Maksimalkan Koordinasi Penjualan dengan Fitur Team Management dari OrderOnline.id

Dalam membangun bisnis, diperlukan berbagai aspek untuk mencapai keberhasilan, contohnya seperti rencana bisnis yang matang, produk atau layanan yang berkualitas, dan tim yang kompeten. Aspek-aspek ini saling berhubungan satu sama lain untuk membangun fondasi bisnis yang kokoh.

Namun, di antara ketiga aspek tersebut, manajemen tim adalah suatu faktor yang paling berpengaruh dalam pengembangan internal bisnis yang solid. Hal ini karena karena manajemen tim memainkan peran kunci dalam mengoordinasikan upaya semua individu di dalam tim, memastikan kolaborasi yang efektif, dan mencapai tujuan bersama.

Manajemen tim dalam bisnis online dapat dikatakan cukup krusial perannya. Hal ini karena bisnis online cenderung lebih kompleks jika dibandingkan dengan bisnis luring, sebab terdapat unsur-unsur seperti internet dan teknologi yang cukup rumit penanganannya. Oleh karena itu, pemilik bisnis harus bisa mengelola tim dengan baik.

Sering kali, koordinasi antartim menjadi sebuah faktor yang mendorong kegagalan bisnis. Terdapat beberapa tantangan yang mungkin dihadapi oleh manajemen tim dalam sebuah bisnis online, seperti komunikasi jarak jauh, keterpisahan, hingga ketergantungan pada teknologi. Menjawab tantangan ini, OrderOnline.id kemudian menghadirkan sebuah inovasi yang dapat membuat kerja sama antartim menjadi lebih baik.

Mengenal fitur Team Management, solusi OrderOnline.id untuk mengoptimalkan koordinasi tim bisnis

Team Management adalah fitur khusus yang dikembangkan oleh OrderOnline.id untuk memudahkan para business owner dalam memantau kinerja anggota tim dalam sebuah bisnis online.

Dengan menggunakan fitur ini, pemilik bisnis sebagai leader dapat mengelola kerja sama tim hanya bermodal telepon genggam atau laptop saja. Fitur ini dapat menghemat waktu, energi, dan sumber daya.

Mendapatkan pemahaman segera tentang kondisi tim melalui laporan Team Management

Dengan menggunakan fitur Team Management dari OrderOnline.id, pengguna dapat memperoleh laporan performa tim secara otomatis. Oleh karena itu, tidak akan ada lagi ketidakjelasan terkait kondisi tim.

Pengguna hanya tinggal memahami dengan baik laporan yang telah disajikan dan lakukan tindakan yang sesuai untuk meningkatkan kualitas tim.

Seimbangkan alokasi jumlah pesanan untuk setiap customer services

Selain untuk memantau laporan dari tim, fitur Team Management juga dapat dimanfaatkan untuk mendistribusikan pesanan secara merata di antara customer services.

Hal ini sangat berguna terutama jika pengguna memiliki produk terkemuka yang sering dipesan customer dalam jumlah yang signifikan. Dengan demikian, setiap anggota tim akan mendapatkan beban kerja yang adil.

Kemudian, pengguna juga bisa mengelola pembagian pesanan berdasarkan jadwal dan jam kerja masing-masing admin. Jika toko online menggunakan sistem shift, pengguna tidak perlu khawatir tentang kesulitan dalam mengatur distribusi beban kerja.

Regulasikan hak akses dan posisi bagi setiap anggota tim

Hak akses untuk setiap fitur dan produk dapat diatur sesuai dengan peran individu dalam tim menggunakan Team Management. Dengan cara ini, informasi krusial perusahaan dapat dijaga keamanannya.

Selain itu, tim juga dapat meningkatkan efisiensi kerja dan berfokus pada tugas yang sesuai dengan peran masing-masing tanpa adanya gangguan.

Manajemen Tim dan Penyesuaian Fokus Bisnis Jadi Agenda Penting Startup di Tengah Pandemi

Meskipun di awal bulan sempat mengalami beberapa tantangan, namun saat ini ketika pandemi sudah memasuki bulan kelima banyak startup yang bisa menyesuaikan keadaan dalam situasi bekerja di rumah. Istilah new normal bukan lagi bersifat sementara, namun diprediksi menjadi kondisi yang berlanjut.

