SleekFlow Tawarkan Solusi Terlengkap Bagi UMKM Jelajahi Ranah Social Commerce

Di era modern ini, media sosial telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan masyarakat. Tak hanya sebagai sarana hiburan, media sosial juga telah menjadi salah satu platform yang efektif untuk berjualan. Fenomena ini disebut sebagai social commerce. Di Indonesia, social commerce menjadi tren. Berdasarkan data dari laporan “Social Commerce 2022” oleh DSInnovate, pasar social commerce di Indonesia pada tahun 2022 mencapai angka 8,6 miliar dolar, dengan pertumbuhan tahunan sekitar 55 persen, dan diperkirakan akan terus tumbuh hingga mencapai 86.7 miliar dolar pada 2028.

Social commerce menawarkan keuntungan yang tidak dapat diabaikan bagi para pelaku usaha kecil dan menengah, atau UMKM. Selain biaya yang relatif lebih rendah dibandingkan dengan platform e-commerce lainnya, social commerce juga memberikan peluang lebih luas bagi UMKM untuk mengembangkan pasar, serta mengaktivasi brand loyalty demi mengelola basis pelanggan yang jauh lebih baik dari sebelumnya.

Apa saja yang dibutuhkan untuk mengelola social commerce?

Untuk dapat mengelola social commerce dengan efektif, terdapat beberapa tools yang dibutuhkan. Pertama, Anda perlu memiliki akun media sosial yang aktif dan terverifikasi. Selain itu, Anda juga perlu memiliki website atau toko online yang terintegrasi dengan media sosial tersebut.

Kedua, Anda perlu memiliki fitur yang memudahkan pelanggan untuk mengakses produk atau jasa yang Anda tawarkan. Beberapa fitur yang dapat Anda pertimbangkan adalah chatbot, link menu, atau tombol “beli” yang terdapat pada akun media sosial Anda. Terakhir, Anda perlu memiliki sistem yang dapat memantau dan mengelola pesan yang masuk dari pelanggan. Dengan demikian, Anda dapat merespon pertanyaan atau keluhan pelanggan secara cepat dan efektif.

Mengenal SleekFlow sebagai solusi untuk meningkatkan penjualan di social commerce.

Salah satu platform yang dapat membantu UMKM dalam mengelola social commerce adalah SleekFlow. SleekFlow merupakan platform omnichannel chat asal Hong Kong yang saat ini mulai memasuki pasar Indonesia dengan mengusung berbagai fitur kunci seperti pengelolaan pesan dari berbagai channel ke dalam satu inbox, smart-routing pesan ke admin yang sesuai, serta fitur auto-reply untuk meningkatkan kepuasan pelanggan.

Henson Tsai selaku Founder & CEO mengungkapkan, Indonesia merupakan pasar yang penting bagi SleekFlow terkait potensi industri eCommerce yang masih dinilai sangat cerah kedepannya.

“Saat ini, 80 persen merchants online di Indonesia memperoleh penjualan melalui saluran sosial dan messaging channels, dan SleekFlow bertujuan untuk membantu penjual lokal meningkatkan megatren yang sedang naik daun ini lebih jauh lagi,” ujar Henson.

Lengkapnya, platform yang telah resmi menjadi mitra WhatsApp Business Solution Provider ini menawarkan ragam produk untuk mengakselerasi upaya social commerce bagi para pebisnis. Terdapat 6 (enam) pilar produk atau layanan yang ditawarkan seperti; Omnichannel Inbox, Social Customer Relationship Management, Marketing & Broadcast Campaign, Automations & Chatbot Solutions, In-Chat Payment Links, hingga Messaging Channel & Integrations. Solusi bagi layanan WhatsApp Business yang ditawarkan SleekFlow digadang mampu memaksimalkan upaya pemasaran brand. Seperti yang dilansir oleh InsideRetail Asia, SleekFlow berhasil membantu Bossini, sebuah brand ternama asal Asia dalam meningkatkan traksi bisnisnya, melalui kampanye blast WhatsApp, yang diklaim mampu menyumbang peningkatan transaksi sebesar 18 persen.

Dalam skala global, solusi SleekFlow telah digunakan oleh lebih dari lima ribu brand, dengan rentang industri yang beragam. Dari keterangan yang kami peroleh, brand ternama seperti Lalamove, Shiseido, hingga Giordano menjadi salah satu mitra bisnis SleekFlow.

Di tanah air, bagi UMKM lokal, SleekFlow sepertinya patut menjadi opsi untuk mendorong pertumbuhan industri dan ekosistem yang berkelanjutan. Menurut data dari Statista, jumlah pengguna aktif media sosial di Indonesia pada tahun 2022 diperkirakan mencapai 155 juta jiwa atau sekitar 70 persen dari total populasi Indonesia. Ini merupakan peluang besar bagi para pelaku UMKM yang tentu saja tidak layak untuk dilewati. Menarik untuk kita nantikan bersama seperti apa kolaborasi SleekFlow dengan industri UMKM tanah air di masa mendatang.

Artikel ini didukung oleh, SleekFlow.

DailySocial.id Luncurkan Program Digital Nation Ambassador, Siap Hubungkan Kalangan Akademis ke Industri Teknologi

Upaya mencetak talenta digital terus digaungkan di Indonesia. Penelitian Bank Dunia dan McKinsey mengungkap, hingga tahun 2030 mendatang, Indonesia membutuhkan setidaknya 9 juta talenta digital, atau setara dengan 600 ribu orang setiap tahunnya untuk mewujudkan perekonomian digital bangsa yang kuat dan berdaya saing tinggi. Untuk itu, berbagai upaya patut dilakukan, bahkan jika perlu bisa dilakukan sejak fase dini.

Sebagai media teknologi ternama yang turut mendukung pengembangan ekosistem digital tanah air, DailySocial.id baru-baru ini meresmikan program terbaru yang diharapkan dapat menghubungkan para akademika (kalangan mahasiswa), dengan ekosistem startup digital melalui inisiatif yang bertajuk Digital Nation Ambassador (DNA). Inisiatif ini diharapkan mampu mendorong visibilitas kalangan mahasiswa akan ekosistem startup teknologi, sekaligus terhubung langsung dengan pelaku industri teknologi agar nantinya mampu tercipta talenta digital yang berkualitas di masa depan. Seperti apa detailnya?

Dengan menyasar kalangan mahasiswa, program DNA berkaitan dengan segala hal tentang menghubungkan langsung kalangan akademis, dengan para pelaku industri teknologi ternama di Indonesia, termasuk pula di dalamnya para founder startup lokal, serta pemain penting lainnya di industri. Upaya menghubungkan para kalangan akademisi langsung ke industri bukan serta merta tak ada value yang ditawarkan.

