Jadi Gamer dan Kreator Konten yang Lebih Baik Berbekal SSD ‘Super Gesit’ WD Black SN750

Hingga saat ini, memilih unit penyimpanan masih belum menjadi prioritas sebagian pengguna PC. Dalam membeli laptop ataupun merakit desktop, orang umumnya lebih dulu memilih hardware-hardware yang dianggap memengaruhi langsung performa, seperti prosesor dan kartu grafis. Padahal, penggunaan storage yang tepat sebetulnya sangat memengaruhi kelancaran penggunaan.

Inilah salah satu argumen yang mendorong Western Digital untuk merancang SSD NVMe WD Black SN750 dan membawanya ke Indonesia minggu ini. Sang produsen menyampaikan bahwa WD Black SN750 telah disempurnakan agar gamer dan kalangan antusias hardware memperoleh pengalaman terbaik ketika menikmati konten berspesifikasi tinggi. Perusahaan asal San Jose itu juga percaya kreasinya bisa sangat berguna bagi para pencipta konten.

WD Black SN750 2

WD Black SN750 menawarkan empat poin dalam memenuhi kebutuhan para gamer yang biasanya sulit dipuaskan: performa khas storage Non-Volatile Memory express (NVMe), luasnya kapasitas, efisiensi aspek termal, dan adanya dukungan software untuk pengawasan serta kustomisasi. Pengembangannya juga didesuaikan dengan kondisi segmen gaming saat ini, terutama dampak dari ambisi developer permainan video buat menghidangkan konten yang kaya dan visual secantik mungkin.

WD Black SN750 7

Untuk sekarang, tidak lagi aneh jika sebuah game membutuhkan ruang penyimpanan puluhan gigabyte. Beberapa judul bahkan ada yang menembus batasan 100GB – misalnya Gears of War 4 dan Final Fantasy XV. Dan belum lama ini, dirilislah permainan yang tak disarankan buat diinstal di hard drive karena developer kurang optimal dalam pengembangannya. Ia baru dapat berjalan normal jika dipasang di SSD. Game tersebut adalah Anthem.

WD Black SN750 10

WD Black SN750 11

 

Live demo

Demo yang dilakukan tim JagatReview menunjukkan perbedaan kecepatan baca dan tulis yang signifikan antara SSD NVMe WD Black SN750 dengan penyimpanan berjenis hard disk 7200RPM (sayang mereka enggan menyebutkan merek dan jenisnya). Menggunakan hard drive, waktu boot Windows 10 terasa begitu menyiksa, dan hal ini menjadi lebih menonjol begitu Anda mulai mengerjakan aktivitas komputasi sehari-hari.

WD Black SN750 1

Di sesi tes unzip file sebesar 100GB, HDD yang memiliki kecepatan antara 60 sampai 70MB per detik membutuhkan waktu 25 hingga 30 menit. Penggunaan SSD biasa (160-170MBps) bisa memangkas durasi kira-kira separuhnya, namun dengan WD Black SN750 segala proses tersebut berlangsung kurang dari empat menit. Dalam pengujian CrystalDiskMark 6, software mencatat kecepatan read di 3300,7MB/s dan write 3006.4MB/s.

WD Black SN750 4

Beralih ke Anthem, akan membutuhkan waktu 1 menit 37 detik untuk melanjutkan permainan setelah tombol start diklik di PC ber-hard disk, sedangkan WD Black SN750 bisa memotongnya jadi 47 detik saja. Keterbatasan hard drive baru betul-betul terlihat begitu Anda mulai bertualang di belantara Anthem. Game berjalan tersendat-sendat walaupun sistem dipersenjatai CPU Intel Core high-end dan GPU Nvidia GeForce RTX 2080 (serta RAM 8GB, batasan minimal buat menjalankan game). Anthem baru tersaji mulus dan layak dinikmati setelah hard drive ditukar dengan WD Black SN750.

WD Black SN750 5

 

Desain istimewa dengan dua opsi model

SSD NVMe WD Black SN750 mempunyai wujud sebesar thumb drive. Terlepas dari ukurannya yang mungil itu, tersimpan ruang storage seluas 250-gigabyte sampai 2-terabyte. Western Digital menawarkan dua opsi WD Black SN750, yakni varian standar yang dapat dibubuhkan di laptop serta model ber-heatsink untuk PC desktop.

WD Black SN750 dengan dan tanpa heatsink.