Dalam sesi webinar yang digelar oleh program akselerator GK-Plug and Play, beberapa penggiat startup yang terdiri dari CEO AI Sensum Vivek Thomas, CEO Verihubs Williem, dan Head of Product Tiket Rosabella Sarudin berbagi pengalaman dan update menarik tentang tempat mereka bekerja saat pandemi berlangsung.

Manajemen tim dan penggunaan tools yang tepat

Sebagai startup yang menghadirkan teknologi Software as a Service (SaaS), Williem melihat tidak menemui kendala yang berarti saat pandemi terkait dengan manajemen dan mengelola time management team. Dalam hal ini Verihubs yang didominasi oleh tenaga engineer, memberikan kebebasan kepada anggota tim untuk bekerja di rumah, selama tugas yang dibebankan bisa diselesaikan.

“Kami menggunakan tools yang relevan, seperti Airtable. Dengan demikian semua tugas yang diberikan kepada engineer bisa di-monitor. Selama ini kami juga telah memberikan kesempatan remote working kepada pegawai, sehingga mudahkan transisi working from home,” kata Williem.

Hal serupa juga diterapkan oleh Vivek dalam hal mengelola tim selama bekerja di rumah. Meskipun tidak meninggalkan KPI yang telah ditetapkan kepada masing-masing pegawai, namun Vivek melihat adanya peluang transisi jabatan kepada beberapa pegawai selama pandemi berlangsung.

“Fokus kami tentunya kepada tim sales dan business development, namun di saat yang sama kami juga melihat ada beberapa tugas yang kemudian dialihkan dan diberikan kepada pegawai lainnya,” kata Vivek.

Pandemi juga diklaim menambah produktivitas pegawai, tantangan seperti transportasi hingga pengeluaran yang biasanya banyakan dihabiskan oleh pegawai di kantor, kini bisa dipangkas saat kegiatan bekerja di rumah diberlakukan.

“Kita sendiri belum bisa memutuskan kapan waktu yang tepat untuk kembali ke kantor. Karena setelah dilihat selama 5 bulan terakhir, produktivitas para pegawai tetap positif bahkan cenderung meningkat produktivitasnya,” Vivek.

Saat pandemi juga menjadi waktu yang tepat untuk mencoba atau meluncurkan layanan atau produk yang baru. Ketika semua layanan hingga tools mulai shifting ke digital, semua produk yang terkait dengan teknologi hingga touchless dan contactless produk, diprediksi bakal menjadi masa depan saat pandemi bahkan ketika pandemi berakhir.

“Salah satu yang telah kami luncurkan dan mendapat respons positif adalah ketika bulan Mei lalu kami meluncurkan Passwordku. Produk yang memudahkan pengguna untuk mengelola password mereka untuk semua. Saat pandemi peluncuran tersebut memvalidasi model bisnis kami saat ini dan ke depannya,” kata Williem.

Mengubah fokus dan target

Sebagai layanan OTA yang selama ini sudah meraih kesuksesan, Tiket mengakui selama pandemi berlangsung mengalami penurunan dari sisi penjualan. Ditutupnya penerbangan, penginapan hingga tempat hiburan, telah membatasi bisnis mereka untuk tumbuh selama 5 bulan terakhir.

Untuk mengakali tantangan tersebut, Tiket kemudian mulai memfokuskan kepada experience. Mulai dari menggelar acara musik live hingga sesi tanya jawab dengan artis idola, diklaim bisa membantu perusahaan untuk terus tumbuh selama pandemi.

Saat ini ketika aturan PSBB sudah mulai dilonggarkan di beberapa tempat wisata hingga destinasi favorit seperti Bali, Tiket juga berupaya untuk menggenjot jumlah penjualan tiket penerbangan, penginapan dan atraksi. Salah satunya adalah dengan cara melancarkan kampanye Tiket Clean. Yaitu kampanye yang berisikan himbauan dan aksi positif oleh Tiket kepada perhotelan yang tetap menjaga kebersihan dan mematuhi protokol kesehatan selama pandemi.

“Pada akhirnya hotel membutuhkan uang tunai, dengan memberikan promo berupa diskon hingga penawaran menarik yang bisa dimanfaatkan oleh pelanggan yang tertarik untuk melakukan pemesanan hotel saat ini atau tahun depan,” kata Rosabella.

Meskipun sarat dengan tantangan, namun dengan strategi ini diharapkan bisa memancing kembali minat masyarakat untuk kembali melakukan pemesanan dan menginap di hotel yang sudah terjamin kebersihannya.

