Canon Luncurkan Software untuk Mengubah Kamera Bikinannya Menjadi Webcam

Apa gadget terpenting selama bekerja dari rumah alias WFH? Bagi yang melangsungkan video conference setiap hari bersama para koleganya, jawabannya mungkin adalah webcam. Begitu esensialnya webcam selama WFH, stoknya sampai menipis di Amerika Serikat, dan kalaupun ada, harganya naik berkali lipat.

Kabar baiknya, kamera DSLR atau mirrorless yang kita punya sebenarnya juga bisa dijadikan webcam, dengan catatan mereknya adalah Canon. Yang dibutuhkan hanyalah kabel USB untuk menyambungkan kamera ke PC (Windows 10 64-bit), serta sebuah software anyar bernama EOS Webcam Utility Beta.

Solusi plug-and-play ini kompatibel dengan sejumlah kamera DSLR, mirrorless maupun seri PowerShot. Daftar lengkap perangkat yang kompatibel bisa dilihat pada gambar di bawah.

Canon EOS Webcam Utility Beta

Untuk seri EOS Rebel (nama yang dipakai Canon di Amerika Serikat dan Kanada), nama modelnya yang tersedia di Indonesia adalah sebagai berikut:

  • EOS Rebel SL2 = EOS 200D
  • EOS Rebel SL3 = EOS 200D II
  • EOS Rebel T6 = EOS 1300D
  • EOS Rebel T6i = EOS 750D
  • EOS Rebel T7 = EOS 1500D
  • EOS Rebel T7i = EOS 800D
  • EOS Rebel T100 = EOS 3000D

Sebelum menyambungkan kamera ke PC, pastikan terlebih dulu kameranya sudah menyala dan dalam mode perekaman video, lalu atur parameter exposure-nya jika perlu. Usai kamera tersambung ke PC, jangan lupa pilih “EOS Webcam Utility Beta” pada opsi kamera di aplikasi video conference yang digunakan.

Semoga saja pabrikan-pabrikan kamera lain bisa segera mengikuti jejak Canon dan merilis software serupa.

Sumber: DPReview. Gambar header: James McKinven via Unsplash.

Logitech StreamCam Andalkan AI untuk Mengatur Fokus, Exposure dan Framing Secara Otomatis

Semakin populernya tren live streaming terus mendorong produsen periferal untuk menciptakan perangkat yang dikhususkan buat para kreator konten. Produk yang masuk di kategori ini pada dasarnya dirancang untuk menyederhanakan proses kreasi konten secara umum.

Salah satu contoh yang pas adalah produk terbaru dari Logitech berikut ini. Melihat namanya saja – Logitech StreamCam – kita sudah bisa menebak bahwa ia merupakan sebuah webcam untuk generasi streamer.

Logitech StreamCam

Secara teknis, kamera ini bisa merekam video dalam resolusi maksimum 1080p 60 fps, akan tetapi potensi sebenarnya baru akan kelihatan jika dipadukan dengan software Logitech Capture. Kombinasi keduanya mewujudkan sejumlah fitur cerdas, salah satunya face recognition berbasis AI.

Kemampuan StreamCam mengenali wajah berdampak langsung pada pengaturan fokus, exposure, serta framing. Tiga parameter tersebut pada dasarnya bakal disesuaikan secara otomatis oleh StreamCam, sehingga pengguna bisa berfokus secara penuh pada konten yang dibuatnya. Selain Capture, StreamCam tentu juga kompatibel dengan software populer macam OBS, XSplit dan Streamlabs.

Logitech StreamCam

Ini berarti StreamCam diciptakan untuk platform seperti YouTube, Facebook atau Twitch. Namun menariknya, StreamCam juga ditujukan buat kreator yang memilih Instagram sebagai rumahnya. Ini dikarenakan StreamCam bisa kita lepas dari dudukannya, lalu diputar 90° guna merekam video berformat vertikal.

Dudukannya pun sangat fleksibel. Di atas monitor, StreamCam bisa ditolehkan ke kiri-kanan, serta didongakkan atau ditundukkan. Kalau perlu, StreamCam bahkan bisa dipasangkan ke tripod.

