Mantan Bos OnePlus Dirikan Perusahaan Teknologi Baru Bernama Nothing

Setelah hampir 7 tahun memimpin OnePlus, Carl Pei memutuskan untuk meninggalkan perusahaan yang didirikannya itu pada bulan Oktober 2020 lalu. Belum lama berselang, pria berdarah Tionghoa tapi berkebangsaan Swedia tersebut rupanya sudah punya proyek baru yang tak kalah ambisius.

Carl menamai perusahaan barunya ini Nothing, dan itu didasari oleh keyakinannya bahwa teknologi yang terbaik adalah yang bisa membaur dengan sekitar sehingga kita sebagai penggunanya tidak merasakan apa-apa. Produk apa yang akan dibuat masih tanda tanya besar, akan tetapi yang pasti Nothing bakal merilis produk di lebih dari satu kategori, dengan tujuan jangka panjang membangun ekosistem perangkat pintar.

Kalau berdasarkan wawancara Wired dengan Carl Pei pada bulan Desember lalu, kemungkinan salah satu bidang yang akan diseriusi oleh Nothing adalah musik, dan tidak menutup kemungkinan seandainya salah satu produk pertama mereka adalah headphone. Di saat yang sama, Carl juga menegaskan bahwa perusahaan barunya punya rencana yang lebih luas daripada sebatas menjadi pemain baru di industri musik atau headphone.

Carl Pei, pendiri sekaligus CEO Nothing / Nothing
Carl Pei, pendiri sekaligus CEO Nothing / Nothing

Di titik ini, Nothing memang masih terkesan misterius, akan tetapi hal itu tidak mencegah sosok-sosok ternama di industri teknologi untuk menjadi investornya. Sosok seperti Tony Fadell (pencipta iPod sekaligus pendiri Nest), Kevin Lin (co-founder Twitch), Steve Huffman (CEO Reddit), Casey Neistat (YouTuber kondang), semuanya tercatat sebagai investor Nothing.

Carl juga memastikan bahwa Nothing yang bermarkas di kota London ini merupakan perusahaan independen yang memiliki divisi riset dan pengembangannya sendiri. Pernyataan ini jelas ditujukan untuk menepis anggapan bahwa Nothing masih punya keterikatan dengan OnePlus maupun OPPO, yang semuanya berada di bawah naungan BBK Electronics.

Dari pandangan saya pribadi, Nothing sedikit banyak mengingatkan saya pada Essential, perusahaan milik Andy Rubin yang resmi ditutup tahun lalu. Pendirinya sama-sama merupakan mantan petinggi perusahaan teknologi kenamaan, dan kedua perusahaan sama-sama punya visi menciptakan suatu ekosistem perangkat ketimbang hanya berfokus di satu kategori saja.

Namun satu hal yang mungkin bisa membedakan Nothing adalah komitmen mereka untuk memulai semuanya dari awal. Jadi ketimbang memanfaatkan komponen dari suppliersupplier yang sudah ada dan dipercaya oleh banyak brand, Nothing sebisa mungkin bakal merancang sendiri komponennya, dengan harapan supaya hasil akhir produknya bisa cukup berbeda dari produk besutan kompetitor.

Kalau semuanya berjalan sesuai rencana, kita bakal melihat produk pertama Nothing di babak pertama tahun ini juga.

Sumber: The Verge.

Arrow Smart-Kart Ibarat Tesla untuk Anak-Anak

Melihat perkembangan industri otomotif sekarang, sepertinya generasi muda kita ke depannya bakal mengendarai mobil elektrik secara eksklusif. Lalu apa cara terbaik untuk memberikan edukasi tentang mobil elektrik kepada mereka? Well, kalau mengacu pada ungkapan “pengalaman adalah guru terbaik”, kita persilakan saja mereka mencoba mengendarai mobil elektrik.

