Komunitas Sulawesi Utara Gelar Turnamen Tekken World Tour Dojo di Manado

Perkembangan Tekken 7 di Indonesia tak lepas dari besarnya minat penggemar untuk bermain secara kompetitif di akar rumput. Meski skalanya relatif kecil dibandingkan ajang esports lainnya, turnamen-turnamen kerap diadakan oleh komunitas fighting game berbagai daerah. Tidak hanya di ibukota tapi juga di kota-kota lain di penjuru Indonesia.

Salah satu contoh komunitas itu adalah Sulut Iron Fist (SIF), yang sesuai namanya, merupakan komunitas penggemar Tekken untuk wilayah Sulawesi Utara. Dulunya dikenal sebagai Tekken Center Sulut, komunitas yang berdiri sejak awal 2018 ini baru saja mengumumkan pengadaan turnamen Tekken untuk akhir Oktober nanti. Serunya, turnamen ini terdaftar juga sebagai bagian dari Tekken World Tour (TWT) tingkatan Dojo.

Tekken World Tour 2019 - Ranking Points
Pembagian Ranking Points TWT 2019 | Sumber: Bandai Namco

Dojo adalah sistem turnamen yang baru diluncurkan oleh Bandai Namco di Tekken World Tour 2019. Berkat sistem ini, siapa pun berkesampatan untuk menggelar turnamen yang diakui resmi dan dapat memberikan TWT Ranking Point. Tergantung dari jumlah pesertanya, sebuah turnamen Dojo bisa memberikan hingga 100 TWT Ranking Point kepada sang juara. Hal ini tentunya jadi motivasi tersendiri bagi para penggemar di level akar rumput untuk lebih terlibat di dunia Tekken kompetitif.

Turnamen TWT Dojo di Indonesia sebelumnya sudah pernah ada, turnamen Malang Tekken Brotherhood Dojo yang digelar pada tanggal 22 September lalu. Kini, Sulut Iron Fist Dojo Tournament hadir untuk menawarkan pengalaman serupa khususnya pada para pemain fighting game di wilayah Sulut dan sekitarnya. Turnamennya akan dilaksanakan di IT Center Lt. 5 Sparta Rental, Manado, Sulawesi Utara, tanggal 20 Oktober 2019.

Sulut Iron Fist TWT Dojo
Sumber: Sulut Iron Fist

Bila Anda berminat mengikuti, Sulut Iron Fist membuka pendaftaran yang bisa langsung Anda lakukan lewat situs smash.gg. Peserta diwajibkan membayar biaya registrasi sebesar Rp50.000. Nantinya, seluruh uang registrasi ini akan dikumpulkan untuk menjadi hadiah pemenang, alias prize pool.

Berhubung turnamen ini merupakan TWT Dojo, seluruh aturan resmi Tekken World Tour akan diimplementasikan. Contohnya usia minimum yaitu 13 tahun, pelarangan penggunaan perlengkapan yang memberi keuntungan kompetitif, larangan taruhan/perjudian, dan lain-lain. Anda dapat mencermati terlebih dahulu aturannya di situs resmi Tekken World Tour.

Untuk informasi lebih lanjut tentang Sulut Iron Fist Dojo Tournament, Anda bisa mengikuti media sosial Sulut Iron Fist di Facebook, atau bertanya langsung kepada contact person (Vincent) via WhatsApp di nomor 0813-4292-2768.

Sumber: Sulut Iron Fist

Sepak Terjang Meat dan TJ di Turnamen Tekken 7 REV Major 2019 Filipina

Akhir pekan lalu (28 – 29 September), dua atlet esports yang tergabung dalam kontingen SEA Games 2019 Indonesia untuk cabang Tekken 7 telah menghadapi tantangan besar. Mereka harus bertarung dalam sebuah turnamen fighting game di luar negeri, yaitu REV Major 2019 di Filipina. Turnamen ini bukan main-main, sebab merupakan bagian dari Tekken World Tour dengan tingkatan Master.

Sejumlah pemain veteran internasional juga hadir dalam acara ini. Dari Korea Selatan misalnya, ada pemain seperti LowHigh, Knee, Rangchu, dan JDCR. Dari Jepang, ada pemain seperti Nobi, Tanukana, Mimi, dan YUYU. Ini belum ditambah tokoh komunitas fighting game di luar Tekken, seperti Filipino Champ, Fenritti, JJRockets, dan masih banyak lagi.

Sayangnya, Awais Honey dari Pakistan batal mengikuti ajang ini, padahal tentu banyak pemain yang penasaran ingin menonton permainannya setelah mengalahkan Knee di ajang FV Cup Malaysia beberapa waktu lalu. Awais Honey beserta rekan satu timnya yaitu Atif Butt tidak bisa berangkat karena visa mereka ditolak.

Atlet SEA Games kita yaitu Meat (Muhammad Adriansyah) dan TJ (Anthony) masuk ke turnamen REV Major 2019 lewat jalur Pool yang berbeda. Meat masuk di Pool 8, satu Pool dengan pemain luar negeri seperti Take, Chanel, dan (seharusnya) Atif Butt. TJ mendapatkan Pool 7, bersama dengan Qudans, Ulsan, serta (seharusnya) Awais Honey.

Meat sempat meraih satu kemenangan di Winners Round, namun ia terlempar ke Losers Round setelah kalah dari PBE | Doujin. Tapi ia tak menyerah, dan berhasil mendapatkan empat kali kemenangan di Losers Round. Meat akhirnya tereliminasi di Losers Round 5 setelah kalah dari Nexplay | Haji.

