[Review] OPPO F11 Pro; Berkekuatan AI dan Kamera 48 MP

Belakangan smartphone masa kini makin pintar, utamanya sejak teknologi kecerdasan buatan (Artificial Intelligence atau disingkat AI) merambah ke dunia smartphone. Di mana perangkat ini mempelajari dan berusaha memahami kebiasaan penggunanya, sehingga mampu meningkatkan user experience secara personal sesuai kebutuhan.

Salah satu smartphone yang mengusung fitur-fitur berbasis AI terbaru adalah OPPO F11 Pro, fokusnya pada sistem manajemennya yang pintar dan efisien, serta meningkatkan kemampuan kameranya. Langsung saja kita mulai review OPPO F11 Pro-nya.

Kamera 12 MP atau 48 MP tanpa AI

Review-OPPO-F11-Pro
Antarmuka kamera OPPO F11 Pro/ Lukman Azis

Dua kamera 48 MP dan 5 MP (depth sensor) tersemat di punggung F11 Pro, lengkap dengan phase-detection autofocus dan single-LED flash. OPPO mengandalkan sensor gambar utama Sony IMX586 yang berukuran 1/2 inci beresolusi 48 MP dengan piksel 0.8 μm dan aperture f/1.8.

Review-OPPO-F11-Pro
Modul dual kamera OPPO F11 Pro/ Lukman Azis

Berkat implementasi pola filter warna ‘Quad Bayer‘, setiap 2×2 piksel digabungkan dan bekerja sebagai satu piksel. Sehingga menawarkan resolusi 12 MP dengan piksel besar 1,6 μm yang memiliki performa low-light lebih baik.

Review-OPPO-F11-Pro

Pada F11 Pro, kita bisa memilih menggunakan resolusi 12 MP atau 48 MP. Bila memilih resolusi 12 MP dengan piksel 1,6 μm, Anda akan mendapat dukungan AI Image Processing, seperti AI Scene Recognition dan Beautification. Serta banyak fitur lain yang ditawarkan seperti optical zoom 2x, dazzle color mode, HDR, dan efek filter.

Sebaliknya bila memilih mode 48 MP dengan piksel 0.8 μm, kita mendapatkan foto dengan resolusi sangat tinggi. Namun kehilangan dukungan AI Image Processing dan hampir kehilangan semua fitur yang ada.

Sejauh ini mode 12 MP (1,6 μm) dengan AI Scene Recognition pada F11 Pro memang sangat mengesankan, terutama detail dan warnanya yang lebih keluar.

AI Scene Recognition sendiri kini dapat mengenali 23 jenis pemandangan (scene) dan 864 skenario. Meskipun terkadang kontras warnanya terlihat sangat berlebihan, tapi kita dapat menghasilkan foto yang bagus secara instan tanpa perlu di-edit lagi.

Sementara hasil foto 48 MP (0.8 μm) tanpa AI Image Processing, warna yang dihasilkan cenderung lebih flat dan mungkin perlu pengolahan lebih lanjut. Tetapi satu hal menarik adalah kita bisa menggunakan resolusi 48 MP ini di mode expert.

Review-OPPO-F11-Pro

Pada kondisi cahaya yang ideal atau berlimpah, kita bisa memaksimalkan resolusi 48 MP ini dengan menerapkan ISO 100 untuk mendapatkan foto yang detail, shutter speed mengikuti nilai exposure compensation, dan kunci terakhirnya ada di white balance untuk mendapatkan warna foto akurat atau dengan sengaja untuk membuat nuansa yang berbeda.

Tak hanya siang hari, dengan F11 Pro kita juga bisa menghasilkan potret malam hari memukau. Tentunya berkat ukuran piksel 1,6 μm yang besar di resolusi 12 MP dan mode malamnya (night).

Kamera akan menggunakan shutter speed lebih lambat, menggabungkan multi frame untuk mengurangi noise, sehingga dapat menghasilkan foto yang cerah. Kuncinya tangan kita harus benar-benar stabil, untuk hasil yang optimal letakkan smartphone atau gunakan tripod. Berikut hasil foto dari OPPO F11 Pro:

Rising Camera dan Face Unlock

Review-OPPO-F11-Pro-10

Satu hal yang mencolok pada F11 Pro tentunya rising camera. Perangkat ini memiliki kamera depan 16 MP (f/2.0) yang tersembunyi di body dengan mekanisme pop-up yang akan muncul saat menggunakan kamera depan dan face unlock.

Ya, ada fitur face unlock – terus terang saya keberatan kalau fitur ini hilang karena bagaimana pun face unlock memudahkan untuk membuka kunci smartphone.

OPPO menyediakan dua cara, tekan tombol power dan kamera depan akan langsung muncul atau tekan tombol power, terus usap ke atas, dan barulah kamera depan akan muncul.

Saya memilih opsi kedua karena dua alasan, pertama kadang saya hanya ingin sekilas melihat jam dan notifikasi. Kedua, alasan keamanan – bagaimana bila saat smartphone dikantongi tidak sengaja tertekan tombol power-nya.

Soal ketahanan, OPPO mengklaim mekanismenya mampu bertahan hingga 200.000 naik turun. Bila simulasi pemakaian sehari untuk selfie dan face unlock sebanyak 30 kali, artinya kamera depannya dapat digunakan lebih dari 6 tahun.

Review-OPPO-F11-Pro-11

Beralih ke antarmuka kameranya, ada lima mode yang tersedia yaitu photo, portrait, video, pano, dan time-lapse. Perlu diketahui, fitur AI Scene Recognition tidak bekerja di kamera depan, sedangkan fitur Beautification hanya bekerja di mode photo dan portrait (tidak bekerja di video).

Hasil foto selfie 16 MP sudah mencukupi untuk di-share ke media sosial, bagaimana bila untuk vlog? Saya akan membahas sedikit kemampuan perekaman video depannya, kamera depannya ini belum auto focus dan hanya mampu merekam video 1080p saja. Serta, ada sedikit kena crop, karena di mode photo aspek rasionya 4:3, sementara di mode video berubah menjadi 16:9.

Review-OPPO-F11-Pro-13

Uniknya adalah kamera depannya ini sepertinya punya fitur face detection, jadi untuk aktivitas vlogging cukup baik karena kamera akan fokus ke muka. Dengan catatan jangan bergerak terlalu cepat dan cahayanya ideal. Fitur efek filter juga dapat digunakan untuk menyesuaikan tema cerita video kita.

Desain Panoramic Screen dan Warna Thunder Black

Review-OPPO-F11-Pro-2

F11 Pro tersedia dalam warna thunder black dan aurora green, kedua warna tersebut diambil dari seri flagship Find X. Thunder black hadir dalam warna utama hitam dengan gradasi ungu di atas kanan dan biru di bawah kiri. Sementara, aurora green punya gradasi dari biru ke hijau.

Bagian mukanya hanya dipenuhi layar dan bezel disekelilingnya sangat tipis. F11 Pro ini mengusung desain panoramic screen dengan panel IPS seluas 6,53 inci resolusi Full HD+ dan rasio 19.5:9 ratio yang siap mengakomodasi berbagai kebutuhan.

Kamera selfie pop-up terletak di sisi atas, tepatnya di tengah. Bersama mikrofon noise-canceling, earpiece, ambient light sensor, dan dua proximity sensor. Jack audio 3.5mm, mikrofon, port yang masih microUSB, dan speaker terletak di sisi bawah. Lalu, tombol power ada di sisi kanan, serta tombol volume dan SIM tray berada di sisi kiri.

Review-OPPO-F11-Pro

Sayangnya, slot SIM yang digunakan bentuknya hybrid. Artinya, kita harus puas dengan kapasitas memori internal 64GB bila menggunakan fungsi dual SIM. Lalu, meski masih menggunakan port microUSB, F11 Pro sudah membawa fitur pengisian cepat VOOC flash charge 3.0. Di mana baterai 4.000 mAh F11 Pro dapat terisi penuh hanya dalam waktu 80 menit saja.

