Realme 6 dan Realme 6 Pro Diungkap, Unggulkan Layar 90 Hz

Realme baru saja meluncurkan dua smartphone baru di India, yakni Realme 6 dan Realme 6 Pro. Keduanya membawa peningkatan yang signifikan dibanding seri Realme 5 tahun lalu. Salah satu yang paling utama adalah layar dengan refresh rate 90 Hz.

Belum, layarnya belum sebagus milik Realme X50 Pro yang memang duduk di kelas flagship. Refresh rate-nya memang sama-sama 90 Hz, akan tetapi panel yang digunakan duo Realme 6 ini adalah panel LCD, bukan AMOLED. Itu berarti sensor sidik jari tidak bisa diletakkan di balik layarnya, melainkan disatukan dengan tombol power.

Realme 6 mengemas layar 6,5 inci, sedangkan 6 Pro sedikit lebih besar di 6,6 inci. Resolusinya sama-sama 1080p, dan keduanya sama-sama mengadopsi model hole punch. Yang berbeda, lubang kamera depannya cuma satu di Realme 6 (16 megapixel), sedangkan di 6 Pro ada dua (16 megapixel plus ultra-wide 8 megapixel).

Beralih ke belakang, Realme 6 dan 6 Pro mengusung empat kamera, namun spesifikasinya sedikit berbeda. Tiga yang sama adalah kamera utama 64 megapixel, ultra-wide 8 megapixel, dan macro 2 megapixel. Satu yang tersisa adalah kamera monokrom 2 megapixel pada Realme 6, dan kamera telephoto 12 megapixel pada Realme 6 Pro.

Seperti sebelumnya, dapur pacu Realme 6 dan 6 Pro juga berbeda. Realme 6 mengandalkan chipset MediaTek Helio G90T dengan pilihan RAM 4 GB, 6 GB, atau 8 GB. Realme 6 Pro di sisi lain mengunggulkan chipset Qualcomm Snapdragon 720G, dan pilihan RAM-nya cuma 6 GB atau 8 GB. Kapasitas baterai kedua perangkat ini sama, yaitu 4.300 mAh.

Di India, kedua smartphone ini akan segera dipasarkan dengan rincian harga sebagai berikut:

  • Realme 6 (4 GB / 64 GB) seharga 12.999 rupee (± Rp 2,5 juta)
  • Realme 6 (6 GB / 128 GB) seharga 14.999 rupee (± Rp 2,9 juta)
  • Realme 6 (8 GB / 128 GB) seharga 15.999 rupee (± Rp 3,1 juta)
  • Realme 6 Pro (6 GB / 64 GB) seharga 16.999 rupee (± Rp 3,3 juta)
  • Realme 6 Pro (6 GB / 128 GB) seharga 17.999 rupee (± Rp 3,5 juta)
  • Realme 6 Pro (8 GB / 128 GB) seharga 18.999 rupee (± Rp 3,7 juta)

Sumber: GSM Arena.

OPPO Segera Luncurkan Seri Reno3 di Indonesia

OPPO sedang bersiap untuk merilis seri Reno3 di Indonesia dalam waktu dekat. Hal ini diketahui melalui unggahan akun resmi OPPO Indonesia di Instagram baru-baru ini, yang menunjukkan aktor Yoshi Sudarso dan aktris Cinta Laura sedang menggenggam perangkat, ditambah dengan tulisan “What is Reno?”

Seperti yang bisa kita lihat pada gambar, perangkat itu mengemas empat kamera belakang, dan seri Reno3 yang diperkenalkan menjelang pergantian tahun kemarin memang mengusung kuartet kamera di punggungnya. Yang belum diketahui adalah modelnya; apakah OPPO Indonesia berniat menghadirkan Reno3 saja, atau bersamaan dengan Reno3 Pro?

What is Reno?

