketimbang pendahulunya.

Tensor SoC

Pixel 6 dan Pixel 6 Pro bakal jadi smartphone pertama yang menggunakan chipset hasil racikan Google sendiri. Google menamainya Tensor SoC, dan fokus utamanya adalah untuk mendongkrak kinerja artificial intelligence (AI) sekaligus machine learning (ML) pada kedua smartphone.

Menurut Google, fokus pada AI dan ML ini penting karena keduanya memegang semakin banyak peran dalam fitur-fitur smartphone. Peran yang paling besar tentu adalah dalam hal computational photography. Selain mampu mewujudkan kualitas foto yang lebih baik dalam kondisi yang lebih menyulitkan, Tensor juga sanggup meningkatkan kualitas video yang dihasilkan secara drastis kalau berdasarkan demonstrasi yang disaksikan oleh The Verge.

Fitur-fitur yang sangat bergantung terhadap AI dan ML, seperti misalnya fitur speech recognition, juga bakal semakin responsif dan akurat berkat Tensor, dan itu direalisasikan tanpa mengandalkan bantuan koneksi internet sama sekali. Sederhananya, fitur-fitur yang tadinya hanya bisa diwujudkan dengan bantuan infrastruktur cloud kini dapat ditangani oleh perangkat secara offline berkat kehadiran Tensor SoC.

Yang belum banyak Google bicarakan adalah terkait performa CPU dan GPU yang ditawarkan oleh Tensor. Google juga tidak merincikan bagian mana saja dari chipset Tensor yang bukan merupakan rancangan mereka sendiri, semisal CPU dan GPU-nya. Tujuan utama yang hendak Google capai dengan Tensor adalah diferensiasi di bidang AI dan ML.

Sumber: Google.

Huawei P50 Pro Menempati Peringkat Pertama di DxOMark, Kamera Tele Memperoleh Nilai Tinggi

Smartphone flagship Huawei P50 dan P50 Pro secara resmi diperkenalkan pada tanggal 29 Juli lalu. Seperti pendahulunya, Huawei P50 Pro pun langsung bertengger di posisi teratas pada peringkat DxOMark dengan skor 144 poin dan menyalip Xiaomi Mi 11 Ultra dengan 143 poin.

Kamera Huawei P50 Pro ini masih mengusung label Leica dan menggunakan multispectral color temperature sensor untuk mengoptimalkan white balance dan color rendering. Skor 144 poin tersebut didapat setelah menguji empat unit kamera belakang Huawei P50 Pro, dengan kamera utama 50MP (output 12,5MP) menggunakan lensa 23mm f/1.8 dilengkapi OIS.

Tentu saja, tiga kamera sekunder yang menyertainya pun tak abal-abal. Ada 13MP dengan lensa ultrawide 13mm f/2.2, 64MP (output 16MP) dengan lensa telephoto 90mm f/3.5 dilengkapi OIS, dan sensor monochrome 40MP dengan lensa 26mm f/1.6.

Menurut DxOMark, kamera Huawei P50 Pro memiliki kualitas foto yang luar biasa di semua kondisi dengan nilai 149 poin. Untuk pengujian zoom, capaian 107 poin juga membuatnya menjadi tolak ukur dan menjadi smartphone dengan kemampuan zoom terbaik terutama tele yang meraih nilai 140 poin dengan kemampuan 4x optical zoom dan 200x digital zoom, sedangkan wide-nya hanya 57 poin.

Dalam hal perekaman video, sayangnya dengan nilai 116 poin Huawei P50 Pro tidak berhasil melampaui Xiaomi Mi 11 Ultra tetapi hanya selisih satu poin saja. Menurut DxOMark, sistem autofocus Huawei P50 Pro saat merekam video bekerja dengan sangat baik. Lebih detail mengenai kemampuan kamera Huawei P50 Pro dapat mengunjungi situs DxOMark.

Sumber: GSMArena

 

IDC: Pasar Smartphone Global Naik 13,2% di Q2, Samsung Memimpin & Xiaomi Tumbuh Signifikan

Pada kuartal kedua 2021, pasar smartphone global tumbuh 13,2% dari tahun ke tahun. Menurut laporan lembaga riset IDC, pada periode bulan April sampai Juni tersebut, vendor smartphone mengirimkan sekitar 313,2 juta unit.

Samsung memimpin dengan volume pengiriman 59 juta unit dan menguasai pangsa pasar 18,8%. Xiaomi menempel cukup ketat di posisi kedua dengan pengiriman 53,1 juta unit dan pangsa pasar 16,9%. Namun yang mengesankan adalah pertumbuhan tahunan Xiaomi yang melejit 86,6%.

Company 2Q21 Shipment Volumes 2Q21 Market Share 2Q20 Shipment Volumes 2Q20 Market Share Year-Over-Year Change
1. Samsung 59.0 18.8% 54.0 19.5% 9.3%
2. Xiaomi 53.1 16.9% 28.5 10.3% 86.6%
3. Apple 44.2 14.1% 37.6 13.6% 17.8%
4. OPPO 32.8 10.5% 24.0 8.7% 37.0%
5. vivo 31.6 10.1% 23.7 8.6% 33.7%
Others 92.4 29.5% 109.0 39.4% -15.2%
Total 313.2 100.0% 276.6 100.0% 13.2%
Source: IDC Quarterly Mobile Phone Tracker, July 28, 2021

Apple berada di posisi ketiga, dengan volume pengiriman 44,2% dan menguasai pangsa pasar 14,1%. OPPO keempat dengan 32,8 juta unit dan 10,5%, serta vivo 31,6 juta unit dan 10,1%. Sisa pasar gabungan vendor smartphone di bawah top lima menyumbang 92,4 juta unit dan memperebutkan pangsa pasar 29,5%.

Hal yang tidak biasa pada kuartal tersebut ialah pasar China tidak mengalami pertumbuhan. Beberapa faktor yang mempengaruhi antara lain tidak adanya peluncuran smartphone flagship baru dan permintaan yang berkelanjutan untuk smartphone Huawei.

