[Founders Library] Kepemimpinan Startup

Menjalankan bisnis tak melulu soal strategi, tetapi juga kemampuan diri founder mengelola dan memimpin tim. Hal ini termasuk kemampuan menjaga komunikasi dan kekompakan dengan co-founder lainnya. Konflik internal, dengan sesama co-founder ,memiliki risiko yang tinggi dan mempengaruhi performa startup.

Berikut adalah daftar konten artikel, video, dan podcast DailySocial yang dirangkum khusus bagi mereka yang ingin belajar bagaimana nilai-nilai leadership ketika memimpin perusahaan dan bagaimana menjalin hubungan dengan co-founder lainnya.

Artikel

Video & Podcast

Tips Kepemimpinan di Masa Krisis

Pada tanggal 23 April 2020, saya menerima surel dengan judul “This won’t be easy, but we will make it” dari seorang CEO startup. Isinya kurang lebih terkait pemberitahuan perpanjangan sistem kerja di rumah atau work from home dengan narasi sedemikian rupa untuk menerangkan sekaligus menenangkan para pembacanya (anggota tim). Mungkin terdengar biasa namun dampaknya cukup terasa.

Siapa yang menduga di tahun 2019 akan ada virus yang menyerang penduduk negara tirai bambu dan dengan cepat menyebar ke seluruh penjuru dunia, tak terkecuali Indonesia. Hal ini terjadi di luar prediksi para eksekutif yang sedang fokus menggali potensi perusahaan, meningkatkan revenue, membangun koneksi, dan memperjuangkan sustainability.

Ketika pandemi Covid-19 masuk ke Indonesia di awal bulan Maret 2020, kepanikan menyelimuti negeri ini beserta seluruh penghuninya. Berita negatif mendominasi. Skenario terburuk menghantui segenap bisnis di tanah air, beberapa bahkan sudah mengalaminya. Di sini, kehadiran sosok pemimpin berperan penting untuk membangun komunikasi yang baik dan menata rencana perusahaan ke depannya.

Krisis ini menempatkan para pemimpin pada situasi yang sulit. Mereka ditempa dengan masalah yang belum pernah dihadapi sebelumnya. Saat ini, banyak dari mereka yang terpaksa harus membuat keputusan dengan cepat demi mengendalikan laju pengeluaran serta mempertahankan produktivitas bisnis perusahaan.

Tidak ada buku panduan untuk mengatasi krisis yang tidak terelakkan seperti ini, namun berikut adalah beberapa hal yang bisa menjadi acuan para pemimpin guna bisa bertahan dan melanjutkan perjalanan bisnis di masa mendatang.

Menentukan prioritas

Sebelum menentukan prioritas, seorang pemimpin harus bisa memilah informasi dari sumber yang terpercaya. Seiring situasi yang berotasi dengan cepat, mereka juga harus bisa menentukan prioritas dengan cepat dan membuat keputusan dengan yakin. Sebuah kerangka pemikiran sederhana yang fleksibel untuk dikembangkan menjadi solusi esensial.

Ada banyak hal yang mungkin memenuhi pikiran ketika berada di dalam krisis, bagaimana menjamin keselamatan anggota tim, bagaimana hal ini akan mempengaruhi konsumer/klien, bagaimana situasi sekarang mempengaruhi rencana perusahaan ke depannya, dan banyak lagi. Hal-hal tersebut bisa diuraikan lalu diurutkan.

Beradaptasi dengan situasi

Seorang pemimpin yang bijak akan dengan cepat membaca situasi, mencari informasi, dan berani mengakui ada hal di luar sudut pandang mereka yang bisa menghasilkan solusi. Jika ada keraguan untuk menentukan apa yang harus dilakukan, paling tidak, ketahui apa hal yang tidak harus dilakukan. Berkaca pada pengalaman adalah sebuah sikap yang bijak untuk meninggalkan referensi yang sudah tidak relevan serta mulai mengatur rencana baru sesuai dengan situasi terkini.

Salah satu cara adalah mengumpulkan jaringan pemimpin lokal serta individu terkait untuk bisa bertukar pikiran dan informasi mengenai imbas dari krisis yang terjadi. Akan lebih baik jika terlahir sebuah inisiatif yang dapat digalakkan sebagai solusi atau setidaknya mengurangi beban para terdampak. All stakeholders are important.

Komunikasi sebagai kunci

Tanggung jawab seorang pemimpin tidak bisa disamakan dengan anggota tim lainnya. Tentu saja, semua punya beban masing-masing, namun semua kembali lagi pada rasa memiliki (sense of ownership). Baik pemimpin maupun anggota tim berada dalam satu bahtera yang sama dan satu-satunya cara untuk bisa terus berjalan adalah dengan bersama-sama mengerahkan usaha. Kemampuan komunikasi seorang pemimpin akan sangat ditempa dalam masa krisis ini.

Seorang pemimpin, menggunakan setiap informasi yang ada dan analisis prioritas, bisa menetapkan KPI atau metrik yang akan digunakan untuk mengukur produktivitas setiap anggota tim. Selain itu, demi keberlangsungan perusahaan serta kehidupan anggota tim, satu hal yang bisa dilakukan seorang pemimpin (mewakili perusahaan) adalah menciptakan kebijakan dan sistem kerja yang mengacu pada produktivitas dalam batas aman.

