Pemilik Speaker Sonos Kini Tak Harus Membayar Biaya Berlangganan Agar Bisa Streaming dari Spotify

Kabar gembira bagi para pengguna speaker bikinan Sonos. Setelah sekian lama dinanti, Sonos akhirnya secara resmi menghadirkan dukungan terhadap Spotify Free. Akses ke layanan streaming musik terbesar itu sebenarnya sudah sejak lama tersedia di platform Sonos, akan tetapi selama ini hanya terbatas untuk mereka yang sudah berlangganan Spotify Premium saja.

Sekarang, pemilik speaker Sonos tidak perlu membayar biaya berlangganan terlebih dulu untuk bisa menikmati suguhan Spotify langsung dari perangkatnya. Katalog musik yang dapat diakses pun lengkap dan tidak dibatasi, namun bedanya, Spotify Free akan memutarnya secara acak (shuffle) dan dengan interupsi iklan.

Anggap saja format Spotify Free mirip seperti radio. Yang dapat diakses secara on-demand hanyalah deretan playlist hasil kurasi otomatis seperti Discover Weekly, Release Radar, atau Daily Mix.

Ikea Symfonisk / Ikea
Ikea Symfonisk / Ikea

Keputusan menghadirkan dukungan Spotify Free ini merupakan langkah yang rasional, apalagi mengingat Sonos sekarang juga punya speaker portable bernama Move. Bukan cuma konsumen Move yang diuntungkan, melainkan juga mereka yang membeli Symfonisk, speaker hasil kerja sama Sonos dan Ikea yang dihargai amat terjangkau, terutama jika dibandingkan dengan portofolio produk Sonos selama ini.

Di sisi lain, keputusan ini juga berarti Sonos punya potensi untuk menggaet 135 juta konsumen baru. Angka tersebut adalah jumlah pengguna aktif Spotify Free dari total 248 juta pengguna setiap bulannya. Jadi wajar apabila Sonos tidak ingin melewatkan kesempatan emas tersebut.

Sumber: Variety.

Hardware Perdana Spotify, Sebuah Aksesori Mobil Berbekal Smart Assistant, Resmi Diuji Coba

Apa kabar hardware perdana dari Spotify? Setelah cukup lama dirumorkan, Spotify akhirnya buka-bukaan soal itu. Mereka baru saja mengumumkan rencananya untuk menguji coba hardware pertamanya, yakni sejenis aksesori mobil berbekal integrasi smart assistant yang mereka juluki Car Thing.

Perangkat ini menancap ke mobil via colokan 12 volt, sama seperti charger, sedangkan sambungan Bluetooth menjadi perantaranya dengan head unit mobil sekaligus smartphone pengguna. Dari situ pengguna dapat mengoperasikannya via perintah suara, diawali dengan mantra “Hey, Spotify”.

Selain itu, perangkat juga dilengkapi empat buah tombol yang berfungsi untuk memberikan akses cepat ke playlist masing-masing pengguna. Terakhir, di sisi kirinya ada layar membulat sebagai indikator visual. Tentu saja perangkat ini hanya bisa digunakan oleh para pelanggan Spotify Premium.

Yang mungkin tidak sesuai harapan adalah tujuan dari program uji coba hardware ini. Spotify bilang bahwa perangkat ini mereka ciptakan untuk mempelajari kebiasaan para penggunanya dalam mendengarkan musik dan podcast. Fokus mereka adalah menjadi platform audio nomor satu, bukan menggarap hardware.

Spotify juga mengingatkan bahwa mereka belum berencana mengomersialkan produk ini. Intinya, perangkat ini bisa diproduksi secara massal, bisa juga tidak, semua tergantung pada hasil pengujian dan pertimbangan-pertimbangan Spotify nantinya. Namun kalau buat saya pribadi, menyeriusi bidang hardware sebenarnya juga bisa menjadi salah satu cara Spotify mengejar titel platform audio terbesar.

Lebih lanjut, Car Thing juga bukan satu-satunya hardware yang digarap Spotify. Mereka sendiri bilang ada kemungkinan mereka menciptakan perangkat serupa, tapi untuk konteks rumahan. Jadi jangan heran apabila ke depannya mereka mengumumkan program uji coba yang sama untuk perangkat bernama Voice Thing atau Home Thing.