Menghindari Kesalahan dalam Rekrutmen Karyawan di Startup

Membangun tim adalah fondasi dalam menjalankan dan mengembangkan startup. Terlebih bagi startup yang sedang ingin memulai atau sedang meningkatkan laju pertumbuhan. Tim yang ada sangat berperan, kesalahan dalam menempatkan anggota baru tentu akan mengurangi akselerasi pertumbuhan startup. Banyak hal yang bisa menyebabkan kesalahan dalam merekrut karyawan.

Berikut beberapa tips untuk menghindari kesalahan yang kerap dijumpai dalam merekrut karyawan.

Mencari calon karyawan dari beberapa sumber

Mencari tenaga baru di tengah-tengah akselerasi tinggi pertumbuhan selalu penuh tantangan. Ritme kerja dan produktivitas harus disesuaikan, salah satu cara untuk meminimalkan hal tersebut adalah dengan memperbanyak alternatif sumber dalam mencari calon karyawan. Beberapa alternatif yang bisa manfaatkan adalah platform pencarian kerja online, terjun ke universitas atau meminta rekomendasi dari karyawan atau tim yang ada. Biasanya dengan mengenal secara personal ukuran kualitas dan produktivitas bisa terjamin.

Cara penyaringan yang berbeda

Untuk menghindari kesalahan atau kekeliruan dalam merekrut karyawan sebagai pemimpin yang sedang mencari anggota baru untuk melengkapi tim perlu dicoba cara-cara baru dalam proses penyaringan, misalnya dengan membiarkan para calon pamer keterampilan di jajaran pemimpin atau anggota tim yang lain. Atau bisa menguji mereka dengan beberapa persoalan yang sekiranya akan dihadapi di perjalanan ke depannya. Pada intinya, cari cara baru untuk mengetahui kemampuan dan produktivitas calon karyawan.

Pertanyaan soal kultur atau budaya

Tahapan penting untuk bisa mengetahui dengan pasti kualitas calon karyawan ada pada proses interview. Jika ingin mencari yang cocok dan sesuai dengan budaya perusahaan coba gali informasi atau pengalaman calon karyawan tentang pengalaman mereka dalam lingkungan. Beberapa pertanyaan yang bisa ditanyakan, seperti: “Ceritakan tentang tim kolaborasi terbaik yang pernah Anda ikuti, apa yang Anda lakukan di dalamnya?”

Pelan-pelan

Memahami calon karyawan membutuhkan waktu dan metode yang tepat. Tidak mungkin dalam satu jam atau bahkan kurang wawancara bisa mengukur dan mengetahui dengan pasti keterampilan dan kemampuan seseorang. Perlu obrolan yang lebih jauh. Untuk menyikapinya, bisa disiapkan beberapa metode untuk mengukur dan mengetahui karakteristik. Untuk tidak salah pilih sangat dianjurkan pelan-pelan dalam menentukan, karena setiap proses di rekrutmen pasti memiliki peran masing-masing.

Pemimpin dan Bagaimana Seharusnya Memberikan Umpan Balik

Sebagai seorang pemimpin tidak hanya memiliki tanggung jawab untuk merawat tim dan membawanya dalam tingkat produktivitas yang diharapkan tetapi juga mampu mengembangkan anggota tim. Dalam hal ini pemimpin harus bisa menjadi guru atau pelatih yang membimbing setiap anggota tim menemukan jalan mereka untuk berkembang, lebih baik dari waktu ke waktu. Menjadi guru atau pelatih yang baik adalah salah satu jalan menjadi pemimpin yang lebih baik, dan semua itu bisa diawali dari memberikan umpan balik yang berguna bagi setiap anggota.

Pemimpin adalah seorang guru bagi setiap anggota tim untuk mengembangkan keahlian masing-masing. Menjadi sangat penting cara pemimpin menilai, mengkritik atau memberikan masukan kepada anggota. Jika terdapat kekeliruan atau tidak sesuai dengan kepribadian anggota alih-alih termotivasi anggota bisa jadi enggan dan merasa kecil sehingga bisa menghambat produktivitas.

Berikut beberapa hal yang layak diperhatikan jika ingin memberikan kritikan, masukan atau umpan balik kepada anggota tim.

