[Panduan Pemula] Cara Membuat Tombol di Microsoft PowerPoint 2010

Microsoft PowerPoint secara default sudah memberikan fungsi berpindah dari satu slide ke slide lain, bisa dengan bantuan alat ataupun secara manual melalui jendela dokumen. Tapi jika Anda ingin sesuatu yang berbeda, misalnya ingin menggunakan tombol atau tanda panah previous dan next, tak jadi soal, karena itu juga sangat dimungkinkan.

Untuk membuat tombol previus (sebelumnya) dan next (selanjutnya), Anda hanya perlu menggunakan fungsi hyperlink dan sedikit kreativitas. Supaya lebih jelas, mari kita coba langsung praktiknya.

  • Pertama-tama, buat sebuah tombol. Yang lebih mudah dan umum digunakan adalah tombol berupa tanda panah. Anda boleh berkreasi dengan bentuk lainnya. Klik Insert – Shapes lalu pilih bentuk yang Anda inginkan. Posisikan gambar di tempat yang tepat, misalnya di kanan atau kiri bawah slide.

Cara Membuat Tombol di PowerPoint 2010

  • Seperti ini. Setelah jadi, percantik tanda panah dengan mengklik menu Format dan pilih warna dan variasi yang tersedia.

Cara Membuat Tombol di PowerPoint 2010

  • Setelah jadi, gandakan tanda panah Anda. Bisa dengan menggunakan fungsi Copy – Paste, atau dengan menekan tombol CTRL lalu klik dan tarik tanda panah ke sisi lain. Selanjutnya ubah arah tanda panah berlawanan dengan tanda panah pertama.
  • Sekarang klik kanan pada tanda panah kedua (next), kemudian klik menu Hyperlink.

Cara Membuat Tombol di PowerPoint 2010

  • Di jendela baru, klik Place in This Document – Next slide lalu klik OK.

Cara Membuat Tombol di PowerPoint 2010

  • Ulangi langkah di atas, kali ini untuk tanda panah pertama (previous), kemudian pilih Place in This Document – Previous Slide.

Cara Membuat Tombol di PowerPoint 2010

Selesai, simpan perubahan. Sekarang silahkan buka slide Anda di mode presentasi dan pastikan tombol yang barusan dibuat di atas bekerja dengan benar.

Selain membuat tombol previous dan next, Anda juga bisa mengatur agar tombol mengarah ke slide lain, dokumen lain, email dan bahkan situs tertentu. Silahkan dicoba sendiri, semoga tutorial ini bermanfaat untuk Anda.

Sumber gambar header Pixabay.

Membangun Kultur yang Baik dalam Tim

Pembahasan mengenai startup, selain membahas mengenai bisnis dan teknologi yang sedang dikembangkan, juga lazim membahas masalah kultur. Hal ini esensial dalam sebuah perusahaan rintisan. Banyak cara untuk membangun sebuah kultur organisasi yang kuat.

Berikut beberapa di antaranya :

Membangun kejelasan visi dan misi

Untuk berhasil menggerakkan tim selain merangkul seluruh anggota juga harus jelas dalam tujuan. Visi dan misi. Keduanya harus ditanamkan ke seluruh anggota tim agar mereka memilik pandangan terhadap tujuan, terhadap mimpi yang ingin dicapai. Jika masing-masing sudah merasa ada satu hal yang ingin dicapai, ada sesuatu yang ingin dituju ini bisa memberikan efek kebersamaan. Ini bisa menjadi awal yang baik untuk menumbuhkan rasa kebersamaan dan tanggung jawab bersama.

Komunikasi yang baik

Mungkin ini sudah banyak dibahas. Dalam membangun kultur yang baik komunikasi tidak bisa tidak menjadi satu hal yang paling berperan. Keterbukaan dan jalinan komunikasi yang baik bisa menjaga keharmonisan dalam tim. Tidak hanya soal pekerjaan tetapi juga perasaan saling menghargai satu sama lain.

Membangun kebiasaan baik

Membangun sebuah kultur tidak bisa dilakukan dalam satu malam. Proses pembangunan bisa dilakukan dalam hitungan waktu dan dimulai dari nol. Salah satu yang bisa dilakukan untuk membangun kultur yang baik adalah membangun kebiasaan baik yang bermanfaat. Seperti menanamkan kebiasaan tersenyum dan ramah kepada pelanggan, kebiasaan saling menegur satu sama lain, kebiasaan mengerjakan pekerjaan dengan tuntas dan tepat waktu, dan beberapa kebiasaan positif lainnya.

Itu bisa dimulai dari awal, dari nol. Diterapkan secara perlahan dan dengan konsisten. Kebiasaan-kebiasaan tersebut jika sudah tertanam bisa menjadi awal yang baik untuk sebuah kultur perusahaan yang kuat.