Secara visual, perbedaan di antara kedua model itu baru tampak jika dilihat dari depan, sebab Reno3 masih mengadopsi notch, sedangkan Reno3 Pro lebih modern berkat layar hole-punch. Juga berbeda adalah ukuran bezel bawahnya, yang kelihatan lebih tipis pada Reno3 Pro.

Masih seputar kamera, Reno3 juga menjanjikan kemampuan fotografi malam yang lebih baik dari sebelumnya. Dijelaskan oleh Aryo Meidianto A selaku PR Manager OPPO Indonesia, selain hardware baru yang lebih mumpuni, pencapaian ini juga diwujudkan oleh software yang lebih sempurna, yang memanfaatkan algoritma baru untuk mendukung komposisi multi-frame dengan durasi exposure yang lebih lama.

Sampel foto tangkapan Reno3 di malam hari / OPPO Indonesia
Sampel foto tangkapan Reno3 di malam hari / OPPO

Keterlibatan AI juga berpengaruh terhadap pengendalian noise pada gambar, dan semua ini bersinergi untuk menghasilkan foto yang lebih bagus dalam kondisi pencahayaan yang minim melalui fitur Night Mode atau Ultra Dark Mode, yang akan aktif pada saat kadar cahaya berada di bawah 1 lux.

Selain kamera yang berkelas, fitur lain yang diunggulkan seri Reno3 adalah layar dengan refresh rate setinggi 90 Hz. Dibandingkan layar dengan refresh rate standar (60 Hz), animasi seperti scrolling akan terlihat lebih mulus pada layar 90 Hz. Di samping itu, seri Reno3 turut mengunggulkan touch sampling rate sebesar 180 Hz supaya sesi gaming juga bisa terasa lebih mulus.

Lebih lengkapnya kita tunggu saja peluncuran resmi OPPO Reno3 di Indonesia, yang kemungkinan besar akan dilangsungkan dalam beberapa hari mendatang.

Disclosure: Artikel ini adalah advertorial yang didukung oleh OPPO.

GfK: Penjualan Smartphone Secara Global di 2019 Turun, Asia Tenggara Malah Naik

Mungkin kita tidak menyadarinya, akan tetapi volume penjualan smartphone secara global di sepanjang tahun 2019 turun sampai dua persen berdasarkan laporan lembaga riset GfK. Namun dalam lingkup yang lebih kecil, Asia Tenggara misalnya, penjualan smartphone di tahun 2019 justru naik satu persen.

Di enam negara terbesarnya – Malaysia, Singapura, Thailand, Filipina, Vietnam, dan Indonesia – tercatat ada 97 juta unit smartphone yang terjual dari Januari sampai Desember tahun lalu, dengan nilai penjualan mencapai $23 miliar. Kontributor terbesarnya adalah Malaysia dan Singapura, dengan peningkatan volume dan nilai penjualan masing-masing sebesar 13 dan 11 persen.

Yang cukup menarik adalah data untuk Thailand dan Filipina. Keduanya menunjukkan kenaikan nilai penjualan yang lebih besar ketimbang volumenya. Menurut Alexander Dehmel selaku Associate Director GfK, ini mengindikasikan bahwa konsumen rajin meng-upgrade perangkat miliknya.

Dari enam negara tersebut, cuma Vietnam dan Indonesia yang mencatatkan penurunan penjualan di tahun 2019, tapi persentase turunnya masih di kisaran satu digit. Di Indonesia sendiri, GfK juga sempat mengadakan survei terkait pentingnya peran smartphone dalam keseharian konsumen.

Dua kesimpulan yang paling menarik adalah, sebanyak 64% responden setuju bahwa smartphone atau tablet merupakan alat terpenting mereka dalam berbelanja online, dan 58% responden juga lebih memilih menggunakan ponselnya untuk membayar berbagai transaksi. Ya, tren cashless rupanya semakin berkembang pesat di negara kita.

Terakhir, laporan GfK juga membahas sedikit soal kriteria terpenting yang ditetapkan konsumen dalam membeli smartphone. Salah satunya ternyata adalah kapasitas penyimpanan internal, dan ini sangat wajar mengingat belakangan resolusi kamera smartphone juga semakin tinggi, bahkan pada segmen low-end sekalipun.

