[Hands-on] Nyobain Kamera 48MP Redmi Note 7 by Xiaomi

Kabar gembira bagi Anda penggemar seri Redmi Note dari Xiaomi, sebentar smartphone Redmi Note 7 akan dirilis secara resmi di Indonesia pada tanggal 21 Maret 2019 mendatang. Dibanding pendahulunya, Redmi Note 7 membawa sejumlah perubahan yang terbilang signifikan.

Melalui sesi informal bertajuk ‘Coffe Talk with Xiaomi yang diadakan pada Senin (18/3/19), saya berkesempatan untuk hands-on dan menjajal kamera 48MP Redmi Note 7 sebelum smartphone ini resmi diluncurkan. Inilah kesan awal saya:

Rupa yang Baru

Xiaomi-Redmi-Note-7

Bila Redmi Note 5 dan Redmi Note 6 masih berbagi desain yang sama, Redmi Note 7 mengusung desain baru yang lebih kekinian seperti Xiaomi Mi 8 Lite. Tampilan ini disebut ‘gradient glass back cover‘, di mana bagian depan dan belakangnya berbalut material kaca berlapis Corning Gorilla Glass 5.

Bedanya dengan Mi 8 Lite, kerangka pada Redmi Note 7 masih menggunakan plastik, dengan setup kamera ganda belakang yang berjejer vertikal, dan bentukan notch-nya mini yang disebut Dot Drop display. Bentang layar sendiri 6,3 inci, resolusi Full HD+ dalam rasio layar 19.5:9, tingkat kecerahan 450 nit, color gamut 84 persen NTSC, dan contrast ratio 1500:1.

Xiaomi-Redmi-Note-7

Smartphone ini sudah menjalankan MIUI 10 berbasis Android versi paling baru 9 Pie. Dapur pacunya juga kencang, bertenaga chipset Snapdragon 660 AIE dengan besaran RAM 3GB atau 4GB dan baterai 4.000 mAh.

Nantinya Redmi Note 7 akan tersedia dalam tiga pilihan warna menarik, yaitu space black (hitam), nebula red (merah), dan neptune blue (biru).

Kamera Utama 48MP

Xiaomi-Redmi-Note-7

Selain perubahan desain dan dapur pacu yang lebih kuat, kemampuan kamera juga meningkat signifikan. Redmi Note 7 memiliki AI dual rear camera 48MP+5MP.

Kamera utamanya menggunakan sensor gambar Samsung ISOCELL Slim GM1 beresolusi 48MP. Namun hasil foto pada mode auto dan mode AI resolusinya hanya 12MP.

Penjelasan singkatnya begini, sensor kamera tersebut benar-benar beresolusi 48MP dengan ukuran pixel 0.8µm. Namun berkat teknologi 4-in-1 Super Pixel, setiap empat pixel digabung dan bekerja sebagai satu pixel untuk meningkatkan sensitivitas cahaya.

Hasilnya Redmi Note 7 mampu menghasilkan foto pada resolusi 12MP dengan ukuran pixel setara 1.6µm. Artinya, sensor ini harusnya mampu menangkap cahaya lebih banyak dan kinerja kamera di kondisi minim cahaya lebih baik.

Xiaomi-Redmi-Note-7

Kita juga tetap bisa memanfaatkan secara penuh potensi resolusi tinggi tersebut. Pilihan tersebut ada pada mode pengambilan gambar pro, kita bisa mengaktifkan resolusi 48MP yang bisa digunakan sesuai kebutuhan. Misalnya, untuk foto landscape atau pemandangan.

Berikut adalah hasil foto dari kamera Redmi Note 7 by Xiaomi:

Verdict


Soal harga Redmi Note 7 dan varian yang masuk, akan diumumkan pada hari peluncurannya yakni 21 Maret. Masih banyak yang ingin saya bahas, tapi kita tunggu dulu sampai smartphone benar-benar resmi dirilis.

Seperti yang sudah saya katakan, Redmi Note 7 membawa perubahan yang signifikan dibanding pendahulunya; Redmi Note 6. Tapi, apakah semua fitur tersebut cukup untuk bersaing dengan para kompetiornya? Utamanya yang sudah membuang notch dan mengadopsi pop-up selfie camera.

Gerak Xiaomi sudah tidak sebebas dulu, sekarang ini ada banyak smartphone berspesifikasi tinggi dengan harga terjangkau. Xiaomi tidak bisa cuma mengandalkan harga yang agresif, mereka harus menggempur sekuat tenaga dan menurut saya saatnya smartphone flagship Xiaomi masuk Indonesia.

Rp13 Juta, Kamera Mirrorless Vlogging Sony A6400 Resmi Hadir di Indonesia

Tepat dua bulan setelah peluncuran globalnya, Sony akhirnya membawa masuk secara resmi kamera mirrorless APS-C A6400 ke Indonesia. Sesuai namanya, posisi kamera ini berada di tengah-tengah antara A6300 dan A6500.

Sebelum lanjut membahas fitur-fiturnya, saya ingin sedikit memberikan gambaran mengenai persaingan kamera mirrorless. Menurut saya, tahun ini Sony mungkin akan sibuk karena harus menghadapi lawan-lawan tangguh dari Nikon, Canon, dan Panasonic yang kini terjun ke ranah full frame.