Keterbukaan

Dalam teori komunikasi keterbukaan memegang peran penting dalam hubungan di dalam tim, pun demikian dalam memberikan kritik atau saran kepada tim. Jangan terlalu sering memberikan motivasi-motivasi yang bisa mengurangi poin kritik pada kalimat-kalimat yang digunakan saat rapat atau evaluasi. Cari momen yang tepat dan sampaikan kritik dengan cara-cara yang tepat.

Contohnya, bisa gunakan kalimat “Bolehkah saya menyampaikan penilaian atau pengamatan yang mungkin kurang Anda sukai?” atau “Apakah ini saat yang tepat untuk membahas hasil pekerjaan Anda?”. Sebagai seorang pemimpin tentu mempunyai wewenang untuk menegur kapan pun, namun untuk menjadi pemimpin yang lebih baik, mencari momen yang tepat dan menyampaikan secara langsung bisa dicoba.

Spesifik

Salah satu jenis umpan balik yang sensitif adalah kritik. Dalam memberikan kritikan bisa dicoba dengan menyampaikan hal yang spesifik. Misalnya, “Saya kurang suka dengan laporan bulanan yang dibuat tempo hari, apakah ada masalah?”. Kemudian sampaikan kritik secara pribadi, sehingga bisa menggambarkan tujuan kita, memperbaiki bukan untuk mempermalukan.

Kejelasan

Terkadang, ada anggapan ketika pemimpin memberikan kritik atau umpan balik adalah tanda-tanda seorang anggota tim tidak dipertahankan. Untuk menghindari anggapan seperti ini, dan membantu anggota tim keluar dari permasalahan dan performa yang kurang sesuai sampaikan umpan balik dengan alasan yang jelas. Misalnya dengan menyampaikan alasan bahwa ada target yang dikejar dan mau tidak mau harus berubah lebih baik lagi, atau alasan lain misalnya umpan balik diberikan bersamaan dengan kesempatan untuk mengembangkan diri dengan mengikuti pelatihan atau semacamnya.

Standar Kualitas yang Bisa Menjadikan Tim Pendiri Solid

Memilih dan menentukan tim pendiri menjadi krusial untuk startup. Kecakapan dan keterampilan orang-orang di dalam founding team menjadi modal berharga untuk membuat produk pertama, dan selanjutnya bisa dikembangkan menyesuaikan tujuan awal atau disesuaikan berdasarkan respons pasar. Bagi Anda yang tengah membangun tim pertama untuk startup, berikut kualitas yang setidaknya bisa dimiliki untuk membangun tim pertama yang solid.

Pola pikir pembelajar

Pemikiran untuk selalu belajar dan selalu tumbuh adalah kualitas yang wajib ada pada tim pertama. Dengan orang-orang yang memiliki semangat untuk belajar dan berkembang, produk atau layanan yang dikelola pasti akan “tertular” kesempatan untuk berkembang. Beruntunglah mereka para pemimpin yang berhasil menemukan orang-orang dengan semangat pembelajar di dalam tim pertama mereka.

Dengan terus belajar gagasan-gagasan inovasi akan terus ada dari waktu ke waktu. Kualitas individu dan tim akan terus meningkat. Akan sangat beruntung jika kultur pembelajar ini bisa ditularkan ke semua orang yang ada di dalam tim, tidak hanya mereka yang pertama tapi juga mereka yang terakhir. Orang-orang yang memiliki pemikiran untuk terus tumbuh ini merupakan penggerak startup, yang sudah seharusnya sebagai perusahaan rintisan untuk terus tumbuh dan berkembang.

Kemampuan mengakui kekurangan

Kualitas selanjutnya yang wajib dimiliki untuk menjadi tim pertama yang berkualitas adalah transparan. Dalam hal ini mengerucut pada kemampuan setiap anggota tim mengakui kekurangannya. Kejujuran akan kekurangan kemampuan ini bisa bermanfaat bagi pemimpin untuk mengambil keputusan, misalnya untuk membagi tugas ke orang yang lebih kompeten.

Tabah

Tidak semua yang dilakukan pertama kali adalah keberhasilan. Kadang kita menemukan kegagalan, kesalahan dan terpaksa harus mengulangi dari awal. Ketabahan dari seluruh anggota dalam tim akan membantu tim bangkit dari keterpurukan dan mengumpulkan kembali semangat untuk bangkit dan memperbaiki kesalahan sebelumnya.