Sistem reward

Sistem ini menjadi salah satu sistem yang mungkin banyak ditemukan di beberapa bisnis. Sistem reward biasanya digunakan untuk memacu para anggota tim untuk mencapai sebuah titik tertentu. Jika berhasil mereka berhak untuk sebuah hadiah. Apa pun bentuknya sistem reward ini menjadi salah satu cara efektif untuk menumbuhkan motivasi dan produktivitas kerja. Begitu pula sebaliknya, selain sistem reward juga harus ada sistem konsekuensi. Semacam sebuah sistem yang mengharuskan setiap anggota bertanggung jawab atas capaian mereka.

Membuat laporan atau review performa

Yang satu ini penting, baik untuk kultur dalam bisnis maupun evaluasi. Evaluasi dibutuhkan untuk mencari tahu kekurangan atau kendala yang dihadapi setiap individu, kemudian dibicarakan dan dipecahkan bersama untuk memperbaiki performa. Di sisi lain, review atau laporan ini juga bisa dijadikan sarana untuk bersaing dan berkompetisi dalam tim, bersaing untuk menjadi yang terbaik. Tentu dengan persaingan yang sehat.

Cara Menebus Kekecewaan Konsumen Tanpa Merusak Nama Baik Perusahaan

Tidak peduli seberapa hebat kemampuan Anda dalam berbisnis, akan selalu ada kerikil-kerikil yang terus menyandung Anda. Pasalnya Anda tidak bisa melayani semua konsumen. Apalagi di dunia yang serba terkoneksi internet ini, konsumen hanya membutuhkan beberapa klik untuk menyampaikan ketidakpuasan mereka secara online. Hal ini dapat merusak reputasi yang sudah Anda bangun bertahun-tahun harus hancur dalam waktu sekejap.

Tentu saja, menenangkan konsumen yang kecewa adalah kesalahan yang harus Anda tebus kesalahannya. Artikel ini akan lebih jauh membahas cara yang dapat ditempuh oleh Anda, berikut rangkumannya:

1. Temui mereka

Strategi ini dilakukan oleh Lazada. Mereka tidak menunggu didekati konsumen, justru sebaliknya. Lazada secara aktif memantau berbagai forum dan sosial media miliknya.

“Bagi beberapa konsumen, mereka tidak ingin repot-repot memberitahu kita. Mereka tidak ingin menghabiskan waktunya untuk memberitahu kami, lebih memilih untuk menuliskannya di media sosial. Kami lah yang akan jangkau mereka pada pertama kali dan memperbaikinya bahkan sebelum mereka memberi tahu ada masalah,” kata Inanc Blaci, Co-Founder dan CEO Lazada Filipina.

2. Tempatkan diri Anda dalam posisi konsumen

Anda tidak akan bisa membantu konsumen bila tidak memahami mereka. Maka dari itu, dengarkan keluhan mereka dan beri klarifikasi terhadap ketidakpastian tanpa melakukan tindakan defensif.

Empati juga diperlukan. Menurut juru bicara dari Shopee, “Kami memahami dan menyadari bahwa kebutuhan konsumen kami itu sangat penting, sebelum kami menemukan solusi untuk mereka. Kami melakukannya dengan menyampaikan keinginan tulus ingin membantu mereka.”

Selain menyelesaikan masalah, kadang-kadang, konsumen yang kecewa itu hanya perlu pelampiasan. Beri tahu mereka bahwa Anda paham alasan dibalik kekecewaannya tersebut, minta maaf lah, sebab hal ini dapat membantu menenangkan mereka.

3. Minta maaf dan tawarkan barang gratis

Katakan Anda menyesal atas ketidaknyamanan yang mereka alami dan mulailah dengan menebus kesalahan. Hal ini dilakukan oleh Shopee. Mereka mengklaim tidak pernah meninggalkan satupun konsumen dalam keadaan bercatatan negatif. Shopee selalu mencoba untuk mengubah situasi negatif jadi positif dengan selalu menanyakan kepada konsumen, “Apa lagi yang bisa saya bantu?.”

Beberapa barang gratis yang bisa Anda tawarkan misalnya, pengembalian uang, voucher, atau menawarkan sesuatu bersifat gratis yang bila pada umumnya dibutuhkan biaya.

Marcela De Vivo, CEO Gryffin, menyampaikan sebaiknya Anda harus berpikir untuk menenangkan konsumen mau bagaimanapun caranya. Menurut dia, pada saat konsumen melangkah pergi dari toko dengan perasaan marah, pasti mereka akan menuliskan sesuatu yang bermuatan negatif di internet.

