3 Pertimbangan Sebelum Membeli Smartwatch untuk Gaya Hidup Sehat

Saat ini ada banyak sekali pilihan smartwatch di pasaran dari berbagai macam brand berbeda, termasuk Apple, Samsung, Fitbit, dan banyak lagi. Dengan fitur dan bentuk yang sangat beragam, serta harga yang bervariasi dari yang murah sampai yang mahal.

Salah satu fungsi utama jam tangan pintar adalah untuk mendukung berbagai aktivitas dan gaya hidup sehat para penggunanya. Anda akan memakainya sepanjang hari, baik saat menjalani kegiatan harian, olahraga, dan bahkan saat tidur.

Sebab itu, kenyamanan ketika menggunakannya menjadi pertimbangan pertama. Pilih ukuran yang pas dengan pergelangan tangan dan bobot harus cukup ringan. Build quality juga penting, karena mungkin akan sering terbentur dan pastikan aksesori strap bisa mudah didapat.

Apa lagi pertimbangan yang perlu diperhatikan sebelum membeli smartwatch? Ini dia tips memilih smartwatch selengkapnya.

1. Kompatibilitas

Apple_delivers-apple-watch-series-6_09152020_big
Apple Watch Series 6 | Foto Apple

Kebanyakan smartwatch dapat bekerja di smartphone Android maupun iOS, namun khusus Apple Watch hanya dapat digunakan bersama iPhone yaitu mulai dari iPhone 6s atau yang lebih baru dengan iOS 14. Nah yang terbaru, ada Apple Watch Series 6 dan Apple Watch SE tetapi belum tersedia di Indonesia dan yang ada di iBox ialah Apple Watch Series 3 dengan harga mulai Rp3.899.000 dan Rp7.299.000 untuk Apple Watch Series 5.

Galaxy-Watch3_product-image-5
Samsung Galaxy Watch 3 | Foto Samsung

Beralih ke Samsung, yang terbaru Galaxy Watch 3 sudah tersedia dengan harga mulai Rp5.699.000. Smartwatch ini menggunakan Tizen Based Wearable OS versi 5.5 dan bisa digunakan untuk smartphone Android maupun iOS. Berbeda dengan Apple Watch yang memiliki desain kota, smartwatch Samsung hadir dengan desain bulat.

Fitbit Versa 3
Fitbit Versa 3 | Foto Fitbit

Lanjut ke Fitbit, yang terbaru ialah Fitbit Versa 3 yang kini punya GPS terintegrasi sehingga dapat memonitor aktivitas seperti berlari atau bersepeda tanpa perlu bergantung pada smartphone dan dilengkapi speaker untuk menerima panggilan telepon. Serta Fitbit Sense dengan sederet fitur eksklusif, kedua smartwatch ini masing-masing dijual mulai dari Rp4.499.000 dan Rp5.899.000.

Huawei GT Watch GT2 Pro
Huawei GT Watch GT2 Pro

Huawei juga rajin merilis smartwatch, yang terbaru ada  yang dibanderol Rp4.299.000 dan Huawei Watch Fit Rp1.399.000. OPPO juga punya OPPO Watch yang dibanderol Rp3.499.000 dengan keunggulan AI Outfit-Matching yang akan meracikkan watch face sesuai dengan gaya busana penggunanya.

Juga ada smartwatch tangguh nan premium dari Garmin, serta Amazfit bila mencari yang terjangkau. Intinya pastikan smartwatch yang Anda pilih kompatibel dengan smartphone yang Anda miliki.

2. Desain & Layar

Apple_watch-series-6-hermes-stainless-steel-silver-single-tour_09152020_carousel
Apple Watch Series 6 | Foto Apple

Terlepas dari fungsi utamanya, banyak juga orang yang membeli smartwatch karena status sosial dan fashion. Dalam hal ini, Apple Watch dengan desain kotak minimalisnya berada diurutan ke atas. Namun seperti yang saya bilang di awal, Anda perlu iPhone untuk menggunakan Apple Watch.

Bagi pengguna Android, smartwatch seperti Fitbit Versa series dengan desain kotak yang sekilas mirip Apple Watch juga menjadi daya tarik tersendiri. Di sisi lain, smartwatch Samsung punya desain pakemnya sendiri yaitu bulat. Jam tangan pintar Huawei dan Garmin juga kebanyakan bentuknya bulat.

Selanjutnya layar, kalau yang harganya murah biasanya pake LCD dan yang agak mahal serta mahal pakai OLED. Kelebihan layar OLED ialah tampilannya lebih tajam dan cerah sehingga keterbacaan layar di bawah sinar matahari lebih baik.

3. Kelengkapan Sensor dan Fitur

Fitur-fitbit-1
Fitur electrocardiogram (ECG) di Fitbit Sense | Foto Fitbit

Kalau soal kelengkapan sensor dan fitur-fitur canggih bawaan, tolak ukur saya adalah Fitbit karena banyak fitur lebih dulu hadir di smartwatch ini. Fitbit Sense juga memiliki sederet fitur baru seperti sensor electrodermal activity (EDA) yang dirancang untuk memonitor tingkat stres penggunanya. Sensor ini bekerja dengan memantau perubahan aliran listrik pada keringat di atas kulit, memahami bagaimana tubuh pengguna bereaksi terhadap berbagai faktor penyebab stres.