Obsesi dan saling menghormati

Kualitas selanjutnya yang bisa dipertimbangkan dalam membangun tim pertama adalah obsesi dan saling menghormati. Obsesi diperlukan untuk menjaga semangat untuk menyelesaikan produk dan mencapai tujuan, sedangkan saling menghormati adalah awal yang baik untuk menjalin hubungan yang baik di dalam tim. Dan dalam rangka untuk membangun komunikasi dan kinerja yang solid Anda bisa mencari mereka yang memiliki selera humor dan empati. Kualitas yang bisa membawa hubungan dalam tim lebih baik untuk satu sama lain.

Pentingnya Menjadi Seorang Pemimpin yang Berkepala Dingin

Menjadi pemimpin memang tugas berat. Sebagai pengambil keputusan mereka membawa seluruh nasib anggota tim di dalam keputusan-keputusan yang diambil. Sebagai manusia mereka juga pasti bisa terserang perasaan stres, frustrasi dan semacamnya. Hal ini akan berpengaruh pada individu pemimpin itu sendiri dan tim secara menyeluruh jika pemimpin menjadi impulsif dan mulai mengabaikan fakta-fakta yang ada.

Berikut beberapa momen penting yang harus diselesaikan dengan kepala dingin meski pemimpin dalam kondisi stres.

Mendelegasikan pekerjaan penting

Sudah menjadi kewajiban setiap pemimpin menjadikan setiap orang yang ada di timnya berkembang. Cara paling efektif adalah memberikan tanggung jawab yang biasanya diemban pemimpin kepada anggota tim yang lain. Proses ini lumrah sebagai bahan untuk memberikan pengalaman dan tanggung jawab baru kepada anggota tim. Namun sayangnya keputusan ini sering salah dilakukan karena tingkat stres yang tinggi pada diri pemimpin dan keharusan segera melimpahkan wewenang kepada anggota tim yang lain.

Pemberian wewenang harus dipertimbangkan secara matang. Karena momen tersebut tidak hanya soal memberikan kepercayaan tetapi juga tetap mempertanggungjawabkan hasil yang dikerjakan. Ada banyak pertimbangan untuk memilih, tak hanya soal jam terbang tetapi juga soal kepribadian dan kemampuan teknis tapi juga kesanggupan, termasuk penilaian kinerja selama ini.

Dalam mempertimbangkan ini terkadang jika berada dalam kondisi banyak tekanan atau stres pertimbangan tidak lagi akurat. Alih-alih mengukur banyak faktor-faktor yang seharusnya menjadi pertimbangan pemimpin bisa salah dan terjebak pada kondisi keharusan memberikan wewenang. Kondisi ini paling baik diselesaikan dengan memberikan wewenang kepada mereka yang sudah terbiasa, atau mereka yang memiliki pengalaman untuk memegang tanggung jawab tersebut, bukan orang baru.

Mengomunikasikan berita yang sulit

Transparansi adalah salah satu kebutuhan dasar dalam membangun bisnis yang terpercaya, baik internal maupun eksternal. Keterbukaan informasi di tim internal sangat penting untuk menjaga hubungan baik dengan sesama, namun hal ini juga mewajibkan semua informasi disampaikan, baik atau buruk. Sebagai seorang pemimpin wajib untuk menguasai kemampuan komunikasi, mengkomunikasikan hal-hal rumit menjadi sederhana dan mengkomunikasikan berita yang buruk dengan baik agar tidak menimbulkan efek yang lebih baik.

Kemampuan komunikasi dan kemampuan diplomatis ini akan mempengaruhi pemilihan kata ketika mengabarkan sesuatu yang sulit diterima, namun harus tetap diinformasikan. Dalam kondisi stres, usahakan pemimpin bisa lebih tentang dan tidak terburu-buru dalam memberikan informasi.

Mengambil keputusan berisiko dan memecahkan masalah sulit

Mengambil dan menentukan keputusan adalah pekerjaan wajib seorang pemimpin. Terkadang selain berdasarkan data keputusan juga diambil berdasarkan intuisi atau insting. Dalam kondisi stres atau emosional akan sangat berisiko pemimpin menentukan keputusan, terlebih keputusan besar. Biasanya dalam hal seperti itu fakta-fakta yang disajikan data diabaikan dan intuisi terkadang menjadi bias.

Selain bersikap tenang dan tidak terburu-buru sebagai pemimpin harus membiasakan membaca data, apa pun kondisinya. Karena fakta yang disajikan oleh data sedikit banyak mampu mengurangi bias yang timbul. Dalam kondisi ini tergesa-gesa hanya akan menimbulkan bencana. Keputusan-keputusan impulsif hanya akan mengabaikan fakta yang ada.