IDC menjelaskan bahwa pasar smartphone bisa dibilang cukup beruntung, karena tidak mengalami kendala pasokan yang parah seperti yang terjadi di industri PC, display, dan otomotif. Meski pandemi masih jauh dari kata usai, namun konsumen di seluruh dunia terus menunjukkan kebutuhan akan mobile device.

Selain itu, meski perangkat 5G sedang meningkatkan, terutama karena munculnya smartphone 5G dengan harga yang terjangkau, namun masih belum menjadi urgensi bagi konsumen membeli smartphone 5G. Ke depan IDC memprediksi peningkatan yang lebih besar dalam pengiriman untuk smartphone dari vendor China yang pada akhirnya dapat memotong dominasi Samsung dan Apple.

Sumber: GSMArena

[Review] ASUS ROG Phone 5: Smartphone Gaming Snapdragon 888 dan Layar 144 Hz untuk Gamer Enthusiast

ASUS sepertinya tidak pernah absen setiap tahunnya dalam meluncurkan perangkat gaming smartphone-nya. Dengan lini RoG atau yang sering dikenal dengan Republic of Gaming, ASUS selalu menghadirkan perangkat smartphone dengan SoC terkencang yang ada pada masanya. Setelah meluncurkan RoG Phone II dan RoG Phone 3 di Indonesia, sekarang saatnya ASUS RoG Phone 5.

Pada perangkat terbarunya, tentu saja ASUS menanamkan SoC terkencang untuk Android saat ini dengan Snapdragon 888. ASUS juga tetap menggunakan layar 144 Hz serta baterai 6000 mAh pada RoG Phone 5 yang sudah terlebih dahulu hadir pada RoG Phone 3. Hal ini tentu saja membuat RoG Phone 5 bisa menjalankan sebuah game hingga 144 fps. ASUS juga sudah menggunakan panel AMOLED terbaru dari Samsung yang membuatnya memiliki warna yang lebih baik dari perangkat sebelumnya.

ASUS juga menanamkan desain baru pada RoG Phone 5. Kali ini, logo ROG pada bagian belakangnya sudah disesuaikan dengan standar laptop gaming mereka. Logo tersebut saat ini sudah mendukung warna RGB dengan desain titik-titik yang bisa diatur sendiri warna dan pola menyalanya. Hal ini tentu saja bisa membuat orang lain “iri” dengan desain yang ditawarkan oleh ASUS.

Spesifikasi dari ASUS RoG 5 yang saya dapatkan bisa dilihat pada tabel berikut ini

ASUS ROG Phone 5 ASUS ROG Phone 3
SoC Snapdragon 888 Snapdragon 865+
CPU 1 x 2.84 GHz Kryo 680 + 3 x 2.42 GHz Kryo 680 & 4 x 1.80 GHz Kryo 680 1 x 3.1 GHz Kryo 585 + 3 x 2.42 GHz Kryo 585 + 4 x 1.8 GHz Kryo 585
GPU Adreno 680 Adreno 650
RAM

8 GB LPDDR5

Internal

128 GB UFS 3.1

Layar 6,78 AMOLED inci 2448×1080 Gorilla Glass Victus 6,59 inci 2340×1080 Gorilla Glass 6
Refresh Rate

144 Hz

Dimensi 172.8 x 77.3 x 10.3 mm 171 x 78 x 9.9 mm
Bobot 238 gram 240 gram
Baterai 6000 mAh dengan 65 watt charger 6000 mAh dengan 30 watt charger
Kamera

64 MP / 16 MP utama, 13 MP wide, 5 MP Macro, 24 MP selfie

Spesifikasi yang didapatkan dari CPU-Z, AIDA-64, serta SensorBox

Bisa dilihat pada tabel di atas bahwa spesifikasi ASUS ROG Phone 5 yang saya dapatkan mirip dengan ROG Phone 3. Konfigurasi kamera juga masih mirip dengan generasi sebelumnya. Selain itu, RAM serta kapasitas penyimpanan internal yang beredar di Indonesia juga masih sama dan menggunakan UFS 3.1. Kapasitas baterai masih sama, namun dengan daya pengisian yang berbeda.

Unboxing

ASUS RoG Phone 5 tadinya datang hanya dengan kotak paket penjualannya. Namun ternyata, pihak ASUS mengatakan bahwa perangkat ini akan datang dengan RoG Cetra II Core, sebuah earphone gaming yang khusus dibuat untuk lini RoG. Berikut adalah penampakannya.

Yang unik adalah komik dibalik paket penjualan dari ASUS RoG Phone 5. Dengan menggunakan aplikasi Armory Crate, Anda bisa melihat sebuah cerita AR yang nantinya menjadi sebuah misi bagi para pengguna ASUS RoG Phone 5.

Desain

Desain bagian depan dari ASUS RoG Phone 5 masih sama dengan dua perangkat sebelumnya, yaitu dengan menebalkan bezel pada bagian atas dan bawahnya. Hal tersebut ditempuh oleh ASUS yang tidak menggunakan layar berponi karena untuk kenyamanan saat bermain game. Kedua ibu jari pun akan lebih presisi saat menekan tombol yang ada pada layar. Selain itu, ASUS juga lebih leluasa menempatkan beberapa sensor dan kamera pada bezel tersebut.

Desain bagian belakang dari ASUS RoG Phone 5 juga sudah dibuat menjadi RGB dengan desain bintik-bintik seperti pada laptop ASUS Zephyrus G14. Tentunya hal ini membuat tampilah ASUS RoG Phone 5 jauh lebih keren dibandingkan dengan dua perangkat sebelumnya. Logo RGB tersebut juga bisa diganti warnanya serta cycle-nya. Semua itu bisa langsung dikontrol dengan membuka aplikasi Armory Crate.