Di sisi lain, Sony juga tidak boleh kendor di ranah APS-C. Saya melihat Sony mendapatkan persaingan yang sengit dari Fujifilm. Belum lagi kamera Micro Four Thirds besutan Panasonic dan Olympus.

Sejauh ini, Sony A6300 dan A6500 sudah melakukan tugasnya dengan sangat baik di kelas menengah. Keduanya diakui punya kemampuan perekam video yang mumpuni.

Kehadiran A6400 dengan layar sentuh yang bisa di lipat ke atas dan sistem autofocus canggih menjadikannya kamera yang nyaris sempurna untuk para videografer dan content creator (vlogger).

Inovasi autofocus tersebut menggunakan teknologi kecerdasan buatan, Sony menyebutnya ‘Speed X AI’ dengan fitur Real-time Tracking, Real-time Eye AF, dan Real-time Eye AF for Animals. Kecepatan autofocus-nya hanya 0,02 detik, meliputi 425 titik phase-detection AF dan 425 titik contrast-detection AF yang mencakup sekitar 84% dari area frame.

Hands-on Sony A6400

Sony-A6400

Garis besarnya, kamera ini masih mengusung desain yang identik dengan seri A6XXX. Namun, alih-alih menggunakan mekanisme fully articulated yang bisa ditarik ke samping dan putar ke segala arah, layar A6400 hanya bisa dimiringkan hingga 180 derajat ke atas.

Sony-A6400

Artinya, sangat memudahkan aktivitas vlogging. Namun layar tersebut sedikit terhalangi oleh cup mata EVF dan akan tertutupi saat kita memasang mikrofon eksternal di hot shoe. Solusinya kita memang bisa memasang aksesori cold shoe, tapi memasangnya di bagian bawah melalui soket tripod sehingga tidak menghalangi layar.

Pilihan kamera mirrorless dengan layar yang bisa dihadapkan ke depan ini memang tidak banyak. Di rentang harga Rp10 jutaan setidaknya ada tiga yang menjadi pesaing utama A6400 yaitu Panasonic Lumix G85, Canon EOS M50, dan Fujifilm X-T100.

Sony-A6400

Layar A6400 berukuran 3 inci dengan resolusi 921,6 ribu dot dan sudah touchscreen. Jadi, bisa digunakan untuk touch pad, touch focus, touch shutter, dan touch tracking dengan cepat melalui layar. Sementara, electronic viewfinder (EVF) memiliki panel OLED resolusi 2,36 juta dot.

Body A6400 ini dibungkus dengan material magnesium alloy yang tahan debu dan kelembaban. Saat pertama kali memegangnya, konstruksinya terasa begitu kokoh. Build quality yang baik itu sangat penting, karena mirrorless juga bagian dari gaya hidup dan prestise.

Sony A6400 sendiri hadir dalam warna black dan silver. Warna silver-nya terlihat cukup manis, para vlogger cewek mungkin akan menyukainya – dengan kombinasi grip dan cup mata EVF berwarna hitam. Berikut beberapa hasil foto dari Sony A6400:

Kamera Hybrid Foto dan Video

Sony-A6400

Di jantung Sony A6400 tertanam sensor CMOS berukuran APS-C resolusi 24,2-megapixel dengan enhanced skin tone. Kualitas fotonya mungkin tidak akan berbeda signifikan dengan A6500 dan A6300.

Dipadu image processor Bionz X, rentang sensitivitasnya mencapai ISO 100 hingga ISO 32.000 dan bisa diperluas sampai 102.800. Kecepatan foto berturut-turut 11 fps dan 8 fps pada silent mode dengan buffer hingga 116 jepretan.

Sony-A6400

Soal video, A6400 memang tergolong istimewa. Kamera ini mampu merekam video 4K full pixel readout dan tanpa pixel binning pada 24 fps dan 30 fps, video Full HD pada 30 fps, 60 fps, dan 120 fps dengan bit rate maksimal 100 Mbps. Serta, mendukung profil gambar HLG (Hybrig Log-Gamma) S&Q, perekaman Proxy, S-Log2, dan S-Log3 untuk fleksibilitas color grading.

Hasil foto maupun video 4K yang diambil bisa langsung ditransfer ke smartphone lewat konektivitas WiFi menggunakan aplikasi Imaging Edge Mobile (pengganti Sony PlayMemories Mobile). Ada NFC untuk menghubungkan kamera dan smartphone secara instan.

Harga dan Ketersediaan

Sony-A6400

Sony A6400 akan tersedia di Indonesia mulai tanggal 6 April 2019 dengan harga Rp12.999.000 untuk body only dan Rp14.999.000 dengan lensa kit SELP1650. Anda juga bisa mendapatkan paket khusus untuk pembelian kamera A6400 secara pre-order dari tanggal 15-31 Maret 2019 dengan bonus sebagai berikut:

  • Camera bag
  • Camera screen protector
  • Leather camera strap
  • 64GB Sony SD Card

Dapatkan juga promo Purchase with Purchase (PWP) berikut:

Cashback senilai Rp500.000 untuk pembelian:

  • ILCE-6400 body only + shooting grip GP-VPT1
  • ILCE-6400 + lensa SELP1650 + shooting grip GP-VPT1.

