Lebih Dekat dengan Reno, Seri Smartphone Terbaru OPPO

Setelah melalui serangkaian acara, dari ‘nobar’ live streaming dan beberapa kali product experience, OPPO akhirnya secara resmi menghadirkan Reno series di Indonesia yaitu OPPO Reno dan Reno 10x Zoom.

Nah bila F series mengandalkan kemampuan selfie, Reno series lebih menonjolkan kekuatan kamera belakangnya. Terutama Reno 10x Zoom yang tak hanya menawarkan kamera beresolusi tinggi dan mode wide angle, tapi juga kebolehan memperbesar gambar 10x hybrid zoom.

Bedanya Reno dan Reno 10x Zoom

OPPO-Reno

Kedua smartphone Reno series di kemas dengan desain simetris dalam balutan warna Ocean Green atau Jet Black. Meski tampil identik, jarak perbedaan kemampuan kedua smartphone ini sangat jauh.

OPPO-Reno

Dari ukuran layar, Reno mengusung desain full panoramic screen dengan panel OLED 6,4 inci beresolusi 1080×2340 piksel dalam rasio 19.5:9. Sementara, layar Reno 10x Zoom berukuran sedikit lebih besar yakni 6,6 inci dan permukaan layarnya sudah berlapis Corning Gorilla Glass 6.

Kamera depan 16 MP mereka tersembunyi dalam struktur pivot-siring, bersama LED flash kamera belakang. Kamera depan akan mencuat ke atas saat pengguna selfie atau vlog, menggunakan LED flash kamera belakang, dan membuka kunci smartphone (face unlock).

Tidak perlu menahan diri untuk tidak menggunakan kamera depan, karena mekanisme tersebut diklaim OPPO mampu bertahan hingga 200.000 kali. Artinya, kalau sehari 100 kali maka bisa bertahan hingga 5 tahun.

Beralih ke bagian dapur pacu, smartphone Android 9.0 Pie dengan ColorOS 6 ini berada di level yang berbeda. Reno harus puas dengan Snapdragon 710, bersama RAM 6GB dan storage 256GB.

Sementara, Reno 10x Zoom mengandalkan chipset Qualcomm paling mutakhir saat ini yakni Snapdragon 855 bersama RAM 8GB dan storage 256GB.

Kapasitas baterai Reno 3.765 mAh dan 4.065 mAh Reno 10x Zoom sudah didukung VOOC Flash Charge. Isi ulangnya melalui port USB Type-C, bukan lagi microUSB seperti yang ada pada F series.

Kemampuan Kamera Belakang

Selain perbedaan kekuatan chipset, pengalaman mobile fotografi kedua smartphone ini juga berada di level yang berbeda. Reno biasa masih sebanding dengan F11 series, mengandalkan konfigurasi dual camera dengan kamera utama 48 MP (f/1.7) dan 5 MP (f/2.4) sebagai depth sensor.

Sementara, Reno 10x Zoom mengandalkan konfigurasi triple camera. Kamera utamanya yang berada di atas menggunakan sensor Sony IMX586 beresolusi tinggi 48 MP (f/1.7) dengan ukuran per piksel 0.8µm. Dilengkapi OIS dan triple focus yakni laser, phase, dan contrast detection focus.

Kamera yang ditengah 8 MP (f/2.2) dengan lensa ultra wide 16mm. Sedangkan yang paling bawah 13MP dengan struktur periscope dan lensa telephoto 130mm yang memberikan kemampuan hybrid zoom 10x dan digital zoom hingga 60x.

Verdict

OPPO-Reno

Misi OPPO adalah menghadirkan pengalaman terbaik melalui inovasi teknologi dan produk seri baru Reno akan menggantikan F series dan R series. OPPO juga tidak membatasi definisi Reno dan membebaskan definisinya sesuai kreativitas penggunanya.

Buat yang tertarik, OPPO Reno dapat dipesan dari tanggal 17 Juni hingga 21 Juni 2019 dan akan dijual perdana pada 22 Juni 2019. Sementara untuk OPPO Reno 10x Zoom, pemesanan awal dapat dilakukan mulai 17 Juni sampai 27 Juni 2019 dan akan mulai dijual perdana pada 28 hingga 30 Juni 2019.

Pada masa pemesanan awal, konsumen akan mendapatkan cashback hingga 1 juta rupiah, gratis VOOC Car Adapter dan VOOC Type C Cable senilai 700 ribu rupiah, cicilian 0% dan cashback hingga 700 ribu rupiah menggunakan kartu kredit dari Bank BCA, BNI, CIMB Niaga, dan Mandiri, serta special bundling dari XL Prioritas dan Indosat Ooredoo.

Khusus untuk O-Fans, OPPO juga memberikan penawaran tukar tambah melalui Joy Exchange dengan tambahan cashback maksimal 1,5 juta rupiah, jika mereka menukarkan perangkat smartphone OPPO mereka dengan Reno series.

 

[Review] Samsung Galaxy A70: Besar, Tetapi Nyaman Dioperasikan Satu Tangan

Mungkin sedikit telat, tapi akhirnya Samsung merombak seri Galaxy A agar lebih mampu bersaing secara head-to-head dengan para kompetitornya. Utamanya smartphone besutan pabrikan asal Tiongkok di segmen menengah ke bawah.

Samsung Galaxy A70 adalah model tertinggi dari jajaran ‘New Galaxy A series‘ di Indonesia, setidaknya untuk saat ini sebelum Samsung merilis Galaxy A80. Smartphone dengan panel Super AMOLED ekstra lebar (6,7 inci) ini digerakkan oleh chipset Qualcomm Snapdragon 675 yang cakap menangani berbagai kebutuhan.

Dibanderol dengan harga Rp5,8 juta, Galaxy A70 juga membawa fitur premium seperti under-display fingerprint dan konfigurasi triple camera dengan kamera utama beresolusi besar, lensa ultrawide, dan depth sensor. Berikut review Samsung Galaxy A70 selengkapnya.

Paket Penjualan

Isi dari paket penjualan Galaxy A70 standar saja. Unit yang saya review berwarna hitam dan kelengkapan aksesori seperti adaptor charger, port USB Type-C, dan earphone juga berwarna hitam.

Nah yang unik adalah adaptor charger bawaan yang sudah mendukung teknologi Super Fast Charging (25W) tersebut menggunakan port USB Type-C. Maka kabel data yang melengkapinya juga memiliki USB Type-C (male) di kedua ujungnya.

Type-C memang menawarkan kecepatan transfer data yang lebih cepat, tapi tidak semua laptop atau komputer memiliki port USB Type-C. Hal ini mungkin agak merepotkan bagi sebagian orang, karena Anda harus membeli kabel data USB Type C ke USB standar (USB Type A) secara terpisah.

Layar Ekstra Lebar dengan Rasio 20:9

Review-Samsung-Galaxy-A70-3
Layar Samsung Galaxy A70 – Photo by Lukman Azis / Dailysocial

Layar Galaxy A70 membentang sampai 6,7 inci, bisa diketegorikan sebagai phablet meskipun tren sebutan tersebut sudah berlalu. Berkat bezel samping layar yang tipis dan penggunaan aspek rasio yang memanjang, dimensinya tetap ringkas 164.3×76.7×7.9 mm dengan bobot 183 gram.

Saya adalah pengguna smartphone berlayar 6 inci dengan aspek rasio 18:9 dan saat menggenggam Galaxy A70 saya tidak merasakan perubahan lebar yang berarti. Hal tersebut karena layar 6,7 inci miliknya menggunakan aspek rasio yang lebih panjang 20:9, artinya tingginya yang bertambah.

Review-Samsung-Galaxy-A70-4
PUBG Mobile di Samsung Galaxy A70 – Photo by Lukman Azis / Dailysocial

Panel yang digunakan adalah Super AMOLED disokong resolusi 1080×2400 piksel dengan kerapatan 393 ppi. Layar yang ekstra lebar ini tentunya sangat memudahkan kegiatan multitasking, serta asyik untuk menonton video dan bermain game. Hanya menyisakan sedikit bar hitam di sisi atas bawah layar saat menonton film.

Di pucuk layar bersemayam notch berbentuk seperti huruf U, desain ini disebut Samsung Infinity-U dan menampung kamera depan 32 MP. Permukaan layarnya sudah berlapis Corning Gorilla Glass 3, meski begitu Anda sebaiknya menggunakan case dan anti gores yang harus dibeli secara terpisah.

Review-Samsung-Galaxy-A70-5
Notch Samsung Galaxy A70 – Photo by Lukman Azis / Dailysocial

Namun berbeda dengan Galaxy A series dulu yang tampil mewah dan memiliki body tahan air, body Galaxy A70 tidak dilengkapi sertifikasi IP68 dan desainnya juga tidak neko-neko.

Bagian belakang Galaxy A70 terbuat dari material polikarbonat dengan finishing glossy, desain ini disebut 3D Glasstic. Uniknya punggungnya mampu memberikan efek kilauan warna seperti pelangi ketika terpapar cahaya dan dilihat pada sudut-sudut tertentu.

Bagian sisi dan tepi yang agak melengkung juga memberikan kesan tipis dan tampak cantik. Tapi terus terang bila dibandingkan dengan smartphone di rentang harga sekelasnya seperti OPPO F11 series dan Vivo V15 series, menurut saya mereka tampil lebih menarik.

