Cerita Kemenangan Wahontoys di SoulCalibur Without Borders – SEA Division

Tanggal 15 Agustus 2020 lalu, komunitas SoulCalibur Indonesia sedang berbahagia berkat pencapaian yang didapat oleh Andrew Widjaja (Wahontoys) di dalam gelaran turnamen SoulCalibur Without Borders. Turnamen tersebut merupakan hasil inisiatif komunitas SoulCalibur internasional karena absennya turnamen EVO selama situasi pandemi ini. Turnamen tersebut memiliki total hadiah sebesar 900 dollar AS, dengan separuh dari hadiah didonasikan ke organisasi Doctors Without Borders.

Turnamen ini sendiri mempertandingkan 8 orang yang diundang langsung, dengan komposisi berupa 3 pemain dari Singapura, 2 pemain dari Filipina, dan 1 pemain dari Indonesia, Malaysia, serta Thailand. “Kalau melihat jajaran pemain yang diundang, sepertinya kategorinya berdasarkan dari reputasi serta rekam jejak prestasi pemain. Saya merasa sebetulnya masih banyak yang bermain lebih baik daripada saya, namun terlepas dari itu, saya merasa terhormat dapat diundang dalam kompetisi ini.” Cerita Wahontoys soal keikutsertaanya dalam kompetisi tersebut.

Lebih lanjut, Wahontoys lalu menceritakan perjuangannya di turnamen tersebut. “Saya merasa lawan di turnamen ini sebetulnya cukup berat. Lawan pertama saya SkyesT pemain Malaysia. Sebetulnya cukup menantang, tapi untungnya dia pakai karakter Tira, karakter yang biasa saya mainkan. Jadi sedikit banyak saya paham dengan gerakan-gerakan dia.”

“Pertandingan kedua ini yang menurut saya yang paling berat. Lawan saya adalah Shen Yuan, pemain yang sudah dikenal secara internasional. Saya mengakui, Shen Yuan ini adalah pemain yang lebih baik dari saya. Untungnya di pertandingan tersebut saya bisa segera membungkam dia. Saya merasa sepertinya akan kalah, kalau permainan dipaksa sampai game ketiga, karena dia mungkin akan dapat beradaptasi.” Wahontoys melanjutnya cerita pertandingannya.

“Terakhir lawan BladedSnake. Dia jagoan dari Filipina, dia juga bermain dengan jago banget! Tapi lagi-lagi saya dapat keuntungan karena dia pakai Siegfried. Karakter tersebut juga merupakan salah satu yang biasa saya gunakan, dan sering saya jadikan lawan sparring. Akhirnya kemenangan lawan BladedSnake berhasil membuahkan gelar juara kepada saya di turnamen ini.”

Kemenangan ini tentu menjadi berita gembira bagi komunitas fighting game, terutama SoulCalibur di Indonesia. Terakhir kali, komunitas fighting game secara umum juga sempat berbahagia ketika Aron Manurung dari game Street Fighter V berhasil mengamankan 8 besar di turnamen CPT Online 2020: SEA Qualifier 1.

Menutup pembicaraan Wahontoys lalu menjelaskan apa yang ingin ia capai selanjutnya. “Saya main SoulCalibur sudah sejak lama. Jadi bisa menang di Invitational SEA ini sudah senang sekali. Ke depan, saya pasti akan mengusahakan ikut kalau ada turnamen, karena saya memang menyukai game SoulCalibur. Tapi kalau bicara prestasi, saya pribadi sudah sangat puas untuk bisa menang di turnamen kemarin. Jadi kalau untuk kompetisi yang lebih serius seperti EVO, sepertinya harus diserahkan kepada darah muda, karena saya sudah mulai tua nih… Haha.”

Sekali lagi selamat untuk Wahontoys! Semoga kemenangan ini bisa menjadi penyemangat bagi komunitas SoulCalibur Indonesia (ISCC), untuk bisa mendapatkan prestasi yang lebih gemilang di masa depan.

Bandai Namco akan Menghelat Tekken 7 dan SoulCalibur VI Online Challenge

Merebaknya pandemi sejak permulaan tahun 2020 sudah memberhentikan banyak gelaran turnamen di tahun ini, termasuk juga turnamen bagi komunitas fighting game. Turnamen sekelas Evo di tahun ini juga urung digelar karena satu dan lain hal yang mengikutinya.

Sebagai pelepas dahaga di tengah keringnya skena kompetitif fighting game, Bandai Namco dalam waktu dekat akan menghelat turnamen online. Di waktu bersamaan Bandai Namco memberikan keterangan dari laman resminya bahwa di tahun ini tidak hanya satu, melainkan akan ada dua turnamen game fighting yang diselenggarakan secara online. Tekken 7 dan SoulCalibur VI adalah dua judul game yang terpilih untuk menggelar turnamen dengan format regional dan dilakukan secara online.

Keseruan dan seluruh atmosfer turnamen offline tentu saja tidak dapat dinikmati pun digantikan selama pandemi masih terus berlangsung. Setidaknya dengan adanya turnamen Online Challenge dari Bandai Namco bisa mengobati kerinduan untuk saling berduel disaksikan ratusan pasang mata hanya saja dengan setting yang berbeda. Dalam rangka beradpatasi dengan situasis pandemi, Bandai Namco menjadikan kestabilan fitur Online Matches sebagai prioritas pengembangan melalui update terbaru kedua game di atas.

Teruntuk game SoulCalibur VI, Online Challenge akan dipertandingkan di tiga region berbeda, yaitu: 3 Oktober 2020 di region Jepang, 31 Oktober 2020 untuk region Amerika Serikat bagian timur, dan terakhir di tanggal 28 November 2020 bagi region Eropa bagian barat.

Di sisi lain Tekken 7 akan mencakup region yang lebih luas daripada SoulCalibur VI. Sepanjang bulan September hingga November tahun ini kita akan disuguhkan 3 region berbeda setiap bulannya. Tekken 7 Online Challenge akan dimulai di region Eropa bagian barat, Korea, dan Amerika Serikat bagian timur di bulan September. Selanjutnya turnamen akan berlanjut di region Eropa bagian utara, region Australia, dan region Amerika Serikat bagian tengah.

Sebelum kembali ke region Jepang di bulan Desember, perlu dicatat juga bahwa Filipina tercatat dalam peta gelaran Online Challenge yang dihelat oleh Bandai Namco. Sedangkan Pakistan yang sempat mengundang rasa penasaran dari komunitas gamers Tekken, belum menjadi tempat yang terpilih.

Masih dalam kesempatan yang sama bandai namco juga menyampaikan bahwa Bud Light dan Astro Gaming akan mendukung jalannya turnamen online yang dihelat oleh Bandai Namco. Astro Gaming akan memberikan dukungan dalam bentuk peripheral yang akan digunakan oleh shoutcaster yang nantinya memandu jalannya pertandingan di gelaran turnamen Online Challenge,

EVO 2020 Umumkan Lineup Game yang Dipertandingkan

Lama ditunggu-tunggu, penyelenggara Evolution Championship Series (biasa disebut EVO) akhirnya umumkan jajaran game yang akan dipertandingkan di dalamnya. Sebagai salah satu festival fighting game terbesar, tak heran jika EVO mempertandingkan banyak game di dalamnya. Tahun ini pada EVO 2020, ada 9 game yang akan dipertandingkan.

Ada beberapa kejutan yang dari pengumuman lineup EVO 2020 ini. Salah satunya adalah kehadiran kembali Marvel vs Capcom ke dalam jajaran. Menariknya alih-alih mempertandingkan Marvel vs Capcom: Infinite (2017), EVO 2020 malah menggunakan Marvel vs Capcom 2 (2000).

Memang, game tersebut punya sejarahnya sendiri di dalam festival fighting game yang sudah terselenggara selama kurang lebih 20 tahun belakangan ini. Salah satunya seperti sejarah pemain legendaris, Justin Wong, yang sudah memenangkan 7 gelar EVO pada cabang Marvel vs Capcom 2. Terlebih, komunitas juga menganggap Marvel vs Capcom: Infinite terlalu banyak kekurangan, seperti kurangnya lineup karakter yang disajkan, ketidakhadiran karakter X-Men, sampai art style yang terlihat biasa saja. Dengan ini, maka berikut lineup EVO 2020:

  • Super Smash Bros. Ultimate
  • Tekken 7
  • Street Fighter V
  • Dragon Ball FighterZ
  • Granblue Fantasy: Versus
  • Samurai Shodown
  • SoulCalibur VI
  • Under Night In-Birth Exe:Late[cl-r]
  • Marvel vs. Capcom 2 (invitational)

Marvel vs Capcom 2 akan hadir dengan format invitational, sebagai cara memperingati 20 tahun kehadiran game tersebut menemani FGC internasional. Dalam turnamen bertajuk 20urnament of Champions, delapan pemain, termasuk empat juara EVO MvC 2 terdahulu akan bertanding memperebutkan gelar best-of-the-best.