Android 9.0 Pie dengan ColorOS 6

Review-OPPO-F11-Pro

OPPO F11 Pro telah menjalankan sistem operasi Android versi teranyar 9.0 Pie dengan ColorOS 6 yang tampil lebih clean, menekankan latar belakang putih berpadu dengan warna terang.

Seperti biasa, ada Smart Assistant di homescreen paling kiri yang menampilkan banyak informasi seperti event, quick function, step tracker, photo, favorite contact, dan lainnya. Untuk pertama kalinya OPPO menyediakan app drawer ke UI, Anda bisa menemukan drawer mode di pengaturan.

Navigasi berbasis gesture dan berbagai akses pintas juga mendapat peningkatan. Ada swipe-up gestures, misalnya usap sisi kiri untuk fungsi kembali, tengah untuk ke homescreen, dan kiri untuk recent task. Lalu, ada assistive ball, smart sidebar, screen-off gestures, smart call, raise to turn on screen, dan banyak lagi.

Agar smartphone selalu responsif dan cekatan dalam memenuhi penggunanya, OPPO membawa fitur akselerasi hardware bernama Hyper Boost yang meliputi tiga mode yaitu System Boost, APP Boost, dan Game Boost.

Fitur ini akan bekerja setelah mempelajari kebiasaan penggunanya, singkatnya sistem akan mengoptimalkan alokasi sumber daya sehingga mampu mendongkrak performa secara optimal untuk memenuhi kebutuhan khusus penggunanya. Selain itu, terdapat juga fitur System Smart Management yang akan menghentikan aplikasi yang jarang digunakan untuk menghemat baterai.

Performa & Gaming

Pusat dari F11 Pro adalah chipset mid-range terbaru besutan MediaTek, Helio P70. Berpacu besaran RAM 6 GB dan memori internal 64 GB. Berikut hasil benchmark dari F11 Pro:

  • AnTuTu – 148.414
  • PCMark – 7.953
  • 3DMark Sling Shot – 1.716
  • 3DMark Sling Shot Extreme (OpenGL ES 3.1) – 1.277
  • 3DMark Sling Shot Extreme (Vulkan) – 1.259
  • Geekbench 4 – single core 1.548 dan multi-core 6.006

Untuk penggunaan sehari-hari, unit F11 Pro yang saya review mampu menyuguhkan performa yang konsisten. Kegiatan multi-tasking, berpindah dari satu aplikasi ke aplikasi lainnya lancar tanpa kendala. Bagaimana untuk kegiatan gaming?

Jawabannya perangkat ini memang dioptimalkan untuk gaming dengan dukungan fitur-fitur penting seperti Hyper Boost, Game Space, dan Game Assistant. Lewat Game Space kita bisa mengaktifkan mode ‘high performance‘ dan memblokir notifikasi banner.

Verdict

Review-OPPO-F11-Pro-31

OPPO F11 Pro dibanderol Rp4.999.000, kalau dilihat dari spesifikasinya memang bukan yang terkencang di kelasnya. Namun F11 Pro didukung fitur-fitur berbasis AI dan punya mekanisme kamera depan yang inovatif.

Bila ingin alternatif lebih terjangkau, OPPO menyediakan F11 dengan pengalaman yang sama dibanderol Rp3.999.000. Bedanya tanpa rising camera dan masih punya notch, dengan RAM 4GB tapi memori internal 128GB.

Bila tetap menginginkan mekanisme kamera depan yang naik turun, di harga Rp4.399.000 tersedia Vivo V15 tapi tanpa kamera utama 48 MP. Lalu, bila inginkan lebih dari OPPO F11 Pro, tersedia Vivo V15 Pro yang dibanderol Rp5.699.000 dengan SoC Snapdragon 675, tambahan kamera 8 MP ultra wide-angle, dan pemindai sidik jari di bawah layar.

Sparks

  • Ada fitur face unlock
  • Kamera utama resolusi 48 MP
  • VOOC flash charge 3.0

Slacks

  • Port jadul microUSB
  • Belum mampu merekam video 4K

Xiaomi dan Line Luncurkan Smartphone Edisi Khusus, Mi 9 SE Brown Bear

Xiaomi dan aplikasi Line merilis produk baru yang sebenarnya merupakan perangkat buatan Xiaomi yang sudah meluncur sejak beberapa bulan yang lalu, Mi 9. Di edisi kolaborasi khusus ini, Mi 9 SE digubah menjadi Mi 9 SE Brown Bear Limited Edition yang kemudian dikemas istimewa dengan beberapa perangkat ekstra.

Hadir dengan konfigurasi RAM 6GB dan memori internal 128GB, Xiaomi Mi 9 SE Brown Bear dijual seharga 2.499 yuan atau sekitar $372 pada 9 April mendatang.

Mi 9 SE Brown Bear

Rombakan paling ketara terlihat pada body perangkat di mana Mi 9 SE kini berhiaskan karikatur beruang coklat di cover bagian belakang. Varian yang dipilih adalah varian warna ungu yang kemudian dihiasi dengan wajah beruang putih. Selain bagian belakang yang didesain ulang, edisi khusus ini memiliki layar pembuka kunci, tema baru, dan case baru dengan emblem beruang untuk menambahkan kesan yang berbeda.

Mi 9 SE Brown Bear interface

Seperti sudah disinggung di awal, Mi 9 SE Brown Bear Limited Edition tidak datang seorang diri. Di dalam paket yang berukuran cukup besar, juga akan disertakan sebuah power bank dengan kapasitas sebesar 10000mAh yang dapat berguna karena smartphone ini hanya dilengkapi baterai 3070mAh. Tambahan daya di saat-saat kritis akan sangat membantu.

Spesifikasi jeroan, kamera maupun piranti lunak tidak berubah dari model Mi 9 SE standar. Jadi, pembeli masih akan menjumpai prosesor Qualcomm Snapdragon 712 yang didukung oleh RAM 6GB dan memori internal hingga 128GB, layar AMOLED dengan resolusi FullHD + dan dukungan untuk konten HDR dan sebagian besar kompartemen fotografi yang sama dengan flagship Mi 9 SE.

Sayangnya, Xiaomi Mi 9 SE Brown Bear dipastikan hanya bakal dijajakan di kawasan Tiongkok.

Sumber berita Mi via GsmArena.

Resmi Diumumkan, Vivo S1 Punya Beberapa Kemiripan dengan V15

Setelah beberapa hari yang lalu terlihat di situs TENAA, Vivo S1, smartphone perdana dari seri S keluaran Vivo akhirnya resmi diperkenalkan. Debut sebagai kelas menengah, Vivo S1 tampak familiar karena memang sangat mirip dengan Vivo V15, di antaranya membawa notch tapi juga punya kamera selfie pop-up serta tiga buah kamera di bagian punggung.

Smartphone bernomor model Vivo 1831A/T ini memiliki ukuran kemasan 161.97 x 75.93 x 8.54mm dengan bobot 189.5 gram. Panel layarnya menggunakan LCD IPS dengan penampang selebar 6,53 inci yang menghadirkan resolusi HD+ 1080 x 2340 piksel. Sejalan dengan desain smartphone kekinian, Vivo S1 juga punya rasio layar ke body yang dominan, 90.95 persen dan aspek 19,5:9.

Vivo S1 Ice Lake Blue.webp WEBP Image 640 × 640 pixels Scaled 88

Chipset MediaTek Helio P70 menjadi motor utama smartphone yang mengemas Android 9.0 Pie ini, bersama dengan RAM sebesar 6GB dan memori internal 128GB. Vivo bahkan menambahkan slot microSD untuk memberikan ruang simpan yang lebih lega.

Tambahan yang cukup menarik, Vivo juga membenamkan asisten virtual bernama Jovi yang bisa dibangunkan dengan menekan tombol AI independent. Bahkan, bagi yang gemar gaming, Vivo S1 juga punya fitur Game Turbo untuk memberikan pengalaman gaming yang lebih mulus tanpa lag. Kemudian baterai sebesar 3.940mAh tertanam di bagian punggung yang siap menjaga perangkat tetap bernafas selama seharian. Dukungan pengisian cepat 18W semakin membuat Vivo S1 terasa istimewa.