Oke, bukan mobil elektrik sebenarnya, namun sebuah go-kart elektrik lebih tepatnya. Akan tetapi go-kart elektrik yang satu ini bukan sembarangan, karena ia dikembangkan oleh Actev Motors. Sekadar info, salah satu pendiri perusahaan ini adalah Tony Fadell, yang tak lain merupakan desainer iPod pertama sekaligus pendiri Nest yang kini beroperasi di bawah Alphabet Inc.

Sebelum Anda protes, memang benar reputasi seorang pendiri perusahaan saja tidak bisa dijadikan patokan dalam menilai produknya. Akan tetapi go-kart elektrik bernama Arrow Smart-Kart ini memang cukup istimewa karena mengusung sejumlah fitur yang menarik.

Arrow Smart-Kart bisa dikustomisasi layaknya mobil; diganti body-kit-nya, kapasitas baterainya, dan lain sebagainya / Actev Motors
Arrow Smart-Kart bisa dikustomisasi layaknya mobil; diganti body-kit-nya, kapasitas baterainya, dan lain sebagainya / Actev Motors

Yang paling utama, ia dilengkapi GPS dan Wi-Fi. Berbekal aplikasi smartphone, para orang tua bisa menetapkan ‘pagar virtual’ (geofence) sehingga anak-anak yang mengendarai Arrow tidak akan sirna dari pantauan. Lebih lanjut, orang tua juga bisa membatasi kecepatan maksimum dan bahkan menghentikan sepasang motor elektriknya di saat darurat.

Melengkapi fitur-fitur keselamatan itu adalah sensor proximity yang akan mendeteksi rintangan sekaligus mencegah terjadinya kecelakaan secara otomatis. Arrow ditargetkan untuk anak-anak berusia 5 sampai 9 tahun, membantu mereka memahami cara kerja mobil elektrik tanpa membahayakan nyawanya masing-masing.

Kelebihan lain dari Arrow adalah opsi kustomisasi layaknya sebuah mobil. Konsumen bisa memilih berbagai bentuk bodi, baterai berkapasitas yang lebih besar maupun konfigurasi lainnya. Starter kit-nya dihargai $600 selama masa pre-order, dan akan naik menjadi $1.000 setelahnya. Pemasarannya sendiri akan dimulai pada musim panas tahun ini.

Sumber: Engadget.

Di Bawah Pimpinan Baru, Google Glass Ganti Nama Jadi Project Aura

Setelah dikabarkan berada di bawah pimpinan baru dan akan dikembangkan secara tertutup, Google Glass justru kembali mendapat sorotan dari awak media. Kali ini, proyek yang sudah ‘lulus’ dari program Google X tersebut dikabarkan punya identitas baru, yaitu Project Aura. Continue reading Di Bawah Pimpinan Baru, Google Glass Ganti Nama Jadi Project Aura

Menolak Pensiun, Google Glass Versi Selanjutnya Akan Dikembangkan Secara ‘Tertutup’

Bulan Januari lalu, beredar kabar bahwa Google telah menghentikan program Explorer Google Glass. Akan tetapi, hal itu bukan berarti Google Glass sudah mati begitu saja, melainkan menjadi bagian/unit tersendiri, meninggalkan divisi Google X yang merupakan rumah bagi produk-produk eksperimental. Continue reading Menolak Pensiun, Google Glass Versi Selanjutnya Akan Dikembangkan Secara ‘Tertutup’

Google Hentikan Program Explorer Google Glass

Bersama robot Curiosity NASA, Google Glass pernah ditunjuk sebagai ‘penemuan’ terbaik beberapa tahun silam. Demi memperluas ekosistemnya, Google memulai program Explorer dan membagi-bagikan unit testing buat para developer. Baru-baru ini pengembangan Glass dilaporkan memasuki tahap baru, tapi kita harus mengucapkan selamat tinggal pada Explorer. Continue reading Google Hentikan Program Explorer Google Glass