Heatsink tersebut merupakan hasil kolaborasi antara Western Digital dan EKWB. Rancangan pendingin pasif berbahan aluminium ini stylish namun elegan serta tidak berlebihan sehingga penampilannya tetap menarik bagi kalangan non-gamer. Dalam sejumlah skenario, kehadirannya bisa menekan suhu hingga 20 derajat Celcius tanpa perlu menurunkan kecepatan. Perlu dicatat bahwa heatsink tidak bisa dilepas-pasang. Sewaktu membeli, Anda harus menentukan dulu versi yang dibutuhkan.

WD Black SN750 16

Menurut Western Digital, setidaknya ada tiga aspek mengapa WD Black SN750 ideal buat para gamer. Pertama, gesitnya kemampuan SSD NVMe anyar mereka berguna ketika kita mengunduh dan menginstal permainan. Selanjutnya, kehadiran komponen ini mempersingkat waktu load – terutama game dengan dunia yang terbuka luas. Dan ketiga, WD Black SN750 sempurna untuk multitasking – terutama bagi Anda yang gemar merekam video dan streaming sesi gaming.

WD Black SN750 9

 

Gaming mode

Tak hanya laptop atau periferal gaming saja yang kini dibekali software serta mode berbeda. SSD NVMe WD Black SN750 juga memilikinya. Di sana, Anda dipersilakan memonitor sisa ruang penyimpanan, kondisi kesehatan, hingga temperatur. Selain itu, kita dapat mengaktifkan ‘gaming mode‘ untuk memaksimalkan performa SSD dan menghilangkan latency. Caranya sangat mudah, hanya tinggal mengklik switch.

WD Black SN750 3

Tampaknya, Western Digital telah meng-upgrade desain UI dan penampilan software ini, dimaksudkan untuk menggarisbawahi identitas ‘WD Black’ sebagai storage berkinerja tinggi.

WD Black SN750 8

 

Harga dan ketersediaan

WD Black SN750 tanpa heatsink sudah mulai dipasarkan di Indonesia, disajikan dalam pilihan kapasitas berbeda. Produk bisa Anda dapatkan via toko resmi Western Digital di Lazada, Shopee dan Tokopedia. Sekali lagi, ia cocok buat notebook dan harganya bisa Anda lihat di bawah:

  • 250GB: Rp 1,23 juta
  • 500GB: Rp 2,2 juta
  • 1TB: Rp 4,3 juta
  • 2TB: Rp 8,5 juta

WD Black SN750 17

 

Dan ini adalah daftar harga WD Black SN750 dengan heatsink EKWB. Mereka rencananya akan hadir di triwulan kedua 2019.

  • 500GB: Rp 2,2 juta
  • 1TB: 4,5 juta
  • 2TB: Rp 9,4 juta

WD Black SN750 18

WD Black SN750 6

WD Black SN750 14

[Review] Western Digital Black NVME SSD: Kencang untuk Gamer dan Editor

Perusahaan Western Digital selama ini kita kenal sebagai produsen hard disk. Semakin lama, teknologi penyimpanan menjadi lebih kencang dan canggih. Sayangnya, Western Digital sepertinya belum mau berpindah dari perangkat dengan piringan.

Hal tersebut berubah pada saat Western Digital mengakuisisi SanDisk yang dikenal sebagai vendor perangkat penyimpanan berbasis flash. SanDisk pun juga dikenal memiliki media penyimpanan untuk komputer, yaitu Solid State Drive. Tentunya, setelah penggabungan tersebut, Western Digital pun memiliki semua teknologi SSD yang ada.

WD Black SSD -

Teknologi SSD yang ada tidak melulu menggunakan antar muka Serial ATA atau SATA. Oleh karena SATA sepertinya sudah menemukan titik tertingginya, interface yang dipilih yaitu yang selama ini sudah ada: PCI-express. Dengan menggunakan interface ini, terbentuklah sebuah form factor baru bernama Non Volatile Memory Express atau NVMe.

Dengan platform NVMe ini, bandwidth yang dimiliki sebuah media penyimpanan akan dapat mencapai 3 GB/s, tergantung dari kontroler dan cip NAND yang digunakan. Tentunya, hal ini membuat sebuah SSD NVMe yang menggunakan form factor M.2 bisa jauh lebih kencang dari SATA.

Kali ini, Western Digital pun ternyata sudah memiliki sebuah SSD yang menggunakan form factor M.2. Dan kebetulan, DailySocial sudah mendapatkan sampel pengujian dari SSD terbaru mereka ini.

