KlikTeknik Focus on Selling Engineering and Industry Equipment

The potential of E-commerce is still being explored, one of the idea is by targeting specific niche, like KlikTeknik. KlikTeknik is an e-commerce service which provides technical and industrial equipment. The portal targets individuals (B2C) as well as corporations (B2B) in finding tools and equipment for various industries and businesses by reliable suppliers.

“KlikTeknik provides a variety of machine, tools, and heavy equipment, particularly for agriculture, lumber, garage, construction, and home supply,” said Steven Bernardi Koentono, KlikTeknik’s CEO and Founder.

likTeknik has two mechanisms. First, to sell the goods directly from the warehouse – KlikTeknik is currently operating offline store because it is still considered important in technical and industrial equipment shopping. Second, KlikTeknik connects customers with goods and sent directly by partnered suppliers / importers / agents.

Succession of traditional sales business process

KlikTeknik was founded in 2015 by Koentono. The journey begins from continuing parents business engaged in engineering and industrial tools in Central Java (offline stores). Before deciding to create an online channel, Koentono conducted a consumer survey, resulting in many of (other) regional consumers face difficulties in finding the spare part needed due to limited stock in their area with unreasonable price.

Salah satu laman situs e-commerce KlikTeknikOne of KlikTeknik pages

Before an actual jump into its own site, Steven tried to sell spare parts in Tokopedia. In a few months, he gets positive feedback and understands the problems and limitations for consumers to meet the needs of spare parts in the physical store.

“I developed KlikTeknik aiming in providing consumer with access to find any kinds of engineering and industrial tools from various agents / importers / principals and making it easer for consumers to shop online,” Koentono said.

KlikTeknik has been handling over at least 70,000 customer, business and individual, per month, with the amount of 500 transactions for average. KlikTeknik.com has become trusted partner of PT KUBOTA Indonesia to be a sole distributor for its online marketing products.

“In the future, we plan to develop mobile application to facilitate consumers in accessing and shopping at KlikTeknik.com. We also plan to work with payment providers, banks, retailers, and government agencies such as cooperatives in providing practical and reliable payment services to reach more consumers,” Koentono added.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Lima Hal yang Perlu Ditekankan Saat Merekrut Talenta Baru

Perekrutan talenta startup masih menjadi pekerjaan rumah yang cukup kompleks untuk dipecahkan. Merekrut saja mungkin tidak sulit dengan target kuantitas, namun ketika yang dicari adalah anggota tim yang memiliki visi sama dan kompetensi yang mumpuni mungkin tidak mudah.

Meskipun sulit, ada beberapa hal yang bisa dilakukan startup untuk bisa mendatangkan talenta yang sesuai, baik secara kompetensi maupun keselarasan dengan visi. Lima tips berikut dapat diikuti startup sebagai upaya menjaring talenta terbaik – dilakukan secara langsung ataupun tidak langsung.

Pencarian kandidat dilakukan secara berkelanjutan

Sederhananya, tampung sebanyak mungkin calon kandidat untuk masing-masing job desk yang ada. Cara yang paling umum dilakukan ialah membuka pintu selebar-lebarnya melalui sistem job-listing online, yakni dengan menampung sebanyak mungkin resume atau CV dari kandidat pekerja. Cara ini cukup efektif karena startup bisa memiliki opsi dan pertimbangan yang lebih banyak.

Namun tidak mudah juga bagi startup baru. Karena mekanisme ini umumnya baru bisa dilakukan setelah brand startup memiliki nilai yang signifikan di mata publik, atau harus menawarkan benefit yang sangat menggiurkan bagi para calon pelamar.

Membagikan visi startup

Selain iming-iming yang sifatnya materi, sebenarnya startup juga dapat membagikan visinya, baik secara langsung empat mata dalam diskusi ataupun disampaikan dalam berbagai kesempatan seperti konferensi. Untuk itu penting juga bagi startup untuk melakukan show off di atas panggung, mengikuti berbagai ajang – menjadi narasumber. Karena di sana ada kesempatan untuk meyakinkan orang-orang (bisa jadi calon talenta) tentang visi startup tersebut.