Cashback senilai Rp2.000.000 untuk pembelian:

  • ILCE-6400 body only + lensa SELP18105G
  • ILCE-6400 + lensa SELP1650 + lensa SELP18105G

Cashback senilai Rp3.500.000 untuk pembelian:

  • ILCE-6400 body only + lensa SEL1670Z
  • ILCE-6400 + lensa SELP1650 + lensa SEL1670Z

Sony-A6400

Selain mirrorless A6400, Sony juga mengumumkan lensa telephoto prime full frame dengan aparture besar seri G Master 135mm f1.8 (model SEL135F18GM). Lensa FE 135mm F1.8 GM akan tersedia di Indonesia pada bulan April 2019 dengan harga Rp26.999.000.

Verdict

Sony-A6400

Sony A6400 adalah penerus dari A6300 yang dirilis sejak tiga tahun lalu. Dengan semua fitur yang disebutkan di atas, A6400 adalah kamera mirrorless yang nyaris sempurna untuk aktivitas vlogging maupun videografer untuk membuat konten video yang cukup series.

Nyaris ya, karena ada satu fitur yang sangat disayangkan tidak hadir pada A6400 dan juga ini yang membedakannya dengan A6500 yakni tanpa 5-axis in-body image stabilization.

Terus terang, harga A6300 body only sekarang Rp9 juta juga sangatlah menarik. Bedanya Rp4 juta dengan A6400 body only yang dijual Rp13 juta. Dengan budget Rp13 juta sendiri kita juga bisa mendapatkan kamera mirrorless full frame Sony A7 dengan lensa fix 50mm f1.8. Kalau nambah Rp3 juta lagi dapat Sony A6500 body only.

Menjajal Kemampuan Kamera Belakang 48-Megapixel OPPO F11 Pro

OPPO bentar lagi bakal merilis smartphone seri F terbaru mereka di Indonesia pada tanggal 13 Maret 2019 mendatang. Penerus dari OPPO F9 ini disebut OPPO F11 Pro.

Perangkat ini punya kamera depan 16-megapixel (f/2.0, 1/3.1″, 1.0µm) yang tersembunyi di body F11 Pro dengan mekanisme pop-up yang akan muncul saat dibutuhkan. Jadi, mari ucapkan selamat tinggal kepada notch.

Smartphone seri F terbaru kali ini yang spesial bukan hanya kamera depannya saja, melainkan kamera belakangnya yang punya konfigurasi dual-camera. Meski hanya mengusung dua kamera saja, namun sensor kamera utamanya memiliki resolusi setinggi 48-megapixel (f/1.8, 1/2″, 0.8µm, PDAF) dan kamera sekundernya 5-megapixel (f/2.4, 1/5″, 1.12µm).

Resolusi tinggi tersebut pastinya mampu menghasilkan foto yang sangat detail. Tetapi pastikan Anda memilih photo ratio ke 4:3 48-megapixel Ultra HD di pengaturan kamera F11 Pro sebelum memotret.

Kamera-OPPO-F11-Pro

Tentunya Anda tahu, cahaya adalah penentu kualitas foto dan kebanyakan smartphone biasanya tidak bisa berbuat banyak di kondisi pencahayaan minim atau kurang ideal. Namun, F11 Pro justru mengusung tagline ‘portrait memukau dalam gelap’, OPPO pun sangat percaya diri akan kemampuan kamera F11 Pro memotret di kondisi low light.

Kuncinya ialah aperture besar f1.8 yang mampu menangkap cahaya lebih banyak. Lalu, Ultra Night Mode yang menggunakan shutter speed rendah dan tentu saja dukungan algoritma AI.

Proses pengambilan gambarnya memang jadi lebih lama (3-5 detik), tapi bila tangan kita tetap stabil maka hasilnya cukup memuaskan, cerah dan tajam. Sebaliknya, bila saat memotret tangan tidak stabil maka hasilnya cenderung mudah blur.

OPPO juga menyertakan fitur Chroma Boost dan optical zoom sebanyak dua kali. Chroma Boost akan meningkatkan rentang dinamis, warna, dan mengurangi noise. Berikut beberapa foto hasil jepretan OPPO F11 Pro:

 

Menilik Desain OPPO F11 Pro; Smartphone OPPO dengan Kamera 48-Megapixel

OPPO akan meluncurkan F11 Pro secara resmi di Indonesia pada tanggal 13 Maret 2019 mendatang. Berbeda dengan pendahulunya, smartphone F series teranyar ini mengunggulkan konfigurasi dual rear camera dengan kamera utama beresolusi 48-megapixel.

Desain-OPPO-F11-Pro

Bagaimana dengan kamera depannya? OPPO menyematkan kamera selfie 16-megapixel dengan mekanisme pop-up yang akan muncul bila dibutuhkan. Dalam acara pre-unboxing OPPO F11 Pro pada 8 Maret 2019 lalu, saya pun berkesempatan untuk menjajal perangkat tersebut sebelum diluncurkan.