Vivo S1

Vivo S1 memiliki kamera self-up pop-up 24,8 megapiksel yang mengikuti jejak senironya, V15. Kemudian di bagian belakang juga ada tiga kamera berkelas yang berjejer rapi dengan konfigurasi kamera 12MP f / 1.7, lensa sudut lebar 8MP aperture f / 2.2 8 dan sensor kedalaman 5-megapiksel f / 2.4.

Cangkang belakang Vivo S1 menjadi rumbah bagin sensor sidik jari. Kemudian tersedia pula berbagai fitur konektivitas kekinan seperti 4G VoLTE, dukungan dual-SIM, Wi-Fi 802.11ac, Bluetooth, microUSB 2.0, GPS dan jack audio 3.5mm.

Harga dan Tanggal Rilis Vivo S1

Vivo S1 akan memasuki pasar Tiongkok pada tanggal 1 April dalam dua pilihan warna, Ice Lake Blue dan Pink. Handset dilabeli dengan harga 2.298 Yuan atau setara dengan $342.

Sumber berita Vivo.

Menjajal Kemampuan Kamera Samsung Galaxy S10+ di Turki

Bukan Samsung namanya jika tidak mengejutkan para jurnalis untuk mencoba produknya. Setelah mengadakan peluncuran perangkat terbarunya, Galaxy S10, Samsung pun mengajak media dan youtuber terpilih yang berjumlah 32 orang untuk melakukan utak atik. Kali ini, Samsung memilih Turki sebagai lokasi workshop perangkat terbarunya itu.

Pada workshop kali ini, yang dibicarakan tidak lagi hanya mengenai bagaimana menangkap gambar tidak bergerak saja. Galaxy S10 saat ini menawarkan video dengan kemampuan yang mirip dengan sebuah gimbal, mengurangi guncangan yang terjadi saat merekam video. Selain itu, Galaxy S10 juga memiliki HDR10 yang membuat warna menjadi lebih apik.

S10 Experience Turkey - Launch

Bursa merupakan kota pertama yang menjadi tujuan saya pada perjalanan kali ini. Hal tersebut dikarenakan Samsung ingin para peserta untuk merasakan gunung Uludag (yang artinya adalah Gunung Besar) yang ada pada kota tersebut. Hal ini juga secara tidak langsung menguji bagaimana Galaxy S10 bekerja pada suhu yang dingin.

Pada perjalanan kali ini, para peserta dibimbing oleh salah satu sutradara yang sudah sangat dikenal di Indonesia, yaitu Jay Subiakto. Beliau sendiri sebelumnya telah menggunakan Samsung Galaxy S10 untuk membuat video di negara Nepal. Dua feature yang dia gunakan di Nepal tentu saja HDR10 dan Super Steady Mode.

Pada kesempatan kali ini, DailySocial beruntung mendapatkan perangkat Samsung Galaxy S10+ (baca: dipinjamkan). Smartphone yang satu ini memiliki tiga buah kamera. Kamera pertama disebut dengan kamera wide dan merupakan kamera utama dengan resolusi 12 MP bukaan f/1.5-2.4 dengan kemampuan Dual Pixel PDAF dan OIS. Kamera kedua merupakan kamera telephoto atau zoom (2x) dengan resolusi 12 MP, bukaan f/2.4 dan memiliki OIS. Terakhir adalah kamera ultrawide dengan resolusi 16 MP dan bukaan f/2.2.

Pada workshop hari pertama, Jay memberikan beberapa tips untuk mengambil video dengan baik. Salah satunya adalah mengenali tempat yang akan dikunjungi terlebih dahulu, sehingga tidak kagok pada saat berada dilokasi pengambilan gambar. Lalu sebisa mungkin mengambil gambar dengan format landscape, karena sesuai dengan dimensi layar.

Teknik Tilting, Panning, dan Sliding untuk melakukan gerakan ke samping, atas, dan menggunakan badan sebagai tumpuan juga patut digunakan. Lalu, sebuah stabilizer juga harus digunakan agar tidak membuat pusing. Pada Galaxy S10, Super Steady dapat menggantikan sebuah gimbal. Terakhir, jika tidak ingin menggunakan Super Steady, gunakan HDR10 yang juga memakai kamera ultrawide.

Terakhir, Jay mengatakan bahwa dalam mengambil gambar dan video, jangan terlalu terpaku kepada patokan yang ada. Kreativitas hendaknya tidak boleh dikekang. Hal ini nantinya akan berimbas kepada hasil akhir dari video yang dibuat.

Gunung Uludag

Mount Uludag atau berarti Gunung Besar merupakan tujuan pertama untuk pengambilan gambar kali ini. Indahnya salju yang ada dan penggunaan kereta gantung yang selalu bergerak memang cocok untuk menguji Super Steady serta HDR10 yang ada pada perangkat ini.

Saya pun melakukan simulasi memegang perangkat dan menjatuhkan diri ke salju. Hasilnya memang guncangan yang terjadi sangat mulus diredam oleh Super Steady. Selain itu, saya juga menggunakan Super Slo-mo yang saat ini sudah dikembangkan dengan lebih baik lagi. Namun, Super Slo-mo yang ada memang sepertinya kurang senyaman Galaxy S9, di mana dalam satu rekaman bisa menghasilkan banyak Super Slo-mo.

Green Mosque

Green Mosque atau Mesjid Hijau di Istanbul juga merupakan tempat yang cukup baik untuk mengambil foto. Dengan banyaknya jendela yang memasukkan sinar ke dalam mesjid, membuat pengujian Dynamic Range dan Ultra Wide Angle menjadi lebih menarik. Sayangnya, tidak banyak obyek yang dapat diambil pada lokasi yang satu ini.

Galata Tower

Menara Galata merupakan salah satu obyek wisata Turki yang sangat menarik. Pada menara ini, para pengunjung dapat melihat kota Istanbul yang berada pada dua benua, yaitu Asia dan Eropa. Dengan begitu, mengambil gambar dengan menggunakan Ultra Wide Angle tentu saja akan menangkap kedua benua tersebut.

Hal unik pada menara ini adalah secara tiba-tiba seekor burung camar hinggap pada pagar tepat di depan saya. Hal ini tentu saja sangat pas untuk mencoba Scene Optimizer. Namun sayang, burung belum masuk ke dalam daftar pemandangan pada Galaxy S10 dan perangkat ini tidak mendeteksi sebagai binatang.

Saya juga mencoba kamera zoom pada perangkat ini. Bukan zoom 2x yang sayagunakan, namun seberapa baik kamera pada Galaxy S10 dapat menangkap gambar saat 10x digital zoom. Hasilnya ternyata tidak mengecewakan.

Hagia Sofia (Ayasofya Müzesi)

Hagia Sofya merupakan bangunan kuno yang pertamanya adalah sebuah gereja dan saat ini berubah fungsi menjadi sebuah mesjid. Didalamnya memang sangat megah. Sehingga sebuah kamera Ultra Wide Angle saja kurang lebar dalam mengambil keseluruhan gambar. Tentu saja, Panorama menjadi hal yang sangat baik untuk mengambil gambar di sekitarnya.

Keadaan cahaya yang tidak terlalu terang juga cocok untuk mencoba bukaan f/1.5. Hal tersebut tentu saja tidak menjadi masalah bagi Samsung Galaxy S10+ karena hasil gambarnya terlihat cukup prima. Beberapa relik yang jauh juga mampu diambil oleh kamera telephoto, namun hasilnya tidak setajam kamera utama.

Dua kucing yang hidup didalam Hagia Sofia juga menjadi sorotan saya. Karena musim dingin, keduanya berusaha menghangatkan diri pada sebuah lampu sorot. Hal tersebut sangat baik dalam menguji Scene Optimizer dari Galaxy S10+.

Basilica Cistern

Bekas tempat penampungan air ini merupakan sebuah tantangan bagi setiap kamera, baik itu DSLR maupun smartphone. Hal tersebut dikarenakan Basilica Cistern berada di bawah tanah. Hal ini membuat tidak adanya cahaya matahari yang masuk ke dalam tempat wisata tersebut.