Untuk meminimalisir hal tersebut, Anda perlu menawarkan sesuatu yang bisa membuat masalah dapat berlalu. Misalnya, menawarkan pengembalian dana atau produk gratis yang dapat membuat mereka bahagia.

4 Cara Mengatasi Pesan Error “Google Play Store Telah Berhenti”

Pesan error “Sayangnya Google Play Store telah berhenti” mengindikasikan bahwa aplikasi Play Store di perangkat Anda tidak dapat digunakan dikarenakan adanya masalah. Jika dibiarkan masalah ini akan menjadi lebih serius, sebab Google Play Store adalah piranti lunak paling vital di sebuah perangkat Android. Tanpanya, smartphone ataupun tablet tak dapat bekerja dengan optimal dan lebih beresiko akan kontaminasi virus ataupun malware dikarenakan pemasangan aplikasi melalui cara yang tak aman.

Untuk mengatasinya, ada 4 opsi yang bisa Anda tempuh.

Hapus Cache dan Data

Cara pertama, hapus cache dan data Play Store yang tersimpan. Caranya, buka menu Setting – manajer aplikasi – Google Play Store kemudian klik tombol Clear cache.

Screenshot_2017-02-16-14-57-22

Force Stop Play Store

Berikutnya, cobalah untuk menghentikan aplikasi Play Store secara paksa dengan menekan tombol Force Stop. Selanjutnya, tekan tombol Disable. Setelah itu, coba restart smartphone Anda kemudian kembali buka menu Setting – App – All – Google Play Store dan kembali aktifkan dengan menekan tombol Enable. Sekarang coba jalankan Play Store Anda.

play store terhenti_2

 

Uninstall Update Play Store

Google Play Store dalam banyak kasus melakukan pembaruan secara otomatis agar pengguna mendapatkan pengalaman paling optimal saat membutuhkan aplikasi baru. Tapi, bisa jadi pembaruan inilah yang membuat Play Store berhenti bekerja. Cobalah copot update yang terpasang, langkah awalnya sama, buka menu Setting – App – Google Play Store kemudian tekan tombol Uninstall Update. Jika ternyata masalah belum selesai, maka Anda bisa mencoba cara keempat di bawah.

play store terhenti

Matikan Ponsel, Cabut Baterai, SIM dan Memori Lalu Diamkan

Cara terakhir untuk mengatasi pesan error “Sayangnya Google Play Store telah berhenti”, adalah dengan mematikan ponsel, cabut baterainya, kartu SIM dan juga memori. Kemudian diamkan paling singkat selama semalam. Esok harinya, silahkan pasang kembali semua komponen dan hidupkan.

Selamat mencoba, dan semoga masalah Anda segera teratasi dengan salah satu dari trik di atas.

Sumber gambar header Pixabay.

Enam Cara Menangani Penjualan yang Anjlok

Berbisnis itu tidak selalu mujur, terkadang malah buntung. Ada waktu-waktu tertentu yang sudah pasti Anda prediksikan penjualan bakal anjlok karena sudah memasuki masa paceklik. Masa itu pasti selalu akan menghantui Anda. Solusi yang terbaik adalah melakukan evaluasi, apa yang salah dengan bisnis Anda dan bagaimana solusinya.

Artikel ini akan membahas beberapa cara yang dilakukan oleh sejumlah pengusaha dan terbukti berhasil ketika mereka berada di masa paceklik. Berikut rangkumannya:

Mengencangkan sabuk pengaman

Ben Maitland Lewis dari Pretty Instant mengatakan bulan Januari dan Agustus adalah masa paceklik bagi perusahaan. Bisnis selalu anjlok dan makin terasa ketika harus menggaji karyawan. Solusi yang ia lakukan pada saat itu adalah mempersiapkan masa paceklik tersebut untuk melakukan bisnis musiman dan menyesuaikan promosi yang sesuai dengan bujet.

Mengetahui siklus penjualan

Berbeda dengan Jules Taggart (Jules Taggart Marketing Strategy). Ketika masa paceklik tiba, kebetulan pada saat itu dia sedang cuti hamil. Bisa dipastikan ketika dia sedang cuti, penjualan pasti melamban selama beberapa bulan. Setelah dirinya kembali bekerja, dia mengambil alih seluruh penjualan karena dia sudah mengetahui kunci siklus penjualan.

Dari situ dia bisa memprediksi kapan seluruh usahanya bisa memancing klien baru berdatangan dan mendorong dirinya jadi lebih sabar.

Menguasai proses pengembangan bisnis

Christopher Rodgers dari Colorado SEO Pros bercerita bahwa perusahaannya tumbuh secara organik pada tiga tahun pertama. Kemudian mereka harus memformat ulang proses bisnis karena perusahaan kehilangan klien besar. Akhirnya mereka memilih untuk fokus berbisnis di segmen SEO, bayar iklan per klik, pemasaran email, dan media sosial.