Desain-OPPO-F11-Pro

Pandangan awal saya, desain OPPO F11 Pro ini terlihat identik dengan Vivo V15 yang belum lama ini dirilis di Air Mancur Sri Baduga Purwakarta. Saya memaklumi itu, bagaimana pun mereka masih ‘bersaudara’.

Penempatan kamera depan yang tersembunyi tersebut menggunakan teknologi rising front camera. Jadi, sudah nggak ada lagi notch yang mengganggu.

Desain-OPPO-F11-Pro

Bagian depan hanya dipenuhi layar dengan bezel samping, atas, dan bawah sangat tipis. Layar IPS berukuran 6,53 inci dengan resolusi Full HD+ dan rasio 19.5:9 ratio pun siap mengakomodasi berbagai kebutuhan smartphone Anda.

Desain-OPPO-F11-Pro

Bukan smartphone OPPO namanya kalau nggak dibalut dengan warna cantik. Varian warna thunder black yang saya cicipi pun begitu crispy, dengan gradasi hitam dan ungu. LED flash, dua kamera, dan fingerprint sensor berbaris rapi secara vertikal.

Atribut kelengkapan lainnya seperti jack audio 3.5mm, mikrofon, port yang masih microUSB, dan speaker terletak di sisi bawah. Sisi atas, ada kamera selfie pop-up dan mikrofon. Tombol home ada di sisi kanan, serta tombol volume dan slot SIM berada di sisi kiri.

Yang pasti, perangkat ini juga dilengkapi dengan inovasi pengisian daya cepat VOOC Flash Charge 3.0. Mengenai harga, fitur, dan spesifikasi lebih detail kita tunggu dulu sampai OPPO F11 Pro ini diluncurkan di Indonesia pada tanggal 13 Maret mendatang.

[Review] Samsung Galaxy M20; Smartphone Setengah Samsung

Tumben banget Samsung merilis smartphone bagus dengan harga terjangkau dan lagi pakai notch. Biasanya smartphone Samsung kan mahal dibanding dengan kompetitor dikelasnya, teguh pada pendirian, dan nggak mudah ikut-ikutan tren.

Lupakan gengsi, saya pikir Samsung tentu paham betul bagaimana situasinya. Meski masih menjadi vendor smartphone nomor satu di dunia, ancaman dari vendor smartphone asal Tiongkok seperti Huawei, Xiaomi, OPPO, dan Vivo begitu nyata. Samsung bisa saja lengser dari posisi pertama di dunia smartphone.

Setelah inovasinya pada seri Galaxy A series, triple camera pada A7 dan quad camera pada A9, serta seri baru Galaxy M juga upaya Samsung untuk bersaing di pasar mainstream, terutama kelas menengah. Sekarang mari kita mulai saja review Samsung Galaxy M20-nya.

Infinity-V dengan Notch

Samsung Galaxy M20 mengusung layar Infinity-V, desain ini mirip seperti waterdrop screen atau dewdrop display. Apapun namanya, bentuk notch mini seperti tetesan air atau embun ini sebenarnya tidak lagi istimewa.

Malah sudah “pasaran”, karena Anda bisa menemukannya di smartphone besutan Vivo, OPPO, maupun Huawei. Namun bagi penggemar Samsung, harus diakui bahwa notch membawa ‘angin segar’.

Review-Samsung-Galaxy-M20

Layar seluas 6,3 inci dengan resolusi Full HD+ (1080×2340 piksel) dalam rasio 19.5:9 miliknya belum menggunakan panel Super AMOLED melainkan masih TFT. Kualitas layarnya bagus, namun sebaiknya Anda membanding langsung Galaxy M20 dengan smartphone Samsung yang berlayar Super AMOLED.

Rasanya bukan Samsung tanpa layar Super AMOLED. Terus terang, jarak perbedaan kualitas seperti reproduksi warna, kontras, dan view angle-nya ada jarak yang cukup jauh.

Port USB Type-C

Review-Samsung-Galaxy-M20

Penampilan Galaxy M20 memang terbantu banyak oleh adanya notch, bezel pada sisi samping, dahi dan dagunya juga terbilang tipis – seperti ‘smartphone zaman now‘. Sementara, bagian belakang perangkat terbuat dari material polycarbonate.

Saya tak merasakan kesan murah ataupun sebaliknya premium, build quality-nya cukup baik tapi pilihan warna ocean blue atau charcoal black miliknya kurang begitu menonjol. Tentunya akan lebih memikat bila hadir dengan warna yang bergradasi.

Review-Samsung-Galaxy-M20

Perlu diketahui, dalam paket penjualan – Samsung tak melengkapi Galaxy M20 dengan anti gores dan case. Merepotkan, tapi kabar baiknya aksesori tersebut mudah ditemukan di ecommerce.

Yang mengejutkan saya adalah kehadiran port USB Type-C yang terletak di sisi bawah, ditemani mikrofon, speaker, dan jack audio 3.5mm. Padahal Galaxy A7 yang masuk dalam kategori seri premium masih menggunakan port microUSB.