Beberapa lampu menjadi basis penerangan dari Basilica Cistern. Dan hal ini sangat cocok untuk menguji bukaan f/1.5 dari Galaxy S10+. Scene Optimizer juga akan membantu meningkatkan kualitas gambar pada saat kondisi cahaya kurang baik.

Pada saat kurangnya cahaya, Galaxy S10 akan menggunakan feature Bright Night. Fasilitas yang satu ini secara otomatis dan cepat akan mengambil beberapa gambar untuk digabungkan menjadi satu sehingga pada saat kondisi gelap akan mendapatkan foto yang tetap baik.

Bosphorus Cruise

Samsung juga mengajak saya menaiki kapal untuk memutari selat Bosphorus. Di atas kapal tersebut, guncangan yang ada pun juga cukup keras. Kadang bisa membuat orang jatuh. Hal ini tentu saja cocok untuk menguji Super Steady Mode dari Galaxy S10.

S10 Experience Turkey - Bosphorus Scene Op

Gerakan kapal yang stagnan ke depan juga cocok untuk menguji mode Hyperlapse. Fasilitas ini akan mempercepat gerakan di video sehingga dapat membuat durasi 5 menit menjadi 20 detik saja. Tentunya, kamera tidak boleh bergerak agar hasilnya prima.

Emirgan Park

Sayang, pada taman Emirgan, Tulip yang sejatinya berasal dari Turki ini belum mekar. Hanya beberapa bunga saja yang dapat diambil gambarnya dengan baik. Hal tersebut membuat taman Emirgan cocok untuk mencoba mode Bokeh baru dengan Live Focus dari Galaxy S10.

Ada empat mode Live Focus pada Samsung Galaxy S10. Yang pertama adalah bokeh standar seperti biasanya, Zoom bokeh, Spin bokeh, dan terakhir Color Point. Dan dimsinilah pengujian saya berakhir.

Baterai

Samsung Galaxy S10+ ditenagai dengan baterai berkapasitas 4000 mAh. Tentunya dengan baterai sebesar ini, diharapkan mampu dapat bertahan seharian saat dipakai. Akan tetapi, berbeda lagi ceritanya pada saat menggunakan kamera.

Setiap hari saat saya menggunakan Samsung Galaxy S10+, baterai akan habis sekitar 6-8 jam kemudian. Kabel USB-C saya cabut saat 100% pada saat jam 8 pagi dan akan membutuhkan pengisian kembali pada saat jam 15.00-16.00. Walaupun begitu, hal seperti ini kemungkinan besar akan jarang terjadi saat dipakai sehari-hari.

Tahan Banting

Selama di Turki, banyak sekali peserta yang terlihat menjatuhkan perangkat Galaxy S10+ dan S10 nya (jangan bilang-bilang panitia, ya). Ternyata, tidak satu pun perangkat yang rusak, bahkan tidak ada goresan sedikit pun pada layar. Ternyata, kualitas produksi dari Samsung Galaxy S10 juga bisa dibilang baik.

Nah, setelah saya melakukan pengujian, dapat disimpulkan bahwa Galaxy S10 memiliki peningkatan yang cukup jauh pada sisi kamera (dan SoC tentunya). Hasil foto menjadi semakin baik dan perekaman video menjadi lebih apik. Jadi, apakah Anda ingin upgrade ke Galaxy S10?

Note: Semua gambar diambil menggunakan Samsung Galaxy S10

Smartphone Tiga Kamera Samsung Galaxy A70 Resmi Diperkenalkan

Keluarga seri Galaxy A keluaran Samsung bertambah satu anggota baru menyusul diresmikannya model Galaxy A70 yang menawarkan sedikit peningkatan dibandingkan kakak-kakaknya terdahulu. Salah satunya, ia mempunyai fitur pengisian baterai super cepat seperti di Galaxy S10 5G dan menawarkan kamera depan 32MP yang tentu relatif di atas rata-rata.

Relatif lebih lega, Samsung Galaxy A70 mempunyai penampang layar selebar 6,7 inci yang berfungsi ganda sebagai sensor sidik jari. Samsung sendiri tidak menceritakan teknologi di balik sensornya ini. Kemungkinan besar ia masih menggunakan sensor optik seperti yang terbenam di Galaxy A50. Makin yakin karena notch tetesan air juga tampak menempel di dahinya.

Galaxy-A70_Black-2

Menggali lebih ke dalam kita akan jumpai prosesor octa-core yang dihuni oleh dua kombinasi inti, Dual 2.0GHz dan Hexa 1.7GHz. Prosesor ini diimbangi oleh RAM sebesar 6GB dan 8GB yang disempurnakan oleh memori seluas 128GB. kemudian untuk menjaga perangkat tetap menyala, Samsung membenamkan baterai 4.500mAh yang relatif besar dan seperti yang sudah disebutkan di awal, baterainya bisa diisi cepat berkat dukungan pengisian cepat 25watt seperti di Samsung Galaxy S10 5G.

Kemampuan kamera Samsung Galaxy A70 juga relatif lebih menarik ketimbang seri Galaxy A yang lebih dulu hadir. Di belakang misalnya, ia mengemas tiga buah sensor antara lain sensor 32MP, sensor sudut lebar 8MP dan sensor kedalaman 5MP. Sedangkan untuk menangkap foto selfie, Galaxy A70 punya kamera 32MP yang jelas bakal menjadi salah satu fitur andalan dalam menggaet minat konsumen di kalangan anak muda.

Galaxy-A70_Coral-1

Sistem operasi, bagian yang cukup jadi penentu. Samsung memilih Android Pie sebagai padanannya. OS ini dipermak dengan One UI 1.1 yang secara default akan menghadirkan beberapa fitur pendukung seperti Digital Wellbeing dan Bixby Voice.

Samsung belum membeberkan berapa harga jual Galaxy A70 ini, tetapi mereka telah menjanjikan event penyambutan khusus pada tanggal 10 April mendatang.

Samsung Galaxy A70

Sumber berita Samsung.

Huawei P30 dan P30 Pro Datang dengan Kamera Mengesankan

Di kuartal keempat tahun 2018 lalu, Huawei membukukan peningkatan pengiriman perangkat smartphone sebesar 47% dibandingkan kuartal yang sama tahun sebelumnya. Menjadikan Huawei sebagai satu-satunya pabrikan yang mampu menyatatkan prestasi sebesar itu.

Berkaca pada prestasi tersebut, Huawei optimis mampu mengulanginya dan bahkan melakukannya dengan lebih baik di tahun ini. Huawei berambisi menjual sebanyak 250 juta unit smartphone di tahun 2019, dipimpin oleh flagship P30 series yang datang dengan sejumlah terobosan baru.

Bertempat di Paris, Huawei P30 dan P30 Pro diresmikan sebagai iterasi terbaru penerus P20 Series yang terjual sebanyak 16 juta unit tahun lalu. Sejumlah peningkatan menjadi suguhan utama, di mana kamera menjadi area yang banyak dipermak sebagai bentuk upaya untuk berada di depan para rival.

Huawei P30
Huawei P30

Kamera di seri Huawei P30 Pro menghadirkan opsi yang lebih menarik untuk para fotografer pemula. Di dalamnya terdapat empat kombinasi komponen berlabel Leica, antara lain sensor utama 40-megapiksel f/1.6 dengan OIS, lensa sudut ultra-lebar 20-megapiksel 16mm f / 2.2, lensa periskop 8-megapiksel dengan aperture f / 3.4 dan sensor Time of Flight yang membantu meningkatkan penginderaan mendalam untuk efek bokeh yang lebih baik.

Huawei P30 Pro
Huawei P30 Pro

Di seri P30 standar memang tak sementereng seri Pro tetapi masih tergolong teknologi kamera yang mengesankan bahkan untuk ukuran smartphone flagship sekalipun. Di punggung P30 terdapat sensor utama 40 megapiksel dengan aperture f/1.8, lensa sudut lebar 16 megapiksel dengan f / 2.2 dan lensa zoom telefoto 3x sebesar 8 megapiksel.