Pandangan positif

Dalam masa krisis seperti ini, tidak ada yang lebih penting dari memelihara keutuhan tim. Seorang pemimpin yang efektif akan bisa memahami kondisi serta distraksi para anggota tim, alih-alih menggurui, mereka melibatkan diri secara personal dan memotivasi. Koneksi antar anggota tim menjadi tantangan tersendiri.

CEO DailySocial Rama Mamuaya menyampaikan,” Di tengah krisis, adalah penting bagi setiap pemimpin untuk memiliki pandangan positif di masa mendatang dan meyakinkan diri sendiri dan anggota tim bahwa semua akan baik-baik saja. This won’t be easy, but we will make it.”

Pemimpin juga manusia, punya rasa punya hati. Namun, ketahuilah, sosok pemimpin yang sesungguhnya tidak mungkin berada di posisinya saat ini tanpa mengetahui tanggung jawab yang diemban serta konsekuensi yang menanti tatkala roda bisnis berputar.

Sebagai penutup, David Foster Wallace dalam bukunya Consider the Lobster menyebutkan, “The real leaders are people who help us overcome the limitations of our own individual laziness and selfishness and weakness and fear and get us to do better, harder things than we can get ourselves to do on our own.

Empat Keterampilan yang Bakal Dikuasai Saat Menjadi Founder Startup

Tidak semua keterampilan seorang founder itu bersifat intuitif. Meski pada awal terjun ke dunia entrepreneur, founder tidak tahu sama sekali keahlian apa yang harus mereka kuasai. Namun setelah melalui proses panjang dengan banyak makan asam garam, founder jadi lebih paham dan mawas dengan kondisi yang sedang terjadi dan tindakan apa yang harus dilakukan.

Artikel ini akan membahas lebih jauh empat contoh keterampilan seperti apa yang bakal Anda kuasai seiring waktu ketika terjun menjadi pemimpin dalam startup. Berikut rangkumannya:

Manajerial waktu

Ketika Anda menjadi seorang pemimpin di sebuah perusahaan, keterampilan yang paling terasa Anda rasakan adalah lebih mampu dalam hal manajerial waktu. Pada tahap awal Anda merasa hidup terasa berantakan karena mengerjakan berbagai hal. Tidak adanya jam masuk kantor, membuat tubuh mulai terasa rentan penyakit.

Anda pun mulai sadar dengan hal tersebut dan mulai tahu waktu senggang yang bisa digunakan untuk berolahraga dan menjalankan hidup sehat. Begitu pula saat bekerja, Anda bisa membagi waktu kapan untuk membalas email dan mengangkat telepon. Pekerjaan “kecil-kecil” seperti itu memang terlihat remeh, namun sebenarnya sangat menyita fokus.

Manajerial waktu akan terasa akan bermanfaat dalam menunjang waktu kerja Anda jadi lebih produktif dan fokus pada siang harinya.

Berbagi tugas dan tanggung jawab

Sebelumnya, Anda merasa diri sendiri lah yang harus bertanggung jawab menyelesaikan semua pekerjaan. Cara kerja seperti itu tidak berlaku ketika Anda menjadi seorang pengusaha. Anda harus mampu mendelegasikan tanggung jawab kepada rekan kerja sebagai tambahan tangan. Oleh karena itu rekrutlah orang yang Anda rasa benar-benar mampu untuk mengerjakan suatu pekerjaan tertentu.

Tidak takut gagal

Perusahaan startup mem\ang sangat rentan dengan risiko bangkrut. Namun, risiko terbesar tersebut tidak hanya menghantui startup saja, tapi juga korporasi besar. Founder startup sejati itu meski sudah makan banyak mengalami kegagalan, tapi tidak akan pernah mundur.

Kegagalan tersebut menjadi bahan pelajaran yang tidak perlu diulangi dan dapat menjadi bahan loncatan untuk ke depannya. Untuk itu, Anda perlu melakukan banyak penelitian dan tetap mengedepankan asas kehati-hatian karena teori dan praktiknya tidak selalu sinkron.

Meski penuh risiko, bila dilakukan dengan penuh landasan data yang kuat akan menjadi titik dimulainya kesuksesan Anda.

Berani ambil tindakan

Salah satu keterampilan yang bakal Anda kuasai adalah berani mengambil tindakan secara spesifik. Ide yang baik itu tidak akan berguna bila hanya sekadar dicatat di buku. Sebaiknya pertanyakan apakah ide itu bisa membantu Anda memperbaiki bisnis?

Bila jawabannya ya, maka Anda perlu segera mewujudkannya. Anda perlu pahami bahwa semua kesuksesan itu dimulai dari dimulainya suatu tindakan dengan momen yang tepat.

Pahami Tiga Prinsip Ini Sebelum Mendirikan Startup

Ketika Anda menjalankan bisnis, saran terbaik yang perlu Anda lakukan sebagai pemilik, pendiri, eksekutif dari perusahaan startup adalah mendengar masukan sebanyak mungkin dan mengimplementasikan usulan yang paling relevan dengan skenario Anda.

