Diskusi tentang Teknologi Blockchain untuk Distribusi Mata Uang Digital

Salah satu tren teknologi yang digadang-gadang menjadi signifikan di tahun ini adalah Blockchain. Kendati belum banyak skenario yang diterapkan, namun sedikit demi sedikit teknologinya mulai dikenal, salah satunya melalui model cryptocurrency model Bitcoin. Tren tersebut turut membawa diskusi mingguan DailySocial #SelasaStartup untuk membahas bersama tentang teknologi tersebut. Kali ini dihadirkan narasumber Tata Tricipta selaku Co-Founder Exclusor.

Di awal sesi, Tata membahas perjalanan awal pendirian Exclusor. Persisnya awal Januari 2017 Exclusor diririkan, ide itu muncul ketika kala itu Microsoft mulai membuat prototipe teknologi berbasis Blockchain. Perkembangannya yang paling menarik saat itu yaitu produk Bitcoin.

Menurut Tata konsep Blockchain saat ini memang sangat aman digunakan, karena bersifat desentralisasi yang berarti tidak berpusat pada sentral sebagai pihak otorisasi untuk mendistribusikan uang digital tersebut, melainkan pihak komunitas itu sendiri. Dengan adanya Blockchain, ada kemungkinan komunitas dapat pertukaran langsung.

Konsensus algoritma

Ini merupakan perjanjian semua pihak yang ikut berpartisipasi dalam Blockchain. Konsensus seperti Bitcoin dan Ethereum menggunakan algoritma Proof of Work (PoW)Karena dalam Blockchain tidak menggunakan otoritas, tetapi di Proof of Work, Miner bersifat otoritas. Berbeda dengan Proof of Stake yang memiliki aset Ethereum lebih banyak dapat memverifikasi transaksi atau validasi.

“Konsensus (PoS) sebenarnya tidak cocok berada di Indonesia, maka kita buat konsensus Proof of Accountability (PoA). Jadi, semua pihak yang membuat accountability ini, misalnya perusahaan atau goverment terpercaya bisa bergabung dalam Exclusor Blockchain,” terang Tata.

Aset digital

Sebelum ada Blockchain, model aset digital yang pernah dikembangkan oleh perusahaan emas berbentuk e-Gold. Namun pada akhirnya tidak berjalan mulus, salah satu faktornya ialah kurang transparansi. Selain itu karena sistem e-Gold masih terpusat pada pihak yang memiliki otoritas saja. Terkait cryptocurrency, Bank Indonesia pernah melansir larangan transaksi pada tahun 2009. Namun kini mulai diperhitungkan, beberapa bank di negara lain pun telah meregulasi tentang mata uang digital ini.

Distributed ledger

Ini yang paling utama dari Blockchain, karena semua partisipan yang berada di dalamnya memiliki share copy yang sama. Apalagi untuk semua yang sudah melakukan sinkronisasi, maka ia mempunyai data yang sama. Prosesnya cepat ketika menggunakan Blockchain untuk mengetahui transaksi. Berbeda jika menggunakan basis data yang ada saat ini.

Jaringan peer-to-peer

Sistem ini juga menjadi inti ketika ada distribusi, karena Blockchain memakai jaringan peer-to-peer (P2P). Dengan P2P semua akan terkoneksi ke layanan komunitas yang lebih besar dan membantu mendorong pengembangan bisnis dan aplikasi.

Kemudian ada istilah Smart Contract, yani aplikasi atau pemrograman yang bisa berbentuk apa pun selama ada value itu bisa diesensi. Misalnya, digital identity untuk menyimpan hal bersifat rahasia. Dengan adanya Smart Contract ini dapat mengeksekusi secara otomatis data di perusahaan tersebut.

Smart Contract juga bisa digunakan untuk membuat model koin lain, seperti ICO di Ethereum. Sampai ada organisasi terbaru Distributed Autonomous Organization (DAO) yang sudah diimplementasikan Athereum dengan ICO yang mereka proses di Smart Contract.

Mengenal tentang Krypt, Mata Uang Digital yang Dipersiapkan Exclusor

Beberapa waktu lalu kami sempat memberitakan mengenai ExorChain, sebuah platform digital yang sedang dikembangkan untuk pemanfaatan teknologi blockchain di Indonesia, sekaligus menciptakan mata uang digital atau cryptocurrency baru untuk Indonesia yang diberi nama Krypt (KRP). Pasca beberapa persiapan dan penyempurnaan teknologi, akhirnya Exorchain siap memasuki tahap crowdselling dan memperkenalkan diri kembali menjadi Exclusor.