TJ juga demikian, sempat meraih kemenangan di Winners Round tapi kemudian terlempar ke Losers Round setelah kalah oleh Suha XCTN | Prime. Di Losers Round ia berhasil mendapat satu kemenangan lagi, sebelum tereliminasi oleh pemain bernama NameLess di Losers Round 4.

Cukup disayangkan atlet-atlet kita belum berhasil menembus babak Top 16 ataupun Top 8, tapi partisipasi mereka di turnamen ini tetap merupakan sebuah pengalaman berharga. “Harapan saya ya mereka bisa lebih kuat dari yang sebelumnya. Yang penting mereka sudah memberikan yang terbaik,” demikian komentar Bram saat berbincang dengan Hybrid.

Juara REV Major 2019 sendiri untuk cabang Tekken 7 akhirnya diraih oleh UYU | LowHigh, setelah mengalahkan Yamasa | Nobi di Grand Final. LowHigh, yang merupakan juara REV Major tahun sebelumnya, menjadi juara dengan karakter Shaheen sebagai andalannya. Nobi di lain pihak mengandalkan Dragunov, yang dalam Season 3 ini baru mendapat buff besar-besaran. Tapi rupanya buff itu, ditambah dukungan dari penonton yang membahana, masih belum cukup juga untuk menurunkan LowHigh dari takhtanya. Anda dapat menonton pertandingan Grand Final lewat video di bawah.

Berikut ini daftar peringkat Top 8 REV Major 2019 Tekken 7:

  • Juara 1: UYU | LowHigh
  • Juara 2: Yamasa | Nobi
  • Juara 3: Liquid | Gen
  • Juara 4: AMPLFY | Rangchu
  • Juara 5: ROX | Chanel
  • Juara 5: JDCR
  • Juara 7: THY | Chikurin
  • Juara 7: ROX | Eyemusician

Sumber: EventHubs

Twitch dan Bud Light Dukung Tekken World Tour, Raynor Gaming Jadi Sponsor Bucks Gaming

Twitch dan Anheuser-Busch InBev mengumumkan kerja sama untuk mengembangkan ekosistem esports, khususnya Tekken 7. Anheuser-Busch InBev adalah perushaaan minuman asal Belgia dengan Bud Light sebagai salah satu mereknya.

Melalui kerja sama ini, kedua perusahaan itu akan mengadakan turnamen Tekken 7 amatir yang dinamakan Bud Light Beer League: Tuesday Throwdown. Seperti namanya, turnamen tersebut merupakan turnamen mingguan dengan total hadiah dari kompetisi tersebut adalah US$15 ribu. Turnamen itu memiliki batasan umur. Hanya peserta berumur 21 tahun ke atas yang bisa ikut serta. Pemenang dari kompetisi tersebut juga berhak untuk ikut dalam Last Chance Qualifier untuk Tekken World Tour yang diadakan di Bangkok, Thailand.

Tidak berhenti sampai di situ, dengan kerja sama ini, dua perusahaan tersebut juga menjadi sponsor Gold dari Tekken World Tour yang akan dimulai pada akhir pekan ini dalam acara Summer Jam yang diadakan di Essington, Pennsylvania, Amerika Serikat. Baik Twitch dan Bud Light akan menjadi sponsor dari turnamen itu hingga babak akhir, yang diadakan pada 7 dan 8 Desember di Bangkok, Thailand. Selain turnamen Tekken, kerja sama antara perusahaan Belgia itu dengan Twitch menyertakan media placement di siaran Overwatch League.

Sumber: Twitch via Esports Observer
Sumber: Twitch via Esports Observer

“Bekerja sama kembali dengan Bud Light di gaming dan esports adalah kesempatan fantastis,” kata Senior Director of Global Sponsorships, Twitch, Nathan Lindberg, menurut laporan The Esports Observer. “Sebagai salah satu investor awal di bidang ini, merek tersebut telah memiliki presence yang kuat dan dengan kerja sama baru ini, mereka tentu akan kembali menjadi merek yang populer di channel di Twitch.”

Bud Light adalah salah satu dari banyak merek non-endemik yang tertarik untuk jadi sponsor esports. Memang, sekarang semakin banyak merek non-endemik yang mau jadi sponsor tim esports. Biasanya, merek non-endemik menjadi sponsor untuk menjangkau fans esports yang biasanya merupakan milenial dan generasi Z yang sulit dijangkau dengan media tradisional. Tapi, itu bukan berarti merek-merek endemik berhenti menjadi sponsor. Dari segi eksposur, merek endemik masih di depan dari merek non-endemik.

Raynor Gaming Jadi Sponsor Tim Esports

Raynor Gaming yang merupakan salah satu contoh merek endemik baru saja menjadi sponsor tim esports. Mereka baru mengumumkan kerja sama dengan Bucks Gaming, salah satu tim yang bertanding dalam NBA 2K League. Sebagai penyedia kursi gaming, tidak heran jika kerja sama antara Raynor Gaming dan Bucks Gaming melibatkan pembuatan kursi gaming khusus. Dengan kerja sama ini, Raynor Gaming akan menyuplai kursi gaming dengan logo Bucks Gaming ke Bucks Gaming Performance Center.