Pada kenyataannya ada banyak orang yang berminat ke gabung ke sebuah startup karena rasa segan, baik dengan visi yang dimiliki startup ataupun founder.

Fokus ke kemampuan, bukan hanya kredensial

Terkadang untuk posisi tertentu – khususnya di bagian teknis, fokus pencarian kandidat bisa didasarkan pada kemampuan yang dimiliki kandidat tersebut. Caranya bisa memberikan soal ujian yang relevan. Karena untuk hal teknis, kemampuan praktis kadang bermanfaat. Sehingga kalaupun kandidat belum memiliki kredensial atau track record bagus di sana-sini, bisa juga dipertaruhkan asalkan kompetensi sesuai dengan spesifikasi yang dibutuhkan.

Rasa memiliki berpengaruh pada kinerja

Ekuitas atau kepemilikan bisa menjadi nilai tambah untuk membuat pekerja nyaman dan betah untuk berinovasi di sana. Dengan rasa memiliki, maka keinginan membangun menjadi lebih kuat. Namun bukan berarti harus diumbar, tawarkan pada saat yang tepat, ketika seseorang sudah berada di titik tertentu. Artinya meyakinkan talenta tersebut bahwa pintu kepemilikan terbuka untuk siapa saja, yang memberikan sumbangsih baik bagi bisnis.

Jangan berhenti memotivasi

Founder memegang peran kunci di sini. Motivasi tidak selalu terkait kata-kata indah yang disampaikan sehari-hari, namun bisa berupa pemaparan fakta tentang laju bisnis yang membaik, penerimaan inovasi, atau memberikan kesempatan bagi para talenta untuk mengeksplorasi hal-hal baru. Sampaikan nilai-nilai tentang ini pada para kandidat, sehingga mereka tahu bahwa tempat yang didatangi adalah yang terbaik untuk masa depannya.

Layanan E-Commerce KlikTeknik Fokus Jajakan Alat Teknik dan Industri

Bisnis e-commerce masih terus dieksplorasi potensinya, salah satunya dengan menghadirkan layanan penjualan produk yang spesifik, seperti yang coba dihadirkan oleh KlikTeknik. KlikTeknik adalah layanan e-commerce yang menyediakan produk alat teknik dan industri. Portal ini ditargetkan kepada individu (B2C) maupun korporasi (B2B) dalam menemukan produk alat teknik dan perkakas di berbagai tipe industri dan bisnis, disediakan oleh supplier terpercaya.

“KlikTeknik menyediakan berbagai kebutuhan mesin, perkakas, hingga alat berat, khususnya untuk industri pertanian, perkayuan, bengkel, konstruksi, dan kebutuhan rumah,” ujar Founder & CEO KlikTeknik Steven Bernardi Koentono.

Dalam sistem penjualannya, KlikTeknik memiliki dua mekanisme. Pertama ialah menjual barang langsung dari gudang yang dimiliki — saat ini KlikTeknik juga masih mengoperasikan toko fisik karena peranannya dianggap masih penting dalam dunia belanja alat teknik dan industri. Sedangkan yang kedua KlikTeknik menghubungkan pelanggan dengan barang yang disediakan dan dikirim langsung oleh supplier/importir/agen yang telah bermitra.

Suksesi dari proses bisnis penjualan secara tradisional

KlikTeknik didirikan pada tahun 2015 oleh Steven Koentono. Perjalanan awalnya dimulai dari melanjutkan bisnis orang tua yang bergerak di bidang alat teknik dan industri di Jawa Tengah (toko offline). Sebelum memutuskan untuk membuat kanal online, Steven mengadakan survei ke konsumen, temuannya banyak konsumen di daerah (lain) kesulitan untuk menemukan sparepart yang mereka butuhkan dikarenakan keterbatasan stok di daerah mereka dan harga yang tidak transparan.

