Lebih dari 60% Pendapatan JNE Dipasok Bisnis E-Commerce

Ketergantungan perusahaan logistik terhadap bisnis e-commerce menjadi semakin jelas, setelah JNE menginformasikan bahwa lebih dari 60% pendapatan JNE saat ini berasal dari kerja samanya di ekosistem ini. Tahun ini mereka menargetkan lebih besar lagi faktor pendapatan dari e-commerce, hingga 70%.

Chief Sales and Marketing Officer JNE Agus Hartono Wijaya mengungkapkan kepadaIndoTelko, “Kontribusi sektor e-commerce bagi total pendapatan JNE bisa berkisar 60% sampai 70%. Kami senang menjadi bagian dari ekosistem ini.”

Angka yang dikontribusikan sektor e-commerce ditahun 2014 adalah antara Rp 1,5 triliun hingga 2 triliun. Di tahun 2015 ini, masih dari sumber yang sama, JNE berharap bisa meraup pendapatan sekitar Rp 3,9 triliun, dengan 70% berasal dari sektor e-commerce.

Saat ini disebutkan JNE telah bekerja sama dengan hampir semua portal e-commerce. Mereka juga sudah menjajaki kemungkinan kerja sama dengan MatahariMall yang akan segera hadir bulan ini dengan konsep O2O (online-to-offline).

Titik lemah

Meskipun memiliki ketergantungan yang semakin tinggi terhadap bidang e-commerce, JNE (dan pemain lain di bidang logistik) harus sadar bahwa sektor logistik masih menjadi titik lemah yang menghambat kepercayaan masyarakat berbelanja secara online.

Survei kecil-kecilan yang diadakan oleh DailySocial sekitar sebulan lalu mengungkapkan waktu pengiriman (yang tidak sampai-sampai) merupakan hal yang paling dikeluhkan saat berbelanja online. Beberapa perusahaan e-commerce bahkan mulai merintis in-house delivery-nya sendiri, terutama di kawasan Jabodetabek, karena tidak lagi percaya dengan jaminan perusahaan logistik.

Pembangunan pusat distribusi, terutama di daerah luar Jawa, dan konsep O2O menjadi alternatif untuk menekan biaya pengiriman dan memastikan bahwa pengiriman barang tidak mengalami hambatan. Apapun itu, dengan semakin tergantungnya industri logistik terhadap bisnis e-commerce, mereka harus meningkatkan kualitas layanannya untuk memastikan barang dapat sampai ke pembeli dalam waktu yang dijanjikan demi target pencapaian yang mereka inginkan.

[Gambar header: Shutterstock]

Artikel sindikasi ini pertama kali dimuat di DailySocial dan ditulis oleh Amir Karimuddin. 

ZTE dan Telkom Akan Bangun Pusat Inovasi Bersama

ZTE Corporation dan Telkom Indonesia baru saja mengumumkan komitmennya untuk membangun sebuah Pusat Inovasi Bersama yang akan berfokus pada pengembangan teknologi video berbasis Internet Protocol (IP-based video). MOU yang melandasi kerja sama ini sendiri telah ditandatangani  pada saat Mobile World Congress yang berlangsung di Barcelona tanggal 2 Maret 2015 lalu.

Pusat Inovasi Bersama tersebut akan menghadirkan kolaborasi antara teknologi ZTE dalam solusi IPTV (Internet Protocol Television) dan OTT (Over the Top Technology) dengan layanan telekomunikasi yang dimiliki Telkom. Pusat penelitian ini juga akan berfokus pada penelitian pengembangan teknologi IPTV dan OTT, membangun kerja sama dengan penyedia teknologi terkait, dan mengembangkan layanan baru dengan teknologi IPTV dan OTT.

Sebelumnya ZTE juga telah mendapatkan kontrak untuk jaringan IPTV Telkom Indonesia, di bawah merek dagang UseeTV Cable. Dalam kontrak kerja sama tersebut, ZTE akan mendukung Telkom Indonesia dalam pembangunan, pengoperasian, dan perawatan jaringan IPTV tingkat bit rendah(low-bit-rate) hingga tahun 2016 mendatang. Selain itu ZTE juga memberikan dukungan berupa pengoperasian, perawatan, hosting peralatan serta menyediakan layanan end-to-end untuk optimalisasi jaringan.

