Lima Cara Mengenali Ide Startup

Keberhasilan sebuah startup kebanyakan berawal dari ide yang sederhana. Meskipun demikian, ketika ide untuk membangun sebuah startup makin sulit untuk ditemukan, apakah harus berpaling kepada ide yang mudah dan terlihat menjanjikan sejak awal atau ide yang penuh dengan pendekatan teknis dan sistematis?

Artikel berikut akan mengupas 5 cara tepat menemukan ide startup.

Buat daftar ide

Terkadang ide yang menarik dan memiliki potensi datang secara spontan, untuk memastikan ide tersebut masuk akal dan bisa dikembangkan catatlah ide-ide yang Anda miliki kemudian coba cermati dengan baik ide tersebut. Jika di antara ide tersebut terus melekat dalam pikiran dan memiliki potensi untuk diciptakan, artinya Anda telah menemukan ide tersebut.

Temukan “passion

Ketika ide sudah ditemukan proses selanjutnya adalah untuk menemukan “passion” atau kecintaan dari ide tersebut. Banyak para entrepreneur yang rela berkorban dan mampu menghadapi masa-masa sulit karena yakin dan kecintaan besar terhadap ide startup yang dimiliki, dan kebanyakan dari mereka bakal menuai sukses melahirkan bisnis. Temukan passion atau kecintaan terhadap ide yang dimiliki, dari sana Anda akan bisa melihat arah yang pasti untuk mengembangkan bisnis.

Kumpulkan data, riset, dan informasi

Salah satu cara untuk bisa memastikan ide yang telah dimiliki menarik perhatian dari publik, coba kumpulkan informasi dan data kemudian coba lemparkan ide tersebut kepada keluarga, kerabat dan teman. Tampung semua masukan atau feedback dari mereka, dan coba kembangkan saatnya Anda mulai membuat produk. Lakukan juga kegiatan sosialisasi tersebut dikalangan komunitas hingga kalangan yang relevan, dan pada akhirnya jika ide yang Anda miliki memiliki potensi, bakal mengundang minat investor yang tepat.

Lakukan validasi dengan berbicara langsung kepada target pasar

Untuk bisa memastikan produk atau layanan yang bakal Anda hadirkan diterima oleh target pasar, lakukan komunikasi langsung dengan target pasar Anda. Cari tahu kesulitan dan keinginan dari mereka terkait dengan ide yang Anda miliki. Dengan demikian Anda bisa menemukan target pasar yang tepat, sekaligus melakukan validasi ide.

“Your job as an entrepreneur is to uncover the underlying problem so that you can provide a good solution.”

Kembangkan ide

Ide yang baik dan berhasil Anda temukan tidak bisa tumbuh dengan baik secara langsung, dibutuhkan waktu dan proses yang tepat agar ide tersebut bisa tumbuh dengan baik. Ide yang awalnya memiliki potensi saat mulai dikembangkan bisa jadi berubah menyesuaikan dengan keadaan yang ada, pivoting pun bakal sulit untuk dihindari. Untuk itu sebagai entrepreneur yang baik jangan terlalu memaksakan ide awal startup, ketika waktunya untuk berubah, terima proses tersebut demi melahirkan startup yang berpotensi.

“Ideas iterate and transform quite a bit once actually brought to market. So even with the most determined validation, there’s a fairly good chance whatever you think is the right product will change a bunch of times anyhow.”

Lima Pertimbangan Memilih Industri Startup untuk Pengusaha Pemula

Ketika Anda memutuskan ingin terjun ke dunia kewirausahaan, pasti ada alasan dasar yang melatarbelakangi mengapa Anda ke sana. Bisa jadi karena Anda ingin mendalami kegemaran, belajar hal baru, diajak teman, atau lainnya. Namun apabila Anda terjun sebelum mengetahui bidang bisnis seperti apa yang ingin dijalani, hal tersebut agak berbahaya.

