Tujuh Keahlian yang Perlu Kuasai Sebelum Memilih Kerja Remote

Bekerja di startup itu sangat erat dikaitkan dengan kultur yang lebih bebas, salah satunya diwujudkan dengan keleluasaan untuk bisa bekerja secara remote. Tren bekerja secara remote pun cukup diminati, dan sebagai salah satu implikasinya, jumlah co-working space di Indonesia pun makin lama makin menjamur, memfasilitasi para pekerja remote tersebut.

Mengacu dari hasil survei yang diselenggarakan Regus, penyedia ruang kerja fleksibel, menunjukkan bahwa lebih dari separuh pekerja di Indonesia sekarang mulai tertarik untuk bekerja dari luar lokasi kantor utama perusahaan selama setengah minggu atau lebih. Hanya 28% yang menyatakan bahwa mereka melakukan sebagian besar pekerjaan dari rumah.

Survei ini diikuti oleh lebih dari 200 pebisnis, tujuannya untuk memberi gambaran dunia kerja saat ini dan menyatakan bahwa bekerja jarak jauh itu telah menjadi hal biasa. Responden yang menyatakan bahwa mereka bekerja dari jarak jauh agar tetap produktif saat bepergian ke dan dari rapat di dalam kota atau di kota lain (53%).

“Para pekerja melaporkan bahwa mereka tidak berencana mengganti kantor dengan ruang permanen lain, seperti rumah. Tapi mereka memerlukan tempat untuk bisa tetap produktif saat bepergian ke dan dari pertemuan bisnis di dalam kota mereka sendiri atau di kota lain,” ujar Country Manager Regus Indonesia Andy Harsanto.

Survei ini memperlihatkan bahwa bekerja remote adalah suatu hal kini lumrah terjadi. Akan tetapi, bekerja remote itu memerlukan seperangkat keterampilan tertentu, apapun itu jenis pekerjaannya. Satu hal yang perlu diingat adalah bekerja di perusahaan startup teknologi mengharuskan Anda menguasai beragam keahlian.

Artikel ini akan lebih jauh membahas keahlian apa saja yang perlu Anda kuasai sebelum memilih untuk bekerja remote. Berikut rangkumannya:

1. Keterampilan komunikasi digital

Semua pekerjaan memang membutuhkan kemampuan komunikasi yang baik. Maksud dari komunikasi digital dalam hal ini lebih khusus karena tidak hanya mampu berbicara dengan orang lain saja.

Keterampilan komunikasi digital berarti Anda mampu mengelola email Anda dan menanggapi secara tepat waktu. Tak hanya itu, Anda juga bisa hadir dalam setiap panggilan lewat video chatting dengan tim. Anda mampu memberikan laporan mengenai informasi penting yang dibutuhkan tim.

Ketika Anda tahu bagaimana tetap berhubungan dengan tim dan orang lain di perusahaan Anda, tak hanya itu dengan klien atau pelanggan tanpa harus bertemu tatap muka bukan sebuah keterampilan yang optional ketika Anda bekerja remote. Ini jadi faktor penting untuk kesuksesan Anda.

2. Keterampilan manajemen waktu

Ketika Anda bekerja di kantor maka manajemen waktu dalam dikelola secara otomatis, karena Anda masuk kerja pukul 9 pagi dan pulang pukul 5 sore setiap harinya. Namun saat Anda bekerja remote, Anda tidak perlu memberi tahu orang-orang jika Anda masih duduk di bangku Anda saat malam hari.

Fleksibilitas bisa menjadi kelemahan yang fatal apabila Anda tidak bisa mengelola jam kerja dengan baik. Intinya adalah Anda harus bisa mengatur jam kerja agar setiap pekerjaan bisa selesai tepat waktu.

3. Keterampilan memotivasi diri

Setiap pekerjaan biasanya memiliki rentang waktu deadline yang harus diselesaikan dengan tepat waktu. Bila deadline sudah hampir tiba dan masih ada pekerjaan lainnya yang harus diselesaikan, biasanya fokus akan mudah terpecah.

Jika Anda tidak dapat memotivasi diri untuk bekerja sesuai trek, maka akan sangat sulit untuk mengerjakan banyak hal dengan bekerja remote.

Salah satu cara terbaik jika motivasi tidak datang secara alami adalah bermain game motivasi. Kegiatan ini sifatnya menghadiahi diri sendiri setiap pencapaian target yang hendak dicapai dan membentuk kebiasaan yang baik.

4. Keterampilan individual

Jika Anda ingin menjadi pekerja remote yang sukses, Anda harus belajar untuk proaktif dalam setiap proyek yang Anda ikuti. Menjadi proaktif dalam setiap proyek baru yang diusulkan dari ide sendiri akan membuat Anda jadi lebih dihargai dalam lingkungan kerja remote.