Untuk sekarang, fokus mereka baru buat Car Thing. Program uji cobanya sendiri bakal dilaksanakan dalam beberapa minggu ke depan di Amerika Serikat bersama sekelompok kecil pengguna Spotify Premium yang terpilih.

Sumber: The Verge dan Spotify.

Apple Bakal Hapuskan Fitur Connect dari Apple Music

Saat diumumkan pertama kali tiga tahun silam, Apple Music dideskripsikan sebagai aplikasi dengan tiga ‘nyawa’: layanan streaming musik, siaran radio live, dan wadah komunikasi antara musisi dan para penggemarnya. Sayangnya, nyawa ketiganya yang dinamai Apple Music Connect ini tidak akan bertahan lama.

Berdasarkan informasi yang diterima 9to5Mac, Apple baru saja mengirim pemberitahuan kepada para musisi bahwa mereka bakal menghapuskan fitur Connect dari layanannya. Efektif per tanggal 13 Desember 2018, musisi tak lagi bisa mengunggah konten ke Apple Music Connect.

Konten yang sebelumnya sudah diunggah masih bisa diakses oleh para pelanggan Apple Music, tapi hanya melalui hasil pencarian, dan cuma sampai 24 Mei 2019. Sebagai gantinya, Apple menghadirkan tampilan baru untuk Artist Page, beserta fitur Artist Radio yang terpersonalisasi.

Apple Music Connect memang bukanlah fitur yang populer, bahkan di kalangan pelanggan layanan itu sendiri. Buktinya, ketika iOS 10 diluncurkan, Apple Music mendapat tampilan baru, dan di saat yang sama Connect tak lagi mendapat porsi tab tersendiri seperti sebelumnya.

Ini bukan pertama kalinya Apple gagal mengintegrasikan fitur sosial pada layanan musik digitalnya. Nasib Apple Music Connect sejatinya tidak jauh berbeda dari iTunes Ping yang hanya berusia dua tahun saja, sebelum akhirnya digantikan oleh integrasi Facebook dan Twitter.

Namun itu bukan berarti Apple Music jadi benar-benar miskin fitur sosial. Connect, sesuai namanya, hanya dirancang untuk menjembatani musisi dan para penggemarnya. Di luar itu, para pengguna Apple Music masih bisa saling mengikuti satu sama lain dan saling bertukar rekomendasi.

Sumber: 9to5Mac.

Spotify Uji Fitur untuk Menambahkan Lagu yang Tersimpan di Perangkat Android

Selengkap apapun katalog musik Spotify, tentu masih ada banyak lagu-lagu yang terlewatkan. Untuk menikmati lagu-lagu tersebut, otomatis Anda harus beralih ke tempat lain. Semisal Anda memang pernah membeli versi digitalnya, ya Anda harus menggunakan pemutar musik bawaan ponsel untuk mendengarkannya.

Alangkah baiknya seumpama lagu tersebut bisa dimasukkan ke dalam playlist Spotify bikinan sendiri, sehingga kita tidak perlu berganti-ganti aplikasi demi mendengarkan lagu tertentu. Kabar baiknya, Spotify tengah menguji fitur yang memungkinkan kita untuk meng-import koleksi lagu yang tersimpan di perangkat.

Kabar ini didapat dari temuan seorang developer muda, Jane Manchun Wong, yang belum lama ini juga sempat mengungkap fitur baru yang tengah diuji Facebook. Dari screenshot yang dibagikannya ke Twitter, fitur import ini bisa diakses dari menu pengaturan aplikasi Spotify.

Jane juga secara eksplisit menyebut “Android”, menandakan bahwa fitur ini sepertinya tidak akan tersedia di iOS, apalagi mengingat iOS dari dulu memang lebih tertutup terkait integrasi-integrasi semacam ini.

Spotify saved for later podcast

Temuan lain Jane juga menunjukkan Spotify sedang menguji fitur penyimpanan untuk podcast, sehingga pengguna bisa dengan mudah mendengarkan episode yang sempat terlewatkannya. Belum lama ini Spotify sempat meluncurkan program khusus untuk kreator podcast, jadi wajar apabila mereka terus membenahi aplikasinya agar lebih bisa memenuhi kebutuhan konsumen podcast.