DailySocial sempat berbincang dengan Tata Tricipta untuk kembali mengulas mengenai layanan dan teknologi yang ia kembangkan. Sebagai salah satu jenis platform atau layanan baru di Indonesia, Exclusor masih berupaya untuk memberikan informasi dan pemahaman mengenai manfaat blockchain dan ekosistemnya.

Tata bercerita saat ini Exclusor sedang mengadakan crowdsale. Periode ini dibuka sejak tanggal 19 Juli kemarin. Mereka menawarkan atau menjual Krypt sebagai mata uang digital. Diharapkan dengan mengikuti crowdsale ini mereka yang tertarik untuk membeli mata uang digital ini mendapatkan keuntungan lebih. Seperti yang didapat para early adopter atau pembeli pertama saat nilai tukar bitcoin naik.

“Saat ini crowdsale yang kami lakukan lebih kepada menawarkan Krypt sebagai mata uang digital yang baru, bukan menawarkan private equity, untuk penawaran private equity di dalam DAO nanti akan kita tawarkan sekitar bulan Januari 2018. Oleh karena itu yang kita tawarkan untuk crowdsale sekarang ini lebih dititik beratkan pada keuntungan memakai teknologi yang kita kembangkan, yaitu keamanan, kemudahan, biaya yang murah, transparansi dan efisiensi,” ujar Tata.

Ia lebih lanjut juga menjelaskan bahwa Krypt merupakan mata uang digital yang resmi dan hanya dipakai dalam sistem Exclusor. Krypt bukanlah pengganti mata uang yang saat ini saja, pembelian konvensional tetap akan dikonversikan ke mata uang yang berlaku. Secara karakteristik Krypt ini mirip dengan bitcoin, sehingga Krypt bisa menjadi komoditas yang diperjualbelikan di bursa uang digital maupun sebagai instrumen untuk investasi di proyek, perusahaan atau komoditas lainnya yang menggunakan teknologi Exclusor sebagai basis platformnya.

“Kita tidak berupaya menjadikan Krypt sebagai stable coin, nilainya nanti kita serahkan melalui mekanisme pasar di bursa yang tergantung dari supply dan demand. Bursa aset digital yang kita kembangkan khusus untuk ekosistem Exclusor sedang kita test di internal dan akan kita rilis secara resmi setelah crowdsale berakhir,” lanjut Tata.

Tata lebih lanjut juga menjelaskan Krypt bisa ditukar dengan bitcoin dan mata uang digital lainnya dan bisa juga ditukar dengan uang kertas. Nilainya saat ini berkisar mulai dari Rp10.000 sampai dengan Rp15.000.

“Untuk konversi dari uang kertas kita hanya menerima konversi dari rupiah ke Krypt, kalaupun ada yang membeli dari mata uang USD atau SGD, kita konversikan ke rupiah terlebih dahulu,” imbuhnya.

Peta jalan dan rencana terhadap Krypt

Mata uang digital belum banyak dikenal luas oleh masyarakat Indonesia. Meski bitcoin sudah cukup banyak dikenal peredaran dan pemanfaatannya masih berkutat di komunitas atau mereka yang sudah fasih terhadap teknologi. Inilah yang saat ini dan akan menjadi tantangan untuk Exclusor berkembang di Indonesia.

Kendati demikian Tata dan tim sudah menyusun peta jalan hingga tahun 2018 awal untuk platform Exclusor. Setelah crowdsale ini selesai mereka akan melakukan valuasi terhadap nilai Krypt dan akan dialokasikan dengan tiga skema. Pertama, 80% total Krypt akan menjadi hak milik pembeli yang bisa diperjualbelikan di bursa atau transaksi lainnya.

Yang kedua, 15% dari total Krypt yang terjual akan dipakai untuk pengembangan selanjutnya dan merilis aplikasi pendukung seperti wallet, digital identik, digital Asset exchange, dan lain-lain. Termasuk untuk biaya marketing. Dan yang ketiga, 5% dari total Krypt yang terjual akan didistribusikan ke pihak ketiga yang membantu Exclusor saat crowdsale.

Di awal 2018 Exclusor juga sudah merencanakan untuk menambah jumlah pengguna dengan melakukan ekspansi ke negara-negara di wilayah Asia Tenggara.

“Jujur saja, crowdsale yang sekarang targetnya tidak muluk-muluk, kami menargetkan penjualan yang menurut saya cukup rasional, mengingat masyarakat Indonesia masih belum paham keuntungan dari teknologi blockchain dan juga belum tahu tentang uang digital. Target terendah kita adalah 10% dari total Krypt atau sekitar 500.000 Krypt yang bisa terjual juga itu sudah cukup bagus,” tutup Tata.