Paling tidak, sebelum Anda memutuskan ke dunia kewirausahaan, cari tahu bidang apa yang menurut Anda paling menarik. Pertanyaan berikutnya yang muncul, bagi pengusaha startup pemula bidang usaha mana sajakah yang tepat untuk digeluti?

Artikel ini akan menjawab lebih dalam pertanyaan tersebut, berikut rangkumannya:

Apapun yang sesuai dengan kemampuan Anda saat itu

Sebagai pengusaha pemula, mulailah suatu bisnis yang memiliki korelasi dengan kemampuan yang Anda miliki pada saat itu. Sehingga saat Anda harus mendalami bidang tersebut, tidak ada kesukaran yang menghalangi.

Memulai sesuai yang sesuai kemampuan, bisa mengurangi potensi gagal, alhasil prospek bisnis jadi lebih cerah. Apapun bidang yang Anda pilih, bersiaplah untuk belajar mendalaminya setiap hari dan terus bekerja keras. Jika Anda belum siap untuk bekerja keras, sebaiknya jangan tinggalkan pekerjaan rutin.

Industri yang membantu akselerasi bisnis lebih cepat

Keuntungan membuat usaha yang sesuai dengan target audiens adalah sesuatu yang tidak bernilai harganya. Sebab ini akan membantu Anda menghemat waktu berjam-jam daripada mengembangkan produk sesuai kebutuhan pasar, mencari pembeli, dan memikirkan bagaimana pemasarannya. Anda pun akan lebih bergairah dan pengetahuan bertambah luas.

Jika Anda memiliki passion di industri tersebut dan sudah memiliki gagasan hal apa saja yang dilakukan, ini akan membuat Anda dapat dengan mudah melalui puluhan malam dan siang yang panjang.

Ritel online

Anda mungkin pernah mendengar cerita bagaimana e-commerce disebut sebagai industri yang kejam dan terlalu banyak etalase digital. Tidak perlu dipungkiri bahwa hal tersebut benar adanya. Namun jangan berbicara mengenai biaya hosting etalase Anda sendiri, tapi bicara mengenai bagaimana membangun diri sendiri.

Sebagai pedagang yang menjajakan barangnya di situs eBay atau Etsy, mengajarkan banyak hal yang bisa Anda terapkan. Tidak hanya menghemat biaya, tapi Anda akan banyak belajar mengenai pemasaran, interaksi pelanggan, dan penelitian.

Apapun yang Anda tahu adalah terbaik

Ketika Anda mulai berbisnis, penting untuk mengetahui tentang industri yang Anda yang masuki. Ini akan memberi gambaran awal dibandingkan dengan orang-orang yang tidak mengetahuinya, sebab Anda sudah lebih mengenal masalah dan tahu bagaimana caranya. Membangun jaringan pun akan jauh lebih mudah karena Anda mungkin akan mengenal beberapa orang yang menjadi calon pembeli.

Secara alami menarik Anda untuk terjun

Perusahaan yang Anda bangun sebaiknya harus tetap setia dengan kepribadian diri sendiri karena pada dasarnya Anda menarik orang baru untuk seperti Anda. Meskipun tidak ada bidang spesifik yang Anda kuasai, namun penting untuk dilakukan dengan mencari tahu seperti apa mimpi dan passion Anda. Kemudian bidang seperti apa yang harus Anda jalani. Menemukan sesuatu yang secara alami Anda minati akan membantu bisnis jadi lebih maju.

Lima Alasan yang Melarang Anda Mendirikan Startup Jika Berawal dari Hobi

Semua orang pasti memiliki hobi. Ada yang hobi menulis puisi, bercocok tanam, merancang infografis, merakit pesawat buatan, atau lainnya. Tapi pernahkan Anda memikirkan ingin mengubah hobi menjadi perusahaan startup yang menguntungkan?