Di samping memiliki kesempatan luas terkoneksi langsung dengan para pemain teknologi penting, para peserta juga akan memperoleh kesempatan pengembangan diri secara komprehensif, yang disajikan secara eksklusif oleh DailySocial.id. Pengembangan yang dimaksud meliputi kelas taktis persiapan karir yang tentu sangat bermanfaat bagi dunia kerja. Ada 4 (empat) jenis kelas karir yang disiapkan seperti kelas Public Speaking, Content Creation, Content Writing, dan juga kelas Project Management. Menariknya, seluruh kelas eksklusif yang ditawarkan akan dibimbing langsung oleh praktisi terbaik dari industri terkait.

Tak hanya itu. DailySocial.id juga menawarkan value lain yang tentu tak layak untuk dilewatkan. Seperti misalnya; kesempatan untuk menjadi kontributor artikel secara langsung di DailySocial.id, peluang untuk meningkatkan hard-skill dan soft-skill yang sangat bermanfaat bagi karir, dan juga lencana eksklusif sebagai perwakilan khusus dari lembaga pendidikan para peserta, dan juga tentunya terdapat sertifikasi spesial yang dikeluarkan secara eksklusif dari DailySocial.id.

Program DNA sejatinya akan berlangsung selama enam bulan, dan periode registrasi akan dibuka pada tanggal 13 Desember 2022 hingga 11 Januari 2023, untuk setelah itu akan langsung masuk ke fase seleksi dan rangkaian program intensif yang akan berlangsung selama enam bulan ke depan. Lalu apa saja syarat untuk mengikuti program ini?

Secara umum, program DNA hanya diperuntukkan untuk kalangan mahasiswa dengan rentang usia 17-24 tahun dan juga aktif di media sosial. Selain itu, calon peserta juga disarankan harus aktif dan senang berorganisasi, memiliki ketertarikan dengan dunia startup, teknologi, dan entrepreneur, serta memiliki kemampuan komunikasi yang baik. Tertarik untuk bergabung sebagai DNA DailySocial.id? Langsung saja kunjungi halaman ini untuk informasi selengkapnya.

Mengenal Lebih Dalam Seputar Teknologi Elastic Cloud Server (ECS) dan Virtual Private Server (VPS)

Semakin meningkatnya popularitas penggunaan cloud memunculkan beragam juga kebutuhan, dari penggunaan ringan seperti hosting, Cloud Server, hingga Baremetal ServerNamun biasanya ada dua jenis cloud server yangsering terjadi mispersepsi yaitu antara Virtual Private Server (VPS) dan Elastic Cloud Server (ECS). Padahal dua jenis cloud server tersebut sangat berbeda walaupun sama-sama memiliki resources komputasi virtual yang terdedikasi.

Perbedaanya lebih terasa pada saat tujuan penggunaannya, di mana ECS dengan fleksibilitas konfigurasi pada jaringan dan server sehingga bisa lebih mudah untuk menerapkan teknologi lanjutan seperti microservices. Berbeda dengan VPS Klasik yang biasa digunakan untuk menjalankan aplikasi dan website cepat guna atau untuk mengetes “environment” server sebelum men-deploy keseluruhannya. Sayangnya di Indonesia mispersepsi ini kurang banyak disadari oleh pelanggan sehingga tidak jarang banyak pelanggan membeli layanan VPS dengan harga yang mahal setara ECS.

Secara garis besar, dengan ECS pelanggan bisa menerapkan keamanan yang kompleks dengan lapisan keamanan yang diklaim sulit dibobol dari risiko kriminal siber dengan mengatur keamanan pada security group yang juga bisa dapat digunakan juga oleh VM (Virtual Machine) lainnya. Sementara itu, dari segi skalabilitas storage ECS bisa diekspansi secara horizontal dan vertikal. ECS umumnya memiliki teknologi VPC (Virtual Private Cloud ) network di mana antara satu server virtual dengan server virtual lainnya bisa saling dihubungkan melalui IP Private, dan memiliki Public IP yang elastis sehingga bisa dipindahkan dari satu server virtual ke server virtual lainnya. Untuk layanan canggih ini bisa didapatkan pada NVC mulai dari  Rp 170.000 per bulan dengan keunggulan tersedia di banyak zona (multizone) dan fasilitas gratis Inter-DC Link hingga 10 Gbps. Layanan yang dimaksud bisa ditemui melalui produk NEO Virtual Compute yang merupakan infrastruktur cloud dengan basis OpenStack. Produk ini menjanjikan “wadah” mesin virtual yang optimal, cepat, mudah dikelola dan terjangkau.

Lalu bagaimana dengan VPS? Layanan ini bisa dikatakan lebih cocok untuk penggunaan aplikasi dan website yang sedang berkembang karena dibangun dengan arsitektur flat network dimana jaringan sudah otomatis terkonfigurasi sehingga user hanya perlu mengatur keamanan pada firewall dan tergantung pada tipe distro OS yang digunakan. Bila dirasa butuh menambah storage dan resource komputasi lainnya pelanggan bisa menambahkannya secara vertikal. Setiap server virtual dilengkapi satu IP Publik dan menempel pada server virtual tersebut. Layanan ini biasa bisa didapat dengan harga yg lebih terjangkau dibanding ECS.

Perihal layanan tersebut, Biznet Gio juga telah meluncurkan produk NEO Lite, VPS Klasik dengan biaya yang sangat terjangkau – tentunya sudah disesuaikan pula dengan teknologi yang ditawarkan. Dengan infrastruktur yang sudah dirancang sedemikian rupa, NEO Lite menawarkan layanan unggulan dengan jaringan backup yang saling redundan untuk mendukung high availability . Bisa dikatakan, produk VPS NEO Lite Biznet Gio mengungguli produk sejenisnya.  VPS Klasik NEO Lite  bisa dijajal dengan biaya layanan paket mulai dari Rp50.000 per bulan dengan resource komputasi  terdedikasi dan terkonfigurasi serta memiliki dukungan penyimpanan SSD berkecepatan tinggi dan gratis bandwidth hingga 10 Gbps.

Pemanfaatan teknologi ini tentu sangat menarik untuk dipertimbangkan bagi pengembang. Terlebih jika layanan dan produk teknologi yang ditawarkan mampu memberikan efisiensi yang optimal, kami rasa layanan semacam ini sangat layak diaplikasikan oleh startup-startup teknologi tanah air yang membutuhkan layanan teknologi cloud yang prima dengan biaya yang ramah di kantong.

Untuk mengenali lebih lanjut soal NEO Virtual Compute dan NEO Lite VPS Klasik serta solusi cloud lainnya, silakan kunjungi laman Biznet Gio di sini.