Sebelum benar-benar terjun mengelola situsnya sendiri, Steven mencoba berjualan sparepart di Tokopedia. Dan setelah stu bulan, ternyata respons pelanggan baik dan ia semakin mengerti bahwa memang terdapat masalah dan keterbatasan bagi konsumen untuk memenuhi kebutuhan sparepart yang spesifik di toko fisik.

“Saya mengembangkan KlikTeknik dengan tujuan untuk memberikan akses bagi konsumen untuk menemukan berbagai produk alat teknik dan industri dari berbagai agen/importir/principal dan memberikan kemudahan bagi konsumen untuk berbelanja dengan praktis melalui online,” imbuh Steven.

Salah satu laman situs e-commerce KlikTeknik
Salah satu laman situs e-commerce KlikTeknik

Saat ini per bulannya layanan pelanggan KlikTeknik telah menangani lebih dari 70,000 pelanggan dari kalangan bisnis maupun individu, dengan rata-rata jumlah transaksi sebanyak 500 transaksi. KlikTeknik.com juga telah dipercaya oleh PT KUBOTA Indonesia untuk menjadi sole distributor untuk pemasaran produk KUBOTA melalui online.

“Ke depan kami berencana untuk mengembangkan aplikasi mobile untuk memudahkan konsumen dalam mengakses KlikTeknik.com dan berbelanja. Kami juga berencana untuk bekerja sama dengan payment provider, bank, ritel, dan agensi pemerintah seperti koperasi untuk memberikan layanan pembayaran yang praktis dan terpercaya yang dapat menjangkau lebih banyak konsumen,” pungkas Steven.

What Are The Must-Added Points In Startup Pitch Deck?

The journey of a startup from product launch to scale-up cannot be run by yourself. There are plenty of parties involved in the process, including the investors. Through various stages of investment, startup is supported to achieve milestones and success. By those, startup can strengthen resources of business frame to finish the product and bring traction.

Rama's Presetation on SelasaStartup

It is the introduction of DailySocial’s weekly discussion #SelasaStartup presented by Founder & CEO Rama Mamuaya. In this session, Mamuaya focused on discussing the hints of making pitch deck, as the first step for access to investment. Before getting into the points, Mamuaya emphasizes on two aspects related to the purpose of a pitch deck.

Firstly, it should illustrate on why investors should invest money in startup, whether their investment will be paid off – in Return of Investment (ROI) or Break Even Point (BEP). Secondly, on how startup plans to use the investment wisely. On how to run a sustainable and growing business using the invested money.

The following points are needed to be present on a document or pitch deck presentation.

One Liner Pitch

It is written in a clear and explicit statement about startup and its business. It does not have to be a long paragraph with unnecessary details. A simple sentence or brief illustration of the general purpose of the business is enough.

Founder

For the record, investors are actually invest on the people, nonetheless the startup founders. For that matter, show them what kind of founders you have, explain the background, advantages, and how passionate they are in developing the business.

Vision or Mission

Describe what the founder’s dreams for the established startup. It should be a big one, the visionary thinking in the future of its business development. The reason on why those things are important to achieve, whether for targeted market share or consumers in general.

Market Information

Data. Data. And Data. Mamuaya emphasized on this simultaneously. In order to illustrate the targeted market, a pitch deck needs to present a mature data of research or surveys. The existence of numbers on market circumstance (past, present, and future projection) will make a real picture.

Problem and Solution

Provide an overview of the problem, how wide the problem spread in market share. Show them a solutions on what to do with the existing business.

Product-Market Fit

It is explained here regarding the solution delivered before can solve the existing problems. It also specify on how users (in Alpha or Beta stages) respond to the product presented, by viewing app ratings or testimonials. On whether any traction that describes user tendency to pay for the services offered.

Product Roadmap

Provide the whole plans in the future, regarding product / feature updates, the latest version, and other projections related to the development process.