Selain dari itu, fakta menarik lainnya soal lineup EVO 2020 ini adalah ketidakhadiran Mortal Kombat, BlazBlue, dan kemunculan Granblue Fantasy. Terkait Mortal Kombat ini adalah untuk pertama kalinya Mortal Kombat atau Injustice tidak hadir sebagai lineup utama di EVO sejak 2011 lalu.

Soal BlazBlue dan Granblue Fantasy juga jadi hal menarik. Ini mengingat tahun lalu dan pada EVO Japan 2020, BlazBlue: Cross Tag Battle muncul di panggung utama EVO. Alasan ketidakhadiran BlazBlue di sini mungkin karena sang pengembang, Arc System Works, sedang ingin memperkenalkan Granblue Fantasy: Versus yang akan rilis 6 Februari 2020 mendatang.

EVO 2020 akan digelar di Mandalay Bay, Las Vegas, Amerika Serikat, mulai dari 31 Juli sampai 2 Agustus 2020 mendatang. Akankah kita melihat kejutan menarik lainnya dalam salah satu turnamen tertinggi di skena kompetitif fighting game ini?

Sumber header: EVO Official

Jadwal EVO Japan 2020, Panggung Petarung Fighting Game Kelas Dunia

Sebagai salah satu panggung pertandingan fighting game paling bergengsi, aneh rasanya jika kita para pecinta game fighting melewatkan gelaran EVO Japan 2020. Walau sempat mengalami sedikit kontroversi, namun keseruan EVO tetap menjadi sesuatu yang tidak boleh dilewatkan oleh para pecinta fighting game.

Namun demikian, satu yang mungkin akan membuat Anda cukup kebingungan adalah jadwal pertandingannya. Apalagi EVO terkenal mempertandingkan banyak cabang game fighting sekaligus.

Sumber: EVO
Sumber: EVO

Tahun ini, EVO Japan 2020 mempertandingkan enam game, yaitu Street Fighter V: Arcade Edition, Tekken 7, Super Smash Bros. Ultimate, Samurai Showdown, Soulcalibur VI, dan Blazblue Cross Tag Battle. Jadwal pada laman resmi EVO Japan menggunakan zona waktu Japan Standart Time (JST), berikut jadwal EVO Japan 2020 yang sudah dikonversi ke waktu WIB.

Jadwal EVO Japan 2020 Hari Pertama – 24/01/2020 (Waktu dalam WIB)

Sumber: IndoTekken
Sumber: IndoTekken

07:30 – 20:30 ❘ Super Smash Bros. Ultimate – Qualification
08:00 – 14:00 ❘ Samurai Shodown – Qualification
08:00 – 17:00 ❘ Soulcalibur VI – Qualification
09:00 – 20:30 ❘ Blazblue Cross Tag Battle – Qualification
10:00 – 19:00 ❘ Street Fighter V – Qualification
10:00 – 17:00 ❘ Tekken 7 – Qualification
14:30 – 17:30 ❘ Samurai Shodown – Semi-Final
17:30 – 20:30 ❘ Soulcalibur VI – Semi-Final

Jadwal EVO Japan 2020 Hari Kedua – 25/01/2020 (Waktu dalam WIB)

Sumber: IndoTekken
Sumber: IndoTekken

07:00 – 17:20 ❘ Super Smash Bros. Ultimate – Qualification
07:00 – 11:00 ❘ Tekken 7 – Qualification
07:00 – 09:30 ❘ Blazblue Cross Tag Battle – Semi-Final
09:40 – 12:30 ❘ Soulcalibur VI – Final
11:00 – 13:30 ❘ Tekken 7 – Semi-Final
11:30 – 16:30 ❘ Street Fighter V – Qualification
13:20 – 15:30 ❘ Samurai Shodown – Final
15:20 – 18:20 ❘ Super Smash Bros. Ultimate – Semi-Final
16:20 – 19:00 ❘ Blazblue Cross Tag Battle – Final
16:30 – 19:00 ❘ Street Fighter V – Semi-Final

Jadwal EVO Japan 2020 Hari Ketiga – 26/01/2020 (Waktu dalam WIB)

Sumber: IndoTekken
Sumber: IndoTekken

07:00 – 10:00 ❘ Tekken 7 – Final
10:30 – 14:00 ❘ Super Smash Bros. Ultimate – Final
14:30 – 18:00 ❘ Street Fighter V – Final

Semua pertandingan EVO Japan 2020 akan ditayangkan via livestream di kanal resmi EVO di Twitch. Berikut beberapa tautan penting terkait EVO Japan 2020:

Tahun lalu pada EVO Japan 2019, berbagai kejutan hadir di dalam pertandingan. Salah satu yang paling besar datang dari cabang Tekken 7. Di sana Arslan Ash, petarung asal Pakistan pertama yang berhasil memenangkan Tekken 7 EVO lewat gelaran EVO Japan 2019. Kemenangan tersebut berhasil mengubah peta kekuatan skena kompetitif Tekken, membuat Pakistan jadi satu regional yang sangat dipandang. Kemenangan tersebut berhasil memberikan Arslan Ash gelar Esports Player of the Year versi ESPN.

Akankah pemain Pakistan kembali memberi kejutan di Tekken 7 EVO Japan 2020? Akankah muncul kejutan di cabang game lain pada EVO 2020 ini?

Juara Asia Regional Finals SEA Major 2019, Fujimura Langsung Maju ke Capcom Cup

Akhir pekan lalu, tanggal 12 – 13 Oktober 2019, baru saja digelar sebuah ajang kompetisi fighting game paling bergengsi di wilayah Asia Tenggara, yaitu SEA Major 2019. Diadakan oleh organizer Eliphant dan BEast of the East (BeastAPAC), ajang ini sebelumnya sudah didahului oleh serangkaian kompetisi lain yang disebut sebagai Road to SEA Major. Termasuk di antaranya FV Cup di Malaysia, serta Thaiger Uppercut di Thailand.

Seperti tahun-tahun sebelumnya, SEA Major 2019 kembali diadakan di Singapura, tepatnya di Suntec Singapore Convention & Exhibition Centre. Ajang ini juga merupakan bagian dari beberapa sirkuit kompetisi fighting game resmi, yaitu Capcom Pro Tour 2019, final Soulcalibur Asia League 2019, serta Dragon Ball FighterZ World Tour 2019/2020 tingkat Tenkaichi. Beberapa brand ternama turut mendukung berjalannya ajang ini, seperti HyperX, ASUS Republic of Gamers, MyRepublic GAMER, serta Twitch.

Soulcalibur Asia League
Sumber: BeastAPAC

Di samping Street Fighter V: Arcade Edition, Dragon Ball FighterZ, dan Soulcalibur VI sebagai cabang kompetisi resmi, SEA Major 2019 juga mempertandingkan sejumlah game populer lain. Tekken 7, Dragon Ball FighterZ, Under Night In-Birth Exe: Late[st], serta Samurai Shodown tersedia di sini, ditambah lagi dengan BlazBlue Cross Tag Battle, Super Smash Bros. Ultimate, Guilty Gear Xrd REV 2, dan Brawlhalla.

Satu hal yang perlu Anda ketahui adalah bahwa Capcom Pro Tour (CPT) 2019 memiliki sistem kualifikasi baru yang memberi nilai lebih pada kompetisi regional. Pemain-pemain yang bertanding di turnamen CPT regional tertentu (Amerika Utara, Eropa, Amerika Latin, dan Asia) bisa mendapatkan Regional Ranking Point. Kemudian 8 orang peraih Regional Ranking Point tertinggi akan diadu dalam turnamen Regional Finals. Juaranya berhak langsung maju ke Capcom Cup di bulan Desember nanti.