Beberapa contoh sukses seperti Rosanna Pansino yang berhasil meraih untung dengan menjual kue hingga US$2,5 juta per tahun, atau Nick Palmisciano dengan hobi meletakkan kata-kata lucu di kaos berubah menjadi perusahaan media senilai US$20 juta.

Contoh di atas kedengarannya sangat menjanjikan, tapi di sinilah sumber masalahnya: memulai bisnis itu tidak semewah kelihatannya. Jadi sebelum Anda memutuskan untuk menyelam ke dalam monetisasi hobi, pastikan informasi di bawah ini bukan tentang Anda:

1. Anda tidak melihat janji bisnis apapun di dalamnya

Hobi Anda sangat bagus, tapi banyak fakta yang menyebut alasan tersebut kurang cukup untuk menjadikannya sebagai bisnis. Anda perlu menggali pasar lebih dalam, menguraikan bagaimana peta persaingannya, dan temukah apakah ada tempat bagi pemain lain seperti Anda untuk terjun atau pasar sudah jenuh?

Anda juga perlu mengevaluasi apakah sesuatu dalam hobi Anda akan memenuhi kebutuhan atau memecahkan masalah dan dapat menjangkau target konsumen.

Untuk memeriksa apakah hobi Anda itu menjanjikan, mulailah forum diskusi atau buat survei guna mengumpulkan masukan dari baik dari dalam ataupun luar keluarga.

2. Anda tidak harus mulai bisnis dari bawah

Hobi Anda adalah sesuatu yang Anda sukai sebagai kebebasan dari gangguan dan masalah. Apa yang akan terjadi bila menjadikan hobi sebagai pekerjaan? Sebelum mengubahnya jadi bisnis, sebaiknya Anda harus jujur dengan diri sendiri. Apakah Anda yakin tidak akan kehilangan minat pada hobi ini dan Anda siap meluangkan waktu untuk itu, bahkan saat tidak ada inspirasi sama sekali.

Masalah lainnya adalah keahlian Anda. Anda mungkin piawai dalam menjalankan hobi tapi bagus saja tidak cukup untuk membuat orang lain membayarnya. Cari tahu apakah Anda siap untuk mulai dari bawah dan siap menjalaninya dalam jangka waktu yang panjang. Sebab untuk membuat gairah Anda menjadi kisah sukses, perlu keringat yang banyak.

3. Anda tidak punya waktu untuk membuat situs

Menjalani bisnis online berarti Anda harus berkomitmen untuk terus memperbarui situs dan melakukan iterasi. Ada blog, media sosial, yang kontennya harus selalu diperbarui. Meski ada banyak tip tentang pengoptimalan SEO untuk membantu Anda bekerja dengan benar dan menulis artikel menarik demi menarik orang menjadi pengguna.

Anda juga harus pertimbangan membuat konten dalam bentuk video, sebab saat ini dapat disebut sebagai andalan menarik orang baru. Penelitian menyebutkan bahwa 80% traffic akan berasal dari video di 2019 mendatang.

4. Anda tidak memiliki sumber daya bisnis

Mengubah hobi menjadi bisnis startup yang menguntungkan, tidak hanya membutuhkan hasrat saja. Anda akan membutuhkan dana investasi yang cukup untuk mengeluarkan Anda dari dasar tanah. Alternatif yang bisa dipilih adalah menggunakan platform crowdfunding seperti Kickstarter, dengan mengumpulkan uang dari orang asing.

5. Anda tidak ingin bertemu deadline

Pertanyaan lain yang harus dijawab bagi Anda yang ingin menguangkan hobi adalah apakah Anda siap membangun hobi ini sepanjang waktu, memenuhi deadline, dan berurusan dengan klien yang moody? Anda harus jujur dengan diri sendiri dan memutuskan apakah hobi ini akan terus memberi Anda inspirasi dan tetap santai saat berubah jadi bisnis.