Kesalahan umum seperti mengabaikan kebutuhan pelanggan, hanya merekrut talenta berdasarkan resume yang impresif saja, dan fokus pada mencari keuntungan merupakan beberapa yang harus Anda hindari sebelum mendirikan startup.

Artikel ini akan fokus membahas tiga prinsip yang perlu Anda perhatikan sebelum mendirikan startup. Berikut rangkumannya:

Tentukan identitas perusahaan Anda

Saat pertama kali memulai, Anda mungkin tergoda untuk mendasarkan diri pada produk yang dimiliki, apa adanya, dan peduli pada penampilannya. Anda beranggapan hal tersebut bakal membuat perusahaan jadi menonjol. Atau bisa jadi, Anda menemukan diri setelah mendefinisikan perusahaan berdasarkan pesaing Anda. Ini adalah sebuah kesalahan, sebab lambat laun akan memaksa Anda untuk bersikap reaktif, bukan proaktif.

Sebaiknya Anda pusatkan perhatian pada pelanggan terlebih dahulu. Pahami dan hargai pengaruh mereka terhadap kesuksesan perusahaan. Dengan memperhatikan apa yang dikatakan pelanggan tentang produk Anda di online, email, atau media sosial, membuat Anda jadi lebih siapa memenuhi permintaan mereka.

Sebelum Anda dapat menentukan atau mendefinisikan ulang tentang startup Anda, sebaiknya Anda harus tahu siapa pelanggan dan apa yang mereka inginkan. Jika tidak, Anda akan selalu bereaksi terhadap tren pasar, bukan menciptakan tren.

Media sosial adalah salah satu cara terbaik untuk terlibat dengan pelanggan lewat percakapan dua arah. Setelah Anda membangun basis pelanggan, pastikan untuk rajin meninjaunya secara berkala. Beri kesempatan pada pelanggan untuk meninjau produk dan saran yang perlu Anda lakukan untuk masa depannya.

Pilih karakter dan kepribadian talenta

Jangan remehkan dampak dari budaya perusahaan. Seberapa baik talenta baru bergaul dengan teman sebayanya sama pentingnya dengan keahlian mereka, tidak peduli seberapa mengesankan resume yang dimilikinya. Keterampilan itu bisa diajarkan dan dipelajari, namun tidak bagi karakter dan kepribadian.

Selagi talenta masih muda, sangat penting untuk membentuk karakter dan kepribadian karena saat mereka sudah capai di tingkat profesional, kepribadian dan karakternya telah terbentuk dengan baik.

Seseorang yang cocok dengan perusahaan tapi kurang memiliki keterampilan yang kurang mumpuni, pada bagaimanapun juga dapat diajarkan untuk memperbaiki wilayah tersebut.

Saat Anda merekrut talenta baru, perhatikan hal tersebut. Ada sisi positif dan negatifnya ketika Anda memutuskan untuk merekrut talenta lewat bantuan agensi. Di satu sisi, Anda akan menghemat lebih banyak waktu dan tenaga, tapi daya kontrol terhadap talenta yang diinginkan jadi kurang maksimal.

Fokus pada tim, bukan uang

Sebagai pemilik bisnis, secara alami Anda akan fokus pada keuangan perusahaan. Ini cukup dimaklumi, sebab tanpa uang, Anda tidak dapat membuat produk atau merekrut talenta untuk menjual produk tersebut. Namun bila hanya terfokus pada uang saja, perusahaan akan gagal.

Anda harus memprioritaskan dua hal daripada uang, yakni pelanggan dan talenta. Bangun produk yang memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan daripada menjual produk laris yang sudah dahulu laku di pasar niche lainnya. Fokuslah pada produk yang diminta konsumen, sebab hal ini adalah cara terbaik mendapatkan penjualan dan meningkatkan margin keuntungan.

Kemudian, fokuskan diri Anda untuk talenta/karyawan. Tanpa bantuan tim, bisnis Anda mungkin tidak akan berjalan. Dengan mendengarkan tim, Anda memastikan bahwa Anda selalu memiliki orang baik di belakang untuk memproduksi, mengemas, memasarkan, dan mengirimkan produk yang memberi keuntungan dan membayar tagihan.

Uang mungkin ada di depan baris dari dasar pemikiran Anda, tapi sebelumnya harus pastikan bahwa Anda juga menjaga posisi orang-orang di belakang tetap berada di nomor satu. Tanpa pelanggan dan karyawan, bisnis hanya sebatas mimpi.

Lima Cara Menjadi Pemimpin Startup yang Tegas Tanpa Perlu Menuntut

Bersikap tegas dalam lingkungan kerja adalah bakat yang tidak bisa dikuasai oleh banyak orang, sebab ketegasan memiliki garis yang sangat tipis antara rasa ingin mendorong atau menuntut ketika rekan kerja Anda tidak mendengarkan arahan dari Anda.

