Bagaimana Merger Gojek Tokopedia Memberi Dampak Positif terhadap Konsumen dan Industri

Berita teranyar yang dibicarakan semua orang di minggu pertama tahun 2021 adalah merger antara Gojek dan Tokopedia yang tampaknya akan segera terjadi, dua startup teknologi paling menjulang di Indonesia. Berbeda dengan rumor dangkal dengan Grab, diskusi yang saya lakukan di berbagai jejaring tentang potensi integrasi antara Gojek dan Tokopedia dari banyak sudut pandang yang berbeda sangatlah menarik. Berikut analisis saya mengenai dampak dari merger ini.

Dampak kepada konsumen

Dari sisi konsumen, kawin silang produk yang saling melengkapi ini akan menjadi sangat fantastis. Infrastruktur transportasi, e-commerce, dan keuangan semuanya dalam satu produk terintegrasi? Hal ini merupakan impian setiap konsumen, niaga hiperlokal! Sekarang, kita sudah memiliki sistem pengiriman di hari yang sama yang tengah berlangsung. Integrasi antara Gojek dan Tokopedia dapat menghasilkan sesuatu yang mungkin lebih menggugah, pengiriman instan ala Amazon Prime dalam hitungan jam, membantu mendorong transaksi e-commerce dan kepuasan pelanggan sekaligus meningkatkan utilisasi pengemudi sehingga lebih ekonomis sebagai bisnis.

Pada dasarnya, Gojek telah melakukan model perdagangan hiperlokal ini melalui platform GoFood, di mana pelanggan bisa mendapatkan makanan yang mereka pesan dalam sekejap, bahkan kurang dari 30 menit. Integrasi dengan Tokopedia akan menghubungkan infrastruktur logistik ini dengan merchant Tokopedia, yang merupakan keunggulan utama Tokopedia di tengah persaingan ketat dengan Shopee SEA.

Hal itu membawa kita melihat pasar lain yang secara praktis menjadi fokus semua unicorn: industri UKM. Baik Gojek dan Tokopedia memiliki basis pengguna UKM yang besar di bawah platform mereka, meskipun dengan jenis kebutuhan yang berbeda. Tanpa tumpang tindih, hanya saling melengkapi. Gojek adalah UKM(restoran, toko, warung) berbasis layanan yang berpedoman pada waktu dan Tokopedia lebih seperti UKM berbasis kerajinan tangan. Kedua unicorn tersebut juga telah melakukan upaya besar dalam digitalisasi UKM melalui Point-of-Sales, aplikasi pemasaran pedagang, bahkan menyediakan modal demi pertumbuhan.

Selain bisnis inti mereka, kedua unicorn juga menjelajahi ruang teknologi keuangan (fintech). Tokopedia dengan investasi strategis di Ovo, yang tertanam dengan baik dan merupakan metode pembayaran default di pasarnya, dan Gojek dengan platform GoPay dan GoPay Paylater. Keduanya juga telah menghadapi persaingan besar oleh ShopeePay, salah satu produk fintech dengan pertumbuhan tercepat di pasar terutama selama pandemi di mana Shopee semakin mendorong akuisisi pelanggan ShopeePay seperti kebakaran hutan dengan menggunakan anggaran pemasaran yang tampaknya tak ada habisnya.

Dampak terhadap industri

Jika disandingkan, kedua perusahaan itu akan mencapai valuasi sekitar $18 miliar. Tentunya, sudah bukan rahasia bahwa IPO menjadi salah satu alasan utama di balik merger ini, investor di kedua perusahaan membutuhkan likuiditas dan pengembalian, lagipula tidak ada salahnya untuk kedua perusahaan mendapatkan modal di masa yang tidak pasti ini. Perusahaan gabungan kemungkinan besar akan mencoba dual-listing jika mereka memilih untuk go public di tahun ini, BEI dan kemungkinan Nasdaq (bisa jadi pasar paling ramah untuk IPO teknologi tahun ini).

IPO akan berdampak pada pasar global dan Indonesia. Baik Gojek dan Tokopedia adalah perusahaan yang ternama yang jika digabungkan, akan menjadikannya sangat besar dan unik. Seperti yang dicetuskan Bloomberg, “sebuah persatuan lokal dari Uber, PayPal, Amazon.com, dan DoorDash.” dan mereka menyampaikannya dengan sangat baik. Meskipun sangat menarik bagi beberapa investor, ini adalah wilayah baru yang unik dan asing bagi sebagian orang, dan akan terjadi penyesuaian dalam memahami bisnis dan fundamentalnya dalam perspektif utuh. Namun demikian, IPO tersebut akan menempatkan Indonesia dalam peta seperti saat Yahoo! mengakuisisi aplikasi media sosial buatan Indonesia, Koprol pada tahun 2010, sebuah peristiwa yang memicu pertumbuhan startup.

Bagi Indonesia sendiri, atau lebih tepatnya investor yang telah berinvestasi di startup teknologi Indonesia, IPO kali ini menjadi cahaya ilahi di ujung jalan. Kemungkinan IPO teknologi raksasa itu ada, tetapi yang lebih penting, pertautan unicorn akan langsung menjadi tujuan utama bagi startup yang ingin diakuisisi, seperti Apple dan Google bagi Silicon Valley.

Tentu saja, saya berasumsi bahwa perusahaan gabungan tersebut akan secara aktif mengakuisisi startup Indonesia yang bisa diandalkan dalam industri ini. Ini juga dapat memulai siklus karyawan-ke-pendiri dan pendiri-ke-investor yang sangat dibutuhkan negara ini.