Kursi khusus Bucks Gaming buatan Raynor Gaming | Sumber: Esports Observer
Kursi khusus Bucks Gaming buatan Raynor Gaming | Sumber: Esports Observer

Bucks Gaming bukanlah satu-satunya tim yang didukung oleh Raynor Gaming. Perusahaan asal New York itu resmi menjadi sponsor untuk kursi gaming NBA 2K League pada Maret lalu. Itu berarti, mereka juga menyediakan kursi untuk beberapa tim lain dalam liga tersebut, seperti Celtics Crossover Gaming, T-Wolves Gaming, Cavs Legion GC, Nets GC, 76ers GC, dan Hawks Talon GC.

Saat ini, dari total pendapatan esports US$1,1 miliar di industri esports, 41,5 persen berasal dari sponsorship. Kontributor terbesar kedua adalah hak siar media, dengan kontribusi 22,8 persen. Namun, hak siar media merupakan sumber pendapatan yang tumbuh paling besar. Di masa depan, penjualan hak siar media adalah salah satu sumber pemasukan potensial untuk esports, terutama karena kini, esports semakin menyerupai olahraga konvensional. Hal ini terlihat dari Overwatch League yang akan menetapkan sistem kandang-tandang layaknya sepakbola. Potensi pemasukan lainnya adalah dari franchise yang digunakan oleh Activision Blizzard dalam Overwatch League dan liga Call of Duty yang dimulai tahun depan.

Sumber header: situs resmi Tekken World Tour

“Dewa Tekken” Baru Muncul dari Pakistan, Tumbangkan Knee di TWT Malaysia

Penggemar esports fighting game, terutama Tekken, pasti sudah tak asing dengan nama Arslan Ash. Pemain asal Pakistan yang bernama asli Arslan Siddique itu mengguncang dunia ketika ia mengalahkan sang “dewa Tekken” Korea, Knee, di tahun 2018 kemarin. Sejak saat itu nama Arslan Ash semakin melejit, dan puncaknya ia menjadi pemain terkuat dunia yang tak terbantahkan dengan memenangkan gelar EVO 2019 serta EVO Japan 2019 sekaligus.

Arslan Ash membuat nama Pakistan berkibar di ekosistem esports internasional. Tapi desas-desus yang beredar di komunitas fighting game, Arslan Ash bukanlah satu-satunya pemain Pakistan yang sangat jago bermain Tekken. Bahkan mungkin ia bukan pemain terkuat di sana. Hanya saja mereka sering kali kesulitan bertaning di luar negeri, karena masalah biaya, visa, dan sebagainya.

Akhir pekan lalu, tanggal 24 – 25 Agustus 2019, rumor itu terbukti. Seorang pemain Tekken asal Pakistan muncul di turnamen Malaysia FV Cup, mengalahkan Knee di Grand Final, lalu menjadi juara. Dan dia bukan Arslan Ash! Pemain itu adalah Awais Honey, anggota tim profesional Genuine Gaming yang mengandalkan karakter Akuma. Hebatnya lagi, FV Cup 2019 adalah turnamen Tekken World Tour (TWT) pertama yang diikutinya.

FV Cup di Malaysia merupakan turnamen Tekken World Tour tingkat Challenger. Ini adalah tingkatan turnamen ketiga di Tekken World Tour, di bawah tingkat Master atau Master+. Sebagai perbandingan, juara pertama TWT Challenger akan mendapat 150 TWT Point, sementara juara TWT Master mendapat dua kali lipatnya, yaitu 300 poin.

Meski kelasnya Challenger, FV Cup tetaplah merupakan turnamen yang “stacked” alias banyak diikuti oleh pemain hebat. Selain Knee, hadir juga nama-nama besar lainnya seperti Jeondding, Puma, Pekos, Chikurin, dan sebagainya.

Knee sebetulnya tampil sangat mendominasi di turnamen ini. Memanfaatkan sejumlah karakter berbeda seperti Steve, Marduk, Kazumi, hingga Kazuya, Knee berhasil melenggang ke Grand Final lewat jalur Winners Bracket. Sementara itu Awais Honey yang setia dengan Akuma, pelan-pelan harus mendaki Losers Bracket setelah ia kalah dari Chikurin di babak Top 32. Tapi kemudian ia melakukan comeback gemilang, melakukan reset di Grand Final, dan akhirnya menumbangkan Knee.

Bila Anda menonton tayangan pertandingan antara Knee dan Awais Honey, Anda akan menemukan permainan Akuma yang luar biasa rapi. Sangat gesit dalam menghindar, namun sekalinya menemukan celah, ia akan melancarkan serangan balik yang beringas, apalagi bila Akuma sedang memiliki meter EX. Rasanya seperti diingatkan kembali pada petinju legendaris Muhammad Ali. “Float like a butterfly, sting like a bee.” Bahkan di pertandingan terakhir, Awais Honey berhasil menciptakan ending yang sempurna dengan sebuah ronde Perfect, seolah membungkam para penonton yang ragu akan keahlian pria berusia 24 tahun ini.

Awais Honey bukan satu-satunya pemain asal Pakistan yang berprestasi di FV Cup 2019. Ada dua pemain lain, yaitu Bilal dan Khan yang sama-sama berasal dari tim FATE Esports. Bilal meraih peringkat Top 8 dengan karakter Akuma dan Bryan. Sedangkan Khan meraih Top 4 dengan menjagokan Geese Howard.

Semakin banyaknya pemain Pakistan yang tampil di ajang Tekken global ini menunjukkan bahwa negara tersebut masih punya banyak potensi yang dapat digali. Bila selama ini Korea Selatan selalu jadi negara kiblat para pemain Tekken, mungkin saja kiblat tersebut akan bergeser ke Pakistan. Bila hal itu terjadi, tentu dunia esports Tekken akan semakin seru nantinya.