5. Keterampilan teknologi

Bekerja remote membutuhkan kemampuan teknologi agar Anda dapat tetap terhubung dengan tim. Anda tidak harus menjadi engineer, namun bukan berarti Anda tidak mahir dalam hal-hal seperti email, software proyek manajemen seperti Trello, perangkat lunak panggilan video seperti Google Hangouts atau Skype, atau aplikasi chatting seperti HipChat atau Slack.

Anda harus familiar dengan alat-alat tersebut dan nyaman saat menggunakannya bila Anda ingin bekerja remote dan menjadi pekerja yang sukses.

6. Keterampilan berorganisasi

Organisasi itu penting, bahkan akan sangat penting ketika Anda bekerja remote. Mengetahui pekerjaan mana yang paling penting untuk dikerjakan pertama kali mana yang memerlukan bantuan tim, akan sangat terasa betapa pentingnya ketika Anda bekerja remote.

Ada beberapa pekerjaan yang membutuhkan kerja sama dengan tim, setiap anggota mengerjakan tugas masing-masing sesuai kapasitas. Organisasi yang baik tidak akan membuat Anda jadi penghalang bagi tim.

7. Keterampilan anggota tim

Hal lainnya yang penting untuk Anda kuasai adalah keterampilan tim pemain. Anda akan bekerja dengan orang-orang yang tersebar di berbagai tempat bahkan dunia. Perbedaan zona waktu mungkin saja terjadi dalam tim Anda. Maka dari itu perlu koordinasi dengan anggota untuk menghadiri rapat meski zona waktu bertabrakan satu sama lain.

Karena Anda dan anggota tim belum pernah bertemu secara personal, untuk menumbuhkan rasa kebersamaan dengan tim itu butuh upaya yang lebih ekstra. Tujuannya agar tim benar-benar berfungsi seperti sebuah tim.

Beberapa Hal Yang Akan Ditemui Ketika Bekerja di Startup

Realitas sering kali tidak sejalan dengan apa yang diharapkan dalam ekspektasi. Pun demikian realitas bekerja di startup, kendati merupakan sebuah startup populer, seperti yang diceritakan oleh Andrew Ettinger dalam tulisannya. Setidaknya ada empat hal yang diperkirakan, terkait dengan etos kerja di startup, yakni (1) seseorang akan bekerja keras, didukung dengan banyak hal di dalamnya, (2) ide keren menjadi kunci semuanya, (3) prioritas kerja yang mudah diatur, dan (4) komunikasi yang lebih terbuka.

Sayangnya pemikiran tersebut semakin lama ia berada di startup semakin terkikis. Lantas ada hal baru yang ia rasakan. Dan hal tersebut tampaknya juga umum terjadi kepada para pekerja (khususnya millennial) yang berada dalam sebuah lingkungan startup.

(1) Bekerja di startup tidak mudah, menantang, namun menyenangkan

Banyak hal yang akan dilakukan, setidaknya dicoba. Berpindah divisi menjadi hal yang tak sulit seperti korporasi. Kadang role yang digenggam tidak sama dengan kompetensi yang didapat semasa studi. Itu akan menjadi hal yang tidak mudah, bahkan sangat berat, lantaran harus mempelajari dari awal. Setiap hari akan selalu ada tantangan. Bagi beberapa orang yang memiliki “passion” di sana, bisa jadi hal ini akan menjadi hal yang sangat menyenangkan.

(2) Budaya startup berbeda, mampu beradaptasi adalah kuncinya

Menjadi sesuatu yang harus diperhatikan, bahwa kehidupan bekerja di startup erat kaitannya dengan anomali kultur di dalamnya. Semua akan bergerak begitu dinamis seperti bisnis digital itu sendiri. Kuncinya adalah mampu menyesuaikan dengan ragam perubahan yang akan sering terjadi, yang kadang juga berisiko. Saat sudah mampu beradaptasi, maka di situlah “jiwa berjuang dalam startup” mulai tertanam.

(3) Malu-malu akan membunuhmu

Ya, keterbukaan memang menjadi salah satu bagian dalam startup. Itupun akan sangat bergantung bagaimana tiap anggotanya menyikapi. Ide kreatif terkadang datang secara individual, oleh karenanya penting untuk tidak malu berbicara menyampaikan apa yang menjadi gagasan dalam benaknya, khususnya dalam inovasi produk dan strategi bisnis. Begitu juga sebaliknya, penerimaan terhadap gagasan orang lain juga perlu diterapkan dalam diri (open mind).