“Kami sepenuhnya telah pulih dan sekarang memiliki saluran pengembangan bisnis berkelanjutan untuk perusahaan,” katanya.

Buat segmen niche

Ajmal Saleem dari Suprex Learning mengatakan bisnisnya itu berupa bimbingan, sehingga bisnisnya bersifat musiman. Tahun lalu, kompetitornya menciptakan kampanye besar yang mengeruk segmen bisnis Saleem dan hampir membuat dirinya gulung tikar.

Untungnya dia tidak melakukan hal tersebut. Malah dia memutuskan untuk pindah segmen bisnis yang lebih mengarah ke niche untuk menghindari persaingan besar. Pasalnya segmen niche yang dia pilih tidak memilki banyak pesaing. Menurutnya, sebaiknya tiap bisnis yang Anda jalani itu perlu memiliki segmen yang niche.

Minta banyak rujukan bisnis

Ben Walker dari Transcription Outsourcing menerangkan pihaknya memiliki masalah saat menggaet klien baru. Untuk mengatasi hal tersebut, dia meminta banyak rujukan lewat klien lama agar dapat merekomendasikan pekerjaan baru untuk mereka.

Strategi ini cukup berhasil karena sebelumnya perusahaan telah memprediksi masa paceklik lewat pengalaman sebelumnya. Pada saat itu perusahaan kehilangan 20% dari bisnis dibandingkan tahun sebelumnya dan mulai merencanakan untuk membalikkan keadaan tersebut bila terjadi lagi. Perencanaan seperti ini akan sangat baik untuk perusahaan pada masa depan.

Kembali ke cara lama

O Liam Wright dari True Interaction bercerita ketika Anda mencapai kesuksesan di level tertentu dan siap untuk ekspansi, reaksi otomatis yang muncul adalah mengasumsikan Anda pasti meraih kesuksesan. Anda tidak lagi membutuhkan “strategi lama” untuk dilakukan lagi.

Jika Anda memilih untuk re-invent, jangan lupa tinjau kembali apa saja strategi yang telah berhasil membuat Anda sampai ke jalan tersebut.

Menjaga Tim untuk Tetap Semangat dan Termotivasi

Kebosanan dan kepenatan bisa menghampiri sebuah tim bisnis. Bisa disebabkan karena load kerja yang padat atau problem kompleks yang sedang dihadapi. Kebosanan dan kepenatan seperti itu jika tidak ditangani bisa menghambat produktivitas dan skenario terburuk bisa berdampak pada bisnis keseluruhan. Penting bagi pemimpin dalam tim untuk membawa suasana yang tetap produktif dan termotivasi.

Berikut ini beberapa tips untuk menjaga tim agar tetap termotivasi dan produktif.

Membangun kultur yang baik

Kultur yang baik memegang kunci utama dalam kehidupan dalam sebuah tim. Ritme kerja, cara berkomunikasi, dan suasana ceria lahir dari kultur kerja yang baik. Motivasi dan juga semangat seperti halnya rasa penat dan bosan biasanya menular satu sama lain. Rasa semangat yang terpancar dari beberapa orang anggota tim akan mampu membangkitkan semangat tim yang lain. Di sinilah peran kultur yang baik dalam lingkungan pekerjaan.

Pertemuan reguler

Pertemuan dengan para anggota tim merupakan salah satu kunci menjaga semangat dan motivasi kerja. Selain menjaga kekompakan pertemuan ini juga penting dalam untuk mengkomunikasikan perkembangan dan hambatan yang mereka hadapi. Dengan berbagai seperti itu permasalahan akan bisa lebih cepat dikoordinasikan dan diselesaikan.

Bentuk pertemuannya pun tidak harus sesuatu yang formal. Contohnya dengan menjadwalkan rutin makan siang bersama. Obrolan-obrolan ringan yang terjadi saat istirahat makan siang bisa sangat berguna untuk membangun solidaritas dan pemahaman terhadap individu-individu yang ada. Mengerti bagaimana cara mereka berpikir, dan akhirnya lebih mudah untuk saling memahami dan transfer semangat dan motivasi positif dalam bekerja.

Selalu ingatkan visi

Selain menjaga dan mengelola tim tugas pemimpin adalah mengantarkan tim bersama-sama untuk mencapai sebuah tujuan. Sebuah visi. Pemimpin yang baik selalu menanamkan tentang pentingnya berusaha untuk mencapai visi bersama. Dengan cara selalu mengingatkan akan visi yang ingin dicapai diharapkan bisa memacu motivasi seluruh anggota tim.