Agar dapat membedakan dua sikap tersebut, lebih baik Anda pelajari lagi definisi dari keduanya. Bersikap tegas berarti Anda menyatakan pendapatan dengan cara yang tenang dan santai, sekaligus menjaga pintu tetap terbuka untuk oposisi dan diskusi. Fokus utama di sini adalah tidak peka terhadap pemikiran orang lain, sementara Anda juga memastikan pemikiran Anda sendiri terwakili dengan jelas.

Bersikap tegas memberikan dampak komunikasi yang sehat, mendorong rekan kerja untuk berpartisipasi. Di sisi lain, bersikap agresif yang cenderung menuntut berdampak pendapat jadi tetap terdengar juga, namun sangat nyaring sehingga membuat orang lain jadi merasa terancam untuk diacuhkan.

Tidak ada kesepakatan atau diskusi bersama ketika Anda bersikap menuntut, sebab pendapat orang lain Anda abaikan sama sekali. Tentunya, ini akan menyebabkan lingkungan kerja jadi tidak sehat karena hubungan kerja jadi canggung dan tidak mudah percaya.

Lalu, Anda pun juga mengambil keuntungan mengingat posisi Anda adalah tertinggi dengan “memaksa” rekan kerja untuk sepakat dengan pendapat Anda. Apakah sikap seperti ini akan membantu Anda dalam jangka panjang? Jawabannya tentu saja tidak.

Artikel ini akan lebih jauh membahas cara apa saja yang perlu dilakukan seorang pemimpin yang tegas tanpa perlu menuntut.

Banyak mendengar

Menjadi pendengar yang baik adalah sifat penting yang perlu dikuasai oleh setiap pemimpin. Biarkan tim Anda tahu bahwa mereka memiliki suara dan menyadari suara mereka penting bagi perusahaan, namun pastikan Anda tidak membiarkan suara Anda sendiri tidak tenggelam.

Untuk itu lakukanlah sesi brainstorming secara berkala, saat Anda duduk bersama tim dan mencoba untuk menangkis gagasan pro dan kontra yang muncul di sana. Langkah ini tidak hanya memberi Anda kesempatan untuk berbagi pemikiran dan pendapat sendiri, tapi membiarkan tim mengetahui bahwa pendapat mereka itu ternyata dipertimbangkan oleh Anda.

Mengajukan permintaan

Langkah kedua, bagaimana Anda mendekati tim kerja ketika ingin membicarakan tugas yang harus mereka selesaikan. Lalu bagaimana sikap seperti apa yang bisa mengkategorikan Anda sebagai atasan yang tegas atau banyak menuntut?.

Untuk menjawab ini, Anda disarankan untuk mengajukan permintaan. Misalnya, bertanya “Apakah kamu bisa selesaikan tugas ini sampai Jumat?” dan tunggu respon dari mereka. Jika mereka menerima tugas tersebut, maka tugas Anda berikutnya adalah memonitor kemajuan mereka dari waktu ke waktu.

Jika mereka mengatakan tidak, tanyakan apa alasannya dan coba cari cara untuk menyelesaikannya tepat waktu. Mungkin bentuk kalimat pertanyaan yang bisa Anda lemparkan kepada tim bisa seperti ini, “Kita harus selesaikan tugas sampai Jumat pekan ini. Saya tahu ini sulit, namun adakah cara untuk melakukannya?”.

Lemparkan pertanyaan

Naluri pertama ketika Anda menghadapi situasi yang kurang menguntungkan adalah menuduh, mengarahkan jari, mencari pelaku, dan meminta penjelasannya. Bagaimana kalau tindakan seperti itu dihilangkan, ganti dengan pertanyaan “Ada apa ini, mengapa ini terjadi?” ke hadapan orang yang bertanggung jawab. Kemudian, Anda juga bisa bersama-sama dengan pihak yang bertanggung jawab untuk memperbaiki situasi tanpa perlu menunjukkan sikap memberontak sama sekali.

Banyak mengamati

Kunci menuju kesuksesan adalah Anda kenal audiens sendiri. Untuk itu, Anda perlu belajar mengamati dan bermain dengan kecerdasan emosional. Lihat apa yang sesuai untuk tim Anda, bagaimana reaksinya terhadap skenario pengujian dan improvisasinya dari sana.

Memotivasi dan memimpin

Sangat mudah untuk mendelegasikan dan menghilangkannya dari skenario cara kepemimpinan Anda. Tapi ini tidak akan membantu Anda dalam jangka panjang. Bersikap tegas berarti Anda ingin menyelesaikan sesuatu dengan cara yang benar sesuai keinginan. Jadi pastikan Anda menemui satu-satu tim Anda demi memberi dorongan kepada mereka ke arah yang benar. Beri apresiasi atas pencapaian mereka, pantau pertumbuhan, dan biarkan mereka belajar dari kesalahan sendiri.

Lima Beban Psikologis Ketika Menjadi Pengusaha

Dunia kewirausahaan sering diidentikkan dengan sangat menarik bahkan sampai mewah, apalagi perusahaan tersebut telah sukses dan menjadi raksasa. Akan tetapi, ada sisi gelap yang seringkali tidak dipublikasikan ke khalayak luas.