Review-Samsung-Galaxy-M20

Kemudian, sisi kanan terdapat tombol power dan volume. Serta, SIM tray di sisi kiri. Fingerprint sensor tersemat di bagian belakang, bersama dua kamera dan LED flash yang berjejer vertikal di pojok kiri atas.

Fitur face recognition bekerja sama baiknya dengan pemindai sidik jari, kinerjanya konsisten bahkan dalam kondisi temaram. Namun Anda perlu menekan tombol power terlebih dahulu untuk membangun layar, setelah itu face unlock baru akan bekerja. Menariknya terdapat efek berupa kilatan cahaya di sekitar area kamera depan, lumayan keren.

Samsung Experience 9.5 Tanpa Bixby

“Samsung mudah digunakan”, belakangan tagline tersebut mengenai saya. User interface Samsung Experience memang menjadi lebih simple, namun tetap kaya fitur.

Pada Galaxy M20, perangkat ini masih menjalankan Android 8.1 Oreo dengan UI Samsung Experience 9.5. Jadi, bukan One UI seperti Galaxy S10 series.

Meski begitu, dengan mengubah ukuran tata letak aplikasi ke 4×5 pada homescreen, 4×6 pada menu utama, serta memperbesar tampilan menu dan ukuran font – maka Anda bisa merasakan sensasi menggunakan One UI.

Fitur screen gestures juga sudah tersedia, di mana cukup usap dari bawah ke atas di sisi paling kanan untuk fungsi back, sisi tengah untuk kembali ke homescreen, sisi kiri untuk membuka recent app, serta usap dan tahan sisi tengah untuk mengakses Google Assistant.

Review-Samsung-Galaxy-M20

Sayangnya, Samsung memangkas sejumlah fitur penting seperti sistem keamanan Samsung Knox dan asisten virtual Bixby. Namun fitur seperti Game Launcher, Galaxy Store, Galaxy Themes, Samsung Notes, Samsung Gift Indonesia, S LIME, dan Samsung Max masih tersedia.

Baterai 5.000 mAh dengan Fast Charging

Ada beberapa smartphone Android yang mengandalkan kapasitas baterai besar, namun tak dilengkapi dengan fitur fast charging. Hasilnya, proses pengisian dayanya pun lelet dan memakan waktu berjam-jam.

Di sektor ini, Galaxy M20 berada di atas angin. Karena selain mengusung kapasitas baterai yang besar 5.000 mAh yang sangat memungkinkan bertahan seharian untuk penggunaan standar, pengisian daya lewat port USB Type-C juga tak membutuhkan waktu lama. Samsung mengklaim 3x lebih cepat dibandingkan pengisian normal.

Dual Camera dengan Lensa Wide

Review-Samsung-Galaxy-M20

Tahun lalu, konfigurasi kamera ganda di belakang smartphone kebanyakan hadir untuk menciptakan efek bokeh. Sementara, tahun 2019 ini tren mulai bergeser untuk memperoleh bidang pandang lebih luas.

Samsung Galaxy M20 hadir dengan kamera sekunder 5-megapixel dengan lensa ultra wide 12mm (f/2.2, 1/6″, 1.12μm) yang memberikan bidang pandang 120 derajat. Menemani kamera utama 13-megapixel (f/1.9, 1/2.8″, 1.12μm, PDAF). Sedangkan, kamera depannya 8-megapixel (f/2.0).

Fitur ultra wide tersebut hanya bisa digunakan pada mode auto, ada shortcut khusus untuk beralih ke bidang pandang luas dan standar. Bila ingin lebih lebar lagi, bisa mengaktifkan mode full view dengan aspek rasio 19.5:9 – tapi resolusinya jadi berkurang menjadi 7,9-megapixel.

Mode lainnya ada continuous shot untuk menjepret dengan kecepatan tinggi, live focus, beauty, panorama, dan pro yang memberikan pengaturan seperti exposure, ISO, dan white balance. Soal perekaman video, harus puas pada resolusi Full HD saja.

Soc Exynos 7904 Octa dengan RAM 3GB

Review-Samsung-Galaxy-M20-32

Chipset Samsung Exynos 7904 Octa dibangun dengan fabrikasi 14nm FinFET dan terdiri dari prosesor octa-core. Dual-core 1.8 GHz Cortex-A73 dan hexa-core 1.6 GHz Cortex-A53, dengan GPU Mali-G71 MP2. Kinerjanya disokong besaran RAM 3GB dan memori internal 32GB.

Pada aplikasi AnTutu, Galaxy M20 memperoleh skor 107.790 poin, 5.235 di PC Mark, 3D Mark Sling Shot Extreme – OpenGL ES 3.1 573 poin, Sling Shot Extreme – Vulkan 1.053 poin, 3D Mark Sling Shot 737 poin, serta Geekbench single-core 1.309 poin dan 4.094 poin multi-core.

Untuk dijadikan daily driver, memori internal 32GB bisa cepat terkurang habis oleh data aplikasi, saya menyarankan menggunakan microSD untuk menyimpan file seperti hasil foto dan video. Lalu, besaran RAM 3GB masih cukup menangani proses multitasking dengan baik.