Kemenkominfo Dorong Pertumbuhan Talenta Digital Tanah Air

Di tengah tantangan situasi ekonomi global,industri teknologi Indonesia dengan ekosistem startupnya masih memiliki yang pandangan optimis. Pasalnya, walau diwarnai sejumlah kabar kurang sedap, startup tanah air masih berada di dalam tren pertumbuhan yang stabil. Pada Q3 tahun 2022, DailySocial.id mencatat bahwa terdapat 62 startup yang berhasil mengantongi pendanaan dengan total nilai mencapai  983 juta Dollar AS, dengan jenjang pendanaan mulai dari pre-seed hingga seri A.

Di balik hal itu, industri startup Indonesia masih menjumpai sejumlah tantangan, yang bisa dikatakan, menjadi pekerjaan rumah bagi para founder. Salah satu tantangan yang dimaksud adalah terkait dengan kebutuhan talenta digital yang berkualitas. Indonesia berada di peringkat 87 pada Global Innovation Index 2021 dan Human Capital menjadi salah satu variabel yang mendapat peringkat rendah dari 7 pilar yang ada, yakni peringkat 91. Lalu bagaimana langkah strategis yang tepat untuk mengatasi tantangan tersebut?

Kebutuhan di atas tentu patut menjadi perhatian bagi berbagai pihak terkait dan stakeholder. Salah satunya adalah Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo), yang berinisiatif menghadirkan solusi untuk mengembangkan kualitas talenta digital tanah air. Melalui berbagai program yang dijalankan seperti Sekolah Beta, Gerakan Nasional 1000 Startup Digital, Hub.id, dan Startup Studio yang diklaim merupakan dukungan berkelanjutan untuk meningkatkan kualitas dan daya saing talenta digital Indonesia.

Program-program yang diinisiasi oleh Kemenkominfo telah berhasil memberikan dorongan yang signifikan. Hingga detik ini, terdapat lebih dari 1200 startup yang telah dirintis melalui Gerakan Nasional 1000 Startup, yang juga pada 2024 mendatang ditargetkan terdapat sekitar 150 startup yang diharapkan berhasil mengakselerasi perkembangan skala bisnisnya melalui program Startup Studio.

Berdasarkan Mapping & Database Startup Indonesia 2021 dari MIKTI,Indonesia memiliki 1.190 startup dengan berbagai skala yang tersebar di sejumlah wilayah mulai dari tier 1 hingga tier 4. Berbicara mengenai wilayah, laporan “Unlocking The Next Wave Of Digital Growth: Beyond Metropolitan Indonesia” yang dirilis oleh Alpha JWC Ventures dan Kearney pada 2021 lalu mengklasifikasikan sistem tiering yang diukur berdasarkan aspek-aspek krusial seperti pengeluaran per kapita, ukuran populasi, penetrasi internet, pertumbuhan PDB provinsi, dan juga kepadatan populasi. Disebutkan dalam laporan, berdasarkan pencatatan terhadap total 514 kota, sebanyak 15 kota dikategorikan sebagai Metropolitan (tier 1) yang mencakup wilayah-wilayah seperti Jabodetabek, Bandung, dan Surabaya. Sedangkan untuk klasifikasi Rising Urbanites (tier 2) terdapat 76 kota seperti Semarang, Makassar, dan juga Denpasar. Untuk klasifikasi tier 3 atau bisa disebut dengan “Slow Adopters” disebutkan mencakup 101 kota seperti Magelang, Prabumulih, hingga Bangli. Sedangkan untuk 322 kota lainnya diklasifikan sebagai Rigid Watchers (tier 4) seperti misalnya Kabupaten Jepara atau pun juga Kabupaten Jayapura.

Prediksi menarik bisa disimak pada wilayah tier 2 dan tier 3. Dalam laporan tersebut dikatakan, kota-kota tier kedua dan ketiga Indonesia seperti Denpasar dan Magelang, diprediksi memiliki proyeksi pertumbuhan ekonomi digital yang bisa tumbuh hingga lima kali lipat dalam lima tahun ke depan. Salah satu faktor pendorongnya adalah pesatnya pertumbuhan   dari startup-startup yang spesifik menjalankan bisnis di bidang eCommerce, dan juga finansial teknologi (financing, payments, dll).

Melalui fakta di atas, dukungan berkelanjutan patut dilestarikan. Salah satu stakeholder terkuat terkait ini yaitu pemerintah dipandang perlu untuk terus menjalankan program-program dan intervensi yang bertujuan untuk mengakselerasi skala pertumbuhan ekosistem digital seperti misalnya dukungan dalam akses permodalan, SDM, pasar, sampai mentorship dari para ahli.

Dalam mendukung upaya tersebut, pemerintah saat ini tengah mempersiapkan inisiatif strategis melalui program Dana Merah Putih. Inisiatif ini menargetkan Indonesia dapat melahirkan “unicorn-unicorn” baru yang tak hanya kuat secara permodalan, namun juga memiliki fundamental dan fondasi yang kuat menatap dinamika pasar modern di masa mendatang. Rencana peluncuran Dana Merah Putih akan diluncurkan pada Q2 di tahun 2022, menjadi salah satu bentuk konkrit pemerintah untuk memperkuat ekosistem startup di Indonesia.

Bekerja sama dengan Kemenkominfo, DS/innovate akan merilis report mengenai Digital Ecosystem Indonesia, yang akan memberikan gambaran yang utuh terkait ekosistem digital di Indonesia. Nantikan report selengkapnya di DailySocial.id!

Alibaba Cloud Announces Final Nominees for AsiaStar 10×10 campaign

Southeast Asia continues to attract global capital and talent to the region due to its young population and potential for economic growth. As part of its Project AsiaForward initiative, Alibaba Cloud has teamed up with tech ecosystem partners to celebrate the diverse achievements of tech-driven entities in Southeast Asia.

Known as AsiaStar 10×10, the initiative gives recognition to 100 companies, communities, and projects in ten categories across the region. The awardees were selected from the list of final nominees curated by representatives of Alibaba Cloud, government agencies, investors, industry experts, and media outlets. They considered a variety of factors, such as revenue, funding, impact, uniqueness, potential, and more.