Business Plan

In short, explain how startup plans to make money from the product.

Financial Projection

It contains projections on startup financial management. This is an essential part. The total budget and its allocation will determine such things as talent acquisition strategy, product launch, through a needed number in fundraising. Initially, Financial Projection should be made routinely, in order to complete the pitch deck, and help the founder to manage cashflow.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Investment and Ecosystems Have Crucial Contribution to The Growth of Indonesia’s Startup

Reaching the end of 2017, commonly there will be a lot of reflection related to the journey of the last one year. There is no exception to Indonesia’s startup landscape, starting from the business achievements, technological innovation, and various supporting component development began to be discussed. In the inauguration of Kolega Primedge’s new co-working space last week, a talk show was held, highlighting several issues related to the startup development until the end of 2017.

Some speakers are presented in this occasion, Head of Investment Mandiri Capital Aldi Adrian Hartanto, Director of Business Strategy MallSini Steven Yee, and Co-Founder GDILab Jefri Dinomo. The three speakers discussed two main topic, namely how investment affects the national startup ecosystem and how collaboration in the ecosystem should play a role in accelerating startup business.

Funding is still a backbone of Indonesia’s startup stability

The panelists highlighted, after the startup successfully defined the initial stages – including products, business strategies and others – the next step requires acceleration. It will accelerate the growth rate and traction of product using various types of approaches, growth hacking for example. At this phase, startup will require a larger capital, a huge one, so an advanced stage investment is needed here.

“In running the business, it requires not only good output, but also solid cooperation, because the investor will prioritizes the quality of every individual in creating a startup product,” said Steven.

At this phase, it is important for startup to start establishing communications and relationships with investors. In relation to this, the panelists stressed on neccesary things to be brought to investors is a value that carries possibility for both parties to do collaboration, between startup and the investor. Another important point is, funding should be placed in a position to improve business performance, it is necessary to make an ideal form first in terms of product and market orientation before deciding to do fundraising and “burning money”, certainly for market share development purpose.

This is what Mandiri Capital examines when considering to provide funding for startups, especially in early stages. This year, it was admitted that there was a decrease in the number of startups injected by Mandiri Capital, Aldi explained this was due to the change of mentality of the perpetrators, thus making investors’ considerations more complicated.

“Investors tend to be more selective when they want to invest, it’s necessary to think about many things related to future prospects. Starting from the company’s profit strategy, growth rate, and startup testing in order to survive,” said Aldi.

Growing startup through the existing ecosystem network

Furthermore, Jefri from GDILab said that the strengthening aspect of a product (including from the technology side) is crucial. Since the quality of the product will be the most dominant for startup after all, including to get funding. The increasingly tight market makes every player must think sharp and innovative to see various of existing opportunities. Products must be dynamic, ready to grow adjusting the problems in its target market.

The speakers also believe that the existing ecosystem can actually be used as a medium for startup people to be connected to each other, between startup players, investors, and up to the individual level (related to talent). The development of infrastructure that continues to be pursued by various parties, will always create a new path for digital startup to grow rapidly.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Social Media Strategy For Startup

Although considered very effective, digital marketing is not easy, precisely requires proper tactics, because when a brand plunge into the digital world, they will face a fairly complicated competition. As a business focuses on digital innovation, it is important for startup to formulate its best strategy in digital marketing. One of today’s most effective digital marketing channels is no other than social media.

Discussing on how social media can have an impact on startup marketing, DailySocial in weekly discussion #SelasaStartup sessions (7/11) presents CEO Bangwin Consulting Abang Edwin as a speaker. The man, usually called Bangwin, gives presentation titled “Social Media for Startup”, contains startup tips to increase product awareness through social media.

Get started with introducing the product

A strategy which can be optimized through social media is to attract the attention of consumers or clients. The trick is to throw a variety of issues commonly faced by market share, then offer the products or solutions concluded. One of the best response in social media is when the public shows their interest to the published products or services, especially to be able to discuss regarding its problem.