StreamCam menyambung ke komputer atau laptop via sambungan USB-C. Ia mengemas lensa f/2.0 dengan sudut pandang seluas 78°, dan performa audionya ditunjang oleh sepasang mikrofon omnidirectional. Logitech StreamCam saat ini telah dipasarkan seharga $170.

Sumber: Logitech.

Elgato Luncurkan Versi Baru Cam Link dengan Dukungan Resolusi 4K

Setahun yang lalu, Elgato mengungkap periferal yang sangat menarik bernama Cam Link. Ditujukan buat para streamer, Cam Link pada dasarnya mampu mengalihfungsikan beragam kamera (DSLR, mirrorless, action cam) menjadi sebuah webcam untuk keperluan live streaming.

Bagi para streamer yang memang sudah mempunyai kamera, Cam Link merupakan alternatif yang lebih terjangkau untuk meningkatkan kualitas konten bikinannya tanpa harus beralih ke webcam kelas premium macam Logitech C922 Pro. Namun Cam Link bukanlah tanpa kelemahan: meski kamera yang Anda gunakan kapabel untuk merekam video 4K, output yang bisa dihasilkan Cam Link hanya terbatas di 1080p 60 fps.

Itulah mengapa Elgato baru saja merilis model anyar, yakni Cam Link 4K. Sesuai namanya, output video yang disiarkan bisa dalam resolusi 4K 30 fps, dan Elgato memastikan latency-nya masih sangat minimal seperti sebelumnya. Lebih lanjut, Cam Link 4K juga mendukung teknik interlacing video, membuatnya kompatibel dengan lebih banyak kamera.

Elgato Cam Link 4K

Selebihnya, Cam Link 4K mirip seperti pendahulunya. Wujudnya identik, masih seperti flash disk yang menyambung ke port USB 3.0 milik laptop atau komputer, lalu di ujung satunya ada port HDMI untuk menyambungkan kamera yang hendak digunakan. Software yang didukung pun juga masih bervariasi, mencakup yang populer seperti OBS Studio, Discord maupun Skype.

Bagian terbaiknya, banderol harga Elgato Cam Link 4K sama persis seperti pendahulunya: $130. Sekali lagi, daripada harus membeli webcam baru, kenapa tidak dimanfaatkan saja kamera yang sudah ada?

Sumber: Corsair.

Software Logitech Capture Dirancang untuk Menyederhanakan Pekerjaan Kreator Konten

Pada awalnya, webcam diciptakan hanya sebatas untuk keperluan video calling saja. Namun dalam beberapa tahun terakhir, periferal tersebut sudah beralih fungsi menjadi senjata andalan para streamer di Twitch maupun YouTube. Untuk itu, Logitech menilai harus ada yang dibenahi, khususnya dari sisi software yang mendampinginya.

Mereka baru saja merilis versi beta dari Logitech Capture. Capture merupakan evolusi dari Logitech Webcam Software yang sudah uzur, yang dikembangkan jauh sebelum live streaming menjadi salah satu profesi untuk mencari nafkah. Sebaliknya, Capture dirancang untuk menyederhanakan pekerjaan para kreator konten.

Menggunakan Capture, pengguna dapat merekam dari dua sumber yang berbeda; satu webcam, dan satu lagi layar komputer itu sendiri. Mengganti output video dari sumber pertama ke kedua cukup semudah mengklik tombol (atau bisa juga via keyboard shortcut, dengan animasi transisi yang dapat diubah-ubah), atau pengguna juga dapat menumpuk keduanya seperti format yang diterapkan streamer pada umumnya.

Opsi pengaturan yang diberikan Capture sungguh berlimpah. Terdapat preset untuk streaming atau video calling, dan masing-masing memprioritaskan aspek yang berbeda (streaming memprioritaskan frame rate, video calling memprioritaskan eksposur). Zooming, panning dan tilting semuanya dapat dilakukan secara manual jika diperlukan.

Logitech Capture tidak bermaksud menjadi pengganti software serupa yang lebih powerful, seperti XSplit Broadcaster misalnya. Namun ia tetap merupakan alternatif gratis yang cukup menarik, terutama bagi pemilik webcam Logitech C920, C922 dan Brio 4K.

Sumber: Logitech.