After thorough  evaluation by representatives of government agencies, investors, and media outlets, these are the final awardees for each category:

  1. Trailblazers: Series B to pre-IPO companies that have played an essential role in driving technological innovation in the region. These are the final awardees: Aerodyne, Kumu, NinjaVan, ShopBack, Sunday, GrowSari, eFishery, MoMo, Kopi Kenangan, and Jirnexu.
  2. Gamechangers: Company moves that set precedents or broke records in Southeast Asia.  There are Grab’s IPO, Bukalapak’s IPO, Merger deal between Gojek and Tokopedia, GCash’s explosive growth, Avant Meats’s Series A funding round, TiNDLE’s global expansion, 2C2P acquired by Ant Financial, VinFast EVs’s expansion into North America, Society Pass’s listing on NASDAQ, and PropertyGuru’s listing on NYSE.
  3. Growth: Early-stage startups that are developing unique and innovative products and solutions, and have raised funds up to Series B, such as ProfilePrint, SariSuki, AiTreat, Rovula, Duckie Land, Eatcosys, GlobalTrack Smart Logistics, PolicyStreet, Speedwork Autocare, and KAMEREO.
  4. Enablers: SaaS companies that provide crucial support to enterprises of every stripe, there are aCommerce, ADVANCE.AI, Dropee, Mekari, NexMind, PatSnap, Peddlr, Sprout Solutions, Wiz.ai, Xendit.
  5. Explorers: Chinese startups that have successfully ventured into the region and established a strong presence, such as PingCAP, Cyclone, Dianxiaomi, Agora, J&T Express, SUNMI, Hago, Mobvista, 37GAMES, and TapTap.
  6. Open Source: Projects that have accelerated the region’s digitalization by giving other entities the tools they need to build new applications, there are ABYRES, Bluzelle, LottieFiles, MAPID, NukeViet, Somleng, SpaceChain, Supabase, Unicorn, and UniKey.
  7. Frontiers: Startups that are developing deeply technical products, such as quantum computing, biotech and medical advancements, space tech, and more. The final awardees are Baiya Phytopharm, Cortical Labs, EyRIS, Gero, MiRXES, Nusantics, SpeQtral, Transcelestial, WIR Group, and Yobite.
  8. Impact: Startups that have brought about significant grassroots-level advancements where they operate, such as Agrabah Ventures, Amaan, Bidanku, Magorium, Mio, Saora Industries, Sati App, Super, Umitron, and Zennya.
  9. Launchpads: Educational institutions, incubators, and accelerators that have provided safe environments to nurture great startups, there are BLOCK71 (NUS), CU Innovation Hub, Draper Startup House, IMDA Innovation Team, Indigo, QBO Innovation Hub, ScaleUp Malaysia, SMU Institute of Innovation & Entrepreneurship (SMU IIE), UEH Institute of Innovation (UEH UII), and UPSCALE Innovation Hub.
  10. Investors: Equity firms that provide the fuel startups need to grow, and are evaluated for the impact they showcase, such as Alpha JWC, East Ventures, Gobi Partners, iGlobe Partners, Kickstart, Quest Ventures, ThinkZone Ventures, Venturra Capital, Vertex Ventures SEAI, and Vietnam Silicon Valley (VSV) Capital.

The awardees will receive their accolades at the Apsara Conference, to be held on November 4, in China, Singapore, Malaysia, and Indonesia.  You can access the full story here: https://asiastar10x10.kr-asia.com/awardees-2022/

Biznet Gio Sediakan WordPress Hosting Paling Scalable, Mudahkan Membangun Website Bagi Semua Kalangan

Siapa yang tak mengenal WordPress? Bagi pengguna internet lintas masa, khususnya bagi mereka yang aktif dalam blogging WordPress tentunya sudah dikenal sangat baik. Sejak dirilis pada tahun 2003 WordPress sebagai Content Management System (CMS) telah banyak digunakan oleh banyak website termasuk para perusahaan ternama. Menurut W3Techs pada tahun 2021, 40% situs yang ada di internet seluruh dunia menjadi pengguna layanan WordPress. Fakta yang dapat menggambarkan bahwa WordPress cukup masyhur dalam dunia internet.

Kesuksesan WordPress tentunya beralasan. Konsep open-source yang diusung berikut dengan tingkat kustomisasinya yang tak terbatas, menjadi salah satu alasan utama mengapa WordPress menjadi favorit jagat internet. Pengembang disuguhi kemudahan dalam menggunakan, memodifikasi, dan menyesuaikannya dengan keperluan tanpa perlu memiliki kemampuan khusus bahasa pemrograman.

Platform CMS WordPress juga dikenal sangat baik oleh banyak pengembang lokal. Hal ini karena penggunaannya yang cukup sederhana dan bisa didapatkan secara gratis dengan fitur yang tidak sedikit. Meskipun jangkauannya cenderung ringan untuk diterapkan, WordPress membuktikan tetap akan menunjukkan kualitas yang terbaik.

Hal itu pula yang membuat popularitas WordPress dapat dikatakan masih sangat tinggi, tatkala CMS WordPress dapat di-implementasikan ke banyak hal, mulai dari laman blog sederhana, media daring, hingga e-commerce, dan juga website company profile pada umumnya. Meningkatnya pengguna internet di Indonesia tentunya harus dimanfaatkan banyak pihak khususnya para pelaku bisnis untuk semakin memanfaatkan pangsa pasar dalam jaringan.

Berbicara mengenai hal tersebut, bagi Anda yang ingin memulai proyek CMS WordPress dalam waktu dekat, ada kabar menarik dari salah satu penyedia layanan komputasi awan (cloud) ternama, yakni Biznet Gio yang kini memiliki produk terbaru bertajuk NEO WordPress.

Solusi Hosting WordPress yang Komprehensif

Ketika membangun sebuah situs termasuk dengan WordPress tentunya Anda akan membutuhkan servis hosting hingga control panel sebagai layanan untuk menyimpan semua file dan data website agar dapat online di internet dan bisa diakses oleh siapapun.

PT Biznet Gio Nusantara (Biznet Gio) hadir dengan berbagai produk layanan untuk mengelola aplikasi daring, website, dan sistem digital lainnya dengan mudah, cepat, dan aman. Sebagai penyedia solusi teknologi cloud, Biznet Gio menghadirkan NEO WordPress yang merupakan produk hosting spesialisasi WordPress untuk mempermudah pengguna dalam membuat website berbasis platform tersebut.

Premisnya sangat menarik, NEO WordPress memungkinkan pengembang untuk meluncurkan dan langsung menggunakan aplikasi WordPress kurang dari 60 detik saja, tanpa perlu repot untuk melewati proses pembelian dan setup hosting hingga instalasi aplikasi WordPress itu sendiri. Waktu yang singkat ini tentu menunjukkan kemudahan proses yang akan dilalui oleh pengembang saat pertama kali mendaftar.

Sebagai produk hosting terbaru dari Biznet Gio, layanan ini memiliki sejumlah keunggulan yang layak untuk diperhatikan. Utamanya adalah, melalui NEO WordPress, website developer tak perlu lagi sulit melakukan konfigurasi hosting termasuk instalasi fungsi lainnya, seperti database. Sumber daya komputasinya pun sudah terdedikasi, dimana sumber daya komputasi NEO WordPress dapat diekspansi secara mudah sehingga mendapatkan website dengan performa yang sangat cepat. Keuntungan itu didukung pula dengan SSL yang dapat dinikmati tanpa biaya (gratis).

Keuntungan lain, Biznet Gio juga menyediakan domain sementara yang dapat digunakan pengembang untuk membuat website. NEO WordPress dirancang di atas Kubernetes cluster untuk menjamin infrastruktur yang andal dan selalu tersedia bagi sebuah website atau platform. Dijamin minim downtime sehingga pengembang diberi perlindungan agar terhindar dari gangguan di level server fisik.

