Yacademy “Rebranding” Jadi Edvance

Sebelumnya dikenal dengan nama Yacademy, platform edukasi digital ini melakukan rebranding dengan nama baru Edvance. Kepada DailySocial, CEO dan Founder Edvance Arne Van Looveren mengungkapkan, rebranding yang akan final minggu depan ini juga disertai pembaruan tampilan situs.

“Konsep yang diusung oleh Edvance adalah menyediakan kursus interaktif secara end-to-end untuk penggiat startup. Edvance juga menilai dan mensertifikasi individu dengan mekanisme penilaian yang kredibel untuk memajukan karir mereka di dunia digital.”

Dalam kesempatan tersebut, Edvance dan Malaysia Digital Economy Corporation (MDEC), kembali memperkenalkan startup Malaysia lulusan program EXPAND Indonesia edisi ketiga. Enam startup tersebut tidak hanya memperoleh pengetahuan dan informasi untuk menjalankan bisnis di Indonesia, namun juga kesempatan bertemu langsung dengan startup lokal dan investor.

“Dari kegiatan tersebut sudah ada beberapa startup yang bakal melakukan kolaborasi dan kemitraan dengan startup di Indonesia,” kata Arne.

Tiga topik menarik yang dipelajari enam startup tersebut di antaranya adalah, macro framework, investment climate, dan consumer insight. Selain itu para pemilik startup Malaysia tersebut juga diarahkan untuk memahami consumer behavior dan lanskap bisnis di Indonesia.

“Indonesia selama ini sudah menjadi pasar terbesar bagi startup asing untuk melakukan ekspansi. Mulai dari jumlah populasi yang besar hingga tingginya penetrasi internet dan smartphone di kalangan masyarakat,” kata Arne.

Lulusan EXPAND edisi ketiga

Berikut adalah enam startup asal Malaysia yang berencana untuk melakukan ekspansi di Indonesia, lulusan program EXPAND Indonesia edisi ketiga.

Innovate Mental Arithmetic

Innovate adalah organisasi pendidikan dan pengembangan otak anak-anak. Platform ini berencana melakukan kolaborasi dengan partner di Indonesia menyediakan program belajar matematika dengan konsep khusus. Selain secara offline, Innovate juga menyediakan platform online untuk murid di tujuh negara yang sudah disambangi oleh Innovate, termasuk Indonesia.

SalesCandy

SalesCandy adalah LMS (lead management system) berbasis pada sales first-action untuk mendorong tindak lanjut yang cepat. SalesCandy mampu mengarahkan prospek langsung dari Facebook Lead Ads dan situs web menggunakan teknologi eksklusif.

Monster Alliance

Monster Alliance adalah perusahaan teknologi yang mengkhususkan pada media, data dan perdagangan. Platform mereka, MOpress, adalah platform yang memberikan kemudahan dalam menulis konten online semudah menulis email, dengan fitur tambahan yang tersedia, MOpres bisa mengoptimalkan konten dengan bantuan advanced analytic tools.

Travelog

Travelog adalah social marketplace untuk berbagai destinasi travel. Travelog memungkinkan traveler, influencer, dan blogger membuat komunitas sosial untuk berbagi pengalaman perjalanan mereka.

Epnox Technology

Epnox adalah perusahaan teknologi media sosial melalui aplikasi yang disebut Pichere. Pichere adalah aplikasi jejaring sosial yang disebut merupakan kombinasi waze, Instagram, dan Snapchat dengan time-based advertisement.

Billplz

Billplz adalah layanan bagi merchant untuk membayar dengan biaya serendah mungkin. Billplz menyediakan solusi penagihan dan pembayaran online secara real-time.

Tentang ExpandIn dan Dukungan Ekspansi Startup asal Malaysia dan Singapura ke Indonesia

Besarnya potensi pasar Indonesia menjadi salah satu alasan startup asal Malaysia dan Singapura kini makin banyak yang melakukan ekspansi ke Indonesia. Untuk memastikan bahwa bisnis yang dijalankan bakal berjalan sukses dan berkelanjutan, dibutuhkan pengenalan dan pendekatan yang cukup intensif kepada partner lokal hingga target pasar yang diincar.

Dalam hal ini Yacademy bersama dengan Malaysia Digital Economy Corporation (MDEC) menggelar kegiatan mentoring hingga networking kepada startup asal Malaysia dan Singapura yang berniat untuk melakukan ekspansi ke Indonesia melalui program ExpandIn (sebelumnya disebut Frequent Flyer Geek Program).