(4) Semua harus serba transparan

Memiliki tim yang kecil, produk yang spesifik hingga kompetisi yang sengit membawakan binsis harus bisa menjadi transparan. Membagikan apa yang ada dalam tubuh bisnis bukan berarti menyampaikan aib, justru menghadirkan banyak umpan balik yang baik untuk bisnis itu sendiri. Itu cakupan secara umum. Lebih spesifiknya transparansi juga penting diterapkan dalam manjerial dan komunikasi antar tim. Itulah startup, ketika semua harus tahu agar bisa berperan.

(5) Memiliki banyak rencana dan tanggung jawab

Ide yang muncul akan selalu menghadirkan to-do list baru, di luar penyempurnaan produk itu sendiri. Sikap tanggung jawab penting untuk dimiliki, sehingga semua dapat berjalan mulus. Keutuhan tim dalam startup juga bergantung pada masing-masing individu di dalamnya. Saat semua berjalan dengan baik, maka semua rencana akan mulus melaju, demikian sebaliknya.

Kiat Mendapat Dukungan dari Lingkungan Terdekat dalam Menjalankan Startup

Mendirikan startup merupakan proses yang panjang dan melelahkan, akan menjadi lebih baik jika Anda memiliki pendukung yang mampu memberikan dorongan hingga semangat atas semua ide, inovasi serta rencana yang Anda miliki sebagai pendiri. Di sisi lain pendukung seperti keluarga, teman hingga pegawai bukan hanya berguna untuk pemberi semangat, namun juga masalah finansial jika dibutuhkan.

Artikel berikut ini akan membahas 3 hal yang bisa diterapkan untuk memanfaatkan dukungan dari keluarga, teman hingga pegawai untuk menjalankan startup.

Sampaikan tujuan dan cita-cita secara jelas

Jika saat ini Anda telah memiliki pendukung yang selalu siap membantu dan menantikan produk atau layanan yang bakal diluncurkan, pastikan untuk selalu menyampaikan visi dan misi serta tujuan akhir dari usaha Anda. Apa pun strategi serta fitur yang akan Anda hadirkan, pastikan untuk menjelaskan dengan benar kepada pendukung Anda, mulai dari rencana awal, eksekusi yang akan diterapkan, hingga potensi mendapatkan revenue jika nantinya layanan atau produk dirilis.

Jelaskan kegiatan uji coba atau rencana untuk pivoting

Jika saat ini Anda merasa layanan atau produk yang dimiliki terlihat lambat dalam pertumbuhan dan Anda berniat untuk melakukan uji coba hingga akhirnya melakukan pivoting, jelaskan maksud dan rencana Anda kepada pendukung Anda. Dalam hal ini adalah keluarga, rekan dan pegawai. Dengan demikian Anda bisa dengan baik melancarkan kegiatan uji coba dan coba memperkenalkan layanan serta produk terbaru tersebut kepada kalangan terdekat dulu hingga akhirnya siap diluncurkan kepada pelanggan.

Melakukan koordinasi

Saat ini ada dua kriteria dari pendiri startup, yaitu mereka yang memiliki ide serta inovasi terkini, namun gagal untuk mengelola keuangan, sementara ada pula pendiri startup yang pandai mengelola keuangan oprasional namun tidak mampu untuk menghasilkan ide serta inovasi terbaru untuk startup.

Idealnya adalah pendiri startup yang baik memiliki beberapa elemen dari kemampuan untuk menciptakan inovasi dan kecerdasan untuk mengelola keuangan, dengan demikian startup bisa berjalan ke arah yang jelas dan berpeluang untuk tumbuh dengan baik.

Salah satu cara yang bisa dilakukan jika Anda sebagai pendiri tidak memiliki kemampuan tersebut adalah, dengan memanfaatkan pendukung Anda, dalam hal ini keluarga, teman hingga pegawai yang memiliki kemampuan yang Anda tidak miliki. Isi celah tersebut dengan dukungan dari mereka, agar Anda bisa menjalankan bisnis yang sukses.

Menjaga Tim Startup Tetap Bahagia dalam Bekerja

Kebahagiaan dalam tim dipercaya bisa membawa dampak positif dalam produktivitas bisnis. Kemudian banyak cara yang ditempuh untuk  selalu menjaga kondisi bahagia ini, tak jarang diperlukan motivasi-motivasi dari pimpinan. Bisa dalam bentuk kegiatan bersama, reward atau kebijakan-kebijakan lain yang mendukung hal itu. Berikut beberapa hal yang layak dicoba untuk meningkatkan motivasi kerja tim, utamanya untuk meningkatkan produktivitas dalam bekerja.

Jam kerja fleksibel dan kesempatan bekerja secara remote

Kita sepakat bahwa pekerjaan harus seimbang dengan kehidupan pribadi. Hal tersebut sangat berpengaruh pada kondisi fisik dan mental pegawai. Untuk bisa membuatnya tetap produktif dan motivasi bisa dicoba untuk memberikan jam kerja yang luwes dan kesempatan untuk bekerja remote. Kondisi sangat cocok untuk mereka yang bekerja di industri kreatif, seperti desain grafis, developer, dan lainnya.