Webcam Pintar Hello Segera Kedatangan Suksesor yang Lebih Andal Lagi

Sekitar dua tahun yang lalu, saya sempat menulis tentang Hello, sebuah webcam pintar yang dapat mengubah TV atau monitor apapun menjadi alat video conferencing, screen sharing maupun live broadcasting, semuanya lewat satu sambungan HDMI. Kampanye crowdfunding-nya terbukti sukses, dan kini Solaborate selaku pengembangnya sedang sibuk menyiapkan suksesornya.

Premis yang ditawarkan Hello 2 masih sama seperti pendahulunya: ketimbang harus membeli perangkat video conferencing yang umumnya berharga mahal, Anda hanya perlu menyambungkan Hello ke TV, lalu meletakkannya di atas TV supaya semua orang dalam ruangan bisa ikut berpartisipasi.

Solaborate Hello 2

Beberapa komponen penunjangnya masih dipertahankan, namun telah disempurnakan. Di antaranya ada sensor kamera 4K dengan kualitas yang lebih baik dan sudut pandang lebih luas (112°), 4 mikrofon beam-forming berteknologi noise dan echo-cancelling yang mampu menangkap suara dari jarak sejauh hampir 10 meter, serta prosesor 6-core yang menjadi otak semuanya.

Namun penyempurnaan hardware baru sebagian dari cerita lengkapnya, sebab platform-nya secara keseluruhan kini juga sudah dipoles lebih matang lagi berkat dukungan asisten virtual Alexa dan Google Assistant, serta dukungan fungsi home automation lewat platform Zigbee.

Solaborate Hello 2

Pengguna sekarang juga dapat meng-install berbagai aplikasi Android pada Hello 2, sehingga perangkat pun sejatinya dapat merangkap peran sebagai sebuah set-top-box untuk streaming video jika perlu. Integrasi berbagai layanan seperti Slack, Facebook Workplace, Dropbox, Google Drive dan Calendar kini juga telah tersedia secara default pada Hello 2.

Perannya sebagai kamera pengawas juga tidak dilupakan, bahkan lebih dipertegas lagi lewat penyempurnaan pada fitur night vision, serta pendeteksi suara dan gerakan. Bagi yang mementingkan masalah privasi, Hello 2 dilengkapi dua tombol untuk secara langsung memutus input video dan audio, meminimalkan peluang perangkat diretas secara remote.

Hello Touch dan keputusan menjadi open-source

Solaborate Hello 2

Di samping Hello 2, Solaborate rupanya turut mengembangkan perangkat lain bernama Hello Touch. Touch sejatinya merupakan TV 4K besar berbekal panel sentuh yang dapat digunakan untuk memudahkan proses kolaborasi secara real-time maupun sebagai papan tulis digital.

Semua yang dapat dilakukan Hello 2 juga bisa dilakukan Hello Touch, sebab seperti yang bisa Anda lihat, memang ada sebuah Hello 2 yang menancap di bagian atasnya. Secara keseluruhan, Touch sejatinya bisa menjadi alternatif terhadap Microsoft Surface Hub atau Google Jamboard, dan Solaborate pun memastikan harganya bakal cukup terjangkau guna meningkatkan nilai kompetitifnya.

Hal lain yang juga menarik untuk disorot adalah keputusan Solaborate membuka platform Hello 2 dan menjadikannya open-source. Dengan begitu, developer pihak ketiga bisa mengembangkan aplikasi untuk meningkatkan fungsionalitas Hello 2.

Solaborate Hello 2

Bukan cuma software, Solaborate juga membuka kesempatan bagi yang tertarik menggarap hardware untuk melengkapi Hello 2 maupun Hello Touch. Guna menginspirasi para kreator hardware, Solaborate pun telah menyiapkan dua aksesori berupa game controller dan programmable button untuk Hello 2.

Dari situ kreator dapat memonetisasi karya mereka masing-masing. Saat saya tanya lebih spesifik mengenai aspek monetisasi ini, Labinot Bytyqi selaku CEO Solaborate mengungkapkan bahwa detailnya masih sedang mereka diskusikan dan matangkan. Namun yang hampir bisa dipastikan, Hello nantinya juga bakal membawa semacam app store-nya sendiri demi mewadahi karya para developer pihak ketiga.