Sistem IP-based video milik ZTE sendiri saat ini diklaim telah melayani 26 juta lebih pengguna aktif di lebih dari 60 titik penyebaran di seluruh dunia. Tak heran jika Telkom cukup menyambut baik kerja sama ini. Dalam laporan survei yang dilansir oleh IDC dan Ovum, produk IPTV dan OTT milik ZTE berada pada peringkat pertama di pasar Tiongkok.

Seiring dengan makin diminatiinya produk berbasis IPTV dan OTT di Indonesia, membuat para vendor penyedia layanan tersebut makin sigap dalam menghadapi persaingan. Telkom menjadi salah satu dari beberapa penyedia layanan besar yang terdapat di Indonesia. Banyak hal yang harus dioptimalkan untuk menjadikan layanan ini benar-benar bisa dinikmati secara maksimal dan menyeluruh di Indonesia.

Sebagai sebuah produk berbasis managed services, banyak pekerjaan rumah yang harus dihadapi oleh para vendor. Penyediaan jaringan yang lebih stabil, dengan tantangan geografis dan transisi pengguna dari layanan tradisional menuju yang lebih modern harus segera ditata untuk benar-benar bisa menghasilkan value layanan yang optimal.

Pusat Inovasi Bersama tersebut diharapkan tidak hanya menjadi wujud formalitas saja, tetapi bisa memberikan dampak baik dengan hadirnya berbagai solusi dan inovasi layanan IP-based video yang berasal dari kreativitas pengembang dalam negeri.

[Gambar header: Shutterstock]

Artikel sindikasi ini pertama kali dimuat di DailySocial dan ditulis oleh Randi Eka Yonida. 

Toko Online Lee Cooper Indonesia Implementasikan Metode Pembayaran Cash on Delivery

Layanan e-commerce Lee Cooper yang beberapa bulan lalu diresmikan, kini dikabarkan siap mengimplementasikan metode cash on delivery (COD) untuk wilayah Jabodetabek. Cakupan wilayah tersebut nampaknya akan turut meluas seiring ekspansi yang dijalankan Vela Asia selakue-commerce enabler yang menjadi mitra Lee Cooper Indonesia.

Keputusan untuk turut terjun ke ranah digital yang dipilih Lee Cooper untuk melebarkan bisnisnya direspon cukup positif. Mengingat produk mereka menyasar segmen pemuda Indonesia yang akrab dengan teknologi. Berkat bantuan e-commerce enabler Vela Asia, kini Lee Cooper melayani metode pembayaran di mana pelanggan bisa melakukan pembayaran pada saat pesanan diterima, atau biasa disebut COD.

Meski belum diperkenalkan secara resmi, kedua belah pihak Lee Cooper dan Vela Asia mengkonfirmasi langsung pada tim DailySocial bahwa laporan tersebut benar adanya. Saat ini metode tersebut sedang diujicobakan untuk wilayah Jabodetabek.

Prosedur COD yang harus ditempuh setelah pelanggan memilih metode pembayaran ialah pihakcustomer service Lee Cooper Indonesia akan menghubungi mereka untuk melakukan konfirmasi pesanan dan alamat tujuan. Pelanggan juga diberikan kesempatan untuk melakukan konfirmasi lebih dulu.

Dari laporan yang kami terima, batasan terendah dari nominal untuk menggunakan metode COD sebesar Rp 200 ribu. Sementara maksimal pembelian menggunakan metode ini sebesar Rp 5 juta. Perlu diberi catatan bahwa barang pesanan tidak dapat dibuka atau dicoba sebelum proses pembayaran terselesaikan.

Kedua belah pihak belum menjelaskan lebih rinci mengenai perhitungan biaya tambahan yang dikenakan oleh pelanggan jika ingin menggunakan metode pembayaran COD.

[Gambar header: Shutterstock]

Artikel sindikasi ini pertama kali dimuat di DailySocial dan ditulis oleh Michael Erlangga. 