Pengusaha sukses yang beredar di publik itu, faktanya hanyalah segelintir orang-orang yang telah mencapai titik tertentu. Masih banyak pengusaha lainnya yang belum mencapai titik tersebut, bahkan masih jauh untuk capai ke sana.

Artikel ini akan membahas lebih detil beban psikologis seperti apa yang bakal Anda hadapi ketika memutuskan menjadi pengusaha, berikut detilnya:

1. Akuntabilitas

Sebagai seorang pemimpin di perusahaan, Anda adalah eksekutor yang menentukan diambil atau tidaknya suatu keputusan bisnis. Anda juga lah sebagai orang yang paling berpengaruh, entah secara positif atau tidak dari hasil keputusan tersebut. Bila terjadi sesuatu yang tidak beres, pasti banyak yang mengira itu adalah kesalahan yang Anda lakukan.

Terlalu banyak mengambil keputusan dapat memicu stres dan mengakibatkan kesalahan dalam mengambil keputusan. Parahnya Anda akan terjebak dalam siklus stres dan kesalahan pengambilan keputusan tanpa henti.

2. Tekanan finansial dan ketidakpastian lainnya

Tidak ada yang namanya perusahaan startup yang tipikal. Ada bisnis yang dapat berjalan tanpa memerlukan investasi, namun ada juga yang membutuhkan banyak uang sebelum bisnis benar-benar hidup.

Mengutip dari Small Business Administration, diperkirakan startup memerlukan setidaknya US$30 ribu untuk terus berjalan. Jika Anda ingin menjadi pengusaha, sebaiknya tabung sebagian uang Anda atau berhutang ke pihak lain.

Ketika Anda memutuskan untuk berhenti dari pekerjaan lama dan menjadi pengusaha secara full time, sangat kecil kemungkinannya bisa mendapat penghasilan baru dalam waktu singkat. Paling tidak, Anda harus bertahap setidaknya beberapa bulan tanpa penghasilan.

Anda pun harus yakin melakukan risiko keputusan ini dengan penuh percaya diri dan yakin bahwa Anda pasti akan mendulang penghasilan dengan nilai berkali lipat dari sebelumnya.

3. Sulit percaya orang lain

Tidak ada pengusaha yang membangun bisnis sendiri, Anda butuh dikelilingi oleh karyawan terbaik. Terkadang Anda sulit mempercayai mereka untuk merawat perusahaan Anda, meski Anda harus tetap mempercayai karyawan jika Anda ingin bisnis tumbuh.

Anda perlu mendelegasikan tugas, mempercayakan seluruh departemen kepada orang lain dan bergantung pada mitra dan vendor sebagai tulang punggung Anda. Selain itu, Anda harus mendengarkan saran mentor dan pengusaha lain jika Anda menginginkan perspektif yang lebih lengkap mengenai maslaah apa yang akan Anda hadapi.

Pada akhirnya, keputusan akan tetap berada di tangan Anda. Anda tetap perlu melepaskan kendali atas apa yang mungkin menjadi proyek terpenting dalam hidup Anda.

4. Keseimbangan antara hidup dan kerja

Bila Anda memutuskan untuk menjadi pengusaha, Anda harus tetap bersemangat dengan gagasan sendiri. Pada bulan-bulan pertama, Anda akan gila kerja meski tanggal libur demi mencapai hasil yang memuaskan. Meski Anda sudah mengatur waktu antara kerja dengan pribadi, lama kelamaan akan bercampur seiring tuntutan gaya hidup ala pengusaha.

Waktu Anda untuk keluarga lama kelamaan makin sedikit, waktu istirahat dan pola makan pun juga berantakan. Semakin jauhnya gaya hidup sehat, kondisi Anda pun juga memburuk, depresi dan kelelahan pun tak teralakkan lagi.

5. Kesepian

Untuk beban psikologis ini paling jarang dibicarakan. Namun, dunia kewirausahaan itu benar-benar sepi. Jam kerja yang panjang, jauh dari teman dan anggota keluarga. Anda tidak merasa terhubung dengan orang-orang sekitar Anda, sebab Anda harus menjadi “bos” dan profesional sempurna di hadapan semua rekan kerja yang Anda anggap sebagai keluarga.

Anda tidak bisa menunjukkan saat-saat lemah, apalagi jika perusahaan berada di ambang kehancuran. Anda juga tidak akan memiliki banyak teman, terlepas apakah bisnis Anda sukses atau tidak. Mungkin Anda akan memiliki banyak kontak dengan rekan profesional, tapi bukan sebagai teman.

Jika Anda menghadapi kelima jenis beban psikologis ini, Anda butuh pertolongan. Maka dari itu, lowongkan waktu sebentar untuk beristirahat, berlibur, berkumpul dengan keluarga dan teman terdekat. Temui juga terapis. Prioritaskan kesehatan jasmani dan rohani Anda, bila tidak bisnis Anda akan menanggung konsekuensinya.

3 Sikap Founder Startup Penyebab Pekerja Mengundurkan Diri

Seiring berjalannya waktu, Anda selaku founder seringkali melupakan definisi sesungguhnya dari kepemimpianan dan hal konkret apa yang seharusnya dilakukan seorang founder untuk membantu pekerja Anda tumbuh menjadi pribadi dengan versi terbaik dari yang belum pernah mereka bayangkan sebelumnya.