Terobosan berbeda juga dilakukan oleh Huawei yang memutuskan untuk membenamkan sensor RYYB baru yang diklaim meningkatkan penyerapan cahaya hingga 40%. Walhasil, kamera di P30 series ini lebih mampu memotret dengan kondisi cahaya yang rendah sekalipun. Di P30 Pro bahkan pengguna dapat menaikkan ISO hingga 409.600 atau 204.800 di seri P30. Jauh lebih tinggi dari apa pun yang terlihat pada ponsel sebelumnya.

Sementara untuk kamera depan, Huawei membenamkan kamera 32-megapiksel kendati tidak memboyong serta teknologi sensor 3D yang ditemukan di Mate 20 Pro.

Puas membahas kamera, sekarang kita geser ke desain dan bagian luar kedua perangkat. Dari luar, P30 Series ini tampak masih memiliki garis desain seri pendahulunya, P20 meskipun tampak beberapa lipatan dan sentuhan baru di sana sini. Layar keduanya dipisahkan beberapa inci, di mana seri P30 mempunyai ukuran layar 6,1 inci sedangkan P30 Pro sedikit lebih lega, 6,47 inci dengan panel yang sama-sama terbuat dari AMOLED. Sertifikat IP68 memastikan kedua perangkat dapat bertahan jika terendam air selama 30 menit di kedalaman hingga 5 meter.

Huawei P30 Pro_water

Performa P30 dan P30 Pro sama-sama dimotori oleh chipset Kirin 980, chipset yang juga akan menjadi otak dari Mate Fold X, smartphone tekuk pertama Huawei. Sebagai informasi bagi Anda, bahwa Kirin 980 merupakan komponen yang dibangun dengan fabrikasi 7nm yang memuat sebanyak 6,9 miliar transistor. Ini 1,6 kali lebih banyak dari Kirin 970, generasi sebelumnya.

Hasil dari peningkatan yang dihadirkan oleh Kirin 980 diklaim menjaikan P30 dan P30 Pro merespon sentuhan 69% lebih cepat, menjalankan aplikasi 52% lebih cepat dan mampu membaca file 20% lebih baik dari chipset terdahulu.

Kapasitas RAM dan memori yang ditawarkan terdiri dari beberapa pilihan, antara lain RAM 6GB dan 8GB dengan penyimpanan mulai dari 128GB hingga 512GB.

P30 dan P30 Pro tersedia untuk preorder mulai hari ini, 26 Maret dengan penawaran harga sebagai berikut:

  • Huawei P30 (RAM 6GB + 128GB): €799
  • Huawei P30 Pro (8GB RAM + 128GB penyimpanan): €999
  • Huawei P30 Pro (8GB RAM + penyimpanan 256GB): €1.099
  • Huawei P30 Pro (8GB RAM + penyimpanan 512GB): €1,249
Huawei P30 Pro
Huawei P30 Pro
Huawei P30
Huawei P30

Sumber berita Huawei dan GSMArena.

Oppo A5s Tawarkan Baterai Besar dan Segudang Fitur Gaming di Harga Terjangkau

Melesatnya kualitas permainan mobile dan meledaknya kepopuleran esports di platform itu disikapi para produsen secara sigap lewat penggarapan smartphone khusus gaming. Dan setelah para perusahaan berlomba-lomba menawarkan produk flagship-nya, pelan-pelan kapabilitas di sana diturunkan ke perangkat yang lebih terjangkau. Langkah tersebut bahkan dilakukan pula oleh Oppo yang sejauh ini belum menyediakan handset gaming.

Satu hal perlu ditekankan: belum adanya smartphone gaming dari Oppo tak berarti perusahaan tak peduli terhadap segmen ini. Sebaliknya, Oppo sudah cukup lama berkolaborasi bersama Tencent dan mereka merupakan salah satu sponsor utama PUBG Indonesia National Championship . Masih berkaitan dengan dukungan Oppo terhadap hobi gaming, produsen asal Dongguan Tiongkok itu resmi meluncurkan Oppo A5s di Indonesia.

A5s 1

Eksistensi A5s tersingkap hanya beberapa minggu lalu, disiapkan sebagai alternatif dari A5 dengan system-on-chip berbeda, kali ini diotaki MediaTek Helio P35. Di tanah air, A5s pada dasarnya ialah penerus kiprah A3s di kelas entry-level . Dalam presentasi produk, PR manager Aryo Meidianto memaparkan tiga keunggulan utama Oppo A5s: penampilan, daya tahan baterai, dan kepiawaian di gaming.

A5s 3

 

Mengenai desain

Oppo A5s adalah smartphone berlayar 6,2-inci yang menyuguhkan resolusi HD+ 1520x720p. Panel tersebut memanfaatkan desain notch water drop seperti yang diterapkan pada F9, dilindungi oleh Corning Gorilla Glass 3, lalu dibubuhkan pada body berkonstruksi plastik dengan dimensi 155,9×75,4×8,2mm dan bobot 170g. Sisi belakangnya juga menyerupai sang ‘selfie expert‘. Di sana Anda bisa menemukan logo, sensor sidik jari, dan kamera yang diposisikan hampir identik.

A5s 13

Meski demikian, mereka yang teliti atau pengguna setia Oppo kemungkinan dapat melihat perbedaannya tanpa kesulitan. A5s belum menggunakan pola warna gradasi seperti F9. Kemudian, lis metalik yang membatasi area sensor fingerprint dan modul kamera menggunakan warna emas. Buka bagian tray-nya dan Anda akan menemukan tiga slot kartu; dua untuk SIM dan satu lagi disediakan buat menempatkan microSD.

Oppo menyajikan dua pilihan warna, yaitu merah dan hitam.

A5s 4

 

Dukungan baterai besar dan spesifikasi

Sebagai salah satu nilai jual utama A5s, Oppo membekali smartphone dengan baterai berkapasitas 4.230mAh. Kehadirannya di sana diklaim mampu menjaga perangkat tetap aktif hingga 17 jam dalam pemakaian normal, atau sanggup menghidangkan video non-stop selama 13,5 jam secara offline. Selain itu, baterai turut ditunjang fitur fast charging 5V2A untuk mempersingkat proses pengisian ulangnya.

A5s 2

Melengkapi chip Helio P35 berisi prosesor octa-core Cortex-A53 dan GPU PowerVR GE8320, Oppo turut mencantumkan RAM sebesar 2GB serta ROM seluas 32GB (yang bisa Anda tambah via microSD 128GB). Smartphone berjalan di sistem operasi Android 8.1 Oreo dengan overlay Color OS 5.2. Menurut Oppo, komposisi tersebut sudah cukup mumpuni untuk menjalankan permainan-permainan Android populer – dibahas lebih detail di bawah.

A5s 11

Untuk menangani fotografi, Oppo A5s mengusung setup kamera ganda di belakang, terdiri atas sensor 13Mp f/2.2 AF plus sensor kedalaman 2Mp f/2.4, serta sebuah kamera depan 8Mp f/2.0 yang turut ditunjang HDR.

A5s 8

 

Gaming

Ada deretan kemampuan yang Oppo hadirkan demi memastikan pengalaman gaming Anda di A5s berjalan optimal. Beberapa fitur ini bekerja di background, tetapi sangat krusial – contohnya kapabilitas optimalisasi serta perlindungan jaringan sehingga pertandingan online bisa dilalui tanpa ada kendala koneksi. Di sana, Anda dapat mengaktifkan mode bebas gangguan, yang akan mematikan fungsi kartu SIM 2 secara sementara.

A5s 16

Ada berita gembira bagi para penggemar PlayerUnknown’s Battlegrounds Mobile. Oppo menjalankan kemitraan dengan Tencent selaku publisher versi portable permainan battle royale ini untuk memaksimalkan kinerja engine di produk mereka. Di dalam game, Anda dipersilakan pula memanfaatkan Smart Game Bar buat menangkap screenshot secara ringkas atau segera membalas pesan tanpa men-switch tampilan.