Untuk spesifikasinya dapat dilihat berikut ini:

Model WDS100T2X0C
Kapasitas 1 TB
Interface M.2 NVMe
NAND SanDisk 64 Layer 3D TLC
Kontroler SanDisk

Dengan kecepatan teoritis sampai dengan 3 GB/s, tentu saja membuat pekerjaan seseorang dalam bidang editing lebih cepat. Tidak hanya para editor foto dan video saja, para gamers juga bakal mendapatkan keuntungan saat menggunakan SSD yang satu ini.

Saat melakukan review Western Digital Black SSD, kami menggunakan spesifikasi sebagai berikut

Prosesor Intel Core i9 9900K ES
Motherboard Gigabyte Z390 UD
RAM 2x 8GB Corsair Vengeance RGB Pro DDR4 3200MHz
HSF Noctua NH-D15
PSU AX1600i
Keyboard Corsair K70 RGB MK.2 SE Rapid Fire
Mouse Corsair Harpoon RGB Gaming Mouse
Monitor MSI Optix MAG27C

Paket Penjualan

Sayangnya, Western Digital tidak menyertakan apa pun kecuali SSD itu sendiri pada paket penjualannya. Bentuk dari paket penjualan tersebut adalah sebagai berikut

WD Black SSD - Paket Penjualan

Desain

Western Digital Black NVMe SSD hanya menggunakan satu sisi untuk menaruh semua cip dan transistornya. Empat cip yang ada pun juga ditutup oleh sebuah heat spreader yang membuat suhu SSD ini bakal lebih dingin dibandingkan yang tidak menggunakan pendingin.

WD Black SSD - Belakang

SSD ini memiliki dimensi 22 x 80 x 2,3 mm. Yup, sekecil itu. Dan biasanya penempatan slot M.2 tidak akan memenuhi ruang slot penyimpanan lainnya.

WD SSD Dashboard

Sepertinya Western Digital sudah mempersiapkan semua yang dibutuhkan, termasuk sebuah software yang mampu mendeteksi kegiatan dari WD Black NVMe SSD. Software yang dapat di-download langsung pada website resminya ini bernama SSD Dashboard.

Sayangnya, SSD Dashboard tidak dapat melakukan TRIM yang akan mengembalikan performa SSD setelah lama dilakukan kegiatan penulisan data. Walaupun begitu, kami telah mencoba menggunakan tips TRIM yang sudah kami ulas.

Pengujian

Sebuah SSD dengan interface NVMe merupakan media penyimpanan terkencang yang ada saat ini untuk sebuah komputer konsumen. Oleh karena itu, pengujian pun harus disesuaikan dengan kinerja dari SSD tersebut.

Untuk menguji SSD, kami menggunakan dua metode, yaitu metode sintesis dan metode transfer data. Untuk metode sintesis, kami menggunakan software HDTune dan Crystal Disk Mark. Untuk metode transfer data, kami menggunakan file sebesar 4482 MB yang terdiri dari beberapa ratus foto dan satu file zip dengan besar yang sama.

Sebagai pembanding, kami menyertakan SSD SATA Western Digital Blue yang menggunakan form factor SATA 3. Hal ini untuk menunjukkan seberapa kencang WD Black NVMe SSD dibandingkan dengan SSD SATA yang umum beredar di pasaran. Berikut adalah hasilnya

Dengan hasil seperti ini, kinerja sebuah komputer tentu saja akan meningkat. Kinerja rendering sebuah video saat dikerjakan dengan prosesor paling cepat akan memiliki bottleneck pada penyimpanan. Dengan WD Black NVMe SSD, pekerjaan tersebut akan lebih cepat selesai.

Apalagi jika sebuah game yang saat ini memiliki kapasitas yang besar. Untuk melakukan loading file-file yang banyak dan berukuran kecil, tentu saja akan lebih kencang saat menggunakan SSD dibandingkan HDD. Akan tetapi, dengan menggunakan WD Black NVMe SSD sudah pasti akan lebih kencang lagi.

Verdict

Saat membeli sebuah media penyimpanan memang harus memikirkan dua hal: kinerja dan kapasitas. Saat memilih kapasitas, biasanya pilihan akan jatuh ke HDD yang memiliki kinerja rendah. Saat memilih kinerja, SSD tentu akan menjadi pilihan walaupun kapasitasnya lebih kecil. WD pun memiliki solusi keduanya dengan WD Black NVMe SSD.

Kinerja yang ditawarkan WD Black NVMe SSD memang sangat kencang. Hal ini menandakan bahwa para editor video dan foto serta gamer yang membutuhkan kecepatan loading software tinggi cocok untuk memilikinya. Kinerjanya bahkan melebihi SSD SATA yang ada saat ini.