Sumber: EventHubs, UYU | Spag

Highlight CEO 2019 – Panggung Termegah, Kembalinya Bonchan, dan All-ROX Final!

Akhir Juni lalu, tepatnya pada tanggal 28 – 30 Juni telah berlangsung salah satu ajang fighting game bergengsi di Amerika Serikat. Bertajuk Community Effort Orlando (CEO) 2019, acara ini mempertandingkan belasan judul fighting game populer, juga mencakup beberapa turnamen yang merupakan bagian dari sirkuit kompetisi resmi. Di antaranya Capcom Pro Tour (Street Fighter V: Arcade Edition), Pro Kompetition Tour (Mortal Kombat 11), Tekken World Tour (Tekken 7), Dragon Ball FighterZ World Tour, Dead or Alive 6 World Championship Stop, dan masih banyak lagi.

Dengan deretan turnamen resmi serta segudang pemain bertalenta kelas dunia, CEO 2019 berhasil menghadirkan hiburan yang benar-benar seru dan megah. Dalam beberapa aspek, acara yang digelar di Daytona, Florida ini bahkan dapat dikatakan lebih baik dari EVO. Seperti apa keseruan CEO 2019? Berikut ini beberapa highlight dan momen menarik di dalamnya.

Panggung termegah sepanjang sejarah

Salah satu daya tarik CEO 2019 yang lain daripada yang lain adalah adanya kerja sama antara pihak CEO dengan promotor gulat profesional All Elite Wrestling (AEW). Anda mungkin bingung, apa hubungan antara fighting game dengan gulat? Sebenarnya meski terdengar aneh, komunitas fighting game terutama di Amerika Serikat punya kaitan yang cukup erat dengan komunitas gulat profesional. Banyak juga atlet gulat yang terang-terangan menunjukkan kecintaan mereka terhadap fighting game, hingga menjadi influencer terkenal di komunitas ini. Atlet gulat Kenny Omega bahkan berperan di salah satu trailer resmi Street Fighter V!

CEO 2019 memiliki sesi acara yang disebut Fyter Fest, di mana para atlet gulat ini tampil dengan berbagai skenario yang lebay dan mengocok perut. Ada adegan di mana mereka beraksi layaknya Ryu dan Ken dari Street Fighter II, bahkan lebih kocak lagi, “pertandingan” antara atlet gulat Michael Nakazawa melawan Alex Jebailey, founder CEO Gaming.

Atraksi gulat Fyter Fest membuat suasana CEO 2019 jadi sangat meriah, tapi lebih dari itu, AEW juga berkontribusi dalam menyiapkan panggung CEO. Hasilnya CEO 2019 menghadirkan panggung termegah dalam sejarah CEO, bahkan Jebailey mengatakan bahwa mereka tidak akan bisa melampauinya.

Pembuktian kembali Bonchan

Di kancah kompetitif Street Fighter, Masato “Bonchan” Takahashi bukanlah orang sembarangan. Pria yang bermain bersama tim Red Bull ini adalah salah satu pemain top tier asal Jepang yang setara dengan nama-nama besar lain seperti Daigo Umehara atau Tokido. Akan tetapi dalam dua tahun terakhir prestasinya sedang mengalami penurunan.

Bonchan di era Street Fighter V terkenal sebagai pemain yang ahli menggunakan Nash. Bahkan setelah Nash terkena banyak nerf pun ia tetap setia. Tapi sebetulnya dulu karakter signature miliknya adalah Sagat. Makan waktu cukup lama memang, tapi akhirnya kini Bonchan bisa kembali menunjukkan tajinya sebagai salah satu yang terhebat di dunia. Setelah memenangkan Versus Masters 2019 di bulan April lalu, Bonchan kini akhirnya memenangkan CPT Premier Event di CEO 2019 dengan karakter Sagat dan Karin.

Peringkat Top 8 Street Fighter V: Arcade Edition:

  • Juara 1. RB|Bonchan (Karin, Sagat)
  • Juara 2. FD|Fujimura (Ibuki)
  • Juara 3. YOG|Machabo (Necalli)
  • Juara 4. CYG|Fuudo (Birdie, R. Mika)
  • Juara 5. NB|DualKevin (Rashid)
  • Juara 5. CYG|Daigo (Guile)
  • Juara 7. FAV|Ryuusei (Urien)
  • Juara 7. Rohto|Tokido (Akuma)

The All-ROX Final

Posisi Top 8 di cabang Tekken 7 diisi oleh nama-nama yang sudah familier, seperti Knee, JDCR, Rangchu, dan Saint. Yang menarik kali ini adalah babak Grand Final yang ternyata sama-sama diisi oleh perwakilan dari tim ROX Dragons, yaitu Knee dan Chanel. Knee tampil mengandalkan karakter Steve, sementara Chanel menjagokan Alisa. Sayangnya Arslan Ash yang beberapa waktu lalu menjuarai Thaiger Uppercut 2019 tidak hadir kali ini.

Tampak sudah terbiasa bertanding bersama, kedua pemain sama-sama menunjukkan pertahanan yang baik dan saling membaca taktik masing-masing. Knee lebih banyak tampil menekan, tapi counterattack Chanel pun tak kalah seramnya. Pada akhirnya Knee-lah yang menunjukkan permainan lebih baik. Ia menjadi juara CEO 2019 setelah mengalahkan Chanel dengan skor 3-1 dan ronde pamungkas yang berakhir Perfect!