Kemudian terdapat juga fitur electrocardiogram (ECG) di Fitbit Sense untuk menganalisis detak jantung dan mendeteksi tanda-tanda atrial fibrillation (AFib) yang berakibat fatal seperti risiko serangan jantung, pembekuan darah, stroke, dan kondisi jantung lainnya. Sementara fitur lain seperti heart rate tracking 24/7, sleep tracking, kemampuan mengukur tingkat oksigen dalam darah (SpO2) sudah tersedia secara luas, dan ada banyak lagi fitur-fitur lainnya termasuk kebugaran.

Umumnya semakin canggih sebuah smartwatch dan makin lengkap fiturnya, masa pakai baterainya tidak bertahan lama. Perhatikan juga sistem operasi yang digunakan, Apple Watch dengan watchOS 7 dan smartwatch dengan Wear OS memiliki dukungan ratusan atau bahkan ribuan aplikasi sehingga lebih banyak hal yang bisa dilakukan.

Sangat menarik melihat perkembangan teknologi smartwatch ke depannya, kemampuannya terus meningkat, dan semakin banyak hal yang bisa dilakukan lewat perangkat ini. Untuk sekarang, pilih desain dan fitur yang paling sesuai dengan kebutuhan dan budget Anda.

OPPO Watch dan Enco W51 Adalah Tandem Terbaik untuk Berolahraga Selama Pandemi

Di masa-masa sulit seperti ini, menjaga kebugaran tubuh masing-masing tidak kalah pentingnya dari menjaga jarak dengan orang lain. Itulah mengapa belakangan ini kita melihat semakin banyak orang yang memanfaatkan waktu luangnya untuk berolahraga.

Buat sebagian orang, mereka mungkin butuh motivasi ekstra selain sebatas fakta bahwa mereka punya lebih banyak waktu luang di saat seperti sekarang. Trik paling jitu biasanya adalah dengan membeli fitness tracker atau smartwatch, dengan harapan rutinitas olahraganya bisa dipantau dan pada akhirnya menjadi motivasi tersendiri.

Namun tidak semua orang punya banyak waktu luang selama pandemi. Sebagian dari kita mungkin juga ada yang jadi lebih sibuk karena harus selalu mendampingi buah hati, akan tetapi ini semestinya tetap tidak boleh dijadikan alasan untuk tidak berolahraga. Waktu luang sesingkat lima menit pun sebenarnya juga bisa dimanfaatkan untuk berolahraga.

Inilah yang pada akhirnya menjadikan OPPO Watch terdengar lebih menarik ketimbang smartwatch lain di pasaran. Salah satu fitur unggulannya adalah aplikasi bernama Latihan 5 Menit (5-Minute Workout), yang akan memandu pengguna untuk melancarkan satu sesi kegiatan fisik dalam waktu yang sangat singkat. Kegiatannya pun bervariasi, bisa cardio, atau bisa juga sesederhana meregangkan tubuh sebelum tidur.

Panduan yang diberikan oleh aplikasi memastikan pengguna tidak salah melakukan dan malah mengalami cidera otot karena terburu-buru. Alternatifnya, tentu saja OPPO Watch juga menawarkan opsi yang lebih komprehensif untuk memantau sesi olahraga yang lebih intens. Data-data yang direkam pun juga bisa disinkronisasikan ke Google Fit yang mendukung lebih dari 90 jenis olahraga.

Tanpa harus terkejut, detak jantung pengguna juga akan selalu dipantau sepanjang waktu dengan empat sensor yang akurasinya sangat terjamin. Untuk perkara sepele pun OPPO Watch juga bisa membantu, seperti misalnya ketika pengguna sudah terlalu lama duduk, di mana perangkat bakal membantu mengingatkan pengguna untuk berdiri dan bergerak.

e29bea52ff37189b3f6f336eae95e171_oppo-watch-02

Semua itu ditampilkan di atas layar AMOLED beresolusi tinggi. Untuk varian 41 mm, OPPO Watch mengemas layar 1,6 inci beresolusi 320 x 360 pixel, sedangkan varian 46 mm-nya mengusung layar 1,91 inci beresolusi 402 x 476 pixel. Pengguna juga tidak perlu khawatir baterai perangkat cepat habis karena layarnya yang kelewat tajam, sebab OPPO Watch datang membawa co-processor yang sangat efisien yang mendampingi Snapdragon Wear 3100 selaku chipset utamanya.

Pada kenyataannya, OPPO Watch diklaim bisa tahan sampai 36 jam pemakaian dalam satu kali charge. Proses charging-nya pun juga luar biasa cepat: 75 menit dari kosong sampai penuh. Lalu seandainya sedang terburu-buru, charging selama 15 menit saja sudah cukup untuk menenagai perangkat selama sekitar 18 jam penggunaan.

Berhubung OPPO Watch menjalankan sistem operasi Wear OS, ini berarti pengguna bisa mengunduh beragam aplikasi yang tersedia di Google Play, termasuk halnya Spotify untuk menikmati alunan musik selama berolahraga. Alternatifnya, pengguna juga bisa menyimpan file musik langsung di storage internal OPPO Watch yang berkapasitas 8 GB.

Kalau memilih jalur offline seperti ini, pengguna OPPO Watch pada dasarnya dapat berolahraga tanpa harus membawa smartphone-nya, apalagi mengingat OPPO Watch dilengkapi modul GPS-nya sendiri, yang berarti kegiatan seperti berlari atau bersepeda pun tetap bisa dimonitor dengan baik. Cukup sambungkan TWS ke OPPO Watch, maka pengguna bisa langsung beraktivitas sembari mendengarkan musik.