Meski sangat menarik perhatian, merger juga memiliki beberapa poin yang harus diperhatikan. Privasi data konsumen adalah salah satu yang terpenting. Produk gabungan juga merupakan garis depan profil konsumen. Platform akan mengetahui di mana Anda berada, ke mana Anda pergi, apa yang Anda beli, dan pada dasarnya profil keuangan Anda. Itu baru permukaannya saja. Integrasi ke depan akan meraup lebih banyak data dari konsumen yang akan menjadi sangat berharga bagi perusahaan gabungan. Lihat Amazon sebagai sepotong gambaran di masa depan.

Konsolidasi tidak pernah mudah, restrukturisasi, pengurangan biaya, optimalisasi, dll. Tetapi jika dilakukan dengan benar, hasilnya bisa tak terduga. Potensi luar biasa sudah menanti pasca-merger Gojek dan Tokopedia, keduanya menarik sekaligus menakutkan. Namun sejujurnya, saya sangat bersemangat menantikannya.


Artikel asli dalam bahasa Inggris, diterjemahkan oleh Kristin Siagian

Gojek Tokopedia Merger Will Positively Impact Consumer and Industry

Major news, the thing everybody was talking about in the first week of 2021, is the seemingly imminent merger of Gojek and Tokopedia, Indonesia’s two most valuable tech startups. Unlike the weakly rumor of a merger with Grab, the discussion I’ve had in different channels about the potential integration between Gojek and Tokopedia is super exciting from a lot of different angles. Here’s my analysis of how the merger can impact.

Consumer Impact

From a consumer point of view, this marriage of complementary products will be tremendously magical. Transportation infrastructure, e-commerce, and finance all under one integrated product? That’s every consumer’s dream, hyperlocal commerce! Today, we have same-day delivery which works most of the time. The integration between Gojek and Tokopedia can produce something even better, Amazon Prime-style instant same-hour delivery, helping push e-commerce transaction and customer satisfaction even more while increasing driver utilization rate making it more economical as a business.

Gojek has basically done this hyperlocal commerce model through their GoFood platform, where customers can get the food they order in an instant, sometimes less than 30 mins. The integration with Tokopedia will connect this logistical infrastructure with Tokopedia’s merchants, which is a major advantage for Tokopedia amidst the neck on neck competition with SEA’s Shopee.

And that brings us to another market that practically all the unicorns have been focusing on: the SME industry. Both Gojek and Tokopedia has a big user base of SMEs under their platform, albeit with a different type of needs. Minimum overlap, mostly complimentary. Gojek is a time-sensitive service-based SME (restaurants, stores, warungs) and Tokopedia is more like a craft, product-based SME. Both unicorns have also been doing a major effort in SME digitalization through Point-of-Sales, merchant marketing apps, even providing growth capital.

Aside from their core businesses, both unicorns also ventured around the financial technology (fintech) space. Tokopedia with its strategic investment in Ovo, which is well embedded and is the default payment method in its marketplace, and Gojek with its GoPay and GoPay Paylater platform. Both also have been facing major competition by ShopeePay, one of the fastest-growing fintech products in the market especially during the pandemic where Shopee further pushed ShopeePay customer acquisition like a bushfire using a seemingly endless marketing budget.

Industry Impact

Combined, the two companies are valued at around $18 billion. And it’s no secret that IPO is one of the major reason behind this merger, investors in both companies need liquidity and returns, and it won’t hurt both companies to get some capital during these uncertain time. The combined company will most likely look at dual-listing if they choose to go public this year, BEI and maybe Nasdaq (possibly the friendliest market for tech IPOs this year).

The IPO will impact both the global and Indonesian markets. Both Gojek and Tokopedia are amazing companies but combined, it makes a very large and unique. As Bloomberg puts it, “a local mashup of  Uber, PayPal, Amazon.com, and DoorDash.” and they couldn’t be more right. Although this can be exciting for some investors, it’s a unique new and unfamiliar territory for some, and there’s going to be a learning curve in understanding its business and fundamentals in full perspective. Nevertheless, the IPO will put Indonesia on the map the same way Yahoo! acquired made-in-Indonesia social media app, Koprol back in 2010 an event that sparked the startup growth.

For Indonesia itself, or more specifically investors who have been investing in Indonesia’s tech startups, this IPO is a bright light at the end of their tunnel. The possibility of a major tech IPO exists but more importantly, the combined unicorn will instantly become a major destination for startups to aim for acquisition, like what Apple and Google are to Silicon Valley.

Of course, I’m assuming that the combined company will actively acquire Indonesian startups which the industry will rely on. This can also kick start the employees-to-founders and founders-to-investors cycle this country desperately needs.

Although a lot of cause for excitement, the merger also has some points for concern. Consumer data privacy is one of the big ones. The combined product is the next frontier of consumer profiling, too. It will know where you are, where you’re going, what you buy, and essentially your financial profile. And that’s just the surface. Future integration will bring out more data from consumers that will become very valuable for combined companies. For a quick glimpse of the future, look at Amazon.

Consolidation is never easy, restructuring, cost reductions, optimizations, etc. But if done right, the result can be magical. And there are amazing possibilities lie ahead for the Gojek and Tokopedia post-merger, both exciting and frightening.  But if I’m honest, I’m feeling excited more than anything else.


Image from DepositPhotos.com