Begitu Anda memutuskan untuk membuat hobi jadi pekerjaan full time, Anda perlu satu mencari hobi lainnya sebagai kesenangan atau relaksasi. Tanyakan pada diri Anda, apakah Anda memilikinya dan lakukanlah jika demikian.

Startup Weekend Jakarta 2017 Ingin Validasi dan Realisasikan Ide Startup

Tertarik untuk membangun startup digital tapi tidak mengerti beberapa aspek bisnis atau teknologi secara spesifik? Sedang mencari co-founder untuk memacu bisnis bersama? Atau butuh memvalidasi ide startup yang sedang digodok? Startup Weekend Jakarta 2017 dapat menjadi pilihan acara untuk dihadiri. Acara yang akan dilaksanakan pada tanggal 19-21 Mei 2017 di Freeware Space ini akan menghadirkan para pakar untuk membantu early stage startup founder di landskap startup Indonesia.

Acara ini terbuka bagi siapa saja yang tertarik mengembangkan startup. Mulai dari mahasiswa, pengusaha, programmer, desainer dan lainnya. Peserta akan diberikan kesempatan untuk mempresentasikan ide mereka dan memberikan kesempatan kepada pemilik ide untuk menemukan rekanan guna merealisasikannya. Jadi acara ini juga terbuka bagi rekan-rekan yang mungkin belum memiliki ide bisnis, barangkali dari presentasi yang ada tertarik untuk bergabung.

Startup Weekend juga didesain sebagai acara konsultasi, tidak ada acara panel atau seminar. Para mentor dan validator ide bisnis akan bertatap langsung dengan para peserta untuk membantu mematangkan gagasan yang dibawa.

Beberapa mentor yang dihadirkan adalah pelaku startup sukses dan managing partner dari perusahaan venture capital, seperti Kudo, Tiket.com, Fabelio, Brand Union, Printerous, Qerja.com, Kredivo, Venturra, Alpha JWC Ventures, Grupara Ventures, 500 Startups, Angin, Ebay, SaleStock, Mbiz, Uber, Global Founders Capital dan beberapa lainnya.

Nantinya ide yang terpilih menjadi pemenang, karena dalam acara tersebut juga akan didadakan kompetisi, akan mendapatkan sesi privat berdiskusi dengan para mentor. Termasuk keanggotaan gratis 3 bulan untuk menggunakan fasilitas Freeware Space. Selain itu ada beberapa hadiah yang akan diberikan dari para sponsor, termasuk dari Uber, Seekmi, Printerous, Talenta, Jojonomic, dan Wantedly

Acara ini berbayar. Untuk informasi lebih lanjut dan pembelian tiket dapat dilakukan melalui laman pendaftaran resmi Startup Weekend 2017 https://swjakarta2017.eventbrite.com.


Disclosure: DailySocial merupakan media partner Startup Weekend Jakarta 2017.

Berhenti Mencari Ide Startup, Mulailah Temukan Solusi

Saat ini sudah banyak startup yang hadir menawarkan ide serta inovasi yang diklaim mampu mengubah dunia menjadi lebih baik. Ada yang berhasil namun banyak pula yang tidak bisa melakukan eksekusi dengan baik terhadap ide startup yang dimiliki. Beberapa kasus di Silicon Valley bahkan para entrepreneur muda banyak yang meminta perjanjian atau peraturan terlebih dahulu kepada pihak terkait, saat melakukan pitching atau pertemuan bisnis. Tujuannya sederhana, agar ide yang dimiliki tidak dicontoh oleh kompetitor atau pihak lain.

Namun demikian ide startup yang terlihat cerdas dan luar biasa, akan menjadi percuma jika tidak mampu memberikan solusi atau membantu pengguna untuk memudahkan rutinitas atau pekerjaan mereka. Untuk itu mindset atau pemikiran pun harus diubah, jangan lagi fokus ke ide yang super kreatif, namun lebih kepada bagaimana caranya menemukan masalah yang layak untuk di carikan solusinya.