Hal itu juga berlaku dalam pemecahan masalah. Ketergesaan hanya akan mengurangi proses komunikasi sehingga masalah yang harusnya diselesaikan malah menimbulkan masalah baru. Kuncinya ada pada pengendalian diri, pemimpin harus tetap berkepala dingin di setiap saat, karena dengan demikian ia akan menyelamatkan dirinya sendiri dari keputusan salah dan menyelamatkan keseluruhan tim.

Insipirasi untuk Menumbuhkan Loyalitas

Selalu ada cara sendiri untuk membangkitkan loyalitas tim atau rekan kerja di dalam startup. Bisa karena manajerial atau pun karena faktor lainnya. Salah satu aspek yang mempengaruhi loyalitas itu bisa berasal dari pemimpin atau founder, bisa positif bisa negatif, tergantung apa dan bagaimana pemimpin memberlakukan timnya. Berikut beberapa hal yang bisa dilakukan oleh pemimpin untuk menginspirasi anggota timnya untuk meningkatkan loyalitas.

Umpan balik dan pembinaan terus menerus perihal manajemen kinerja

Umpan balik menjadi senjata utama untuk menumbuhkan loyalitas. Percakapan mengenai hal ini harus sering dilakukan dalam lingkungan kerja. Karena dengan saling terbuka terhadap umpan balik dan penangan yang berkelanjutan bisa membudayakan transparansi dan keputusan yang diambil dari sana bisa menjadi pembelajaran yang berarti bagi tim.

Peluang pengembangan diri dan karier

Tidak semua orang bekerja semata-mata karena uang saja. Alasan lainnya adalah karena ingin terus belajar dan tumbuh menjadi orang yang lebih baik dan lebih terampil setiap tahunnya. Bisnis harus menangkap hal ini sebagai upaya peningkatan loyalitas. Sediakan lokakarya atau pelatihan-pelatihan yang bisa meningkatkan keterampilan atau memicu keterampilan baru bagi setiap anggota tim.

Tidak kalah pentingnya adalah menjanjikan jenjang karier yang terarah. Jika karyawan sudah menunjukkan kinerja terbaik dan produktivitas yang jauh lebih baik dari yang diminta mungkin bisnis juga harus menyiapkan posisi yang lebih baik. Manajer misalnya, atau bisa yang lainnya. Jadi sebagai individu anggota tim akan terpacu dan juga memberikan gambaran yang pasti mengenai peran mereka. Promosi yang menjanjikan, atau dengan kata lain manajemen sukses bisa menjadi cara untuk meyakinkan anggota tim untuk bertahan.

Memberdayakan hubungan karyawan dan kolaborasi

Seharusnya membangun hubungan yang baik di antara karyawan dan kolaborasi menjadi elemen utama di setiap startup. Sebagai bisnis rintisan startup perlu berjuang, di sana diperlukan komitmen dan komunikasi yang baik. itu semua merupakan fondasi yang baik untuk loyalitas karyawan. Open space, tersedianya sarana bermain bersama atau jadwal kumpul bersama di luar jam kerja menjadi salah satu cara praktis untuk meningkatkan hubungan satu sama lain. Obrolan ringan menjadi cara ampun untuk pemahaman satu sama lain. Sebagai pemimpin menyediakan kesempatan untuk terhubung adalah kewajiban, termasuk di dalamnya membuka diri untuk kritik.

Kiat Menjaga Keutuhan Tim

Salah satu tantangan startup dalam fase berkembang bisa banyak macamnya. Mulai dari modal, perencanaan, hingga persaingan di pasar. Namun tantangan yang tak kalah serius hadir dalam bentuk mempertahankan tim.

Jika produk atau layanan startup beranjak populer, mulai dikenal masyarakat tidak banyak bisnis lain atau pesaing mulai menggoda anggota tim. Baik itu orang-orang teknik seperti developer atau anggota tim di posisi lain seperti marketing atau product developer. Semuanya berpotensi untuk hengkang dan akhirnya meninggalkan lubang yang menjadi tantangan di tim.

Pengelolaan tim bisa sangat tergantung dengan situasi dan kultur di masing-masing startup. Namun ada beberapa garis besar yang bisa dijadikan acuan untuk tetap menjaga tim baik dalam kondisi menanjak bagus maupun dalam kondisi terpuruk.