OPPO Enco W51

Bicara soal TWS, kebetulan OPPO juga punya TWS baru bernama Enco W51. Keistimewaan TWS ini terletak pada teknologi active noise cancellation (ANC) yang disematkan, yang sanggup mengurangi tingkat kebisingan di sekitar sampai sebesar 35 desibel. Jadi walaupun di rumah atau di sekitar sedang banyak orang, suara riuhnya tidak akan mengganggu alunan musik upbeat yang tengah menemani sesi olahraga pengguna.

Bodi OPPO Enco W51 juga tahan air dengan sertifikasi IP54, yang berarti berolahraga di musim hujan pun – yang bakal datang tidak lama lagi – tidak akan jadi masalah besar. OPPO Watch sendiri malah sebenarnya bisa Anda ajak berenang jika perlu.

Dalam sekali pengisian, Enco W51 sanggup beroperasi sampai 3,5 jam nonstop, atau 20 jam kalau dipadukan bersama charging case-nya. Jika fitur ANC-nya dimatikan, maka daya tahan baterainya akan naik sedikit menjadi 4 jam, atau 24 jam bersama charging case. Supaya praktis, charging case milik Enco W51 dapat diisi ulang secara nirkabel menggunakan Qi wireless charger.

Kalau memang masih memerlukan insentif ekstra, kebetulan OPPO juga tengah bersiap mengadakan acara bertajuk Reno4 Virtual Run. Lomba lari ‘bernuansa’ pandemi tersebut akan berlangsung mulai 12 – 31 Oktober dengan total hadiah senilai 80 juta rupiah. Pendaftaran acaranya masih dibuka sampai tanggal 12 Oktober dengan mengunjungi situs resmi Reno4 Virtual Run.

Disclosure: Artikel ini adalah advertorial yang didukung oleh OPPO.

Jelang Peluncuran Resminya, Spesifikasi Lengkap OPPO Reno4 dan OPPO Watch Disingkap

OPPO Reno4 akan diluncurkan secara resmi pada tanggal 6 Agustus nanti. Desainnya sudah sempat kita bahas secara cukup mendalam, demikian pula kemampuan fotografi dan videografinya, tidak ketinggalan juga sejumlah keunggulannya dari segi hardware dan software.

Lewat artikel ini, saya bermaksud untuk merangkum semuanya, serta menambahkan beberapa info yang mungkin terlewatkan sebelumnya. Namun sebelum timbul kesalahpahaman, OPPO hingga kini belum memberikan informasi soal harga jualnya di Indonesia. Jadi kalau untuk harganya, kita masih harus sabar menunggu beberapa hari lagi.

OPPO sendiri bilang bahwa target pasar Reno4 adalah kalangan muda-mudi (20 – 30 tahun) dengan upper middle income, jadi mungkin untuk sekarang kita bisa mengira-ngira sendiri banderolnya seberapa.

Dari segi desain, kita sudah tahu bahwa Reno4 boleh dibilang bakal menjadi Reno yang paling trendi. Ia paling tipis (7,7 mm) dan paling ringan (165 gram) dari semua seri Reno selama ini, dan dua pilihan warna yang tersedia mempunyai daya tariknya sendiri-sendiri; Galactic Blue dengan tekstur matte yang tetap kelihatan mengkilap, Space Black dengan monogram ala brandbrand fashion.

Namun seperti yang sudah menjadi ciri khas seri Reno sejak generasi pertamanya, fitur fotografi dan videografi-lah yang selalu menjadi suguhan utama. Reno 10x Zoom mengandalkan, well, 10x hybrid zoom. Lalu Reno2 hadir memperkenalkan fitur Ultra Steady Video, disusul oleh Reno3 dengan 108MP Ultra Clear Image.

Untuk Reno4, beberapa fitur pendahulunya seperti Ultra Dark Mode dan Ultra Clear Image itu tadi tentu tetap tersedia, sedangkan yang lain seperti Ultra Steady Video malah semakin disempurnakan (yang kini kompatibel dengan kamera depan sekaligus). Fitur-fitur barunya sendiri meliputi AI Color Portrait, Monochrome Video, 960 fps Smart Slow-Motion, dan Night Flare Portrait, yang semuanya sempat saya bahas berdasarkan pengalaman para kreator konten.

Spesifikasi kameranya sendiri adalah sebagai berikut: kamera utama 48 megapixel f/1.7, kamera ultra-wide 8 megapixel f/2.2, kamera macro 2 megapixel, dan kamera monokrom 2 megapixel yang lensanya kecil sendiri di ujung kanan atas. Beralih ke depan, kita akan melihat layar AMOLED 6,4 inci beresolusi FHD+ (1080p), dan lubang kamera berbentuk kapsulnya itu dihuni oleh kamera selfie 32 megapixel dan kamera ekstra yang bertindak sebagai sensor khusus bernama AON Smart Sensor.

Komponen ini menawarkan empat fitur yang berbeda: Smart Spying Prevention, Smart Air Control, Smart Rotation, dan Smart Always On. Beberapa fungsinya sudah sempat dijelaskan oleh rekan saya Lukman, namun satu yang paling mencuri perhatian saya adalah Smart Rotation.

Fitur ini pada dasarnya memungkinkan perangkat untuk menyesuaikan sendiri orientasi layar dengan wajah. Jadi meski perangkat sedang kita pakai selagi tidur miring, orientasi layar akan tetap dikunci supaya tidak berubah menjadi landscape. Barulah saat ponsel kita miringkan selagi berdiri, orientasi layarnya berubah jadi landscape seperti yang sudah seharusnya.