Peringkat Top 8 Tekken 7:

  • Juara 1. ROX|Knee (Steve, Geese, Bryan)
  • Juara 2. ROX|Chanel (Alisa, Julia, Eliza)
  • Juara 3. OGN|JDCR (Armor King, Heihachi)
  • Juara 4. Rangchu (Panda, Katarina)
  • Juara 5. NG-Obscure (Alisa, Negan)
  • Juara 5. Kkokkoma (Kazumi, Paul)
  • Juara 7. GG|Saint (JACK-7, Bob, Devil Jin)
  • Juara 7. Talon|Book (Jin)

Aksi Go1 membuka musim baru

Di cabang Dragon Ball FighterZ, CEO 2019 cukup spesial karena menjadi turnamen pembuka dalam Dragon Ball FighterZ World Tour musim 2019/2020. Beberapa waktu lalu Go1 (Goichi Kishida) sempat berkata dalam sebuah wawancara bahwa saat ini komunitas Dragon Ball FighterZ sedang sepi, tapi akan ramai lagi begitu World Tour dimulai. Benar saja, CEO 2019 sukses membuat banyak pemain “turun gunung”.

Kazunoko yang musim lalu menjadi juara World Tour kini muncul kembali, begitu juga dengan nama-nama lain seperti Fenritti, Nakkiel, atau KnowKami. Namun Go1, yang juga belum lama ini menjuarai ajang Combo Breaker 2019, tampil tak tergoyahkan. Ia menjuarai turnamen setelah menumbangkan Fenritti yang merupakan teman setimnya. Ia juga sempat mengalahkan SonicFox di babak Winners Semi-Final, membuat lawannya itu harus puas di peringkat 4.

Peringkat Top 8 Dragon Ball FighterZ:

  • Juara 1. CAG|Go1 (Bardock, Kid Goku, Goku)
  • Juara 2. CAG|Fenritti (Bardock, Cell, Vegeta)
  • Juara 3. FOX|Dekillsage (Teen Gohan, Broly, Goku)
  • Juara 4. FOX|SonicFox (Bardock, Kid Goku, Fused Zamasu)
  • Juara 5. W2W|KnowKami (Android 21, Kid Goku, Goku Black)
  • Juara 5. CAG|Dogura (Kid Buu, Cooler, Goku)
  • Juara 7. VGIA|Shanks (Android 18, Adult Gohan, Goku)
  • Juara 7. BC|Kazunoko (Kid Buu, Adult Gohan, Yamcha)

Kekompakan TEAM JWONG membawa hasil

Beberapa waktu lalu Justin Wong dikabarkan akan mensponsori sejumlah pemain untuk terbang dan bertanding ke CEO 2019 sebagai roster TEAM JWONG. Kegiatan tersebut rupanya membawa hasil. Salah satu anggota TEAM JWONG, yaitu LostSoul sukses menjuarai turnamen di cabang Guilty Gear Xrd REV 2. Sementara dua pemain lainnya, Princess Slim dan Zaferino, berhasil lolos di cabang Street Fighter V: Arcade Edition hingga peringkat Top 32 dan Top 48. Setara dan bahkan melebihi Justin Wong sendiri!

Justin Wong juga membawa pulang gelar juara, namun bukan di Street Fighter ataupun Guilty Gear. Ia justru menjuarai cabang Samurai Shodown. Saat ini Samurai Shodown memang belum memiliki sirkuit kompetisi resmi. Bila nanti SNK membuka turnamen resmi, bisa saja Justin Wong akan jadi salah satu pemain yang patut diperhitungkan.

Dengan segala hiburan serta pertandingan-pertandingan seru di dalamnya, CEO 2019 memasang benchmark yang cukup tinggi untuk dilampaui oleh kejuaraan dunia EVO 2019. Ide untuk membaurkan penggemar fighting game dengan gulat profesional telah mendapat sambutan baik dari banyak anggota komunitas, dan EVO mungkin harus berinovasi juga agar dapat memberi suguhan tak kalah menarik. Bagaimana EVO akan menjawab tantangan tersebut, kita tunggu saja pada tanggal 2 – 4 Agustus nanti.

Sumber: EventHubs, All Elite Wrestling, Alex Jebailey, Joao Ferreira

Justin Wong Sponsori 5 Pemain Fighting Game ke Turnamen CEO 2019

Kebersamaan dan solidaritas sudah lama jadi bagian tak terpisah dari kultur komunitas fighting game alias FGC. Bukan hal baru juga ada anggota-anggota komunitas yang bahu-membahu membantu kawannya agar bisa memperoleh biaya untuk bertanding di turnamen bergengsi. Para pemain profesional yang sudah sukses pun sering ada yang membiayai perjalanan atau akomodasi para pemain fighting game, terutama yang berasal dari negara sama atau punya potensi besar.

Justin Wong adalah salah satu atlet fighting game profesional yang melestarikan tradisi tersebut. Menyambut kompetisi Community Effort Orlando (CEO) 2019, Wong akan mensponsori lima pemain untuk turut bertanding di sana. Mereka terdiri dari LostSoul (Eli Rabadad), Princess Slim (Jeremiah Amos), Taji256 (Tajh Fletcher), Wazminator (Tasman Stephenson), dan Zaferino (Zaferino Barros).

https://twitter.com/JWonggg/status/1138533287486414849

Bila Anda tidak familier dengan nama-nama di atas itu wajar saja, karena Justin Wong memang memilih pemain-pemain yang belum begitu terkenal di dunia esports. Tapi masing-masing dari mereka memiliki keunikan serta prestasi tersendiri. LostSoul misalnya, sempat menjadi juara 3 di EVO untuk cabang Guilty Gear Xrd. Princess Slim pernah menjadi juara turnamen Red Bull Conquest 2018 regional Philadelphia untuk turnamen Street Fighter V: Arcade Edition. Dan seterusnya, sesuai ciri khas masing-masing. Kelima pemain ini akan bertarung di bawah bendera TEAM JWONG dalam CEO 2019 nanti.