Banyak definisi mengenai kepemimpinan yang diucapkan oleh beberapa pelaku usaha startup. Namun, yang paling ‘mengena’ adalah definisi dari pakar komunikasi Matthew Adams. Dia bilang, “Kepemimpinan adalah kerendahan hati untuk menempatkan pekerja Anda di posisi pertama, karena ini yang akan membuat perusahaan dapat tumbuh.”

Ucapan Adams ini, menunjukkan Anda harus mengesampingkan rasa bias yang timbul dari dalam diri dengan menempatkan perhatian penuh pada pekerja untuk membantu perusahaan bertumbuh. Anda bisa melihat bagaimana kepemimpinan itu mempengaruhi tiga hal yang berbeda, namun saling terkait satu sama lain: pemimpin, pekerja, dan bisnis.

Apakah Anda pernah mengecewakan pekerja Anda karena sudah menghabiskan waktu mereka dengan sia-sia? Sayangnya jawabannya adalah ya. Founder seringkali tidak selalu mempertimbangkan seperti apa sebenarnya kepemimpinan.

Kepemimpinan itu bukan memberi tahu pekerja apa yang harus mereka lakukan demi membuat perasaan Anda jadi lebih baik atau membantu Anda capai tujuan tertentu. Melainkan, mengesampingkan rasa egois dan menempatkan pekerja di posisi yang tepat sehingga mereka dapat membantu perusahaan tumbuh, sekaligus tumbuh secara personal.

Artikel ini akan membahas tiga hal yang harus Anda hindari selaku founder karena dapat menyebabkan pekerja resign dari perusahaan. Berikut rangkumannya:

1. Anda tidak cukup transparan

Dalam rangka memaksimalkan kinerja karyawan, Anda harus menyelaraskan tujuan pekerjaan individu untuk tujuan lebih besar dari perusahaan. Hal ini memastikan pekerja untuk tetap termotivasi dengan cara positif yang dapat mendorong bisnis. Akan tetapi, sayangnya banyak perusahaan yang tidak begitu transparan dalam membuka “the company’s bigger picture.”

Menurut survei yang dilakukan Gallup, lebih dari 3 ribu pekerja dari berbagai perusahaan hanya 41% diantaranya yang mengungkapkan pekerja mengerti “bigger picture” dari perusahaan mereka dan apa yang membedakan pekerja di perusahaan tersebut dengan yang lainnya.

Ini artinya, enam dari 10 pekerja yang tidak memiliki pandangan memadai dari “bigger picture” dari perusahaan mereka dan apa tujuannya.

Anda selaku founder memiliki hutang kepada pekerja Anda untuk memperbaiki hal ini demi membuat bisnis bisa berjalan lebih baik. Anda harus membuat prioritas. Jika tidak, Anda hanya akan dinilai melakukan ketidakadilan, tidak terus terang, dan membuang waktu pekerja Anda.

2. Anda melakukan birokrasi yang tidak perlu

Pemilik bisnis, eksekutif, dan manajer dari berbagai industri sering gagal ketika memberi gagasan bahwa aturan, organisasi, dan peraturan adalah kunci untuk berhasil memimpin pekerja. Di samping itu, ada beberapa nilai dalam membangun dan memelihara lingkungan yang terstruktur rupanya cukup membebani pekerja dan cukup menyusahkan ketika Anda memimpinnya.

Untuk itu, sebaiknya Anda harus hentikan beban karyawan dengan birokrasi yang tidak perlu dilakukan. Perhatikan, kepemimpinan bukanlah mengenai seberapa kuat kontrol Anda. Jika Anda memiliki daftar panjang aturan yang memaksa pekerja untuk patuhi, maka gagasan mengenai kepemimpinan dengan kontrol akan semakin terlihat jelas.

Tentu saja, ini tidak baik bagi perusahaan dan pekerja itu sendiri karena sewaktu-waktu mereka akan mengajukan mundur secara tiba-tiba. Toh, mereka tidak diberikan kesempatan oleh Anda untuk mengembangkan perusahaan secara bersama-sama.

3. Anda tidak mudah didekati

Ketika Anda baru memulai karier di level awal, pikiran apa yang pernah terlintas di benak Anda untuk disampaikan ke atasan Anda? Biasanya, sebagai bawahan Anda pasti ingin mereka bisa dekat dengan orang-orang di level Anda bukan? Karena Anda butuh ilmu dari mereka, mendapatkan masukan, dan memperoleh peluang baru.

Sekarang, sebaiknya Anda bertanya ke diri sendiri. Apakah Anda mudah didekati? Jika tidak, artinya Anda lagi-lagi sudah menghabiskan waktu pekerja Anda. Sebaiknya pelajari tiga cara untuk membuat diri Anda jadi lebih mudah didekati.

Pertama, buka pintu ruangan kerja Anda. Dengan cara ini, Anda memberi sinyal kepada orang bahwa mereka dapat mampir ke tempat Anda. Kedua, tersenyum dan buat kontak mata. Penjelasannya, ketika Anda berjalan di lorong kerja, pandangan jangan fokus ke depan saja dengan tatapan muka cemberut.