“The role of social media is to make the products from the company can be known by many, resulting in a good relationship with the user and giving a positive response to our products,” said Bangwin.

Social media strategy for startup

There are two things presented by Bangwin related to startup strategies in improving the performance of digital marketing through social media, namely One Time Set-up and Daily Engagement. One Time Set-up is related to the way the startup matures the identity associated with its brand. The startup identity in social media must be strong, it has to be linked to all activities. Such reinforcement can be done through optimization of profile pages or published content.

Daily Engagement deals with how social media become a medium for communicating between startup and its customers. The more conversations occured, the better score for the Daily Engagement. The most important part is the context, the consistency of content and social media strategies in delivering messages which appropriate and useful to followers on social media. Every post on it will have a value called Rate Impressions.

Content creativity plays a central role

The main trigger for consumers to be interested in discussing through social media is content. It does not have to be rigid to promote products or services on an ongoing basis, sometimes it needs more expressive content, such as quotes, visual content, quizzes and others. However, please notice the majority of the followers on social media.

“The point is that they notice the brand or product provided by startup is in accordance with their needs. Through images and facts given by social media which affect the personality of the product is the idea that should happened to a lot of enthusiasts, “said Bangwin.

The main purpose of social media is to ensure visitors to be more interested in the products they have. It includes of making the brand well-recognized, even make an impression to generate indirect promotion by consumers to the environment.


Original article is written in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Ivosights Launches “Tania”, Customer Service Digital Channel Aggregation

Developer of customer engagement platform Ivosights recently launched its newest product, called Tania. This product is an aggregator application that enables the brand owner to connect with the customer, or can be called customer touchpoint. This app is made on Android platform and expected to be able to gain more consumers.

“Tania was developed to facilitate consumers in interacting with the brand, without confusion of seeking and determining the official account of a particular brand,” said Ivosights’ CEO, Elga Yulwardian.

Tania is currently connects consumers to email and branded official accounts on social media directly  like Facebook, Twitter and Google+. Impressively, Tania has curated and verified the brand, so that consumers are certainly connected to the right channel . Tania itself is designed to accommodate suggestions, questions / requests, and complaints about services or products used by consumers.

“We have 850 brands from 35 industry sectors accessible through Tania, and this number will continue to increase,” Yulwardian said.

Previously, Ivosights slid an offer of three excellent platforms for the consumer services management in social media, namely Digital Monitoring Platform, Social Customer Care Platform, and Automation Social CRM Platform. By presenting end-to-end solution, Ivosights expects its services can be an alternative domestic product for digital marketing. Most businesses are often use services such as Zendesk to monitor all their social media marketing activities.

Handling consumers on social media is not easy

Social media is an effective way to bring the brand closer to the consumer, as in average today’s digital consumer is closely related with the use of social media. However, is it as easy as its implementation? Looking at the practice of many existing top brands in handling customer complaints via social media, it is quite complicated. Each customer is unique with very different nature. This is a difficult point to accommodate by technology, beyond the speed of any possible responses.

However, some time ago Ivosights have established special cooperation with LIPI. One of its target achievements is to present a system that is able to recognize the sentiment (positive or negative) of social media user behavior related to customer service. Basically, such automation is possible, considering concepts such as Artificial Intelligence, Machine Learning, or Data Science are getting very real.


The original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here

Empat Komponen Pendorong Transformasi Digital Bisnis

Revolusi industri tengah mencapai babak baru, sebagai refleksi dari perkembangan teknologi yang sudah ada saat ini. Internet, IoT, perangkat mobilitas, hingga pemrosesan data yang kian canggih telah terbukti mampu memberikan dampak baik di berbagai bidang, tak terkecuali bisnis. Oleh karenanya jargon “transformasi digital” sangat kuat didengungkan akhir-akhir ini.