Layar yang digunakan pada ASUS RoG Phone 5 menggunakan teknologi AMOLED buatan Samsung, yaitu E4 Panel. Dengan E4, membuat layar terbaru dari Samsung ini memiliki akurasi warna yang lebih tepat serta tingkat kontras dan kecerahan yang lebih baik. Resolusi yang digunakan pada perangkat ini adalah 2448 x 1080 dengan 144 Hz. Layar ini juga sudah menggunakan Corning Gorilla Glass Victus yang diklaim paling kuat saat ini.

Dengan menggunakan layar AMOLED, membuat sebuah perangkat bisa dipasangkan sensor sidik jari di bawah layar. ASUS memang dikenal memiliki sensor sidik jari bawah layar yang sangat responsif. Hal ini pula yang saya rasakan saat membuka kunci layar dari ASUS RoG Phone 5. Bahkan, hasilnya lebih responsif dibandingkan dengan ASUS RoG Phone II yang saya pegang saat ini.

Untuk bagian kirinya, bisa ditemukan slot SIM nano yang ditandai dengan warna merah dan juga side mounted port yang berisikan sebuah port USB-C dan proprietary yang cukup berbeda dengan generasi sebelumnya. Pada bagian kanannya terdapat tiga buah tombol, yaitu volume naik dan turun, serta tombol daya yang memiliki warna samping merah dan juga AirTrigger untuk bermain game pada bagian atas dan bawahnya. Pada bagian bawahnya terdapat sebuah port USB-C utama untuk mengisi baterai serta ASUS mengembalikan port audio 3.5mm pada smartphone yang satu ini.

Pada bagian belakangnya akan ditemukan tiga buah kamera yang juga ditemani oleh sebuah LED flash. Pada bagian kamera hingga pas sebelum logo ROG, merupakan area yang cukup luas untuk membaca NFC. Jika dipasangkan dengan  Aero Case, ternyata tidak mengurangi sensitivitas dari NFC-nya. Sayangnya, belum ada sertifikasi IP untuk tahan air dan debu pada smartphone gaming yang satu ini.

ASUS ROG Phone 5 menggunakan antar muka buatan ASUS sendiri dengan ASUS Launcher versi 8. ASUS masih menghadirkan app drawer pada antarmukanya ini sehingga mirip dengan launcher bawaan Google. Sistem operasi yang digunakan adalah Android 11 saat perangkat ini datang ke meja pengujian Dailysocial. Entah apakah ASUS RoG Phone 5 akan mendapatkan 2 kali update atau tidak karena pengguna ROG Phone II saat ini masih sabar menunggu update ke Android 11.

Konektivitas

ASUS RoG Phone 5 menggunakan SoC Snapdragon 888 yang berarti sudah memiliki modem untuk terkoneksi ke 5G. Walaupun secara spesifikasi sudah mendukung, namun informasi terakhir yang saya dapatkan mengatakan bahwa ASUS RoG Phone 5 belum mendukung 5G dari Telkomsel. Sayangnya juga karena PPKM, saya tidak bisa menguji apakah perangkat ini bisa mendeteksi jaringan baru tersebut.

Untuk jaringan 4G LTE, ASUS RoG Phone 5 sudah mendukung semua band yang meliputi 1, 2, 3, 4, 5, 7, 8, 18, 19, 20, 26, 28, 34, 38, 39, 40, 41, 42, dan 48. Band 5G nya sendiri juga sudah mendukung 1, 3, 7, 8, 20, 28, 38, 41, 77, 78, dan 79 SA/NSA. Dapat dilihat memang bahwa perangkat ini tidak akan mendukung band N40 yang digunakan oleh Telkomsel. Akan tetapi, Indosat yang kini sedang melakukan uji coba 5G sudah didukung oleh ASUS ROG Phone 5.

ASUS RoG Phone 5 juga sudah memiliki NFC dan juga sudah memiliki bluetooth versi 5.1. Untuk pemindaian lokasi, ASUS RoG Phone 5 juga sudah mendukung GPS, BEIDOU, GALILEO, QZSS, dan GLONASS. ASUS RoG Phone 5 tentunya juga sudah memiliki konektivitas ke WiFi 5 GHz dengan nama WiFi 6 yang memiliki kecepatan transfer data lebih kencang dari WiFi 5.

Kamera: Kembali dengan IMX 686

ASUS mungkin merupakan salah satu loyalis pada sensor buatan Sony. Saat ini, ASUS RoG Phone 5 kembali dipasangkan sensor yang sama dengan ASUS RoG Phone 3, yaitu Sony IMX 686 yang memang hasil tangkapannya sudah tidak diragukan lagi. Bedanya, kali ini sensor tersebut dipadukan dengan Spectra 580 terbaru dari Qualcomm.

Seperti yang kita ketahui bahwa sensor IMX 686 menggunakan teknologi Quad Bayer. Teknologi ini sendiri akan menggabungkan 4 piksel sehingga akan mendapatkan gambar yang lebih baik. Walau bisa mengambil gambar pada resolusi 64 MP, hasilnya mungkin tidak akan sebaik saat teknologi Quad Bayer tersebut diaktifkan dan menjadi resolusi 16 MP. ASUS juga tidak memasangkan OIS pada perangkat yang satu ini dan hanya menggunakan EIS.

Kamera yang satu ini menghasilkan gambar yang cukup mumpuni. Walaupun begitu, bakal cukup terlihat algoritma pengurangan noise pada bagian gelap. Tingkat ketajaman dari kamera utamanya ini memang cukup baik. Saya cukup menyarankan untuk menyalakan HDR Auto agar memperbaiki hasil tangkapannya.

Kamera kedua merupakan ultrawide yang menggunakan sensor OmniVision OV13B. Kamera yang satu ini juga bisa menangkap gambar yang cukup baik dan bisa diandalkan hasilnya. Namun sekali lagi, saya juga menyarankan untuk menayalakan HDR Auto pada kamera yang satu ini karena dapat membenahi dynamic range pada kamera ultrawide ASUS RoG Phone 5.