Pekerjaan yang tidak mengharuskan hadir di kantor, pekerjaan yang bisa dikomunikasikan melalui channel internet. Biasanya dengan suasana dan jam berbeda atau bebas para pemikir kreatif akan berusaha sebaik mungkin mengerjakan pekerjaan mereka. Dengan kebijakan ini tentu diharapkan pekerja bisa tetap produktif dan bahagia dengan tetap memegang tanggung jawab yang diembannya.

Membuat suasana kantor yang ramah binatang peliharaan

Tips yang satu ini mungkin hanya bisa diadopsi oleh bisnis yang memiliki konsep home office, biasanya startup. Idenya adalah memberikan suasana rumah dan memberikan kenyamanan mereka dalam bekerja. Tidak ada salahnya untuk mendesain kantor yang ramah dengan binatang peliharaan. Membebaskan setiap anggota tim untuk membawa peliharaannya.

Alasannya, kebanyakan orang memelihara binatang peliharaan sebagai teman bermain, sebagai media untuk santai dan melepaskan penat setelah seharian bekerja. Dengan mengizinkan para karyawan membawa binatang peliharaan di kantor diharapkan mampu menekan tingkat stres mereka, minimal ada cara untuk stres released yang disiapkan. Mungkin akan sulit jika salah satu anggota tim memiliki phobia atau ketakutan terhadap binatang.

Menyediakan ruang untuk bermain

Pekerja-pekerja kreatif biasanya membutuhkan pikiran yang fresh dan terbebas dari stres. Salah satu untuk bisa mengurangi hal tersebut di kantor bisa dilakukan dengan menyediakan sebuah ruangan khusus untuk bermain game. Entah itu olah raga ringan seperti ping pong, atau permainan konsole. Tips ini sudah banyak diadopsi oleh startup-startup di Indonesia. Tengok saja liputan DS Tour khas DailySocial. Di sana bisa dilihat banyak startup yang mulai mengimplentasikan hal ini.

Tips Manajemen Waktu untuk Capaian Target Startup

Dalam perjalanan merintis startup akan ada banyak tantangan yang harus dihadapi. Mulai dari tahapan validasi ide, testing, pemasaran dan lain sebagainya. Seolah timeline pekerjaan yang harus dikerjakan benar-benar padat. Di sinilah pentingnya membagi beban kerja untuk tim, dan yang paling utama, manajemen waktu. Mungkin ini terlihat sepele namun sangat penting bagi startup untuk bisa mengoptimalkan waktu yang ada. Berikut beberapa tips yang bisa dilakukan untuk mengoptimalkan waktu kerja.

Tulis semua yang dikerjakan

Mungkin ini menjadi tips yang umum, namun meski demikian ini sangat penting. Menulis apa yang akan dikerjakan ini akan membantu kita untuk mengorganisasi pekerjaan apa yang harus dilakukan. Menghindari risiko lewat dari deadline. Dengan catatan-catatan ini pula kita bisa melihat seberapa besar dan banyak hal yang harus kita lalukan. Dengan demikian kita bisa terpacu untuk menyelesaikannya satu per satu.

Mengorganisasi catatan berdasarkan waktu dan target

Selain menulis apa yang akan dikerjakan mengelompokkannya menjadi hal selanjutnya yang bisa dicoba. Kelompokkan catatan tersebut berdasarkan waktu dan objektif apa yang harus dicapai. Kemudian tentukan target waktu dan tindakan apa saja yang harus dilakukan untuk mencapainya. Hal umum yang dilakukan untuk mengingat tujuan dan memotivasi diri sendiri mengenai hal yang ingin dicapai.

Urutkan dan kerjakan berdasarkan prioritas

Untuk pengerjaannya sendiri untuk bisa lebih menghemat waktu dan mencapai tujuan yang ingin dicapai selalu upayakan lakukan secara berurutan. Entah itu dari kebutuhan waktu yang maksimum atau tujuan yang paling mendesak. Mengurutkan hal-hal tersebut berdasarkan skala prioritas bisa membantu untuk menghindarkan dari hal-hal yang mampu mengalihkan perhatian kepada hal-hal yang tidak ada kaitannya dengan tujuan utama.

Masalah waktu juga penting, jangan lupa untuk selalu melakukan perhitungan waktu dan usahakan mengerjakan sesuatu tepat waktu. Sempatkan untuk sesekali menengok dan mengevaluasi mengenai apa yang telah dilakukan. Siapa tahu ada hal-hal kecil dan remeh yang mengalihkan perhatian kita dari tujuan dan akhirnya membuat waktu sia-sia.