Artikel berikut bisa membantu Anda untuk menemukan inspirasi, masalah di sekitar, dan solusi terbaik yang bisa dimanfaatkan hingga dikembangkan untuk startup.

Lebih peka kepada lingkungan sekitar

Tanpa disadari saat ini masih banyak orang-orang di lingkungan sekitar yang kesulitan hingga membutuhkan pertolongan dalam hal pekerjaan hingga kebutuhan sehari-hari. Karena tantangan dan kendala yang ada, mereka pun cenderung untuk menerima bahkan mengabaikan masalah tersebut dan harus pasrah dengan situasi yang ada. Salah satu cara terbaik untuk mencari solusi terbaik dari kendala serta masalah, adalah dengan mencermati dengan baik lingkungan sekitar. Buka mata dan telinga, cari tahu kesulitan dan ciptakan solusi terbaik untuk bisa mempermudah kehidupan orang-orang.

Membaca buku dan menonton film sci-fi

Cara yang satu ini bukan hanya menyenangkan namun mampu menggali kreativitas lebih dalam. Entrepreneur ternama yang kerap melakukan kegiatan ini adalah Elon Musk. Sudah banyak ide-ide menarik yang kemudian diwujudkan Elon Musk setelah membaca dan menyaksikan film-film sci-fi (science fiction) berkualitas. Jika Anda ingin tampil beda dan hadir dengan produk hingga layanan yang cukup outside of the box, mulailah kegiatan membaca dan menonton film-film sci-fi.

Coba kegiatan yang baru

Kegiatan yang kita lakukan setiap hari bisa menjadi ide yang menarik dan berhasil untuk startup. Sudah banyak startup asing hingga lokal yang menawarkan layanan serta produk bukan berbasis teknologi, namun lebih kepada kebutuhan sehari-hari. Sebut saja layanan transportasi ojek on-demand dari Go-Jek, Go-Food, penginapan rumah dan apartemen dari Airbnb, pembelian tiket pesawat dan pemesanan hotel dari Traveloka. Semua berangkat dari kebutuhan sehari-hari hingga hobi yang saat ini makin digemari.

Tanyakan langsung kepada orang-orang di sekitar

Melakukan aktivitas secara langsung terbukti menjadi cara yang cukup efektif untuk menemukan ide baru startup. Anda tidak harus menanyakan ke orang banyak, cukup lingkungan atau komunitas yang menarik perhatian dan tentunya layak untuk dicermati. Dari kegiatan tersebut nantinya Anda bisa mengenal lebih jauh harapan, kendala serta keinginan dari mereka. Dengan melakukan kegiatan ini, Anda bisa melihat secara langsung masalah yang ada dan akan terpancing untuk menemukan solusi yang terbaik.

Ide Startup di Sektor Riil yang Belum Banyak Terjamah

Memberikan solusi pada sektor riil menjadi salah satu tujuan yang banyak diidam-idamkan oleh startup digital. Terbukti, bahwa dengan memudahkan masyarakat dalam menjalani kegiatan ekonomi, sebuah produk digital masif diminati. Beberapa sektor sudah mulai ramai dimasuki, di antaranya sektor transportasi, pendidikan, perdagangan dan perjalanan. Namun masih banyak sektor lain yang belum banyak tersentuh, dengan berbagai permasalahannya masing-masing.

Pertumbuhan sektor pertanian masih rendah

Menurut data yang dihimpun oleh Badan Pusat Statistik (BPS), per kuartal pertama tahun 2016 pertumbuhan pertanian di Indonesia hanya 1,85 persen. Mengalami penurunan dari tahun sebelumnya 4,03 persen. Selain isu perubahan iklim yang disebabkan musim El-Nino di Indonesia, menurut Deputi Bidang Neraca dan Analisis Statistik BPS permasalahan kredit petani turut mendasari isu lemahnya perkembangan industri ini.