Startup seperti kita ketahui merupakan perwujudan sebuah perjuangan. Bisnis yang dirintis untuk bertahan dan akhirnya menuju kesuksesan yang diinginkan. Mimpi inilah yang wajib terus tertanam di benak tim. Kekompakan diperlukan untuk mencapai visi. Dan motivasi bersama merupakan kunci untuk menuju itu semua.

Selalu sedia makanan ringan dan kopi

Untuk yang satu ini mungkin bisa disesuaikan. Biasanya semangat dan motivasi bisa terbentuk dari nyamannya situasi kerja atau kantor. Kopi dan makanan ringan adalah salah satu kebutuhan yang biasanya bisa membuat “bahagia” para anggota tim. Jika memang dibutuhkan tidak ada salahnya selalu siap sedia beberapa kopi dan makanan ringan.

Beberapa Faktor Penyebab Bisnis E-Commerce Gulung Tikar

Di Indonesia bisnis e-commerce merupakan salah satu bisnis digital yang tumbuh subur. Tidak hanya konsumennya tetapi juga persaingannya. Persaingannya terus tumbuh dan semakin ketat dari tahun ke tahun. Tidak banyak yang akhirnya terpaksa menutup layanan atau pivot ke sektor niche atau layanan yang lain.

Untuk menghindari kegagalan, berikut ini beberapa faktor atau alasan yang menyebabkan sebuah bisnis e-commerce gulung tikar.

Kualitas gambar dan deskripsi produk

Inti dari proses jual beli secara online adalah kepercayaan, sebelum itu untuk membangun kepercayaan butuh yang namanya kejelasan. Permasalahan gambar dan deskripsi produk mungkin dianggap sepele tetapi bagi pembeli itu bisa berpengaruh. Gambar yang bagus di situs e-commerce itu bisa dikatakan setara dengan display yang ada di toko offline. Sebagai sebuah etalase.

Ribetnya kontak informasi

Sebagai sebuah bisnis yang berlandaskan kepercayaan bisnis e-commerce wajib menyediakan kontak informasi. Ini penting untuk mengakomodir para pembeli atau penjual yang membutuhkan informasi atau pun pihak lain yang ingin mengajukan tawaran kerja sama. Ketiadaan kontak untuk mendapatkan informasi bisa menghilangkan respek pengguna dan ujungnya akan ditinggalkan pengguna.

Proses checkout yang berbelit

konsep dasar dari hadirnya layanan e-commerce adalah kemudahan, dalam bentuk apa pun. Itu mengapa jika kita melihat inovasi layanan e-commerce di Indonesia semuanya mengarah ke kemudahan, terutama yang berkaitan dengan proses transaksi. Baik itu metode pembayaran maupun checkout. Jadi bukan menjadi rahasia umum jika berbelitnya proses checkout bisa mempengaruhi pengalaman pengguna dan memberikan kesan negatif.

Menetapkan harga dan target pengguna yang salah

Mengetahui pasar dan pengguna adalah langkah awal sebelum sebuah bisnis benar-benar menjalankan bisnisnya. Dari banyaknya kegagalan dalam bisnis dua hal tersebut sering muncul sebagai alasannya. Untuk segmen e-commerce dua alasan tersebut termasuk di dalamnya, ditambah kesalahan dalam menetapkan harga. Sekali lagi terdengar sepele, tetapi memang sangat berpengaruh, terlebih jika harus bersaing dengan harga-harga kompetitor.

Adopsi ke ranah mobile

Teknologi digital berkembang ke arah mobile. Beranjak dari layar besar ke layar yang lebih kecil. Perkembangan ini yang harus di sesuaikan oleh bisnis e-commerce. Kecenderungan orang menggunakan perangkat mobile untuk berbelanja harus diantisipasi dengan jemput bola, menghadirkan aplikasi mobile. Jika tidak, risikonya jelas ditinggalkan pengguna.

Menentukan Ide Startup yang Tepat

Sebelum Anda memutuskan bahwa ide yang dimiliki saat ini adalah ide startup, ada baiknya untuk mencermati dengan baik definisi yang tepat serta perbedaan dari ide startup dan ide bisnis. Saat ini masih banyak pendiri dan pemilik usaha yang masih belum mengenali dengan jelas apa itu ide startup dan ide bisnis.

Dalam artikel berikut ini akan dibahas apa saja yang menjadi kategori dari ide startup dan tentunya perbedaan dari ide bisnis.