Konsep Dasar Minimalis dalam Aktivitas Pekerjaan

Di tengah fragmentasi dalam kehidupan yang disebabkan oleh banyaknya komponen pendukung ada sebuah tren yang mulai dinikmati, yakni gaya hidup minimalis. Banyaknya fasilitas nyatanya kadang justru mengantarkan sebuah kebingungan, yang mengarah pada lunturnya efektivitas dalam menjalani aktivitas keseharian, terutama aktivitas produktif. Gaya hidup minimalis dapat diartikan sebagai emulasi dari gaya hidup tradisional (cenderung sederhana) dengan pengaturan modern.

Joshua Fields Millburn dan Ryan Nikodemus menjadi dua sosok yang banyak dijadikan panutan dalam memulai hidup minimalis, terutama dalam menjangkau aktivitas produktif harian.

Dari definisi yang dipaparkan oleh Joshua, minimalis dalam gaya hidup modern berarti mengurangi konsumsi dan pemakaian perangkat dalam meningkatkan keseimbangan kerja dan hidup, serta untuk menjadi lebih mandiri. Ia menegaskan bahwa minimalis adalah sebuah proses perjalanan hidup, untuk menemukan waktu yang benar-benar diinginkan dalam keseharian.

Mengubah pola kerja dengan gaya minimalis

Sebuah realitas yang tidak dapat dielakkan, tak sedikir orang merasa terpaksa ketika harus datang ke kantor, mengerjakan beragam rutinitas yang membosankan. Sayangnya gaya hidup minimalis pun tak bisa mengubah semua itu. Yang dipusatkan justru bagaimana memfokuskan aktivitas dan membuat prioritas. Caranya seperti apa? Sesederhana berkata “tidak”. Mengatakan tidak untuk hal-hal yang kurang menjadi prioritas, sehingga memiliki kekuatan yang lebih besar untuk penyelesaian tugas spesifik.

Tren bekerja masa kini orang-orang selalu terbiasa berpikir, dengan menerima pekerjaan sebanyak-banyaknya maka value yang didapat pun akan berimbang, belum lagi dengan dalih untuk memberikan tantangan hidup. Nyatanya itu hanya akan membawa seseorang dalam kesibukan, bukan produktivitas. Kesibukan sendiri dapat menjadi perangkap. Orang yang menjalankan kesibukan terus-menerus dan terperangkap di dalamnya akan merasa sudah melakukan banyak hal, tapi tidak mendapatkan banyak hal.

Mengatakan tidak berarti mampu mengetahui dan menuliskan prioritas dalam hidup. Memastikan apa yang dikerjakan akan berdampak pada diri seseorang, sesuai dengan apa yang diinginkan orang tersebut. Berkata tidak untuk sesuatu, artinya berkomitmen berkata ya pada sesuatu yang lain, pun sebaliknya. Menempatkan diri untuk bersedia dimasukkan ke dalam pekerjaan dan jam yang sesuai. Sebagian dari kita ingin melakukan ragam aktivitas secara alami, namun seringkali kesibukan membuatnya carut marut.

Konsep minimalis juga menekankan pada kolaborasi dengan tim

Disadari betul bahwa perkerjaan saat ini menuntut kita untuk dapat bekerja sama dan berkolaborasi dalam tim. Ketika tolok ukur kesuksesan ada pada keberhasilan tim, maka dominasi individu (dalam kemampuan tertentu) hanya akan berdampak sangat kecil bagi perkembangan. Gaya bekerja minimalis mencoba menemukan kesetaraan dalam tim. Keterampilan menonjol individu hanya akan membuat seseorang terfokus sebagai individu.

Dimulai dengan menemukan nilai-nilai umum dalam rekan kerja, termasuk terkait penggunaan sumber daya. Hal ini untuk memastikan bahwa orang lain dapat berbagi dan menggunakan sumber daya yang sama, kendati berproses dengan cara yang berbeda, untuk mencapai tujuan kolektif yang sama.

Empat Kesalahan yang Kerap Dilakukan Pendiri Startup Baru

Mendirikan sebuah startup yang sukses tentunya merupakan impian bagi para pendiri. Bukan hanya ingin memberikan layanan atau produk yang berfungsi dengan baik untuk orang banyak, namun juga menciptakan lahan pekerjaan baru serta inovasi untuk membuat hidup lebih baik. Dari sekian banyak pendiri muda yang berhasil meraih kesuksesan, banyak juga para pendiri startup yang terpaksa gulung tikar karena tidak berhasil menjalankan bisnis.

Artikel berikut ini akan mengupas 4 kesalahan yang kerap dilakukan oleh pendiri startup yang baru memulai bisnis.