Dengan kinerja tinggi tentu saja akan berdampak pada harganya. WD Black NVMe SSD ini dijual dengan harga Rp. 5.400.000 (MSRP). Dengan harga ini, memang pasar yang disasar menjadi menengah ke atas. Oleh karena itu, untuk harga yang lebih terjangkau, WD masih menyediakan alternatif lain, yaitu WD Blue SSD.

Sparks

  • Kinerja kencang
  • Tidak panas
  • Kapasitas besar

Slacks

  • SSD Dashboard tidak menyertakan fungsi TRIM
  • Harga cukup mahal

Western Digital Hadirkan Hard Disk 15 TB

Hard disk merupakan satu komponen yang penting dalam sebuah komputer, apalagi untuk pengguna enterprise. Hal tersebut dikarenakan seluruh data yang jumlahnya sangat banyak disimpan pada drive tersebut. Untuk menampung data yang jumlahnya sangat besar tersebut, produsen hard disk pun berlomba-lomba mengeluarkan produk yang kapasitasnya besar.

Saat ini, Western Digital ternyata memiliki sebuah HDD yang kapasitasnya paling besar di tahun 2018. Dengan kapasitas per drive sebesar 15 TB, WD memiliki produk berama WD Ultrastar DC HC620 15 TB. Sasaran utama pelanggannya tentu saja bukan konsumen rumahan, namun untuk data center.

ultrastar-dc-hc620-400x500_0

Teknologi yang digunakan pada hard disk ini memakai Shingled Magnetic Recording (SMR) yang memang membuat piringan hard disk lebih padat. Hal ini membuat WD dapat memasukkan kapasitas sampai 15 TB ke dalam piringan yang ada didalam produknya.

Hard disk yang satu ini merupakan produk dari HGST, perusahaan yang dibeli oleh WD beberapa tahun yang lalu. Oleh karenanya, pada produk ini juga telah disematkan teknologi Helio-Seal yang menggunakan helium.

Ultrastar DC HC620 memiliki kecepatan rotasi 7200 RPM dengan buffer 512 MB DRAM. WD pun menawarkan HDD yang satu ini dengan dua interface berbeda, yaitu SATA Gbps atau dengan SAS 12 Gbps. Selain itu, HDD ini juga akan memakan daya 6,4 watt untuk SATA dan 8,3 watt untuk SAS.

WD Ultrastar DC HC620 memiliki rata-rata mean time before failure (MTBF) sebanyak 2,5 juta jam. Garansinya sendiri 5 tahun, seperti kebanyakan HDD dari WD. Untuk harganya, WD sendiri tidak mengeluarkan daftarnya karena akan dijual untuk enterprise.

Sumber: Western Digital. Gambar Feature: Pixabay.

SanDisk Berbagi Tip Untuk Ciptakan Foto Menawan via Smartphone

Kombinasi dari kemudahan akses ke sosial media, semakin terjangkaunya smartphone berkamera canggih dengan dukungan beragam software edit memunculkan segmen baru di ranah fotografi. Hal ini juga mendorong sejumlah perusahaan aksesori untuk beradaptasi mengikuti kebutuhan pengguna. Salah satu nama yang sigap merespons perubahan ini ialah SanDisk.

Produsen produk memori yang jadi bagian dari Western Digital sejak tahun 2016 itu kemarin melangsungkan media workshop singkat yang difokuskan pada cara menghasilkan foto menawan berbekal smartphone. SanDisk mengerti bahwa peran kamera DSLR atau mirrorless memang belum dapat digantikan, namun smartphone memungkinkan kita mengabadikan momen secara ringkas dan bebas ribet. Cukup ideal saat digunakan liputan ataupun jadi alat buat mengabadikan momen ketika liburan.

SD 1

Indonesia merupakan salah satu negara dengan penduduk yang paling gemar menggunakan smartphone untuk berfoto, dan juga sangat getol mengakses sosial media. Terhitung ada sekitar 53 juta pengguna Instagram aktif di tanah air, angkanya paling tinggi dibanding negara-negara di kawasan Asia Pasifik lain. Dan dengan jumlah foto yang semakin banyak, SanDisk paham pengguna memerlukan aksesori untuk membantu mereka menyimpan, mengelola dan memindahkan file.

SD 3

Inilah alasannya SanDisk memperkenalkan lini Memory Storage Solutions yang siap menunjang berbagai tipe perangkat bergerak, terdiri dari kartu microSD Extreme Pro dan Ultra, OTG SanDisk Ultra Dual USB Drive (ada opsi USB type-A dan type-C), flash drive iXpand yang dikhususkan buat iDevice ber-port Lightning, serta drive wireless SanDisk Connect.