Meski bukan turnamen fighting game terbesar di dunia, CEO juga merupakan salah satu turnamen yang paling prestisius di Amerika Serikat. Kompetisi di dalamnya mencakup Capcom Pro Tour Premier Event, Mortal Kombat Pro Kompetition, Tekken World Tour Master Event, serta Dragon Ball FighterZ World Tour, juga ARCREVO World Tour (Guilty Gear dan BlazBlue).

Di kalangan komunitas fighting game, baik EVO maupun CEO sama-sama menyandang predikat turnamen supermajor, alias turnamen kasta tertinggi. Turnamen ini juga sudah langganan menjadi bagian dari Capcom Pro Tour sejak tahun 2014. Lucunya, meski memiliki nama “Community Effort Orlando”, acara ini tidak digelar di kota Orlando, melainkan di Daytona Beach. Alex Jebaily, founder CEO, memindahkan lokasinya sejak 2018 lalu karena venue yang digunakan di Orlando tidak lagi cukup untuk menampung pengunjung yang tiap tahun kian membludak.

“Saya senang bisa membantu FGC dan berharap akan mengejutkan kalian dengan lineup EVO setelah CEO,” ujar Justin Wong dalam cuitannya di Twitter. Tampaknya Wong juga akan mensponsori pemain lagi di EVO 2019 nanti. Seperti apakah performa TEAM JWONG di ajang CEO 2019? Jangan lupa untuk menyaksikan kompetisinya di tanggal 28 – 30 Juni 2019.

Sumber: EventHubs, Justin Wong, CEO Gaming

ASTRO Gaming Sponsori Tekken World Tour, Tambahkan Hadiah US$100.000

Sirkuit kompetisi resmi Tekken 7, Tekken World Tour, saat ini telah berjalan. Dibuka dengan turnamen The MIXUP pada akhir April lalu, sirkuit ini akan berlangsung hingga akhir tahun dan ditutup dengan ajang Tekken World Tour Finals. Sementara prize pool yang ditawarkan pada awalnya adalah sebesar US$100.000, namun kemudian meningkat menjadi US$185.000 (sekitar Rp2,6 miliar).

Kabar gembira, baru-baru ini Bandai Namco mengumumkan sebuah kerja sama sponsorship baru yang mendongkrak nilai prize pool tersebut lebih besar lagi, menjadi US$285.000 (sekitar Rp4,09 miliar). Dari seluruh total hadiah itu, US$200.000 di antaranya akan menjadi hadiah untuk acara Tekken World Tour Finals di Bangkok, Thailand nanti.

Partner baru yang dimaksud adalah ASTRO Gaming, produsen gaming gear terkemuka yang kini menjadi official audio partner untuk Tekken World Tour. Selain memberikan dana tambahan ke prize pool, ASTRO Gaming juga berkontribusi memberikan hadiah berupa produk untuk para juara event tingkat Master, menyediakan headset dan perangkat MixAmp di event, serta mensponsori turnamen tersendiri dengan nama #ASTROMASTERS.

Combo Breaker 2019 - Knee
Knee di turnamen Combo Breaker 2019 | Sumber: Vexanie/Stephanie Lindgen

Turnamen tersebut, yang memiliki judul lengkap “Astro Path to Tekken Masters Powered by Beyond Entertainment”, adalah rangkaian turnamen online di mana pemain-pemain Tekken 7 bisa berkompetisi untuk memenangkan sejumlah hadiah menarik, antara lain uang senilai US$500, bingkisan berisi perangkat ASTRO, serta yang paling ditunggu: hadiah akomodasi perjalanan serta pendaftaran untuk turnamen Tekken World Tour tingkat Master. Ini kesempatan bagi petarung-petarung hebat yang tersembunyi di berbagai penjuru dunia untuk tampil di panggung besar dan mendapatkan ketenaran.

“Tujuan kami adalah untuk memberikan rangkaian turnamen fighting game paling menarik di esports dan meningkatkan sisi olahraga dari gaming. Kami menginginkan pertumbuhan berkelanjutan Tekken World Tour dan kesempatan untuk memberikan timbal balik ke komunitas,” demikan pernyataan Bandai Namco dalam pengumuman di situs resminya.

Turnamen tingkat Master adalah kasta tertinggi kedua dalam sirkuit kompetisi Tekken World Tour, di bawah Master+ yang hanya ada satu yaitu EVO 2019. Sejauh ini baru ada satu turnamen tingkat Master yang sudah digelar, yaitu turnamen di acara Combo Breaker 2019 yang baru saja selesai di tanggal 26 Mei kemarin. Dalam turnamen tersebut, Knee (Bae Jae Min) tampil menjadi juara setelah melalui berbagai pertandingan yang seru.

Combo Breaker 2019 - Crowds
Suasana meriah Combo Breaker 2019 | Sumber: Vexanie/Stephanie Lindgen

Hadiah berupa akomodasi turnamen ini sangat berharga bagi komunitas fighting game di akar rumput, karena terkadang kita tak tahu di mana saja ada pemain dengan bakat setara pemain-pemain dunia. Di komunitas Tekken pun beberapa waktu lalu muncul jagoan tak terduga dari Pakistan, Arslan Ash, yang menjuarai EVO Japan 2019 setelah menempuh perjalanan 48 jam di atas pesawat!