Ide bisnis vs ide startup

Entrepreneur kontroversial asal Amerika Serikat Peter Thiel mengkategorikan perbedaan tersebut sebagai berikut. Ide bisnis adalah ketika kegiatan atau rutinitas sehari-hari yang bisa dengan mudah dijalankan tanpa harus terkendala dengan proses validasi. Misalnya menjual makanan, pakaian dan keperluan lainnya. Produk tersebut bisa dengan mudah dijual tanpa memanfaatkan teknologi dan mengganggu industri lainnya, hal tersebut merupakan ide bisnis.

Sementara untuk ide startup adalah inovasi terbaru yang kebanyakan memanfaatkan teknologi, sulit untuk diterima saat awal dan memerlukan waktu dan tenaga yang cukup banyak untuk mendapatkan validasi.

Ciri-ciri ide startup:

  • Mampu untuk mengembangkan model bisnis mereka setelah peluncuran, bahkan bertahun-tahun kemudian.
  • Dapat melakukannya karena pertumbuhan yang cepat, dengan memanfaatkan uang dari investor.
  • Hal ini membuat startup cocok untuk memecahkan masalah besar yang penting dengan melakukan hal-hal dengan cara yang sama sekali baru, dibandingkan membuat kemajuan tambahan.
  • Menurut Thiel, salah satunya adalah horisontal (seperti globalisasi, dengan skala yang luas dan apa yang sudah ada), yang lain adalah vertikal (seperti teknologi, berupa cara baru dalam melakukan sesuatu).
  • Menurut Peter Thiel, manfaat dari membangun startup adalah bahwa hal itu dapat dilakukan, jika berhasil, berubah menjadi monopoli, yang menjamin keuntungan untuk waktu yang lama, yang kemudian dapat digunakan untuk menciptakan lebih banyak kemajuan vertikal.

Ciri-ciri kunci monopoli:

Teknologi eksklusif. Ini tidak harus menjadi perangkat lunak atau perangkat keras, itu juga bisa menjadi hasil dari besar, desain terpadu (seperti iPad), tapi apa pun yang Anda lakukan harus setidaknya 10 x lebih baik daripada solusi yang sudah ada atau menggantinya sama sekali.

Efek jaringan. Dengan setiap pengguna tambahan, produk seperti WhatsApp, Facebook, Instagram, Xbox Live, Reddit dan lainnya menjadi sedikit lebih menarik bagi pengguna, yang belum mencoba produk sebelumnya. Semakin besar jaringan, semakin besar nilai untuk setiap individu.

Scale untuk ekonomi. Proses scale harus menjadi fokus sejak hari pertama. Startup Anda harus tumbuh lebih kuat dan lebih besar, karena biaya tetap turun. Sebuah rantai restoran pizza sulit untuk melakukan proses scale sementara software jauh lebih mudah.

Branding. Sebuah merek yang baik menguatkan efek monopoli, karena membuat sudut pandang yang unik terlihat oleh orang banyak. Namun sebuah merek tanpa didukung dengan produk yang bagus akan menjadi sia-sia.

Untuk mengetahui apakah ide startup Anda bernilai:

  • Tanyakan pada diri Anda jika apa yang Anda ciptakan adalah terobosan teknologi terbaru.
  • Pikirkan waktu yang tepat untuk meluncurkan produk
  • Jawaban pertanyaan ini: “Jika saya mendedikasikan semua waktu dan uang untuk produk atau layanan dan berakhir gagal, apakah masih tetap berharga?

Setidaknya 75% startup gagal. Dari startup yang bertahan, 75% telah menerima investasi. Tentukan dengan tepat ide startup yang bakal berfungsi, dibutuhkan dan disukai pengguna. Jika hal-hal tersebut telah Anda temukan, proses selanjutnya untuk membangun yang sarat dengan tantangan dan kendala, akan berakhir dengan baik dan sesuai rencana dari ide startup yang benar.

Bagaimana Membangun Tim “Data Science” yang Solid

Kebutuhan bisnis akan pemanfaatan data memang terus naik. Selain membutuhkan alat-alat untuk pengelolaan dan analisis data bisnis juga membutuhkan petugas khusus untuk menanganinya. Istilah data science mulai populer seiring dengan perkembangan kebutuhan data. Sebuah pekerjaan khusus untuk menangani data.

Berikut ini beberapa hal yang bisa diperhatikan jika Anda sedang membangun sebuah tim data science  untuk bisnis Anda.

Talenta yang tepat

Untuk membangun tim data science yang solid di awali dari pengguna tim. Bisnis yang ingin melengkapi tim mereka dengan tim data science membutuhkan pilihan yang tepat, utamanya untuk leader. Selain nantinya bertanggung jawab untuk operasi pengelolaan data, leader tim memiliki tugas awal yakni memberikan rekomendasi bagaimana tim dibentuk, seperti arsitek solusi data, developer, data platform administrator, dan lain-lain.

