Nomadic Audio, Speaker Bluetooth yang Bisa Bersinergi dengan Tas Koper Demi Kualitas Suara Lebih Baik

Tidak setiap hari Anda menjumpai speaker Bluetooth seperti ini. Namanya Nomadic Audio, dan wujudnya sepintas memang tergolong tipikal. Kendati demikian, keistimewaannya terletak pada kemampuannya ‘bertransformasi’ menjadi speaker yang lebih besar dan bertenaga.

Sebelum Anda kecele, saya pastikan ada tanda kutip yang mengapit kata “transformasi” di atas. Perubahannya jelas bukan seperti di film Transformers, melainkan dengan bantuan sebuah aksesori pelengkap berupa tas koper. Ya, tas koper besar untuk membawa barang selama bepergian.

Koper bernama Speakase tersebut menyimpan kompartemen khusus untuk sang speaker. Tinggal selipkan speaker-nya, seketika itu juga suara yang dihasilkannya jadi lebih keras, dan dentuman bass-nya jadi lebih bertenaga. Yang menarik sekaligus mengejutkan, di dalam koper berbahan polikarbonat + aluminium itu sebenarnya sama sekali tidak ada komponen elektronik.

Nomadic Audio

Speakase murni bertindak sebagai ruang akustik bagi speaker, ‘mengamplifikasi’ soundstage sekaligus frekuensi rendah yang dihasilkan sang speaker, dan ini berlaku bahkan ketika koper sedang terisi penuh. Bukan cuma bass-nya yang terdengar lebih mantap, treble-nya pun juga diklaim jadi lebih menawan ketika speaker bersinergi dengan Speakase.

Tanpa kopernya, Nomadic sebenarnya tetap bisa berfungsi secara mandiri. Dirinya dibekali sepasang woofer berukuran 6 x 4 inci, plus sepasang tweeter berdiameter 0,9 inci. Semuanya disuplai tenaga oleh amplifier Class D berdaya 60 watt, plus baterai 2.200 mAh yang diperkirakan bisa bertahan sampai 20 jam penggunaan.

Nomadic Audio

Terkait kualitas suaranya, latar belakang pengembangnya sebenarnya sudah bisa menjadi jaminan. Nomadic digarap oleh Morel, perusahaan yang sudah punya nama dan berpengalaman panjang dalam bidang sistem audio untuk mobil. Pastinya mereka tidak mau Nomadic merusak reputasi yang selama ini mereka bangun akibat kualitas suaranya yang tidak memuaskan.

Saat ini Morel tengah memasarkan Nomadic Audio melalui Kickstarter dengan harga paling murah $199 untuk speaker-nya saja (harga retail-nya diperkirakan berkisar $299). Kombo speaker + kopernya harus ditebus seharga $399 (retail $699). Adanya dua pilihan ini merupakan keputusan yang tepat mengingat tidak semua konsumen bakal tertarik membeli koper dari brand yang bukan kepercayaannya.

Beocreate Merupakan Solusi DIY untuk Menyulap Speaker Antik Menjadi Wireless

Dalam industri perangkat audio, kinerja suatu produk tidak bisa ditakar dari tahun pembuatannya: speaker yang dirilis baru minggu lalu pun belum tentu suaranya seenak speaker keluaran tahun 90-an. Lain halnya dengan smartphone, di mana yang terbaru pasti mengemas layar dan performa yang terbaik.

Itulah mengapa menyimpan koleksi speaker atau headphone zaman lawas merupakan hal yang sangat wajar. Yang dilewatkan hanyalah fitur-fitur modern seperti konektivitas wireless, tapi itu pun ternyata bisa didapat dengan bantuan perangkat seperti Chromecast Audio. Atau, kalau Anda lebih suka mengutak-atik sendiri, perangkat bernama Beocreate berikut bisa menjadi opsi alternatif.

Beocreate merupakan buah kolaborasi antara Bang & Olufsen dan HiFiBerry. Ia merupakan sebuah amplifier digital yang dirancang untuk speaker pasif (yang semestinya membutuhkan amplifier eksternal), sekaligus bertugas membubuhkan konektivitas wireless dengan bantuan Raspberry Pi (opsional).