Berkat Arslan Ash, kini Pakistan menjadi negara yang diperhitungkan di dunia Tekken. Tidak mustahil ada pemain-pemain hebat lainnya seperti Arslan Ash di luar sana, yang sayangnya belum punya kesempatan untuk bertanding di turnamen tingkat dunia. Semoga saja program #ASTROMASTERS ini bisa membantu mereka.

Sumber: Bandai Namco, The Esports Observer

Bandai Namco Beberkan Jadwal Tekken World Tour Dojo, Puluhan Turnamen Telah Terdaftar

Tekken World Tour 2019 telah resmi diluncurkan. Selama 8 bulan terhitung sejak bulan April, para penggemar Tekken dari seluruh dunia dapat bertarung dalam berbagai turnamen untuk mengumpulkan poin guna menentukan siapa yang layak tampil di acara puncak Tekken World Tour Finals di Bangkok, Thailand. Yang menanti sang juara di podium nanti bukan hanya trofi, namun juga hadiah uang senilai total US$100.000 (dan masih bisa bertambah).

Ada yang spesial di Tekken World Tour (TWT) tahun ini, karena Bandai Namco memberi kesempatan pada komunitas fighting game level akar rumput untuk turut berpartisipasi menggelar turnamen resmi dengan nama Dojo. Turnamen-turnamen buatan komunitas yang terdaftar sebagai Dojo dapat memberikan Ranking Point, meski jumlahnya lebih kecil daripada turnamen-turnamen kasta di atasnya.

Tekken World Tour 2019 - Ranking Points
Pembagian Ranking Points TWT 2019 | Sumber: Bandai Namco

Turnamen TWT pertama di tahun ini akan digelar pada tanggal 20 April, yaitu turnamen The Mixup di kota Lyon, Perancis. Baru-baru ini, Bandai Namco juga telah memberi update tentang jadwal turnamen-turnamen Dojo yang telah terdaftar lewat situs resmi TWT. Ternyata jumlahnya sangat banyak, hingga sekarang sudah ada hampir 100 turnamen Dojo yang akan digelar di seluruh dunia. Anda dapat melihat jadwal lengkapnya di tautan berikut.

Sama seperti The Mixup, turnamen Dojo pertama juga jatuh pada tanggal 20 April, dan di tanggal tersebut saja ada 12 turnamen di Tiongkok, Inggris, Belanda, Amerika Serikat, Kanada, hingga Finlandia. Sistem Dojo ini dirancang oleh Bandai Namco agar Tekken World Tour bisa dinikmati oleh lebih banyak orang, termasuk di negara-negara yang sebelumnya kurang diperhitungkan. Melihat tingginya jumlah turnamen yang terdaftar, dapat disimpulkan bahwa para penggemar Tekken memang sangat antusias untuk bermain ataupun menonton permainan di level kompetitif.

Rangchu
Rangchu, juara TWT 2018 yang menjagokan Panda | Sumber: Tekken Project

Jumlah turnamen Dojo masih akan terus meningkat, karena para organizer bisa terus mendaftarkan turnamen baru hingga akhir musim. Acara Tekken World Tour Finals sendiri belum mendapat jadwal yang pasti, tapi bila berkaca pada musim lalu kemungkinan acara tersebut akan jatuh di bulan Desember 2019. Dengan begitu banyak turnamen dalam berbagai skala, tahun 2019 ini kelihatannya akan menjadi tahun yang sangat seru bagi dunia esports Tekken 7, dan mungkin saja kesuksesan sistem Dojo ini bisa ditiru oleh fighting game lainnya.

Kita yang tinggal di Indonesia juga berharap akan ada turnamen Dojo yang digelar oleh komunitas lokal. Apalagi mengingat Tekken 7 adalah fighting game terpopuler di negara ini, bahkan sempat tampil di Indonesia Esports Games dan menjadi turnamen sampingan ESL Indonesia Championship. Namun sejauh ini kami belum mendapat informasi tentang organizer yang akan menggelar turnamen Dojo di sini. Semoga saja dalam waktu dekat ada rencana pasti, supaya ekosistem fighting game Indonesia bisa lebih terhubung dengan kancah esports dunia.

Sumber: Bandai Namco, EventHubs

Tekken World Tour 2019 Segera Digelar, Dukung Kompetisi di Level Akar Rumput

Sebuah fighting game populer di dunia tentu tidak afdal bila tidak memiliki sirkuit kompetisi berskala global. Seperti halnya Street Fighter V dengan Capcom Pro Tour, atau Dragon Ball FighterZ dengan World Tour Saga, Tekken 7 juga punya sirkuit sendiri dengan nama Tekken World Tour (TWT). Baru-baru ini, Bandai Namco telah mengumumkan jadwal serta sistem kompetisi Tekken World Tour 2019 yang akan dimulai pada bulan April mendatang.

Mirip seperti Capcom Pro Tour, Tekken World Tour adalah wadah bagi para petarung seluruh dunia untuk memperoleh TWT Ranking Point dengan cara mengikuti kompetisi-kompetisi tertentu. Setelah 8 bulan sirkuit berjalan, 19 orang peraih poin tertinggi akan diundang untuk bertanding dalam acara Tekken World Tour Finals di Bangkok, Thailand. Satu petarung tambahan akan diambil dari turnamen Last Chance Qualifier, menggenapkan jumlah peserta Tekken World Tour Finals menjadi 20 orang. Seluruh kompetisi ini juga akan ditayangkan secara live lewat Twitch.