UC Browser Siap Buka Kantor Perwakilan di Indonesia Tahun Ini

Mobile browser asal negeri Tiongkok UC Browser siap menjalin berbagai bentuk kerja sama dengan penyeda konten lokal guna meningkatkan awareness pada masyarakat perihal keberadaannya. Skema tersebut juga dibarengi dengan mendengarkan kebutuhan dan keluhan dari pengguna mereka di Tanah Air yang jumlah perlahan meningkat seiring waktu. Mereka juga siap membuka kantor perwakilannya di Indonesia tahun ini.

“Memenuhi permintaan para pengguna selalu menjadi prioritas utama pengembangan bisnis kami. Contohnya untuk pasar Indonesia, Facebook merupakan media sosial yang terkenal, kami menghadirkan fitur yang mempercepat akses ke situs tersebut melalui teknologi akselerasi komputasi awan yang kami miliki,” papar UC Browser Country Manager of Indonesian Market Jonathan Zhong dalam wawancaranya dengan tim DailySocial.

Pada dasarnya perilaku masyarakat Indonesia seperti kebanyakan pengguna mobile browser di dunia. Mereka cenderung aktif setelah pukul tujuh malam, terlebih di hari Minggu di mana lalu lintas data mengalami puncaknya. Berdasarkan informasi StatCounter, UC Browser menduduki peringkat ketiga sebagai mobile browser yang paling populer di tengah masyarakat Indonesia.

Pihaknya turut menambahkan bahwa marketshare mereka di Indonesia meningkat sebelumnya dari 7% hingga nyaris 20% di sepanjang tahun 2014. Memanfaatkan momentum tersebut, Jonathan mengakui bakal memperdalam lokalisasi produk dan tim mereka di dalam negeri, juga dengan bermitra oleh penyedia layanan konten di seluruh penjuru Nusantara.

StatCounter on Mobile Browser

Sejauh ini UC Browser telah mencapai 100 juta pengguna aktif per harinya dari seluruh dunia. Dengan membangun kemitraan bersama penyedia konten di Indonesia, Jonathan mewakili UC Browser berharap mampu membangun ekosistem yang saling menguntungkan bagi setiap entitas yang terkait.

Salah satu contohnya ialah kemitraan yang dijalin dengan Liputan6.com. Liputan6.com menyajikan konten yang berkualitas bagi pengguna UC Browser, sebagai imbalannya UC Browser menyediakan platform untuk Liputan6.com yang dapat terhubung dengan seluruh pengguna UC Browser.

“Saat ini kami memiliki sepuluh karyawan tetap yang berfokus di pasar Indonesia, tiga dari mereka merupakan warga negara Indonesia. Kami terus mencari SDM lokal untuk membuka kantor perwakilan di Indonesia tahun ini,” tambah Jonathan.

[Gambar Header: Smartphone via Shutterstock]

Artikel sindikasi ini pertama kali dimuat di DailySocial dan ditulis Michael Erlangga. 

PasarPolis Ramaikan Segmen Perbandingan Asuransi Online

Meski saat ini Pola dan gaya hidup masyarakat Indonesia telah meningkat baik dari segi pendapatan maupun kebutuhan, tetapi kesadaran akan proteksi diri melalui jasa asuransi masih rendah. Di tengah-tengah pertumbuhan e-commerce yang semakin bergairah, muncul satu lagi layanan yang menawarkan konsumen kemudahan untuk membandingkan dan memilih produk asuransi sesuai dengan kebutuhannya yaitu PasarPolis.

PasarPolis resmi diperkenalkan pada masyarakat pada Selasa 3 Maret 2015 kemarin di Jakarta. Meskipun demikian, sesungguhnya layanan ini masih berada dalam tahap beta ketika diperkenalkan kemarin. Walau mengklaim portal e-commerce pertama di Indonesia yang menyediakan beragam produk asuransi melalui kemtraan dengan perusahaaan asuransi terkemuka di Indonesia, namun kenyataannya tidak seperti itu. Sebenarnya layanan yang serupa dengan PasarPolis di Indonesia sudah cukup banyak, seperti CekPremi, Asuransi88, CekAja, Raja Premi, dan Halo Money.

Untuk memilih dan membeli sebuah jasa asuransi tentunya membutuhkan pertimbangan yang matang. Dengan hadirnya PasarPolis yang turut meramaikan pasar di segmen perbandingan asuransi ini, maka konsumen memiliki satu lagi alternatif dalam memilih jasa asuransi yang ada sesuai dengan kebutuhannya.