Review-Samsung-Galaxy-A70-6
Bagian belakang Samsung Galaxy A70 – Photo by Lukman Azis / Dailysocial

Setup triple camera-nya sedikit menonjol, tapi tidak begitu mengganggu saat diletakkan di atas meja. Kamera paling atas 5 MP sebagai depht sensor, kamera utama 32 MP berada di tengah, dan paling bawah 8 MP datang dengan lensa ultra wide angle.

Untuk kelengkapan atributnya, di sisi kanan terdapat sepang tombol yaitu power dan tombol volume. SIM tray yang berada di sisi kiri berisi tiga slot. Sisi atas hanya di huni satu mikrofon sekunder untuk noise canceling. Sementara, di bawah terdapat jack audio 3.5mm, port USB type-C, mikrofon utama, dan speaker.

Antarmuka Satu Tangan One UI

Ukuran layar smartphone cenderung semakin besar dan memanjang. Saat saya mengoperasikan Galaxy A70 dengan satu tangan, jempol saya hanya menjangkau sampai setengah layar saja.

Samsung berusaha mengatasinya dengan One UI yang berbasis Android 9 Pie. Antarmuka terbaru yang menggantikan Samsung Experience UX ini tampil lebih simpel dan memberikan user experience yang memudahkan pengguna menavigasi smartphone.

Secara default di layar seluas 6,7 inci, tata letak aplikasi pada homescreen dan menu utamanya berukuran 4×5, sehingga ikon tiap-tiap aplikasi berukuran cukup besar. Desain ikon aplikasinya tampil lebih warna-warni.

Selain itu, One UI cenderung menempatkan opsi menu terutama pada aplikasi bawaan di sisi bawah sehingga lebih mudah diakses, mengelompokkan aplikasi yang sering digunakan, hingga munculnya navigasi saat membuka fitur tertentu.

Review-Samsung-Galaxy-A70-7
One UI Samsung Galaxy A70 – Photo by Lukman Azis / Dailysocial

Dengan ukuran ikon aplikasi yang besar, awalnya memang tampak aneh. Tapi harus diakui hal tersebut justru memudahkan saya mengoperasikan smartphone dengan layar super besar seperti A70, lebih efektif dan mudah dijangkau ibu jari.

Navigasi full screen gestures juga tersedia, usap dari bawah ke atas di sebelah kanan untuk fungsi back, usap di tengah untuk kembali ke homescreen, usap dan tahan di tengah untuk menampilkan Google Assistant, serta usap sebelah kiri untuk menampilkan recent app.

Under-display Fingerprint Scanner

Review-Samsung-Galaxy-A70-19
Sensor fingerprint Samsung Galaxy A70 – Photo by Lukman Azis / Dailysocial

Salah satu fitur premium dan kekinian yang ditawarkan oleh Galaxy A70 adalah sensor fingerprint yang terletak di bagian bawah layar. Pengaman biometrik tersebut juga dimiliki oleh saudaranya yaitu Galaxy A50 dan A80.

Terdapat satu area khusus di sisi layar bagian bawah, posisinya cukup mudah dijangkau oleh ibu jari. Sayangnya, tidak ada opsi efek animasi yang bisa dipilih.

Saat saya menempelkan ibu jari, ada jeda waktu yang dibutuhkan hingga smartphone terbuka. Kecepatannya mungkin sedikit lebih lambat beberapa detik dibanding pemindai sidik jari konvensional, tapi tidak bisa dibilang pelan juga dan akurasinya dapat diandalkan.

Metode face unlock pada Galaxy A70 juga terandalkan. Saat mendaftarkan wajah, Anda harus memilih apakah memakai kaca mata atau tidak. Proses mengenali wajah pemiliknya bisa dibilang cepat, terutama bila opsi faster recognition diaktifkan.

Triple Camera dengan Lensa Ultra Wide

Review-Samsung-Galaxy-A70-20
Kamera Samsung Galaxy A70 – Photo by Lukman Azis / Dailysocial

Pada sektor fotografi, Galaxy A70 mengandalkan tiga buah kamera belakang. Proses pengambilan fotonya didukung oleh scene optimizer yang berbasis kecerdasan buatan.

Bila scene optimizer diaktifkan, sistem akan berusaha mengenali subjek atau scene – misalnya food, portrait, landscape, flower, sunrise/sunset, backlit, dan lainnya. Selanjutnya sistem akan menyesuaikan otomatis pengaturan kamera, seperti exposure, contrast, white balance, dan banyak lagi untuk improve kualitas foto.

Kamera utama Galaxy A70 punya resolusi cukup tinggi; 32 MP dengan aperture f/1.7. Namun secara default, hasil fotonya beresolusi 12 MP pada aspek rasio 3:4.

Untuk mendapatkan foto dengan resolusi 32 MP, caranya dengan mengubah aspek rasio menjadi 3:4H. Fitur scene optimizer tetap dapat bekerja, tapi fitur auto HDR tidak berjalan.

Review-Samsung-Galaxy-A70-26
Kamera Samsung Galaxy A70 – Photo by Lukman Azis / Dailysocial

Kamera kedua Galaxy A70 beresolusi 8 MP dengan aperture f/2.2 dan dilengkapi lensa ultra wide 12mm yang menyuguhkan sudut pandang 120 derajat. Untuk berpindah dari lensa standar ke ultra wide, cukup pindah dari ikon dua pohon ke ikon tiga pohon.

Satu kamera lagi 5 MP dengan aperture f/2.2 sebagai depth sensor untuk menyokong mode live focus. Di mana level blur dapat diatur sebelum atau sesudah foto diambil, bisa atur sendiri bokehnya.

Ada juga mode Pro, di mana kita dapat mengatur ISO, white balance, dan exposure compensation secara manual. Satu yang kurang, tidak ada opsi untuk mengatur shutter speed.

Kamera depan 32 MP dengan aperture f/2.0 juga menganut sistem yang sama dengan kamera utama. Kita harus mengubah aspek rasio ke 3:4H untuk mengaktifkan resolusi 32 MP, tapi kehilangan fitur auto HDR.

Salah satu fitur kamera yang cukup menyenangkan ialah AR Emoji. Kita dapat membuat foto atau video seru-seruan dengan emoji berdasarkan diri sendiri. Tampilan emoji dapat dipersonalisasi lebih jauh dan emoji akan mengikuti gerakan kita.

Kemampuan merekam video Galaxy A70 sudah sangat mumpuni, sampai 4K UHD pada 30 fps dan 1080p pada 60 fps atau 30 fps. Menariknya mode wide angle juga bisa digunakan, meskipun sebatas pada resolusi 1080p 30 fps. Sementara, kamera depannya mampu merekam video 1080p pada 30 fps.

Berikut hasil jepretan kamera Samsung Galaxy A70:

Hardware dan Performa

Review-Samsung-Galaxy-A70-28
Aplikasi Quik di Samsung Galaxy A70 – Photo by Lukman Azis / Dailysocial

Bergerak dengan chipset Qualcomm Snapdragon 675, dibantu oleh besaran RAM 6 GB, dan memori internal 128 GB – Galaxy A7 mampu berlari kencang untuk memenuhi berbagai tugas harian hingga kegiatan gaming.

SoC Snapdragon 675 sendiri dibangun berdasarkan proses fabrikasi 11nm dengan CPU octa-core. Terdiri dari CPU dual core Kryo 460 Gold 2.0 GHz high-performance dan CPU hexa-core Kryo 460 Silver 1.7 GHz, lengkap dengan GPU Adreno 612. Berikut hasil benchmark-nya:

  • AnTuTu – 168.240
  • PCMark – 7.375
  • 3D Mark Sling Shot 1.673
  • 3D Mark Sling Shot Extreme OpenGL ES 3.1 – 975
  • 3D Mark Sling Shot Extreme Vulkan – 1.062
  • Geekbench 4 single core – 2.378
  • Geekbench 4 multi core – 6.507

Saat libur lebaran, saya menggunakan Galaxy A70 sebagai ‘pocket camera‘, mengedit video dengan aplikasi Quik dan Adobe Clip – render videonya dapat diolah dengan cepat. Sejauh penggunaan saat review hampir semua kegiatan berjalan cukup lancar, walaupun saya juga sempat menemui beberapa kali lag dan menunggu loading.

Layar besar dan performa gahar juga harus didukung sumber daya energi yang mencukupi, Galaxy A70 memiliki baterai 4.500 mAh dan sudah mendukung fast battery charging 25W lewat USB Type-C. Serta, dilengkapi tiga mode hemat daya yaitu optimized, medium-power saving, dan maximum power saving.

Verdict

Review-Samsung-Galaxy-A70-32
Samsung Galaxy A70 – Photo by Lukman Azis / Dailysocial

Layar Super AMOLED yang ekstra lebar dalam balutan desain dan antarmuka One UI yang simpel, membuat Galaxy A7 tetap nyaman dikontrol satu tangan. Tentunya dengan kemampuan kamera dan performa yang mumpuni.

Dibanderol Rp5,8 juta, rival terdekatnya adalah Vivo V15 yang juga mengusung layar Super AMOLED dan fitur under-display fingerprint. Kedua smartphone ini juga memiliki konfigurasi dapur pacu Snapdragon 675 (6GB/128GB) dan kamera yang mirip-mirip. Mungkin aspek desain dan ‘kekuatan brand’ bisa menjadi penentu akhir.

