Qualcomm Siap Luncurkan Chipset Smartwatch Baru Musim Gugur Nanti

Belum banyak smartwatch baru sejak Android Wear resmi berganti nama menjadi Wear OS. Salah satu di antaranya adalah Gc Connect yang dirilis bulan lalu. Meski baru, ada yang janggal dari spesifikasi smartwatch tersebut: chipset yang digunakan adalah Snapdragon Wear 2100 yang sudah berumur dua tahun, dan sama persis seperti yang tersemat pada smartwatch keluaran tahun 2016 macam Nixon The Mission.

Jadi semisal ditanya mengapa perkembangan smartwatch Wear OS, terkesan stagnan, saya bakal maklum jika ada yang menyalahkan Qualcomm. Dibandingkan dengan chipset smartphone, Qualcomm terkesan malas mengembangkan chipset smartwatch, terbukti dari tidak adanya chipset baru dalam kurun waktu dua tahun.

Namun kabar baiknya, Qualcomm berencana meluncurkan chipset smartwatch baru tahun ini juga, tepatnya di musim gugur mendatang, bersamaan dengan sebuah smartwatch kelas flagship. Kabar ini didapat dari wawancara Wareable dengan Pankaj Kedia selaku salah satu petinggi divisi wearable Qualcomm.

Smartwatch Wear OS

Beliau menjelaskan bahwa chipset baru ini bakal lebih dioptimalkan lagi untuk smartwatch karena telah didesain dari nol. Seperti yang kita tahu, chipset smartwatch generasi pertama, Snapdragon 400, tidak lebih dari chipset smartphone yang dimodifikasi. Snapdragon Wear 2100 sendiri hanyalah hasil modifikasi yang lebih menyeluruh.

Lain halnya dengan chipset generasi ketiga ini. Qualcomm bilang bahwa ada kemungkinan mereka merilis beberapa varian, dan masing-masing akan disesuaikan dengan skenario penggunaan. Jadi yang untuk smartwatch kategori olahraga sendiri, dan yang untuk kategori fashion pun juga disendirikan.

Perubahan lain yang tak kalah penting adalah dari segi fisik, di mana Qualcomm mengklaim chipset baru ini memungkinkan produsen untuk merancang smartwatch yang berdimensi lebih ringkas lagi dari sebelumnya. Lebih lanjut, daya tahan baterai juga bakal meningkat secara signifikan berkat penggunaan chipset baru ini.

Memang sudah waktunya konsumen disambut oleh deretan smartwatch Wear OS baru yang mengemas spesifikasi baru pula. Selama tiga generasi, Apple Watch memang tidak banyak berubah soal desain, tapi masing-masing selalu menggunakan chipset baru, dan itu juga sebenarnya yang dibutuhkan oleh smartwatch Wear OS.

Sumber: Wareable.

Michael Kors Perkenalkan Dua Smartwatch Ber-Platform Android Wear 2.0 Baru

Sebagai respons terhadap naiknya kepopularitasan smartwatch, Michael Kors merupakan satu dari sejumlah perusahaan fashion mewah yang turut meramu perangkat wearable mereka sendiri. Kiprah perusahaan pimpinan sang desainer Amerika di ranah itu dimulai tepat di bulan Maret tahun lalu dengan pengenalan device Android Wear perdana mereka, Michael Kors Access.

Dan dalam konferensi 2017 Baselworld yang dilangsungkan di Swiss sampai tanggal 30 Maret nanti, Michael Kors mengumumkan sepasang smartwatch ber-platform Android Wear 2.0 baru, yaitu Access Sofie dan Access Grayson. Seperti yang diwakilkan oleh nama dan desainnya, masing-masing device ditargetkan pada dua jenis konsumen berbeda: Grayson untuk pria, dan Sofie buat wanita.

Access Sofie memiliki penampilan lebih ramping, ringan dan feminin, dengan bezel yang dihias butiran-butiran kristal (asumsi saya kristal Swarovski); sedangkan Grayson terlihat seperti arloji pria klasik, dipadu tema sport. Tubuh keduanya tersusun dari bahan stainless steel, dan Anda dipersilakan menggonta-ganti strap. Michael Kors sudah menyiapkan beberapa opsi strap – tujuh pilihan buat Sofie, dan empat untuk Grayson (ada kulit, silikon, dan rantai baja).