Tercatat bahwa 20% dari total smartphone yang terjual di kawasan Asia Tenggara selama 2019 memiliki storage sebesar 128 GB atau lebih (tahun sebelumnya cuma 6%). Di Singapura sendiri, 18% dari ponsel yang terjual malah merupakan varian berkapasitas minimal 256 GB.

Sumber: GfK. Gambar header: Pixabay.

Black Shark 3 dan Black Shark 3 Pro Diungkap, Kini dengan Layar 90 Hz

Salah satu kelemahan utama seri Black Shark 2 adalah layarnya yang cuma memiliki refresh rate 60 Hz. Perbedaannya semakin kentara jika dibandingkan dengan smartphone gaming lainnya, macam ROG Phone 2 atau Razer Phone 2, yang keduanya sama-sama mengunggulkan refresh rate 120 Hz.

Kekurangan tersebut akhirnya sudah dibenahi oleh Black Shark 3 dan Black Shark 3 Pro. Keduanya sama-sama mengandalkan layar dengan refresh rate 90 Hz, dan touch sampling rate-nya pun kian naik dari 240 Hz menjadi 270 Hz, dengan touch latency yang lebih rendah lagi di angka 24 milidetik (sebelumnya 34,7 milidetik dan sudah tergolong sangat rendah).

Black Shark 3 Pro
Black Shark 3 Pro / Black Shark

Panel layarnya sama-sama AMOLED, tapi ukuran dan resolusinya berbeda: 6,67 inci 2400 x 1080 pixel pada Black Shark 3, dan 7,1 inci 3120 x 1440 pixel pada Black Shark 3 Pro. Urusan performa, kedua model sama-sama ditenagai chipset Qualcomm Snapdragon 865 dan RAM berkapasitas 8 atau 12 GB. Soal storage internal, Black Shark 3 menawarkan pilihan kapasitas 128 atau 256 GB, sedangkan Black Shark 3 Pro cuma 256 GB saja.

Selain lebih kencang dari pendahulunya, seri Black Shark 3 tentu juga menghadirkan sistem liquid cooling yang lebih bagus lagi. Terkait baterai, Black Shark 3 dibekali kapasitas 4.720 mAh, sedangkan Black Shark 3 Pro sebesar 5.000 mAh. Kedua model sama-sama mendukung fast charging 65 W via sambungan USB-C, yang diklaim mampu mengisi baterai hingga penuh dalam waktu 38 menit saja.

Black Shark 3 Pro
Pada Black Shark 3 Pro, shoulder button-nya berupa tombol fisik yang akan menyembul ketika diperlukan / Black Shark

Spesifikasi kelas sultan saja sebenarnya tidak cukup untuk kategori smartphone gaming, sebab ini bisa disaingi oleh smartphone flagship. Yang unik dari seri Black Shark 3 adalah kehadiran sepasang shoulder button di ujung kiri dan kanan atas perangkat (dalam posisi landscape tentunya), dimaksudkan sebagai input tambahan di samping empat zona pressure-sensitive pada layar.

Di Black Shark 3, shoulder button ini hanya berupa panel kapasitif. Namun di Black Shark 3 Pro, tombolnya benar-benar merupakan sepasang tombol fisik yang akan menyembul setinggi 1,5 mm ketika dibutuhkan. Kedua tombol tersebut diklaim tahan hingga lebih dari satu juta klik, dan mekanisme keluar-masuk tombolnya sendiri diyakini dapat berlangsung mulus sampai lebih dari 300 ribu kali.

Black Shark 3 memiliki layar yang lebih kecil serta shoulder button yang cuma kapasitif / Black Shark
Black Shark 3 memiliki layar yang lebih kecil serta shoulder button yang cuma berupa panel sentuh kapasitif / Black Shark

Beralih ke kamera, duo Black Shark 3 ini sama-sama mengemas tiga kamera belakang – 64 megapixel, 13 megapixel ultra-wide, 5 megapixel depth sensor – serta kamera selfie 20 megapixel. Kalau melihat bagian punggungnya, tampak bahwa perangkat ini masih mempertahankan struktur antena berbentuk huruf “X” yang diyakini bisa membantu menstabilkan koneksi.