Sparks

  • Layar Super AMOLED ekstra lebar 6,7 inci rasio 20:9
  • Under-display fingerprint scanner
  • Kamera utama beresolusi 32 MP dan dilengkapi lensa ultra wide
  • Konfigurasi dapur pacu mumpuni

Slacks

  • Adaptor charger agak merepotkan dengan port USB Type-C
  • Overall desain kurang premium, terlalu simple di rentang harganya

[Review] Xiaomi Redmi 7: Tampil Fresh, Spesifikasi Nanggung

Bagi penggemar seri Redmi dari Xiaomi, mungkin Anda sedikit kecewa dengan Redmi 6 series. Sebab tak ada perubahan desain dari seri sebelumnya dan chipset yang digunakan bukan besutan Qualcomm melainkan MediaTek.

Namun pada seri Redmi 7 series, Xiaomi kembali beralih menggunakan chipset Qualcomm – aspek ini merupakan salah satu kelebihan smartphone Redmi dari dulu. Serta, mendesain ulang punggung smartphone dengan balutan warna lebih menarik. Lalu, peningkatan apalagi yang bawanya? Berikut review Xiaomi Redmi 7 selengkapnya.

Pilih Redmi 7 atau Redmi Note 7?

Review-Xiaomi-Redmi-7-11
Unboxing Xiaomi Redmi 7, Photo by Lukman Azis / Dailysocial

Redmi 7 by Xiaomi dirilis pada bulan April lalu, ada dua varian yang tersedia. Varian pertama datang dengan RAM 2 GB dan internal 16 GB, dibanderol Rp1,6 juta. Varian kedua memiliki RAM 3 GB dan internal 32 GB, dijual dengan harga Rp1,9 juta.

Bukankah pada harga Rp2 juta ada Redmi Note 7? Tunggu dulu, sudah menjadi kebiasaan Xiaomi merilis smartphone dengan “harga flash sale“. Di mana waktu dan jumlahnya telah ditentukan.

Sementara, harga normal jika nanti sudah tersedia di pasaran biasanya sedikit lebih tinggi. Flash sale Redmi Note 7 berikutnys dengan harga Rp2 juta akan berlangsung pada 30 Mei.

Dari pantauan saya di Official Store Tokopedia, Redmi Note 7 juga sudah tersedia di beberapa toko dan paling murah dipatok Rp2,4 juta. Selisihnya sekitar Rp400 ribu, bila budget kalian memang mepet dan mencari smartphone di bawah Rp2 juta maka Redmi 7 bisa menjadi jawabannya.

Desain Baru Dalam Balutan Warna Menarik

Selamat datang notch berbentuk waterdrop, sebenarnya agak telat dan justru saat ini sebagian orang mungkin sudah merasa jenuh dengan notch. Panel IPS yang diusung membentang 6,26 inci beresolusi HD+ (720×1520 piksel) dalam aspek rasio 19:9 dan sudah berlapis Corning Gorilla Glass 5.

Unit yang saya review ini berwarna comet blue, bagian ini justru yang lebih menarik. Tampil lebih ‘fresh‘ dengan punggung bergradasi, dari biru hitam di atas dan biru terang di bawah. Material yang digunakan ialah polikarbonat dan kerangka metalnya juga di cat biru.

Bagian belakang ada dua buah kamera, LED flash, dan keterangan AI dual camera yang tersusun secara vertikal. Lalu, ada fingerprint sensor dan keterangan Redmi by Xiaomi di bagian bawah. Meskipun seri Redmi katanya sudah pisah dan dijadikan sub-brand, tapi di Indonesia Redmi masih dibawa oleh Xiaomi.

Lanjut ke sisi kanan, didapati tombol power dan volume. SIM card ada di sisi sebrangnya. Bagian atas ada jack audio 3,5mm, mikrofon, dan sensor infrared sehingga dapat mengontrol beberapa perangkat seperti TV, AC, dan lain sebagainya. Lalu, di sisi bawah ada port microUSB, speaker sebelah kanan, dan mikrofon utama sebelah kiri.

Satu lagi, Redmi 7 sudah menggunakan coating P2i yang bisa menghindarkan perangkat ini dari kerusakan saat terkena cipratan air. Coating ini sendiri akan membuat air untuk langsung jatuh tanpa menempel, tapi bukan berarti Redmi 7 tahan air.

Chipset Qualcomm Snapdragon 632

Review-Xiaomi-Redmi-7-20
OS Android 9 Pie Xiaomi Redmi 7, Photo by Lukman Azis / Dailysocial

Kalau sudah menyandang ‘Snapdragon 632 mobile platfrom’, maka performa smartphone dijamin mantap. Pada high-tier Snapdragon 6 series ini Qualcomm membelah menjadi dua yakni seri yang menonjolkan kinerja CPU dan satu lagi yang lebih mengutamakan efisiensi daya.

Snapdragon 632 masuk dalam golongan kedua, chipset ini dibangun berdasarkan proses fabrikasi 14 nm, namun sudah menggunakan custom core yaitu Kryo. Di dalam Snapdragon 632 ada CPU octa-core, di mana empat inti merupakan Kryo 250 Gold 1.8 GHz dan empat inti lainnya Kryo 250 Silver 1.8 GHz. Serta, pengolahan grafis (GPU) Adreno 506.

Pada aplikasi benchmark AnTuTu, Redmi 7 memperoleh nilai 103.812 poin, di PCMark mendapatkan 5.880 poin, 3DMark Sling Shot meraih 929 poin, 3DMark Sling Shot Extreme – OpenGL ES 3.1 513 poin dan Vulkan 541 poin, serta Geekbench 4 single-core 1.237 poin dan multi-core 4.255 poin.

Seiring makin canggihnya aplikasi dan game di Android, mereka mencaplok banyak ruang penyimpanan. Agar smartphone mampu menjalankan tugas-tugasnya dengan baik, tentunya harus didukung oleh kapasitas RAM dan memori internal yang memadai.

Bila penggunaan smartphone Anda cukup aktif dan berencana menggunakannya sebagai daily driver dalam waktu lama – sebaiknya pilih konfigurasi RAM 3 GB dan memori internal 32 GB. Kalau pilih konfigurasi RAM 2 GB dan memori internal 16 GB yang pas-pasan, maka aktivitas harian Anda mungkin akan terganggu dengan masalah seperti memori internal penuh atau aplikasi keluar tiba-tiba.

Unit Redmi 7 yang saya review menggunakan konfigurasi RAM 3 GB, berjalan di atas Android 9.0 Pie dengan MIUI 10. Sebagai smartphone entry-level, overall kinerja Redmi 7 memadai untuk kebutuhan dasar ber-smartphone. Proses membuka aplikasi, multitasking, scroll media sosial, dan pergerakan pada antarmuka terbilang cukup lancar, tapi ada sesuatu yang mengganggu.

Kok ada iklan di mana-mana? Apakah terkena virus? Antarmuka MIUI yang cakep pun jadi berantakan gara-gara iklan. Ya, sebagai informasi kalau smartphone Xiaomi memang disisipi iklan.

Iklan ini terintegrasi pada MIUI dan layanan internet dari Xiaomi. Ada di sisi home screen paling kiri, kadang-kadang muncul saat sedang membuka aplikasi, muncul di galeri, dan banyak bloatware pula.

Kenapa? Apakah karena smartphone Xiaomi murah? Tidak juga, sekarang sudah banyak brand lain yang juga menawarkan smartphone murah dengan performa kencang.

Xiaomi memang menegaskan bahwa mereka bukan hanya perusahaan hardware, tapi merupakan perusahaan internet. Dengan menyisipkan iklan ini, Xiaomi pun bakal mendatang untung berkali-kali selama bertahun-tahun. Xiaomi tidak berencana mengcabut iklan tersebut, tapi mereka akan berupaya menempatkan iklan lebih baik.

Bagi sebagian orang, iklan ini mungkin sangat mengganggu dan sebagian yang lain mungkin tidak mempermasalahkan. Lagi pula, pasti ada cara untuk menonaktifkan iklan tersebut.

AI Dual Camera

DSC09836

Redmi 7 mengusung AI dual camera, kamera utamanya 12 MP dengan pixel ukuran 1.25µm, dan aperture f/2.2. Sementara, kamera keduanya sebatas pemanis 2 MP sebagai depth sensor.

Untuk sekedar mengabadikan momen sehari-hari dan hasilnya di-share ke media sosial, kamera Redmi 7 dapat menangkap dengan cukup baik. Fitur dan pengaturan yang disediakan juga terbilang lengkap.

Pada mode photo, ada fitur AI camera – di mana sistem akan mengidentifikasi objek dan situasi, lalu memberikan pengaturan yang sesuai. Ada juga fitur pendukung seperti HDR, filter, beautify, group selfie, dan Google lens.

Kebalikan dari fitur AI camera, bagi yang menyukai kontrol penuh bisa menggunakan mode Pro. Di sini Anda dapat menyesuaikan white balance, shutter speed, manual focus, dan ISO.

Pada mode video, Redmi 7 mampu merekam video FHD 30 fps atau 60 fps, serta tersedia mode time-lapse dan slow-motion. Codec video juga bisa dipilih, H.264 yang punya kompabilitas tinggi atau generasi terbarunya H.265 yang mampu mengurangi ukuran file tanpa mengorbankan kualitas video.