Verdict

Review-Samsung-Galaxy-M20

Banyak teman-teman yang bertanya kepada saya, apakah Samsung Galaxy M20 bagus dan recommend tidak? Jawaban yang saya berikan bervariasi, tergantung dari banyak faktor. Bagus itu untuk siapa, perangkat yang digunakan saat ini apa, dan game favorit apa yang dimainkan.

Bila Anda sebelumnya sudah menggunakan smartphone Samsung dengan layar Super AMOLED beresolusi Full HD, kemungkinan Anda bakal ilfeel sama tampilan layar Galaxy M20.

Untuk aktivitas gaming, game populer seperti Mobile Legends dan Arena of Valor dapat dijalankan dengan mulus, namun untuk PUBG meski mendukung grafis HD dengan frame rate tinggi tapi kinerjanya agak tersendat.

Sekali lagi, harga yang dipatok Rp2.799.000 sangatlah menarik – ini smartphone Samsung loh meski fiturnya setengah-setengah. Namun, asal Anda bisa menerima pemangkasan fitur dan kekurangan Galaxy M20 yang saya sebutkan di atas.

Sparks

  • Kapasitas 5.000 mAh dengan fast charging DV 9V/1.67A
  • Tampilan Infinity-V dengan notch mini
  • Dual Camera dengan lensa ultra wide 120 derajat
  • Port USB Type-C

Slacks

  • RAM Pas-pasan 3GB 
  • Layar TFT, bukan Super AMOLED

Honor 10 Lite dan Honor 8A Masuk Indonesia, Versi Hemat dengan Android 9 Pie

Masih ingat dengan Honor 10 yang dirilis di Indonesia pada bulan Agustus tahun lalu? Dibanderol Rp6.999.000, ia adalah smartphone flagship terjangkau yang ditenagai oleh chipset Hisilicon Kirin 970 yang sama seperti pada Huawei P20 Pro yang dibanderol Rp11.999.000.

Kini Honor telah menghadirkan Honor 10 versi Lite atau versi hemat dengan chipset Hisilicon Kirin 710 yang sama seperti pada Honor 8X dan Huawei Nova 3i dengan harga lebih terjangkau yakni Rp3.299.000. Ditunjang besaran RAM-nya 4GB dengan memori internal 64GB.

Honor 10 Lite Tampil Lebih Kekinian

honor-10-lite-dan-honor-8a-masuk-indonesia-1

Berbeda dengan Honor 10 yang punya desain agak aneh, di mana ada notch berbentuk poni tapi posisi fingerprint sensor masih berada di depan. Honor 10 Lite tampil lebih kekinian, mengusung desain dewdrop display dengan notch mini seperti tetesan embun.

honor-10-lite-dan-honor-8a-masuk-indonesia-1

Layarnya sendiri berukuran 6,21 inci, resolusi Full HD+ (1080×2340 piksel) dalam rasio 19.5:9. Masih mempertahankan kamera depan 24-megapixel dengan Smart AI Camera, sementara kamera belakangnya 13-megapixel (f/1.8) dan 2-megapixel.

Terus terang, warna sky blue yang bergradasi dari putih ke biru terlihat sangat lembut. Tersedia juga warna midnight black, keduanya punya finishing glossy dan menyuguhkan efek silau saat cahaya mengenainya.

honor-10-lite-dan-honor-8a-masuk-indonesia-1

Bagian terbaik dari Honor 10 Lite ini adalah sudah menjalankan sistem operasi Android versi terbaru 9 Pie dengan EMUI 9. Serta, dibekali GPU Turbo versi 2.0.

Honor 8A versi Hemat dari Honor 8X atau Penerus Honor 7A?

honor-10-lite-dan-honor-8a-masuk-indonesia-1

Selain mengumumkan Honor 10 Lite, Honor juga turut membawa Honor 8A ke Indonesia yang dibanderol Rp1.899.000. Apakah smartphone versi hemat dari Honor 8X atau penerus dari Honor 7A?

Kalau dari sisi desain, terutama bagian belakangnya – Honor 8A memang mirip dengan Honor 8X, di mana memiliki dual-textured yakni glossy dan matte yang cukup unik.

honor-10-lite-dan-honor-8a-masuk-indonesia-1

Bagian depan juga telah mengusung desain dewdrop display dengan notch, bedanya dengan Honor 10 Lite ialah area dagu Honor 8A masih cukup tebal dan ada tulisan Honor.

Layarnya 6,01 inci beresolusi HD+ (720×1560 piksel) dalam rasio 19.5:9. Kamera belakang dan depannya cuma ada satu, masing-masing 13-megapixel (f/1.8, PDAF) dan 8-megapixel (f/2.0).

honor-10-lite-dan-honor-8a-masuk-indonesia-1

Sistem operasi yang dijalankan juga sudah versi terbaru, Android 9 Pie dengan EMUI 9. Sementara, untuk dapur pacunya dipercayakan pada chipset MediaTek MT6765 Helio P35, disokong RAM 3GB, dan memori internal 32GB.

Verdict

Suguhan Android 9 Pie dengan EMUI 9 adalah kejutan yang sangat manis. Saya juga berpikir bahwa memang sudah seharusnya smartphone yang dirilis pada tahun 2019 ini menjalankan Android 9 Pie.