Beocreate

Melihat wujudnya yang hanya sebatas papan sirkuit biasa, pengguna memang diharuskan untuk membongkar speaker sendiri untuk memasangnya. HiFiBerry sejauh ini sudah menyiapkan panduan langkah demi langkah untuk memasang Beocreate di speaker Beovox CX100 dan CX50 – speaker lain sebenarnya juga bisa kalau Anda paham struktur jeroannya.

Beocreate mengemas amplifier 4-channel (2 x 30W dan 2 x 60W). Satu papan sirkuit ini sanggup menenagai hingga empat speaker dengan impedansi 4 – 8 ohm dan sample rate 192 kHz. HiFiBerry turut menyertakan software open-source yang akan mengaktifkan kapabilitas wireless-nya, sehingga speaker bisa memutar musik via Bluetooth, AirPlay atau Spotify.

Dibanderol $189, Beocreate pada dasarnya bisa menjadi salah satu alasan untuk mengeluarkan speaker antik dari gudang. Daripada speaker tersebut duduk menganggur selagi diselimuti debu, lebih baik dibedah dan disulap menjadi speaker wireless.

Sumber: The Verge.

Rangkaian Produk Audio Wireless Sports dan Lifestyle JBL Baru Serbu Indonesia

Pendaratan JBL Jr di Indonesia kurang lebih tiga minggu lalu sepertinya menjadi momen pemecah keheningan karena Harman International memang sudah cukup lama tidak melangsungkan acara pers di tanah air. Ternyata, pendaratan headset yang didesain khusus untuk anak-anak itu menandai dimulainya agenda peluncuran produk JBL secara lebih masif.

JBL menjelaskan bahwa saat ini, tren audio wireless sedang berada di momentum peningkatan tertinggi. Nilai pasar produk headphone dikabarkan mencapai US$ 17 miliar, dengan kenaikan di segmen nirkabel sebesar 20 persen. Konsumen juga menginginkan produk berdesain sporty dan telah dibekali fitur noise cancellation. Dan di akhir bulan November ini, JBL mencoba memenuhi semua permintaan itu.

JBL 13

Pada tanggal 29 November 2017, Harman International melangsungkan acara peluncuran rangkaian perangkat audio wireless JBL. Produk-produk ini masuk dalam kategori Lifestyle dan Sports; mereka memiliki penampilan stylish dan sporty, serta ditunjang struktur tangguh demi memastikannya siap menemani pengguna beraktivitas setiap hari. Device-device ini terdiri dari keluarga Everest, E Series, Focus, Inspire, Pulse 3, Playlist serta Boombox.

JBL 14

“Para pecinta audio membutuhkan produk berkualitas terbaik yang menunjang aktivitas harian,” kata general manager Lifestyle Audio Division Asia Pacific Harman International, Grace Koh. “Melalui perangkat-perangkat baru ini, kami berusaha meningkatkan standar mutu headphone dan speaker wireless, serta berusaha memberikan pengalaman mendengarkan audio tak tertandingi lewat kenyamanan dan faktor personalisasi.”

JBL 11

 

Everest

Rangkaian Everest terdiri dari headphone noise cancelling V750NXT, model over-ear V710, headset on-ear V310, serta in-earphone V110. Everest menjanjikan ‘penggabungan antara teknologi suara terbaru dan desain ergonomis’. Semua perangkat ini dapat terhubung ke segala perangkat pintar tanpa kabel, mempersilakan kita bergerak bebas sembari menikmati lagu-lagu favorit.

JBL 12

Di antara empat model itu, Everest 750NXT merupakan primadonanya. Huruf ‘NXT’ di namanya mengindikasikan penggunaan fitur NXTGen, yaitu teknologi noise-cancelling aktif yang memungkinkan pengguna mengendalikan sendiri seberapa banyak bunyi-bunyi eksternal yang diizinkan untuk masuk, hanya melalui satu sentuhan pada tombol.

JBL 9

Di sana juga ada TruNote, yakni sistem yang menjaga agar headphone sanggup menyuguhkan bunyi yang jernih dan output paling autentik lewat proses kalibrasi suara berdasarkan rancangan ear cup. Produsen turut memberinya label JBL Pro Audio sebagai jaminan kualitas suara khas JBL. Everest 750NXT tak lupa dibekali baterai berkapasitas besar, sanggup membuai Anda dengan musik selama 15 jam.