Founder PasarPolis Cleosent Randing (Cleo) mengatakan, “Kita ingin menjawab kebutuhan masyarakat untuk mendapatkan asuransi secara mudah dan dengan harga yang terjangkau. Selain itu, melalui kerja sama dengan berbagai perusahaan asuransi ternama, PasarPolis juga dapat memberikan saran terpercaya kepada konsumen dari sudut pandang yang obyektif.”

Lebih lanjut Cleo menjelaskan bahwa PasarPolis akan mengedepankan direct partnership dengan perusahaan asuransi sehingga dapat memberikan harga yang lebih murah dan transparan. Saat ini PasarPolis sudah bermitra dengan ACE Jaya Proteksi, AIG, Allianz, Asuransi Rama, Bess Insurance, Cigna, Jaya Proteksi Takaful, Mega Insurance, MNC Insurance, Panin Insurance, QBE POOL, Zurich, dan Jagadiri. Jagadiri merupakan layanan asuransi pertama yang berbasis online.

Dengan mengusung tema “One Stop Insurance Shopping”, PasarPolis akan lebih fokus untuk memberikan pilihan jasa asuransi dan bukan produk finansial lainnya. Saat ini PasarPolis sudah menyediakan produk Asuransi Kendaraan, Asuransi Kesehatan, Asuransi Kecelakaan Diri, Asuransi Properti, dan Asuransi Jiwa yang akan segera hadir.

Untuk menggenjot promosi PasarPolis, Cleo mengungkapkan bahwa perseroan berencana untuk mengalokasikan dana investasi sekitar 1 juta dollar. Ia menyebutkan, “Sekitar 40% dana akan digunakan untuk digital marketing, 30% untuk membangun jaringan dan teknologi, dan 30% sisanya akan diarahkan untuk membentuk tim e-commerce.”

PasarPolis juga ditargetkan untuk mendapatkan penguasaan pangsa pasar sekitar 1% dari total pasar asuransi di Indonesia yang tahun 2018 mendatang diprediksi menyentuh nilai tiga miliar dollar. Tahun ini PasarPolis ingin menggandeng lebih banyak perusahaan asuransi besar dan terpercaya di Indonesia hingga kuartal tiga nanti.

Artikel sindikasi ini pertama kali dimuat di DailySocial dan ditulis oleh Adjie Priambada. 

Rakuten Resmi Luncurkan Rakuten University di Indonesia

Rakuten Belanja Online, telah meluncurkan program Rakuten University di Indonesia. Ini adalah pertama kalinya Rakuten University diluncurkan secara resmi di Kawasan Asia Tenggara. Rakuten University adalah program dukungan bagi usaha kecil dan menengah untuk bisa masuk ke ranah e-commerce, mirip dengan program serupa yang sudah ada di Indonesia seperti Seller Zone Elevenia.

“Misi Rakuten sebagai sebuah perusahaan berangkat dari filosofi memberdayakan penjual serta pelanggan. Itu merupakan pendekatan bisnis mendasar yang diwujudkan melalui berbagai cara, meliputi acara Rakuten EXPO, E-Commerce Consultant, dan melalui Rakuten University ini,” ujar Direktur Rakuten Belanja Online (RBO) Yasunobu Hashimoto.

Langkah ini diharapkan bisa bermanfaat bagi peningkatan bisnis UKM. Pasar e-commerce Indonesia diproyeksikan melebihi 18 milyar dolar Amerika pada akhir 2015, namun kurang dari 1% UKM lokal memanfaatkan e-commerce untuk mengembangkan bisnis mereka. Diluncurkannya Rakuten University di Indonesia bertujuan untuk mendukung Program Penjangkauan UKM dan Program MicroB yang telah ada sebelumnya dan untuk membantu mengurangi penghalang bagi UKM saat ingin memasuki ranah e-commerce.

“UKM menyumbang hampir sebesar 60% kepada PDB Indonesia dan lebih dari 97% kepada ketenagakerjaan. Kami akan memberikan kesempatan lebih kepada penjual kami untuk meraup keuntungan melalui pengetahuan serta pemahaman industri yang kami dapat melalui lebih dari 15 tahun pengalaman di industri ini,” tambah Yasunobu.