Karena sistem tersebut, SEA Major 2019 ini sebetulnya memiliki dua turnamen CPT. Pertama adalah turnamen CPT terbuka dengan kasta Premier, kedua yaitu turnamen Asia Regional Finals yang hanya diikuti oleh 8 pemain dengan perolehan Regional Ranking Point tertinggi. Turnamen Premier akan memberikan CPT Point seperti turnamen pada umumnya, sementara Asia Regional Finals tidak memberikan poin.

Asia Regional Finals ini dihadiri oleh nama-nama besar yang kebanyakan berasal dari Jepang, meskipun ada juga pemain negara lain seperti Xian dan OilKing. Pada akhirnya turnamen ini dimenangkan oleh Fujimura yang bermain mengandalkan Ibuki. Ia berhasil menumbangkan Tokido di Grand Final setelah permainan yang ketat, dan langsung lolos ke Capcom Cup 2019. Fuudo juga tampil kuat di peringkat tiga dengan karakter Birdie.

Hasil akhir CPT 2019 Asia Regional Finals:

  • Juara 1: FUDOH | Fujimura
  • Juara 2: ROHTO Z! | Tokido
  • Juara 3: CYG BST | Fuudo
  • Juara 4: Red Bull Hx | Bonchan
  • Juara 5: Liquid | Nemo
  • Juara 5: YOG | Machabo
  • Juara 7: Razer | Xian
  • Juara 7: UYU | OilKing

Bila Fuudo hanya berhasil meraih peringkat 3 di Asia Regional Finals, performanya di turnamen Premier lebih dahsyat lagi. Ia berhasil menjadi juara pertama, mengalahkan sang juara Capcom Cup 2018 yaitu Gachikun di Grand Final. Turnamen CPT ini juga diikuti oleh sejumlah veteran Street Fighter dunia, seperti Mago, Luffy, Dogura, Sako, Daigo, hingga GamerBee.

Peringkat Top 8 SEA Major 2019 CPT Premier:

  • Juara 1: CYG BST | Fuudo
  • Juara 2: Red Bull | Gachikun
  • Juara 3: AZ | Kichipa-mu
  • Juara 4: Mago
  • Juara 5: TALON | HotDog29
  • Juara 5: GO RB | Luffy
  • Juara 7: FUDOH | Fujimura
  • Juara 7: CAG | Dogura

Untuk turnamen Dragon Ball FighterZ kali ini terasa ada yang kurang sebab GO1 tidak ikut bertanding. Tetapi pertandingannya tetap berjalan cukup seru, dengan Fenritti keluar sebagai pemenang. Sementara itu di Soulcalibur Asia League, Yuttoto sang juara EVO 2019 kembali mendominasi turnamen dengan karakter Voldo andalannya.

Peringkat Top 8 SEA Major 2019 DBFZ World Tour Tenkaichi:

  • Juara 1: CO | Fenritti
  • Juara 2: PG | BNBBN
  • Juara 3: FT | B
  • Juara 4: BC | Kazunoko
  • Juara 5: EHADA | Xanxus
  • Juara 5: Matoi
  • Juara 7: Kawamatsu
  • Juara 7: Maddo

Peringkat Top 8 Soulcalibur Asia League 2019:

  • Juara 1: Yuttoto
  • Juara 2: PG | Shen Chan
  • Juara 3: ShenLin
  • Juara 4: PGW | Kamizono
  • Juara 5: 575
  • Juara 5: Plruto7
  • Juara 7: FlashGawd
  • Juara 7: Cipher0613

Sumber: Capcom Fighters, Capcom Pro Tour, EventHubs, BeastAPAC

Bandai Namco Luncurkan Kompetisi Esports Soulcalibur VI World Invitational 2019

Bandai Namco tampaknya semakin serius menjalankan program esports untuk judul-judul fighting game mereka. Di samping Tekken yang memang sudah memiliki sirkuit kompetisi resmi selama bertahun-tahun, kini Soulcalibur juga digencarkan untuk menjadi cabang esports. Kabar terbaru, mereka akan meluncurkan kompetisi dengan nama Soulcalibur VI World Invitational 2019.

Sesuai judulnya, Soulcalibur VI World Invitational mengundang pemain-pemain Soulcalibur VI terbaik dari berbagai belahan dunia dalam turnamen yang berjalan selama satu hari. Bandai Namco mengundang tujuh pemain Soulcalibur top untuk berpartisipasi, dan sejauh ini baru dua nama yang telah diungkap. Mereka adalah Jeremy “Skyll” Bernard (juara 3 EVO 2019) dan Gerardo “lolomx” Vega (juara 2 DreamHack Dallas 2019).

Selain mengundang beberapa pemain top, Soulcalibur VI World Invitational 2019 juga memberi kesempatan bagi peserta umum untuk bertanding lewat jalur kualifikasi (Last Chance Qualifier). Kualifikasi ini hanya dibuka untuk 128 orang, dan juaranya berhak maju ke babak utama yang disebut Finals Championship Event. 1 peserta dari Last Chance Qualifier ditambah dengan 7 peserta top player undangan, menjadikan Final Championship Event ini dihadiri oleh 8 peserta.

Para juara Soulcalibur VI World Invitational 2019 akan mendapat hadiah senilai total US$25.000 (sekitar Rp350,6 juta) dengan rincian sebagai berikut:

  • Juara 1: US$10.000
  • Juara 2: US$5.000
  • Juara 3: US$3.750
  • Juara 4: US$2.250
  • Juara 5: US$1.250
  • Juara 6: US$1.250
  • Juara 7: US$750
  • Juara 8: US$750

Sementara itu acaranya sendiri akan digelar pada tanggal 2 November 2019, di HyperX Esports Arena, Las Vegas, Nevada. Venue yang satu ini sudah sering sekali digunakan untuk berbagai macam kompetisi, baik kompetisi fighting game maupun genre-genre lainnya. Bila Anda mengecek di situs resminya, hampir setiap hari ada jadwal kompetisi di HyperX Esports Arena, menunjukkan bahwa venue ini memang sangat terkenal.

Soulcalibur merupakan franchise populer yang usianya sudah cukup panjang, jadi kesuksesan Soulcalibur VI di pasaran bukan sesuatu yang mengejutkan. Akan tetapi sebetulnya Bandai Namco tidak menyangka Soulcalibur VI bakal sesukses ini.

Produser Soulcalibur VI, Motohiro Okubo, juga menyatakan bahwa tadinya mereka tidak berencana merilis konten Season 2. Akan tetapi dukungan penggemar yang begitu besar membuat proyek Season 2 disetujui oleh perusahaan. Mereka bahkan berhasil menjalin kerja sama dengan SNK untuk memunculkan karakter Haohmaru dari Samurai Shodown. Dan dengan adanya Soulcalibur VI World Invitational, tampaknya game ini masih akan tumbuh juga di sisi kompetitifnya.

Sumber: Bandai Namco, EventHubs

Gamepad vs. Arcade Stick – Mitos atau Fakta Dunia Fighting Game

Apa sih yang membuat fighting game seru untuk dimainkan? Bila ditanya demikian, mungkin setiap penggemar genre ini bisa memiliki jawaban berbeda-beda. Namun saya rasa kita bisa sepakat dalam satu hal: fighting game membuat kita merasa keren. Memilih karakter yang sukai, melancarkan jurus-jurus dan combo yang kompleks, kemudian bertarung hingga berhasil mengalahkan pemain yang lebih kuat, itu semua membuat kita seolah-olah sedang menjalani sebuah kisah di mana kitalah tokoh utamanya.

“Fighting games are anime,” kata YouTuber populer Cosmonaut Marcus dalam salah satu videonya. Perjalanan mengembangkan dan melatih diri untuk menjadi lebih kuat bisa diibaratkan seperti sebuah film aksi, di mana sang jagoan harus berjuang agar dapat mengalahkan sang musuh bebuyutan. Tapi bayangkan bila sang jagoan kalah karena suatu hal random. Misalnya karena di tengah pertarungan ia tiba-tiba sakit perut, atau jatuh terpeleset kulit pisang. Pertarungan jelas jadi tak seru.

Kira-kira begitulah yang terjadi ketika kita salah melakukan input dalam fighting game. Maunya mengeluarkan jurus pamungkas Shinkuu Hadouken, tapi gara-gara salah pencet yang keluar malah Shoryuken biasa. Atau mencoba melakukan gerakan 360 derajat ketika bermain menggunakan Zangief, tapi gagal dan hasilnya malah melompat-lompat di luar keinginan.