Fitur-fitur pintar semacam ini tentu tak akan lengkap tanpa sederet penyempurnaan yang ditawarkan ColorOS 7.2. Salah satu fitur ColorOS 7.2 yang paling menarik kalau menurut saya adalah Quick Return Bubble, yang sejatinya dirancang untuk mereka yang gemar bermain game – sekali lagi tentu ini disesuaikan dengan target market Reno4.

Berkat Quick Return Bubble, proses menunggu (matchmaking) di game seperti PUBG, Mobile Legends, maupun Arena of Valor bisa dibuat jadi lebih tidak membosankan. Pasalnya, selama menunggu, tampilan game dapat kita perkecil hingga membentuk semacam bulatan kecil di samping layar, lalu kita bisa memanfaatkan waktu menunggu tersebut untuk membalas pesan maupun membuka aplikasi-aplikasi lainnya. Saat match sudah siap, tentu saja pengguna bakal menerima notifikasi.

Fitur lain, seperti AI App Preloading misalnya, dirancang untuk semakin memuluskan pengalaman penggunaan. Namun selain via software, tentu saja peningkatan performa itu juga datang dari sisi hardware. Seperti yang sudah dibahas sebelumnya, Reno4 datang membawa chipset Qualcomm Snapdragon 720G yang punya performa CPU sekaligus GPU lebih baik bahkan dari milik Reno3 Pro sekalipun. Melengkapi chipset baru tersebut adalah RAM LPDDR4x berkapasitas 8 GB dan storage internal 128 GB (plus slot microSD).

Yang bertambah gegas pun bukan cuma kinerjanya, tapi juga proses pengisian dayanya. Reno4 datang membawa dukungan VOOC Flash Charge 4.0 dengan output maksimum 30W, dan pada prakteknya ia cuma memerlukan waktu 20 menit untuk mengisi 50% baterainya yang berkapasitas total 4.015 mAh, atau 57 menit hingga benar-benar penuh. Sebagai perbandingan, Reno3 dengan VOOC 3.0 (20W) memerlukan 1 jam lebih sedikit untuk charging sampai penuh.

Sekali lagi, info selengkapnya mengenai Reno4 baru bisa kita pelajari lebih lanjut pada tanggal 6 Agustus mendatang. Selain Reno4, OPPO Indonesia juga akan memanfaatkan kesempatan tersebut untuk meluncurkan smartwatch perdananya, OPPO Watch.

Spesifikasi OPPO Watch

Seperti yang telah diberitakan sebelumnya, OPPO Watch akan hadir dalam dua varian ukuran: 41 mm dan 46 mm. Varian 41 mm-nya ini mengemas layar 1,6 inci beresolusi 320 x 360 pixel, sedangkan varian 46 mm-nya dengan layar 1,91 inci beresolusi 402 x 476 pixel. Panel yang digunakan pada keduanya sama-sama AMOLED, dan OPPO juga telah melapisi keduanya dengan kaca Gorilla Glass 3.

Layar dengan bezel yang amat tipis ini kelihatan premium, dan kesan itu semakin disempurnakan oleh sasis perangkat yang terbuat dari aluminium. Khusus varian 41 mm, ada dua pilihan warna yang tersedia, yaitu hitam dan rose gold, sedangkan varian 46 mm hanya tersedia dalam balutan warna hitam saja. Masih seputar fisiknya, satu perbedaan kecil lainnya adalah perihal ketahanan air; varian 41 mm tahan hingga kedalaman 30 meter, sedangkan varian 46 mm hingga 50 meter.

Seperti halnya Reno4, OPPO Watch yang dirilis di Indonesia mempunyai spesifikasi yang agak berbeda jika dibandingkan dengan yang dipasarkan di Tiongkok. Yang paling utama adalah chipset yang digunakan, yakni Qualcomm Snapdragon Wear 3100, dibantu oleh Ambiq Apollo3 yang bertindak sebagai co-processor untuk menjalankan tugas-tugas ringan saat perangkat berada dalam mode Power Saver, serta RAM 1 GB dan storage 8 GB.

Perbedaan besar selanjutnya tentu adalah sistem operasi yang dijalankan. OPPO Watch versi Indonesia sepenuhnya menjalankan Wear OS demi memaksimalkan kompatibilitasnya, dan itu berarti ia juga mendukung tracking lebih dari 90 macam aktivitas fisik via Google Fit.

Tanpa perlu terkejut, OPPO Watch juga hadir dengan dukungan VOOC flash charging versinya sendiri, yang diklaim hanya membutuhkan waktu 75 menit saja untuk mengisi baterai perangkat hingga penuh. Kalau sedang buru-buru, charging selama 15 menit diyakini sudah bisa memberikan daya yang cukup untuk penggunaan selama sekitar 18 jam.

Lalu berapa harganya? Lagi-lagi kita harus menunggu sampai peluncuran resminya tidak lama lagi.

OPPO Watch Bakal Datang ke Indonesia, Berikut Bocoran Feature-nya

Saat ini hampir semua produsen yang dikenal dengan perangkat smartphone-nya bakal mengeluarkan produk-produk Internet of Things. OPPO merupakan salah satu produsen yang juga bakal melebarkan sayapnya dengan meluncurkan produk-produk IoT tersebut. Salah satunya adalah jam tangan pintar atau smart watch.

Baru-baru ini, saya diundang oleh OPPO untuk mengintip produk terbaru mereka, yaitu OPPO Watch. Perangkat ini nantinya bakal diluncurkan dalam dua versi, yaitu 46 mm dan 41 mm. Peluncurannya sendiri akan berbarengan dengan OPPO Reno 4 yang akan dihelat pada tanggal 6 Agustus 2020 mendatang.