A5s 17

Anda mungkin sudah mendengar soal fatwa MUI dan kajian yang dilakukan oleh Kominfo soal pembatasan waktu bermain PUBG Mobile. Tak perlu repot-repot. Color OS 5.2 telah disertai Kid Space (bahasa Indonesianya: Ranah Anak), yaitu fitur untuk mematok durasi akses aplikasi dari mulai sesingkat 15 menit sampai 3 jam. Buat mematikannya, dibutuhkan password atau verifikasi sidik jari orang tua. Kid Space sebetulnya tidak cuma hadir di A5s, namun juga di A3s, A7, F9, R17, Find X, termasuk F11 Pro dengan Color OS 6-nya.

A5s 5

Hal-hal kecil juga tidak luput dari perhatian Oppo. Khusus bagi Anda yang gemar bermain game buat mengisi waktu di perjalanan, tersedia pilihan untuk mengunci kecerahan layar. Gunanya adalah mencegah perubahan intensitas output display yang berpeluang merusak konsentrasi.

A5s 15

 

Ketersediaan dan harga

Dalam memasarkan A5s, Oppo menggandeng Akulaku untuk menyuguhkan program cicilan dengan uang muka rendah dan potongan harga hingga Rp 250 ribu, berlaku mulai minggu ini sampai tanggal 7 April nanti. Oppo A5s sendiri baru akan tersedia di pasar pada tanggal 27 Maret 2019, dipatok di harga sangat atraktif, cuma Rp 2 juta saja.

A5s 9

Tiba di Indonesia, Samsung Galaxy A50 dan A30 Sasar Gen-Z yang Gemar Membuat Konten Live

Ketika Rowan Atkinson menggunakan kamera analognya untuk ber-selfie di film Bean (1997), mungkin hanya sedikit orang yang membayangkan bahwa kegiatan tersebut akan jadi lebih mudah puluhan tahun kemudian berkat kapabilitas fotografi di ponsel. Ketika selfie kian lumrah, kehadiran kamera juga mulai dimanfaatkan untuk menciptakan konten live, apalagi dengan dukungan platform sosial media terhadap aktivitas ini.

Pembuatan konten live cukup populer bagi pengguna smartphone berusia muda, khususnya bagi generasi Z. Mereka ialah individu yang lahir pasca era milenial, familier dengan internet sejak kecil dan menurut demograf, kehidupan mereka sulit dipisahkan dari teknologi dan jejaring sosial. Menakar dari aspek minat dan gaya hidup, Samsung memberi sebutan unik bagi kalangan ini: generasi live. Dan sang produsen sudah menyiapkan deretan perangkat yang ideal untuk mereka.

 

Generasi live

Memahami generasi Z tentu bukan cuma dilakukan dari melihat kebiasaan, namun juga faktor karakteristik dan pandangan hidup. Berdasarkan pemaparan Public Relations Society of America, Gen-Z menyimpan semangat berwirausaha lebih tinggi dari milenial. Ditambah pemahaman kritis terhadap teknologi, sebuah produk yang ditujukan buat Gen-Z harus memenuhi rentetan kriteria: penuh fitur, performa tidak mengecewakan, ditunjang luasnya konektivitas, desain stylish, dan harga kompetitif. Hal-hal inilah yang coba ditawarkan oleh Galaxy A50 dan A30.

Galaxy A 14

Meski merupakan anggota dari keluarga Galaxy A Series, keduanya diramu sebagai alternatif lebih terjangkau dari A9 atau A7Head of product marketing IT & mobile Denny Galant menjelaskan bagaimana generasi ‘masa kini’ gemar menyaksikan pertandingan bola secara live, streaming musik, bermain game online, serta membuat posting Instagram Story atau Live. Dan sebentar lagi kita akan menjadi saksi apakah Galaxy A50 dan A30 dapat memenuhi misi tersebut.

Galaxy A 11

 

Galaxy A50 dan A30

Segala kegiatan kreasi konten memang mudah dilakukan dengan lini flagship terbaru Samsung, tetapi seperti yang saya singgung sebelumnya, dalamnya pemahaman gen-Z pada teknologi juga membuat mereka peka terhadap harga. Pertanyaannya sekarang, bagaimana Samsung menyeimbangkan semua ini tanpa berkompromi terlalu jauh? Kabar gembiranya, Galaxy A50 dan A30 berhasil memberikan impresi awal yang positif.

Galaxy A 4

Penampilan Galaxy A50 dan A30 bisa dibilang telah memenuhi standar desain modern. Keduanya mengusung layar Infinity-U AMOLED seluas 6,4-inci beresolusi 2340×1080 (FHD+) dengan notch water drop serta tubuh dengan bagian ujung curved. Dimensi kedua varian boleh dibilang identik, masing-masing berukuran 158,5×74,7×7,7mm serta menggunakan lapisan glossy di sisi punggung dan memanfaatkan konstruksi tubuh dari plastik.

Galaxy A 10

Di sesi hands-on minggu lalu, saya melihat setidaknya ada tiga aspek yang membedakan rancangan Galaxy A50 dan A30. Pertama adalah opsi warna. Kedua ialah jumlah lensa di modul kamera. Ada tiga set kamera di A50 dan dua di A30. Selanjutnya adalah diferensiasi sensor sidik jari. A30 masih menggunakan sensor fingerprint standar di sisi belakang, sedangkan A50 telah ditunjang sensor under display.

Galaxy A 3

 

Kreasi konten

Penciptaan konten lewat smartphone tidak bisa dipisahkan dari dukungan kamera, dan aspek ini jadi perhatian Samsung dalam meracik Galaxy A50 dan A30. A50 dibekali tiga sensor dan lensa untuk menangani pembuatan foto dan video via kamera belakang. Smartphone menggunakan kamera utama 25Mp f/1.7, dibantu sensor kedalaman 5Mp f/2.2 dan kamera ultra-wide 8Mp f/2.2. Galaxy A30 menyajikan setup kamera ganda dengan sensor 16Mp f/1.7 dan ultra-wide 5Mp f/2.2.

Galaxy A 13

Menariknya, baik Galaxy A50 mapun A30 turut mewariskan sejumlah fitur fotografi andalan Galaxy S10, misalnya kapabilitas mengabadikan pemandangan lebih luas dengan sudut 123 derajat. Varian A50 sendiri dilengkapi Live Focus yang memperkenankan kita mengatur efek kedalaman sebelum atau sesudah foto diambil, cocok bagi penggemar efek bokeh.

Galaxy A 6

Selain itu, dua handset anyar ini memiliki kemampuan pembaca skenario fotografi ‘Scene Optimizer’ yang ditopang oleh optimalisasi warna. Baik A50 dan A30 mampu mengetahui apa yang tengah Anda abadikan; contohnya orang, bunga, makanan, burung, serta dapat membaca waktu atau lokasi tertentu (saat matahari terbenam atau sewaktu pemotretan di pantai).

Galaxy A 5

Ada 20 skenario yang bisa dikenal oleh smartphone, namun Samsung mengingatkan bahwa hasilnya dapat berbeda tergantung dari objek foto dan kualitas fokus. Sistem kabarnya juga mampu memberi notifikasi jika mendeteksi tiga faktor yang berpeluang membuat foto kurang optimal, di antaranya sewaktu mata terpejam, gambar blur, serta backlight berlebihan.

Galaxy A 8

Untuk kebutuhan portrait diri, Galaxy A50 dan A30 masing-masing mengandalkan kamera depan 25Mp dan 16Mp f/2.0. Memang cuma ada satu modul kamera di sana, tetapi ia turut dibantu oleh fitur Selfie Focus yang mempersilakan kita mengaburkan latar belakang via software.

Perlu dicatat bahwa baik Galaxy A50 dan A30 belum mempunyai mode Instagram built-in di kameranya. Fitur masih tersaji eksklusif di keluarga Galaxy S10.

 

Samsung Pay

Hampir empat tahun setelah meluncur di Korea Selatan, layanan pembayaran digital Samsung Pay akhirnya dibawa oleh Galaxy A50 dan A30 ke Indonesia. Samsung punya alasan kuat soal keterlambatan itu. Khusus di nusantara, fitur tersebut dikembangkan sendiri oleh talenta lokal yang tergabung dalam Samsung Research Indonesia. Sejauh ini, Samsung sudah menggandeng Dana sebagai penyedia eWallet, namun produsen bilang kemitraan itu tidaklah eksklusif.