Ketepatan input dalam fighting game bisa diasah salah satunya dengan cara rajin berlatih. Namun controller yang kita gunakan juga memiliki pengaruh besar. Untuk menghindari kesalahan input seperti itulah, pemain fighting game biasanya punya preferensi tersendiri terhadap jenis controller yang ia gunakan. Controller seperti apa sih yang optimal untuk digunakan bermain fighting game? Apakah benar controller tertentu dapat memberi suatu keuntungan dalam permainan, atau ini hanya mitos belaka? Mari kita telaah bersama.

Dua Kubu yang Dipisahkan Sejarah

Sebetulnya, tidak ada batasan tentang controller apa yang bisa dan tidak bisa digunakan untuk bermain fighting game. Asalkan suatu perangkat kompatibel dengan platform game yang Anda mainkan, Anda boleh menggunakannya. Bahkan meski perangkat itu berbentuk gitar, piano, atau setir mobil. Akan tetapi secara garis besar pemain fighting game dapat dibagi menjadi dua kubu, yaitu pengguna gamepad dan pengguna arcade stick.

Mengapa muncul perbedaan seperti ini? Menurut analisis oleh Core-A Gaming, faktor penentunya adalah bagaimana si pemain mulai berkenalan dengan fighting game. Era modern ini memang judul-judul fighting game populer bisa ditemui di mana saja. Akan tetapi di zaman tahun 80 – 90an dulu game terbaik hanya bisa kita mainkan di arcade center, termasuk fighting game. Game populer seperti Street Fighter II atau Mortal Kombat memang memiliki versi console rumahan juga, tapi kualitasnya berbeda dengan versi arcade aslinya.

Penggemar fighting game yang banyak menghabiskan waktu di arcade center otomatis akan lebih terbiasa bermain menggunakan arcade stick daripada menggunakan gamepad. Ini terutama sangat terlihat di pemain-pemain Jepang, karena ekosistem arcade di Jepang sangat kuat bahkan hingga sekarang. Karena itulah Anda bisa melihat pemain-pemain profesional Jepang seperti Tokido, Bonchan, atau GO1 menggunakan arcade stick sebagai controller utamanya.

Mereka yang lebih suka bermain dengan gamepad kemungkinan mengenal fighting game dari console rumahan dan PC, atau berasal dari lingkungan yang ekosistem arcade-nya tidak begitu subur. Contohnya Amerika Serikat, di mana popularitas arcade telah menurun jauh sejak akhir tahun 90an. Bila Anda melihat pemain-pemain fighting game yang menggunakan gamepad, kebanyakan mereka berasal dari negara barat atau masih berusia muda. Contohnya Snake Eyez, Punk, dan NuckleDu.

Begitu berbeda cara penggunaan gamepad dan arcade stick, sehingga umumnya begitu seorang pemain fighting game sudah nyaman di satu kubu ia tak akan pindah ke kubu seberang. Seseorang yang sehari-harinya memainkan fighting game di gamepad akan kesulitan bila tiba-tiba disuruh bermain dengan arcade stick, begitu juga sebaliknya. Bahkan meskipun mereka adalah pemain profesional, seperti Daigo Umehara dan Punk dalam video kocak di bawah.

The Devil is in the Detail – Gamepad

Menilik lebih dalam, gamepad maupun arcade stick pun sebetulnya bukanlah produk yang seragam. Kedua jenis controller memiliki banyak variasi detail, dan detail-detail ini bisa jadi penentu dalam memilih juga. Sebagai contoh, meski sama-sama pengguna gamepad, gamepad yang digunakan oleh Snake Eyez berbeda sekali dengan gamepad yang digunakan oleh Punk.

Variasi ini bisa muncul di berbagai aspek, misalnya form factor (bentuk), button layout (penempatan tombol), dan d-pad (tombol arah). Tidak akan ada habisnya bila kita bahas semua tapi sebagai gambaran Anda bisa melihat tiga contoh gamepad populer di bawah.

DualShock 4

Memiliki d-pad 4 arah dengan bentuk agak cekung ke dalam, button layout 4 tombol di muka, ditambah dengan 2 shoulder button (L1 + R1) dan 2 analog trigger (L2 + R2). Gamepad ini, walaupun standar, sudah diakui sebagai salah satu gamepad ternyaman di dunia. D-pad miliknya pun sangat empuk dan jauh lebih nyaman untuk bermain fighting game daripada DualShock 3 di generasi sebelumnya.

DualShock 4
DualShock 4 | Sumber: Red Bull

Mad Catz Street Fighter IV FightPad

Sangat populer di era Street Fighter IV, gamepad ini tidak memiliki analog stick sama sekali. Sebagai gantinya, MadCatz memberikan sebuah floating d-pad, yaitu d-pad yang mampu bergerak sirkuler bebas layaknya sebuah stik analog. Penempatan tombolnya menggunakan sistem enam tombol. Terinspirasi dari layout SEGA Genesis dan SEGA Saturn.

Mad Catz Street Fighter IV Fight Pad
Mad Catz Street Fighter IV Fight Pad | Sumber: Amazon

HORI Fighting Commander 4

Gamepad ini mirip dengan Mad Catz FightPad, namun menawarkan bentuk asimetris. Ini memungkinkan tangan kanan pemain untuk bergerak bebas sementara tangan kiri tetap menggenggam gamepad dengan kuat. Salah satu gamepad keluaran Mad Catz yaitu Mad Catz Street Fighter V FightPad Pro juga memiliki bentuk asimetris serupa.

HORI Fighting Commander 4
HORI Fighting Commander 4 | Sumber: Berry Link Cellular

The Devil is in the Detail – Arcade Stick

Berbicara tentang detail di arcade stick maka topiknya akan jauh berbeda dengan bicara detail di gamepad. Kebanyakan arcade stick memiliki bentuk yang tak jauh berbeda satu sama lain, namun dengan komponen-komponen yang bisa dimodifikasi. Bila Anda tidak suka dengan bentuk suatu gamepad, maka Anda harus mencari gamepad baru. Sementara pemain arcade stick yang kurang sreg dengan perangkatnya cukup mengganti spare part yang ia inginkan saja.

Secara umum ada tiga komponen utama yang menjadi penentu dalam sebuah arcade stick, yaitu lever, gate, dan button. Anda yang tidak pernah memainkan arcade stick mungkin tidak familier dengan istilah-istilah tersebut, jadi mari kita bahas satu persatu.

Lever

Lever adalah tuas/tongkat joystick yang kita kendalikan sebagai pengganti tombol arah di arcade stick. Ada dua jenis bentuk lever yang paling populer, yaitu bat top (pegangan seperti tongkat bisbol) dan ball top (pegangan berbentuk bola). Perbedaan bentuk ini berpengaruh terhadap cara kita memegang lever, dan setiap orang memiliki posisi nyaman yang berbeda-beda.

Lever tipe bat top sering kali disebut juga sebagai Korean lever, American lever, atau Mortal Kombat lever, sebab populer digunakan di negara dan kabinet game tersebut. Sementara tipe ball top dikenal juga dengan sebutan sebagai Japanese lever.

Arcade Stick - Joystick Types
Berbagai variasi joystick | Sumber: Highway Entertainment

Gate

Gate atau restrictor adalah “gerbang” pembatas di pangkal lever yang menentukan sejauh mana joystick dapat bergerak. Pada awal era kemunculan arcade cabinet, gate hanya memungkinkan sebuah joystick untuk bergerak ke dua arah (kanan dan kiri). Tapi kemudian muncul joystick empat arah yang memiliki gate berbentuk segi empat.

Arcade stick buatan Jepang hingga kini masih banyak menggunakan gate segi empat (square gate). Akan tetapi banyak produk yang memiliki variasi lain, misalnya gate segi delapan (octagonal gate) atau gate lingkaran (circular gate).

Arcade Sticks - Korea vs Japan
Perbedaan bentuk gate di arcade stick | Sumber: Core-A Gaming

Button

Jenis tombol yang ada di sebuah arcade stick juga sangat menentukan kenyamanan penggunaannya. Terutama berkaitan dengan seberapa besar tenaga yang diperlukan untuk menekan tombol, bentuk tombol itu sendiri, serta keawetannya. Button buatan Amerika (misalnya merk Happ/SuzoHapp) umumnya memiliki bentuk cekung ke dalam dan butuh tenaga lebih besar untuk ditekan. Sementara tombol buatan Jepang cenderung lebih sensitif.