Berikut adalah beberapa hasil bidikan dari Redmi 7 by Xiaomi:

Verdict

Redmi 7 by Xiaomi adalah smartphone entry-level yang mampu menangani kebutuhan dasar ber-smartphone dengan sangat baik. Lebih dari itu, chipset Snapdragon 632 akan sedikit kewalahan untuk aktivitas seperti gaming.

Kapasitas baterai 4.000 mAh yang cukup besar membuatnya memungkinkan buat bertahan seharian, sayangnya tanpa fitur fast charging. Dibanderol di bawah Rp2 juta, spesifikasi dan fitur-fitur yang ditawarkan bukan yang terbaik di kelasnya. Posisinya terlalu dekat dengan Redmi Note 7, tapi dengan perbedaan kemampuannya sangat jauh.

Sparks

  • Desain punggung baru dengan balutan warna menarik
  • Chipset Snapdragon 632
  • Baterai 4.000 mAh

Slacks

  • Kapasitas RAM dan memori internal kecil
  • Resolusi layar sebatas HD+
  • Tanpa fast charging

5 Fitur Ini Membuat OPPO F11 Cocok Sebagai Teman Liburan Anda

Momen Hari Raya Idul Fitri identik dengan libur panjang. Ada yang menggunakannya untuk mudik atau pulang ke kampung halaman. Ada pula yang mengisinya dengan traveling, bepergian ke beberapa destinasi wisata.

Yang pasti bakal ada banyak hal yang terjadi, baik yang menyenangkan maupun yang mungkin tidak mengenakkan. Tentu saja, Anda membutuhkan sebuah perangkat yang andal untuk menemani dan sekaligus membantu memudahkan aktivitas selama liburan Anda – seperti OPPO F11 misalnya.

1. Layar Besar dengan Notch

Fitur-Liburan-OPPO-F11-1

Sebelum berangkat tentunya Anda telah melakukan persiapan khusus, apalagi kalau tujuan lokasinya baru pertama kali Anda kunjungi. OPPO F11 dengan layar sebesar 6,53 inci Full HD+ dan notch mini di atasnya, mampu menampilkan lebih banyak konten.

Browsing cari tempat rekomendasi kuliner yang enak, pesan tiket hotel, petunjuk arah dengan Google Maps, hingga mencari konten hiburan – semua yang Anda butuhkan dapat ditampilkan lebih banyak pada OPPO F11 yang lapang.

2. VOOC Flash Charge 3.0

Fitur-Liburan-OPPO-F11-6

Buat Anda yang menempuh perjalanan jauh dengan mobil dan lewat jalan tol, rest area bisa menjadi penolong untuk melepas lelah, mengisi bahan bakar, makan, hingga charge smartphone.

Meski kapasitas baterai OPPO F11 sejatinya sudah cukup besar; 4.020 mAh. Namun, untuk jaga-jaga sebaiknya charge smartphone selagi ada kesempatan. Nah berkat inovasi VOOC Flash Charge 3.0, baterai akan terisi lebih cepat meski hanya punya sedikit waktu mengisi ulang.

3. Kamera Utama 48 MP

Fitur-Liburan-OPPO-F11-3

Bila sudah sampai di destinasi wisata, nikmatilah saat itu juga. Dengan OPPO F11, kita bisa menghasilkan foto dengan resolusi sangat tinggi yakni 48 MP. Sehingga mampu menangkap pemandangan alam yang indah atau kemegahan arsitektur bangunan dengan sangat detail.

Sensor kamera yang digunakan ialah Sony IMX586. Dengan teknologi Quad Bayer, setiap 2×2 piksel bekerja sebagai satu piksel dan menghasilkan foto 12 MP dengan piksel besar 1,6 μm.

Diperkuat dengan fitur AI Scene Recognition, kamera OPPO F11 akan mengenali berbagai macam objek. Sehingga Anda dapat memotret kebersamaan keluarga maupun foto menu makanan sajian khas, baik siang atau malam hari dengan optimal.

4. Memori Internal 128 GB

Fitur-Liburan-OPPO-F11-5

Dengan ruang penyimpanan sebesar ini, bukan hanya foto yang bisa Anda simpan melainkan juga video. Jadi, Anda bisa merekam footage atau cuplikan-cuplikan perjalanan liburan dan nge-vlog dengan kamera depan yang beresolusi 16 MP.

Baik kamera depan maupun belakang OPPO F11, mampu merekam video pada resolusi 1080p 30 fps. Hasil rekamannya bisa langsung diedit di smartphone, saya biasanya menggunakan aplikasi Quik atau Adobe Premiere Clip. Ditenagai chipset Mediatek Helio P70 dan berpadu RAM 4 GB, proses rendering video dapat diproses dengan cukup cepat.

5. Mode Gaming

Fitur-Liburan-OPPO-F11-2

Meski liburan sudah direncanakan dengan matang, kadang muncul masalah yang tak terduga. Misalnya kena macet saat menuju ke tempat wisata berikutnya atau menunggu dalam antrean yang panjang.

Biar nggak bosan saat menunggu, asyiknya tentu bermain game favorit. OPPO F11 ini sudah dioptimalkan untuk aktivitas gaming dan memiliki mode gaming yang disebut Game Space. Lewat fitur ini Anda bisa mengaktifkan mode ‘high performance‘, game populer seperti PUBG Mobile dan Mobile Legends dapat dimainkan dengan lancar di level grafis HD.

Itulah lima fitur dari OPPO F11 yang membuatnya cocok untuk teman liburan lebaran Anda. Meskipun smartphone ini menawarkan banyak hal buat Anda, jangan lupa fokus nikmati liburan Anda ya.

Disclosure: Artikel ini adalah advertorial yang didukung oleh OPPO.

[Review] Vivo V15 Pro; Perekam Video Mumpuni, Performa Cekatan

Kalau ada versi ‘Pro’, kenapa harus memilih yang ‘standar’? Utamanya buat Anda yang merasa memiliki kebutuhan ber-smartphone yang sudah sangat tinggi.

Ya, setelah mengulas Vivo V15 – kali ini Dailysocial akan lanjut me-review Vivo V15 Pro. Versi Pro ini memiliki kemampuan kamera yang lebih bisa diandalkan, performa jauh lebih superior, dan dilengkapi beberapa fitur premium yang tidak ada di versi biasa.

Vivo V15 Pro sendiri dijual dengan harga Rp5.699.000, sementara Vivo V15 dibanderol Rp4.399.000. Dengan selisih harga Rp1,3 juta, apa yang membuat Vivo V15 Pro begitu worth untuk dibeli?

AI Triple Camera

Vivo V15 Pro mengemas tiga kamera belakang, kamera utamanya menggunakan sensor berukuran 1/2,25 inci, resolusinya 48 MP dengan pixel berukuran 0,8μm, dan aperture f/1.8. Vivo mengadopsi teknologi ‘Quad Pixel‘ yang menggabungkan empat piksel menjadi satu pixel.

Kita diperbolehkan memilih, memotret pada resolusi tinggi 48 MP tapi dengan pixel berukuran 0,8μm atau membidik pada resolusi 12 MP dengan ukuran pixel 1,6μm yang lebih besar dan lebih peka terhadap cahaya.

Bandingkan dengan Vivo V15, jepretan 12 MP yang dihasilkan menggunakan pixel berukuran 1,12µm. Kalau ukuran pixel-nya lebih besar, artinya cahaya yang masuk lebih banyak dan pada akhirnya mempengaruhi kualitas foto terutama di kondisi minim cahaya.

Dengan aperture f/1.8 yang cukup besar dan AI Super Night mode, Anda bisa mengabadikan keindahan malam hari. Pastikan pegang smartphone dengan stabil, karena kamera akan menggunakan shutter speed rendah (beberapa detik).

Review-Vivo-V15-Pro-18

Beralih ke kamera kedua, resolusinya 8 MP dengan aperture f/2.2 dan lensa ultrawide 13mm yang menyuguhkan sudut pandang yang ekstra lebar hingga 120 derajat. Anda dapat memasukkan area yang luas dalam foto dan berguna saat foto grup dengan banyak orang yang berjejer. Bila tidak menyukai efek distorsi yang dihasilkan, Anda bisa mengaktifkan fitur ultra wide-angle correction untuk mendapatkan foto yang minim distori.

Satu kamera lagi 5 MP dengan aperture f/2.4 sebagai depth sensor. Kamera pada V15 Pro juga dilengkapi fitur-fitur berbasis kecerdasan buatan, seperti AI Scene Identification, AI Portrait Framing, AI Beauty, dan AI Body Shaping.

Bila AI Scene Identification diaktifkan, kamera akan mengidentifikasi subjek foto dan situasi, lalu secara otomatis menyesuaikan pengaturan. Sementara, AI Portrait Framing akan membantu memberikan komposisi foto yang menarik. Berikut beberapa hasil bidikan Vivo V15 Pro:

Perekam Video 4K dan 1080p 60 fps

Review-Vivo-V15-Pro-10

Kalau Anda berminat bikin konten video, V15 Pro dapat menjadi peralatan yang tepat. Smartphone ini punya capability video yang tergolong mumpuni, pertama karena mampu merekam video 4K 30 fps.