Di Tiongkok, kedua ponsel ini akan segera dipasarkan dengan rincian harga sebagai berikut:

  • Black Shark 3 (8 GB/128 GB) 3.499 yuan (± Rp 7,1 juta)
  • Black Shark 3 (12 GB/128 GB) 3.799 yuan (± Rp 7,7 juta)
  • Black Shark 3 (12 GB/256 GB) 3.999 yuan (± Rp 8,1 juta)
  • Black Shark 3 Pro (8 GB/256 GB) 4.699 yuan (± Rp 9,5 juta)
  • Black Shark 3 Pro (12 GB/256 GB) 4.999 yuan (± Rp 10,1 juta)

Sumber: 1, 2, 3.

[Review] OPPO A31, Smartphone Basic Untuk Pemula

Branding masif yang dilakukan oleh OPPO telah mengantarkannya ke posisi puncak sebagai raja smartphone di Indonesia menurut lembaga riset Canalys. Namun pada tahun 2020 ini, OPPO tak mau hanya dikenal sebagai vendor smartphone melainkan ingin dicap sebagai perusahaan teknologi.

Saat ini, OPPO memiliki tiga lini produk smartphone. Dari flagship Find series, kelas menengah dan premium Reno series, serta kelas entry-level A series. Di artikel ini, saya akan mengulas smartphone terbaru lini A series.

Ya, smartphone yang dimaksudkan adalah OPPO A31 yang belum lama ini diam-diam tersedia di Indonesia. Dibanderol seharga Rp2.599.000, berikut cerita review OPPO A31 selengkapnya.

Desain dan Layar

Tampak depan, OPPO A31 didominasi oleh layar 6,6 inci bergaya waterdrop screen. Di mana ada notch kecil di ujung layar guna menadah kamera depan 8MP dan memiliki bezel samping yang tipis.

Resolusi layarnya masih di HD+ (720×1600 piksel), kepadatannya sekitar 270 ppi, dalam aspek rasio 20:9. Tampilan konten masih tersaji dengan cukup baik, meskipun tidak istimewa.

Layar resolusi HD+ ini boleh dibilang standar paling bawah pada sebuah smartphone. Sisi positifnya, konsumsi dayanya lebih rendah dan meringankan beban yang harus ditanggung oleh CPU dan GPU yang berujung pada kestabilan performa dan baterai 4.230 mAh sanggup bertahan lebih lama.

Beralih ke bagian punggungnya, terlihat konfigurasi triple camera di pojok kiri atas dan tak jauh dari situ terdapat area sensor pemindai sidik jari. Meski bagian belakang dan frame-nya dari plastik polikarbonat atau OPPO lebih suka menyebutnya dengan material komposit berjenis tempered glass.

Smartphone dengan dimensi 163.9×75.5×8.3 mm dan bobot 180 gram ini tersedia dalam pilihan warna baru fantasy white dan warna klasik myestery black. Build quality-nya memang bagus, konstruksinya solid, dan cukup terasa premium di telapak tangan.

Soal kekompletan atributnya, tombol power diletakkan di sisi kanan. Sisi kirinya terdapat tombol volume, serta SIM tray berisi dua slot nano SIM dan satu slot microSD. Sisi atas kosong, sisanya di bawah ada jack audio 3.5mm, microphone, port yang masih micro USB, dan speaker.

Antarmuka dan Kamera

Review OPPO A31

OPPO A31 masih terjebak di sistem operasi Android 9 Pie dengan ColorOS 6.1. Secara default, antarmukanya menggunakan mode home screen satu lapis dan sudah terintegrasi dengan fitur smart sidebar untuk akses pintas ke sejumlah aplikasi. Bagi yang tak rela kehingan app drawer, opsi dua lapis bisa ditemukan di pengaturan.