Selebihnya, masih ada sejumlah fitur lain yang tengah diuji, tapi mayoritas adalah penyempurnaan tampilan. Berhubung tidak ada konfirmasi sama sekali dari Spotify, belum ada yang tahu kapan fitur-fitur baru ini bakal dirilis ke publik.

Sumber: Android and Me.

Aplikasi Spotify untuk Apple Watch Resmi Meluncur

Setelah dinantikan sejak lama, Spotify akhirnya secara resmi merilis aplikasinya untuk Apple Watch. Aplikasi ini kabarnya sudah digodok sejak tahun lalu, tepatnya sejak Spotify memutuskan untuk merekrut Andrew Chang, developer di balik aplikasi non-resmi bernama Spotty.

Nyaris semua fitur yang tersedia di aplikasi Spotify untuk iOS juga tersedia di sini, termasuk halnya akses ke Spotify Connect, sehingga pengguna bisa menjadikan Apple Watch-nya sebagai remote control atas musik yang tengah diputar di sebuah speaker yang tersambung ke jaringan Wi-Fi yang sama.

Kontrol playback bisa langsung diakses dari watch face. Yang absen untuk sementara ini adalah dukungan pemutaran musik maupun podcast secara offline bagi para pelanggan Spotify Premium. Jangan khawatir, Spotify sudah berjanji untuk menghadirkannya, tapi tidak sekarang.

Ketika dukungan tersebut sudah tiba nanti, Apple Watch dan Spotify tentunya bakal menjadi kombinasi yang sangat ideal buat mereka yang rutin berolahraga. Untuk mendapatkan aplikasinya, pengguna wajib mengunduh versi terbaru Spotify di iPhone terlebih dulu, yakni versi 8.4.79 yang tengah diluncurkan secara bertahap dalam minggu ini.

Sumber: Spotify.

Spotify Connect Kini Juga Tersedia untuk Pelanggan Gratisan

Apple punya AirPlay, Spotify punya Spotify Connect. Selama Anda memiliki speaker yang dapat tersambung ke jaringan Wi-Fi, Anda bisa menikmati sesi streaming musik yang lebih superior ketimbang mengandalkan sambungan Bluetooth biasa.

Selain kualitas suaranya lebih bagus, panggilan telepon tidak akan mengganggu jalannya musik, dan yang terpenting, baterai ponsel jadi tidak cepat bocor. Masalahnya, tidak semua orang bisa menikmati kepraktisan yang ditawarkan Spotify Connect.

Syarat yang paling utama, pengguna diharuskan berlangganan Spotify Premium. Beruntung Spotify berbaik hati dan memutuskan untuk mengubah kebijakan tersebut. Mulai sekarang, pengguna Spotify Free pun juga bisa mengakses Connect, dengan catatan produsen hardware yang bersangkutan sudah meng-update perangkatnya menyesuaikan dengan SDK terbaru Spotify.

Satu hal yang perlu dicatat, iklan masih akan menginterupsi meski streaming sedang berjalan langsung di speaker via Spotify Connect. Perubahan ini pada dasarnya tidak menghapuskan batasan terbesar versi gratisan Spotify, yakni adanya iklan dan batasan dalam kemampuan skip ad.

Terlepas dari itu, pengguna Spotify Free sekarang setidaknya tidak harus upgrade ke Premium hanya karena sering dibuat frustasi oleh konektivitas Bluetooth. Ini penting mengingat belakangan jumlah smart speaker maupun connected speaker semakin banyak, dan semua sekarang bisa mengakses Connect tanpa mewajibkan pengguna membayar terlebih dulu.

Sumber: SlashGear.

Setelah Spotify, Waze Hadirkan Integrasi 7 Aplikasi Streaming Lain

Maret tahun lalu, Waze menghadirkan integrasi Spotify demi memudahkan para pengemudi mobil untuk menikmati musik favoritnya selagi di jalanan. Kemudian belum lama ini, Google Maps menyusul dengan integrasi serupa, tapi yang mencakup Apple Music dan Google Play Music sekaligus.

Sebagai pencetus idenya, Waze memutuskan untuk semakin mematangkan fitur pemutar audio ini. Di samping Spotify, Waze baru saja kedatangan tujuh integrasi layanan streaming lain: Pandora, iHeartRadio, NPR, Deezer, Stitcher, Scribd, dan TuneIn, menyajikan pilihan konten audio yang lengkap, mulai dari musik, podcast, audiobook sampai radio.