Rencananya, Hello 2 akan kembali ditawarkan melalui platform crowdfunding Kickstarter dan Indiegogo sekaligus dalam waktu dekat. Harganya masih belum diungkapkan, tapi semestinya tidak terpaut jauh dari pendahulunya. Sebagai informasi, selama masa kampanye crowdfunding, Hello generasi pertama ditawarkan seharga $189, tapi sekarang versi retail-nya dibanderol $449.

*Update: kampanye Kickstarter untuk Hello 2 saat ini sudah dimulai.

Razer Luncurkan Webcam dan Mikrofon yang Didedikasikan untuk Para Streamer

Streaming sudah menjadi bagian integral dari komunitas gaming. Ini bukanlah pendapat saya pribadi, melainkan yang datang dari sosok penting di dunia gaming, yaitu Min-Liang Tan, yang tidak lain dari pendiri sekaligus CEO Razer.

Itulah mengapa streaming belakangan mendapat porsi perhatian yang cukup besar dari Razer. Baru-baru ini, mereka memperkenalkan webcam dan mikrofon yang didedikasikan buat para streamer, dengan memperhatikan input dari komunitas, khususnya kalangan streamer profesional.

Razer Kiyo

Webcam yang dimaksud adalah Razer Kiyo. Letak keunikan sekaligus keunggulannya ada pada cincin LED yang mengitari lensanya. Berbekal 12 buah LED, Kiyo dapat diatur tingkat kecerahannya sesuai kebutuhan, dan kehadirannya sudah pasti mampu mengeliminasi problem video yang tampak laggy akibat kondisi pencahayaan di ruangan yang minim.

Pengguna bebas memilih resolusi 1080p 30 fps atau 720p 60 fps untuk video yang disiarkan, dan Kiyo dirancang agar kompatibel dengan software populer macam OBS atau XSplit. Selain dipasangkan ke tripod, Kiyo juga bisa langsung dijepitkan ke atas monitor.

Razer Seiren X

Kiyo memang sudah dibekali mikrofon terintegrasi, tapi performanya mustahil bisa menyamai unit mikrofon terpisah. Untuk itu, Razer Seiren X hadir sebagai pendamping yang serasi untuk Kiyo, yang keduanya sama-sama mengandalkan sambungan USB.

Razer tidak segan menyebut Seiren X sebagai mikrofon berkualitas profesional, terutama berkat integrasi kondensor 25 mm guna meningkatkan sensitivitasnya. Juga unik untuk Seiren X adalah dudukan mic yang juga bertindak sebagai peredam getaran.

Baik Kiyo dan Seiren X saat ini sudah dipasarkan masing-masing seharga $100.

Sumber: Razer.

Logitech MeetUp Adalah Conference Cam yang Dirancang Spesifik untuk Ruangan Kecil

Video conferencing sudah menjadi agenda rutin sebuah perusahaan, tidak peduli sebesar apa skalanya. Masalahnya, tidak semua perusahaan, khususnya startup, cukup beruntung dan memiliki ruang konferensi yang besar. Posisi duduk yang berdekatan memaksa anggota tim untuk berjubel di depan laptop agar semuanya kelihatan dan bisa menyampaikan pendapatnya masing-masing.

Sebagai produsen conference cam yang sudah sangat berpengalaman, Logitech rupanya telah menyiapkan solusi yang dirancang spesifik untuk problem semacam ini. Namanya Logitech MeetUp, dan dari awal ia didesain untuk digunakan di dalam ruang rapat yang berukuran kecil.

Senjata utamanya adalah lensa super-wide dengan sudut pandang seluas 120 derajat, yang bahkan bisa diperluas lagi hingga 25 derajat ke kiri atau kanan berkat fitur panning. Tak cuma itu, Logitech ternyata juga telah membekali MeetUp dengan sensor 4K agar delapan orang yang berkumpul dalam satu ruang kecil itu semuanya bisa terlihat dengan jelas.

Logitech MeetUp

Video memang krusial, tapi audio juga tidak kalah penting. Itulah mengapa MeetUp mengemas tiga buah mikrofon beam-forming dan speaker terintegrasi, yang sekali lagi dioptimalkan agar kinerjanya maksimal dalam ruangan yang kecil.

