HP Luncurkan Laptop Convertible Spectre x360 13 dan 15, Usung Battery Life 22,5 Jam

Belum lama ini HP telah meluncurkan dua laptop 2-in-1 convertible desain premium terbaru mereka, yaitu Spectre x360 13 dan Spectre x360 15. Selain memiliki kemampuan bisa digunakan layaknya tablet, duo laptop ini menawarkan battery life yang tahan lama, hardware powerful, dan konektivitas eSIM LTE (tergantung model).

Spectre x360 13 misalnya, layarnya 13,3 inci dengan resolusi 3840×2160 piksel atau 1920×1080 piksel. HP mengklaim laptop ini mampu bertahan hingga 22,5 jam.

hp-luncurkan-laptop-convertible-spectre-x360-13-dan-16

Kuncinya pada penggunaan panel layar 1-watt yang menyuguhkan kecerahan maksimal 400 nits dan prosesor Intel quad core “Whiskey Lake” terbaru. Dalam konfigurasi 1.6GHz Core i5-8265U atau 1.8GHz Core i7-8565U, GPU Intel HD 620, storage 256GB atau 512GB SSD, dan RAM 8GB atau 16GB DDR4.

Sementara, Spectre x360 15 juga cukup lama dengan battery life 17,5 jam dan memiliki sepasang port USB-C Thunderbolt untuk monitor dual-5K. Layarnya 15,6 inci dengan resolusi 3840×2160 piksel (4K) atau 1920×1080 piksel (650 nit).

Bagian intinya lebih kuat, karena ditujukan untuk fotografer, videografer, dan ilustrator. Dengan prosesor six-core 2.2GHz Core i7-8750H atau quad-core 1.8GHz Core i7-8565U, GPU Nvidia GeForce MX150 2GB atau GeForce GTX 1050Ti Max-Q, storage SSD 512GB, dan RAM 16GB DDR4.

Rencananya HP Spectre x360 13 dan 15 akan tersedia melalui situs web HP di AS dengan harga mulai dari US$1.149,99 atau sekitar Rp17,5 jutaan dan US$1.389,99 atau Rp21,1 jutaan untuk Spectre x360 15.

Sumber: Slashgear

Susul Canon EOS R, Kamera Mirrorless Full Frame Nikon Z 7 dan Z 6 Hadir di Indonesia

Saat ini Sony merupakan pemimpin pasar di segmen kamera mirrorless full frame dengan lensa native (FE) berjumlah 30. Sony jelas sangat ‘matang’, mereka telah mengembangkan format ini sejak tahun 2013 – namun persaingan sesungguhnya baru akan dimulai.

Bila sebelumnya tercatat hanya ada nama Sony dan Leica, kini sudah bergabung pula Canon dengan EOS R-nya, serta Nikon dengan Z6 dan Z7 yang baru saja tiba di Indonesia. Sony jelas harus khawatir, karena keduanya diciptakan untuk menggantikan lini DSLR mereka.

Belum lagi, Panasonic yang telah memastikan sedang mengerjakan dua mirrorless full frame Lumix S1R dan S1. Sementara, Fujifilm belum tertarik mengembangkan mirrorless full-frame dan memilih loncat ke mirrorless dengan medium format.

Nikon Z Series

Nikon Z7
Foto: Nikon.co.id

Seperti Sony Alpha A7 series dan Canon EOS R, Nikon Z series juga menarget kalangan profesional. Nikon Z 6 dan Z 7 menggunakan format baru, Nikon FX full frame dengan mount Nikon Z yang berdiameter lebih lebar yakni 55 mm.

Sebagai informasi, Sony E-mount memiliki diameter 46 mm dan Canon RF 54 mm. Singkatnya, ukuran mount yang lebih lebar ini membuka kemungkinan baru dalam merancang lensa yang berkualitas tinggi dengan aperture yang sangat besar, misalnya Nikkor Z 58mm f/0.95 S Noct yang rencananya dirilis pada tahun 2019.

Nikon Z6
Foto: Nikon.co.id

Saat ini, Nikon Z series baru hadir dalam tiga pilihan lensa saja, yaitu NIKKOR Z 24-70mm f/4 S, NIKKOR Z 35mm f/1.8 S, dan NIKKOR Z 50mm f/1.8 S.

Nikon Z 7 

Nikon Z7
Foto: Nikon.co.id

Nikon Z 7 mengusung sensor tipe CMOS ukuran full frame, resolusinya 45,7-megapixel dengan prosesor Expeed 6. Memiliki rentang sensitivitas standar ISO 64–25600, 493 titik fokus, 5 stop 5-axis image stabilization, dan kecepatan memotret beruntun pada 9 fps.

Nikon Z7
Foto: Nikon.co.id

Layar sentuh 3,2 inci resolusinya 2,1 juta dot dengan mekanisme titling. Di atas layar, terdapat electronic viewfinder yang menggunakan panel OLED resolusi 3,7 juta dot dengan magnification 0,8×.

Untuk perekaman videonya, Nikon Z 7 mampu merekam video 4K UHD (3840 × 2160) pada 30 fps yang mendukung PDAF dan IS di sensor. Serta, video Full HD hingga 120 fps.

Soal harga, untuk Z7 body only dibanderol Rp56.499.000 dan Rp63.499.000 dengan lensa NIKKOR Z 24-70mm F/4 S. Sementara, untuk paket dengan lensa NIKKOR Z 24-70mm F/4 S dan mount adapter Nikon FTZ harganya Rp66.499.000.