Di kesempatan acara Microsoft Industry Summit Indonesia, COO Microsoft Indonesia Linda Dwiyanti turut memaparkan tentang topik transformasi digital. Ia mengungkapkan bahwa proses tersebut sangat penting untuk diikuti bisnis saat ini guna mempertahankan sekaligus mengakselerasi laju bisnis yang sudah ada. Karena orientasi konsumen juga kian tinggi ekspektasinya.

Menurut Linda, transformasi digital sendiri mencakup berbagai aspek. Tujuan utamanya ialah membuka peluang sebesar-besarnya kepada industri untuk semakin inovatif dan kreatif memaksimalkan sumber daya teknologi yang ada. Setidaknya ada empat hal yang ditekankan Linda berkaitan dengan transformasi digital yang dapat dilakukan oleh suatu bisnis. Berikut poin-poinnya:

Dimulai dari internal bisnis, memaksimalkan potensi SDM

Secanggih apa pun teknologi hanya akan berperan sebagai sebuah tools. Keluaran yang dihasilkan bergantung dengan brainware yang mengoperasikan. Oleh karenanya Linda mengatakan bahwa memberdayakan SDM yang ada di lingkungan bisnis menjadi salah satu urgensi utama dan yang paling awal dalam melakukan transformasi digital. Investasi untuk meningkatkan pemahaman SDM terkait teknologi sangat perlu, untuk membangun literasi digital itu sendiri.

Libatkan komponen yang turut berpengaruh dalam bisnis

Salah satu hasil yang dapat dicapai dari transformasi digital yang telah dimulai dari sisi internal bisnis adalah jam kerja yang cenderung lebih fleksibel. Namun hal tersebut tidak akan efektif jika perkembangannya tidak diikuti oleh komponen di sekitarnya, dan yang paling berpengaruh besar bagi bisnis tentu pelanggan. Pendekatan kepada pelanggan juga harus mampu diakomodasi dengan pintar, selain menyuguhkan ragam teknologi yang sesuai, optimasi sistem modern –sebut saja AI atau komputasi awan—dapat menjadi solusi yang efektif untuk turut membawa pelanggan bisnis ke dalam transformasi digital. Tujuannya memberikan pengalaman sekaligus membantu lingkungan internal bisnis untuk membantu pelanggan menyesuaikan.

Optimalkan operasi bisnis melalui teknologi

Studi Microsoft mengemukakan bahwa perjalanan transformasi digital saat ini kebanyakan diawali dari perusahaan retail di kawasan Asia. Mayoritas pebisnis di era digital sangat sadar pentingnya transformasi digital. Misalnya pemanfaatan komputasi awan untuk menyederhanakan infrastruktur bisnis. Secara umum Linda menyebutkan bahwa transformasi digital sangat membuka peluang baru dalam bisnis, dan pebisnis 90% mempercayai itu. Selain memberikan dampak terhadap lebih cepatnya pelayanan bisnis, transformasi dalam operasi bisnis dinilai akan turut menekan berbagai pengeluaran perusahaan, sehingga dapat dioptimalkan untuk mengembangkan bagian lain, misalnya SDM.

Transformasi digital turut mengubah proses bisnis

Transformasi digital tidak sesederhana mengubah pendekatan penulisan dengan kertas menjadi komputer. Lebih dari itu, berbagai proses dalam bisnis perlu disesuaikan, didorong dengan inovasi teknologi. Dicontohkan dalam bisnis ritel, melalui sambungan kanal pemasaran digital mereka dapat menjangkau konsumen yang lebih luas. Implikasinya harus ada penyesuaian produk, misalnya apakah dimungkinkan untuk disampaikan secara digital, atau penyesuaian pengemasan sehingga memberikan efisiensi dalam proses pengiriman. Pada dasarnya transformasi digital adalah proses yang perlu dicapai dari hulu hingga ke hilir.

Apa Saja yang Harus Ada dalam Pitch Deck Startup?