SD 5

Jika smartphone dan segala aksesori pendukungnya nya sudah siap, silakan Anda ikuti sejumlah tip yang di-share oleh fotografer spesialis mobile Renaldi Ahmad.

SD 2

 

1. Susun agenda perjalanan dan daftar objek yang jadi target foto

Saat punya rencana mengunjungi suatu tempat untuk berlibur, tentukan objek menarik yang ada di area destinasi; contohnya bangunan bersejarah, agenda festival budaya, atau pemandangan alam. Akan sangat baik lagi jika Anda mencatat daftarnya karena hal ini akan membantu Anda mengelola waktu sehingga tidak ada pemandangan cantik atau momen menarik yang terlewatkan.

 

2. Apapun perangkat fotografinya, selalu ingat ‘aturan sepertiga’

Renaldi menyampaikan, komposisi punya peran sangat penting untuk membuat foto tampil menarik, dan rule of thirds adalah kuncinya. Dalam live preview, sejumlah perangkat mempunyai opsi untuk mengaktifkan grid yang membagi tampilan jadi tiga zona secara horisontal dan vertikal (total ada sembilan zona). Empat garis ini ialah acuan untuk menempatkan objek foto, dan bisa diterapkan pada apapun – orang, makanan, hingga bangunan.

Dengan menaruh objek di area garis, mereka akan terlihat lebih natural, menarik dan seimbang ketimbang foto dengan objek yang diposisikan jauh dari grid. Tapi perlu diingat, aturan ini boleh dikesampingkan jika hasil jepretan Anda mampu ‘bercerita’.

 

3. Cari dan ikuti leading lines

Seperti yang sempat disampaikan pula oleh Putri Anindya dalam workshop Samsung di bulan April silam, Renaldi sangat menyarankan kita untuk mencari serta memanfaatkan leading lines. Leading lines adalah garis-garis – bisa muncul dari benda apapun – yang dapat memandu pandangan kita menuju objek utama di foto. Beberapa contoh hal yang bisa dijadikan leading lines di antaranya jalanan, pasir di pantai, atau struktur bangunan.

 

4. Sertakan elemen-elemen kehidupan

Ingat soal bagaimana foto yang berbicara bisa lebih menarik dari jepretan yang sekadar mengikuti aturan sepertiga? Memasukkan aktivitas manusia (walaupun hanya potogan) dapat membuat foto ‘bercerita’, tanpa memerlukan penjelasan dalam bentuk teks. Caranya tidak terlalu sulit. Misalnya ada bangunan unik di pinggir pantai, silakan sertakan orang atau pasangan yang sedang berjalan ke sana; lalu ketika memotret makanan, tak ada salahnya memasukkan tangan yang seolah-olah mencoba mengambilnya.

 

5. Edit, simpan dan backup

Ada banyak aplikasi edit foto tersedia untuk perangkat mobile. Renaldi merekomendasikan kita untuk jangan segan mencoba serta mengutak-atiknya; misalnya mengubah temperatur warna, saturasi, tingkat kecerahan, hingga menerapkan filter. Software-software tersebut biasanya juga mempersilakan kita melakukan cropping. Kapabilitas ini dapat dimanfaatkan untuk mengoreksi komposisi foto, dan lagi-lagi rule of thirds bisa dijadikan referensi.

Beres? Baiklah, selanjutnya buat duplikat agar foto-foto berharga tersebut tidak hilang. Proses backup bisa dilakukan dengan menggunakan opsi drive yang SanDisk telah sediakan. Di acara kemarin, saya sempat menguji Ultra Dual Drive M3.0. Thumb drive ini memiliki dua connector, yaitu microUSB serta USB standar, untuk disambungkan ke smartphone serta PC. Prosedurnya sangat sederhana. Anda hanya perlu mengunduh app SanDisk Memory Zone ke Android.

SD 8

SD 9

 

Menggandakan dan mentransfer file ke drive bisa dilakukan sepenuhnya lewat Memory Zone, dan selanjutnya, ia bisa bekerja layaknya flash drive biasa di sistem ber-OS Windows. Sangat mudah.

SD 4

SanDisk iXpand Base Backup Data iPhone Anda Selagi Mengisi Baterainya

Sejak generasi pertama, iPhone tidak pernah dilengkapi slot microSD. Produsen aksesori pun otomatis harus memikirkan cara lain guna menyajikan solusi penyimpanan ekstra kepada konsumen, contohnya seperti yang dilakukan SanDisk baru-baru ini.