 

E Series E65BTNC

Meski tidak jadi anggota keluarga Everest, headset JBL E65BTNC menyimpan banyak kesamaan dengannya. Di sana terdapat fitur noise cancellation aktif, kompatibel ke beragam perangkat pintar, ditopang audio ‘JBL Signature’ mirip seperti yang telah produsen gunakan di  studio-studio rekaman ternama, serta dilengkapi baterai berdaya tahan 15 jam yang dapat diisi penuh hanya dalam dua jam.

JBL 20

 

Focus 700

Focus 700 dirancang buat para atlet, didukung dua fitur utama pada desainnya. Earphone ini mempunyai bahan anti-keringat, kuat menahan cuaca panas serta hujan, dan mengusung desain ergonomis TwistLock supaya tetap nyaman dikenakan serta tak mudah terlepas dari telinga. Dengan fitur-fitur ini, kita bisa fokus berolahraga sambil mendengarkan musik tanpa merasa was-was.

JBL 6

 

Inspire 700

Inspire 700 sendiri disiapkan untuk konsumen yang dituntut buat selalu aktif. Menopang komunikasi tampaknya menjadi tugas utama earphone ini, apalagi menakar dari durasi baterai yang menyentuh 16 jam (di-charge via case). Seperti Focus 700, Inspire 700 juga nyaman dan bisa menempel di telinga tanpa mudah terlepas berkat rancangan TwistLock dan ear tip FlexSoft.

JBL 5

 

Pulse 3

Pulse 3 sengaja diramu untuk menyajikan pengalaman ‘audio visual’ berkat pemanfaatan sistem pencahayaan warna-warni, sempurna buat memeriahkan pesta di halaman rumah ataupun pinggir kolam. Dan Anda tidak perlu cemas speaker Bluetooth ini akan rusak seandainya terkena air hujan atau tercemplung ke kolam renang. Pulse 3 telah ditunjang struktur waterproof dan bisa mengapung.

JBL 1

 

Playlist

Fitur andalan di Playlist adalah dukungan Chromecast sehingga kita bisa mudah menyalurkan audio ke speaker wireless ini kapan saja. Pengelolaan playlist serta pengaturan volume bisa dilakukan langsung dari perangkat bergerak tanpa menonaktifkan fungsi lainnya. Uniknya lagi, pengguna dapat menerima panggilan telepon bahkan saat JBL Playlist tengah menghidangkan musik.

JBL 21

 

Boombox

Mirip seperti Pulse 3, Boombox siap menghidupkan pesta – baik di luar ataupun di dalam ruang – karena dilengkapi konstruksi kedap air serta handle sehingga mudah dibawa-bawa. Sesuai namanya, bass membahana merupakan senjata utama di speaker Bluetooth ini. Kemudian di dalamnya, JBL membubuhkan baterai berkapasitas raksasa, memungkinkan Boombox melantunkan lagu tanpa henti selama 24 jam.

JBL 16

 

Semua produk JBL tersebut kabarnya sudah tersedia di toko retail elektronik serta gerai resmi di seluruh Indonesia.

JBL 7

JBL 10

JBL 8

JBL 18

JBL 19

JBL 4

JBL 3

Bang & Olufsen Luncurkan Speaker Multi-Room Terkecil dan Termurahnya, Beoplay M3

Bang & Olufsen kembali merilis speaker wireless yang cukup menarik. Dinamai Beoplay M3, ia merupakan speaker wireless rumahan terkecil dari sang ahli audio asal Denmark. Saya bilang “rumahan” karena speaker ini tidak termasuk kategori portable yang dapat beroperasi dengan baterai – di kategori itu masih ada yang lebih mungil lagi, yakni Beoplay P2.

Seperti biasa, desain merupakan salah satu aspek yang selalu ditonjolkan oleh B&O. Bodi aluminium M3 memiliki dimensi 11 x 15 x 14 cm, dengan bobot sekitar 1,46 kg. Di salah satu sisinya, terpasang grille berbahan wol premium, tapi konsumen juga bisa memilih yang berbahan aluminium kalau mau.