Dari kegiatan tersebut terdapat 4 startup asal Malaysia dan 1 startup asal Singapura yang terdaftar dan telah mengikuti kesempatan untuk bertemu dan networking dengan beberapa rekanan strategis seperti, ICEA (Indonesian Creative Entrepreneur Academy), Plug and Play, Markplus dan Tempo. Selain itu lima startup tersebut juga memiliki kesempatan untuk bertemu dengan dua venture capital yaitu Venturra Capital dan Monk’s Hill Capital Indonesia.

“Dengan mengikuti program ini diharapkan bisa memberikan persiapan hingga pemahaman bisnis kepada startup asal Malaysia dan Singapura tersebut untuk bertemu langsung dengan partner lokal agar bisa segera meluncurkan startupnya di Indonesia,” kata CEO Yacademy Arne Van Looveren.

Sementara itu Kejora Ventures yang juga mendukung kegiatan ini, menyambut baik kedatangan startup asal Malaysia dan Singapura ke Indonesia, agar nantinya startup asal Indonesia pun bisa belajar dari startup asal kedua negara tetangga tersebut, seperti yang diungkapkan oleh VP Investment dan Portfolio Kejora Andreas Surya.

“Lingkup bisnis di Malaysia tidak jauh berbeda dengan Indonesia. Namun dengan adanya program ini kami bisa mengidentifikasi perbedaan kecil dalam perilaku pengguna, sehingga startup tersebut bisa beradaptasi dengan pengguna di Indonesia.”

Sementara menurut perwakilan dari Malaysia Digital Economy Corporation (MDEC) Paranee Damodaran mengungkapkan, Indonesia memiliki potensi besar untuk berbagai bisnis startup mengembangkan hingga memulai usaha yang sukses. Jika diterapkan dengan tepat prosesnya, mampu memberikan pendapatan dan bisnis yang lebih tahan lama di Indonesia.

“Dengan program ExpandIn ini startup asal Malaysia dan Singapura bisa mengerti kebiasaan dan bisa melakukan pendekatan yang tepat saat melancarkan bisnis di Indonesia. Sehingga meminimalkan terjadinya kegagalan saat menjalankan bisnis di Indonesia.”

Lima startup peserta program ExpandIn

Dari kelima startup yang berencana untuk melakukan ekspansi di Indonesia, sebagian besar masih dalam tahap pembelajaran. Sehingga kebanyakan belum memiliki tim lokal secara khusus. Namun demikian lima startup ini sudah membuktikan eksistensinya di negara asal mereka Malaysia dan Singapura. Berikut adalah 5 startup peserta program ExpandIn.

Swingvy, startup asal Malaysia ini memberikan layanan HR Platform kepada perusahaan. Dengan konsep B2B, Swingvy berharap bisa memberikan layanan kepada semua perusahaan dengan konsep gratis di awal. Mengklaim memiliki platform yang komprehensif, Swingvy menargetkan untuk merangkul sebanyak 300 perusahaan di Indonesia dan menempatkan tim lokal.

Getslurp, startup asal Malaysia ini ingin memberikan layanan POS (Point of Sales) untuk restoran. Berbasis komputasi awan, Getslurp juga memberikan analitik hingga kebutuhan lainnya yang relevan untuk restoran.

Evenesis, startup asal Malaysia yang telah berdiri sejak tahun 2010 ini secara resmi telah menempatkan tim di Indonesia sejak Desember 2016 lalu. Platform yang menyediakan Event Management System, memudahkan event organizer hingga pihak lainnya untuk mengadakan acara dari awal hingga proses akhir.

iKargo, layanan B2B asal Malaysia ini, merupakan marketplace logistik untuk skala besar. Dengan platform iKargo, perusahaan yang membutuhkan logistik untuk ekspor dan impor bisa memanfaatkan platform ini dengan mudah.

EuropeanBedding, layanan marketplace asal Singapura yang menyediakan berbagai kasur dan bantal untuk tidur dengan kualitas terbaik asal Eropa. Dengan harga yang tergolong premium, EuropeanBedding ingin menjangkau lebih banyak pasar Indonesia.

Yacademy Boyong Tiga Startup Malaysia Ekspansi ke Indonesia Lewat Program “Market Immersion”

Yacademy, salah satu portfolio investasi dari Kejora Ventures, memboyong tiga startup dari Malaysia untuk berekspansi ke Indonesia lewat program “Market Immersion”. Tidak sekedar memboyong, Yacademy akan mengajak ketiga startup tersebut untuk terlebih dahulu mempelajari pasar Indonesia dengan menemui stakeholder dari berbagai unsur seperti kementerian kominfo, asosiasi, dan pemain.

Ketiga startup tersebut adalah Bantu.my, Mobiversa, dan Recite Lab. Ketiganya terpilih dari 10 startup yang mengajukan diri ke Yacademy. Belajar dari pengalaman terdahulu, kini Yacademy memilih startup dengan prospek bisnis yang bisa diaplikasikan di Indonesia sehingga secara skalabilitas dinilai dapat bertahan lama.