Dijuluki iXpand Base, ia pada dasarnya merupakan perpaduan charger dan hard disk eksternal untuk iPhone, iPad maupun perangkat lain yang dilengkapi port Lightning dan menjalankan iOS 10. Sepintas wujudnya kelihatan seperti wireless charging, akan tetapi permukaan atasnya yang terbuat dari karet bertekstur hanyalah untuk mengamankan posisi perangkat selagi proses backup dan charging berlangsung.

Sama seperti SanDisk iXpand yang berwujud flash disk, iXpand Base butuh bantuan aplikasi pendamping untuk bisa beroperasi. Usai ter-install di perangkat, pengguna tinggal menancapkannya ke iXpand Base dan proses backup sekaligus charging dalam kecepatan 15 W akan langsung dijalankan.

SanDisk iXpand Base

Namun karena keterbatasan platform iOS, konten yang akan di-backup hanyalah foto, video dan daftar kontak saja. Selain untuk backup, iXpand Base juga dapat digunakan untuk me-restore data, sangat berguna ketika pengguna hendak meng-upgrade iPhone-nya ke yang baru.

iXpand Base juga dapat mem-backup data dari beberapa perangkat yang berbeda, lalu menyimpannya ke folder yang berbeda pula. Andai pengguna mencabut iPhone di tengah-tengah proses backup, iXpand Base bakal mengingatnya dan melanjutkan proses dari data yang terakhir di-backup ketika pengguna menancapkan iPhone-nya kembali.

SanDisk iXpand Base saat ini sudah dipasarkan dalam empat varian kapasitas: 32 GB ($50), 64 GB ($100), 128 GB ($130) dan 256 GB ($200). Perlu dicatat, paket penjualannya tidak mencakup kabel Lightning.

Sumber: Mashable.

WD My Book Duo Sediakan Ruang Sebesar 20 TB untuk Menyimpan Semua File Anda

Dengan semakin mainstream-nya action cam dan drone, ditambah terus meningkatnya popularitas vlogging, hard disk berkapasitas 2 TB pun bisa terisi penuh tanpa harus menunggu lama. Solusinya kerap dipercayakan pada media penyimpanan eksternal, dan Western Digital baru saja memperkenalkan alternatif yang sangat menarik.

Dijuluki My Book Duo, ini merupakan media penyimpanan eksternal dengan kapasitas terbesar yang pernah WD buat, namun bukan yang dimaksudkan untuk dibawa-bawa. Tumpukan HDD WD Red di dalamnya memberikan ruang sebesar 20 TB, dan kapasitas kolosal itu rupanya juga telah dioptimalkan untuk konfigurasi RAID.

Secara default, My Book Duo datang dalam konfigurasi RAID–0 guna menyuguhkan performa terbaik, dengan kecepatan baca mencapai angka 360 MB/s jika menggunakan sambungan USB-C miliknya – perangkat juga mengemas sepasang port USB Type-A standar. Andai diperlukan, pengguna juga bisa mengubah konfigurasinya menjadi RAID–1 demi keamanan data.

WD My Book Duo

Lebih lanjut soal keamanan, My Book Duo rupanya turut mendukung fitur enkripsi hardware 256-bit. Semua ini dikemas dalam bodi yang sepintas mirip dengan sebuah mini PC, dengan dimensi 160 x 100 x 180 mm dan gaya desain yang senada dengan seri My Passport maupun My Book.

WD My Book Duo saat ini sudah dipasarkan seharga $850, dengan jaminan garansi selama tiga tahun. 20 TB terlalu besar? WD juga menawarkan varian berkapasitas 16 TB ($630), 12 TB ($440), 8 TB ($350), 6 TB ($300) dan 4 TB ($280). Perangkat ini jelas bukan untuk semua orang, apalagi jika meninjau harganya, tapi lebih ditujukan buat para kreator konten yang kerap berkutat dengan koleksi multimedia dalam jumlah yang masif.

Sumber: WD.

Western Digital Perkenalkan SSD Portable Pertamanya, My Passport SSD

Western Digital mungkin adalah merek hard disk paling terkenal saat ini, baik untuk kategori internal maupun eksternal. Namun lucunya, perusahaan yang menunjukkan kedigdayaannya dengan mengakuisisi Sandisk dan HGST (divisi hard disk Hitachi) itu belum pernah merilis SSD eksternal (portable) sama sekali.

Fakta ini cukup mengherankan mengingat beberapa pesaingnya – Seagate, LaCie dan Samsung – sudah cukup lama bermain di segmen SSD portable ini. Mungkin WD selama ini menganggap segmen ini masih terlalu niche, akan tetapi mereka akhirnya mengejar ketertinggalannya lewat peluncuran My Passport SSD.