Tindakan ini secara sadar atau tidak sadar akan merespons pekerja untuk tidak mengganggu Anda. Maka dari itu, Anda harus tersenyum dan buat kontak mata dengan tatapan tulus dan rileks. Cara ini memang sederhana, tapi cukup efektif dampaknya.

Terakhir, proaktif memulai pembicaraan. Bagi pekerja yang pasif, biasanya akan sangat jarang untuk memulai percakapan sekadar ingin meminta masukan dari Anda. Bila ingin memulai percakapan pun, mereka butuh keberanian yang ekstra. Untuk itu, Anda sebagai founder harus lebih proaktif dengan memulai percakapan, memberi saran-saran positif yang membangun dapat membangun pribadi mereka.

Dengan demikian, mereka akan jadi lebih nyaman untuk memulai pembicaraan dengan Anda.

Lima Keahlian Ini Akan Mengubah Anda Jadi Pemimpin Handal

Sebagai wirausahawan, ada beberapa keahlian yang Anda perlukan dalam mengelola bisnis agar terus berjalan. Misalnya Anda harus mampu meningkatkan kualitas saat presentasi, pitching produk, dan elastis saat gonta-ganti posisi pekerjaan. Sebab saat bisnis berhasil menunjukkan progress-nya, berarti peran Anda berubah.

Keterampilan yang dibutuhkan untuk menjadi seorang pemimpin yang sukses dan berwiraswasta, merupakan hal yang berbeda. Untuk itu, dalam artikel ini akan membahas apa saja keterampilan dalam wirausaha yang dibutuhkan dan bagaimana mengembangkan keterampilan tersebut untuk membawa Anda menuju kesuksesan sebagai pemimpin di perusahaan startup.

Delegasi

Sebagai wirausahawan, Anda perlu tahu banyak hal mengenai apapun yang berkaitan dengan bisnis. Akan tetapi Anda tidak perlu mendalaminya lebih jauh, yang terpenting Anda paham dengan intinya. Sebab, seiring dengan tumbuhnya bisnis tidak semua hal bakal Anda tangani. Maka dari itu Anda butuh orang yang menjadi delegasi dalam melakukan semua kebutuhan tersebut.

Mungkin pada awalnya, Anda merasa seperti mengulur-ulur waktu karena ada butuh penyesuaian dengan karakter dari orang yang sudah Anda tugasi. Namun, dengan mengasah kemampuan ini pada akhirnya Anda akan merasa ada banyak hal yang perlu dilakukan oleh ahlinya, terutama yang berkaitan dengan pembukuan atau pemasaran.

Mengasah keterampilan membujuk orang

Saat Anda mengumpulkan investor atau membangun tim kerja, pastinya Anda akan menghabiskan banyak waktu untuk meyakinkan orang-orang untuk melekat dengan perusahaan setidaknya selama 18 bulan.

Ketika bisnis mulai berkembang dan meluas, mau tak mau keterampilan yang awalnya Anda terapkan akan berubah. Lambat laun, karyawan akan menjadikan Anda sebagai sumber inspirasi, membuat mereka jadi antusias saat berangkat kerja dan menyenangi apa yang dikerjakan.

Kemampuan menyampaikan visi yang baik, secara langsung akan berdampak pada kesamaan arah dan tujuan untuk perusahaan bila dilakukan secara bersama-sama.

Melakukan refleksi diri

Bagi wirausahawan, tidak perlu melakukan refleksi kemampuan diri sendiri saat menjalani bisnis pada pertama kalinya. Namun, bagi seorang leader melakukan refleksi diri secara rutin sangat dibutuhkan agar bisnis terus berkembang. Anda harus terus menerus mengevaluasi kemampuan diri, bagaimana dampaknya saat mempengaruhi karyawan dalam ruang lingkup kerja, dan bagaimana karyawan lakukan saat mengimplementasikan visi Anda ke konsumen.

Anda harus bersedia untuk memahami kelebihan dan kekurangan sendiri. Dengan demikian, Anda bisa mengubahnya dan dapat menerapkannya dalam bisnis. Sebab tanpa refleksi diri, bisnis tidak akan berjalan sukses.

Cari tahu kenapa

Ada dua jenis mengapa yang perlu Anda pahami untuk berhasil menjadi leader. Pertama, Anda perlu pemahaman yang kuat tentang pribadi Anda sendiri. Mengapa Anda di dorong untuk berhasil dalam bisnis ini, mengapa Anda ingin membawa produk atau jasa ke pasar, mengapa Anda merasa bahwa Anda adalah orang yang terbaik untuk mencapai gol tersebut.

Kedua, Anda juga perlu memahami alasan-alasan dari bisnis. Mengapa bisnis Anda akan sukses, mengapa pelanggan akan memilih Anda, mengapa strategi pemasaran yang Anda lakukan adalah yang paling menarik dibandingkan dengan yang lainnya. Pertanyaan mengapa di atas akan sangat penting untuk memahami dan mengarahkan bisnis Anda saat bergerak.