Menawarkan harga produk/layanan yang murah

Kecuali produk yang dijual adalah kategori produk atau layanan yang bisa dengan mudah dijual, memberikan harga yang ‘miring’ tampaknya sah-sah saja dilakukan. Namun lain halnya jika produk yang dijual adalah software SaaS, tentunya menjadi tidak tepat untuk mengikuti harga pasaran karena khawatir dengan produk yang tergolong niche dan sulit untuk dijual dengan mudah dan cepat.

Hal pertama yang harus dilakukan adalah mencermati lebih dalam pada pasar yang ditargetkan. Jika sekarang Anda menjual kepada pelaku UKM, maka database pelanggan yang perlu dilihat mencakup dua hal:

  • Pelanggan setia yang telah menggunakan produk dalam waktu yang lama.
  • Pelanggan yang membayar produk  paling banyak atau Life Time Value (LTV) tertinggi.

Kemudian mulailah mencari kesamaan antara para pelanggan, seperti industri tertentu, lokasi, ukuran perusahaan dan mewawancarai para pelanggan (melalui survei atau telepon) untuk mencari tahu mengapa mereka memilih produk tersebut, kompetitor seperti apa yang mereka pilih dan bagaimana mereka mengartikulasikan masalah yang mereka alami sebelum menggunakan produk.

Gunakan informasi tersebut untuk menjadi dasar kegiatan pemasaran dan menargetkan penonton (melalui Facebook Ads), mendekati calon mitra dengan tipe pelanggan yang sama. Intinya adalah, awali target pasar dalam jumlah kecil terlebih dahulu, agar Anda bisa memberikan harga yang sesuai tanpa harus berkorban memberikan harga murah. Dari sana nantinya Anda bisa melebarkan target pasar, setelah pelanggan setia telah merasa cocok dengan produk yang Anda tawarkan dengan harga yang sesuai.

Melihat churn rate dari pada prediksi

Churn atau persentase subscriber/pengguna dari sebuah layanan yang tidak melanjutkan berlangganan dengan layanan atau produk dari startup. Jumlah dari churn atau churn rate tentunya menjadi krusial, karena agar startup bisa melakukan ekspansi, maka growth rate dari perusahaan (atau jumlah pelanggan baru yang berlangganan) harus melebihi churn rate. Salah satu kesalahan yang masih banyak dilakukan oleh pendiri startup baru adalah lebih memfokuskan kepada churn rate dibandingkan cara lain yang juga bisa untuk dilakukan yaitu melakukan prediksi.

Dalam sebagian besar bisnis Anda hanya perlu menemukan 1 atau 2 indikator yang paling penting dari churn dan mendapatkan angka lebih di depan dengan bersikap proaktif. Dan kebanyakan (tidak semua) kasus, Anda dapat menyimpan pelanggan tersebut dan memperbaiki masalah yang ada.

Apa cara paling sederhana untuk memprediksi churn jika Anda tidak ingin menyiapkan enterprise tools yang mahal dan melakukan banyak data capture? Mulailah dengan survei Net Promoter Score (NPS) dan secara manual tempatkan anggota tim Anda untuk menjangkau pelanggan yang memberikan penilaian (rating) yang rendah, kemudian segera selesaikan masalah tersebut. Dengan menerapkan survei NPS, secara perlahan churn rate Anda akan menurun secara signifikan dalam waktu yang cepat.

Tidak selarasnya tujuan pribadi dan bisnis

Kesalahan yang saat ini masih banyak dilakukan oleh pendiri startup adalah mengorbankan segalanya untuk membangun bisnis mereka, sementara ada cara pintar yang bisa dilakukan yaitu membuat rencana jangka panjang yang tepat. Kebanyakan pendiri startup membangun bisnis yang sukses secara finansial, tetapi tidak memiliki leverage, sehingga mereka terjebak dengan rutinitas dan tidak punya waktu untuk menikmati waktu istirahat.

Jika tujuan akhir Anda ingin membangun startup dengan 500 karyawan, maka langkah ideal yang wajib diambil adalah dengan menciptakan jajaran dewan penasihat yang terdiri dari para pendiri yang sebelumnya memiliki pengalaman menjalankan bisnis yang sukses. Dengan demikian Anda bisa belajar dari pengalaman mereka. Paling tidak jika pada akhirnya Anda berhasil memiliki sekitar 500 karyawan dan berencana untuk IPO dalam waktu 5 tahun ke depan, Anda sudah memiliki bekal dan informasi tambahan dari dewan penasihat.

Tidak menerapkan kegiatan pemasaran yang tepat

Kegiatan pemasaran yang tepat tentunya bisa mendorong proses akuisisi pelanggan lebih baik lagi. Langkah paling dasar yang bisa dilakukan adalah dengan memanfaatkan kanal pemasaran organik hingga berbayar seperti Facebook Ads, Google AdWords, kemitraan, email dan lainnya. Di sisi lain kegiatan pemasaran yang tepat adalah menciptakan relasi yang baik kepada pelanggan.