Sama seperti sebelumnya, integrasi ini juga berlaku sebaliknya; panduan navigasi Waze masih bisa dipantau melalui deretan aplikasi streaming tersebut. Tentunya pengguna perlu meng-install versi terbaru Waze maupun aplikasi streaming yang hendak digunakan.

Waze Audio Player / Waze

Setelahnya, pengguna harus menyambungkan Waze dengan aplikasi streaming-nya terlebih dulu. Sinkronisasi ini cuma perlu dilakukan satu kali, dan selanjutnya pengguna tinggal memilih hendak memutar konten dari layanan yang mana.

Perlu dicatat, fitur ini masih berstatus beta, dan integrasinya belum tersedia sepenuhnya baik pada platform Android maupun iOS. Integrasi Deezer, misalnya, baru tersedia di iOS, sedangkan TuneIn untuk sementara hanya bisa dinikmati para Wazer yang menggunakan perangkat Android.

Peluncuran globalnya dijadwalkan bakal berlangsung dalam beberapa minggu ke depan. Namun kalau memang sudah tidak sabar mencoba, Anda bisa mendaftar sebagai beta tester guna menikmati jatah lebih awal.

Sumber: Waze.

[Panduan Pemula] Tips Hemat Kuota Internet untuk yang Gemar Streaming Lagu di Spotify

Mendengarkan musik dari layanan streaming seperti Spotify sudah jadi pilihan yang lumrah dewasa ini. Walaupun sejumlah orang menilai biaya internet di Indonesia masih terbilang mahal. Pandangan yang jadi alasan mengapa aplikasi berlabel “lite” laris manis di sini.

Jika Anda termasuk yang masih memperhitungkan konsumsi kuota saat bersenandung via Spotify, beberapa tips menghemat kuota internet ini bisa jadi masukan untuk dipertimbangkan.

Aktifkan fitur Data Saver

Tips yang pertama, aktifkan fitur data saver yang memang disediakan oleh Spotify. Fitur ini terdapat di men Your Library – Settings, kemudian posisikan opsi Data Saver ke On (menyala).

Screenshot_2018-10-11-15-09-42-972_com.spotify.music

Tapi perlu dicatat, bahwa ketika fitur ini diaktifkan, maka kualitas suara yang Anda dengarkan saat streaming otomatis akan berubah ke level terendah (low).

Aktifkan Fitur Offline Mode

Kedua, Spotify juga menyediakan modus offline yang memungkinkan Anda menikmati alunan musik tanpa internet. Syaratnya, Anda harus sudah mengunduh lagunya terlebih dahulu.

Matikan Fitur Autoplay

Fitur autoplay dibuat agar musik yang melantun di telinga pengguna tak berhenti karena album yang diputar usai. Ketika dalam kondisi aktif, Spotify akan terus memutar lagu yang dianggap berkaitan.

Beberapa orang suka mendengarkan musik menjelang tidur. Jika fitur ini diaktifkan dan Anda tertidur sampai pagi, maka selama itu pula data akan terbakar sia-sia.

Screenshot_2018-10-11-15-10-06-592_com.spotify.music

Untuk mematikan fitur autoplay, masih sama di panel pengaturan cukup temukan opsi Autoplay dan matikan tombolnya.

Atur Kualitas Audio

Spotify menawarkan dua pengaturan kualitas audio, untuk streaming dan download. Pengguna dengan mudah dapat mengatur seberapa bagus kualitas suara untuk masing-masing media tersebut, dari low hingga high.

Juga di panel pengaturan, temukan opsi Streaming dan Download kemudian pilih sendiri kualitas audio yang paling rendah untuk menekan konsumsi data seoptimal mungkin.

Screenshot_2018-10-11-15-10-20-638_com.spotify.music

Tips penutup yang juga bisa jadi pertimbangan adalah memanfaatkan jaringan internet publik yang tersedia di tempat Anda. Saat terhubung, unduh lagu-lagu favorit Anda sehingga nantinya bisa dinikmati secara offline. Semoga bermanfaat, selamat mendengarkan.