Perjalanan sebuah startup dari peluncuran produk sampai scale-up umumnya tidak bisa berjalan dengan satu roda. Artinya banyak pihak yang harus dilibatkan dalam proses tersebut, tak terkecuali investor. Melalui berbagai tahapan investasi, startup didukung untuk bisa mencapai milestone dan kesuksesannya. Dan melalui investasi itu pula startup bisa menguatkan sumber daya di dalam tubuh bisnis untuk menyelesaikan produk dan mendatangkan traksi.

Rama's Presetation on SelasaStartup

Itulah pengantar dalam sesi diskusi mingguan DailySocial bertajuk #SelasaStartup yang dibawakan oleh Founder & CEO Rama Mamuaya. Selebihnya dalam presentasi yang disampaikan, Rama banyak membahas kiat membuat sebuah pitch deck, sebagai langkah awal bagi startup untuk membuka pintu investasi. Sebelum masuk ke pada poin-poin materi yang ada dalam sebuah pitch deck, Rama menekankan dua aspek berkaitan dengan tujuan sebuah pitch deck.

Pertama tujuan pitch deck harus menggambarkan mengapa investor harus berinvestasi ke startup tersebut, apakah investasi mereka akan membuahkan hasil –dalam Return of Investment (ROI) atau Break Even Point (BEP). Dan yang kedua tentang bagaimana rencana startup memanfaatkan investasi yang diberikan dengan sebaik-baiknya. Apa yang akan dilakukan dengan uang tersebut sehingga membuat bisnis bisa berkesinambungan dan bertumbuh.

Selanjutnya, berikut poin-poin yang perlu ada dalam sebuah dokumen atau presentasi pitch deck.

One Liner Pitch

Di sini tuliskan sebuah pernyataan sederhana yang jelas dan lugas menjelaskan tentang startup dan bisnisnya. Tidak usah muluk-muluk, atau terlalu mendetail dalam paragraf. Cukup diwakilkan dengan satu kalimat atau ilustrasi singkat yang menggambarkan tujuan bisnis secara umum.

Founder

Pada dasarnya investor akan berinvestasi kepada orang di dalamnya, yang tak lain kepada para founder startup tersebut. Untuk itu tunjukkan kepada mereka tentang siapa para founder, dengan menceritakan latar belakang, kelebihan, dan passion yang dimiliki berkaitan dengan bisnis yang sedang dikerjakan.

Vision or Mission

Gambarkan apa yang menjadi mimpi founder dengan startup yang didirikan ini. Apa yang dideskripsikan di sini harus sebuah mimpi yang besar, pemikiran visioner dari masa depan bisnis yang digeluti. Lalu mengapa hal tersebut penting untuk dicapai, baik bagi pangsa pasar yang disasar ataupun konsumen secara umum.

Market Information

Data. Data. Dan Data. Itu yang ditegaskan oleh Rama dalam presentasinya di poin ini. Untuk menggambarkan kondisi pasar yang akan disasar, dalam sebuah pitch deck perlu dipaparkan data yang matang dari hasil riset atau survei. Adanya angka-angka mengenai kondisi pasar yang ada (masa lalu, saat ini, dan proyeksi masa depan) akan menjadi gambaran yang lebih riil.

Problem and Solution

Memberikan gambaran masalah yang ingin diselesaikan, seberapa besar pangsa pasar yang mengalami permasalahan tersebut. Lalu suguhkan solusi apa yang ingin dikerjakan dengan bisnis yang sekarang dibuat.

Product-Market Fit

Di sini dijelaskan tentang bagaimana solusi yang tadi disampaikan dapat menyelesaikan permasalahan yang ada. Jelaskan juga tentang bagaimana pengguna (dalam tahap Alpha atau Beta) menanggapi produk yang disajikan, misalnya dengan melihatkan rating aplikasi atau testimoni. Termasuk apakah sudah ada traksi yang menggambarkan kemauan pengguna untuk membayar layanan yang ditawarkan.