Investasi di sektor pertanian tak signifikan bertumbuh, padahal dari perhitungan ekonomi nasional, porsi industri pertanian masih sekitar 13,56 persen. Luasnya lahan subur dan sebaran flora yang sangat bervariasi menjadikan sebuah tamparan besar jika sektor ini tak mampu dioptimalkan.

Dalam acara Rembuk Petani Nusantara 2016 juga dipaparkan salah satu permasalahan di industri pertanian nasional, yakni terkait regenerasi. Sekitar 62 persen petani yang ada saat ini berusia di atas 55 tahun. Sementara petani muda hanya 12 persen. Kemiskinan juga menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan petani. Sebuah keniscayaan di negara subur namun petaninya berada dalam ambang kemiskinan. Lalu apa yang salah?

Dari analisis yang disampaikan Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Muliaman D. Hadad, permasalahan paling mendasar petani di Indonesia adalah ketersediaan modal. Sementara itu, modal menjadi bagian krusial dalam memulai usaha. Ketika modal kecil, pemuaian bibit yang dilakukan pun sedikit, sehingga hanya memproduksi hasil tani yang sedikit pula. Harga pun terdorong tinggi ketika hasil sedikit, sementara harus bersaing dengan produk impor dari luar.

Ide yang bisa diimplementasikan terkait masalah tersebut (dengan bentuk aplikasi ke arah edukasi):

  1. Layanan manajemen pertanian terpadu.
  2. Analisis persebaran lahan dan periode pembibitan.
  3. Layanan fintech permodalan khusus sektor pertanian secara umum.
  4. Aplikasi konsultasi pertanian komprehensif.

Beberapa startup di bidang pertanian yang sudah ada dan bisa memberikan inspirasi: 8villages (forum interaktif), Ci-Agriculture (analisis pertanian), Eragano (panduan bercocok tanam), iGrow (menghubungkan dengan pemodal), Karsa (informasi petani), Kecipir (marketplace), LimaKilo (marketplace), Pantau Harga (informasi petani), TaniHub (marketplace).

Sebagai negara maritim, potensi laut belum dimaksimalkan

Dengan panjang pantai mencapai 95.181 km dan luas wilayah laut mencapai 5,4 juta km2, potensi maritim Indonesia tak bisa diragukan lagi. Besaran potensi hasil laut dan perikanan Indonesia mencapai 3000 triliun Rupiah per tahun, akan tetapi yang sudah dimanfaatkan hanya sekitar 225 triliun Rupiah atau sekitar 7,5 persen saja.

Menurut David Setia Maradong, S.E., Analis Perekonomian pada Asisten Deputi Bidang Kelautan dan Perikanan, Deputi Bidang Kemaritiman Sekretariat Kabinet, pengembangan usaha perikanan Indonesia memiliki prospek yang sangat tinggi. Potensi ekonomi sumber daya kelautan dan perikanan yang dapat dimanfaatkan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi diperkirakan mencapai $ 82 miliar per tahun.

Dalam roadmap pembangunan kelautan dan perikanan 2015-2019 yang dirilis KADIN, salah satu poin permasalahan yang ada di Indonesia ialah terkait peningkatan kapasitas SDM kelautan dan perikanan, peningkatan iptek kelautan dan perikanan serta diseminasi teknologi, dan peningkatan tata kelola pembangunan kelautan dan perikanan nasional. Selain itu pengelolaan hasil panen ikan juga masih perlu dikaji, jika tujuan utamanya untuk menyejahterakan para pelaku di industri maritim tersebut.

Ide yang bisa diimplementasikan terkait masalah tersebut (dengan bentuk aplikasi ke arah edukasi):

  1. Aplikasi tentang tata kelola industri perikanan.
  2. Sistem analisis maritim terpadu.
  3. Layanan pengelolaan hasil tangkap/panen ikan terpadu.

Beberapa startup di bidang perikanan yang sudah ada dan bisa memberikan inspirasi: Blumbangreksa (IoT – pemantau kondisi air), eFishery (IoT – pakan ternak otomatis) dan Aruna (layanan manajemen industri perikanan).