OPPO Watch

Sebelum perangkat ini meluncur, memang ada beberapa hal yang memang belum bisa diinformasikan kepada publik. Namun, ada beberapa bocoran yang diberikan oleh Aryo Meidianto selaku PR Manager OPPO Indonesia. Berikut adalah beberapa yang bisa kita ketahui sebelum produk tersebut diluncurkan.

Flexible Dual-Curved Display

OPPO Watch nantinya bakal menjadi yang pertama di industri smart watch yang menggunakan layar Flexible Dual-Curved Display. Desainnya sendiri terlihat premium dan mewah dengan tampilan yang lebih besar. OPPO Watch terlihat tidak memiliki bingkai berkat desain yang dinamakan ultra frameless yang juga dihasilkan oleh penggunaan layar tersebut.

 

Outfit-Matching AI Watch Face

Biasanya, mereka yang selalu bergaya ingin menggunakan segala perlengkapan yang senada dengan pakaian yang digunakan. OPPO Watch memiliki feature yang dapat membuat wallpaper jam tangannya menjadi match dengan warna busana sang pengguna. Hal tersebut bisa langsung dilakukan dengan menggunakan kamera dari perangkat smartphone yang sudah di-pair dengan OPPO Watch. Cukup foto saja, AI yang ada bakal mencocokkan warna pakaian dan langsung membuat wallpaper-nya.

OPPO Watch Black 41mm - 001

Wear OS by Google

Saat ini, tidak banyak jam pintar yang beredar di Indonesia menggunakan Wear OS buatan Google. Padahal, OS ini sendiri memiliki berbagai feature yang bisa ditambahkan langsung dari Google Play. OPPO Watch ternyata menggunakan Wear OS by Google, sehingga memiliki segudang feature yang bisa dimasukkan dari Google Play. 

Customizable Watch Face

 

Menggunakan Wear OS sudah berarti pula bisa menggunakan watch face yang beragam dan sudah disediakan oleh Google. Oleh karena fleksibilitasnya pula, pengguna bisa mendesain sendiri watch face mereka dengan menggunakan berbagai tutorial yang beredar di internet. Bahkan, pengguna juga bisa mengambil watch face pihak ketiga yang banyak beredar gratis.

OPPO Watch Black 46mm - 002

Professional Exercise Sensors 

Penggunaan jam tangan pintar tidak terlepas dari kegiatan olah raga sang pemakai. OPPO Watch pun juga memiliki fasilitas pendeteksi untuk olah raga pula. Bedanya, jam tangan pintar ini sudah dilengkapi dengan lima sensor yang dapat menyajikan hasil pemantauan akurat terhadap latihan olahraga. Jam tangan pintar lainnya biasanya hanya memiliki dua buah sensor saja.

Workout Partner

Berolah raga tentu saja membutuhkan instruksi yang benar. Jika tidak, ada kemungkinan cedera otot menanti mereka yang belum mengerti. OPPO Watch menyediakan 5 (lima) menit kursus olahraga dan 5 (lima) mode olahraga dengan panduan pribadi untuk aktivitas olah tubuh lebih mudah dan lebih efisien bagi pengguna. Nantinya data olah raga para pemakai bisa langung tersinkronasi ke Google Fit yang juga memiliki 90+ mode olahraga untuk membantu memperluas skenario penggunaan.

Watch VOOC Flash Charging

Dilema pengguna smartwatch adalah pengisian dayanya yang memakan waktu cukup lama. Ternyata, OPPO mampu memecahkan masalah pengisian daya pada smartwatch. Hanya dalam waktu 15 menit pengisian daya, OPPO Watch dapat menghasilkan waktu pakai selama 18 Jam. Sementara itu, baterai OPPO Watch akan terisi penuh setelah pengisian ulang selama 75 menit.

OPPO Watch Rose Gold 41mm - 002

OPPO Watch juga sudah mendukung feature tahan air. Namun pada sesi kali ini, OPPO belum bisa memberitahukan standar apa yang digunakan pada smart watch ini. Hal tersebut tentu saja akan diumbar secara jelas pada tanggal 6 Agustus 2020 nanti, saat acara peluncurannya.

Saya pun juga menanyakan apakah strap atau tali jam tangan pintar ini bisa diganti atau tidak. Ternyata, penggantian tali jam tangannya memang sangat mudah. Aryo mengatakan bahwa penggantian talinya hanya menekan tombol kecil yang ada di bagian bawah jam tangan pintar tersebut. Memasangnya juga cukup mudah, terlihat dari cara Aryo melekatkan kembali strap tersebut.

Terakhir, Aryo pun mengatakan bahwa spesifikasi OPPO Watch yang ada di Indonesia tidak sama dengan yang beredar di Tiongkok. Hal tersebut juga berlaku pada smartphone OPPO Reno 4 yang memiliki spesifikasi berbeda dengan yang di Tiongkok. Lalu seperti apa spesifikasi yang ada pada OPPO Watch ini? Yuk kita tunggu saja informasi lengkapnya saat jam tangan pintar ini meluncur pada tanggal 6 Agustus mendatang, hanya di DailySocial.id.

Hublot Luncurkan Smartwatch Keduanya, Kali Ini Tanpa Tema Sepak Bola

Produsen jam tangan kenamaan asal Swiss, Hublot, meluncurkan smartwatch Wear OS baru bernama Big Bang E. Kalau Anda ingat, ini bukanlah smartwatch pertama mereka. Di tahun 2018, Hublot sempat memproduksi Big Bang Referee yang dirancang untuk mendampingi para wasit di sepanjang perhelatan Piala Dunia 2018.