Arcade Stick - Button Types
Ki-ka: Button merk Happ Horizontal, Happ Competition, dan Sanwa OBSN-30 | Sumber: Slagcoin

Sebetulnya bila kita ingin membahas lebih mendalam, setiap komponen arcade stick punya karakteristik detail tersendiri yang membedakannya satu sama lain. Sebagai contoh, dua joystick yang sama-sama menggunakan square gate dan ball top tetap bisa punya rasa berbeda karena perbedaan ukuran, komponen elektronik, hingga jenis pegas yang digunakan. Tapi kita tidak membahas semuanya di sini karena akan menjadi terlalu panjang.

Bila Anda tertarik untuk mengetahui tentang komponen-kompenen arcade stick lebih lanjut, Anda bisa mengunjungi situs Slagcoin yang menyediakan info lengkap mengenai perangkat ini.

Alasan untuk memilih

Sekarang kita sudah mengetahui tentang berbagai variasi dalam controller yang populer digunakan dalam fighting game. Lalu bagaimana cara menentukan controller terbaik? Jawaban paling mudah sudah jelas, silahkan coba semua lalu cari mana yang paling nyaman di tangan. Tapi sebetulnya selain sekadar “nyaman”, ada beberapa pertimbangan yang bisa Anda jadikan referensi dalam memilih.

Hybrid mengumpulkan pendapat dari beberapa pemain fighting game di berbagai komunitas di Indonesia tentang pertimbangan dalam memilih controller. Ini kata mereka.

Christian “R-Tech” Samuel, atlet Tekken 7 dari Alter Ego Esports, bermain menggunakan arcade stick gaya Korea yaitu produk merk etokki. Selain itu, ia juga menggunakan beberapa controller lain seperti gamepad, keyboard, hingga hit box. Tapi ia paling sering menggunakan arcade stick karena ia merasa arcade stick membuatnya lebih bisa bergerak dengan leluasa di Tekken.

etokki Omni Korean Edition
etokki Omni Korean Edition | Sumber: etokki

“Biasanya pro player menggunakan arcade stick karena rata-rata Tekken dikeluarkan di arcade, jadi agar nyaman seperti di arcade. Tetapi ada juga pro player yang memakai pad, biasanya dari USA. Karena di USA tidak ada arcade (tidak updated),” ujarnya. Bagi R-Tech, pemilihan controller itu tergantung pada selera masing-masing pemain saja.

Di antara jenis-jenis arcade stick sendiri, R-Tech berpendapat bahwa jenis square gate lebih mudah digunakan karena lebih mudah untuk mendapatkan sudut diagonal. Sementara untuk jenis octagonal gate yang ada di tipe Korea butuh usaha ekstra. “Cuma gerakannya juga lebih leluasa jika sudah menguasainya,” kata R-Tech.

Bram “buramu” Arman, co-founder komunitas Advance Guard, juga menggunakan arcade stick tapi dengan jenis dan alasan yang berbeda. Ia menyukai arcade stick dengan komponen standar Jepang (Sanwa), karena arcade stick tidak akan membuat jari tangan cedera walau bermain untuk waktu lama. Selain itu juga supaya ia bisa bermain di arcade yang dulu masih menjamur.

“Sebenarnya ga ada suatu keharusan dalam memilih suatu controller sih. Yang penting nyaman dan bisa all out aja. Karena sudah terbukti, beberapa player dengan controller andalan mereka, mereka bisa juara. Misalnya Street Fighter IV ada Luffy yang juara dengan karakter Rose dengan gamepad PS1, di mana console yang sering dipergunakan untuk turnamen (waktu itu) adalah PS3 dan Xbox 360,” papar Bram.

Ia juga mencontohkan Daigo Umehara yang belakangan berganti controller ke dari arcade stick ke hit box dan bisa melakukan eksekusi jurus sangat optimal (nyaris frame perfect). Tapi pada akhirnya di EVO 2019 Daigo tetap kalah. Meskipun hit box disebut-sebut sebagai controller yang sangat hebat, bahkan sempat dilarang di turnamen, itu tidak otomatis bisa membuat seseorang juara.

Lain halnya dengan Andrew “Wahontoys” Widjaja dari Indonesia Soul Calibur Community (ISCC). Ia lebih memilih menggunakan gamepad, namun gamepad yang digunakannya bukan gamepad standar seperti DualShock 4. Ia menggunakan gamepad dengan layout enam tombol, seperti HORI Fighting Commander. Mengapa memilih gamepad? Jawab Andrew, “Arcade stick berat bawanya.” Ia sadar bahwa pilihannya adalah minoritas di kalangan pemain fighting game.

Membawa arcade stick yang berukuran besar ke mana-mana memang merepotkan, tapi Andrew juga memilih gamepad karena ada hubungannya dengan game yang ia mainkan, Soulcalibur. Menurutnya penggunaan gamepad lebih nyaman karena di Soulcalibur banyak input dual button dan just frame.

HORI Fighting Commander
HORI Fighting Commander juga tersedia dalam varian simetris | Sumber: HORI

“Yang buat Soulcalibur sih dulu ada karakter namanya Siegfried inputnya agak susah, jarak masing-masing tombol itu 1 frame,” kata Andrew. Ia pernah mencoba arcade stick karena banyak pemain pro menggunakannya, kemudian berhenti karena tidak terbiasa dan repot membawanya jika ada gathering. “Jadi saya cari yang layout button-nya kayak arcade stick tapi kecil kayak pad,” lanjutnya.

Untuk pemilihan controller, Andrew memberi saran, “Yang perlu diperhatikan kalau saya pertama layout (tombol), terus ukuran. Jangan terlalu besar dan berat, karena bukan gak mungkin kita harus bawa-bawa travel ke luar negeri atau naik ojek. Terus kalau bisa yang support PS4, soalnya yang support PS4 pasti support PC tapi gak sebaliknya.”

Sementara itu Bayu “KentutBerdahak” Indra Sakti—juara The King of Fighters di Fight Fest 2019—secara gamblang berpendapat bahwa arcade stick lebih baik dari gamepad. “Untuk arcade stick sama gamepad secara presisi jelas berbeda kalau saya rasa, di gamepad sendiri ada keterbatasan yang hanya arcade stick yang bisa mewujudkan,” jelasnya.

Keterbatasan yang dimaksud Bayu adalah bahwa di fighting game tertentu, ada hal-hal yang lebih sulit dieksekusi menggunakan gamepad ketimbang arcade stick. Di dunia profesional pun, orang yang sudah ahli dengan gamepad kemungkinan bakal lebih jago ketika berganti menggunakan arcade stick. Tapi sebaliknya pun bisa terjadi, tergantung dari kebiasaan dan kenyamanan pemain karena semua controller ada plus dan minusnya.

Ia bercerita, “Saya main KOF di tiga controller: keyboard, arcade stick, dan gamepad. Untuk keyboard saya menggunakan merk apa saja, arcade stick saya menggunakan Mad Catz TE 1 dan Razer Panthera. Gamepad sendiri sejauh ini masih nyaman di DS4.”

Meski percaya bahwa controller berpengaruh pada performa, untuk orang yang berminat bermain fighting game Bayu tidak merekomendasikan controller apa-apa. Ia menyerahkan pilihan ke selera pemain saja, lebih nyaman di pad atau stick.

“Dari masing-masing controller sendiri juga balik lagi ke masing-masing. Misal kata saya pad merk DS4 nyaman belum tentu kata orang lain nyaman. Sama halnya untuk arcade stick dan gak jarang dari kebanyakan orang nge-custom arcade stick-nya (dari lever, button, dll),” paparnya.

Saya pribadi, sebagai penyuka fighting game juga, termasuk yang tidak bisa menggunakan arcade stick dan selalu menggunakan gamepad. Namun sayangnya gamepad yang menurut saya ideal saat ini sudah tidak diproduksi lagi, yaitu Genius MaxFire Blaze 2. Saya menyukai gamepad ini karena menggunakan circular d-pad delapan arah yang cocok untuk game tipe anime fighters, seperti Guilty Gear dan BlazBlue.