Kamera makro yang terpasang pada perangkat ini memiliki resolusi 5 MP, yang tentunya bakal lebih baik dibandingkan dengan perangkat dengan 2 MP yang ada di pasaran. Namun, hasilnya juga masih kurang memuaskan dan tidak memiliki fitur auto fokus.

Kamera swafoto pada perangkat ini memiliki resolusi 24 MP dengan sensor OmniVision OV24B1Q. Akan tetapi, secara default perangkat ini akan memasangkannya pada 6 MP, karena sensornya juga menggunakan teknologi quad bayer. Hasilnya ternyata juga cukup tajam dengan warna yang cukup baik pula. Hasilnya juga terlihat lebih baik jika dibandingkan dengan para pendahulunya.

Pengujian Kinerja

ASUS RoG Phone 5 menggunakan cip terkencang dari Qualcomm saat ini, yaitu Snapdragon 888. SoC ini sendiri memiliki 3 buah cluster yaitu Prime, Performance, dan Efficiency. Cluster terkencang menggunakan Kryo 680 dengan basis Cortex X1 berkecepatan 2,84 GHz, diikuti dengan cluster kinerja yang menggunakan Kryo 680 Gold dengan basis Cortex A78 berkecepatan 2,42 GHz, dan terakhir adalah cluster efisiensi yang menggunakan Kryo 680 silver dengan basis Cortex A55 dengan clock 1,8 GHz. GPU yang digunakan pada SoC ini adalah Adreno 680.

Untuk membuktikan SoC yang satu ini tentu saja harus melalui beberapa pengujian. Hal yang paling utama dan memakan banyak sumber daya adalah dengan menggunakan game. Tentunya, perangkat ini juga bisa digunakan untuk bekerja. Saya juga menguji RoG Cetra II Core untuk bermain serta mendengarkan musik.

Bermain Game

Terus terang, dengan menggunakan nama gaming membuat saya harus mencari beberapa game yang bisa berjalan pada 144 fps. Untungnya, ASUS sudah menyediakan daftarnya langsung pada aplikasi Armoury Crate. Hal ini tentu saja membuat saya cukup mudah dalam mencari beberapa game yang bisa berjalan dan kompatibel dengan ASUS ROG Phone 5.

Game pertama yang saya jalankan pada perangkat yang satu ini adalah Genshin Impact. Tentunya, saya menggunakan setting paling tinggi dengan 60 fps untuk mengetahui apakah ada kendala atau tidak. Ternyata, perangkat ini mampu menjalankannya dengan sangat baik: tidak ada fps drop atau lag. Secara grafis, Anda akan mendapatkan pengalaman yang terbaik.

Sayangnya, saat menguji perangkat yang satu ini ASUS tidak menyertakan kipas Aero Cool 5. Hal tersebut dikarenakan GameCool 5 yang merupakan sistem pendingin dari ASUS RoG Phone 5 kurang bisa menghambar panas yang dihasilkan saat bermain Genshin. Saya mendapatkan suhu sampai dengan 52º celcius saat bermain game tersebut.

Saya juga menguji PUBG Mobile dua kali. Yang pertama menggunakan mode UHD dengan 40 fps dan yang kedua adalah mode Smooth 90 fps. Hasilnya, kedua mode bisa dijalankan tanpa adanya penurunan framerate. Mungkin karena cukup enteng, smartphone gaming ini tidak menghasilkan panas yang berarti dan membuatnya nyaman untuk bermain game tersebut.

Game lain yang saya gunakan adalah Real Racing 3 serta Bullet Echo yang sudah mendukung 144 fps. Kedua game juga terasa sangat ringan jika dijalankan dengan ASUS RoG Phone 5. Layarnya yang licin juga membuat saya cukup andal saat bermain. Memang cukup berbeda dengan ROG Phone II yang saya gunakan sebelumnya.

Untuk mengukur framerate, saya menggunakan dua aplikasi. Yang pertama adalah Game Genie dan yang kedua adalah menggunakan aplikasi GameBench yang mampu merekam framerate dari sebuah game. Akan tetapi sepertinya aplikasi ini masih memiliki kekurangan di mana belum mampu mendeteksi framerate hingga 144 fps.

Untuk Bekerja

Kalau sudah sangat mumpuni saat digunakan untuk bermain game, tentu saja tidak akan bermasalah saat dipakai untuk bekerja. Saya harus menggunakan aplikasi Trello, Slack, GMail, Whatsapp, Facebook, serta Chrome yang selalu digunakan sehari-hari. Dan memang saya tidak menemukan masalah sama sekali.

Hal yang menyenangkan adalah pada saat melakukan rendering video. Walaupun membuat perangkat ini panas, namun hasilnya bisa dibilang paling cepat di antara semua perangkat yang pernah saya uji. Jadi, sepertinya mereka yang suka melakukan editing video bisa menggunakan perangkat ini agar bisa membantu pekerjaannya.

ROG Cetra II Core

ASUS mengatakan mereka menyertakan ROG Cetra II Core pada penjualan ASUS RoG Phone 5. Nama Core itu sendiri menandakan bahwa IEM yang satu ini menggunakan konektor 3,5 mm dan bukan USB-C. Dimensi driver dari IEM yang satu ini adalah 9,4 mm yang sudah lebih dari mumpuni untuk menghantarkan suara dengan baik.

Saya mencoba In-ear monitor ini dengan bermain game serta mendengarkan musik. Sepertinya memang ROG Cetra II Core memiliki profile bass yang cukup menggelegar, yang memang akan membuat suara ledakan serta tembakan menjadi lebih menggelegar. Menggunakan ROG Cetra II Core saat bermain game seperti PUBG Mobile membuat saya cukup mudah mengetahui langkah musuh yang ada di sekitar. Suaranya sangat detail sehingga saya juga sering menggunakannya untuk bermain game PC seperti CS:GO serta Valorant.