Product Roadmap

Berikan apa saja rencana yang dilakukan dalam beberapa waktu ke depan, tentang pembaruan produk/fitur, peluncuran versi teranyar, dan proyeksi lainnya terkait dengan proses pengembangan.

Business Plan

Singkatnya menjelaskan bagaimana rencana startup menghasilkan uang dari produk yang dimiliki.

Financial Projection

Berisi proyeksi pada pengelolaan finansial startup. Ini bagian yang sangat penting, karena seberapa besar budget yang dimiliki dan alokasinya akan menentukan banyak hal, misalnya strategi talent acquisition, peluncuran produk, hingga menghasilkan angka yang dibutuhkan dalam fundraising. Sebenarnya Financial Projection ini penting dibuat secara rutin, selain melengkapi pitch deck, juga membantu founder untuk mengelola cashflow.

Ivosights Luncurkan Aplikasi “Tania”, Agregasi Kanal Digital Layanan Pelanggan

Pengembang platform customer engagement Ivosights baru-baru ini meluncurkan produk terbarunya yang diberi nama Tania. Produk ini merupakan sebuah aplikasi agregator yang dapat menghubungkan pemilik brand dengan pelanggan, atau disebut dengan customer touchpoint. Aplikasi ini dibuat di platform Android, diharapkan dapat merangkul lebih banyak konsumen.

“Tania dikembangkan untuk memudahkan konsumen dalam berinteraksi dengan brand, tanpa kebingungan mencari dan menentukan akun resmi brand tertentu,” ujar CEO Ivosights Elga Yulwardian.

Saat ini Tania menghubungkan konsumen langsung ke email dan akun-akun resmi brand di media sosial seperti Facebook, Twitter, dan Google+. Menariknya Tania telah melakukan kurasi dan verifikasi terhadap brand tersebut, sehingga dipastikan konsumen terhubung dengan kanal yang benar. Tania sendiri didesain untuk dapat mengakomodasi saran, pertanyaan/permintaan, dan komplain terkait layanan atau produk yang digunakan konsumen,

“Saat ini ada 850 brand dari 35 sektor industri yang dapat diakses melalui Tania, dan jumlah ini akan terus meningkat,” lanjut Elga.

Sebelumnya Ivosights meluncur menawarkan tiga platform unggulan untuk pengelolaan pelayanan konsumen di media sosial, yakni Digital Monitoring Platform, Social Customer Care Platform, dan Automation Social CRM Platform. Dengan solusi end-to-end yang dihadirkan, Ivosights berharap bahwa layanannya dapat menjadi alternatif produk dalam negeri untuk pemasaran digital. Selama ini bisnis kebanyakan menggunakan layanan seperti Zendesk untuk memonitor seluruh aktivitas pemasaran media sosial mereka.

Menangani konsumen di media sosial tidak mudah

Media sosial memang efektif untuk mendekatkan brand dengan konsumennya, karena rata-rata konsumen digital saat ini sangat erat dengan penggunaan media sosial. Namun apakah semudah itu dalam implementasinya? Jika melihat praktik yang banyak dilakukan oleh brand besar yang ada saat ini dalam menangani keluhan pelanggan via media sosial, cukup rumit. Pasalnya setiap pelanggan itu unik, dan memiliki sifat yang sangat berbeda. Poin ini yang sulit untuk diakomodasi oleh teknologi, di luar kecepatan respons yang mungkin dilakukan.

Namun beberapa waktu lalu Ivosights juga sudah menjalin kerja sama khusus dengan LIPI. Salah satu target capaiannya ialah untuk menghadirkan sebuah sistem yang mampu mengenali sentimen (positif atau negatif) perilaku pengguna media sosial dalam kaitannya dengan layanan pelanggan. Pada dasarnya otomatisasi seperti ini sangat mungkin dilakukan, mengingat sekarang konsep seperti Artificial Intelligence, Machine Learning, ataupun Data Science sudah sangat riil.

Application Information Will Show Up Here