“Mata kuliah” yang ditawarkan Rakuten University Indonesia akan menolong penjual dari berbagai tingkat untuk mengembangkan bisnis mereka. Mata kuliahnya berkisar dari kursus tingkat dasar untuk membantu para pemula yang baru saja memasang toko online mereka, hingga kursus tingkat menengah dan tingkat lanjut untuk para penjual yang lebih berpengalaman agar mereka bisa menyempurnakan strategi bisnis dan pemasaran mereka, serta tahu cara memanfaatkan wawasan dan tren konsumen.

Sebagi tambahan, ada tiga media edukasi di Rakuten University – Classroom, RUx, dan Meet-ups! Penjual akan diajari secara tatap muka dalam program Classroom, sedangkan Rux merupakan sejenis perpustakaan online, dan Meet-up! merupakan rangkaian seminar keliling yang diadakan di seluruh Indonesia untuk memberikan kesempatan kepada para penjual untuk saling bertemu dan bertukar ide. Rakuten University Indonesia akan diawali dari peluncuran Classroom untuk para penjual top, kemudian membawa programnya ke tingkat lebih lanjut.

Rakuten University pertama kali diluncurkan di Jepang pada tahun 2000 dengan tujuan memberikan kerangka bisnis kepada para penjual Rakuten. Program tersebut digagas Chairman dan CEO Rakuten Ichiba Hiroshi Mikitani, yang berniat mengembangkan originalitas dan performa penjual dengan cara menyalurkan sebagian ilmu yang didapat selama ia menempuh studi program MBA-nya di Harvard Business School.

Rakuten University saat ini menawarkan kursus di 11 dan 13 negara yang memiliki layanan e-commerce Rakuten. Rakuten University dibangun atas konsep kekeluargaan pelanggan. “Melalui Rakuten University, para penjual akan diperkenalkan dengan konsep ‘Omotenashi’, sebuah frasa terkenal dari Jepang yang berarti ‘untuk menghibur tamu dengan tulus’, serta semangat penggerak di balik bisnis e-commerce kami,” ujar Group Manager International EC Department Rakuten Ichiba Sachiko Saigo.

Sebagai perbandingan, program Seller Zone yang sudah digelar Elevenia merupakan layanan yang diberikan kepada para pebisnis kecil dan menengah untuk mendapat pengetahuan mengenai bisnis online, bagaimana menggunakan platform e-commerce khususnya Elevenia, serta mengembangkan bisnis ke tingkat sebelumnya.

[Header: Shutterstock]

Artikel sindikasi ini pertama kali dimuat di DailySocial dan ditulis oleh Hesti Pratiwi. Ada perubahan keterangan waktu yang dilakukan dari artikel asli.

Kaskus Perkenalkan Logo dan Berbagai Fitur Baru

Kaskus yang awalnya berdiri sebagai komunitas online, kini mewujud menjadi salah satu pemain penting di industri digital dan Internet di Indonesia. Jumlah penggunanya yang masif yakni sekitar delapan juta pengguna, menjadikan Kaskus sebagai platform media sosial unggulan untuk berinteraksi soal berbagai topik. Bertepatan dengan perhelatan Social Media Week Jakarta (SMW Jakarta), Kaskus memperkenalkan logo dan fitur baru mereka guna memanjakan para pengguna dan komunitas mereka.

Pada hari keempat perhelatan SMW kemarin (26/2), Kaskus mengklaim memiliki 700 juta page view setiap bulannya, serta pertumbuhan 120 member baru terdaftar per bulan. Situs yang dibangun pada tahun 1999 tersebut bakal terus melakukan inovasi demi menggaet lebih banyak masyarakat Indonesia yang telah terhubung di Internet. Dalam kesempatannya kali ini, Founder Kaskus Andrew Darwis juga menjabarkan filosofi dari logo baru mereka.

“Perkembangan para kaskuser yang dinamis serta tren saat ini mendorong Kaskus untuk terus berkembang agar selalu sejalan dalam memnuhi kebutuhan mereka. kami sangat antusias untuk terus melakukan inovasi demi memberikan kenyamanan dan kemudahan para Kaskuser dalam menggunakan Kaskus sebagai platform pencarian informasi yang menarik maupun transaksi jual beli. Perubahan logo dan penambahan fitur baru ini diharapkan dapat memberikan pengalaman baru serta memenuhi kebutuhan mereka,” papar Andrew.