Untuk mendengarkan musik, IEM ini juga pasti sangat disukai oleh mereka yang lebih suka profile bass. Suara high dan mid juga terdengar cukup lembut sehingga tidak terlalu memekakkan telinga. Akan tetapi, suaranya sedikit terdengar seperti tercampur pada beberapa lagu. Suara petikan gitar pada beberapa lagu juga terdengar sedikit “mendem”.

Untuk volumenya, IEM ini bisa mengeluarkan suara dengan sangat keras. Saya pun harus menurunkan volume agar pas terdengar di telinga. Untuk bas dan trebble-nya sendiri, Anda bisa naikkan pada menu AudioWizard agar terdengar lebih baik lagi.

Benchmark

Rasanya tidak lengkap jika saya tidak menghadirkan kembali perangkat ROG sebelum yang satu ini. Oleh karena itu, ASUS RoG Phone 5 akan disandingkan dengan ASUS RoG Phone II dan 3. Saya juga menghadirkan SoC Snapdragon 845 yang digunakan pada RoG Phone pertama. Tentunya, Anda akan mendapatkan gambaran mengenai kinerja dari setiap perangkat RoG Phone.

Berikut adalah hasilnya

Uji Baterai 6000 mAh

Untuk menguji baterai 6000 mAh yang digunakan ASUS RoG Phone 5 saya menggunakan refresh rate 120 Hz yang terkunci oleh Armory Crate. Rencananya, saya ingin menggunakan refresh rate  60 Hz. Akan tetapi, saya baru mengetahuinya setelah pengujian berakhir. Toh, refresh rate tersebut juga sudah terpasang secara default saat perangkat ini diaktifkan untuk pertama kali.

Dengan menggunakan video MP4 dengan resolusi 1080p yang diputar secara terus menerus, ASUS RoG Phone 5 bisa bertahan hingga 17 jam 51 menit. Saat sudah mencapai 0%, saya langsung mengisi baterainya dengan menggunakan charger bawaan dan berada pada mode HyperCharge 65 watt. Smartphone gaming ini dapat diisi hingga penuh dalam waktu lebih dari 1 jam.

Verdict

Pasar gaming memang selalu menjadi sesuatu yang menarik bagi banyak kalangan, terutama yang gemar bermain game. Dengan memiliki perangkat yang sudah ditujukan untuk bermain game, tentu saja memiliki kemampuan yang tinggi sehingga tidak lagi terasa lamban saat menggunakannya. Salah satunya adalah dengan memiliki smartphone gaming ASUS ROG Phone 5.

Kinerja dari smartphone ASUS ROG Phone 5 sudah menjadi salah satu yang tercepat saat ini. Dengan Snapdragon 888, tidak ada satu pun aplikasi dan game yang terasa pelan pada perangkat yang satu ini. Hal ini membuatnya cocok untuk mereka yang juga suka menggunakan smartphone sebagai alat untuk melakukan editing seperti video dan gambar, selain untuk bermain.

Kamera yang ada pada perangkat ini sudah menggunakan sensor dari Sony IMX 686 yang menghasilkan gambar yang bagus. Oleh karena itu, smartphone ini sudah cukup untuk mengambil momen selama seharian. Baterai 6000 mAh yang bisa diisi hanya dalam waktu 1 jam ini pun juga bisa membuat ASUS ROG Phone 5 bertahan lebih dari sehari.

ASUS menjual ROG Phone 5 dengan kapasitas 8/128 GB dengan harga Rp. 9.999.000. Tentunya dengan harga tersebut, pengguna sudah terjamin bahwa akan bisa bermain semua game yang dibuat untuk platform Android tanpa masalah. Selain untuk para gamer enthusiastsmartphone ini juga bisa digunakan untuk para editor video dan gambar, serta para pembuat konten. Hal tersebut membuatnya menjadi sebuah smartphone gaming yang bisa digunakan untuk semua kegiatan dan pekerjaan tanpa hambatan.

Sparks

  • Kinerja terkencang saat ini dengan Snapdragon 888
  • AirTrigger 5 sangat sensitif dan mampu membantu pengguna dalam bermain
  • Speaker dengan suara keras dan jelas
  • Daya tahan baterai yang baik, bahkan pada refresh rate 120Hz
  • Hasil kamera yang bagus
  • Pilihan aksesoris yang lengkap dan tersedia di Indonesia

Slacks

  • Sebagai smartphone gaming, 128 GB tanpa microSD terasa kurang besar kapasitasnya
  • Tidak kompatibel dengan aksesoris ROG Phone II dan 3
  • Tidak memiliki IP rating
  • Panas saat bermain game yang berat

Huawei P50 dan P50 Pro Disingkap, Tawarkan Dua Pilihan Chipset tapi Tanpa Dukungan 5G

Setelah cukup lama dinantikan, Huawei akhirnya menyingkap lineup smartphone flagship terbarunya. Tidak seperti sebelumnya, Huawei kali ini hanya menghadirkan dua model saja, yakni P50 dan P50 Pro (tidak ada lagi model Pro+).

Absennya model Pro+ pada dasarnya membuat P50 dan P50 Pro jadi punya banyak kemiripan, utamanya dalam hal ukuran. Pada generasi sebelumnya, P40 dan P40 Pro punya perbedaan ukuran layar yang cukup signifikan.

Namun supaya tidak membingungkan, ada baiknya kita membahas fitur dan spesifikasi keduanya secara terpisah.

Spesifikasi Huawei P50

Dibandingkan P40, ukuran layar P50 jauh lebih besar di angka 6,5 inci. Panel yang digunakan berjenis OLED, dengan resolusi 2700 x 1224 pixel, refresh rate 90 Hz, dan touch sampling rate 300 Hz. Seperti yang bisa dilihat, lubang kameranya kini cuma satu di tengah.