Honor 10 Lite dengan chipset Kirin 710 dan GPU Turbo 2.0 juga menjadi magnet yang kuat di harga Rp3 jutaan. Sementara, posisi Honor 8X menurut saya sangat “kentang” [baca: nanggung], karena ada banyak pilihan menarik di rentang harga Rp1 jutaan.

Sederet Startup dan Pelaku Kreatif yang Terpilih Mewakili Indonesia di Ajang SXSW dan GCA 2019

Sejumlah startup dan pelaku industri kreatif terpilih sebagai delegasi Indonesia dalam ajang Archipelageek 2019 di Amerika. Mereka siap menembus pasar global melalui Festival South by Southwest (SXSW) 2019 yang akan dilaksanakan di Austin, Texas pada 10-17 Maret dan Game Connection America (GCA) 2019 di San Francisco, California pada 18-21 Maret mendatang.

Setelah melalui tahap kurasi, sederet startup yang diberangkatkan Bekraf dalam SXSW 2019 untuk mewakili Indonesia sebagai berikut. Mulai dari MTarget, sebuah marketing automation software yang memiliki fitur membuat website tanpa coding, termasuk email marketing, dan manajemen media sosial. Kemudian Dicoding, platform yang menjembatani para developer tahah air dengan peluang pasar global melalui tiga pilar yakni academy, challenge, dan event.

Lalu, ada Nodeflux – platform analisis video cerdas pertama milik Indonesia yang menggunakan teknologi pengenalan wajah (face recognition) yang dipasang di CCTV. Noore Sport Hijab, kerudung untuk olah raga asli dari Indonesia yang didedikasikan untuk individu yang menginginkan baju olahraga muslim tapi tidak membatasi gerakan dan ekspresi.

Kemudian TeleCTG, perusahaan inovasi kesehatan yang menggunakan peralatan dan alat (IoT) berbasis teknologi. Lalu, Ars. yang menyediakan platform global untuk arsitektur interior dan produk rumahan, serta media untuk para kreatof kreatif untuk membuat konten virtual reality.

Lalu, Knok Percussion, sebuah perusahaan yang memproduksi Cajon sebagai solusi dari permasalahan modernisasi. Serta, program Hello Dangdut dan musisi Dhira Bongs.

sederet-startup-dan-pelaku-kreatif-yang-terpilih-mewakili-indonesia-di-ajang-sxsw-dan-gca-2019

Selain itu, Bekraf juga akan memberangkatkan beberapa pelaku kreatif dari sub-sektor aplikasi & game developer ke ajang GCA 2019 bekerja sama dengan Asosiasi Game Indonesia (AGI). GCA sendiri adalah konvensi tahunan bagi para pelaku industri game dari berbagai penjuru dunia untuk memperluas jaringan bisnisnya, di mana lebih dari 2700 pengembang, penerbit, distribusi, dan penyedia jasa berkumpul untuk mendapatkan rekan bisnis baru.

GCA pun menjadi sarana pengembangan bisnis paling efektif bagi industri game, bersama dengan Bekraf, AGI telah menyeleksi beberapa pelaku industri game untuk menjadi bagian dari delegasi Indonesia. Agate, Wisageni, GameLevelOne, Masshive, Megaxus, CIAYO Games, Arsanesia, Gamechanger, SEMISOFT, dan Everidea telah terpilih mewakili Indonesia di GCA 2019.

Samsung Resmi Umumkan Galaxy S10 Series, Total Ada 5 Varian

Pada acara Samsung Galaxy UNPACKED 2019 di San Francisco, Samsung telah mengumumkan smartphone flagship Galaxy S series teranyar mereka. Jumlah model totalnya yang dirilis oleh Samsung ada lima dan sekaligus untuk menandai 10 tahun kehadiran Galaxy di dunia. Mulai dari trio Galaxy S10, S10+, dan S10e. Serta, Galaxy S10 5G dan Galaxy Fold.

Sejumlah fitur unggulan yang ditawarkan antara lain Dynamic AMOLED display, generasi selanjutnya dari layar Super AMOLED) dengan kompatibilitas HDR10+. Sudah menjalankan Android 9.0 Pie dengan One UI, chipset Exynos 9820 Octa/ Snapdragon 855, in-display Ultrasonic Fingerprint Scanner, lensa ultra-wide, dan Wireless PowerShare.

Infinity-O Display

Galaxy-S10-Prism-White2

Jajaran seri Galaxy S10 tampil lebih futuristik dibanding pendahulunya dengan desain Infinity-O Display yang menyuguhkan Full Screen Experience. Alih-alih mengadopsi notch, Samsung menggunakan lubang (hole-in display) untuk memasang kamera depan dan sejumlah sensor seperti proximity dan lighting ditempatkan di bawah layar.