Genius MaxFire Blaze 2
Genius MaxFire Blaze 2 | Sumber: LDLC

Di samping itu gamepad ini memiliki shoulder button berbentuk melengkung dan non-analog (bukan trigger seperti DualShock 4), yang nyaman sekali untuk bermain fighting game dalam waktu lama. Tapi gamepad ini sudah mulai susah dicari, tidak kompatibel dengan PS4, dan tidak mendukung XInput di PC. Terus setia menggunakan gamepad ini rasanya cukup merepotkan, jadi sekarang saya bermain dengan DualShock 4 saja seadanya.

Yang lebih penting daripada controller

Pada akhirnya, pemilihan sebuah controller adalah suatu hal yang sangat personal. Seseorang bisa memberi alasan-alasan teoritis tentang mengapa suatu controller itu baik, misalnya dari segi respons tombol, keleluasaan arah, dan sebagainya. Tapi alasan-alasan itu bukanlah hal yang berlaku secara universal. Keunggulan suatu controller dibanding controller lainnya lebih banyak dipengaruhi oleh hal-hal yang sifanya subjektif.

Diskusi tentang controller adalah hal yang selalu muncul di dunia fighting game, dan sejujurnya merupakan salah satu daya tarik tersendiri dalam genre game ini. Tapi daripada terlalu terpaku harus pakai controller ini dan itu, yang lebih penting adalah having fun dan terus mengasah keahlian di game yang kita sukai. Jenis controller yang kita gunakan memang berpengaruh, tapi penentu hasil permainan bukanlah alat melainkan pengguna alatnya.

YouTuber Tekken populer, TheMainManSWE, merangkum realita tentang fighting game dalam ucapan di salah satu videonya: “Apa yang harus kita pahami paling pertama, adalah bahwa tidak ada jalan pintas. Bermain dengan arcade stick tidak menjamin Anda akan sangat sukses memainkan Mishima, atau karakter lainnya. Seperti segala hal, mereka yang unggul adalah mereka yang banyak berusaha. Saya memiliki eksekusi yang baik, dan tahukah Anda, itu berasal dari latihan selama bertahun-tahun (bukan karena perbedaan controller).”

Bila Anda baru masuk ke dunia fighting game dan menemukan kesenangan di dalamnya, mungkin akan ada waktu di mana Anda merasa kemampuan Anda mentok di level tertentu. Ketika hal itu terjadi, saran saya, jangan berpikir bahwa mengganti controller akan langsung mengubah segalanya. Justru sebaliknya, berganti dari gamepad ke arcade stick atau dari arcade stick ke gamepad bisa makan waktu berbulan-bulan hingga Anda terbiasa.

Silahkan coba berbagai jenis controller di pasaran—bahkan controller yang tak lazim sekalipun—dan bila Anda menemukan sebuah controller yang sangat pas di hati, tak ada salahnya “ganti senjata”. Tapi ingatlah bahwa percuma membeli controller mahal bila tidak mengasah keahlian bermain diri sendiri. Lagi pula, mobil tercanggih pun tidak akan memenangkan balapan bila pengemudinya payah, bukan?

PSe Tournament Series Hadirkan Wadah Gelut Soulcalibur dan Samurai Shodown

Tahun 2019 ini memang benar-benar tahunnya fighting game. Coba saja Anda tengok betapa banyaknya judul genre fighting bermutu tinggi yang saat ini beredar di pasaran. Segala jenis dan gaya permainan ada, dari Street Fighter V hingga Soulcalibur VI, dari Tekken 7 hingga BlazBlue: Cross Tag Battle. Beberapa bulan lalu, Katsuhiro Harada sang produser Tekken bahkan mengaku heran karena Tekken 7 terus tumbuh sehat meski usianya sudah di atas 4 tahun.

Di kalangan penggemar, perkembangan minat ini juga ditunjukkan oleh semakin seringnya komunitas atau organizer menyelenggarakan turnamen fighting game. Salah satunya yang akan digelar dalam waktu dekat adalah PSe Tournament Series 2019: Fighting Edition di bulan September nanti.

Anda yang gemar membeli game orisinal secara online mungkin sudah sudah tak asing dengan nama PS Enterprise atau PSe. Berlokasi di ITC Mangga Dua Jakarta, toko yang satu ini sudah lama menjadi favorit para gamer Indonesia untuk berbelanja, juga termasuk ke dalam salah satu toko retail yang terdaftar secara resmi di Sony PlayStation Asia.

Bekerja sama dengan berbagai pihak, termasuk Brook dan Brazen Gaming Chair selaku sponsor, Advance Guard selaku organizer, serta SNK Fighter Indonesia United dan Indonesia Soul Calibur Community sebagai community partner, kini PSe menggelar turnamen fighting game dengan cabang pertandingan Samurai Shodown dan Soulcalibur VI. Acara ini akan digelar pada tanggal 7 September 2019 dengan lokasi di PSe Lounge, ITC Mangga Dua Lt. 2 D79 Jakarta.

PSe Tournament Series 2019 Fighting Edition - Poster
Sumber: Advance Guard

PSe Tournament Series sendiri merupakan program kompetisi game yang belum lama ini diluncurkan. Sebelumnya, PSe Tournament Series 2019 sudah pernah mempertandingkan game lain yaitu Crash Team Racing: Nitro Fueled.

“Tujuan diadakan PSe Tournament Series ini, kita ingin membantu gamers Indonesia bisa saling mengenal sembari tatap muka dan mengasah skill mereka untuk game yang mereka ahli,” demikian kata Lilis, co-owner PS Enterprise, kepada Hybrid.

PSe Tournament Series 2019 Cari Teman Rusuh - Poster
PSe Tournament Series juga pernah menghadirkan kompetisi CTR: Nitro Fueled | Sumber: PSe

Pendaftaran untuk PSe Tournament Series 2019: Fighting Edition saat ini sudah dibuka dan akan ditutup pada tanggal 30 Agustus mendatang. Bila Anda ingin ikut berpartisipasi, Anda dapat langsung mendaftar lewat tautan berikut dan membayar biaya registrasi sebesar Rp50.000 untuk setiap game.

Seperti lazimnya turnamen fighting game di Indonesia, panitia tidak menyediakan controller dan para peserta diwajibkan membawa controller sendiri, atau meminjam ke peserta lain selama mereka tidak keberatan. Ayo tunjukkan keahlian berpedang Anda dan datan ramaikan PSe Tournament Series 2019: Fighting Edition!

Disclosure: Hybrid adalah media partner Advance Guard dan PSe Tournament Series 2019: Fighting Edition.

Guilty Gear Baru, The King of Fighters XV, dan Pengumuman Lainnya di EVO 2019

EVO memang memiliki ketenaran sebagai kompetisi esports fighting game terbesar di dunia, namun signifikansinya lebih dari itu. Acara ini mengumpulkan puluhan ribu penggemar genre yang sama di satu tempat, juga menyiarkan tayangan yang ditonton ratusan ribu bahkan jutaan orang lainnya di seluruh dunia. Artinya, EVO adalah momen yang sangat tepat untuk mempromosikan produk yang berhubungan dengan dunia fighting game.

Tahun ini pun berbagai perusahaan developer serta penerbit game saling berlomba memanfaatkan EVO 2019 untuk membawa karya mereka ke bawah lampu sorot. Banyak sekali pengumuman penting yang menarik, dan pastinya sesuai dengan audiens target mereka yaitu penggemar genre fighting. Apa saja pengumuman tersebut?

Karakter Baru Street Fighter V: Arcade Edition

Seperti sudah dikabarkan sebelumnya, Street Fighter V akan mendapat tiga karakter baru yaitu E. Honda, Poison, serta Lucia, juga stage baru yang merupakan arena pertarungan khas E. Honda di Street Fighter klasik. Pengumuman yang satu ini seharusnya diungkap di momen EVO, namun bocor terlebih dahulu karena kesalahan oleh pihak Valve/Steam. Valve kemudian merilis permintaan maaf secara terbuka atas kebocoran tersebut.

Menariknya, Yoshinori Ono (produser Street Fighter) berkata bahwa akan ada pengumuman menarik lagi di bulan November dan Desember, bertepatan dengan Capcom Cup. Pengumuman apa yang dimaksud?

Guilty Gear Baru, Rilis 2020

Arc System Works mengungkap keberadaan Guilty Gear baru yang masih belum memiliki judul di EVO 2019. Melanjutkan seri Guilty Gear Xrd, video teaser game ini menunjukkan Sol Badguy dan Ky Kiske dengan desain baru, serta fitur baru yaitu arena yang dapat berpindah tempat seperti Tekken 7. Tampak juga seorang karakter baru, yaitu samurai berkulit hitam yang belum diketahui namanya.