Secara desain My Passport SSD ini tidak jauh berbeda dari lini My Passport biasa, hanya saja jeroannya berisi media penyimpanan berwujud solid state ketimbang piringan. Selain jauh lebih reliable karena tidak ada komponen yang berputar atau bergerak, kecepatan transfer datanya juga lebih cepat berlipat-lipat, tepatnya sampai 515 MB/s.

Dimensi My Passport SSD / Western Digital
Dimensi My Passport SSD / Western Digital

My Passport SSD dibekali port USB Type-C, plus adapter USB standar bagi yang belum memiliki perangkat baru. WD tak lupa melengkapinya dengan enkripsi hardware 256-bit, dan mereka juga yakin My Passport SSD ini tetap bisa beroperasi meski jatuh dari ketinggian 2 meter.

WD saat ini telah memasarkan My Passport SSD dalam tiga ukuran kapasitas: 256 GB, 512 GB dan 1 TB. Masing-masing dibanderol seharga $100, $200 dan $400, sedangkan pilihan warnanya cuma satu, tidak seperti saudaranya yang bertipe piringan.

Sumber: The Verge dan WD.

WD Umumkan HDD Eksternal Berdesain Baru dan Sepasang SSD Internal untuk PC dan Laptop

Anda tidak sendirian kalau beranggapan bahwa hard disk eksternal terkesan begitu-begitu saja. Namun sebagai salah satu pabrikan terbesar di bidang ini, Western Digital menolak untuk tinggal diam. Mereka baru saja merombak desain lini My Passport dengan gaya yang sangat mencolok.

My Passport baru ini wujudnya lebih kaku ketimbang pendahulunya, akan tetapi hal tersebut bisa diimbangi oleh variasi enam pilihan warna yang amat ngejreng. Pada kenyataannya, WD memercayakan proses desainnya pada fuseproject, firma desain yang didirikan oleh sang maestro Yves Behar.

Lini My Passport menawarkan kapasitas maksimum hingga 4 TB, termasuk varian untuk Mac-nya. Entah alasannya apa, khusus My Passport for Mac ini hanya ada satu pilihan warna yakni hitam. Terlepas dari itu, dimensi My Passport baru masih terbilang ringkas, mudah sekali digenggam dengan satu tangan.

Sejumlah fitur keamanan turut tersedia, mulai dari proteksi berbasis kata sandi, enkripsi hardware 256-bit AES sampai software untuk mempermudah proses backup data. Harganya dimulai dari $80 untuk kapasitas 1 TB, dan terus naik menjadi $140 untuk versi 4 TB.

Cuma tersedia dalam satu warna, WD My Book menganut gaya desain yang sama seperti My Passport / Western Digital
Cuma tersedia dalam satu warna, WD My Book menganut gaya desain yang sama seperti My Passport / Western Digital

Menyusul My Passport adalah lini My Book yang juga mendapat perawatan visual anyar yang lebih segar, meski pilihan warnanya hanya ada satu. Berbodi lebih bongsor, My Book menawarkan kapasitas yang lebih besar pula mulai dari 3 TB seharga $130 sampai 8 TB seharga $250.

Dalam kesempatan yang sama, WD juga mengumumkan sepasang SSD baru untuk pengguna PC maupun laptop: WD Blue SSD dan Green SSD. Blue mengemas kapasitas yang lebih besar, mulai dari 250 GB sampai 1 TB, dengan kecepatan baca-tulis 545 MB/s dan 525 MB/s. Model ini dihargai $80 – $300.

WD Blue SSD dan WD Green SSD tersedia dalam form factor 2,5 inci atau M.2 2280 / Western Digital
WD Blue SSD dan WD Green SSD tersedia dalam form factor 2,5 inci atau M.2 2280 / Western Digital

WD Green sedikit lebih lambat di angka 540 MB/s dan 405 MB/s, dan pilihan kapasitasnya cuma terbatas di 120 GB dan 240 GB. WD belum mengungkapkan banderol harga untuk model ini, tapi sama seperti Blue, ia juga bakal ditawarkan dalam format M.2 2280 yang berwujud seperti stick.

Sumber: SlashGear dan WD.

SanDisk Perkenalkan Kartu Memori 1TB Pertama di Dunia

Setelah sukses meluncurkan kartu memori (SD card) berkapasitas 512GB beberapa waktu yang lalu, SanDisk kembali membuat kejutan dengan mulai memperkenalkan kartu memori pertama di dunia dengan kapasitas 1TB, SanDisk Extreme Pro SDXC UHS-I.