P50 datang membawa chipset Qualcomm Snapdragon 888, RAM 8 GB, serta opsi storage 128 GB atau 256 GB. Baterainya tercatat punya kapasitas 4.100 mAh, serta mendukung fast charging 66 W via kabel. Tebal perangkat berkisar 7,92 mm, sedangkan bobotnya 181 gram. Secara keseluruhan, fisiknya tahan air dengan sertifikasi IP68.

Sesuai ekspektasi kita terhadap Huawei P Series, kamera selalu menjadi aspek unggulan. Huawei P50 mengandalkan tiga kamera belakang: kamera utama 50 megapixel f/1.8 dengan OIS, kamera ultra-wide 13 megapixel f/2.2, dan kamera periskop 12 megapixel f/3.4 dengan 5x optical zoom. Di depan, ada kamera selfie 13 megapixel f/2.4.

Spesifikasi Huawei P50 Pro

Layar OLED milik P50 Pro sedikit lebih luas di angka 6,6 inci, akan tetapi resolusinya pada dasarnya sama: 2700 x 1228 pixel. Yang berbeda adalah refresh rate-nya yang sudah 120 Hz, serta desain sisi kiri dan kanannya yang melengkung mengikuti kontur bodi.

Pada bagian dapur pacu, P50 Pro rupanya hadir dalam dua varian yang berbeda; satu dengan chipset Snapdragon 888, satu dengan Kirin 9000. Pilihan RAM 8 GB atau 12 GB juga tersedia, sementara penyimpanan internalnya bervariasi antara 128 GB, 256 GB, dan 512 GB.

P50 Pro mengemas baterai berkapasitas 4.360 mAh yang tak hanya mendukung fast charging 66 W via kabel, melainkan juga 50 W secara wireless. Sasisnya sedikit lebih tebal di angka 8,5 mm, dengan bobot 195 gram. Seperti adiknya, P50 Pro juga dibekali sertifikat ketahanan air IP68.

Namun perbedaan terbesarnya ada di sektor kamera. Bagian yang sama hanyalah kamera depan (13 megapixel), kamera utama (50 megapixel), dan kamera ultra-wide (13 megapixel). Selebihnya, P50 Pro dilengkapi kamera monokrom 40 megapixel f/1.6, serta kamera periskop 64 megapixel f/3.5 dengan 4x optical zoom dan 200x digital zoom.

Sebagai pelengkap, P50 Pro juga dibekali teknologi XD Fusion Pro, yang memungkinkan kameranya untuk menangkap dua kali lebih banyak cahaya jika dibandingkan dengan P40 Pro. Alhasil, dynamic range-nya pun dapat ditingkatkan hingga sekitar 28%.

Harga dan ketersediaan

Huawei berniat memasarkan P50 dan P50 Pro secara global, tapi untuk sekarang mereka baru punya informasi ketersediaan di pasar Tiongkok saja. Di sana, Huawei P50 dihargai 4.500 yuan (± 10,1 jutaan rupiah) untuk varian 8 GB/128 GB, atau 5.000 yuan (± 11,2 jutaan rupiah) untuk varian 8 GB/256 GB.

Untuk P50 Pro, Huawei mematok harga paling murah 6.000 yuan (± 13,4 jutaan rupiah) untuk varian 8 GB/128 GB yang dibekali chipset Snapdragon 888. Varian termahalnya, yang dibekali chipset Kirin 9000, RAM 12 GB, dan storage internal 512 GB, dibanderol 8.400 yuan (± 18,8 jutaan rupiah.

Seperti yang sudah bisa ditebak, kedua ponsel flagship ini menjalankan HarmonyOS 2.0, tanpa dukungan Google Mobile Services (GMS). Namun yang mungkin bakal menjadi deal-breaker buat sebagian konsumen adalah absennya dukungan jaringan 5G, baik di P50 maupun P50 Pro.

Alasannya lagi-lagi karena sanksi yang diberikan Amerika Serikat kepada Huawei. Padahal seandainya tidak ada larangan itu, P50 dan P50 Pro pasti bakal mendukung 5G mengingat kedua jenis chipset yang digunakan sama-sama kompatibel dengan teknologi jaringan generasi kelima tersebut.

Sumber: GSM Arena.

6 Fitur Kamera OPPO Reno6 Ini Wajib Anda Eksplorasi

OPPO mengadopsi teknik ‘fotografi komputasi‘ dengan memaksimalkan algoritma AI untuk meningkatkan kemampuan kamera perangkat Reno series. Pada Reno6, OPPO tidak hanya menggunakannya dalam fotografi tetapi juga ke ranah videografi.

Berkat fotografi komputasional, Reno6 dapat menghasilkan video dengan efek ‘bokeh sinematik’ dengan fitur barunya Bokeh Flare Portrait Video. Namun itu hanya satu dari sekian banyak fitur kamera istimewa yang tersedia di Reno6, setidaknya enam fitur berikut wajib Anda eksplorasi lebih jauh.

1. Bokeh Flare Portrait Video

Mari mulai dari Bokeh Flare Portrait, fitur ini bisa diakses di menu style pada mode portrait, tersedia untuk foto dan video menggunakan kamera depan maupun belakang. Skenario terbaiknya ialah di malam hari dengan latar belakang gemerlap lampu kota. Kualitas bokehnya mengesankan, mendekati bokeh yang dicapai menggunakan kamera mirrorless atau DSLR dengan lensa aperture besar.

Ukuran dan kecerahan lampu bokeh juga akan berubah berdasarkan pergerakan kamera dan perubahan kedalaman (jarak). OPPO menggunakan algoritma AI untuk menunjukkan dengan tepat sumber cahaya asli pada latar belakang dan menciptakan titik cahaya bokeh pada berbagai tingkatan kedalaman.

2. AI Highlight Video

Beralih ke AI Highlight Video, fitur ini akan mendeteksi cahaya sekitar dan meningkatkan kualitas video dengan menerapkan algoritma khusus. AI Highlight Video dapat diakses pada mode video normal di kamera depan dan belakang.