Di balik grille tersebut, tertanam sebuah woofer berdiameter 3,75 inci dan tweeter 3/4 inci, dengan rentang frekuensi 65 – 22.000 Hz. Masing-masing ditenagai oleh amplifier Class D berdaya 40 watt, sehingga mengisi satu ruangan bukanlah problem besar buatnya.

Beoplay M3

Konektivitas wireless-nya mengandalkan Bluetooth 4.2 dan Wi-Fi AC, dan streaming via AirPlay maupun Chromecast pun turut didukung. Yang menarik, M3 rupanya juga dapat dijadikan bagian dari setup multi-room bersama lini Beoplay lain, spesifiknya A6, A9 dan M5.

Tombol kontrol pada M3 tergolong minimalis, tapi pengguna masih memiliki opsi yang lebih lengkap melalui aplikasi pendamping Beoplay di smartphone, termasuk untuk menyesuaikan profil suaranya dengan selera masing-masing.

Namun yang membuat Beoplay M3 terdengar begitu menggiurkan adalah harganya. Dengan banderol $299, harganya cuma separuh harga Beoplay M5, sekaligus menjadikannya sebagai speaker multi-room termurah dari B&O.

Sumber: SlashGear dan Bang & Olufsen.

Logitech MX Sound Adalah Speaker Desktop Sekaligus Bluetooth

Saat sedang berburu speaker desktop baru, saya yakin nama Logitech akan selalu muncul sebagai salah satu opsi. Logitech memang sudah lama memproduksi speaker untuk PC, akan tetapi karya terbarunya benar-benar berbeda dari yang mereka miliki selama ini.

Dijuluki Logitech MX Sound, ia merupakan sepasang speaker desktop yang juga berfungsi sebagai speaker Bluetooth. Tentunya Logitech tidak sekadar menanamkan chip Bluetooth ke dalam speaker ini, sebab harus ada perhatian khusus pada aspek kepraktisan.

Perhatian khusus tersebut datang dalam wujud fitur bernama Easy-Switch, yang memungkinkan pengguna untuk mengganti sumber audio dengan sangat mudah. Cukup klik pause, maka pengguna bisa langsung memutar musik lewat smartphone. Tidak ada opsi pengaturan lebih lanjut yang harus diutak-atik.

Logitech MX Sound

Tekan pause sekali lagi, maka musik dari tablet pun juga bisa ikut diputar di speaker yang sama. Ya, MX Sound dapat di-pair dengan dua perangkat sekaligus – bahkan jack 3,5 mm-nya pun juga ada sepasang – yang berarti Anda dapat memutar musik dari tiga perangkat sekaligus tanpa perlu repot-repot pairing ulang atau cabut-pasang kabel.

Speaker berdiameter 160 mm ini mampu menghasilkan output daya maksimum sebesar 24 watt, dan sebuah bass port di belakang setiap unitnya memastikan dentuman bass tersaji secara mantap. Untuk mengontrol volume dan pairing, pengguna hanya perlu melambaikan tangan ke depan speaker, lalu menekan salah satu dari ketiga tombol yang menyala.

Logitech rencananya bakal memasarkan MX Sound mulai bulan Oktober mendatang seharga $100.

Sumber: Logitech.

JBL Boombox Siap Meriahkan Poolside Party Selama Seharian Penuh

Pasar speaker Bluetooth dalam beberapa tahun terakhir didominasi oleh speakerspeaker berukuran mungil nan berperforma cukup dahsyat. Salah satu pabrikan yang paling rajin merilis produk untuk kategori ini adalah JBL. Namun pabrikan yang namanya merupakan singkatan dari nama pendirinya itu memutuskan untuk merilis sesuatu yang berbeda pada kuartal ketiga tahun ini.

Ketimbang semakin memperkecil speaker termungilnya, JBL Clip, JBL memilih untuk berkaca pada tren perangkat audio di tahun 80-an. Dari situ lahirlah JBL Boombox, yang sesuai namanya ditujukan sebagai modernisasi pemutar kaset pita yang kerap digotong di atas bahu pemuda-pemudi di zaman jaya-jayanya Michael Jackson dan Queen.