Work-life balance

Salah satu cara untuk membantu membentuk loyalitas tim adalah dengan memperhatikan keseimbangan kehidupan dalam bekerja atau dikenal dengan work-life balance. Tim memang membutuhkan energi atau usaha untuk mencapai sebuah tujuan namun tidak kalah pentingnya untuk menjaga anggota tim tetap dalam kondisi fokus dan bahagia. Semua itu harus dilakukan atas nama bahagia.

Jika dalam posisi menanjak dan sedang mengejar target deadline yang begitu ketat usahakan atur tempo dalam bekerja agar mereka tetap bisa menjalankan kehidupan mereka secara seimbang. Jangan terlalu dipaksakan untuk memforsir mereka hingga titik jenuh. Namun jangan pula membiarkan fokus mereka hilang. Berikan yang seimbang.

Pengembangan diri

Selain gaji dan bonus-bonus lain bersifat materiil salah satu yang bisa ditawarkan untuk membantu memberikan loyalitas pada anggota tim adalah menyajikan kesempatan untuk mengembangkan diri dan menggali potensi dalam diri masing-masing. Berikan mereka peluang untuk hal-hal baru yang bisa menambah kemampuan-kemampuan mereka. Baik itu kemampuan non teknis atau kemampuan personal.

Di samping bisa membantu bisnis membangun hubungan yang baik dengan para anggota tim pemberian kesempatan untuk berkembang juga membantu bisnis dalam meningkatkan produktivitas.

Kehadiran pemimpin dan keterbukaan

Seorang anggota tim bisa sangat loyal dengan bisnis dan kultur di dalamnya atau sangat loyal dengan pemimpin mereka. Ini yang harus diperhatikan oleh bisnis. Untuk itu sebagai pemimpin dari seluruh anggota tim kehadiran pemimpin sangat diperlukan. Bentuk kehadiran ini semacam kesempatan bagi anggota tim untuk melaporkan dan menceritakan capaian dan kendala mereka.

Sebagai seorang pemimpin yang baik juga sangat dianjurkan untuk tidak anti terhadap kritik. Kritik yang diberikan anggota tim bisa diubah menjadi sesuatu yang positif, misalnya anggapan bahwa anggota tim sangat peduli dengan kinerja dan kestabilan tim. Keterlibatan seperti itu yang harus dibangun sejak dini.

Selain itu keterbukaan juga menjadi hal penting untuk membantu anggota tim memiliki hubungan dengan para pemimpinnya. Keterbukaan ini artinya informasi dibagikan secara seimbang, baik berita buruk maupun berita bagus. Capaian tim yang tengah dicapai perlu disampaikan sebagai bentuk apresiasi kerja bersama, kerja tim. Sebaliknya, penurunan performa juga wajib disampaikan sebagai bentuk evaluasi untuk saling introspeksi diri dan memperbaikinya di kemudian hari.

Fleksibel namun tetap dalam target

Pekerjaan bisa sangat menjenuhkan di beberapa momen. Dan ukuran ini berbeda setiap anggota tim. Untuk tetap menjaga produktivitas bijaknya ada aturan untuk memberikan kebebasan dalam bekerja. Fleksibilitas waktu dan tempat jika memungkinkan, namun tetap pada target yang telah ditentukan.

Belajar Menjadi Seorang Pemimpin

Salah satu tantangan founder startup di tahap awal adalah menyatukan tim. Belum lagi anggota tim yang ada adalah orang-orang baru dalam kehidupan mereka. CEO BodeTree Chris Myers menuliskan pengalamannya dalam mendirikan startup dan mengambil peran dalam tim. Menurutnya sebuah tim startup membutuhkan founder yang berperan sebagai seorang pemimpin, bukan seorang teman.

Menghindari konflik hanya memperburuk keadaan

Yang membedakan teman dan pemimpin dalam diri sebuah pendiri startup adalah cara mereka menyelesaikan masalah. Dari pengalamannya, Chris lebih memilih menyelesaikan masalah dibanding dengan menghindarinya. Meski harus menguras energi permasalahan apa pun harus diselesaikan dengan cara dibicarakan atau didiskusikan, tidak dibiarkan menguap begitu saja.