Artinya Anda bisa memproduksi footage yang berkualitas, footage 4K sendiri merupakan aset yang bernilai tinggi. Tentu saja, karena keterbatasan sensor kamera smartphone yang kecil – V15 Pro lebih optimal bila digunakan di luar ruangan dengan cahaya yang ideal.

Lalu untuk mendapatkan gerakan yang smooth, Anda bisa berinvestasi dengan membeli gimbal smartphone. Sebut saja seperti DJI Osmo Mobile 2, Zhiyun Smooth 4, dan Moza Mini – harganya tidak terlalu mahal.

Fitur video yang kedua, 1080p pada 60 fps. Selain menyuguhkan gerakan yang lebih nyata, merekam video dengan frame rate tinggi memiliki banyak keuntungan. Seperti untuk slow motion dan fleksibilitas dalam mengedit video, karena pada 60 fps – satu detik dapat bernilai dua detik.

Wide-angle view sangat penting dalam video dan mode wide-angle pada kamera belakang V15 Pro tersedia untuk foto maupun video. Sudut pandangnya di mode video memang tidak seluas pada mode foto, tapi sudah cukup lebar dan ideal untuk bikin konten.

Satu lagi, fitur ini mungkin bakal sangat disukai oleh vlogger cewek yaitu AI Beauty dan AI Body Shaping yang bekerja pada mode video. Bisa untuk membuat wajar tampak sedikit lebih cerah dan membuat bentuk tubuh terlihat proporsional di depan kamera, Anda dapat mengatur preferensi secara manual.

32 MP Pop-up Camera

Fitur andalan V15 yaitu 32 MP Pop-up camera juga hadir pada V15 Pro. Harus diakui, kamera depan dengan mekanisme ‘pop-up‘ ini terasa futuristis dan smartphone dengan notch sudah ada di titik jenuh.

Sejauh ini kinerja kamera depan sangat lancar, saya tidak menemukan kasus kamera depan yang macet atau tidak muncul saat dibutuhkan. Menurut Vivo, sistem pop-up ini sudah teruji dan mampu bertahan hingga 300.000 kali.

Kamera depannya ini beresolusi 32 MP dengan ukuran pixel 0.8µm, dan aperture f/2.0. Lengkap dengan fitur-fitur berbasis kecerdasan buatan seperti AI Beauty, AI Body Shaping, dan AI Portrait Lighting.

Tidak ada mode wide-angle di kamera depan, tapi sudut pandangnya sudah lumayan luas mencakup kepala sampai dada atas. Video yang direkam bisa disimpan pada 1080p 30fps, fitur AI Beauty, AI Body Shaping, dan sejumlah efek juga tersedia.

Hardware & Performa

Review-Vivo-V15-Pro-9

Pusat dari V15 Pro mengandalkan chipset Qualcomm Snapdragon 675 AIE dengan pengolah grafis Adreno 612. Daya tempurnya ditopang RAM sebesar 6 GB dan penyimpanan internal 128 GB.

Snapdragon 675 AIE sendiri dibangun berdasarkan proses fabrikasi 11 nm. SoC ini terdiri dari CPU octa-core yang meliputi dual-core 2.0 GHz Kryo 460 Gold dan hexa-core 1.7 GHz Kryo 460 Silver.

Seberapa kencang bila dibandingkan chipset MediaTek Helio P70 yang ada pada Vivo V15? Sebagai gambaran, biarlah hasil benchmark dari aplikasi AnTuTu yang bicara. V15 yang saya review sebelumnya memperoleh nilai 141.022 poin, sementara V15 Pro mendapatkan 175.339 poin.

Sementara, di PC Work 2.0 performance – V15 Pro mendapatkan nilai 7.616 poin, 3DMark Sling Shot 1.744 poin, 3DMark Sling Shot Extreme – OpenGL ES 3.1 1.075 poin, 3DMark Sling Shot Extreme – Vulkan 1.164 poin, Geekbench 4 single-core 2.394 poin, dan multi-core 6.542 poin.

Berdasarkan pengujian, smartphone Android 9.0 Pie dengan Funtouch 9 ini sangat cekatan dalam menjalankan tugas-tugas yang diberikan. Pergerakan antarmuka dan berpindah dari satu aplikasi ke aplikasi lainnya juga responsif.

Sampai batas tertentu, Snapdragon 675 ialah chipset yang benar-benar powerful. Kecuali bila Anda memiliki kebutuhan khusus, misalnya untuk mengedit video di smartphone atau bermain game dengan grafis tinggi – maka saya sarankan memilih smartphone dengan Snapdragon 845.

Fitur-fitur Premium

Vivo V15 Pro adalah smartphone yang penuh dengan elemen kekinian dan dilengkapi beberapa fitur premium. Dari luar, smartphone juga cukup modis dengan pilihan warna topaz blue atau coral red.

Berkat mekanisme kamera depan pop-up, Vivo mengemas desain Ultimate All Screen pada V15 Pro – layar berukuran 6,39 inci Full HD+ tampil nyaris tanpa bezel. Panel yang digunakan ialah Super AMOLED untuk mengakomodasi fitur Screen Touch ID dan Always On Display.

Review-Vivo-V15-Pro-14

Fingerprint sensor bekerja cukup cepat, tak perlu menekan tombol power untuk membuka kunci layar. Screen Touch ID pada V15 Pro masih berbasis optical dan belum ultrasonic, hanya ada satu area saja – tapi pada unit V15 Pro yang saya review sepertinya ada sedikit bug.

Ketika menambahkan sidik jari jempol kanan, saya kombinasikan dengan jempol kiri di fase tertentu. Proses pendaftarkan berhasil dan ternyata kedua jempol tangan kanan dan kiri saya bisa membuka kunci layar smartphone, padahal hanya satu jempol kanan yang saya daftarkan. Semoga saja, celah ini segera diperbaiki oleh Vivo.

Selain sidik jari, V15 Pro dapat mengenali pemiliknya dengan wajah. Fitur face unlock yang sempat absen pada V15, tetap dimiliki V15 Pro. Ada dua metode yang disediakan, pertama saat menekan tombol power maka kamera depan akan langsung nongol. Cara ini sangat instan, tapi juga cukup riskan – bagaimana bila tombol power tidak sengaja kita tekan?

Saran saya, pilih metode face unlock yang kedua. Di mana ketika menekan tombol power, Anda harus usap ke atas agar kamera depan muncul. Proses pengenalannya terbilang cepat dan kinerjanya konsisten.

Review-Vivo-V15-Pro-12

Melihat apa yang ditawarkan V15 Pro, kapasitas baterai 3.700 mAh yang dimilikinya tidak akan mampu mengimbangi kehebatannya. Tapi itu bukan masalah besar, karena smartphone ini sudah dibekali dengan teknologi dual engine fast charging yang mempersingkat proses isi ulang. Satu-satunya elemen jadul pada V15 Pro adalah port microUSB yang digunakan.

Satu lagi yang harus diketahui, bentuk SIM card pada V15 Pro bertipe hybrid. Artinya Anda harus merelakan slot kartu SIM kedua dan tidak bisa menggunakan fungsi dual SIM jika ingin menambah kapasitas memori lewat penggunaan microSD.

Verdict

Review-Vivo-V15-Pro-13

Kebutuhan ber-smartphone tiap orang memang berbeda-beda, tapi buat Anda yang sedang mencari smartphone premium dengan cita rasa flagship – Vivo V15 Pro jelas salah satunya.

Dibanderol Rp5.699.000, memang bukanlah uang yang sedikit. Namun menurut saya harganya worth it karena menimbang fitur premium dan kelengkapan elemen kekiniannya.

Berbekal konfigurasi yang ada, smartphone ini memberikan respon yang cekatan dan mampu menjalankan semua aplikasi serta tugas yang diterima tanpa masalah sedikit pun sampai pada batas tertentu.

Sparks

  • Kamera depan pop-up yang futuristis
  • Panel Super AMOLED
  • Ada fitur face unlock
  • Ada fitur Screen Touch ID
  • Snapdragon 675 yang kencang

Slacks

  • Port micro USB
  • Slot SIM hybrid
  • Ada bug pada fitur Screen Touch ID

Samsung Gelar Galaxy Land, Suguhkan Hands-on Experience

Membeli smartphone baru secara online memang praktis, tak perlu beranjak ke luar – barangnya yang menghampiri kita. Selain itu, kehadiran official store dari vendor di e-commerce membuat belanja smartphone secara online semakin aman dan nyaman.

Meski begitu, menurut hasil survei ‘Smartphone Insights 2019‘ yang dilakukan oleh Google, ternyata 69 persen konsumen Indonesia masih lebih memilih membeli smartphone baru langsung di toko ritel offline. Membuka toko-toko offline, serta mengadakan event expo dan exhibition sendiri merupakan bagian dari strategi Erajaya Group.

Samsung-Galaxy-Land

Bagi yang berencana membeli produk besutan Samsung, kalian bisa mampir ke event Galaxy Land. Untuk pertama kalinya di Indonesia, Samsung bekerjasama dengan Erajaya Group melalui anak usahanya, PT. Nusa Abadi Sukses Artha (NASA) menggelar Galaxy Land.