Karena hasil analisis data yang nantinya dijadikan pedoman untuk arah bisnis, tim yang kompeten dengan talenta individu yang sesuai akan menjadi tulang punggung berharga bagi data dalam pemanfaatan data.

Proses yang tepat

Berbicara masalah proses, data dan data science erat kaitanya dengan agility. Tim data science membutuhkan kemampuan mengakses dan memonitor data secara real time. Hal tersebut penting untuk dilakukan untuk mendapatkan kondisi terkini dan bisa melakukan aksi yang tepat waktu.

Tim data science membutuhkan data dan perlu untuk memahaminnya untuk bagaimana data-data tersebut memberikan efek positif bagi bisnis. Perlu kelincahan di sana. Perlu urutan kerja yang baik dan metode yang efektif untuk mencapai hal tersebut.

Pemilihan platform

Selain tim dan proses, hal selanjutnya yang perlu diperhatikan dalam pembangunan tim data science yang baik adalah platform atau tools yang digunakan. Berkembangnya pemanfaatan data disambut dengan mulai banyaknya pilihan platform untuk pengelolaan data. Mulai dari platfrom pengumpulan data hingga platform analisisnya. Pemilihan platform yang tepat tentu akan mengoptimalkan kinerja tim secara teknis.

Tidak perlu terburu-buru

Membangun tim bukan perkara mudah. Butuh ketepatan dan kehati-hatian dalam memilih. Untuk itu daripada terjadi kegagalan di depan lebih baik berhati-hati sejak pemilihan awal. Memilih tim, memilih proses, hingga memilih alat. Tidak perlu tergesa-gesa untuk memilih, ambil waktu secukupnya karena ini untuk masa depan bisnis.

Apakah Seorang Founder Harus Selalu Jadi CEO Sampai Akhir?

Sosok Reid Hoffman (Founder LinkedIn) dan Jeff Weiner (CEO LinkedIn) menjadi salah satu diantara pasangan terkenal yang membuat adanya stereotip bahwa satu-satunya orang yang bisa membawa perusahaan sampai ke tujuan akhir atau IPO; bahwa founder harus meninggalkan perusahaan jika ada CEO yang baru menempati posisinya.

Mark Suster dari Upfront Ventures menceritakan dirinya adalah pernah menduduki posisi sebagai Chairman di perusahaan pertamanya sebelum terjun ke Upfront Ventures. Dia melepas jabatannya tersebut sebelum akhirnya perusahaan itu dijual. Menurut Suster, keputusan yang diambilnya itu sangat sulit karena menyita emosional.

Ibarat bayi, Suster sudah membangun perusahaan itu hingga besar dan sudah mendarah daging. Namun akhirnya memutuskan untuk menyerahkan ke orang lain, tak ayal berbagai pemikiran negatif muncul. Misalnya, apakah orang yang diamanati bisa memperlakukan perusahaan seperti apa yang sudah Suster lakukan sejak dulu?.

Menurut Suster, ada beberapa pendiri yang memang ditakdirkan jadi CEO yang sukses, ada juga yang tidak, dan beberapa diantaranya (seperti Suster) mencintai perusahaan pada lima tahun pertama, pendapatan pertama US$30-US$50 juta, memimpin 150 karyawan, tapi tidak menyukai peran di titik tersebut.

Jadi, ketika Anda ingin mundur dari posisi CEO (seperti Reid Hoffman) pastikan Anda membawa sosok CEO yang lebih berpengalaman dan menyukai scaling/fase pertumbuhan startup.

Bagi Suster, dirinya tahu bahwa kapasitas perusahaan sudah terlalu besar melampaui kemampuan dan keinginannya. Perusahannya tersebut awalnya adalah sekelompok orang yang bertekad ingin mewujudkan ide jadi kenyataan, meningkatkan modal, diliput media, hingga akhirnya perusahaan mampu menembus pendapatan sebesar US$36 juta dan disukai konsumen.

Namun, dengan 90 karyawan yang melayani lima negara membuat pekerjaan jadi kurang menyenangkan bagi Suster. Sebab butuh keterampilan tertentu yang mampu menangani seluruh pekerjaan tersebut, di luar batas kemampuannya. Secara terang-terangan, Suster mengaku dirinya kagum dengan Adam Miller, seorang CEO Cornerstone on Demand.

Miller dan Suster sama-sama membangun perusahaan dalam kurun waktu yang bersamaan sekitar November 1999. Miller kini masih menjabat sebagai CEO dan sudah menjadi perusahaan terbuka dengan valuasi sekitar $2 miliar. Menurut Suster, tidak semua orang cocok memimpin perusahaan dengan siklus yang penuh lika liku tersebut.