The King of Fighters XV Sedang Dikembangkan

The King of Fighters XV - Poster

SNK telah mengkonfirmasi bahwa sekuel baru The King of Fighters ini sedang dalam pengembangan. Akan tetapi selain menunjukkan logo, mereka tidak memberi info apa pun baik itu fitur, karakter, atau platform rilisnya. Kita tunggu saja kabar lebih lanjut.

Under Night In-Birth Exe:Late[cl-r]

Satu kabar dari seri game yang namanya cukup panjang ini adalah kemunculan sekuel baru dengan judul Under Night In-Birth Exe:Late[cl-r], atau disingkat UNICLR. Game ini akan dirilis di awal 2020 untuk PS4, kemudian menyusul versi Switch pada bulan Mei 2020. Dibanding versi Exe:Late[st], UNICLR akan memiliki karakter baru, jurus-jurus baru, serta berbagai perubahan balance.

Tekken 7 Season Pass 3

Sebuah fakta menarik tentang Tekken 7 adalah bahwa game ini merupakan satu-satunya cabang pertandingan di EVO yang jumlah partisipannya meningkat dari tahun 2018 ke 2019. Memfasilitasi komunitas Tekken yang masih terus berkembang, Bandai Namco merilis Season Pass 3 untuk musim dingin tahun 2019. Dua karakter telah diungkap, yaitu Zafina dan Leroy Smith. Tekken 7 juga akan mendapat berbagai update gratis, termasuk perubahan antarmuka, jurus baru, dan sebagainya.

Soulcalibur VI Season Pass 2

Masih dari Bandai Namco, Soulcalibur VI juga akan mendapat Season Pass baru dalam waktu dekat. Season Pass ini memberikan empat karakter baru, salah satunya adalah Haohmaru yang berasal dari Samurai Shodown. Sementara itu para pemilik Season Pass 1 akan mendapat satu karakter terakhir, yaitu Cassandra yang sempat absen dari Soulcalibur V.

Karakter Baru Mortal Kombat 11

Para pemain Mortal Kombat 11 yang telah membeli Kombat Pack berhak untuk mendapat 6 karakter baru di samping berbagai kostum eksklusif. Karakter yang sudah diumumkan beberapa waktu lalu antara lain Shang Tsung, Sindel, dan Spawn. Kini NetherRealm Studios mengungkap satu lagi karakter Kombat Pack, yaitu Nightwolf.

BlazBlue: Cross Tag Battle Version 2.0

BlazBlue: Cross Tag Battle juga akan mendapat update besar di masa depan, dengan judul Version 2.0. Pada tanggal 21 November, seluruh pemilik game ini bisa mengunduh update gratis yang berisi berbagai perbaikan balance. Tersedia juga DLC Version 2.0 Content Pack berisi 9 karakter baru yang dijual dengan harga US$24,99. Sejauh ini Arc System Works sudah mengungkap 4 karakter, yaitu Yumi dari Senran Kagura: Estival Versus, Blitztank dan Akatsuki dari Akatsuki Blitzkampf, serta Neo Politan dari RWBY.

Karakter Baru Samurai Shodown

Samurai Shodown akan mendapatkan sejumlah karakter baru dalam beberapa bulan ke depan, satu karakter setiap bulannya. Untuk bulan Agustus ini, SNK merilis karakter Rimururu. Dilanjutkan dengan Shizumaru Hisame di bulan September, Basara di bulan Oktober, Kazuki Kazama di bulan November, dan Wan-Fu di bulan Desember. Dari daftar karakter ini, khusus Shizumaru Hisame akan tersedia secara gratis.

SNK juga mengumumkan hasil polling karakter di kalangan penggemar, yang dimenangkan oleh Mina Majikina. Karakter ini akan menjadi karakter pertama dari Season Pass 2 yang dirilis pada tahun 2020 nanti.

Karakter Baru Dragon Ball FighterZ

Dragon Ball FighterZ juga tidak mau ketinggalan momen. Kali ini Arc System Works menawarkan dua karakter yang dulu muncul dalam movie Dragon Ball Z: Fusion Reborn. Mereka adalah Janemba dan Gogeta (muncul dalam versi Super Saiyan Blue). Janemba bisa dimainkan mulai tanggal 8 Agustus, dengan Gogeta menyusul di kemudian hari. Mereka melengkapi jajaran karakter yang tersedia dalam bundel FighterZ Pass 2.

Itulah sederet pengumuman baru seputar fighting game yang turut meramaikan EVO 2019. Mana di antara jajaran game di atas yang menarik perhatian Anda? Saya sendiri adalah penggemar seri Guilty Gear, jadi saya tak sabar ingin memainkan sekuel barunya. Samurai Shodown juga tampaknya akan menjadi cabang esports yang banyak digemari, mengingat game ini berhasil memberikan hype cukup besar di EVO 2019. Satu hal yang pasti, apa pun fighting game kesukaan Anda, Anda punya alasan untuk merasa senang dalam satu tahun ke depan.

Update: Penambahan berita Dragon Ball FighterZ

Inilah Hasil Lengkap Seluruh Cabang Pertandingan Utama di EVO 2019

Festival dan kompetisi fighting game terbesar di dunia tahun ini, EVO 2019, baru saja selesai. Berbagai pertarungan seru dan drama menghiasi Mandalay Bay, Las Vegas, pada tanggal 2 – 4 Agustus (5 Agustus waktu Indonesia) kemarin, menjadikannya akhir pekan yang tak terlupakan bagi banyak orang. Bila Anda penggemar genre fighting game yang sempat menonton siaran pertandingan tersebut, tentu Anda tahu bagaimana hebohnya acara ini, terutama di beberapa cabang pertandingan yang memang sangat hype.

Kini para juara dunia telah ditetapkan, masing-masing pulang membawa hadiah tersendiri serta kebanggaan. Siapa saja mereka, dan bagaimana perjuangan mereka mendaki tangga kejuaraan EVO yang sangat kompetitif? Langsung saja simak di bawah.

Tekken 7

EVO 2019 - Tekken 7 Champion
Sumber: Stephanie Lindgren/EVO

EVO cabang Tekken tahun ini mempertontonkan rivalitas antara dua “dewa” Tekken dunia, yaitu Knee dari Korea Selatan dan Arslan Ash dari Pakistan. Arslan Ash yang awal 2019 lalu menjadi juara EVO Japan 2019, melawan Knee yang merupakan juara EVO 2018. Hasilnya adalah pertarungan epik, diakhiri dengan Arslan Ash yang melakukan sujud syukur di panggung EVO setelah menumbangkan Knee. Arslan Ash jadi pemain pertama dunia yang memegang gelar EVO dan EVO Japan sekaligus!

Peringkat Top 8 EVO 2019 Tekken 7:

  • Juara 1: Team vSlash | Arslan Ash
  • Juara 2: ROX Dragons | Knee
  • Juara 3: Red Bull | Anakin
  • Juara 4: Yamasa | Take
  • Juara 5: Yamasa | Nobi
  • Juara 5: COOASGAMES | Noroma
  • Juara 7: THY | Chikurin
  • Juara 7: UYU | LowHigh

Street Fighter V: Arcade Edition

EVO 2019 - SFV Champion
Sumber: Bonchan

Setelah menjuarai CEO 2019 dan VSFighting 2019 kemarin, nama Bonchan langsung melejit jadi pemain yang difavoritkan untuk menjuarain EVO. Ekspektasi tersebut dijawab kontan oleh Bonchan dengan permainan Sagat dan Karin yang luar biasa. Pemain bernama asli Masato Takahashi ini sudah lama dipandang sebagai salah satu pemain Street Fighter terkuat di Jepang, namun baru kali ini ia membuktikannya dengan meraih trofi juara dunia EVO.