Desainnya juga tampak seperti versi modern dari perangkat Boombox, lengkap dengan sebuah handle di bagian atasnya – besar bukan berarti tidak portable. Bicara soal ukuran, speaker ini memang tergolong bongsor. Beratnya saja mencapai angka 5 kilogram, namun sebagai gantinya Anda akan mendapatkan performa yang prima dan baterai yang awet sampai seharian.

JBL Boombox

Janji seputar performa itu diwujudkan oleh empat unit transducer aktif dan sepasang bass radiator yang siap mengguncang suatu ruangan tanpa kesulitan. Anda lebih menggemari pesta outdoor, di pinggir kolam renang misalnya? Jangan khawatir, sebab Boombox masih akan terus beroperasi meski Anda ceburkan ke dalam air.

Mengenai baterai, JBL tidak main-main saat mengklaim Boombox bisa memutar musik selama seharian nonstop, sebab perangkat ini memang dibekali baterai sebesar 20.000 mAh yang diyakini bisa bertahan selama 24 jam. Anda juga tak perlu cemas baterai sebesar itu tersia-siakan hanya untuk memutar musik saja karena ia juga bisa Anda jadikan sebagai power bank ketika diperlukan.

Konektivitas Bluetooth-nya turut mendapat perlakuan ekstra: pengguna dapat menyambungkan Boombox dengan speaker JBL lain – bahkan sampai 100 unit sekaligus – berkat dukungan teknologi JBL Connect+, meski hal ini berarti semua speaker lain itu harus turut mendukung teknologi tersebut.

Jadwal perilisannya belum dipastikan, namun JBL berencana memboyongnya ke event IFA 2017 pada bulan September mendatang. Di dataran Inggris (kawasan pertama yang bakal disambangi Boombox), harganya diperkirakan berkisar £400 (± Rp 6,9 juta).

Sumber: SlashGear.

Beoplay P2 Ialah Speaker Bluetooth Terkecil dari Bang & Olufsen

Tahun lalu, Bang & Olufsen meluncurkan speaker Bluetooth terkecilnya, Beoplay A1. Tahun ini, ahli audio asal Denmark tersebut rupanya punya speaker Bluetooth yang bahkan lebih ringkas lagi, yakni Beoplay P2.

Dimensi P2 tidak jauh lebih besar dari kebanyakan phablet. Fisiknya juga lebih mirip carrying case untuk earphone ketimbang speaker. Namun mengingat ini merupakan produk besutan B&O, kualitas suara tetap menjadi prioritas utama terlepas dari ukurannya yang mini.

B&O bahkan telah merevisi mid-woofer milik A1 dan menyematkannya pada P2. Kinerjanya juga ditopang oleh tweeter berukuran 0,75 inci, lagi-lagi sama seperti yang terdapat pada Beoplay A1. Semua ini diposisikan supaya suara bisa menyebar secara 360 derajat, satu lagi kemiripan P2 dengan A1.

Meski kecil, Beoplay P2 tetap tidak kompromi soal kinerja dan siap menyebar suara ke segala sudut / Bang & Olufsen
Meski kecil, Beoplay P2 tetap tidak kompromi soal kinerja dan siap menyebar suara ke segala sudut / Bang & Olufsen

Meski bentuk keduanya jelas berbeda, sejumlah elemen desain P2 dan A1 sebenarnya masih mirip-mirip. Utamanya adalah penggunaan material aluminium sebagai rangka bodinya. Strap berbahan kulit turut hadir di sini guna semakin memudahkannya dibawa-bawa.

Yang unik dari P2 adalah absennya tombol kontrol fisik. Jadi selain dioperasikan via aplikasi pendamping Beoplay di smartphone, P2 ternyata telah mengemas panel sentuh pada rangka aluminiumnya. Cukup Anda ketuk dua kali atau kocok perangkatnya, maka Anda bisa mengaktifkan fungsi play, pause, skip track, mengganti profil suara atau bahkan memanggil asisten virtual di ponsel.

Mengikuti standar terkini, Beoplay P2 mengandalkan port USB-C untuk charging / Bang & Olufsen
Mengikuti standar terkini, Beoplay P2 mengandalkan port USB-C untuk charging / Bang & Olufsen

Soal konektivitas, Beoplay P2 mengandalkan Bluetooth 4.2. Baterainya diklaim bisa bertahan sampai 10 jam nonstop, sedangkan charging-nya memakan waktu sekitar 2 jam menggunakan kabel USB-C.