Mulai dari Rp50 ribu dapat Membangun Struktur Website yang Optimal

NEO WordPress dari Biznet Gio sudah dapat dinikmati saat ini juga. Penawaran yang disediakan pun cukup beragam dan terjangkau. Paket NEO WordPress dibanderol mulai dari Rp50 ribu per bulan dengan fasilitas yang lengkap, seperti sumber daya komputasi untuk database dan apps mulai dari 2vCPU dan 2 GB RAM dengan harga yang ramah di kantong. Selain itu, Anda juga dapat meningkatkan kapasitas database dengan harga yang terjangkau.

Di tengah pesatnya penetrasi internet di Indonesia, kehadiran NEO WordPress yang menawarkan beragam fasilitas dan paket WordPress Hosting Scalable dapat mendorong digitalisasi yang lebih jauh lagi berkat aksesnya yang mudah dengan biaya yang juga tak mencekik. Yuk, saatnya bikin website WordPress dengan NEO WordPress dari Biznet Gio.

Tertarik untuk menggunakan layanan hosting NEO WordPress? Kunjungi tautan berikut ini untuk informasi selengkapnya.

 

Advertorial ini didukung oleh Biznet.

Memahami Esensi Identitas Digital Dalam Ekosistem Teknologi di Indonesia

Pandemi Covid-19 yang berlangsung lebih dari dua tahun turut memberikan dampak besar pada perubahan aktivitas kehidupan sehari-hari di berbagai negara, tak terkecuali di Indonesia. Akselerasi digital semakin tak terhindarkan pada berbagai aktivitas, mulai dari bekerja, sekolah, berbelanja, hingga melakukan berbagai transaksi keuangan. Aktivitas secara daring menjadi pilihan paling aman untuk mengurangi interaksi tatap muka. Dengan adanya perubahan digitalisasi yang cukup signifikan juga menjadi sebuah dorongan untuk pemulihan ekonomi.

Pasalnya, industri digital saat ini semakin kuat untuk bisa mengakselerasi bisnis di masyarakat. Hal ini juga membawa keuntungan tersendiri bagi mereka yang sudah bergantung pada teknologi untuk memenuhi kebutuhan hidup karena melalui digitalisasi transaksi, apapun bisa menjadi lebih efisien dan cepat. Saat ini Indonesia sedang menuju akselerasi digital. Menurut Ketua Umum Asosiasi Penyedia Jasa Internet Indonesia (APJII) Muhammad Arif menyebutkan bahwa, “Pertumbuhan pengguna internet di Indonesia sangat fantastis. Sebelum pandemi angkanya hanya 175 juta, saat ini data terbaru sekitar 220 juta.” Berpindahnya banyak aktivitas ke dunia maya tentu harus diimbangi dengan teknologi serta regulasi untuk melindungi masyarakat, salah satunya adalah dari ancaman kejahatan siber yang makin banyak terjadi. Kejahatan siber paling banyak meliputi pencurian data pribadi, penyalahgunaan data, hingga pemalsuan dokumen yang menimbulkan banyak kerugian. Untuk itulah pentingnya literasi digital bagi masyarakat awam, serta peran identitas digital di dalamnya.

Pasalnya, industri digital saat ini semakin kuat untuk bisa mengakselerasi bisnis di masyarakat. Hal ini juga membawa keuntungan tersendiri bagi mereka yang sudah bergantung pada teknologi untuk memenuhi kebutuhan hidup karena melalui digitalisasi transaksi, apapun bisa menjadi lebih efisien dan cepat. Meskipun begitu perkembangan transaksi digital yang masif juga masih menjadi salah satu momok yang menakutkan, terutama pada isu cyber-crime. Seperti yang diketahui untuk implementasi transaksi digital akan selalu meminta data pribadi sebagai bentuk verifikasi diri, hal ini bisa menjadi alasan utama untuk pencurian, penipuan, hingga pelanggaran data pribadi.

Dengan munculnya ketakutan ini, menjadi sebuah peluang bagi banyak perusahaan berbasis teknologi untuk menciptakan inovasi startup regulatory technology (regtech) yang menyediakan layanan identitas digital. The World Economic Forum mendefinisikan identitas digital sebagai: “Koleksi atribut-atribut individual yang mendeskripsikan sebuah entitas dan menentukan transaksi apa saja yang dapat diikutsertakan oleh entitas tersebut.” Identitas Digital merupakan versi digital dari dokumen identitas fisik dan juga sebuah kualifikasi seseorang untuk mengakses layanan online. Selain memudahkan masyarakat untuk mengakses berbagai layanan publik secara digital, identitas digital dapat meminimalisir terjadinya cyber crime transaksi elektronik. Menurut survei data dari Innovation and The Fight Against Financial Crime 2019 Report, 97% responden yakin penggunaan teknologi identitas digital mampu membantu mencegah terjadinya cyber-crime terutama dalam ranah fintech.

Perkembangan Identitas Digital di Industri Startup

Identitas digital, selayaknya identitas pada umumnya, adalah alat pembuktian seseorang yang bisa digunakan di dunia maya. Identitas digital dapat meliputi data NIK, nama lengkap, tanggal lahir, alamat, nomor telepon, dan lain sebagainya. Identitas digital diperlukan untuk mengakses berbagai layanan digital, dari perbankan, asuransi, kesehatan, pendidikan, dan masih banyak lagi.

“Identitas digital atau digital identity adalah sebuah representasi digital untuk membedakan seorang pengguna dari pengguna lain di ruang digital,” ujar Direktur Jenderal Aplikasi Informatika (Aptika) Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), Semuel Abrijani Pangerapan, dalam keterangannya secara daring, 2 Februari 2022. “Cukup dengan memberikan identitas digital kita, tidak perlu memberikan data pribadi secara menyeluruh,” ucap Semuel. Ke depan, identitas digital diproyeksikan akan semakin masif digunakan, sejalan dengan akselerasi digitalisasi yang juga terus berjalan di Indonesia.

Identitas digital di Indonesia dapat dikeluarkan oleh PSrE (Penyelenggara Sertifikasi Elektronik Indonesia). Salah satu PSrE yang ada di Indonesia adalah Privy, atau PT Privy Identitas Digital. Privy memverifikasi para penggunanya dengan terhubung langsung ke database Ditjen Kependudukan dan Pencatatan Sipil, Kementerian Dalam Negeri RI hingga biometrik wajahnya. Sehingga, para pengguna Privy yang telah terverifikasi akan mendapatkan sebuah ID yang unik dan bisa menjadi identitas digital bagi setiap individunya. PrivyID tersebut lalu dapat digunakan untuk mengakses berbagai layanan publik, dari proses penandatanganan dokumen elektronik, hingga pendaftaran berbagai layanan baik online maupun offline. Pengguna tidak perlu lagi memberikan ataupun membawa data diri secara fisik, seperti fotokopi KTP, hingga melakukan proses pengisian formulir berulang kali. Dengan data diri yang telah tersimpan di Privy, pengguna tinggal melakukan proses registrasi secara otomatis dengan menggunakan PrivyID dan password, atau via scan QR code melalui aplikasi Privy.