Lebih bersemangat

Wirausahawan umumnya bersemangat tentang ide-ide mereka. Namun, leader harus bergairah tentang semua hal. Ketika bertemu dengan orang akuntan, akuntansi adalah sesuatu yang paling menarik bagi dia untuk terus dibahas dalam setiap pertemuan. Sama halnya dengan pemasaran, pembahasan mengenai consumer retention dan penjualan adalah dua hal yang paling menarik untuk terus dibahas.

Sebagai pemimpin, Anda harus bisa memposisikan diri untuk lebih elastis dan mampu secara cepat beradaptasi untuk setiap topik. Semua hal itu penting untuk dibahas. Maka dari itu, Anda butuh orang-orang yang bersemangat tersebut untuk terlibat dalam bisnis perusahaan dan mengarahkan mereka menuju kesuksesan.

Tanpa kemampuan untuk mentransisikan semangat Anda dan berbaginya ke karyawan, Anda akan dianggap tidak bisa menghargai kemampuan mereka dan terkesan meremehkan. Ini akan berdampak pada hasil pekerjaan mereka. Orang-orang yang mengerahkan seluruh kemampuannya terhadap suatu pekerjaan, memperlihatkan bahwa kontribusi mereka itu sangat dihargai oleh perusahaan.

Empat Tips Sederhana Mengelola Tim Kecil Startup

Pada kenyataannya hampir semua perusahaan startup tidak bisa memperkerjakan banyak karyawan sesuka hatinya karena bujet yang ketat. Namun ada keuntungan dari Anda yang hanya memiliki karyawan berjumlah sedikit, yang pasti selain mengurangi beban pengeluaran, Anda juga lebih mudah ketika memutuskan untuk pivot. Paige Brown selaku Co-Founder dan CEO Dashbell, startup booking hotel independen, menyebut ada empat cara yang cerdas untuk founder dalam mengelola tim kecilnya. Berikut rangkumannya:

Merekrut dengan cerdas

Pekerja Anda harus mampu melakukan banyak tugas secara mandiri, bahkan tak memerlukan arahan dari Anda sepanjang waktu. Maka dari itu, Anda perlu mencari sosok yang fleksibel dan cakap. Mungkin ada baiknya, bila Anda mencari sosok itu lewat lulusan program pendidikan yang spesifik membahas segmentasi pekerjaan yang dilakoni dan mengetahui konsep pekerjaan di startup. Orang-orang yang lulusan pendidikan seperti itu lebih siap dalam menjalani realitas startup, tidak mengharapkan mereka hanya melakukan pekerjaan yang monoton dan pulang tepat waktu pukul 05.00 sore.

Kemudian saat proses wawancara sebaiknya Anda mencari sosok yang bisa memasarkan produk yang dia jual. Dalam kaitannya dengan hal ini, Brown meminta calon rekrut menyelesaikan proyek kecil sebelum mereka diperkerjakan. Dia lebih cenderung ingin melihat bagaimana mereka menyelesaikan proyek tersebut daripada menanyakan seberapa ingin bekerja di perusahaan startup.

Memastikan tetap terorganisir

Saat Anda ingin menyerahkan segudang tugas ke tim yang hanya berjumlah beberapa orang saja, penting untuk menyortirnya sesuai urgensi tugas untuk diselesaikan. Kemudian salah satu aturan yang tidak boleh diabaikan adalah membatalkan meeting. Satu kali menunda meeting, akan sangat mudah membuat pekerjaan tim Anda jadi berantakan.

Untuk membantu tim tetap terorganisir, gunakan aplikasi chat grup dan pengingat untuk membantu Anda saat tetap update pekerjaan tanpa harus kehilangan item penting lainnya.

Memberikan ruang relaksasi

Tidak bisa dipungkiri membangun startup dari awal merupakan pekerjaan yang tiada habisnya dan sulit untuk dihentikan. Namun ada kalanya tim butuh rehat dengan berlibur ke suatu tempat. Produktivitas kerja suatu orang akan lebih baik apabila satu kali dalam seminggunya beristirahat.

Maka dari itu, Anda perlu buat aturan yang bisa membuat karyawan merasa rileks, misalnya mereka harus pulang ke rumah setelah jam kerja tertentu, memberikan kelonggaran mereka untuk mengambil liburan atau mengajak vakansi bersama satu kantor (atau sering disebut outing).

Membuat prioritas dalam pekerjaan

Kemungkinan pekerjaan banyak yang tidak kelar karena tim Anda tidak membuat daftar prioritas pekerjaan. Cari tahu tugas mana yang paling penting diselesaikan dan memberikan dampak terbesar bagi perkembangan bisnis. Jika Anda memiliki goal yang jelas, Anda dapat mendorong tim untuk menyelesaikan pekerjaan berdasarkan urutan prioritas.

Tim kecil memang memiliki tantangan sendiri dalam pengelolaannya, tetapi ada banyak manfaat yang bisa dipetik dari hal ini. Salah satunya, hubungan antar orang dalam tim bisa jadi lebih intim, karena adanya kesamaan visi dan misi saat membangun startup yang baru berdiri. Lewat taktik manajemen strategis seperti ini, bahkan tim kecil pun bisa menaklukkan dunia.