Perihal logo, Kaskus memiliki tiga filosofi sebagai landasan mereka. Yaitu Perfection, yang secara singkat mendeskripsikan perjuangan Kaskus yang berjalan dengan pasti menuju penyempurnaan demi memanjakan para penggunanya. Selanjutnya ialah Unity, dengan filosofi ini Kaskus optimis menjaring dan mewadahi seluruh lapisan masyarakat Indonesia dengan berbagai informasi dan kategori yang ditawarkan. Yang terakhir adalah Courage, bahwa setiap pengguna dapat menjunjung “freedom of speech” seperti yang terus digalakkan Kaskus sedari dulu bahwa seseorang bisa mengemukakan argumen mereka, tentunya tanpa melewati batasan norma-norma di masyarakat.

Rangkaian fitur baru mereka sendiri melingkupi Forum dan Forum Jual Beli (FJB). Di Forum, kini pengguna ditawarkan Hot Thread History, yakni histori dari thread yang pernah dinobatkan sebagai hot thread. Kemudian Live Preview yang menampilkan contoh thread setelah dirilis pada saat pengguna melakukan penulisan secara real-time. Sedangkan untuk FJB, Kaskus telah merombak keseluruhan tampilan dengan gallery style serta user experience yang jauh lebih mudah bagi pengguna baru untuk melakukan posting. Salah satu yang terpenting ialah fitur pencarian yang semakin disempurnakan untuk Forum dan FJB.


Disclosure: DailySocial serta Trenologi dan Kaskus berada di bawah naungan induk perusahaan yang serupa

Artikel sindikasi ini pertama kali dimuat di DailySocial dan dituli oleh Michael Erlangga.

LinkedIn Tembus Empat Juta Pengguna di Indonesia

Jejaring sosial profesional LinkedIn mengumumkan bahwa jumlah anggotanya di Indonesia kini mencapai empat juta pengguna. Hal ini berarti sepertiga dari total pengguna LinkedIn di Asia Tenggara disumbangkan oleh Indonesia. Secara total jumlah pengguna LinkedIn di Asia Pasifik mencapai 64 juta orang.

“Pertumbuhan ekonomi Indonesia diprediksi akan terus meningkat melihat pertumbuhan ekonomi yang impresif satu dekade belakangan ini, dimana pendapatan per kapitanya meningkat tiga kali lipat. Pertumbuhan ini akan menambah ketertarikan pada Indonesia, dimana para profesional non-Indonesia semakin banyak mencari tahu tentang perusahaan-perusahaan Indonesia,” ujar Managing Director LinkedIn untuk Asia Tenggara, Australia, dan Selandia Baru Cliff Rosenberg.

Lebih lanjut Rosenberg mengatakan, “Sebagai kunci perekonomian di Asia Tenggara, profesional Indonesia mempunyai posisi yang bagus untuk bisa mengembangkan jaringannya di dalam maupun luar Indonesia. Hal ini dapat menghasilkan pertukaran pengetahuan dan kesempatan pengembangan ekonomi yang bagus, di mana LinkedIn yang menghubungkan profesional di seluruh dunia, bisa membantu para anggotanya mewujudkan hal ini.”

Profil pengguna LinkedIn di Indonesia adalah sebagai berikut:

  • Muda, mapan, senantiasa mobile, dan berkelas: 70% anggota LinkedIn di Indonesia berusia antara 25-44 tahun. Selain muda, mereka memegang posisi senior dalam perusahaannya – 71% menyandang jabatan manager atau lebih senior lagi, sementara 22% bertanggung jawab untuk membuat keputusan dalam organisasi mereka.
  • Senantiasa mobile : 86% anggota LinkedIn di Indonesia mengakses internet melalui perangkat mobile mereka setiap hari. Sebagian besar dari mereka senang mencari pengalaman baru dengan bepergian baik untuk berlibur (71% berlibur ke luar negeri dalam 1 tahun terakhir) ataupun kepentingan bisnis (61% bepergian ke luar kota dalam satu tahun terakhir)
  • Ambisius dalam mencari peluang pengembangan karir : 90% anggota LinkedIn di Indonesia ingin mencapai puncak karirnya dan 71% memandang LinkedIn sebagai alat penting yang bisa membantu percepatan karier mereka.