Hal yang melandasi keyakinan di sektor tersebut di atas

Angka-angka yang telah disebutkan pada dua sektor di atas setidaknya menjadi jalan pembuka, bahwa potensi sudah pasti ada. Permasalahan yang ada di lapangan bahkan lebih klasik, tentang mengubah paradigma dan pola produksi yang telah menjadi tradisi. Hal serupa sebenarnya juga yang dialami saat transisi industri transportasi dan perdagangan dari konvensional menuju digital. Mungkin tak sebanyak itu (transportasi) jika dibandingkan dari sisi pengguna, akan tetapi dari dampak yang dihasilkan mampu melebihinya.

Kolaborasi dengan berbagai pihak berkepentingan menjadi langkah strategis yang harus digalakkan. Melalui beberapa program, pemerintah pun sudah mencanangkan keinginannya untuk berkolaborasi dengan inovator digital guna memajukan sektor tersebut. Mereka menyadari bahwa implementasinya harus benar-benar dimulai dari dasar dan merupakan sebuah proyek yang berimbas secara jangka panjang.

Untuk Memulai Startup Ide Saja Tidak Cukup, Harus Ada Aksi

Bagi mereka yang berkecimpung dalam dunia bisnis pasti sudah paham bahwa ide tanpa eksekusi adalah kesia-siaan. Demikian juga dalam startup. Ide tanpa aksi nyata akan menjadi angan-angan pemiliknya. Harus ada produk atau solusi untuk menghasilkan. Itulah mengapa ide saja tidak cukup, harus ada eksekusi.

Anda pasti pernah mendengar istilah pencurian ide, pencurian konsep atau lainnya. Ide adalah sebuah hal abstrak. Dalam kenyataannya ide dengan eksekusi yang berbeda bisa melahirkan produk bahkan model bisnis yang berbeda. Bahkan sering kali ada yang menggambarkan kesuksesan bisnis memiliki komposisi 1% ide dan 99% eksekusi.

Mungkin pernyataan di atas masih mengundang pertanyaan, tapi mari kita lihat bersama, unsur dari pengembangan produk atau bisnis startup adalah kebutuhan dan keinginan pasar. Repitisi dan perbaikan produk. Sekali lagi, ide tanpa eksekusi hanya merupakan pemikiran atau angan-angan, dan kemungkinan besar hal tersebut belum teruji di pasaran, yang artinya Anda tidak tahu apakah ide atau gagasan tersebut dibutuhkan masyarakat atau tidak.

Menengok dari sejarah, startup yang kemudian berkembang menjadi perusahaan-perusahaan besar kebanyakan bukan startup yang pertama hadir di kategori atau segmennya. Artinya mereka bukan pertama yang memiliki ide semacam itu. Mereka hanya hadir dengan eksekusi dan inovasi yang berbeda.

Google contohnya, sebelum Google menjadi populer seperti sekarang ini ide menjadi mesin pencari digagas lebih dulu oleh Altavista, yang bahkan sekarang sudah tidak lagi beroperasi. Artinya menjadi yang pertama atau yang memiliki ide awal saja tidak cukup. Harus ada eksekusi yang sempurna untuk membuat ide menjadi sesuatu yang berguna.

Tidak ada cara lain untuk mengetahui kebutuhan pasar selain masuk ke pasar. Masuk ke pasar sendiri tidak bisa jika bisnis kita hanya sebatas ide, harus ada produk, harus ada eksekusi.

Jika Anda saat ini penuh dengan ide atau gagasan yang menurut Anda menarik, Anda bisa segera mengeksekusinya. Jika seorang diri masih terlalu di rasa berat Anda bisa berkolaborasi, ikuti pertemuan pengembang atau startup yang ada. Karena hanya dengan ide Anda tidak akan membuat atau memecahkan masalah apa pun.