Ketika merekam video dengan cahaya latar belakang yang kuat atau backlight misalnya mengambil video portrait saat sunrise/sunset, biasanya subjek akan terlihat gelap. Namun dengan algoritma HDR Live, subjek dan keindahan latar belakang bisa terlihat sama jelasnya.

Sementara, ketika merekam video dalam kondisi pencahayaan minim cahaya, giliran algoritma Ultra Night Video yang diaktifkan. Tujuannya untuk meningkatkan kecerahan, sambil menjaga noise, dan mengembalikan warna asli.

3. AI Mixed Portrait

Mengedit foto dengan efek double exposure bukanlah hal yang sulit, namun lain cerita untuk video. Dengan AI Mixed Portrait, kita bisa menggabungkan dua video menjadi satu yakni video portrait dan video latar belakang misalnya landscape tanpa perlu editing yang rumit. Ada dua mode artistik yang tersedia, blend dan silhouette yang bisa dipilih sesuai preferensi.

4. Dual-View Video

Fitur keren berikutnya ada Dual-View Video, yang dapat menangkap video dari kamera depan dan belakang secara bersamaan sehingga tidak ada momen yang terlewatkan. Ada tiga template yang tersedia, split yang membagi video menjadi dua sama rata, serta round (lingkaran kecil) dan oblong (persegi kecil) yang posisinya bisa diatur suka-suka.

5. AI Color Portrait

Terkadang warna-warni yang berada di latar belakang bisa mengganggu penampilan subjek. Lewat AI Color Portrait, kita bisa lebih menonjolkan subjek dengan membuat latar belakang menjadi hitam putih dan menampilkan subjek dengan warna yang lengkap. Fitur ini berlaku untuk pengambilan foto dan video, baik kamera depan maupun belakang. Terdapat di mode portrait dan video, pada menu style.

6. AI Monochrome Video

Mirip seperti AI Color Portrait, bedanya AI Monochrome Video dapat mempertahankan warna-warna tertentu saja selama pembuatan video yaitu warna RGB. Sebagai contoh, kita bisa menonjolkan warna merah saja, maka semua warna lain yang ada di dalam frame akan dijadikan hitam putih.

AI Monochrome Video hanya tersedia di kamera belakang dan dapat diakses mode video. Lalu, pilih style sky blue untuk menonjolkan warna biru, forest green untuk menampilkan warna hijau, dan crimson untuk mempertahankan warna merah.

Masih ada banyak lagi, fitur kamera OPPO Reno6 yang harus Anda jelajahi sendiri. Termasuk slo-mo, time-lapse, expert, extra HD, Pano, text scanner, macro, sticker, hingga SOLOOP template.

Disclosure: Artikel ini adalah advertorial yang didukung oleh OPPO.

 

Cara Menggunakan MultiDevice dengan Whatsapp Beta

Baru-baru ini, Whatsapp mengumumkan bahwa mereka sedang menguji sebuah fitur yang bisa membuat aplikasi tukar pesan ini dijalankan pada 4 perangkat sekaligus. Selama ini, perangkat yang bisa berjalan secara sinkron hanya sebanyak 2 saja, yaitu smartphone dan sebuah PC, entah itu pada web browser mau pun aplikasi desktop. Pada fitur terbarunya ini, pengguna bisa memakai hingga 4 perangkat sekaligus tanpa harus terkoneksi dengan smartphone-nya. Namun, fitur ini masih masuk dalam kategori beta.

Sebelum dibahas lebih lanjut, penggunakan 4 perangkat sekaligus ini hanya berlaku untuk komputer dan bukan smartphone lain. Artinya, pengguna hanya bisa menggunakannya pada sebuah perangkat smartphone sebagai yang utama dan terhubung dengan 4 perangkat komputer lainnya. Sayang memang, sebelumnya saya sempat berpikir bahwa kita bisa menggunakannya pada dua smartphone secara bersamaan. Ternyata tidak.

Whatsapp multi devices Linked Device

Namun saat ini, jika kita ada pada sebuah tempat umum dengan kondisi smartphone sedang mati karena tidak ada baterai, kita masih bisa melakukan tukar pesan via Whatsapp. Tidak hanya itu, kita bahkan masih bisa melakukan panggilan suara dan video langsung melalui sebuah komputer tanpa harus memerlukan koneksi yang tersinkron dengan Whatsapp smartphone. Tertarik untuk mencobanya?

Hal pertama yang perlu diperhatikan adalah Anda harus melakukan instalasi Whatsapp Beta. Tenang, untuk Android, Whatsapp sudah menyediakan versi Beta pada halaman download resmi mereka jika tidak mengikuti program beta mereka. Selanjutnya, Anda harus bertukar pesan dengan mereka yang memiliki versi Whatsapp terbaru. Jika tidak, kita harus menerima pesan tersebut langsung pada smartphone kita.

Whatsapp multi devices resource

Anda bisa menggunakan versi web dan juga desktop untuk mencoba fitur baru ini. Seperti biasa, versi desktop merupakan yang paling lengkap karena bisa menerima dan melakukan panggilan suara serta video kepada pengguna Whatsapp lainnya. Akan tetapi, perlu diketahui bahwa menggunakan desktop untuk versi beta akan cukup memakai banyak RAM serta penulisan pada hard disk. Beberapa kali Whatsapp Desktop saya terkena crash karena pemakaian storage yang tinggi serta RAM yang mencapai 500 MB.

Beberapa fitur juga tidak tersedia pada Whatsapp Beta ini, salah satunya adalah Pin Chat yang akan membuat kontak yang penting berada di bagian atas. Selain itu, untuk melihat fitur live location juga harus menggunakan smartphone. Versi web dan desktop juga harus mengunduh pesan-pesan agar bisa dilihat secara langsung. Oleh karena itu, pesan-pesan lama setelah 3 bulan hanya bisa dilihat pada smartphone saja.