Rangchu
Rangchu, juara TWT 2018 yang menjagokan Panda | Sumber: Tekken Project

Ada perbedaan mencolok antara TWT 2019 dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Bila dulu TWT 2018 hanya memiliki dua kategori turnamen, yaitu Master dan Challenger, TWT 2019 memiliki empat kategori turnamen: Master+, Master, Challenger, dan Dojo. Penciptaan kategori baru ini merupakan usaha Bandai Namco untuk memperluas jangkauan kompetisi Tekken ke lebih banyak penggemar di seluruh dunia.

Apa perbedaan antara kategori-kategori di atas? Berikut ini penjelasannya:

  • Master+: Turnamen TWT kategori tertinggi. Turnamen Master+ hanya ada satu, yaitu Evolution Championship Series (EVO) 2019. Ranking Point diberikan untuk 49 peserta EVO 2019 yang meraih posisi teratas.
  • Master: Pilar utama TWT 2019 yang terdiri dari 13 turnamen besar di seluruh dunia. Ranking Point diberikan untuk 25 peserta teratas.
  • Challenger: Turnamen regional dengan skala yang lebih kecil untuk menjangkau lokasi-lokasi tertentu di dunia. Poin diberikan untuk 13 peserta teratas.
  • Dojo: Kategori terbuka yang boleh diikuti oleh organizer turnamen mana pun asalkan mereka berada di wilayah/negara yang diakui oleh TWT. Jumlah TWT Ranking Point yang diberikan bisa bervariasi tergantung dari jumlah peserta. Turnamen kategori Dojo ini terbagi lagi menjadi empat tingkatan, yaitu Dojo 16+, Dojo 32+, Dojo 64+, dan Dojo 96+.

Setiap organizer boleh mengajukan turnamen Dojo maksimal satu kali dalam sebulan, dan mereka harus menggunakan sistem pendaftaran di situs smash.gg. Petunjuk lengkap untuk menggelar turnamen Dojo dapat Anda baca dalam dokumen berikut.

Tekken World Tour 2019 - Ranking Points
Pembagian Ranking Points TWT 2019 | Sumber: Bandai Namco

Perbedaan mencolok berikutnya adalah bahwa kali ini Bandai Namco tidak akan melihat semua perolehan poin sepanjang tahun, melainkan hanya menghitung Ranking Point dari sepuluh performa terbaik. Perolehan poin ini dibatasi lagi berdasarkan kategori turnamennya, yaitu maksimal 3 turnamen Master/Master+, 3 turnamen Challenger, dan 4 turnamen Dojo. Artinya TWT Ranking Point maksimal yang dapat diperoleh sepanjang tahun adalah 2000 poin, dengan rincian:

  • 550 poin dari turnamen Master+
  • 600 poin dari 2x turnamen Master
  • 450 poin dari 3x turnamen Challenger
  • 400 poin dari 4x turnamen Dojo

Perhitungannya memang jadi sedikit lebih rumit dari sekadar menghitung total poin keseluruhan, akan tetapi Bandai Namco berharap sistem ini dapat mendorong para pemain Tekken di seluruh dunia untuk lebih berminat mengikuti Tekken World Tour. Mereka juga ingin mengurangi rasa lelah para pemain profesional akibat harus bepergian ke banyak negara hanya untuk mengumpulkan poin, apalagi bila performa mereka terbukti sudah layak lolos ke TWT Finals.

Tekken World Tour 2019 - Perfect Season
Contoh perolehan poin maksimal TWT 2019 | Sumber: Bandai Namco

Adanya kategori Dojo juga memperbesar kemungkinan para pemain bintang Tekken 7 untuk “turun gunung” dan bersentuhan dengan komunitas-komunitas di akar rumput. Pada intinya Bandai Namco sangat menghargai para pemain Tekken di seluruh dunia, dan mereka ingin agar Tekken World Tour selalu mengedepankan kepuasan penggemar.

Komunitas fighting game Indonesia menyambut baik usaha Bandai Namco untuk merangkul penggemar di akar rumput ini. Bram Arman dari Advance Guard berkata, “Saya melihat Bandai Namco dan Twitch sebagai penggagas TWT ini sangat care dengan komunitas, salah satunya adalah dengan Dojo Tournament yang baru ada di TWT kali ini, membuat para organizer di region tersebut dapat mencoba membuat turnamen yang diakui resmi dan menjadi bagian dari sirkuit TWT.

Selain itu TWT Finals yang tahun ini diadakan di Thailand juga saya senang sekali, karena World Tour lain finalnya hampir pasti selalu di negara barat. Namun TWT berbeda. Tahun pertama di barat, tahun kedua di Eropa, dan tahun ketiga di Asia, artinya masing-masing region ini benar benar diperhatikan perkembangannya.”

Event pertama TWT 2019 adalah turnamen bernama The MIXUP. Turnamen ini digelar di kota Lyon, Perancis, pada tanggal 20 – 21 April nanti, dan merupakan turnamen berkategori Master. Untuk jadwal TWT 2019 selengkapnya, Anda dapat mengunjungi situs resmi Tekken World Tour. Siapakah yang akan menjadi “The King of Iron Fist” di tahun 2019 ini?

Sumber: Bandai Namco

Disclosure: Hybrid adalah media partner Advance Guard.