Peringkat Top 8 EVO 2019 Street Fighter V: Arcade Edition:

  • Juara 1: Red Bull | Bonchan
  • Juara 2: Nasr eSports | BigBird
  • Juara 3: Cygames | Infexious
  • Juara 4: Fudoh | Fujimura
  • Juara 5: iDom
  • Juara 5: Yoshimoto Gaming | Machabo
  • Juara 7: AZ | Kichipa-mu
  • Juara 7: ALUS | YangMian

Dragon Ball FighterZ

EVO 2019 - DBFZ Champion
Sumber: Stephanie Lindgren/EVO

Kazunoko yang jadi juara Dragon Ball FighterZ World Tour 2018/2019 ternyata harus puas terhenti di peringkat Top 8. Sebagai gantinya, babak Grand Final kali ini adalah runback (tanding ulang) dari EVO 2018 antara GO1 melawan SonicFox. Tahun lalu SonicFox jadi juaranya, tapi tahun ini GO1 berhasil membalas kekalahan tersebut dan meraih gelar EVO untuk pertama kalinya. Begitu seru dan penuh emosi pertandingan ini sampai-sampai setelahnya GO1 langsung tak kuasa menahan air mata.

Peringkat Top 8 EVO 2019 Dragon Ball FighterZ:

  • Juara 1: Cyclops Athlete Gaming | GO1
  • Juara 2: Echo Fox | SonicFox
  • Juara 3: Cyclops Athlete Gaming | Fenritti
  • Juara 4: Vodafone Giants | Shanks
  • Juara 5: HiroHiro
  • Juara 5: Jumper7b
  • Juara 7: Evil Geniuses | NYChrisG
  • Juara 7: Burning Core | Kazunoko

Samurai Shodown

EVO 2019 - SamSho Champion
Sumber: Famitsu

Cabang Samurai Shodown di EVO 2019 benar-benar terasa seperti sebuah nostalgia. Bukan hanya karena franchise Samurai Shodown itu sendiri yang akhirnya bangkit setelah “tidur” sekian lama, kompetisinya di level Top 8 pun penuh dengan performa hebat dari nama-nama veteran, termasuk Infiltration, Justin Wong, Kazunoko, dan Alex Valle. Infiltration sudah pernah meraih gelar EVO di cabang Super Street Fighter IV: Arcade Edition (2012), Street Fighter x Tekken (2013), Street Fighter V (2016), dan kini Samurai Shodown (2019). Berikutnya gelar apa yang diincarnya?

Peringkat Top 8 EVO 2019 Samurai Shodown:

  • Juara 1: Infiltration
  • Juara 2: Burning Core | Kazunoko
  • Juara 3: Justin Wong
  • Juara 4: HB | Reinald
  • Juara 5: LU | Alex Valle/CaliPower
  • Juara 5: RB
  • Juara 7: TF | DidimoKOF
  • Juara 7: Brook | ZJZ

Super Smash Bros. Ultimate

EVO 2019 - SSBU Champion
Sumber: Echo Fox

Super Smash Bros. Ultimate (SSBU) membuktikan bahwa game ini memang layak menjadi cabang EVO dengan jumlah partisipan terbanyak. Bermain mengandalkan Joker dari Persona 5, MKLeo sempat nyaris tereliminasi tapi ia melakukan bracket reset di Grand Final dengan skor 3-2. Momentum tidak berhenti sampai di situ, karena kemudian MKLeo meraih angka sempurna dan mengalahkan Tweek dengan skor 3-0. Pemuda berusia 18 tahun ini pun menjadi juara perdana EVO untuk cabang Super Smash Bros. Ultimate.

Peringkat Top 8 EVO 2019 Super Smash Bros. Ultimate:

  • Juara 1: Echo Fox | MKLeo
  • Juara 2: Team SoloMid | Tweek
  • Juara 3: Solary | Gluttony
  • Juara 4: eUnited | Samsora
  • Juara 5: ProtoBanham
  • Juara 5: Raito
  • Juara 7: GameWith | Zackray
  • Juara 7: Rogue | Light

Mortal Kombat 11

EVO 2019 - MK11 Champion
Sumber: SonicFox

Keistimewaan SonicFox alias Dominique McLean bukan hanya karena dia ahli bermain fighting game, tapi karena ia mampu berkompetisi di lebih dari satu cabang sekaligus. Setelah runner-up di Dragon Ball FighterZ, SonicFox langsung beraksi di Mortal Kombat 11 dan membawa pulang gelar juara. Tampaknya posisi pemain yang satu ini sebagai raja game buatan NetherRealm Studios masih sulit untuk diingkari.

Peringkat Top 8 EVO 2019 Mortal Kombat 11:

  • Juara 1: Echo Fox | SonicFox
  • Juara 2: Burning Core | Dragon
  • Juara 3: Nasr Esports | TekkenMaster
  • Juara 4: UYU | Deoxys
  • Juara 5: PxP | A Foxy Grampa
  • Juara 5: Panda Global | Tweedy
  • Juara 7: Panda Global | Hayatei
  • Juara 7: Noble | Semiij

Soulcalibur VI

EVO 2019 - Soulcalibur Kayane
Sumber: Chris Bahn/Kayane

Cabang Soulcalibur VI tahun ini cukup spesial karena prestasi yang diraih Kayane, satu-satunya pemain perempuan yang mencapai peringkat Top 8 di EVO. Apalagi EVO juga untuk pertama kalinya mengadakan panel berjudul “The Women of the FGC” yang mendiskusikan peran perempuan di komunitas fighting game. Performa Yuttoto yang memenangkan kejuaraan dengan Voldo pun sangat mengesankan. Siapa bilang Voldo di Soulcalibur hanya joke character?

Peringkat Top 8 EVO 2019 Soulcalibur VI:

  • Juara 1: BNE | Yuttoto
  • Juara 2: BlueGod
  • Juara 3: Oplon | SkyII
  • Juara 4: Woahhzz
  • Juara 5: Tamonegi
  • Juara 5: Panda Global | Shen Chan
  • Juara 7: Orange | Kayane
  • Juara 7: DF | Saiyne

Under Night In-Birth Exe:Late[st]

EVO 2019 - UNIST Champion
Sumber: Robert Paul/EVO

Popularitas Under Night In-Birth pelan tapi pasti semakin tumbuh, dan tahun ini di EVO berhasil menjadi salah satu game kategori anime fighters dengan partisipan terbanyak—lebih tinggi dari BlazBlue dan hampir sama dengan Dragon Ball FighterZ. French Bread selaku developer seri ini pun menjawab dedikasi para penggemar dengan mengumumkan game baru setelah turnamen berakhir, yaitu Under Night In-Birth Exe:Late[cl-r].

Peringkat Top 8 EVO 2019 Under Night In-Birth Exe:Late[st]:

  • Juara 1: WP | ClearLampO
  • Juara 2: Ouhuu-Hittou
  • Juara 3: Hishigata
  • Juara 4: Kure
  • Juara 5: Neji
  • Juara 5: PUB | Rikir
  • Juara 7: Libekichi
  • Juara 7: Senaru

BlazBlue: Cross Tag Battle

EVO 2019 - BBCTAG Champion
Sumber: Stephanie Lindgren/EVO

Sama seperti Super Smash Bros. Ultimate, cabang BlazBlue: Cross Tag Battle juga dihadiri oleh penampilan karakter dari seri Persona. Bila juara SSBU menang menggunakan Joker, di sini Kyamei berhasil sampai ke Grand Final mengandalkan Akihiko Sanada dan Mitsuru Kirijo dari Persona 3. Tapi sayangnya ia harus menyerah terhadap duet Ruby Rose dan Yang Xiao Long dari RWBY, yang dimainkan oleh Shinku.

Peringkat Top 8 EVO 2019 BlazBlue: Cross Tag Battle:

  • Juara 1: Gravity Gaming | Shinku
  • Juara 2: FCRYUKYU | Kyamei
  • Juara 3: Domi
  • Juara 4: Mekasue
  • Juara 5: CYCLOPS Athlete Gaming | Fenritti
  • Juara 5: Bace
  • Juara 7: JonaKim
  • Juara 7: Susano’o | KojiKOG
EVO Japan 2020 - Announcement
Sumber: EVO Japan

Itulah deretan peraih prestasi di ajang Evolution Championship Series 2019. Setelah semua pertandingan berakhir, pihak EVO rupanya sudah menyiapkan panggung kompetisi berikutnya: EVO Japan 2020! Tiga game utama sudah diumumkan yaitu BlazBlue: Cross Tag Battle, Soulcalibur VI, dan Tekken 7, tapi ini masih akan terus bertambah. Sementara waktu dan lokasinya telah ditetapkan pada 24 – 26 Januari 2020, di Makuhari Messe International Exhibition Mall, Chiba, Jepang. Kita tunggu saja akan seseru apa kompetisi itu nantinya.

Sumber: EVO, EventHubs