Keamanan data dan privacy pengguna juga menjadi keunggulan dari sebuah identitas digital, karena setiap aktivitas yang memerlukan pembagian data pribadi harus melalui persetujuan pengguna, dan dilengkapi dengan two-factor authentication berupa OTP, sidik jari, hingga face recognition. Hingga saat ini, Privy telah digunakan oleh lebih dari 30 juta individu terverifikasi dan 1.700 perusahaan baik berskala nasional maupun internasional.

Selain memberikan banyak manfaat bagi pengguna, identitas digital juga bisa digunakan oleh pelaku bisnis untuk mengefisiensikan registrasi atau akusisi pengguna baru. Besarnya cost dan waktu yang harus dikeluarkan dalam onboarding customer bisa digantikan dengan e-KYC (electronic Know Your Customer) secara digital. Dengan memanfaatkan identitas digital yang telah terverifikasi, pelaku bisnis bisa melakukan akuisisi dengan lebih cepat, mudah, dan aman. Identitas digital dapat meminimalisir pembuatan akun-akun palsu atau double account, dapat lebih mudah memvalidasi identitas pengguna jika terjadi sebuah kejahatan siber, hingga memberikan pengalaman customer yang lebih baik.

Penerapan penggunaan identitas digital dapat dilakukan di berbagai bidang maupun industri. Di bidang finansial, identitas digital dapat digunakan untuk melakukan pembukaan rekening bank, mengajukan pinjaman, hingga pembukaan polis asuransi. Di bidang kesehatan, pendaftaran pasien hingga penandatanganan patient consent juga bisa dilakukan secara elektronik. Bahkan, identitas digital juga dapat digunakan untuk melakukan berbagai proses registrasi online, seperti di DailySocial.id.

Pengalaman menggunakan identitas digital Privy pada proses registrasi bisa dirasakan pembaca DailySocial.id sebagai metode untuk membaca artikel berlangganan. Rasakan pengalaman registrasi yang lebih mudah dan aman, serta dapatkan gratis berlangganan DailySocial selama satu tahun melalui laman https://account.dailysocial.id/ dan pilih login melalui Privy. Jika Anda belum memiliki akun Privy, silakan daftar sekarang di https://app.privy.id/register.

Ubah Transaksi Menjadi Cicilan Dengan Fleksibel Menggunakan Split Pay Dari Jenius

Pionir bank digital tanah air, Jenius dari Bank BTPN, terus berkomitmen menghadirkan layanan finansial yang lengkap dan relevan. Salah satunya yaitu dengan memperkenalkan fitur Split Pay yang membantu pengguna merevisi transaksi yang telah dilakukan menjadi cicilan dengan sumber dana yang terhubung dengan produk Flexi Cash (produk pinjaman personal Jenius).

Split Pay memberikan fleksibilitas keuangan bagi seluruh kalangan pengguna Jenius. Secara garis besar, seluruh transaksi mulai dari Rp500 ribu yang dilakukan dalam enam bulan terakhir, kini dapat diubah menjadi cicilan yang dapat disesuaikan dengan preferensi pengguna. Dalam laman resmi Jenius, terjabar daftar transaksi yang dapat diubah menjadi cicilan mulai dari; transfer ke sesama dan antarbank, tarik tunai, pembayaran melalui QR code, transaksi dengan Jenius Pay, top up e-wallet, pembelian saldo mata uang asing, hingga pembayaran tagihan (kecuali zakat dan lainnya).

Lalu bagaimana cara menikmati layanan Split Pay ini? Setelah bertransaksi pengguna dapat langsung memilih opsi cicilan dengan Split Pay melalui widget yang muncul bersamaan dengan notifikasi pembayaran berhasil atau melalui halaman rincian transaksi. Dengan fleksibilitas yang ditawarkan, pengguna dapat menentukan sendiri tenor cicilan sesuai dengan kemampuan pengguna.

Satu hal tambahan, layanan Split Pay ini hanya dapat digunakan oleh pengguna Jenius yang sudah memiliki Flexi Cash, produk pinjaman personal untuk beragam kebutuhan dengan limit hingga Rp200 juta. Setiap menggunakan Split Pay, limit Flexi Cash pengguna akan dipotong sesuai dengan sejumlah transaksi yang dipilih untuk diubah menjadi cicilan. Fitur Split Pay membantu pengguna untuk mengelola jenis transaksi secara fleksibel. Dalam kondisi mendesak misalnya, fitur Split Pay akan sangat membantu pengguna untuk memiliki kebebasan dalam merevisi transaksi yang disesalkan dengan mengubahnya menjadi cicilan.

“Terkadang kita gegabah mengambil keputusan dan bertransaksi tanpa perhitungan matang. Di lain waktu kita menyesal telah mengeluarkan sejumlah uang untuk membeli sebuah barang dan berharap bisa merevisi transaksi yang telah terjadi sehingga cashflow berantakan karena keliru melakukan perhitungan. Fitur Split Pay hadir sebagai solusi dari pain points tersebut sehingga pengguna dapat mengubah transaksi yang telah terjadi menjadi cicilan dan cash flow dapat tetap terjaga,” ujar Waasi B. Sumintardja, Digital Banking Business Product Head Bank BTPN seperti yang dikutip dari siaran pers.

Lebih lanjut, dalam keterangannya dikatakan pada riset yang dilakukan oleh Jenius beberapa waktu lalu terhadap 116 responden dengan rentang usia 21–40 tahun, ada tiga alasan utama masyarakat dalam memutuskan memilih transaksi dengan metode cicilan. Disebutkan, sebanyak 38% responden mengatakan untuk mengatur cash flow dengan baik, 18% untuk mengurangi beban pembayaran, dan 16% mengaku akses produk cicilan mudah dilakukan. Dari hasil survei yang sama, 86% responden memilih metode cicilan ketika melakukan transaksi pada e-commerce dan 14% pada offline store atau merchant.

“Jenius ingin hadir sebagai layanan finansial yang lengkap dan terintegrasi. Setelah beragam fitur revolusioner yang sudah Jenius miliki mulai dari menghadirkan kemudahan dalam bertransaksi, menabung, dan berinvestasi, kami juga menjadi semakin lengkap dengan memperkenalkan Split Pay dan Cicilan Jenius Pay yang terhubung dengan Flexi Cash sebagai sumber dana pembayaran yang dapat dipilih oleh nasabah sesuai preferensi dan keadaan,” imbuh Waasi dikutip dari sumber yang sama.