Event ini berlangsung di Atrium 2 Lippo Mal Puri dari tanggal 20 – 26 Mei 2019. Di sana, Anda dapat mencoba langsung produk-produk Samsung Galaxy series terbaru, seperti Galaxy A series dari Galaxy A10, A20, A30, A50, dan A70. Serta, seri lain seperti S series, Note series, Galaxy Gear, dan lainnya.

Samsung-Galaxy-Land

Galaxy Land sendiri merupakan event expo dan exhibition Samsung yang cukup besar dan lengkap yang dikemas secara menyeluruh, baik dari sisi produk device, ekosistem serta service yang dilengkapi dengan hands-on experience. Di mana semua produk di Galaxy Land dilengkapi live demo unit, termasuk jajaran QLED 8K TV Samsung yang belum lama ini dirilis.

“Menandai kerjasama Samsung dengan Erajaya Group selama lebih dari 15 tahun, Galaxy Land menjadi event yang memberikan berbagai kemudahan dan kenyamanan bagi konsumen untuk memiliki teknologi terbaru dari Samsung, mulai dari rangkaian Galaxy A series terbaru, Galaxy S10, hingga Galaxy ecosystem dan aksesori. Ungkap, JaeHoon Kwon, President Samsung Electronics Indonesia.

Samsung-Galaxy-Land

Sementara Hasan Aula, Chief Executive Officer Erajaya Group menambahkan, “Pesatnya perkembangan teknologi mendorong kami untuk terus mendekatkan diri ke konsumen dengan cara memberikan education and experience secara langsung. Event Galaxy Land ini adalah sebuah pendekatan baru yang digagas oleh Samsung dan NASA untuk memberikan pengalaman dan interaksi terbaik bagi Konsumen Samsung.”

Tentu saja, pada event Galaxy Land ini Samsung memberikan berbagai promosi dan penawaran istimewa, di antaranya:

  • Cashback smartphone Samsung hingga Rp5,5 juta
  • Miliki Samsung Galaxy S10+ 1 TB seharga Galaxy S10+ 512GB
  • Harga Special Samsung Galaxy S10 series mulai dari Rp9.499.000 plus gratis Galaxy Buds
  • Harga Special Samsung Galaxy A70 Rp5.299.000
  • Samsung Galaxy A50 Rp3.899.000
  • Samsung Galaxy A30 Rp3.199.000
  • Samsung Galaxy A20 Rp2.299.000
  • Samsung Galaxy Watch Active Rp3.199.000
  • Samsung Galaxy Buds hanya Rp1.899.000
  • Trade In gadget lama bisa dapat tambahan cashback up to Rp3,4 juta

[Rekomendasi] Smartphone OPPO yang Bisa Kamu Beli dengan Uang THR

Lebaran sudah di depan mata, bagi yang merantau pasti sudah nggak sabar ingin cepat-cepat mudik. Berkumpul bersama keluarga, silaturahmi dengan saudara, serta berharap bisa ketemu kawan lama atau mantan (kalau punya).

Pada momen ini memang sudah sewajarnya kita membelikan sesuatu untuk keluarga. Jelang turunnya THR, adakah yang berencana mengalokasikan sebagian dana THR untuk upgrade smartphone atau membelikan untuk keluarga?

Jika ada, berikut ini saya sudah menyiapkan daftar rekomendasi smartphone besutan OPPO dari berbagai rentang harga. Silahkan pilih sesuaikan dengan budget dan kebutuhan Anda.

1. OPPO A Series – Cocok Buat Kado Lebaran

OPPO-A3s-1
OPPO A3s

OPPO A series adalah lini smartphone OPPO yang menyasar kelas entry-level dan menengah, kerap disebut sebagai versi hematnya dari F series. Seri ini dikemas cukup baik oleh OPPO, hadir desain stylish yang mengandung elemen kekinian dan memiliki build quality yang solid. Cocok banget buat adik yang masih sekolah atau untuk orangtua yang punya kebutuhan ber-smartphone basic.

Tiga model terbaru pada OPPO A series antara lain adalah OPPO A3s, A5s, dan A7 yang berjalan pada Android 8.1 Oreo dengan sentuhan ColorOS 5.1. Ketiganya mengusung layar besar dengan notch di keningnya, kapasitas baterai besar, dan konfigurasi dual camera.

OPPO-A3s-2
OPPO A3s

OPPO A3s ini mengusung desain Super Full Screen 6,2 inci beresolusi HD+ dengan bentukan notch ala iPhone X. Balutan warna merahnya tampil cukup menggemaskan dengan material komposit berjenis tempered glass yang terasa premium dalam telapak tangan.

Kamera utamanya 13 MP + 2 MP dan kamera depan 8 MP. Kinerjanya bertumpu pada chipset Snapdragon 450, didukung besaran RAM 2 GB, dan storage 16 GB. Harga OPPO A3s saat ini dibanderol Rp1.799.000.

Beralih ke OPPO A5s yang datang menyempurnakan A3s dengan fingerprint sensor yang melekat di punggungnya dan memori internal yang lebih lapang. Berbeda dari A3s, A5s sudah mengusung desain waterdrop screen 6,2 inci HD+ dengan notch mini.

Kemampuan fotografinya masih identik, kamera utamanya 13 MP + 2 MP dan kamera depan 8 MP. Dapur pacunya mengandalkan chipset Mediatek Helio P35. Ada dua varian yang tersedia, RAM 2 GB + storage 32 GB dibanderol Rp1.999.000 dan Rp2.099.000 untuk varian RAM 3 GB + storage 32 GB.

Geser ke OPPO A7 yang datang dalam balutan warna baru dengan pola yang menawan; glazing gold dan glaze blue. Sementara, bagian depannya mengusung desain waterdrop screen 6,2 inci HD+ dengan notch mini.

Kamera utamanya masih sama dengan A3s dan A5s, 13 MP + 2 MP. Bedanya, resolusi kamera depannya melonjak menjadi 16 MP. Smartphone ini diperkuat chipset Snapdragon 450 dengan RAM dan memori internal lebih besar.

OPPO A7 varian RAM 3 GB dan storage 64 GB dibanderol Rp2.699.000 (dengan promo cashback Rp200.000). Lalu, untuk varian RAM 4 GB dan storage 64 GB dijual Rp2.999.000 (dengan promo cashback Rp300.000).

2. OPPO F Series

OPPO-F9-1
OPPO F9

OPPO F series merupakan smartphone yang menyasar kelas menengah dan premium. Dibekali dengan kemampuan kamera canggih dan performa yang mumpuni untuk aktivitas gaming sekalipun. Tiga model OPPO F series yang saya rekomendasikan adalah OPPO F9, F11, dan F11 Pro. Cocok banget buat kalian yang hobi mobile photography dan doyan gaming.

Kenapa OPPO F9? Meskipun dirilis pada tahun 2018 lalu, fitur dan spesifikasi yang ditawarkan masih sangat menarik. Smartphone ini sudah mengusung waterdrop screen 6,3 inci Full HD+ dengan notch mini dan didukung teknologi fast charging VOOC. Semua itu dipercantik dalam tiga balutan warna menarik; starry purple, sunrise red, dan twilight blue.

OPPO-F9-2
OPPO F9

Kamera utamanya 16 MP + 2 MP dan kamera selfie-nya 25 MP. Daya tempurnya mengandalkan chipset Mediatek Helio P60, dengan pilihan RAM 4 GB + storage 64 GB yang dibanderol Rp3.699.000 dan varian RAM 6 GB + storage 64 GB dijual Rp4.999.000.

Beralih ke OPPO F11 dan F11 Pro, keduanya memiliki spesifikasi yang identik – utamanya kemampuan kamera dan chipset yang digunakan. Bedanya, tanpa rising camera – F11 masih mengusung desain waterdrop screen 6,53 inci Full HD+. Sementara, F11 Pro sudah terbebas dari notch dengan desain panoramic screen.

Kamera depannya resolusi 16 MP dan kamera belakang sama-sama mengandalkan sensor gambar Sony IMX586 beresolusi 48 MP + 5MP dengan piksel 0,8 μm. Dengan output 12 MP dan piksel besar 1,6 μm sehingga menyuguhkan performa low-light lebih baik.

Dapur pacunya didukung chipset MediaTek Helio P70 yang cukup powerful untuk penggunaan smartphone harian dan aktivitas gaming. F11 Pro didukung RAM 6 GB + storage 64 GB dan dibanderol Rp4.999.000. Sementara, F11 didukung RAM 4 GB + storage 128 GB dan dibanderol Rp3.999.000 (dengan cashback Rp300.000).

Selain perbedaan yang disebutkan di atas, sisanya identik. Kedua smartphone ini menjalankan sistem operasi Android 9.0 Pie dengan ColorOS 6. Termasuk fitur VOOC 3.0 flash charge, di mana bisa mengisi baterai 100 persen dalam waktu 80 menit.

3. OPPO R Series dan Find Series

OPPO R series menyasar segmen premium, posisinya satu level di atas OPPO F series dan satu level di bawah flagship Find series. Smartphone yang dimaksud adalah R17 Pro yang dibanderol Rp9.999.000 dan Find X Rp13.499.000. Cocok buat kalian yang memiliki mobilitas tinggi dan tidak ingin terganggu dengan hal-hal kecil.

OPPO R17 Pro memboyong banyak fitur premium OPPO seperti under-display fingerprint reader, SuperVOOC flash charge, hingga konfigurasi triple camera, dan hardware yang mumpuni.