Menurut informasi yang dikumpulkan oleh LinkedIn, empat dari lima perusahaan yang paling banyak diikuti (di-follow) oleh profesional di Indonesia adalah perusahaan migas, yang disebut menjanjikan karier dengan gaji tinggi. Mereka adalah Chevron, BP, Shell, dan Pertamina. Satu perusahaan lagi adalah Unilever yang dikenal sebagai perusahaan FMCG dengan gaji dan jenjang karier menarik.

Dari orang-orang Indonesia yang terdaftar di LinkedIn, lima universitas lokal yang paling representatif adalah Universitas Indonesia, Universitas Gadjah Mada, Institut Teknologi Bandung, Universitas Padjajaran, dan Universitas Bina Nusantara.

[Gambar: Twin Design/Shutterstock.com]

Artikel sindikasi ini pertama kali dimuat di DailySocial dan ditulis oleh Amir Karimuddin.

Prototype Day Bandung Kembali Diselenggarakan Tanggal 25 Februari 2015

Makin banyak produk kreatif digital yang lahir dari tangan pengembang muda berbakat di Indonesia. Tak sedikit pula yang berhasil menorehkan namanya di dunia internasional, misalnya seperti aplikasi Siaga Banjir yang tahun lalu memenangi Grand Prize Winner dalam ajang Code for Resilience di London, UK. Dukungan tentu diperlukan oleh mereka dan salah satu program yang konsisten menumbuhkembangkannya adalah Prototype Day yang akan kembali diselenggarakan oleh Segitiga.net pada tanggal 25 Februari 2015.

Acara Prototype Day sendiri merupakan acara rutin bulanan yang diselenggarakan oleh Segitiga.net yang bertujuan sebagai ajang pamer prototype game dan aplikasi digital lainnya, bertukar pikiran, serta berjejaring. Bertempat di lantai dua Gedung Achmad Bakrie (LabTek 8) Institut Teknologi Bandung (ITB), acara ini akan dimulai dari pukul 09:00-16:00 dengan dua sesi di dalamnya yaitu sesi Creative Sharing dan Exhibition.

Dalam sesi Creative Sharing yang mengambil waktu pada pukul 09:00-12:00, tema yang diangkat kali ini adalah “Sukses Membangun Kolaborasi Global”. Sesi pertama dalam acara Prototype Day Bandung ini akan menghadirkan CEO dan Co-Founder Touchten Anton Soeharyo sebagai pembicara. Touchten sendiri pada tahun 2014 lalu berhasil bekerja sama dengan 9gag melaluigame Redhead Redemption. Meskipun demikian, kehadiran Anton saat ini masih dalam konfirmasi.

Pada sesi Exhibition, Prototype Day Bandung akan didesain menjadi wadah jejaring dan interaksi para pengembang game dan aplikasi digital lainnya. Dibangun dengan suasana santai, para peserta, pakar, maupun umum bisa menikmati diskusi yang terbuka dan efektif sehingga diharapkan muncul diskusi konstruktif.

Poster Acara Prototype Day Feb 2015

Anda tidak perlu produk jadi untuk dipamerkan dan di situlah letak keunikan dari acara Prototype Day ini. Acara ini akan memberi kesempatan sebesar-besarnya kepada kreator kreatif digital untuk menguji karyanya dan mengumpulkan masukan serta saran terhadap apa yang sedang dibuatnya.

Acara Protoype Day sendiri terbuka untuk umum dan mengajak berbagai kalangan untuk hadir, mulai dari mahasiswa dan pelajar, developer, hingga praktisi dan pakar industri permainan. Bagi para pengembang game dan aplikasi digital lainnya dapat mendaftarkan diri sebagai ekshibitor melalui tautan ini.

_
Disclosure: DailySocial dan Trenologi adalah media partner acara Prototype Day Bandung. Artikel sindikasi ini pertama kali dimuat di DailySocial dan ditulis oleh Adjie Priambada. 