Selalu ingat bahwa startup tidak hanya soal diri sendiri

Chris dalam artikelnya juga menyebutkan bahwa kepemimpinan serupa dengan parenting. Mengelola tim juga diperlukan masa-masa membiarkan anggota tim untuk tumbuh dewasa dengan sendirinya, tanpa harus selalu didorong dari belakangan. Beri mereka ruang untuk berkreasi, biarkan mereka tumbuh, pemimpin hanya perlu mengawasi dan mengingatkan jika ada sesuatu yang terlewat atau terjadi kekurangan.

“Jika Anda tidak meletakkan harapan kepada tim, dorong keluar dari zona nyaman mereka, dan pertahankan orang-orang yang bertanggung jawab, Anda gagal dalam peran Anda yang paling penting sebagai pemimpin. Mencoba menjadi teman terbaik semua orang adalah tindakan egois yang fundamental,” tulis Chris.

Menjadi pemimpin bukan tentang diri sendiri, kepemimpinan adalah tentang membantu orang menjadi sebaik mungkin. Itu bisa diartikan sebagai mampu melangkah dan melakukan apa pun demi kebaikan tem sesulit apa pun itu.

Kepemimpinan adalah kesendirian

Banyak orang yang menanggap menjadi pemimpin artinya semua tim akan melayani sementara seorang tim duduk bagaikan raja yang damai. Menjadi seorang pemimpin justru sebaliknya, ia menjadi orang yang paling diandalkan dalam satu organisasi, sebagai pertimbangan dan orang yang memiliki kemampuan pemecahan masalah.

Menurut Chris menjadi seorang pemimpin berarti mengedepankan anggota tim dibanding diri sendiri dan apa pun juga. Hal itu membutuhkan disiplin tinggi, pengorbanan dan keberanian. Sebagai seorang pemimpin sudah menjadi hal lumrah jika tidak selalu disukai oleh orang-orang di sekitar, tapi dalam sebuah tim mereka membutuhkan tim, bukan seorang teman.

Empat Kiat Mengembangkan Tim Kecil dalam Startup

Kunci dari kesuksesan startup adalah bertumbuh. Baik dari segi layanan, pasar, produk hingga tim. Salah satu pertumbuhan yang luput dari perhatian banyak pengembang startup adalah pertumbuhan tim. Selain dari segi kemampuan teknis tim harus berkembang. Mulai dari tanggung jawab mengoptimalkan kemampuan di dalam tim.

Berikut beberapa tips yang dimanfaatkan untuk menumbuhkan tim.

Evolusi peran co-founder

Co-founder bisa jadi salah satu peranan penting dalam berkembangnya startup. Para co-founder bisa jadi tidak hanya sebagai inisiator ide, tetapi juga eksekutor bahkan operator untuk bisnis di tahap awal. Pergantian atau evolusi peranan co-founder ini sekaligus menandakan ada yang berkembang dari segi tim. Ada tanggung jawab yang mulai ditanggung oleh anggota tim yang lain. Dan peranan co-founder tidak lagi soal teknis, tapi sudah masuk ke ranah manajerial.

Mencari bagian keuangan dan human resource lebih dini

CEO Preply Kirill Bigai dalam sebuah tulisan membagikan pengalamannya mengenai perekrutan bagian keuangan dan human resource. Hal tersebut diakui sebagai strategi yang cukup jitu untuk membangun fondasi keuangan dan proses perekrutan yang lebih baik. Sehingga co-founder bisa memfokuskan diri untuk melakukan hal lain. Seperti mengoptimalkan pemasaran dan mencari pasar baru.

Memperkerjakan yang terbaik

Mencari talenta terbaik adalah hal krusial. Untuk bisa mengoptimalkan perkembangan tim bisnis harus mulai mencari talenta terbaik. Tidak hanya soal teknis atau yang berkaitan dengan keahlian masing-masing, tapi juga mengenai kemampuan berbagi dan berkembang bersama tim. Orang-orang seperti ini nantinya tidak hanya berguna bagi bisnis, tetapi perkembangan orang-orang di dalamnya.

Pendekatan fungsi silang

Masih berkaitan dengan mencari orang-orang dengan kemampuan berbagi, pendekatan seperti ini bisa membudayakan kerja sama tim yang lebih baik. Misalnya, coba sekali waktu gabung antara tim pemasaran dengan tim IT untuk menemukan solusi terbaik untuk kampanye. Dengan orang IT di dalamnya, hal-hal teknis mengenai pemasaran bisa mulai dipetakan dan diselesaikan dengan pendekatan IT. Ini juga bagus untuk menghasilkan kultur teknologi informasi di dalam perusahaan.