MeetUp juga tidak memerlukan setup yang rumit. Cukup dengan sebuah kabel USB, maka ia siap digunakan dengan software video conferencing apapun. Konektivitas Bluetooth memungkinkan pengguna untuk menjadikan smartphone atau tablet sebagai remote control bagi MeetUp.

Logitech MeetUp rencananya akan dipasarkan mulai bulan Juli seharga Rp 16,5 juta. Aksesori pendukung berupa sebuah expansion mic akan dijual secara terpisah seharga Rp 4 juta.

Sumber: Logitech.

Logitech Brio Adalah Webcam 4K Pertama dengan Dukungan Fitur HDR dan Windows Hello

Logitech merupakan perusahaan yang cukup langka. Mereka adalah salah satu dari segelintir pabrikan yang masih menuangkan komitmennya di segmen webcam, bahkan setelah 20 tahun menggeluti segmen ini. Usai meluncurkan webcam untuk gamer sekaligus streamer, Logitech kini memperkenalkan webcam tercanggih yang pernah dibuatnya.

Dijuluki Brio 4K Pro Webcam, ia diklaim sebagai webcam pertama di pasaran yang menawarkan resolusi 4K (4096 x 2160 pixel) dalam kecepatan 30 fps. Fitur autofocus turut terintegrasi, begitu juga dengan digital zoom hingga 5x dalam resolusi full-HD.

Pengguna Logitech Brio dapat memilih sudut pandang lensa seluas 65, 78 atau 90 derajat / Logitech
Pengguna Logitech Brio dapat memilih sudut pandang lensa seluas 65, 78 atau 90 derajat / Logitech

Resolusi yang amat tajam ini turut didukung oleh lensa dengan sudut pandang seluas 90 derajat. Pun begitu, pengguna diberi kebebasan untuk memilih sudut pandang lain, yakni 65 dan 78 derajat, dengan bantuan software. Tidak kalah menarik adalah fitur Logitech RightLight 3 yang telah mendukung HDR sehingga kualitas gambarnya tetap terjamin di beragam kondisi pencahayaan.

Logitech memastikan bahwa Brio kompatibel dengan hampir semua aplikasi video conferencing yang ada, termasuk yang untuk kalangan bisnis. Logitech juga telah menyematkan teknologi pengenal wajah berbasis sensor infra-merah pada Brio, membuatnya kompatibel dengan fitur Windows Hello dan memungkinkan proses login Windows secara otomatis.

Logitech Brio dibekali teknologi pengenal wajah berbasis infra-merah yang kompatibel dengan fitur Windows Hello / Logitech
Logitech Brio dibekali teknologi pengenal wajah berbasis infra-merah yang kompatibel dengan fitur Windows Hello / Logitech

Secara fisik, desainnya tampak simpel sekaligus elegan. Brio dapat dijepitkan di monitor atau dipasangkan di atas tripod. Sambungannya bisa via USB 2.0, USB 3.0 atau bahkan USB-C, dan sepasang mikrofon miliknya telah dilengkapi teknologi noise cancelling.

Bagi yang tertarik meng-upgrade webcam-nya yang sudah renta, Logitech Brio sudah dipasarkan mulai hari ini juga dengan banderol $199.

Sumber: Business Wire.

Webcam Terbaru Logitech Didedikasikan untuk Gamer yang Kerap Mangkal di Twitch dan YouTube

Dewasa ini semakin banyak gamer yang mangkal di Twitch atau YouTube, menyiarkan sesi gaming-nya yang intens dan terkadang diselipi lelucon-lelucon konyol. Bagi mereka, ada satu peripheral tambahan yang termasuk wajib, yaitu webcam.

Logitech baru-baru ini memperkenalkan webcam baru yang sepertinya didedikasikan untuk kombo gamer + streamer ini. Dari namanya saja sebenarnya sudah kelihatan: Logitech C922 Pro Stream Webcam, mengindikasikan kalau ia lebih ditujukan untuk streaming ketimbang aktivitas video call kasual.