Biznet WiFi Dihadirkan untuk Pengguna Perangkat Bergerak

Di tengah-tengah laju pertumbuhan teknologi yang begitu pesat saat ini, kebutuhan akan akses Internet yang memadai tentu menjadi sebuah keharusan. Berangkat dari alasan inilah salah satu perusahaan penyedia layanan telekomunikasi dan multimedia di Indonesia, Biznet Networks, meluncurkan Biznet Wifi pada tanggal 14 Februari 2015 lalu secara perdana di Cirebon dan Indramayu.

Biznet Wifi merupakan layanan Turbo Wi-Fi prabayar yang dihadirkan sebagai solusi atas semakin meningkatnya kebutuhan koneksi Internet bagi pengguna smartphone dan tablet.

Dalam rilis persnya, President Director Biznet Networks Adi Kusuma mengatakan, “Sejak tahun 2000 Biznet Networks fokus dalam memberikan layanan Broadband Internet bagi pasart bisnis yang memerlukan kehandalan dan kecepatan jaringan yang tinggi untuk mendukung kegiatan bisnis. Selain itu Biznet juga telah menghadirkan layanan Max3 by Biznet untuk pengguna perumahan dan apartemen.”

“Kini dengan semakin meningkatnya kebutuhan Internet untuk pengguna smartphone dan tablet, Biznet terdorong untuk menghadirkan layanan Biznet Wifi yang cepat dan murah harganya. Biznet Wifi diciptakan karena tingginya (permintaan) kebutuhan koneksi Wifi cepat dan handal untuk pengguna smartphone dan tablet,” ungkap Adi lebih jauh mengenai kehadiran layanan terbarunya ini.

Meskipun pada saat peluncuran layanan Biznet Wifi baru tersedia untuk dua kota di Jawa Barat, namun ke depannya cakupan dari layanan Biznet Wifi akan diperluas lagi. Pihak Biznet berjanji untuk menghadirkan layanan Biznet Wifi di seluruh kota-kota yang sudah dilalui oleh jaringan Fiber Optic milik Biznet yang berada di Pulau Jawa, Bali, dan Sumatera yang sudah mencapai lebih dari 11.500 km.

Dalam keterangan di situs resminya, layanan Biznet Wifi telah tersedia di empat area yaitu Jakarta, Bali, Cirebon, dan Indramayu, meskipun masih sangat terbatas. Di Jakarta sendiri baru gedung MidPlaza 1 dan 2 yang sudah dinaungi oleh layanan ini.

Dari kiri ke kanan - Destria Sitompul (Brand Manager) & Adindana Dasaad (VP Sales Business Jakarta)

Bagi pelanggan baru yang ingin menggunakan layanan ini, Anda harus mendaftar dengan melengkapi form registrasi melalui situs resmi Biznet Wifi terlebih dahulu untuk mendapatkan Nomor Akun Biznet Wifi. Untuk mendaftar, Anda dapat melakukannya melalui email ataupun nomor handphone yang Anda miliki. Nomor Akun Biznet Wifi yang Anda dapatkan nanti sebaiknya disimpan dan diingat, karena akan dibutuhkan untuk mengisi kuota Biznet Wifi.

Setelah terdaftar, Anda baru benar-benar dapat menggunakan layanan Biznet Wifi jika kuota Biznet Wifi untuk akun Anda sudah tersisi. Pihak Biznet menyediakan tiga paket kuota untuk menggunakan layanan ini yaitu Quota 2 GB dengan harga Rp 30.000 untuk masa pemakain 30 hari, Quota 5 GB dengan harga Rp 60.000 untuk masa pemakaian 60 hari, dan Quota 10 GB dengan harga Rp 90.000. Top-Up dapat dilakukan melalui kartu kredit, mini market (Alfa Mart), QEON Voucher, dan ATM (saat ini baru tersedia melalui BCA).

Dengan Jaringan Turbo Wi-fi, layanan Biznet Wifi ini dijanjikan dapat memberikan kecepatan Internet hingga 100 Mbps. Keunggulan lain yang ditawarkan adalah fitur 2-in-1. Fitur ini memungkinkan setiap nomor akun yang dimiliki pengguna, dapat digunakan untuk dua gadget secara bersamaan.

[header: Shutterstock]

Artikel sindikasi ini pertama kali dimuat di DailySocial dan ditulis oleh Adjie Priambada.