Selain smart sidebar, ColorOS versi 6.1 ini juga sudah dilengkapi dengan beberapa mode navigasi. Dari standar tombol virtual, ada opsi tiga tombol atau tombol dan bisa disembunyikan. Serta mode navigasi berbasis gerakan, ada opsi usap dari samping untuk fungsi kembali atau usap dari bawah ke atas.

Review OPPO A31

Soal fotografi, OPPO A31 memiliki total empat kamera yang terdiri dari tiga kamera belakang dan satu kamera depan. Kamera utamanya beresolusi 12MP dengan aperture f/1.8 dan hasilnya tidak mengecewakan di kondisi cahaya cerah.

Kemudian kamera keduanya 2MP (f/2.4) dengan lensa macro 27mm dan karena resolusinya sebatas 2MP saja maka hasilnya memang tidak tajam. Satu lagi, 2 MP (f/2.4) juga sebagai depth sensor. Sedangkan, kamera depannya 8 MP (f/2.0).

Perekam videonya, baik kamera depan maupun belakang bisa merekam video 1080p 30fps. Uniknya, OPPO A31 sudah dibekali aplikasi edit video Soloop di OPPO A31. Cara kerja Soloop sangat simpel, ada empat menu utama yang disediakan yaitu trim, filter, subtitle, dan music. Lalu, hasilnya bisa disimpan dalam opsi aspek rasio 1:1, 4:3, 3:4, 16:9, dan 9:16.

Hardware

Review OPPO A31

Kekuatan bukan aspek yang diutamakan oleh OPPO A31, performa smartphone ini tidak berbanding lurus dengan harganya. Sebab ia masih mengandalkan MediaTek Helio P35, chipset yang sama terdapat pada smartphone murah OPPO tahun lalu; OPPO A5s.

Bukan berarti performa OPPO A31 buruk, terlebih mendapat dukungan RAM 4GB dan penyimpanan internal sebesar 128GB yang masih bisa diperluas lewat microSD. Untuk penggunaan kasual, performanya cukup untuk memenuhi kebutuhan basic ber-smartphone sehari-hari.

Hanya saja sebagai smartphone yang dirilis pada tahun 2020 dan harganya mencapai Rp2,6 juta, OPPO A31 ketinggalan jauh di belakang. Utamanya bila dibandingkan dengan para kompetitor pada rentang harga yang sama, bahkan saudara dekatnya Realme C3 yang dibanderol Rp1.699.000 datang dengan Mediatek Helio G70.

MediaTek Helio P35 sendiri adalah chipset yang diproduksi dengan proses 12nm. Dalamannya mengemas delapan intri Cortex-A53, di mana empat inti beroperasi pada 1.8GHz dan sisanya pada 2.3GHz. Untuk mengimbanginya, duduk grafis PowerVR GE8320 yang berlari dengan kecepatan 680MHz.

Menurut aplikasi benchmark AnTuTu, OPPO A31 memperoleh nilai 104.999 poin. Lalu, pada PCMark mendapatkan 5.657 poin, 3DMark Sling Shot 785 poin, serta Geekbench 4 single-core 157 poin dan multi-core 884 poin.

OPPO A31 juga sudah dilengkapi dengan aplikasi Game Space yang mengumpulkan semua game dan pengaturan terkait gaming dalam satu tempat. Saya mencobanya untuk bermain PUBG Mobile, level grafisnya mentok di balance dan frame rate medium.

Verdict

Review OPPO A31

Fitur dan spesifikasi OPPO A31 tidak begitu menonjol, serba ‘pas-pasan’ untuk ukuran smartphone yang dirilis tahun 2020 dan dibanderol Rp2 jutaan. Sebaliknya, mungkin kekuatan brand OPPO itu sendiri yang menjadi nilai jual utama.