Menggunakan iklan berbayar di awal sah-sah saja dilakukan, nantinya ketika jumlah pelanggan sudah cukup banyak didapatkan, kegiatan pemasaran organik seperti growth hacking bisa diterapkan. Perkerjakanlah tim pemasaran yang menguasai bidangnya untuk bisa mengelola produk, penjualan serta melakukan delegasi kepada pendiri startup.

Bagaimana Membangun Tim “Data Science” yang Solid

Kebutuhan bisnis akan pemanfaatan data memang terus naik. Selain membutuhkan alat-alat untuk pengelolaan dan analisis data bisnis juga membutuhkan petugas khusus untuk menanganinya. Istilah data science mulai populer seiring dengan perkembangan kebutuhan data. Sebuah pekerjaan khusus untuk menangani data.

Berikut ini beberapa hal yang bisa diperhatikan jika Anda sedang membangun sebuah tim data science  untuk bisnis Anda.

Talenta yang tepat

Untuk membangun tim data science yang solid di awali dari pengguna tim. Bisnis yang ingin melengkapi tim mereka dengan tim data science membutuhkan pilihan yang tepat, utamanya untuk leader. Selain nantinya bertanggung jawab untuk operasi pengelolaan data, leader tim memiliki tugas awal yakni memberikan rekomendasi bagaimana tim dibentuk, seperti arsitek solusi data, developer, data platform administrator, dan lain-lain.

Karena hasil analisis data yang nantinya dijadikan pedoman untuk arah bisnis, tim yang kompeten dengan talenta individu yang sesuai akan menjadi tulang punggung berharga bagi data dalam pemanfaatan data.

Proses yang tepat

Berbicara masalah proses, data dan data science erat kaitanya dengan agility. Tim data science membutuhkan kemampuan mengakses dan memonitor data secara real time. Hal tersebut penting untuk dilakukan untuk mendapatkan kondisi terkini dan bisa melakukan aksi yang tepat waktu.

Tim data science membutuhkan data dan perlu untuk memahaminnya untuk bagaimana data-data tersebut memberikan efek positif bagi bisnis. Perlu kelincahan di sana. Perlu urutan kerja yang baik dan metode yang efektif untuk mencapai hal tersebut.

Pemilihan platform

Selain tim dan proses, hal selanjutnya yang perlu diperhatikan dalam pembangunan tim data science yang baik adalah platform atau tools yang digunakan. Berkembangnya pemanfaatan data disambut dengan mulai banyaknya pilihan platform untuk pengelolaan data. Mulai dari platfrom pengumpulan data hingga platform analisisnya. Pemilihan platform yang tepat tentu akan mengoptimalkan kinerja tim secara teknis.

Tidak perlu terburu-buru

Membangun tim bukan perkara mudah. Butuh ketepatan dan kehati-hatian dalam memilih. Untuk itu daripada terjadi kegagalan di depan lebih baik berhati-hati sejak pemilihan awal. Memilih tim, memilih proses, hingga memilih alat. Tidak perlu tergesa-gesa untuk memilih, ambil waktu secukupnya karena ini untuk masa depan bisnis.

Tips untuk Mengelola Tim Secara Remote

Tren kerja remote terus tumbuh seiring dengan perkembangan layanan komunikasi digital dan pekerjaan yang bisa dilakukan di mana saja. Tren membangun tim secara remote juga ada pada startup, tak jarang dari keseluruhan pegawai startup beberapa di antara berada di luar daerah, atau bekerja secara remote. Jika Anda seorang pimpinan tim yang sedang mengelola tim yang bekerja secara remote, berikut beberapa tips untuk mengoptimalkan kinerja dan produktivitas mereka.

Mengatur standar komunikasi

Standar yang dimaksud di sini adalah seberapa sering tim berkoordinasi satu dan lainnya secara bersama-sama. Ini sangat penting mengingat perbedaan geografis dan ritme kerja. Pemimpin harus bisa menjaga komunikasi dengan semua orang dalam tim. Termasuk hubungan satu dengan yang lainnya. Penentuan kebijakan komunikasi bisa ditentukan misalnya, laporan harian, rapat mingguan, dan bentuk koordinasi berkala lainnya.

Mengoptimalkan berbagai macam tools komunikasi

Berkaitan dengan tips sebelumnya, untuk memudahkan komunikasi dan kolaborasi pemimpin tim juga harus pintar memilih layanan apa yang digunakan. Baik untuk komunikasi atau kolaborasi kerja. Banyak faktor yang harus dipertimbangkan, seperti kecanggihan, ketersediaan layanan, dan juga efektivitasnya. Tentu semua harus mempertimbangkan harga, jika startup Anda belum ada dana ekstra untuk membeli layanan premium Anda bisa memanfaatkan layanan gratis yang sudah banyak tersedia dan tidak kalah powerfull dibanding yang premium.