Galaxy-S10e-Canary-Yellow_side1
Samsung Galaxy S10e

Samsung Galaxy S10

Samsung Galaxy S10+
Samsung Galaxy S10+

Untuk Galaxy S10, S10+, dan S10 5G mengusung layar Curved Dynamic AMOLED dengan resolusi Quad HD+ dalam rasio layar 19:9. Masing-masing berukuran 6,1 inci (S10), 6,4 inci (S10+), dan 6,7 inci (S10 5G). Sementara, Galaxy S10e memiliki layar Flat Dynamic AMOLED 5,8 inci dengan resolusi Full HD+ dan rasio layar 19:9.

Perekam Video 4K dan Dual Pixel AF di Kamera Depan

Galaxy-S10_InDepth_Camera_main_1_F

Mobile setup untuk vlogging sangat memungkinkan menggunakan Galaxy S10 series, karena kamera depan 10-megapixel dilengkapi dengan Dual Pixel PDAF, sistem stabilisasi digital Super Steady, dan mampu merekam video hingga resolusi 4K.

Kamera depan tersebut punya aperture f1.9 dan menyuguhkan sudut pandang 80 derajat. Untuk Galaxy S10+, Samsung menyematkan kamera depan ekstra 8-megapixel (FF, f2.2, 90°) sebagai depth sensor.

Samsung Galaxy S10e
Samsung Galaxy S10e
Samsung Galaxy S10
Samsung Galaxy S10
Samsung Galaxy S10+
Samsung Galaxy S10+

Namun yang paling mengerikan tentu kamera belakangnya, Galaxy S10e punya konfigurasi dual camera dengan OIS, kamera utama 12-megapixel dengan lensa wide-angle 26mm, dilengkapi Super Speed Dual Pixel AF, dan Dual Aperture F1.5/F2.4. Kemudian, kamera sekunder 16-megapixel FF (f2.2) dengan lensa ultra wide 12mm. Konfigurasi tersebut juga menyuguhkan kemampuan 0.5x optical zoom dan 8x digital zoom.

Sementara, Galaxy S10 dan S10+ punya konfigurasi triple camera Dual OIS dengan tambahan kamera 12-megapixel PDAF, f2.4, dan OIS dengan lensa telephoto 52mm. Konfigurasi tersebut juga menyuguhkan kemampuan 0.5x/2x optical zoom dan 10x digital zoom.

Harga dan Ketersediaan

Samsung Galaxy S10, S10+, dan S10e akan tersedia pada tanggal 8 Maret di beberapa market tertentu, semoga Indonesia termasuk. Harganya mulai dari US$899.99 (Rp12 jutaan) untuk Galaxy S10, US$999.99 (Rp14 juta) untuk Galaxy S10+, dan US$749.99 (Rp10,5 juta) untuk Galaxy S10e.

Sumber: GSMArena

Kamera Super Zoom Panasonic Lumix FZ1000 II, Andalkan Optical Zoom 16x dan Perekam Video 4K

Kepopuleran kamera mirrorless dan pesatnya perkembangan teknologi kamera smartphone, membuat peminat kamera point-and-shoot terus menurun. Namun jenis kamera ini belum sepenuhnya ditinggalkan, sejumlah produsen kamera juga masih rajin merilis produk baru.

Yang terbaru, Panasonic telah mengumumkan Lumix FZ1000 II. Kamera digital super zoom ini mengusung sensor MOS 1 inci 20,1-megapixel, dengan lensa Leica DC 24-400mm (setara 35mm), rentang aperture f2.8-4.0, dan menawarkan kemampuan optical zoom sebanyak 16x.

7852977727

Focal lenght yang sangat panjang, tentunya membutuhkan sistem peredam getar yang andal. Panasonic pun membenamkan teknologi hybrid Optical Image Stabilizer 5-axis (OIS+). Fitur Level Shot juga tersedia, yang secara otomatis mendeteksi garis-garis horizontal agar hasil fotonya tidak miring.

Sebagai kamera point-and-shoot, lensa pada Lumix FZ1000 II tidak bisa dilepas tukar meski hadir dengan body seperti kamera mirrorless. Punya grip yang cukup besar, double dial untuk mengatur shutter speed dan aperture secara terpisah, serta double ring untuk mengatur fokus dan zoom.

1537414264

Layar LCD-nya mendukung touchscreen berukuran 3 inci dengan resolusi 1,24 juta dot dan punya mekanisme free-angle. Di atas layar, terdapat OLED live view finder dengan resolusi 2,36 juta dot.

Lumix FZ1000 II juga mampu merekam video 4K 30 fps dalam format MP4 pada bit rate 100 Mbps, frame pada video 4K tersebut bisa diekstrak menjadi sebuah foto. Sementara, perekaman di resolusi 1080p mencapai 120 fps.

Kecepatan foto beruntunnya sanggup hingga 12 fps. Hasil foto dan video bisa langsung dikirim secara instan berkat konektivitas WiFi dan Bluetooth. Daya tahan baterainya diklaim bisa menangani 440 jepretan sekali charge.

Rencananya Panasonic Lumix FZ1000 II akan tersedia pada akhir Maret 2019 dengan harga US$899 atau sekitar Rp12,6 juta. Dengan rentang harga yang sama, kita bisa mendapatkan kamera mirrorless Lumix GX9 atau Lumix GX85 yang lensanya dapat dilepas ganti.

Sumber: DPreview