Mengusung layar OLED 6,4 inci waterdrop screen dalam balutan warna radiant mist. Berkekuatan chipset Snapdragon 710 didukung RAM 8GB dan storage 128GB . Serta, kamera utama 12 MP + 20 MP + TOF 3D camera dan kamera depan 25 MP.

Bergeser ke Find X, smartphone flagship yang tampil sangat cantik dan anggun dalam balutan warna bergradasi bordeaux red and glacier blue. Layar AMOLED 6,42 inci Full HD+ miliknya dikemas dalam desain panoramic arc screen, sekitar 93,8 persen bagian muka untuk layar.

Salah satu fitur yang sangat menonjol pada Find X adalah penggunaan ‘Stealth 3D Camera’. Modul kamera ini tersembunyi dalam tubuh bagian atas, baru akan keluar saat mengaktifkan fungsi kamera atau face unlock.

Kamera depannya beresolusi 25 MP dan kamera belakangnya 16 MP + 20 MP. Chipset yang digunakan adalah Snapdragon 845, dengan RAM 8GB dan storage 256GB.

Nah itu dia daftar smartphone OPPO dari berbagai seri dan rentang harga. Sesuaikan saja dengan budget dan kebutuhan Anda.

Disclosure: Artikel ini adalah advertorial yang didukung oleh OPPO.

Lewat Program Unlock Your Creativity, OPPO Beri Kesempatan Konsumen Untuk Dapatkan Reno Lebih Awal

Tak lama lagi, smartphone terbaru dari OPPO yaitu Reno series akan diperkenalkan secara resmi di Indonesia. Sebelumnya, OPPO sendiri telah mengadakan beberapa acara yang menjelaskan teknologi kamera dan menguji performa dari smartphone Reno series.

Buat yang terlanjur penasaran dengan perangkat ini, kalian bisa mengikuti program program bertajuk ‘Unlock Your Creativity‘. Pada program ini, OPPO mengandeng partner eksklusif Blibli.com dan Anda berkesempatan untuk mendapatkan smartphone OPPO Reno lebih awal sebelum resmi diperkenalkan dengan harga spesial.

Halaman-registrasi-OPPO-Reno

Unlock Your Creativity merupakan sebuah kegiatan yang kami ciptakan untuk memenuhi rasa keingintahuan konsumen kami mengenai perangkat OPPO Reno sekaligus memberikan kesempatan mereka untuk mendapatkan perangkat ini lebih awal. Untuk mengikuti aktifitas ini, konsumen cukup mendaftarkan diri melalui http://opporeno.oppomobile.id/, nantinya akan ada 100 orang yang terpilih untuk mendapatkan perangkat ini terlebih dahulu.” Aryo Meidianto, PR Manager OPPO Indonesia.

Program Unlock Your Creativity akan berlangsung pada periode 17 Mei hingga 20 Mei 2019. Konsumen dapat melakukan pendaftaran dengan mengisi data diri, kemudian nantinya akan dipilih oleh sistem untuk dapat membeli perangkat Reno dengan harga spesial.

Pengumuman 100 konsumen terpilih akan dilakukan pada 21 Mei, mereka dapat membeli perangkat melalui email dan juga akun media sosial @OPPOIndonesia dan @Bliblidotcom. Saya pribadi sangat penasaran dengan kemampuan 10x hybrid zoom yang ditawarkan oleh Reno 10x Zoom, serta Snapdragon 855 yang menjadi dapur pacunya dan keunikan kamera depan berbentuk pivot rising yang akan keluar menyerupai sirip hiu jika diaktifkan.

Selain itu, OPPO Reno mengusung layar AMOLED panoramic fullscreen dengan luas 6,4 inci. Reno juga dilengkapi dengan sistem operasi ColorOS 6.0 berbasis Android 9.0 Oreo. Sistem operasi ini membawa fitur unggulan seperti hyperboost 2.0 yang dapat mebuat pengalaman bermain game lebih baik lagi. Satu lagi, Reno akan hadir dalam dua varian warna yaitu Ocean Green dan Jet Black.

Disclosure: Artikel ini adalah advertorial yang didukung oleh OPPO.

OPPO Umumkan F11 Jewelry White dan F11 Special Online Edition

Pada bulan Ramadan ini, OPPO memberikan beberapa penawaran menarik. Mulai dari menghadirkan F11 Jewelry White Exclusive Bundling Package, F11 Special Online Edition, hingga gratis kuota data.

OPPO berkolaborasi dengan Instax, brand instant photo systems keluaran Fujifilm untuk menghadirkan varian warna baru F11; Jewelry White. Warna ini terinspirasi dari alam yang memadukan keanggunan mutiara dan kemewahan batu permata. Dibanderol dengan harga Rp4.499.000, Anda akan mendapatkan mini printer Instax Share SP-2 dan Macaron film.

Anda dapat mengabadikan momen Ramadan dan lebaran dengan kamera utama F11 yang beresolusi 48 MP dan kamera depan 16 MP. Kemudian hasilnya, bisa langsung dicetak dengan hasil ala kamera instan dan bentuk fisiknya tersebut bisa dibagikan langsung ke keluarga atau teman-teman.

Pemesanan F11 Jewelry White Exclusive Bundling Package ini sudah dapat dilakukan sejak 8 Mei 2019 di situs e-commerce Blibli.com, sayangnya paket ini telah terjual habis. Bagi yang tertarik dengan warna barunya, nantinya F11 Jewelry White akan dijual terpisah tanpa Instax.

OPPO-F11-Jewelry-White

Beralih ke F11 Special Online Edition, varian F11 ini dibanderol lebih terjangkau; yakni Rp3.299.000. Bedanya terletak pada besaran memori internalnya yang dipangkas menjadi 64 GB, tapi kapasitas RAM-nya tetap 4 GB yang harusnya performa smartphone ini tetap bisa ngebut.

Edisi ini juga telah terjual habis di hari pertama penjualannya pada 14 Mei 2019. Buat Anda yang tertarik, jangan merasa kecewa dulu karena F11 Special Online Edition ini akan dijual kembali secara eksklusif di situs e-commerce Shopee.id dalam waktu dekat.

Terakhir, gratis kuota data 21 GB selama tiga bulan dari OPPO ini bekerja sama dengan Indosat Ooredoo. Khusus buat Anda yang membeli smartphone OPPO pada 15 Mei hingga 15 Juni 2019.

[Review] Canon EOS RP, Mirrorless Full Frame Generasi Anyar Paling Terjangkau

Saat Canon merilis kamera mirrorless full frame perdana mereka pada bulan September 2018 lalu, Canon menegaskan bahwa EOS R baru yang pertama. Kini mirrorless full frame kedua dari Canon; yaitu EOS RP telah tersedia di Indonesia dan masuk dalam kategori entry-level dengan harga hampir setengah lebih murah dibanding EOS R.

Harga EOS R saat dirilis di Indonesia adalah Rp39.999.000 untuk body only. Sementara, body only EOS RP dibanderol sekitar Rp19.999.000. Pendekatan ini membuat Canon EOS RP menjadi mirrorless full-frame paling murah di generasinya. Sebagai pembanding, Panasonic Lumix S1 body only (BO) dibanderol Rp37.990.000, Nikon Z 6 BO (plus adaptor) Rp35 juta, dan Sony A7 III BO Rp27 juta.

Bagaimana kemampuan foto dan videonya? Serta, apa perbedaan antara EOS RP dan EOS R? Selengkapnya simak review Canon EOS R berikut ini.

Canon EOS RP Vs. EOS R

Pertama dari resolusi kameranya, EOS RP mengusung sensor CMOS full frame beresolusi 26,2 MP, sedikit lebih rendah dari EOS R dengan 30,3 MP. Keduanya didukung oleh prosesor gambar Digic 8 yang sama, meski begitu kemampuan memotret berturut-turut EOS RP hanya 5 fps – sedangkan EOS R 8 fps.

Sistem fokusnya sama-sama menggunakan teknologi Dual Pixel AF. Total ada 4.779 titik fokus yang dapat dipilih pada EOS RP, sedangkan EOS R memiliki 5.655 titik fokus. Autofocus-nya mencakup 88 persen bentang vertikal dan 100 persen bentang horizontal dari frame.

Penempatan kedua kamera ini juga berbeda. EOS R ditujukan untuk para fotografer kelas kakap, sementara EOS RP diposisikan sebagai mirrorless full frame entry-level. Target pasarnya ialah para fotografer pemula hingga advance yang masih menggunakan kamera dengan sensor APS-C agar beralih ke dunia full frame.

EOS RP untuk Still Photography

Tak perlu diragukan lagi, Canon merancang sistem EOS R dengan sangat baik. Utamanya untuk kebutuhan still photography, resolusi 26,2 MP pada EOS RP sudah mencakup banyak kebutuhan.

Unit EOS RP yang saya review ini berpasangan dengan lensa RF 24-105mm f/4 IS USM. Meski hanya mengandalkan aperture maksimum f/4, saya merasakan sendiri bahwa performa di kondisi low light sangat mengesankan.

Ukuran sensor memang berkaitan dengan kualitas. Ukuran sensor yang lebih besar dibanding format APS-C dan MFT, membuat Anda bisa menekan ISO lebih kecil. Ditambah dengan menggunakan shutter speed rendah, memotret di dalam ruangan dengan kondisi cahaya temaran pun tetap dapat menghasilkan foto yang layak.