Whatsapp multi devices Pin chat

Jika Anda sudah melihat segala kekurangan tadi dan masih ingin mencobanya, ikuti langkah-langkah ini

  1. Ikut dalam program beta testing dari Whatsapp. Pengguna Android bisa langsung melakukan download melalui https://www.whatsapp.com/android/. Selain itu, tentukan apakah Anda ingin menggunakan versi web atau men-download versi desktop. Lakukan login pada aplikasi jika belum.
  2. Setelah itu masuk ke menu (untuk Android, tekan pada 3 garis yang berada di sisi kanan atas) dan masuk ke pilihan Linked Devices
  3. Nantinya akan ada pilihan dengan nama Multi-device beta. Tekan pada menu tersebut.
  4. Setelah itu, Anda akan bisa langsung menekan pilihan Join beta yang berada di sisi bawah. Dengan menekan ini, berarti akan menghapus semua login yang pernah dilakukan pada komputer sebelumnya.
  5. Dari sisi aplikasi, Anda sudah tergabung dengan beta dan bisa langsung melakukan login pada web atau versi desktop dengan melakukan pemindaian QR Code.
  6. Setelah melakukan pemindaian QR, Whatsapp akan melakukan sinkronisasi data 3 bulan kebelakang sehingga memerlukan beberapa saat untuk hal tersebut. Hal ini juga membuat pencarian pesan hanya bisa dilakukan hingga 3 bulan sebelumnya.
  7. Voila! Anda sudah bisa menggunakan Whatsapp di 4 komputer berbeda tanpa harus terkoneksi ke smartphone.

Perlu ditekankan bahwa fitur-fitur ini masih terbatas karena masih dalam tahap beta. Semoga saja, Whatsapp akan cepat dalam menambahkan fitur-fitur yang sebelumnya ada pada masa sebelum multi-device beta. Saya sendiri sudah menggunakan fitur ini dan hanya bermasalah dengan Whatsapp Desktop yang cukup memakan banyak sumber daya RAM dan penyimpanan internal di PC. Selamat mencoba!

Whatsapp multi devices Live Location

5 Fitur Gaming Ini Menjadikan OPPO Reno6 Teman Setia Push Rank

Kemampuan kamera OPPO Reno6 dalam mengabadikan momen sehari-hari tak perlu diragukan lagi. Berfokus pada AI Portrait Expert, dengan fitur Bokeh Flare Portrait – pengguna Reno6 dapat menghasilkan foto maupun video dengan efek ‘bokeh sinematik’. Nah bagaimana kapabilitas gaming Reno6?

Terkait gaming, sebetulnya ada banyak aspek yang mempengaruhi pengalaman bermain game pada perangkat Reno6. Termasuk dari segi hardware seperti layar dengan refresh rate tinggi 90Hz, dapur pacu powerful Snapdragon 720G, baterai 4.310 mAh dengan 50W Flash Charge, dan lainnya.

Dari sisi software juga tak kalah penting, Reno6 dengan ColorOS 11.1 yang berbasis Android 11 menyuguhkan banyak fitur gaming yang tak hanya memastikan pengoptimalan performa tetapi sekaligus memanjakan para mobile gamer saat push rank. Berikut beberapa fitur-fitur gaming OPPO Reno6.

1. Quick Startup

Fitur gaming terbaru dari Reno6 ini tersedia di game tertentu dan dapat ditemukan di Game Space. Bila diaktifkan, mode quick startup akan secara otomatis menganalisis game dan dapat mempersingkat proses loading.

Fitur ini akan membuat game tetap aktif di latar belakang bahkan setelah keluar dari game. Saat membuka kembali game, pengguna dapat mengambil jalan pintas untuk langsung berada pada halaman beranda permainan.

Menurut data dari OPPO Lab, kecepatan startup dapat ditingkatkan hingga 24 detik. Sebagai contoh, PUBG Mobile dari 25,5 detik menjadi hanya 0,8 detik saja.

2. Game Focus Mode

Ada tipe gamer yang bermain serius untuk menaikkan rank, namun terkadang panggilan masuk dan pop-up notifikasi dapat mengganggu jalannya permainan. OPPO Reno6 memiliki game focus mode, fitur eksklusif OPPO ini akan memblokir semua notifikasi agar Anda bisa fokus pada gameplay.

Game focus mode dapat diakses melalui Game Assistant, dengan cara usap bagian tepi kiri layar pada permainan. Mode ini akan meminimalisasi notifikasi termasuk panggilan, navigasi gesture, alarm, Game Assistant, dan bahkan petunjuk volume di layar.

3. Bullet Screen Message

Bagaimana bila Anda tidak ingin memblokir notifikasi sepenuhnya? Dengan fitur Bullet Screen Message, pengguna tetap dapat berkirim pesan dari aplikasi yang didukung seperti WhatsApp, Telegram, LINE, Messenger, dan SMS tanpa harus meninggalkan permainan.

4. Pro Gamer Mode

Pada Game Space, Reno6 memiliki tiga mode performa yang dapat disesuaikan dengan tipe game yang dimainkan. Seperti low power mode dan balanced mode yang cocok saat bermain game kasual.

Sementara, pro gamer mode akan mengeluarkan potensi penuh dari chipset Qualcomm Snapdragon 720G yang cocok untuk bermain game-game kompetitif dan grafis berat. Pada pro gamer mode, CPU, GPU, dan kekuatan sinyal dioptimalkan, meski berarti konsumsi daya lebih tinggi.

5. Touch Optimisation

Reno6 mengandalkan panel AMOLED 6,4 inci FHD+ dengan refresh rate 90Hz dan touch sampling rate 180Hz. Konfigurasi ini lebih dari cukup bahkan untuk mengakomodasi game-game kompetitif yang membutuh kecepatan. Pada Game Assistant, Reno6 juga menyediakan fitur touch optimisation yang memungkinkan kita lebih jauh lagi mengatur sensitivitas dari sentuhan dan swipe dengan level dari -2 sampai +2.

Disclosure: Artikel ini adalah advertorial yang didukung oleh OPPO.