Bang & Olufsen saat ini sudah memasarkan Beoplay P2 seharga $169, jauh lebih murah ketimbang A1 yang dihargai $249. Pilihan warna yang tersedia ada tiga: Sand Stone, Royal Blue dan Black.

Sumber: Engadget.

BeoSound Shape Adalah Speaker Berdesain Modular Sekaligus Dekorasi Ruangan yang Mewah

Speaker sebagai pelengkap dekorasi ruangan bukan lagi ide yang asing di telinga kita. Lihat saja Sonos Playbase atau B&O Beolit 17 sebagai contohnya. Yang tidak biasa adalah ketika speaker itu menjadi pusat perhatian utama dengan menghuni tembok di ruang keluarga.

Namun Bang & Olufsen percaya ide ini bisa diwujudkan. Pabrikan asal Denmark itu memperkenalkan BeoSound Shape, speaker wireless modular yang menjanjikan keseimbangan antara fungsi dan estetika. Seperti yang bisa Anda lihat pada gambar di atas, speaker ini memang berniat untuk menjadi pusat perhatian di ruangan.

Tiap modul BeoSound Shape dibekali peredam suara untuk meningkatkan akustika ruangan / Bang & Olufsen
Tiap modul BeoSound Shape dibekali peredam suara untuk meningkatkan akustika ruangan / Bang & Olufsen

B&O membebaskan kreativitas Anda yang bekerja dalam menyusun pola yang diinginkan. Jumlah modul minimal yang dibutuhkan adalah enam, tapi seandainya budget Anda tidak terbatas, jumlah modulnya pun juga bisa ikut tak terbatas, demikian klaim B&O.

Desain BeoSound Shape bisa dikustomisasi sesuai selera dan kebutuhan konsumen. Deretan kain penutup dalam beragam warna telah B&O sediakan, termasuk halnya kain wol mewah yang akan semakin menonjolkan aura premiumnya.

Sifat modularnya membuat BeoSound Shape bisa diadaptasikan ke ruangan apa saja / Bang & Olufsen
Sifat modularnya membuat BeoSound Shape bisa diadaptasikan dengan ruangan apa saja / Bang & Olufsen

Namun apalah arti desain yang cantik kalau kinerjanya jelek, mengingat Shape bagaimanapun juga tetap merupakan sebuah speaker? Untuk itu, tiap-tiap modulnya telah dibekali dengan peredam suara terintegrasi guna menyempurnakan akustika ruangan, dan desain modularnya sendiri bisa memberikan pengaruh besar pada soundstage.

Dari minimal enam modul yang terpasang, salah satunya merupakan modul BeoSound Core yang bertugas menjembatani antara speaker dan sumber audio; bisa melalui Bluetooth 4.1, AirPlay, DLNA, Chromecast atau Spotify Connect, dan B&O juga tak lupa menyematkan kapabilitas multi-room.

Speaker ini tidak untuk semua orang, apalagi mengingat banderol harga untuk konfigurasi paling standarnya dipatok £3.400 (± Rp 56,4 juta). B&O rencananya akan mulai memasarkannya pada bulan Agustus mendatang.

Sumber: Engadget dan B&O.

Urbanears Ramaikan Pasar Speaker Wireless Lewat Sepasang Speaker Berteknologi Multi-Room

Pabrikan headphone asal Swedia, Urbanears, mulai berani keluar dari zona nyamannya dengan memperluas portofolio produknya ke segmen speaker wireless. Hal ini tampaknya sedang ngetren di kalangan produsen headphone, dimana V-MODA belum lama ini juga memperkenalkan speaker Bluetooth perdananya.

Berbeda dari V-MODA, Urbanears memilih untuk memperkenalkan dua speaker sekaligus, yakni Stammen dan Baggen. Keduanya cukup identik soal desain – simpel namun tetap stylish – hanya saja Baggen memiliki ukuran yang lebih besar.