Big Bang E tidak mengangkat tema sepak bola sedikit pun – kemungkinan karena Euro 2020 tahun ini batal digelar – dan ini saja sebenarnya sudah bisa menarik perhatian lebih banyak kalangan ketimbang Big Bang Referee. Lebih lanjut, dimensinya jauh lebih ringkas daripada Big Bang Referee, yang tergolong bongsor dengan diameter 49 mm.

Big Bang E di sisi lain punya diameter 42 mm saja. Ia hadir dalam dua versi yang berbeda; satu dengan case berbahan titanium, satu lagi dengan bahan keramik. Perangkat tergolong cukup tipis di angka 12,8 mm, dan secara keseluruhan tahan air hingga kedalaman 30 meter. Strap-nya mudah dilepas pasang cukup dengan satu klik tombol saja.

Hublot Big Bang E

Big Bang E mengemas layar AMOLED sebesar 1,21 inci dengan resolusi 390 x 390 pixel, dan tentu saja layarnya sudah dilapisi kaca kristal safir. Di sisi kanannya, kita bisa melihat sebuah crown yang dapat diputar sekaligus ditekan.

Secara teknis, spesifikasi Big Bang E kurang lebih sama seperti Tag Heuer Connected 2020, yang sebenarnya masih di bawah satu grup induk LVMH: chipset Qualcomm Snapdragon Wear 3100, RAM 1 GB, dan storage internal 8 GB. Sayangnya, meski dilengkapi NFC, versi Bluetooth-nya masih 4.2.

Lebih mengecewakan lagi, Big Bang E sama sekali tidak dilengkapi GPS ataupun heart-rate monitor, dan dua fitur ini merupakan salah satu keunggulan utama Tag Heuer Connected 2020. Kapasitas baterainya juga terbilang kecil di angka 300 mAh.

Hublot Big Bang E

Terlepas dari itu, semua kelebihan sistem operasi Wear OS tentunya bisa didapatkan di sini. Hublot juga tidak lupa menyematkan sejumlah watch face eksklusif, termasuk salah satunya yang dapat menampilkan fase bulan secara presisi.

Berhubung ini Hublot, harganya sudah pasti mahal. Versi titaniumnya dibanderol $5.200, sedangkan versi keramiknya $5.800. Harganya bahkan lebih mahal lagi dibanding Big Bang Referee, dan jauh lebih mahal daripada Tag Heuer Connected 2020 yang berfitur lebih komplet – yang sendirinya juga sudah masuk kategori smartwatch sultan.

Sumber: Wareable dan Hublot.

Tag Heuer Luncurkan Smartwatch Generasi Ketiga, Kini Dilengkapi Crown Seperti Arloji Tradisional

Pasar smartwatch belakangan ini terkesan stagnan, akan tetapi itu bukan berarti pabrikan sudah sepenuhnya mangkir dari segmen tersebut. Jangankan produsen gadget, produsen jam tangan tradisional pun sebenarnya masih tertarik menekuni bidang ini.

Lihat saja Tag Heuer, yang baru saja meluncurkan smartwatch anyarnya, Connected 2020. Perangkat ini merupakan smartwatch ketiga Tag Heuer setelah Connected di tahun 2015 dan Connected Modular di tahun 2017. Ya, selisih waktu tiga tahun memang tergolong lama, dan sudah semestinya pembaruannya cukup signifikan.

Tag Heuer Connected 2020

Secara fisik, Tag Heuer Connected 2020 sepintas kelihatan mirip seperti pendahulunya. Namun ada satu perubahan dramatis yang diusungnya: ia mengemas sebuah crown, menjadikannya semakin menyerupai arloji tradisional. Crown tersebut diapit oleh dua tombol ekstra, dan ini mengindikasikan pengoperasian yang lebih baik ketimbang generasi sebelumnya yang cuma mengandalkan satu tombol saja.

Dimensinya tidak berubah banyak dari sebelumnya, dengan diameter 45 mm dan tebal 13,5 mm. Layarnya merupakan panel OLED 1,39 inci beresolusi 454 x 454 pixel, dan tentu saja ada kaca safir yang melapisinya, tidak ketinggalan pula bezel dari bahan keramik. Soal ketahanan air, ia siap diajak menyelam hingga kedalaman 50 meter.

Tag Heuer Connected 2020

Yang agak mengecewakan mungkin adalah spesifikasinya, utamanya chipset yang digunakan, yakni Qualcomm Snapdragon Wear 3100. Saya bilang mengecewakan karena chipset ini sudah berusia hampir dua tahun, dan kelebihannya dibanding sebelumnya tidak lebih dari sebatas konsumsi daya yang lebih irit.

Chipset ini juga sama persis seperti yang terdapat pada Montblanc Summit 2, yang juga telah eksis sejak tahun 2018. Mungkin yang lebih pantas disalahkan adalah Qualcomm.

Tag Heuer Connected 2020

Selebihnya, fitur yang ditawarkan smartwatch ini terbilang lengkap. NFC hadir sebagai standar, tapi sayangnya konektivitas Bluetooth yang digunakan belum versi 5.0. Heart-rate monitor dan GPS turut tersedia, dan baterai yang diusungnya memiliki kapasitas 430 mAh. Seperti sebelumnya, perangkat ini menjalankan sistem operasi Wear OS bikinan Google.