Michael Kors Access Grayson

Sang produsen belum mengungkapkan secara detail ukuran layar dan dimensi smartwatch, namun mereka sama-sama dibekali panel sentuh AMOLED bundar dan diotaki chip Qualcomm Snapdragon Wear 2100. Navigasi di menu dapat dilakukan dengan memutar bagian crown, lalu baterai non-removable Access Grayson dan Sofie bisa diisi ulang melalui teknik magnetic charge.

Michael Kors Access Sofie

Android Wear 2.0 merupakan faktor andalan di sana. Dengan beralih ke versi terbaru itu, Google memberikan banyak sekali upgrade – dari mulai kemudahan kustomisasi watch face, kehadiran app store mandiri serta Google Assistant, serta penyempurnaan pada kemampuan tracking. Selain itu, Michael Kors juga telah merancang watch face eksklusif yang bisa diubah-ubah dengan satu swipe.

Michael Kors turut melengkapi Access Sofie dan Grayson bersama app My Social. Dengannya, Anda bisa menyambungkan smartphone ke akun Instagram dan memilih foto di sana untuk dijadikan watch face. Aplikasi tersebut memungkinkan kita mengakses feed, menentukan gambar favorit, serta membubuhkan filter. Hingga akhir 2017 nanti, produsen berencana merilis 15 watch face digital yang dapat dikonfigurasi.

Michael Kors belum menjelaskan kapan Access Grayson dan Sofie siap dipasarkan dan berapa harganya. Di press release, mereka hanya bilang bahwa ‘lineup Access telah tersedia, dibanderol seharga mulai dari US$ 350′.

Sumber: Business Wire.

Qualcomm Luncurkan Snapdragon Wear, Chipset Khusus untuk Perangkat Wearable

Qualcomm boleh berbangga atas pencapaiannya sejauh ini: hampir semua smartwatch Android Wear mengandalkan chipset Snapdragon 400 buatannya. Namun bukannya merasa puas, hal ini justru malah menginspirasi Qualcomm untuk berinovasi lebih giat lagi demi memajukan industri perangkat wearable.

Maka dari itu lahirlah Snapdragon Wear, sebuah chipset lengkap yang dirancang dan ditujukan secara spesifik untuk perangkat wearable. Varian yang pertama, yakni Snapdragon Wear 2100, punya sejumlah kelebihan yang tak dimiliki chipset Snapdragon 400.

Utamanya adalah ukuran fisik chipset yang 30 persen lebih kecil. Hal ini berarti pabrikan smartwatch atau perangkat wearable lainnya bisa mendesain perangkat yang lebih tipis, lebih ringkas sekaligus lebih keren daripada sebelumnya. Anda suka dengan desain Moto 360 tapi ukurannya terlalu besar? Berkat Snapdragon Wear, generasi ketiganya nanti mungkin bisa sedikit menyusut ukurannya.

Selain lebih kecil, Snapdragon Wear 2100 juga 25 persen lebih hemat daya ketimbang Snapdragon 400. Semua cara meningkatkan daya tahan baterai pastinya akan disambut dengan tangan terbuka oleh pengguna, dan 25 persen adalah angka yang lumayan; kalau saja suatu smartwatch punya daya baterai 4 hari, secara teori Snapdragon Wear bisa menambahkan 1 hari ekstra.

Keunggulan selanjutnya adalah deretan sensor irit daya yang terintegrasi ke chipset. Qualcomm mengklaim Snapdragon Wear bisa mengimplementasikan algoritma yang lebih kompleks, serta lebih akurat dalam memonitor berbagai parameter daripada Snapdragon 400.

Terakhir, Snapdragon Wear telah mendukung jaringan LTE secara default di samping konektivitas Wi-Fi dan Bluetooth. Dengan demikian, smartwatch yang ditenagai chipset baru ini nantinya dapat mengaktifkan segudang fungsi tanpa harus tersambung ke smartphone terlebih dulu.

Chipset khusus perangkat wearable ini sudah tersedia buat pabrikan hardware mulai hari ini juga, lengkap beserta platform yang dibutuhkan untuk tahap pengembangan. LG pun langsung bergerak cepat, mengungkapkan rencananya untuk merilis sejumlah smartwatch dan perangkat wearable baru yang ditenagai Snapdragon Wear 2100 tahun ini juga.

Sumber: Qualcomm.