Rencana Jason Spievak menjual Invoca dan mundur dari jabatan CEO

Suster juga bercerita mengenai founder dari perusahaan startup yang pertama kali didanai lewat Upfront Ventures, yakni Jason Spievak, founder dan CEO dari Invoca. Spievak menimbang-nimbang apakah dirinya adalah orang yang tepat untuk membawa perusahaan ke level berikutnya yakni IPO.

Menjawab hal tersebut, Suster bertanya ke Spievak tentang proses berpikirnya mengapa pertanyaan itu bisa muncul. Padahal dia sudah berhasil jadi pemimpin pasar dalam Marketing Automation untuk panggilan telepon. Invoca tumbuh 100% dari tahun ke tahun, malah berhasil tumbuh hingga 650% selama tiga tahun terakhir.

Invoca kini sudah memiliki 150 karyawan di tiga titik kantor, berpeluang puluhan juta kali mencetak pendapatan, permintaan yang terus ada dari investor, mendapat kesempatan untuk berbicara di acara konferensi, di hadapan media, dan lain sebagainya.

Untuk memastikan Spievak sebelum mengambil keputusan, Suster pun bertanya, “Apa Anda benar-benar ingin IPO? Jika tidak, saya pikir sebaiknya Anda harus tetap menjadi CEO karena saya pikir ada 4-5 perusahaan yang rela membayar kita jutaan hingga miliaran dollar untuk membeli Invoca. Jika IPO adalah tujuan akhir Anda, saya tidak bisa memikirkan pemimpin yang lebih baik untuk membawa Invoca ke jenjang berikutnya selain Anda.”

Spievak bersikeras, menurutnya dengan menjual perusahaan yang sudah dia bangun bukanlah tujuannya. Akhirnya mereka berdua setuju, jika ingin membawa Invoca lebih besar lagi perlu sosok berpengalaman untuk memimpin. Komitmen Spievak untuk tetap menjadi direksi setelah IPO, jadi krusial bagi Suster. Sebab sosoknya tidak hanya berperan sebagai orang penting dan pemegang saham terbesar, tetapi juga sebagai kunci utama senior eksekutif.

Umumnya, ketika perusahaan swasta mencari CEO baru sering memiliki masalah. Namun syukurnya hal ini tidak terjadi di Invoca.

Dipertemukan dengan Mark Woodward calon kandidat terkuat jadi CEO

Ketika Suster dan Spievak bertemu Mark Woodward, mereka yakin dia adalah orang yang tepat jadi pemimpin meski itu adalah pertemuan pertama. Untuk meyakinkan intuisi mereka, keduanya pun rela mendalami Woodward selama berbulan-bulan sebelum mengambil keputusan.

Akhirnya, intuisi itu jadi kenyataan dengan mengumumkan Woodward sebagai CEO yan baru dan mereka bahagia dengan keputusan tersebut. Sebelum bergabung, Woodward sudah membawa dua perusahaan swasta jadi terbuka dengan penghasilan miliaran dollar. Dia banyak menghabiskan waktu awalnya di perusahaan Silicon Valley, beberapa perusahaan perangkat lunak seperti Oracle dan McAfee.

Kemudian, beralih ke Amerika Utara menjalankan Legent dan melipat gandakan pendapatan dari US$28 juta jadi US$700 juta. Dia juga berhasil menjual Legent untuk CA senilai hampir US$2 miliar. Di CA, Woodward jadi CEO Serena, berhasil melipatgandakan pendapatan lebih dari US$1 miliar dan melantai di bursa dengan nilai valuasi hampir US$1 miliar.

Sepanjang karirnya sepanjang tujuh sampai delapan tahun, dia sudah bermain peran sebagai pemain tim yang setia, berkomitmen, dan bersedia mengembangkan bisnis lewat semua celah.

Bersama dengan Woodward, Spievak dan Suster akan membawa perusahaan ekspansi keluar negeri, menggandakan anggota tim, berinvestasi lebih banyak ke tim sales, layanan profesional dan dukungan pelanggan. Strategi ini menuntut seseorang yang benar-benar berpengalaman untuk menjalani operasional dengan skala sebesar itu.

Dari pengalaman ini, ada benang merah yang bisa ditarik yakni pemimpin terbaik adalah orang-orang yang mampu menempatkan kepentingan terbaik untuk perusahaan dengan mengesampingkan ego pribadi.

Seperti yang direncanakan sebelumnya, Invoca yang sudah IPO ini, Suster merasa bangga dengan Spievak atas perusahaan yang sudah dia bangun tersebut dan sikap kepemimpinannya setiap tugas yang ia jalankan.

Dirinya percaya saat ini Invoca ada di tangan tepat dengan pemimpin yang sudah terbuki kemampuannya dan didukung oleh Spievak dan timnya yang luar biasa.