Sudah pasti hal ini merupakan bagian dari strategi OPPO dan BBK Electronics Corporation. Pasar yang dituju oleh OPPO A31 sangat segmented, yaitu untuk para pemula yang baru beralih dari feature phone atau smartphone yang sudah jadul dan tinggal di kota kecil atau daerah.

Sparks

  • Desain menarik dengan build quality baik
  • Triple rear camera
  • Dibekali aplikasi Soloop dan Game Space

Slacks

  • Resolusi layar hanya HD+
  • Harga relatif mahal
  • Fitur dan spesifikasinya pas-pasan

 

Spesifikasi Realme C3, Smartphone Tiga Kamera Harga Kurang dari 2 Juta

Bagi Anda yang menginginkan smartphone dengan harga di bawah 2 juta, maka Realme C3 bisa dijadikan pilihan. Dengan harga yang cukup terjangkau, Anda bisa mendapatkan berbagai kelebihan dari smartphone tersebut. Seperti apa kelebihan dari spesifikasi Realme C3? Simak selengkapnya di bawah ini.

Continue reading Spesifikasi Realme C3, Smartphone Tiga Kamera Harga Kurang dari 2 Juta

Beginilah Cara Orang Indonesia Menggunakan Smartphone

Lebih baik ketinggalan dompet daripada ketinggalan ponsel! Mungkin frasa ini yang sering didengar oleh para pengguna smartphone di Indonesia. Perangkat yang satu ini memang sudah menjadi sebuah kebutuhan utama selain sandang, pangan, dan papan. Hal tersebut dikarenakan oleh hausnya para pemilik smartphone akan informasi.

Unik? Tentu saja! Perangkat yang satu ini memang sudah mengubah kebiasaan orang dalam menjalankan kehidupannya setiap hari. Kita pun sering melihat orang memfoto makanannya sebelum menyantapnya, memposting ke sosial media walau ada teman didekatnya, dan lain sebagainya.

Lalu bagaimana sih sebenarnya perilaku orang Indonesia dalam menggunakan perangkat komunikasinya tersebut? Jakpat saat ini sudah melakukan riset mengenai perilaku pengguna perangkat smartphone di Indonesia.

Ternyata, dalam kesehariannya, pemakaian smartphone cukup berbeda antara mereka yang berjenis kelamin pria mau pun wanita. Ternyata, laki-laki cenderung menggunakan smartphone untuk bermain game. Sedangkan perempuan menggunakan perangkatnya untuk mengakses sosial media.

Survey Kebiasaan Smartphone 1

Aktivitas harian dalam menggunakan smartphone juga berbeda pada saat hari kerja dan akhir pekan. Yang sama adalah aplikasi-aplikasi yang selalu digunakan sehari-hari seperti instant messenger, media sosial, e-commerce, dan streaming video. Aplikasi perbankan yang biasanya digunakan pada setiap hari kerja. Namun pada akhir pekan, game, aplikasi editor foto dan video, serta streaming banyak digunakan.

Survey Kebiasaan Smartphone 2

Kebutuhan akan kecepatan internet juga cukup berbeda-beda. Dari semua responden yang ditanyakan, kebanyakan masih menggunakan mobile data untuk mengakses internet. Akses internet berbasis kartu SIM ini memang digunakan untuk semua kegiatan seperti bermain game, melakukan panggilan video dan suara, serta streaming musik dan video.

Survey Kebiasaan Smartphone 3

Seperti yang sudah dikatakan, para responden memang lebih baik ketinggalan dompetnya daripada smartphone mereka. Sebanyak lebih dari 50% mengatakan hal tersebut, baik yang berjenis kelamin pria mau pun wanita. Hal ini juga disetujui oleh semua responden di segala rentang umur.

Survey Kebiasaan Smartphone 4

Terakhir, apa yang dilakukan oleh orang-orang pada saat pertama kali bangun tidur? Lagu “Bangun tidur ku terus mandi” mungkin saat ini sudah tidak lagi relevan. Hal tersebut harus diubah menjadi “Bangun tidur ku terus lihat smartphone“. Hal tersebut dilakukan oleh 39% responden.