Galaxy A 1

Buat sekarang, status Samsung Pay masih dalam tahap pengujian. Berdasarkan sesi demo dan juga penjelasan product marketing manager Irfan Rinaldi, layanan tersebut memanfaatkan metode pemindaian QR code dan belum ada opsi NFC. Saya belum dapat memastikan apakah Samsung Pay bisa segera digunakan ketika Galaxy A50 dan A30 dirilis di Indonesia akhir minggu ini, atau kita harus menunggu sedikit lebih lama.

Galaxy A 2

Satu hal yang perlu digarisbawahi adalah, Samsung Pay tidak menyimpan data serta informasi transaksi para penggunanya. Layanan ini disiapkan sebagai ‘gateway‘.

Galaxy A 9

 

Harga dan ketersediaan

Samsung Galaxy A50 dan A30 rencananya akan dilepas di Indonesia pada tanggal 29 Maret 2019 besok. Galaxy A50 tersedia dalam dua pilihan memori, dibanderol seharga Rp 4,1 juta (RAM 4GB, ROM 64GB) dan Rp 4,9 juta (RAM 6GB, ROM 128GB), sedangkan Galaxy A30 bisa Anda miliki dengan mengeluarkan uang Rp 3,4 juta. Setelah itu, tipe Galaxy A20 dan A10 akan segera menyusul.

Galaxy A 12

[Review] Vivo V15; Bertumpu Pada Fitur 32MP Pop-up Camera

Dulu kalau saya mau ganti smartphone paling cepat itu setahun saat penerusnya sudah keluar. Kadang juga harus nunggu setahun lagi (jadi dua tahun) biar harganya turun.

Bagaimana kalau sekarang? Nggak ganti dalam kurun waktu setahun saja, smartphone yang kita gunakan sudah terasa ‘kedaluwarsa’. Karena siklus peluncuran smartphone baru terjadi lebih cepat, bulanan.

Kita ambil contoh Vivo V15, cuma berselang kurang lebih enam bulan saja sejak Vivo meluncurkan V11 pada bulan September 2018. Saya tekankan lagi, Vivo V15 adalah penerus dari Vivo V11, bukan yang versi Pro-nya. Jadi, Anda tidak akan menemukan sensor fingerprint di bawah layar. Langsung saja kita mulai review Vivo V15.

32MP Pop-up Selfie Camera

Review-Vivo-V15

Fitur utama yang paling menonjol adalah kamera depannya, bukan hanya tentang resolusinya yang tinggi mencapai 32MP – tapi karena inovasi mekanisme pop-up nya yang diturunkan langsung dari flagship Vivo NEX.

Efek suara turut menyertai saat kamera depan ini muncul, ada empat efek suara yang bisa Anda temukan di pengaturan kamera yaitu mute, sci-fi, machine, dan rhythm. Namun meski Anda memilih mode mute, motor penggerak kamera depan yang terletak di sisi kanan atas smartphone tersebut masih menimbulkan suara saat bekerja.

Review-Vivo-V15

Saya penasaran, bagaimana bila kita dengan sengaja menaik dan turunkan kamera depan dengan cepat? Tenyata muncul peringatan seperti ini; “Untuk melindungi kamera depan Anda, jangan terlalu sering melakukan tindakan ini.

Review-Vivo-V15

Sekarang kita masuk ke antarmuka kameranya, ada lima mode pengambilan gambar yang bisa digunakan kamera depan yaitu Photo, Video, AI Beauty, Pano, dan AI Stickers. Pada mode Photo, Anda juga bisa menemukan fitur HDR, Live Photo, dan filter.

Tentu saja, dua kunci yang akan membantu Anda mendapatkan foto selfie yang memukau adalah AI Beauty dan Portrait light effect. Dengan AI Beauty, Anda bisa mendapatkan makeover secara virtual – mulai dari warna kulit, memutihkan, membuat wajah tirus, merampingkan hidung, hingga menyesuaikan bentuk mulut.

Sementara dengan Portrait light effect, Anda bisa menambahkan efek pencahayaan yang menawan berkualitas studio ke selfie Anda. Mulai dari natural light, studio light, stereo light, loop light, rainbow light, dan monochrome backgroud untuk mendapatkan background hitam dan putih yang klasik.

Ada satu fitur yang bagi sebagian orang sangat penting dikorbankan Vivo yakni face unlock. Dari Vivo V7, V9, hingga V11 – fitur face unlock selalu menjadi salah satu fitur unggulan smartphone Vivo dan terakhir mencoba di V11 performanya sangat cepat dan konsisten.

Semoga saja, Vivo menemukan cara untuk mengembalikan fitur face unlock kembali di update firmware masa mendatang. Sementara ini, kita bisa mengandalkan pemindai sidik jari yang jelas-jelas lebih aman di bagian belakang.

Berikut adalah hasil foto 32MP Pop-up Camera Vivo V15:

Ultra All Screen

Vivo V15 sudah move-on dari notch, desain full-screen display yang baru ini disebut Ultra All Screen. Harus saya akui, pop-up selfie camera Vivo V15 kesannya futuristik, seolah membuat smartphone dengan notch terlihat ‘usang’.

Smartphone ini juga datang dalam balutan warna bergradasi, topaz blue dan glamour red. Seperti biasa, bagian belakangnya hadir dengan finishing glossy seperti kaca dan kerangka aluminium. Materialnya bukan kaca, tapi kemungkinan menggunakan jenis material komposit berjenis tempered glass seperti sebelumnya.

Modul tiga kamera menonjol di belakang yang berbaris secara vertikal. Sebaiknya selalu kenakan case yang ada dalam paket penjualan untuk melindungi body smartphone dan utamanya modul kamera belakangnya. Desain dan kualitas case-nya sudah cukup oke, dengan paduan warna hitam di sekelilingnya.

Review-Vivo-V15

Mengenai kelengkapannya, tombol volume dan power berada pada sisi kanan. Lalu, di sisi kiri ada SIM tray berdampingan dengan smart buttonDefault-nya bila kita menekan smart button sekali maka akan mengaktifkan Google Assistant, bila menekan dua kali akan mengaktifkan Image Recognizer yang akan mencari tahu informasi dari konten yang sedang tampil di layar.

Review-Vivo-V15

Smart button juga bisa disesuaikan, caranya pergi ke Settings dan pilih Jovi. Namun pilihan yang tersedia sebatas Google Search, Google Assistant, Google Assistant Visual Snapshot, dan Image Recognizer. Anda juga bisa menonaktifkan fungsi tombol tersebut.

Lanjut ke sisi atas, disana ada mikrofon dan kamera depan yang tersembunyi di body Vivo V15. Sementara di sisi bawah ada jack audio 3.5mm, mikrofon, speaker, dan standar port microUSB yang sebenarnya sudah usang menurut saya untuk smartphone baru yang diluncurkan di tahun 2019.

Android 9 Pie; FuntouchOS 9

Vivo V15 bergerak pada sistem operasi Android versi paling baru; 9.0 Pie dengan FuntouchOS 9. Menurut saya, FuntouchOS adalah salah satu user interface smartphone terbaik. Smart Launcher, Jovi, dan navigation gestures adalah tiga fitur favorit saya.

Smart Luncher berada di ujung kiri homescreen, saat ini ada empat kartu yang bisa ditampilkan. Mulai dari to-do list yang terintregrasi dengan kalender, jangan sampai lewatkan sesuau. Jovi Smart Scene yang akan menampilkan informasi seperti acara favorit, serta langkah kaki dan kalori yang terbakar.

Kemudian ada shortcut, Anda bisa menempatkan pengaturan cepat dan aplikasi hingga sepuluh pintasan. Satu lagi kartu ramalan cuaca, meski sebenarnya saya tidak begitu memperhatikannya.

Beralih ke Jovi, fitur ini meliputi Smart Camera seperti AI Face Beauty, AI Scene Identification, dan AI Portrait Framing. Lalu, Image Recognizer yang mampu mencari informasi dari konten yang tampil di layar. Satu lagi, Smart Scene yang ada di Smart Launcher.