Tentu saja, hasilnya pasti bakal lebih mengagumkan bila menggunakan lensa dengan aperture maksimum besar dan mahal seperti Canon RF 28-70mm f/2L USM atau Canon RF 50mm f/1.2L USM.

EOS RP untuk Videography

Saat berhembus rumor yang mengisyaratkan Canon akan merilis mirrorless full frame keduanya, banyak yang berharap akan ada peningkatan di sisi video. Harapannya kasusnya bakal mirip-mirip seperti Sony A7 III, Nikon Z 6, dan Panasonic Lumix S1 – di mana meski punya resolusi lebih rendah tapi memiliki kemampuan video lebih baik.

Sayangnya, ekspektasi tersebut tidak sesuai kenyataan. Kemampuan video EOS RP masih identik dengan EOS R bahkan setingkat di bawahnya, tanpa dukungan profil picture Canon Log dan mode video slow-mo HD 120p. Fitur in-body image stabilization juga tidak didukung, sehingga akan bergantung IS pada lensa.

Bila EOS R dapat merekam video 4K 30p/24p pada bitrate 480 Mbps dengan kedalaman warna hingga 10 bit untuk perekam eksternal. EOS RP hanya mampu merekam video 4K 24p pada bitrate 120 Mbps dengan crop 1.7x dan kedalaman warna 8-bit untuk perekaman internal dan eksternal.

Seberapa parah akibat crop itu sendiri? Wide-angle view sangat penting dalam video, gara-gara crop bidang pandang yang didapat menjadi lebih sempit. Selain itu, crop artinya kamera hanya menggunakan sebagian area sensor yang akibatnya dapat menimbulkan noise.

Satu lagi yang paling banyak diprotes adalah pada perekaman video 4K, EOS RP kehilangan fitur Dual Pixel AF. Intinya, opsi untuk mendapatkan rekaman terbaik berada di resolusi 1080p. Anda dapat merekam video 1080p hingga 60p dan autofocus yang bisa diandalkan.

Desain Canon EOS R

Dibanding EOS R dan kamera DSLR Canon, body EOS RP memang jauh lebih ringkas dengan dimensi 127x97x61 mm. Tetapi memiliki grip yang nyaman, kontrol intuitif, serta EVF dan layar cukup besar.

Masalahnya adalah ukuran lensa-lensa RF cukup bongsor, misalnya lensa RF 24-105mm F4L. Saat lensa dipasang ke kamera, kesan compact pun seketika lenyap.

Secara garis besar, desain EOS RP dan EOS R terlihat identik. Tampil modern dengan layar fully articulated yang bisa ditarik ke samping dan diputar hingga 180 derajat. Bedanya, EOS RP tidak memiliki panel OLED kecil di pelat atas dan M-Fn bar.

Bagi para content creator, utamanya yang bekerja solo – mekanisme layar tersebut sangat membantu dalam mengatur framing. Bagi fotografer mungkin agak merepotkan dan harus berhati-hati saat mengeluarkan layar ke samping.

Panel LCD tersebut sudah mendukung touchscreen dan berukuran 3 inci dengan resolusi 1,04 juta dot yang cukup responsif digunakan. Di atas layar, bercokol electronic viewfinder (EVF) beresolusi 2,36 juta dot dengan eye cup cukup besar sehingga cukup nyaman digunakan untuk membidik.

Sasis EOS RP terbuat dari paduan material polikarbonat, body kamera ini cukup solid tidak terasa versi murah dari EOS R. Grip besarnya bisa dibilang sangat comfortable, tapi mungkin akan kepayahan menangani lensa-lensa RF yang besar.

Meskipun EOS RP ditawarkan sebagai mirrorless full-frame entry-level, opsi konektivitasnya cukup lengkap. Ada HDMI out yang mendukung output video khusus, jack mikrofon, jack headphone, dan port USB-C.

Saat mencoba mengisi baterai melalui port USB-C, bekerja menggunakan charger MacBook tapi tidak jalan menggunakan charger smartphone. Slot SD card-nya sendiri hanya disediakan satu dan mendukung standar UHS-II, letaknya di sisi bawah berdampingan dengan baterai.

Tombol kontrol fisik pada EOS RP secara keseluruhan diimplementasikan dengan cukup baik. Ada dua dial atau roda untuk mengendalikan shutter speed serta aperture, dan fitur favorit saya adalah control ring.

Cincin ekstra pada lensa RF ini dapat di-customize untuk ISO, meskipun saya sampai mabuk mengubek-ubek untuk mencari fitur ini. Tombol navigasi pada ESO RP juga dapat disesuaikan untuk akses cepat fitur yang Anda butuhkan.

EOS RP menggunakan baterai tipe LP-E17 seperti yang ada pada kamera APS-C EOS M series. Tentu saja, karena RP yang mengendarai sensor lebih besar membuatnya lebih haus daya. Alhasil, EOS RP hanya menawarkan 250 shot saja sekali charge. Jelas sekali perlu baterai kedua atau harus terus-menerus memikirkan pengisian ulang.

Sample Gallery dari Canon EOS RP

EOS RP merupakan mirrorless full-frame kedua dari Canon. Seperti saudaranya, ia juga mengadopsi dudukan baru; mount RF berdiameter 54 mm dan kompatibel dengan banyak lensa EF dan EF-S Canon lewat penggunaan adaptor.

Bagian intinya ialah sensor CMOS 26 MP, prosesor Digic 8, dan sistem Dual Pixel AF yang cukup mengesankan, cepat dan akurat. Fitur favorit saya adalah Eye Detection AF yang tersedia pada continuous AF mode (juga pada Servo mode), kamera akan melacak mata subjek meski mereka bergerak.

Performa Eye Detection AF ini bekerja cukup baik, utamanya pada jarak yang relatif dekat – ketika wajah subjek mengambil proporsi pada frame cukup besar. Hasil foto EOS R bisa disimpan di format CRaw untuk fleksibel dalam editing tapi tetap hemat memori.

Bila budget Anda mepet, penggunaan adaptor memang diperkenankan untuk memasang lensa EF. Bila ingin lensa native, lensa zoom RF 24-105mm f/4 IS USM adalah pilihan basic yang sangat ideal untuk berbagai keperluan – meskipun membuat ukuran kamera menjadi besar dan biaya tambahan.

Antarmuka kamera dengan layar sentuhnya cukup baik. Tapi banyak fitur sekali fitur yang terpendam di dalam menu. Solusinya Anda bisa menggunakan tab my menu untuk mengeluarkan fitur atau fungsi penting yang kerap Anda gunakan.

EOS RP memiliki konektivitas WiFi dan Bluetooth LE. Lewat aplikasi Camera Connect Canon, Anda dapat dengan mudah mentransfer foto ke smartphone atau mengontrol kamera dari jarak jauh.

Secara keseluruhan, performa EOS RP sangat baik. Kontrol layar sentuhnya sangat responsif, sangat memanjakan penggunanya. Meskipun interface menu utamanya memang sangat padat, kemungkinan Anda akan butuh banyak waktu untuk menguliknya. Berikut sejumlah foto yang diambil menggunakan Canon EOS RP:

Verdict

Canon merancang sistem EOS R dan mount lensa RF baru dengan sangat baik untuk still photography. Namun masih ‘setengah hati’ di sisi video, terutama dibandingkan dengan para kompetitornya.

Bila porsi kebutuhan foto Anda lebih besar dibanding video, EOS RP adalah kamera dengan fitur foto sentris generasi baru dengan sensor full frame dan lensa RF yang canggih. Bagi fotografer profesional yang memiliki ekosistem Canon, EOS RP bisa menjadi pilihan yang sempurna sebagai kamera kedua.

Bagi videografer, terus terang EOS RP bukan pilihan yang tepat. Untuk kebutuhan hybrid foto dan video, benchmark saya masih pada Sony A7 III. Sementara, untuk kamera video benchmark saya pada Lumix GH5. Saat ini, kamera mirrorless APS-C terbaru seperti Fujifilm X-T30 dan Sony A6400 juga menawarkan kemampuan video cukup baik.

Harga sekitar Rp20 juta ini hanya body only Canon EOS RP. Solusi yang lebih terjangkau Anda bisa menggunakan adaptor untuk menggunakan lensa EF atau menggunakan lensa dari pabrikan lensa pihak ketiga.

Bila ingin lensa native, paling terjangkau ialah lensa fix RF 35mm f/1.8 IS Macro STM yang dijual sekitar Rp8 jutaan. Kalau untuk lensa RF 24-105 f/4L IS USM, harganya sekitar Rp17 jutaan. Masih tergolong sangat mahal, mengingat EOS RP ditujukan sebagai mirrorless full frame entry-level.

Sparks

  • Dilengkapi port headphone dan mikrofon
  • Video 1080p hingga 60p dengan Dual Pixel AF 
  • Foto bisa disimpan di format CRaw yang lebih irit memori
  • Eye Detection AF bekerja di mode Servo
  • Body kamera cukup compact dan memiliki kontrol yang intuitif

Slacks

  • Kemampuan video sedikit tertinggal untuk kamera generasi baru
  • Crop pada video 4K
  • Dual Pixel AF tidak bekerja di rekaman video 4K