Tag Heuer Connected 2020 saat ini sudah dipasarkan dengan harga mulai $1.800 untuk varian dengan case stainless steel, atau $2.350 untuk varian titanium. Koleksi strap ekstranya dijual seharga $100 untuk yang berbahan karet, dan $490 untuk yang berbahan stainless steel. Yup, strap-nya sendiri saja sudah seharga smartwatch lain.

Sumber: 9to5Google dan Droid-Life.

Xiaomi Resmi Perkenalkan Smartwatch Perdananya, Mi Watch

Smartwatch perdana Xiaomi, Mi Watch, akhirnya resmi diperkenalkan setelah sejumlah bocorannya beredar di media sosial beberapa hari lalu. Persis seperti yang sudah diduga, perangkat ini mengambil banyak inspirasi dari Apple Watch, terutama dari segi desain.

Kemiripannya dengan Apple Watch bisa kita lihat dari bentuk layar serta posisi crown dan satu tombol tambahannya di sisi kanan. Layarnya sendiri merupakan panel AMOLED 1,78 inci beresolusi tinggi, dengan kepadatan pixel di angka 326 ppi. Layar tersebut duduk di atas case berbahan aluminium atau stainless steel, lagi-lagi sama seperti yang Apple tawarkan.

Xiaomi Mi Watch

Spesifikasi Mi Watch tergolong cukup mumpuni. Chipset Qualcomm Snapdragon Wear 3100 ditunjuk menjadi otaknya, lengkap beserta dampingan RAM 1 GB dan storage 8 GB. Kapasitas baterainya pun cukup besar di angka 570 mAh, dan Xiaomi mengklaim perangkat ini mampu beroperasi hingga 36 jam nonstop dalam sekali pengisian.

Juga penting di ranah smartwatch adalah kehadiran GPS dan NFC, yang berarti Mi Watch dapat memonitor aktivitas seperti jogging atau bersepeda secara mandiri (tanpa harus mengandalkan GPS milik smartphone), serta bisa dipakai sebagai alat pembayaran elektronik. Dukungan eSIM dan jaringan 4G, serta keberadaan mikrofon dan speaker juga berarti perangkat ini siap dipakai untuk keperluan menelepon.

Beralih ke software, Mi Watch menjalankan sistem operasi MIUI for Watch yang berbasiskan Wear OS. Selain punya tampilan yang berbeda, OS ini juga mengemas app store-nya sendiri. Xiaomi pun tidak lupa menyertakan sejumlah aplikasi bawaan rancangannya sendiri seperti Tasks, Recorder atau Notes.

Xiaomi Mi Watch

Fungsi tracking yang ditawarkan Mi Watch cukup melimpah. Di samping heart-rate monitoring dan sleep tracking, perangkat juga dibekali sepuluh mode khusus untuk memonitor aktivitas-aktivitas seperti berlari atau berenang. Ya, Mi Watch tentunya telah dirancang supaya tahan air, namun tidak diketahui sampai sedalam apa.

Untuk sekarang, Xiaomi hanya akan memasarkan Mi Watch di Tiongkok saja. Varian aluminiumnya dihargai 1.299 yuan (± Rp 2,6 juta), sedangkan varian stainless steel-nya dihargai 1.999 yuan (± Rp 4 juta) dan baru akan menyusul pada bulan Desember mendatang.

Sumber: Engadget.

Google Akuisisi Fitbit Senilai $2,1 Miliar

Sebagai pencetus Wear OS, Google punya harapan besar di segmen smartwatch. Beragam upaya ekstra mereka lancarkan demi menjadi pihak yang dominan, salah satunya dengan menebus teknologi smartwatch dari Fossil senilai $40 juta. Namun Google rupanya masih belum puas, dan mereka pun sekarang mengincar nama yang lebih besar lagi di bidang ini, yakni Fitbit.

Ya, Google tengah bersiap untuk mengakuisisi brand yang namanya sudah otomatis diasosiasikan dengan fitness tracker tersebut. Tidak tanggung-tanggung, dana sebesar $2,1 miliar telah mereka siapkan untuk meminang Fitbit secara menyeluruh, dan proses akuisisinya diperkirakan bakal tuntas tahun depan.

Belum diketahui apa rencana Google setelah Fitbit resmi berada di tangannya. Saya menduga Fitbit masih akan tetap berdiri sendiri seperti Nest, akan tetapi software yang menenagai perangkatnya bakal diganti dengan hasil peleburan antara Wear OS dan sistem operasi rancangan Fitbit sendiri. Satu hal yang sudah dipastikan dari jauh-jauh hari adalah, perangkat bikinan Fitbit tetap akan kompatibel dengan platform Android maupun iOS.

CEO sekaligus co-founder Fitbit, James Park, menilai Google sebagai mitra yang tepat untuk memenuhi misi mereka. Dukungan sumber daya Google akan menjadi motor utama mereka dalam mempercepat inovasi di ranah wearable. Di saat yang sama, Fitbit juga memastikan bahwa privasi konsumen bakal tetap terjaga meski mereka sudah berada di bawah naungan Google nantinya.

Reputasi Google terkait privasi memang jauh dari kata bagus. Fitbit pun sadar betul akan hal ini, dan mereka memastikan data konsumen yang dikumpulkan tidak akan pernah dipakai untuk optimasi platform iklan Google. Konsumen juga dipastikan bakal terus memiliki akses sekaligus kontrol terhadap data-data yang dikumpulkan oleh perangkat.