Tertarik untuk mengenal fitur Split Pay dari Jenius dan mengelola transaksi secara fleksibel? Kunjungi tautan berikut ini untuk informasi selengkapnya.

Advertorial ini didukung oleh Jenius.

Strategi Jenius Bersaing di Tengah Ramainya Digital Banking

Di tanah air, pemain bank digital tumbuh kian subur seiring dengan tren kebutuhan masyarakat yang mendambakan layanan finansial yang praktis. Per Juni 2021 saja Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyebutkan sudah ada 14 bank digital yang hadir di Indonesia. Sepuluh di antaranya sudah beroperasi dan sisanya masih dalam proses persiapan.

Jenius dari Bank BTPN menjadi pionir bank digital yang dikenalkan sejak tahun 2016. Pada saat itu, pengembangan aplikasi Jenius ini memakan waktu persiapan 18 bulan dan investasi hingga 500 miliar rupiah.

Selama perjalanan lebih dari lima tahun, Jenius telah menghadirkan beragam inovasi dan berhasil menarik lebih dari 3,7 juta pengguna yang tersebar di 514 kabupaten/kota. DailySocial.id berkesempatan berbincang dengan Waasi B. Sumintardja, Digital Banking Business Product Head Bank BTPN tentang bagaimana Jenius tetap relevan dan bersaing dengan para pemain baru. Seperti apa?

Ramainya pemain baru jadi tantangan sekaligus peluang

Tidak mudah memang bersaing di tengah derasnya arus kompetisi industri perbankan digital. Waasi pun mengamini, munculnya pemain baru menjadi tantangan sekaligus peluang untuk Jenius. Dari sisi kans, semakin banyak pemain maka semakin banyak pula yang akan mengedukasi tentang konsep layanan perbankan digital.

“Dulu, di tahun 2016, kami memulai untuk mengedukasi konsep perbankan digital termasuk fitur-fitur dan cara penggunaannya. Dengan munculnya pemain baru, edukasi mengenai perbankan digital dapat menjangkau lebih banyak masyarakat Indonesia dalam memahami konsep ini. Selain itu, masyarakat Indonesia juga akan diuntungkan karena semakin banyak pilihan dan mereka bisa memilih layanan perbankan digital sesuai preferensi,” ujarnya.

Walaupun memang, tantangan hadir menjadi semangat sekaligus pemicu bagi Jenius untuk terus berinovasi dan menghadirkan layanan yang lebih baik. Untuk mendukung hal ini, dari sisi internal Jenius pun rutin bebenah diri dengan mengimplementasikan tiga faktor agar tetap relevan dengan kebutuhan masyarakat.

Jenius selalu mengedepankan faktor change in mindset, change in ways of working, dan change in culture. Yakni menerapkan pola pikir yang menempatkan pelanggan pada prioritas utama, menerapkan proses pengembangan produk berkelanjutan dengan metode Minimum Valuable Product (MVP) dan feedback dari pengguna, serta menciptakan budaya yang sangat kreatif dan inovatif dengan merekrut beragam talenta dari berbagai industri dan latar belakang dengan pola pikir yang beragam.

Kokreasi, kolaborasi, dan ekspansi jadi strategi Jenius perkuat eksistensi

Selain perihal di atas, produk layanan yang ditawarkan bank digital diyakini menjadi kunci keberhasilan bisnis. Sebagai pimpinan di bagian pengembangan produk, Waasi pun membeberkan bagaimana Jenius masih bisa terus tumbuh dan bersaing meskipun diterjang beragam tantangan.

Ia menceritakan, ada 3 aspek utama yang menjadi fokus saat ini yakni kokreasi, kolaborasi, dan ekspansi. Jenius dikembangkan dari proses kokreasi dan kolaborasi dengan masyarakat digital savvy dan berbagai pihak dari lintas industri untuk membangun ekosistem ekonomi digital yang terintegrasi. Semangat kokreasi dan kolaborasi ini yang terus Jenius usung untuk menghadirkan solusi inovatif yang relevan dengan kebutuhan masyarakat digital savvy di Indonesia.

“Hal ini yang menjadi kekuatan Jenius untuk terus melakukan continuous improvement dan mendengarkan suara, masukan, serta ide dari digital savvy yang kemudian diwujudkan menjadi fitur-fitur revolusioner dan layanan pada aplikasi Jenius,” tambah Waasi kepada DailySocial.id

Proses kokreasi ini dilakukan salah satunya melalui platform Jenius Co.Create, komunitas masyarakat digital savvy dalam bentuk situs (co.create.id), artikel, ruang berbagi, workshop, dan acara tahunan Co.Creation Week. Anggota komunitas Jenius Co.Create dapat langsung memberikan masukan dan juga ide melalui forum Co.Create dan setiap ide bisa di-vote oleh anggota lain sebagai tambahan pertimbangan pihak Jenius untuk mengembangkan fitur dan layanan dari masukan tersebut.

Beragam fitur yang dihasilkan dari proses kokreasi ini juga telah dihadirkan oleh Jenius. Mulai dari mempermudah dalam pembukaan rekening, menabung, mengelola cash flow, hingga berinvestasi.

Tercatat, per Desember 2021, lebih dari 35.000 Co.Creators (anggota komunitas Jenius Co.Create)  terdaftar di cocreate.id. Beragam kegiatan juga turut dilakukan, Jenius Co.Create telah mengadakan 105 offline event dan 110 online event yang dihadiri lebih dari 8.000 peserta bahkan hingga Singapura, New Zealand, Oslo, dan Jepang.

Sementara untuk ekspansi, Waasi menjelaskan Jenius berorientasi untuk memperluas kehadiran booth Jenius dan edukasi perbankan digital. Diketahui, Jenius telah melakukan ekspansi ke berbagai daerah dan kota di Indonesia. Sepanjang kuartal pertama di 2022 ini booth Jenius telah hadir di Cirebon, Tasikmalaya, Magelang, Pekanbaru, dan Batam.

Terus lebarkan sayap dengan bantu mengakselerasi UMKM Indonesia

Proses kokreasi juga terus Jenius lakukan di tengah pandemi Covid-19 yang melanda dunia. Dari hasil kokreasi tersebut, Jenius melakukan studi bertajuk Perilaku Digital Savvy Selama Masa Adaptasi Kebiasaan Baru. Studi ini dilakukan melalui metode survei daring yang melibatkan 307 masyarakat digital savvy, berusia 16–40 tahun, pada April hingga Mei 2020. Dari hasil studi tersebut ditemukan bahwa 44% responden mengalami pengurangan pendapatan sebagai akibat dari pandemi. Lebih lanjut lagi, responden yang pendapatannya berkurang beradaptasi dengan membuka usaha (42%), mencari sumber pendapatan lainnya atau mengambil proyek sebagai pekerja lepas (22%), dan mengurangi pengeluaran (14%).