Survey Kebiasaan Smartphone 5

Nah, dengan mengetahui perilaku penggunaan smartphone, apakah Anda sama seperti para responden di atas? Jika iya, tenang saja, Anda tidak sendirian.

Sumber: Jakpat Blog

Baru Diluncurkan, Intip Spesifikasi Lengkap Realme X50 Pro

Belum lama ini, Realme kembali meluncurkan produk terbarunya dengan teknologi 5G yang diberi nama Realme X50 Pro. Lalu, bagaimanakah spesifikasi dari salah satu produk yang digadang-gadang akan menjadi kekuatan baru Realme ini? Berikut ulasan spesifikasi lengkapnya!

Continue reading Baru Diluncurkan, Intip Spesifikasi Lengkap Realme X50 Pro

Cara Membersihkan Memori dan RAM Smartphone Sehingga Jadi Lebih Cepat

RAM yang kepenuhan oleh berbagai macam proses baik di depan ataupun di belakang layar dan memori yang menanggung ribuan file sangat berpotensi membuat performa smartphone jadi lemot.

Continue reading Cara Membersihkan Memori dan RAM Smartphone Sehingga Jadi Lebih Cepat

LG V60 ThinQ 5G Andalkan Spesifikasi Flagship tapi Terkesan Konservatif

LG resmi menyingkap ponsel flagship-nya untuk tahun ini, V60 ThinQ 5G. Tidak seperti flagship lainnya – Samsung Galaxy S20 misalnya – V60 terkesan low-profile dan konservatif. Lihat saja layarnya, yang masih mengadopsi notch di saat adik-adiknya sudah mengemas model hole-punch.

Layar tersebut juga mengemas refresh rate standar (60 Hz), bukan 90 Hz atau bahkan 120 Hz seperti yang menjadi tren belakangan ini. Kabar baiknya, V60 kemungkinan besar akan terasa lebih awet baterainya ketimbang ponsel lain yang mengemas layar dengan refresh rate tinggi.

Asumsi ini semakin diperkuat dengan fakta bahwa layar OLED 6,8 incinya ‘cuma’ mengemas resolusi 1080p – bukan 1440p atau malah lebih – dan kapasitas baterainya cukup masif di angka 5.000 mAh. LG pun tidak lupa menyematkan sensor sidik jari di balik layar V60.

LG V60 ThinQ 5G

Urusan performa, V60 mengandalkan chipset Snapdragon 865, RAM 8 GB, serta pilihan storage internal 128 atau 256 GB (ada slot microSD). V60 mengemas tiga kamera belakang: 64 megapixel f/1.8, 13 megapixel ultra-wide f/1.9, dan depth sensor. Kamera depannya sendiri beresolusi 10 megapixel.

Yang menarik adalah fokus LG terhadap kemampuan V60 merekam video. Bukan sebatas soal visual dengan menjanjikan perekaman dalam resolusi 8K, tapi V60 juga memprioritaskan kualitas audio yang ditangkap berkat empat buah mikrofon yang tertanam. Juga menarik adalah fitur Voice Bokeh, yang diyakini dapat ‘mengisolasi’ suara subjek dari kebisingan di sekitar.

LG V60 ThinQ 5G

Fitur khas flagship LG tentunya masih dipertahankan, spesifiknya Quad DAC 32-bit untuk para audiophile, serta aksesori LG Dual Screen. Seperti sebelumnya, layar kedua ini menyambung ke perangkat dengan bantuan casing, dan engsel 360 derajatnya memungkinkan perangkat untuk digunakan layaknya sebuah laptop convertible, ideal untuk multitasking.

LG V60 ThinQ 5G rencananya bakal dipasarkan mulai bulan depan. Harganya belum dirincikan, dan sejauh ini juga belum ada informasi apakah aksesori LG Dual Screen itu tadi bersifat opsional atau sudah termasuk dalam paket penjualan.

Sumber: LG.