Google yang selama ini kita kenal memang bukanlah produsen hardware, akan tetapi belakangan mereka semakin menunjukkan keseriusannya di bidang ini. Lini Pixel adalah amunisi mereka di segmen smartphone dan laptop, sedangkan Nest di bidang smart home, dan Fitbit akan segera menyusul ekspansi mereka di ranah wearable.

Sumber: Google dan Fitbit.

Smartwatch Misfit Vapor X Usung Chipset Terbaru Qualcomm dalam Bodi yang Ringan dan Nyaman

Meski lebih dikenal sebagai produsen smartwatch hybrid, Misfit sempat merilis smartwatch Wear OS bernama Vapor di tahun 2017. Dua tahun berselang, Misfit akhirnya menyingkap Vapor X, yang diklaim sebagai smartwatch paling efisien sekaligus paling ringan yang pernah mereka buat.

Seringan apa? Bobot casing-nya hanya 43 gram, meski diameternya sendiri 42 mm. Tentunya ini dapat dicapai berkat penggunaan material aluminium pada casing-nya. Juga berubah adalah strap-nya, dengan rancangan baru yang diyakini lebih breathable untuk kulit pergelangan tangan.

Vapor X mengemas layar sentuh AMOLED berukuran 1,19 inci. Di baliknya, bernaung chipset terbaru Qualcomm Snapdragon Wear 3100, dan inilah yang menjadi kunci atas klaim “paling efisien” itu tadi. Dalam satu kali pengisian, Vapor X siap beroperasi hingga 24 jam nonstop.

Itu dalam mode normal, sedangkan dalam mode battery saving, daya tahannya diklaim bisa mencapai tiga hari. Proses pengisiannya sendiri cukup cepat; 50 menit charging sudah bisa mengisi 80% kapasitas baterainya.

Misfit Vapor X

Chipset tersebut turut ditemani oleh RAM 512 MB dan storage internal 4 GB. Komposisi RAM dan storage-nya ini berbeda dari milik smartwatch generasi kelima Fossil (Misfit adalah anak perusahaan Fossil), meski chipset yang digunakan sama persis.

Kabar baiknya, sensor-sensor yang diusung Misfit Vapor X sama seperti Fossil Gen 5, mencakup altimeter, heart-rate monitor, NFC, maupun GPS terintegrasi. Semuanya dikemas dalam bodi yang tahan air hingga kedalaman 30 meter.

Misfit Vapor X saat ini telah dipasarkan seharga $200, cukup jauh selisihnya dibandingkan Fossil Gen 5. Namun yang perlu dicatat, harga tersebut adalah harga perkenalan untuk waktu yang terbatas. Harga normalnya sendiri dipatok $280, hanya berbeda tipis dari Fossil Gen 5.

Sumber: The Verge.

Fossil Mulai Luncurkan Deretan Smartwatch Generasi Kelimanya

Fossil baru saja menyingkap dua smartwatch anyar. Duo smartwatch bernama Fossil Julianna HR dan Fossil Carlyle HR ini menjadi anggota pertama dari keluarga smartwatch generasi kelima yang tengah disiapkan Fossil untuk tahun ini, yang kabarnya bakal mencakup tiga brand anyar, serta sejumlah smartwatch tipe hybrid.

Dibanding generasi sebelumnya, baik Julianna maupun Carlyle tentu membawa sejumlah penyempurnaan. Yang paling utama adalah penggunaan chipset Qualcomm Snapdragon Wear 3100, menyusul jejak Fossil Sport yang telah hadir sejak akhir tahun kemarin. Juga ikut didongkrak adalah kapasitas RAM dan storage internalnya, yang masing-masing naik dari 512 MB dan 4 GB menjadi 1 GB dan 8 GB.

Fossil Julianna HR / Fossil
Fossil Julianna HR / Fossil

Kedua smartwatch yang pada dasarnya merupakan suksesor Q Venture HR dan Explorist HR ini sama-sama memiliki diameter 44 mm, dengan tebal casing 12 mm dan strap 22 mm yang dapat dilepas-pasang. Layar sentuh 1,3 incinya merupakan panel AMOLED beresolusi tinggi, dengan kepadatan pixel senilai 328 ppi.

Masih seputar hardware, Julianna dan Carlyle turut dibekali speaker terintegrasi, yang berarti Google Assistant dapat merespon secara lisan ketimbang hanya via teks. Manfaat lainnya, Julianna dan Carlyle dapat dipakai untuk menerima panggilan telepon yang masuk ke ponsel tanpa mewajibkan penggunanya mengenakan headset.

Fitur penerimaan telepon ini rupanya juga bakal tersedia untuk konsumen yang menggunakan iPhone via bantuan aplikasi tambahan, meski tidak langsung setelah perangkat dipasarkan. Dari segi software, Julianna dan Carlyle tentu sudah menjalankan versi terbaru Wear OS.

Fossil Carlyle HR / Fossil
Fossil Carlyle HR / Fossil

Selebihnya, fitur-fitur seperti integrasi NFC dan GPS, heart-rate monitor generasi baru beserta sebuah altimeter sudah menjadi standar buat Julianna dan Carlyle. Dalam satu kali pengisian, baterainya mampu bertahan hingga 24 jam. Charging-nya sendiri tidak butuh waktu lama: cuma 50 menit untuk mengisi kapasitas baterainya dari 0 sampai 80%.

Fossil saat ini telah memasarkan Julianna HR dan Carlyle HR seharga $295, sedikit lebih mahal ketimbang Fossil Sport, tapi memang fiturnya juga lebih lengkap.

Sumber: Wareable.