Dari studi yang sama, Jenius juga menemukan beberapa pain points yang dihadapi oleh responden yang baru memulai usahanya, yaitu tercampurnya keuangan pribadi dan usaha, kesulitan mengelola stock barang, dan juga sistem pembayaran yang masih manual.

Berangkat dari hal tersebut, Waasi dan tim pun menghadirkan dua solusi untuk pelaku UMKM yaitu Akun Bisnis dan Bisniskit. Akun Bisnis membantu pelaku usaha untuk memisahkan keuangan pribadi dan usaha serta mengelolanya melalui satu aplikasi Jenius. Sementara Bisniskit membantu pelaku usaha untuk operasional usaha, seperti mencatat stock barang, mesin kasir, membuat invoice atau struk, dan pengelolaan data pelanggan.

Platform Jenius Co.Create pun bisa digunakan para pelaku UMKM untuk belajar dan menjalin koneksi. “Jenius juga mengadakan berbagai kelas dan talkshow dengan topik seputar usaha dan bisnis pada platform Jenius Co.Create. Siapa pun bisa ikut kelasnya dan membangun network dengan pelaku usaha lainnya di Jenius Co.Create,” papar Waasi.

Prediksi dan rencana masa depan Jenius

Waasi memprediksi industri perbankan digital di Indonesia akan memiliki semakin banyak pilihan dan calon nasabah pun akan mencari perbankan digital yang sesuai dengan preferensi masing-masing.

Untuk mempersiapkan hal ini, Waasi menyebutkan ada dua hal yang jadi rencana Jenius ke depannya. “Fokus jangka panjang Jenius akan dikerahkan dengan menghadirkan solusi life finance yang terus relevan dan lengkap sehingga masyarakat bisa mengelola seluruh kebutuhan hidup dan finansial melalui Jenius serta terus berkolaborasi dengan lebih banyak like-minded partners dari beragam industri dan juga secara internasional,” tutup Waasi.

Strategi dari Jenius sebagai pionir bank digital ini turut menjadi pertimbangan para pemain lain di luar sana. Terbukti dengan layanan mereka yang masuk dalam jajaran Forbes World’s Best Bank 2022 beberapa waktu lalu.

Lewat Regulatory Technology, Privy Bidik Kontribusi Positif Dalam Percepatan Pemulihan Ekonomi

Pemulihan ekonomi menjadi agenda penting pasca ketidakpastian akibat pandemi Covid-19. Berbagai macam sektor industri tak luput mengalami tekanan ekonomi. Untunglah industri digital justru kian kokoh, pasalnya digital transformasi dengan segala adaptasinya malah menjadi esensial tatkala kemampuannya mengakselerasi bisnis di masyarakat. Alhasil, digitalisasi dianggap memegang kunci bagi upaya pemulihan ekonomi pasca pandemi. Seperti halnya bagi Privy, startup Regulatory Technology (Regtech) yang mengemban misi membawa pemanfaatan teknologi identitas digital untuk mendorong pemulihan ekonomi industri multisektor tanah air.
Sekilas mengenai identitas digital. Di masa yang semestinya tak jauh lagi, teknologi ini dipercaya punya peranan yang penting untuk mempercepat pemulihan ekonomi secara luas. Pasalnya, teknologi identitas digital memiliki tendensi dalam memangkas proses verifikasi dan identifikasi data secara signifikan. Harapannya keperluan verifikasi bisa menjadi lebih mudah, karena tidak perlu lagi menyertakan identitas fisik seperti KTP, kartu vaksin, dan lain sebagainya.

Premis tersebut yang diusung oleh Privy. Sebagai perusahaan penyedia tanda tangan digital dan identitas digital terbesar di Indonesia, Privy baru saja meresmikan produk identitas digital yang dibalut dalam perhelatan soft launching beberapa waktu lalu di Bali. Dalam keterangan resmi yang kami terima, Privy mengenalkan pengalaman menggunakan identitas digital yang komprehensif mulai dari verifikasi keabsahan identitas pengguna, seperti KTP (bagi WNI) dan passport (bagi WNA), nomor telepon, alamat email, hingga foto wajah yang terhubung secara resmi ke basis data Ditjen Dukcapil Kementerian Dalam Negeri RI. Fitur tersebut termasuk dalam layanan PrivyPass yang dapat dijadikan validasi atas identitas diri pemegang PrivyID di dunia maya.

Dalam perhelatan tersebut, Privy mencontohkan implementasinya pada sektor industri pariwisata. Pengguna Privy dikatakan dapat menikmati kemudahan proses check-in di bandara serta hotel hanya cukup dengan melalui scan QR Code. Fitur ini memungkinkan pengguna tak perlu lagi menunjukkan KTP fisik dan data-data diri lainnya. Data-data yang dibutuhkan oleh hotel, maskapai penerbangan, dan pengelola objek wisata bisa langsung dibagikan secara online dan real time dengan adanya user consent dari pengguna, seperti identitas pribadi, foto KTP, nomor HP, email, hingga status vaksinasi.
Marshall Pribadi, CEO Privy mengungkapkan, layanan Privy dikembangkan tak hanya bagi sisi customer, namun juga bagi pengelola bisnis. “Aktivitas kita dalam berwisata tidak lepas dari menunjukkan dokumen identitas diri dan menandatangani formulir misalnya ketika check-in di hotel. Aplikasi Privy mendigitalkan proses tersebut yang mempermudah pengunjung maupun pengelola bisnis.” ungkapnya.

Di sisi lain, Henky Hotma Parlindungan Manurung, Deputi Bidang Industri dan Investasi, Kemenparekraf optimis, teknologi identitas digital dari Privy secara spesifik mampu memberikan kontribusi positif bagi pemulihan ekonomi, terlebih bagi industri pariwisata.

“Kami mengapresiasi langkah Privy dalam percepatan transformasi digital di Indonesia. Pemanfaatan teknologi sangat membantu para pelaku industri pariwisata dan ekonomi kreatif untuk dapat menjalankan berbagai kegiatan dan menjadi solusi selama masa pandemi dan pemulihan. Kami mendukung langkah yang dilakukan Privy untuk memperluas penggunaan identitas digital di tempat wisata, diharapkan dapat meningkatkan kembali jumlah kunjungan wisatawan dan mampu memberikan kontribusi dalam pemulihan ekonomi nasional.” ujar Henky.

Pengadopsian teknologi identitas digital semestinya mampu berkembang lebih pesat di masa mendatang. Di tengah pertumbuhan perekonomian digital tanah air yang diprediksi bakal menyentuh angka US$ 70 miliar, bukan hal yang mustahil bagi regtech untuk memiliki prospek yang gemilang di tahun-tahun mendatang. Saat ini, Privy sendiri telah melayani 23,5 juta pengguna terverifikasi dan 1.500 perusahaan yang berasal dari berbagai macam bisnis dan skala.

Advertorial ini didukung oleh Privy.