“Program ini kedua kalinya kami adakan, tahun lalu hasilnya kurang sukses karena tiga startup yang kami pilih tidak bertahan lama bermain di Indonesia. Mungkin penyebabnya karena bisnis modelnya yang kurang matang. Namun untuk kali ini, kami yakin dengan bisnis model yang matang mereka berkomitmen bisa bertahan untuk jangka waktu lama,” terang CEO dan Founder Yacademy Arne an Looveren, Senin (17/4).

Pada minggu pertama, peserta Market Immersion akan mengikuti virtual workshop atau webseminar untuk mempelajari pengetahuan umum mengenai regulasi dan tren bisnis di Indonesia. Ada tiga topik yang akan dipelajari, seperti Macro Framework, Investment Climate in Indonesia, dan Consumer Insights.

Mereka juga akan mendapat sesi pembinaan secara eksklusif, untuk membahas rencana bisnis dan mematangkannya. Pada minggu kedua, peserta akan menjalani serangkaian jadwal untuk bertemu dengan Asosiasi Fintech Indonesia, Lazada, DOKU, Coworkinc, Jakarta Business Networkers, beberapa perusahaan modal ventura, dan berkunjung ke Kementerian Kominfo.

“Lewat kegiatan tersebut, kami bertujuan ingin memperkenalkan tim kepada seluruh sisi keuntungan dan tantangan yang akan mereka hadapi saat bermain di pasar Indonesia nantinya.”

Looveren melanjutkan, program ini diharapkan menjadi jalan konkrit demi memastikan kolaborasi yang solid antar negara, sekaligus mendorong pematangan ekosistem startup di Asia Tenggara. Oleh karena itu, pihaknya berencana untuk mereplikasi program Market Immersion di negara lain.

Untuk lebih jelas dengan ketiga peserta yang terpilih dalam Market Immersion, berikut detilnya:

1. Bantu.my

Bantu.my adalah platform khusus pekerja lepas yang sudah berdiri sejak November 2015, dan menjaring sekitar 6 ribu orang pekerja. Pengguna Bantu.my tidak hanya dari Malaysia saja, tetapi sudah menjaring ke Brunei Darussalam, Amerika Serikat, Kanada, dan Singapura.

Bantu.my memiliki enam kategori lapangan kerja yang bisa dipilih, mulai dari penasehat, dokumentasi, kreatif, pemasaran, teknologi, dan copywriting. Co-Founder Bantu.my Zharif Samani menerangkan alasan pihaknya ekspansi di Indonesia dilihat dari populasi dan wilayah yang luas. Sehingga, tingkat permintaan untuk kehadiran pekerja lepas cukup tinggi.

Sekilas, model bisnis Bantu.my seperti Sribulancer. Yang membedakannya, menurut Zharif terletak dari sisi jaringan pekerja lepas yang sudah mereka kumpulkan berada di cakupan global. Sehingga diharapkan ini bisa menjadi nilai tambah bagi Bantu.my di Indonesia.

2. Recite Lab

Ini adalah aplikasi mengaji yang dapat menghubungkan ustadz dan ustadzah untuk validasi kualitas bacaan Al Quran. Startup ini baru berdiri sejak awal tahun ini dan mengklaim sudah diunduh 20 ribu kali.

Dalam prosesnya, pengguna yang ingin belajar kemampuan dan pelafalan Al Quran dapat mengakses aplikasi Recite Lab. Ketika sudah suara pengguna sudah diunduh, akan ada ustadz dan ustadzah terdekat yang akan meninjau kualitas bacaan, berbentuk suara dan pesan.

Lewat kegiatan ini, para pengajar dapat menerima imbalan dari setiap ulasan yang mereka berikan. Di Malaysia sendiri, Recite Lab mengklaim sudah menjaring 60 pengajar bersertifikat resmi dari sekolah agama berlisensi.

“Kami memiliki komitmen yang tinggi untuk bertahan di Indonesia, strategi yang akan dilakukan adalah menjaring talenta berkualitas sebagai tenaga pengajar. Untuk itu kami rencananya akan berkolaborasi dengan lembaga agama di Indonesia, mulai dari Nahdlatul Ulama,” terang COO Recite Lab Mazlita Mat Hassan.

3. Mobiversa


Mobiversa adalah perusahaan fintech yang menyediakan layanan pembayaran mobile berupa mPOS. Perusahaan ini telah berdiri sejak Februari 2015 dan mengklaim sudah menjaring lebih dari 700 merchant.

Solusi yang disasar Mobiversa, hampir mirip dengan sejumlah bisnis yang telah beroperasi di Indonesia. Sebut saja Moka, Cashlez, Pawoon, Olsera, dan lainnya.