Mengenal ExorChain, Platform Blockchain yang Disiapkan untuk Ekosistem Indonesia

Di ini teknologi blockchain menjadi salah satu teknologi mulai diperbincangkan. Keterkaitannya dengan cryptocurrency yang mulai mendapat sorotan banyak pihak menjadikan teknologi blockchain turut dikenal. Di Indonesia istilah blockchain baru ramai belakangan, meski demikian teknologi ini menyimpan banyak potensi pengembangan. Salah satu yang coba mengenalkan teknologi blockchain di Indonesia adalah ExorChain.

ExorChain merupakan platform digagas Tata Tricipta,  seseorang yang pada tahun 2010 silam dikenal sebagai salah satu pendiri Trendiest sebelum akhirnya layanan tersebut dimatikan. Kepada DailySocial, Tata bercerita pihaknya tengah berusaha membuat ekosistem blockchain di Indonesia. Prototipenya sedang dikembangkan sekaligus menyiapkan launch pre-sale untuk seed funding yang akan merilis sekitar 250.000 KRP (cryptocurrency yang akan menjadi mata uang di ExorChain) yang setara dengan 0.025 BTC.

Untuk informasi, blockchain merupakan sebuah teknologi dengan konsep peer to peer. Namun bukan file yang di-sharing, melainkan ledger atau database transaksi. Berbeda dengan database yang selama ini ada, blockchain bersifat decentralized, sehingga ketika salah satu peer mengalami gangguan, down atau gangguan lain masih ada node atau peer yang memiliki data otentik yang tervalidasi. Setiap block dalam chain yang sama akan memverifikasi dan men-generate hash dalam setiap transaksi sehingga lebih aman dan tepercaya.

“Untuk saat ini kita sedang mencoba membuat ekosistem blockchain di Indonesia, prototype sudah ada, dan kita mau launch presale untuk seed fund sekitar MInggu depan selama seminggu dengan merilis sekitar 250.000 KRP yang setara dengan 0.025 BTC atau nanti bisa juga pakai sistem bid  sebelum crowdsale ICO (Initial Coin Offering) untuk membuat DAO (Democratic Autonomous Organization) – organisasi dalam blockchain yang memungkinkan semua orang submit proposal dan voting dengan menggunakan smart contract, di mana nanti semua anggota DAO bisa ikut berperan di perkembangan ExorChain ke depannya juga. Milestone sedang kita buat untuk ICO,” terang Tata.

Tahun ini Tata dan tim berusaha mengenalkan teknologi blockchain yang bukan hanya sekedar tentang trading Bitcoin tetapi juga bisa digunakan untuk banyak hal. Total ada empat produk yang sedang dikembangkan, yakni ExorID, ExorWallet, ExorToken, dan IDAEX. Semuanya masih terus dikembangkan, beberapa sudah siap untuk diuji coba.

Blockchain tak hanya soal pembayaran

Lebih lanjut mengenai soal teknologi blockchain ini Tata menjelaskan bahwa penerapannya tidak hanya soal pembayaran dan uang digital. Konsep dan teknologi blockchain yang lebih aman bisa diadopsi untuk banyak persoalan, misalnya untuk keperluan medical record pasien. Data pasien dapat disimpan dalam blockchain untuk meningkatkan keamanan.

Selain itu hal-hal lain seperti loyalty program, supply chain, sertifikat emas, sertifikat tanah, asuransi, trading bursa saham, trading bursa derivatif, digital identity, atau hal lain yang berupa bentuk digital dapat disimpan ke dalam blockchain yang selanjutnya disebut dengan digital Asset. Uniknya digital Asset ini bisa disimpan sebagai investasi, komoditi, bahkan sebagai pembayaran karena ada nilai yang mengikat.

“Blockchain itu teknologi yang bagus dan bisa diterapkan di mana saja. Banyak perusahaan-perusahaan besar yang mencoba mengadopsi teknologi ini, misalnya Microsoft, Deloitte, IBM, Royal Mint (deposit emas terbesar di Inggris), dan lain-lain. Beberapa orang bahkan buat jargon “The new Internet” karena Internet yang sekarang sangat centralized, jadi memang akan mengubah Internet saat ini, tinggal menunggu waktu saja buat Indonesia untuk mengadopsi teknologi ini, kalau ga mengadopsi ya kemungkinan besar bakal tertinggal,” imbuh Tata.

Sama dengan teknologi atau layanan baru lainnya di Indonesia, aturan dan regulasi masih menjadi tantangan bagi Tata dan platform yang dikembangkannya. Meski demikian, pihaknya mencoba mematuhi regulasi yang ada saat ini.