Langkah Awal Memvalidasi Ide Startup

Ide yang baik adalah awal untuk startup besar. Facebook, Google dan bahkan Go-Jek lahir dari ide dasar yang matang dan tentu dieksekusi dengan baik. Ada banyak ide yang bisa dihasilkan untuk sebuah bisnis startup, tapi hanya beberapa ide yang berhasil dan membuahkan hasil. Keberhasilan tentu bukan perkara ide saja, tapi ide yang valid dan ketepatan eksekusi adalah hal dasar yang paling utama.

Tips kali ini akan membahas mengenai bagaimana startup seharus mengelola ide. Sekali lagi, ide mungkin banyak, tetapi hanya beberapa yang pantas untuk dieksekusi segera. Lainnya mungkin menunggu waktu atau hanya sebuah ambisi yang eksekusinya masih harus masuk daftar tunggu.

Tulis terlebih dahulu

Sebagian besar orang kreatif memiliki cara tersendiri untuk mendapatkan ide. Ada yang keluar ruangan berjalan-jalan untuk menenangkan pikiran, ada juga yang mengurung diri di kamar sambil membaca setumpuk buku sambil menganalisis peluang apa yang bisa diciptakan. Yang paling beruntung, dalam proses melamun tiba-tiba mendapatkan ide atau gagasan awal mengenai problem yang ingin diselesaikan Intinya ide bisa datang dari mana saja.

Untuk membantu mengkurasi ide-ide terebut biasakanlah membuat catatan. Bawalah buku seukuran saku dan pena untuk berjaga-jaga barangkali ada gagasan yang muncul ketika di perjalanan. Atau jika ingin lebih sederhana aplikasi catatan di smartphone bisa jadi jalan keluar. Bentuk dan format catatan bisa menyesuaikan, tergantung kenyamanan masing-masing, bisa berupa tulisan atau rekaman suara. Catatan-catatan ini nantinya bisa jadi semacam gudang ide atau gagasan untuk bisa dibaca atau didengarkan ulang di hari-hari mendatang.

Cara paling sederhana adalah, mencatat masalah-masalah yang berpotensi untuk diselesaikan. Usahakan untuk tidak berangkat dari solusi yang spesifik, lengkap dengan fitur-fitur yang sudah disiapkan. Bisa jadi itu asumsi yang terlalu dini.

Mengevaluasi gagasan yang ada

Ketika ada waktu untuk me-review ulang gagasan-gagasan yang sudah dicatat, coba jawab pertanyaan-pertanyaan berikut untuk mengevaluasi mengenai ide dasar bisnis yang ingin dikembangkan:

  • Siapa target penggunanya? Pertanyaan ini harus dijawab dengan target yang lebih spesifik. Jangan biarkan pertanyaan ini mengambang dengan jawaban “semua orang”.
  • Masalah apa yang ingin diselesaikan? Tujuan menjawab pertanyaan ini adalah untuk membatasi asumsi berjalan terlalu jauh. Sebelum sibuk memikirkan fitur atau teknologi yang akan digunakan identifikasikan dengan pasti masalah apa yang sebernarnya ingin diselesaikan.
  • Bagaimana produk yang akan dikembangkan bisa memecahkan masalah? Setelah berhasil memahami masalah, pertanyaan ini menempatkan ide atau produk di posisi sejauh mana produk yang akan dikembangkan memberikan manfaat dan mampu menyelesaikan masalah.
  • Apa yang menjadi pembeda dan keunggulan? Di tengah industri startup yang mulai naik seperti sekarang akan sangat sulit menemukan ide yang benar-benar baru. Evaluasi selanjutnya apakah yang menjadi pembeda dibanding produk-produk yang sudah ada.

Mendalami gagasan dengan terjun langsung ke lapangan

Ada banyak cara untuk memvalidasi ide, seperti validasi menggunakan framework atau model canvas, ada juga validasi yang dilakukan dengan langsung terjun ke lapangan. Bisa merasakan langsung sebagai target pengguna atau sekedar wawancara dengan target pengguna.

Dalam wawancara tentu akan ada jawaban-jawaban yang menjadi bias. Yang perlu digarisbawahi adalah menyukai ide belum tentu menyukai produk. Terus gali jawaban dengan pertanyaan yang bernada “mengapa” untuk bisa membedakan, mana yang menyukai ide dan mana yang berharap bisa mendapatkan produk yang dikembangkan.


Sumber: Product Plan, Startupgrind

Memilih Platform yang Tepat untuk Validasi Produk Startup

Salah satu yang dapat dilakukan startup untuk memvalidasi produknya ialah dengan menghadirkan platformnya sedini mungkin. Dalam dunia produk, proses tersebut disebut dengan Minimum Viable Product (MVP) atau produk inisial yang perlu diluncurkan startup secepat mungkin untuk mengetahui bagaimana respons pasar terhadap solusi yang ditawarkan.

Ini menjadi langkah awal yang penting, sebab proses ini juga menjadi dasar yang memberikan keyakinan produk tersebut akan dilanjutkan atau tidak. Karena jika memang tidak memiliki traksi yang mencukupi, lebih baik startup segera melakukan pivot untuk menghadirkan produk berikutnya.

Berbicara seputar produk, saat ini terdapat opsi yang dapat dikembangkan oleh startup sesuai dengan minatnya masing-masing. Setelah memahami spesialisasinya, maka selanjutnya startup perlu memikirkan platform seperti apa yang layak dikembangkan. Faktanya ada banyak sekali jenis platform yang bisa dikembangkan, namun demikian beberapa jenis platform sangat lekat dengan kebutuhan pengguna saat ini.

Khususnya di Indonesia, masih banyak edukasi yang perlu dilakukan di tingkat pengguna akhir. Jika ingin berakselerasi cepat, ide startup perlu dioptimasi dengan tipikal paltform yang lebih “merakyat”. Berikut beberapa jenis platform yang menurut penulis sangat akrab dengan pengguna teknologi di Indonesia saat ini.

Marketplace

Platform ini memiliki tujuan sebagai media transaksi jual beli oleh masyarakat. Bentuknya sangat efisien, karena pengguna dapat berlaku sebagai penyedia produk ataupun pembeli produk. Ini cocok dikembangkan untuk bisnis yang berorientasi pada produk.

Dari sudut pandang MVP, marketplace turut menjadi wadah yang pas untuk memahami ketertarikan pengguna. Bisnis memberikan jalan yang mudah bagi pengguna untuk menjangkau produk yang hendak dijual atau didistribusikan.

Komunitas

Layanan berbasis komunitas atau forum juga dapat menjadi pilihan. Selain meningkatkan traksi dalam model membership, model ini juga memungkinkan pengguna berinteraksi langsung. Bisnis yang cocok menggunakan tipikal platform ini ialah layanan yang berorientasi pada komunikasi konsumen.

Untuk kebutuhan MVP juga cocok karena dari sana interaksi dapat terjadi lebih mendalam. Baik sebagai masukan terkait produk, ataupun testimoni atas penggunaan produk.

Chatbot

Menjadi salah satu platform yang paling populer, chatbot memberikan kemudahan bagi bisnis untuk mengotomatisasi berbagai proses. Platform ini dipilih dengan harapan dapat meningkatkan intensitas penggunaan suatu layanan. Cocok digunakan untuk bisnis berbasis pelayanan.