Spotify Luncurkan Program Khusus untuk Kreator Podcast

Belum lama ini, Spotify mempersilakan para musisi indie untuk merilis karyanya langsung ke Spotify tanpa perantara. Spotify rupanya juga ingin memberikan perlakuan serupa kepada para podcaster lewat program Spotify for Podcasters, yang saat ini masih berstatus beta.

Dari kacamata sederhana, program ini bertujuan untuk memperbanyak isi katalog podcast Spotify. Caranya dengan mengajak semua kreator podcast tanpa terkecuali untuk memublikasikan karyanya di Spotify. Namun bukan dengan mengunggahnya secara langsung, melainkan via sindikasi RSS feed-nya saja.

Artinya, kreator podcast bebas memilih platform hosting andalannya sendiri, seperti Anchor misalnya. Kemudian berkat sindikasi RSS feed, podcast-nya pun akan muncul di Spotify, dan dapat didengarkan langsung oleh para pelanggan layanan tersebut. Apa yang Spotify lakukan sejatinya tidak berbeda dari Apple maupun Google.

Spotify Podcasts

Lalu apa keuntungannya buat kreator podcast? Well, yang paling utama tentu saja adalah eksposur ke lebih dari 180 juta konsumen Spotify. Kedua, Spotify juga menjanjikan data analytics harian yang cukup lengkap; yang mencakup performa setiap episode, demografi pendengar, engagement dan metrik lainnya.

Industri podcast memang cukup booming belakangan ini. Google merilis aplikasi podcast resminya di Android pada bulan Juni lalu, dan mereka juga baru saja meluncurkan program khusus buat para kreator. Maka dari itu, wajar apabila Spotify akhirnya juga ingin ikut berpartisipasi.

Bagi kreator podcast yang tertarik dengan kesempatan menjaring lebih banyak pendengar dari platform Spotify, silakan langsung kunjungi situs Spotify for Podcasters.

Sumber: Variety dan Spotify.

Musisi Indie Sekarang Dapat Merilis Karyanya Langsung ke Spotify Tanpa Perantara

Spotify boleh mengusung status sebagai layanan streaming musik terpopuler, akan tetapi bagi para penikmat musik indie, tujuan pertama mereka masih SoundCloud. Alasannya sederhana: SoundCloud memperbolehkan siapapun tanpa terkecuali untuk mengunggah karyanya, yang kemudian dapat dinikmati publik secara instan.

Spotify tampaknya ingin mengubah situasinya. Mereka baru saja mengumumkan fitur anyar yang memungkinkan para musisi indie – yang tergabung dalam program Spotify for Artists – untuk mengunggah karyanya langsung ke Spotify, tanpa harus melibatkan label rekaman sebagai perantaranya.

Spotify Direct Upload

Langkah-langkahnya memang tidak sesimpel di SoundCloud, di mana publikasi lagu benar-benar terjadi secara instan. Di Spotify, musisi dianjurkan untuk merilis lagunya paling cepat dalam lima hari ke depan. Waktu tersebut dibutuhkan tim internal Spotify untuk mengecek berbagai hal; apakah lagunya sudah pernah dipublikasikan via label tertentu, atau apakah lagunya berpotensi melanggar hak cipta.

Terlepas dari itu, cara kerja fitur ini masih tergolong cukup mudah. Usai mengunggah karyanya ke Spotify, musisi dipersilakan mengisi informasi-informasi yang diperlukan (metadata), lengkap beserta tanggal rilisnya. Kontrol atas metadata ini bahkan masih berlaku ketika lagu sudah dipublikasikan.

Spotify Direct Upload

Perkara duit, Spotify memastikan semua musisi bakal mendapat jatah royaltinya, yang dihitung berdasarkan berapa kali lagu diputar oleh konsumen Spotify. Bayarannya pun akan ditransfer secara otomatis setiap bulan, dan Spotify tidak menarik biaya apa-apa untuk program ini.

Perlu dicatat, fitur ini untuk sementara masih berstatus beta, dan cuma tersedia untuk ratusan musisi indie yang beruntung di dataran Amerika Serikat. Semoga saja musisi tanah air bisa cepat kebagian ‘jatah panggung’ yang sama, terutama bagi mereka yang kesulitan mendapat akses ke label rekaman.

Sumber: Spotify dan The Verge.