Keduanya merupakan bagian dari lini Urbanears Connected Speakers, yang sejatinya bisa menjadi indikator terkait konektivitasnya yang melimpah. Tidak hanya Bluetooth, Urbanears juga telah mengintegrasikan dukungan AirPlay, Chromecast dan Spotify Connect pada kedua speaker ini. Lebih lanjut, teknologi multi-room memungkinkan pengguna untuk menghubungkan hingga lima speaker Stammen atau Baggen.

Baik Urbanears Stammen maupun Baggen sama-sama memiliki sepasang kenop fisik yang terinspirasi radio lawas / Urbanears
Baik Urbanears Stammen maupun Baggen sama-sama memiliki sepasang kenop fisik yang terinspirasi radio lawas / Urbanears

Pengoperasiannya sendiri mengandalkan sepasang kenop yang terinspirasi oleh radio lawas. Kenop yang pertama untuk menyesuaikan volume, sedangkan kenop yang kedua untuk mengganti mode antara Bluetooth, Wi-Fi atau aux 3,5 mm. Kenop yang kedua ini juga dapat dimanfaatkan untuk mengakses hingga tujuh playlist Spotify Connect.

Meski luarnya mirip, jeroan Stammen dan Baggen cukup berbeda. Stammen mengemas sepasang tweeter dan subwoofer, sedangkan Baggen yang berukuran lebih besar menukar tweeter tersebut dengan sepasang driver full-range. Keduanya dikembangkan dengan bantuan dari Marshall, yang bisa dibilang masih ‘berbau’ saudara dengan Urbanears di bawah perusahaan induk Zound Industries.

Urbanears Stammen dan Baggen bakal dipasarkan mulai tanggal 30 Maret, masing-masing seharga $350 dan $450. Keduanya sama-sama ditawarkan dalam enam pilihan warna: pink, hitam, hijau, abu-abu, oranye dan biru.

Sumber: The Verge dan Urbanears.

V-MODA Luncurkan Speaker Bluetooth Perdananya

V-MODA, brand yang dikenal akan deretan headphone-nya yang stylish sekaligus tahan banting, kini melebarkan sayapnya ke ranah speaker Bluetooth. Produk perdananya untuk segmen ini adalah Remix, yang sekali lagi juga mengedepankan keseimbangan antara desain dan performa.

Di balik bodi berbalut aluminium atau kulitnya, tertanam sepasang driver serta sebuah passive bass reflector. Kombinasi ini diklaim tak hanya sanggup menyajikan kualitas suara yang jernih, mendetail dan akurat, tetapi turut dibarengi oleh dentuman bass yang mantap – berdasarkan pengalaman pribadi, headphone V-MODA tergolong juara dalam hal reproduksi bass.

Fitur lain yang membuatnya unik dibanding speaker Bluetooth lain adalah integrasi headphone amplifier. Jadi untuk pengguna yang memiliki headphone kelas high-end, Remix bisa dimanfaatkan untuk menghantarkan daya yang cukup guna memaksimalkan headphone tersebut – menurut V-MODA sendiri, kinerjanya tak kalah dari headphone amplifier terpisah seharga $200 atau lebih.

Panel kontrol V-MODA Remix terdapat di bagian atas dan mencakup sebuah tombol multifungsi / V-MODA
Panel kontrol V-MODA Remix terdapat di bagian atas dan mencakup sebuah tombol multifungsi / V-MODA

Panel kontrolnya terdapat di bagian atas. Remix juga dibekali mikrofon built-in, dan ia bisa disambungkan dengan speaker Amazon Echo Dot sehingga Anda bisa berinteraksi dengan asisten virtual Amazon Alexa di ruangan yang lain. Tidak kalah menarik adalah kemampuan Remix untuk disambungkan dengan unit Remix lain dalam jumlah tak terbatas.

V-MODA menyematkan baterai berkapasitas 3.400 mAh ke dalam Remix, dengan estimasi daya tahan sekitar 10 jam. Sebagai produk yang dirilis di tahun 2017, sudah sewajarnya apabila charging-nya mengandalkan port USB-C.

V-MODA Remix saat ini telah dipasarkan seharga $300. V-MODA turut menawarkan deretan aksesori opsional yang dibuat menggunakan teknik 3D printing dengan rentang harga $40 – $370.000 – Anda tidak salah baca, karena aksesori dengan harga selangit ini terbuat dari bahan platinum asli.

Sumber: The Verge dan V-MODA.