Perhatikan apa yang sedang terjadi dalam tim

Menjadi pemimpin, di mana pun harus memperhatikan setiap orang yang dipimpinnya. Itu mengapa menjalin komunikasi intens dengan anggota tim sangat perlu, terlebih bagi tim yang terpisah jarak geografis. Butuh usaha memang, tetapi ini hal wajib yang harus dilakukan. Meski dikerjakan secara remote pemimpin harus rajin untuk melakukan kontrol, apa yang sedang dikerjakan, sejauh mana progresnya, apa yang menjadi halangan, dan komunikasi sejenis.

Usahakan tim untuk bisa dipertanggung jawabkan

Masalah tim yang bekerja secara remote adalah kepercayaan dan produktivitas. Sebagai pemimpin harus bisa mengusahakan meski terpisah jarak, dengan gaya dan ritme kerja yang mungkin berbeda tujuan harus tetap tercapai. Pemimpin wajib memastikan seluruh anggota tim mencapai produktivitas sesuai yang diharapkan.

Pilih rekan kerja dengan bijak

Tips terakhir yang bisa dilakukan untuk mengoptimalkan tim yang bekerja secara remote adalah pilihlah secara bijak. Mungkin ini hal paling dasar. Pemimpin harus memilih anggota tim secara teliti dan bijak. Karena meski bekerja secara remote anggota dalam tim tetap diperlukan untuk mencapai tujuan bersama

Sikap-sikap yang Perlu Dimiliki Pemimpin yang Baik

Startup membutuhkan tim yang tangguh untuk bisa berkembang dan sukses. Tapi untuk merealisasikannya, hal mendasar yang dibutuhkan adalah pemimpin yang baik, dari segi personal maupun dari segi manajemen. Setiap orang bisa menjadi pemimpin, tapi butuh usaha ekstra untuk menjadi pemimpin yang baik. Ada beberapa sikap yang setidaknya wajib dimiliki seseorang untuk menjadi seorang pemimpin yang baik. Beberapa di antaranya sebagai berikut.

Fokus

Setiap pemimpin yang baik harus bisa mengarahkan seluruh tim untuk melakukan yang terbaik dan mencapai tujuan. Untuk itu pemimpin sangat perlu memiliki fokus yang baik. Baik fokus secara tim maupun fokus secara personal. Harus ada prioritas yang menjadi tujuan bersama agar tim tidak kehilangan arah.

Percaya diri

Untuk sikap percaya diri tampaknya wajib untuk dimiliki setiap orang dalam tim. Tanpa terkecuali. Hanya saja ini menjadi sangat penting bagi seorang pemimpin. Bagaimana seorang pemimpin bisa mengarahkan tim tanpa memiliki rasa percaya diri ? tidak mungkin bukan

Transparansi atau keterbukaan

Pemimpin ibarat seorang nakhoda bagi sebuah kapal atau pilot untuk pesawat terbang. Keterbukaan menjadi sikap yang penting untuk menyelamatkan tim dalam kondisi genting. Semakin terbuka seorang pemimpin semakin mudah anggota tim untuk menyampaikan opini atau masukkannya. Ini akan menjadi bahan bakar yang bagus untuk tumbuh kembang bisnis.

Komunikasi yang baik dan pemikiran terbuka

Komunikasi yang baik bisa menjadi dasar yang baik untuk tim startup. Sebagai pemimpin, diperlukan skill khusus dalam berkomunikasi. Dilengkapi dengan pemikiran terbuka pemimpin akan menjadi jembatan yang baik yang bisa mengakomodir segala jenis pemikiran dari setiap anggota tim. Kemampuan ini akan membantu pemimpin membangun fondasi tim yang bahagia dan produktif.

CEO Shark Branding Daymond John dalam sebuah artikel menyebutkan bahwa pemimpin harus tetap berpikiran terbuka dan menjadi fleksibel. Menyesuaikan jika diperlukan. Penting untuk memiliki rencana dan tujuan di awal, tetapi tidak harus statis. Ini lah yang membedakan pemimpin yang baik. Adaptasi.

Sabar

Sikap sabar yang dimaksud di sini merupakan sabar secara umum, secara menyeluruh. Kondisi naik turun pada sebuah bisnis tentu hal biasa, tetapi tidak semua pemimpin bisa bersikap atau menyikapi hal tersebut dengan baik. Kesabaran diperlukan untuk menjaga pemikiran tetap tenang dan dingin, untuk menjaga kejernihan keputusan yang diambil.