Meski diklaim sebagai kartu memori paling lega, SanDisk Extreme Pro SDXC UHS-I baru tersedia dalam wujud prototipe. Artinya, ia belum benar-benar siap untuk dipasarkan. Dalam rilis resminya SanDisk juga tidak menyinggung soal tanggal atau kapan memori ini akan diluncurkan ke publik.

Kapasitas lega yang ditawarkan SanDisk Extreme Pro tak lain adalah untuk menjawab kebutuhan ruang simpan yang lebih leluasa mengingat pertumbuhan teknologi kamera 4K dan VR yang semakin pesat. Perangkat juga diyakini dipersiapkan untuk mengantisipasi kehadiran teknologi kamera 8K yang sudah barang tentu bakal melahap lebih banyak ruang simpan ketimbang 4K.

Info peresmian dan harga boleh saja belum dibeberkan, tapi kita bisa mencoba membuat spekulasi dari produk sebelumnya. Perihal tanggal rilis misalnya, perlu diingat bahwa SanDisk mengumumkan kartu memori berkapasitas 512GB di ajang Photokina dua tahun lalu, tapi beberapa bulan kemudian memori tersebut resmi diluncurkan ke publik. Jadi, berkaca pada pola tersebut, mungkin saja kartu memori 1TB ini juga akan diresmikan beberapa bulan ke depan.

Sementara soal harga, memori SanDisk 512GB dijual seharga $800 per unitnya lalu turun ke angka $250 dua tahun kemudian. Mengingat kapasitas varian baru ini dua kali lebih lega, sepertinya selain berpeluang memecahkan rekor kapasitas, SanDisk Extreme Pro SDXC 1TB juga punya kans memecahkan rekor harga.

Catatan terakhir, SanDisk saat ini berstatus anak perusahaan di bawah naungan Western Digital, jadi jangan heran bila nama perusahaan pembuat hard disk itu terpampang di headline rilis persnya. SanDisk dibeli oleh WD senilai $19 miliar pada bulan Oktober tahun 2015 lalu.

Sumber berita SanDisk dan gambar header Mashable.

Bidik Fotografer, Western Digital Hadirkan My Passport Wireless Pro

Western Digital kembali menghadirkan produk baru My Passport Wireless Pro, perangkat hard drive dengan kemampuan WiFi yang dirancang untuk fotografer dan videografer. Dengannya pengguna dapat menyimpan backup, mengakses kembali dan melakukan editing foto atau video di lokasi pemotretan tanpa harus membuka notebook.

Ini merupakan seri kedua dari jajaran My Passport Wireless yang pernah dilepas oleh Western Digital. Dalam rilis resminya, kemunculan edisi Pro ini dilatar-belakangi oleh feedback yang diperoleh dari para fotografer di peluncuran produk pertamanya di tahun 2014 lalu.

My Passport Wireless Pro  dapat diakses tanpa harus membuka komputer
My Passport Wireless Pro dapat diakses tanpa harus membuka komputer

Hard drive versi Pro ini selain menawarkan akses WiFi, juga dilengkapi dengan slot SD card yang terintegrasi dan port USB untuk menjadi gerbang sambungan ke perangkat lainnya. Sementara, jika bicara kemampuan utamanya, My Passport Wireless Pro memiliki kecepatan transfer hingga 75MB/s atau 10MB/s lebih cepat ketimbang varian sebelumnya. Peningkatan kecepatan WiFi juga jadi tambahan menggembirakan, di mana kini perangkat menggunakan WiFi 802.11ac yang mampu menghasilkan kecepatan transfer hingga 20MB/s. Kemudian baterai yang dua kali lebih besar, di 6400mAh.

My Passport Wireless Pro mudah diakses dari perangkat iOS
My Passport Wireless Pro mudah diakses dari perangkat iOS

Secara khusus Western Digital juga memberikan kemampuan tambahan bagi pengguna yang memiliki perangkat iPad. Update ini memungkinkan pengguna untuk melakukan eksport foto ke kamera sehingga dapat diedit menggunakan aplikasi iOS pihak ketiga. Selain itu, hadir pula dukungan Adobe Creative Cloud yang memberikan fasilitas transfer foto ke akun Creative Cloud secara instan.

My Passport Wireless Pro tersedia dalam dua pilihan kapasitas, 2TB dan 3TB. Masing-masing dibanderol $230 dan $250, dijual mulai hari ini melalui wdstore.com, Amazon dan distributor resmi.

Sumber berita WDC.