Streaming maupun perekaman video berlangsung pada resolusi 1080p 30 fps atau 720p 60 fps, dengan dukungan fitur autofocus dan bidang pandang seluas 78 derajat. Logitech tidak lupa membekali C922 dengan sepasang mikrofon omni-directional berteknologi noise cancelling, dan perangkat sendiri duduk di atas tripod untuk memudahkan pengaturan angle.

Logitech C922 Pro Stream Webcam datang bersama sebuah tripod untuk memudahkan pengaturan angle / Logitech
Logitech C922 Pro Stream Webcam datang bersama sebuah tripod untuk memudahkan pengaturan angle / Logitech

Akan tetapi yang membuat C922 sangat istimewa bagi para streamer adalah fitur pengganti latar belakang, dimana kamera bisa mengenali bentuk wajah dan badan pengguna dan melakukan cropping secara otomatis, lalu menambatkannya ke tampilan game yang tengah di-stream tanpa harus mengandalkan setup green screen yang kompleks.

Menutup semua itu, setiap unit C922 datang bersama lisensi software broadcasting ternama XSplit Premium selama 3 bulan. Bagi yang tertarik, Logitech C922 Pro Stream saat ini sudah dipasarkan seharga Rp 2,1 juta.

Sumber: Logitech via The Verge.

Sajikan Konsep Unik, Game Close Your Gunakan Kedipan Mata Sebagai Input

Berkat faktor interaksi, video game diakui sebagai medium penyampaian cerita yang jauh lebih canggih dari film. Hingga kini, developer besar maupun indie terus melakukan eksperimen berbekal beragam teknologi baru – satu contohnya ialah VR. Menariknya, desainer game William Hellwarth malah memutuskan buat menggunakan fitur yang sudah banyak tersedia.

Seberapa sering Anda memakai webcam? Alat kecil ini seringkali terlupakan hingga Anda mengaktifkannya saat ingin melakukan video call. Kabar baiknya, sebentar lagi peran webcam akan berubah dari sekedar pelengkap menjadi input, berkat kreasi anyar Hellwarth. Sang programer memperkenalkan Close Your, permainan pertama yang mampu mendeteksi kedipan mata lewat webcam.

Close Your 2

Close Your dirancang sebagai cerita pendek interaktif, mengisahkan perjalanan hidup sang karakter dari hari kelahiran, masa-masa penting, sampai waktu ia meninggal. Konsep dasarnya memang sederhana, tapi ada satu pembeda antara Close Your dan interactive drama lainnya: adegan tersebut dapat berlangsung selama mata Anda tetap terbuka. Berkedip, dan pemain segera dibawa ke adegan selanjutnya.

Permainan memanfaatkan webcam buat melacak gerakan mata secara real-time. Kedipan mata akan mengaktifkan fungsi fast forward. Uniknya lagi, Close Your menitikberatkan aspek random, sehingga kita tidak pernah tahu apakah episode selanjutnya terjadi lima detik atau lima tahun dari saat Anda memejamkan mata. Dan formula ini jadi lebih masuk akal setelah Anda mengetahui tema serta latar belakang cerita Close Your.

Close Your 1

Close Your fokus pada seorang tokoh yang berada di ujung hidupnya. Tabrakan maut tidak bisa terelakkan, namun di momen tersebut, waktu seolah-oleh berhenti. Ketika membuka mata, Anda berhadapan langsung dengan sang Kematian. Ia memberikan pemain satu kesempatan lagi untuk mengunjungi Bumi: sewaktu belajar berjalan, menghadapi masalah di sekolah dan kebosanan di tempat kerja, bertemu pasangan hidup Anda, membesarkan anak, bertengkar dengan orang tua, dan selanjutnya menyaksikan pemakaman mereka.

Close Your 3

Berkedip tidak bisa dihindari dan hal ini menciptakan ketegangan. Close Your menyajikan narasi bercabang-cabang, semuanya tergantung dari tindakan pemain, tetapi game tidak memberikan pilihan jelas. Contoh skenarionya: apakah Anda akan mendengarkan candaan rekan kerja atau mengabaikannya? Close Your memonitor keputusan pemain sembari menyajikan kisahnya secara dinamis.

Saat ini Close Your masih dalam tahap pengembangan. Rencananya, game baru akan meluncur di PC melalui Steam pada bulan Februari 2017.

Sumber: Kickstarter.