Review-Vivo-V15-45

Rasanya tidak asyik kalau tidak menggunakan Navigation gesture, seperti biasa usap ke atas di sisi kiri untuk menampilkan Control Center. Lalu, usap ke atas di sisi tengah untuk ke homescreen, usap dan tahan ke atas untuk menampilkan recent app, dan usap ke atas di sisi kanan untuk fungsi back atau kembali.

Saya melihat Vivo menyisipkan sejumlah bloatware, saya tidak masalah selagi masih bisa dihapus bila tidak digunakan. Namun ada beberapa aplikasi buatan mereka sendiri yang punya fungsi sama dan tidak bisa dihapus seperti V-Appstore, layanan yang serupa dengan Play Store.

Chipset Mediatek Helio P70

Dapur pacu Vivo V15 mengandalkan chipset Mediatek Helio P70 yang terdiri dari CPU octa-core (quad-core 2.1 GHz Cortex-A73 dan quad-core 2.0 GHz Cortex-A53), dan GPU Mali-G72 MP3. Kinerjanya dibantu RAM 6 GB, memori internal 64 GB, dan tangki baterai 4.000 mAh dengan teknologi Dual-Engine Fast Charging.

Di AnTutu, Vivo V15 memperoleh nilai 141.022 poin, PCMark 8.266 poin, 3DMark Sling Shot 1.634 poin, Geekbench single-core 1.517 poin, dan Geekbench multi-core 5.432 poin.

Di test aktivitas gaming saya mencoba PUBG Mobile, pastikan Anda sudah menambah daftar game ke Game Cube yang bisa ditemukan di Settings. Game battle royale dengan formula last man standing ini dapat ditelan mentah-mentah sampai kualitas grafis ‘HD’ dan frame rate ‘high‘.

Hanya saja, output suara dari game PUBG Mobile di unit Vivo V15 yang saya review ini tidak begitu lantang. Selain itu, penempatan speaker juga payah -saya sudah memutar bermain dari sisi yang berbeda tapi speakernya kerap terhalangi tangan.

AI Triple Camera dengan Lensa Wide-angle

Kamera utama Vivo V15 yang posisinya paling bawah memiliki resolusi 12MP dengan 24 juta unit foto sensitif dan mendukung teknologi Dual Pixel. Ditambah dengan sensor 1/ 2.8 inci, aperture f1.78, dan ukuran pixel 1.28um.

Review-Vivo-V15-50

Kamera keduanya 8MP AI Super Wide-Angle Camera membawa sudut pandang 120 derajat yang sama dengan mata manusia dan kamera ketiga 5MP Depth Camera.

Kemarin kebetulan habis dari event di SCBD Jakarta, lokasi tersebut cukup asyik buat test kamera wide-angle Vivo V15. Buat motret arsitektur perkotaan atau landscape memang seru banget, kita bisa menangkap banyak objek di dalam foto.

Efek distorsi justru sengaja saya manfaat untuk mendapatkan kesan yang unik. Satu hal yang mengejutkan saya adalah mode wide-angle ini bukan hanya tersedia di foto saja, tapi juga bekerja di video. Sayangnya, perekam videonya belum mencapai resolusi 4K dan sebatas 1080p.

Berikut hasil foto dari Vivo V15:

Verdict

Vivo V15 dibanderol Rp4.399.000, harganya seratus ribu lebih murah dari Vivo V11 saat diluncurkan pertama kali. Perubahannya meliputi 32MP Pop-up Camera, versi OS dan chipset lebih baru (Android 9.0 Pie dan Mediatek Helio P70), RAM 6GB, serta AI Triple Camera.

Sebagai informasi tambahan juga, Vivo juga telah resmi mengumumkan penerus V11 Pro yakni V15 Pro dengan harga Rp5.699.000. Tambahan “Pro”, tentunya smartphone ini mengusung spesifikasi yang lebih superior.

Dengan menambah budget Rp1,3 juta, Anda akan mendapatkan mulai dari sensor sidik jari di bawah layar atau yang disebut Screen Touch ID, layar Super AMOLED, kamera utama 48MP, chipset Qualcomm Snapdragon 675 yang lebih powerful dengan RAM 6GB, dan memori internal 128GB.

Review-Vivo-V15

Sparks

  • 32MP Pop-up Selfie Camera yang Inovatif
  • Lensa Wide-angle yang Suguhkan Foto Unik
  • Ultra All Screen, Bagian Muka Nyaris Tanpa Bezel

Slacks

  • Tanpa Fitur Face Unlock
  • Port Pengisian Daya Tergolong Jadul – microUSB

OPPO F11 Pro Warna Thunder Black Lebih Laris Dibanding Aurora Green

Sabtu kemarin saya menghadiri acara penjualan perdana smartphone OPPO F11 Pro di ITC Roxy Mas. Tempat ini sangat familier bagi saya, karena dulu sebelum kenal e-commerce saya selalu ke sini saat membeli smartphone baru, aksesori, hingga layanan service center.

Begitu masuk di lobby utama, saya melihat ramainya iklan dari berbagai brand smartphone di papan reklame. OPPO salah satunya, tapi yang menarik ialah tak lama kemudian saya ditawari perangkat OPPO oleh SPG dan SPB OPPO, serta bisa mencoba langsung smartphone OPPO terbaru seperti F11 Pro di gerainya.

Mencapai Target Penjualan

OPPO-F11-Pro

Ya, mulai tanggal 23 Maret – perangkat OPPO F11 Pro yang resmi dirilis di Indonesia pada 13 Maret 2019 ini sudah bisa didapatkan secara bebas. Sebelumnya sesi pre-order berlangsung pada 14 sampai 22 Maret di seluruh gerai resmi OPPO dan di sejumlah e-commerce.

Aryo Meidianto, PR Manager OPPO Indonesia mengumumkan bahwa F11 Pro berhasil menembus target penjualan sebelum dijual resmi ke pasar, tepatnya empat hari (17 Maret) setelah F11 Pro resmi diperkenalkan dan sampai hari ini (23 Maret) sudah dua kali lipatnya.

“F11 Pro adalah perangkat tercepat OPPO yang menembus target penjualan, meningkatkan sekitar 200 persen jika dibandingkan dengan penjualan F9 varian RAM 6GB. Konsumen sekarang mencari perangkat dengan RAM besar dan F11 Pro punya RAM 6GB yang menjadi salah satu feedback paling besar dari konsumen.” Ungkap Aryo.

OPPO-F11-Pro

Ia juga menambahkan, tentunya juga karena respon baik dari konsumen, F11 Pro tampil dengan keunggulan yang berbeda dari sebelumnya. Mulai dari kamera belakang 48MP yang jago motret siang malam, desain panoramic screen dengan rising selfie camera, dan yang benar-benar dapat dirasakan ialah VOOC flash charge 3.0. Di mana baterai 4.000 mAh F11 Pro akan terisi penuh hanya dalam waktu 80 menit.

Thunder Black Menjadi Warna Favorit

OPPO-F11-Pro

F11 Pro sendiri punya dua warna, yaitu Thunder Black dengan tiga gradasi warna dari hitam, merah, sama biru. Sementara, di Aurora Green punya gradasi dari biru ke hijau. Kedua warna tersebut diambil dari seri flagship Find X. Dari penjualan yang disebutkan di atas perbandingannya 2:1, lebih banyak konsumen yang menyukai F11 Pro Thunder Black.

Aryo juga mengatakan bahwa lonjakan pre-order F11 Pro tak hanya terjadi di Jakarta, tapi juga kota-kota lain, baik di pulau Jawa dan luar Jawa. Akibatnya di beberapa wilayah mengalami kendala masalah ketersediaan produk.

“Atas nama Oppo kita minta maaf, prediksi kita enggak se-hype ini, kita sedang berusaha agar stok dapat terpenuhi dari pabrik maksimal dalam waktu seminggu ini. Kita juga sempat mengalami masalah di hadiah pre-order.” Kata Aryo.

OPPO-F11-Pro

F11 Pro ini dibanderol Rp4.999.000, bagi yang penasaran akan kelebihan dan kekurangannya, tunggu review OPPO F11 Pro selengkapnya di Dailysocial. Saat ini saya telah mulai mengujinya secara intens.