Nikon Z 6

Nikon Z6
Foto: Nikon.co.id

Nikon Z 6 memang mengusung resolusi yang lebih kecil yakni 24,5-megapixel, tetapi itu membuatnya lebih superior soal video. Di mana mampu merekam video 4K 30 fps yang oversampled (memakai penampang sensor secara menyeluruh), sehingga terlihat lebih tajam saat resolusinya diturunkan menjadi 4K.

Nikon Z6 mrmiliki rentang sensitivitas standar ISO 100–51200, 273 titik fokus, 5 stop 5-axis image stabilization, dan kecepatan continuous shooting 12 fps.

Nikon Z6
Foto: Nikon.co.id

Harga Nikon Z6 untuk body only dibanderol Rp35.499.000 dengan dengan mount adapter Nikon FTZ dan Rp42.499.000 dengan lensa NIKKOR Z 24-70mm F/4, serta Rp45.499.000 untuk paket komplet dengan lensa NIKKOR Z 24-70mm F/4 S dan mount adapter Nikon FTZ.

Pixii Adalah Kamera Digital Rangefinder dengan Leica M-Mount dan Terintegrasi ke Smartphone

Harus diakui, hasil foto dari kamera smartphone terutama seri terbaru kualitasnya sudah cukup baik. Prosesnya juga cepat, di mana secara default ada di mode auto, bahkan telah dilengkapi AI – jadi tinggal tekan tombol shutter saja.

Berbeda bila kita memotret menggunakan kamera digital, di mana kita bisa campur tangan untuk mengatur ISO, shutter speed, aperture, white balance, fokus, dan lainnya sesuai keadaan. Sehingga bisa menghasilkan foto yang ‘bernilai’, meskipun kerap kali hasilnya hanya tertimbun di kartu memori tanpa tindak lanjut.

Pixii-Front-View

Bila Anda penggemar fotografi dan pernah mengalami hal seperti di atas, maka Anda wajib berkenalan dengan Pixii. Sebuah kamera digital rangefinder dengan Leica M-mount dari perusahaan startup yang juga bernama Pixii asal Prancis.

Uniknya kamera ini adalah Pixii tidak memiliki layar di bagian belakang. Sebaliknya, pembuatnya merancang agar Pixii terintegrasi dengan smartphone dan hasil fotonya bisa dilihat dari layar smartphone.

Pixii-DosFondNoir

Pixii tidak memiliki slot kartu memori, sebagai gantinya hasil jepretannya bisa langsung dikirim ke smartphone lewat konektivitas WiFi atau Bluetooth. Tetapi, bagaimana bila Pixii tidak terhubung ke smartphone? Jangan khawatir, Pixii memiliki memori internal dengan pilihan kapasitas 8 GB atau 32 GB.

Kemudian, untuk membidik gambar dan mengatur komposisi foto bisa dilakukan melalui optical viewfinder dengan pembesaran 0.67x. Shutter speed bisa diatur ke auto atau manual, namun fokus dan aperture hanya bisa dikontrol secara manual.

pixi2

Di bagian atas juga terdapat layar kontrol dengan panel OLED yang menampilkan pengaturan kamera. Baterainya sendiri berjenis Li-ion dengan kapasitas 1.000 mAh.

Untuk saat ini, Pixii belum mengungkapkan harga, resolusi kamera, dan ukuran sensor yang digunakan. Yang pasti akan mengusung sensor tipe CMOS dengan global electronic shutter, sampling 12-bit, high dynamic range dengan rentang ISO dari 100 hingga 6400.

Sumber: DPreview

Lexar Umumkan Flash Drive USB 3.0, Dilengkapi Otentikasi Pemindai Sidik Jari

Buat kalian yang kerap menyimpan file penting di flashdisk atau yang menggunakannya untuk mentransfer data pekerjaan, produk baru dari Lexar ini pasti cukup menarik buat Anda.

Mereka telah mengumumkan flash drive USB 3.0 yang dilengkapi dengan otentikasi pemindai sidik jari dan 256-bit AES encryption untuk melindungi konten di dalamnya dari akses yang tidak sah.

Lexar-F35-PR6-256GB_copy

Adalah Lexar JumpDrive Fingerprint F35 USB 3.0 Flash Drive, flashdisk ini bisa merekam hingga sepuluh sidik jari pengguna. Sehingga memungkinkan menjadikannya sebagai media untuk mentransfer data pekerjaan dengan tim secara aman.

Lexar mengklaim bahwa kinerja dalam mengenali sidik jari penggunanya hanya membutuhkan waktu kurang dari satu detik dan memiliki read speed hingga 150 Mbps.

Kompatibel dengan platform Windows, Mac, dan Linux. Namun untuk mengelola sidik jari yang terdaftar, Lexar menyediakan software-nya di Windows.

Lexar JumpDrive Fingerprint F35 USB 3.0 Flash Drive tersedia dalam empat pilihan kapasitas yaitu kapasitas 32 GB dengan harga €29,99 (Rp522 ribuan), kapasitas 64GB seharga €44,99 (Rp784 ribuan), lalu 128 GB di €79,99 (Rp1,3 jutaan), dan kapasitas 256GB dengan harga €149,99 (Rp2,6 jutaan).

Sumber: Dpreview

Asus Umumkan Varian Baru Zen AiO 27 dengan Qi Wireless Charger

Asus telah mengumumkan varian baru dari PC All-in-One Zen AiO 27 series miliknya. Di mana kini diperlengkapi Qi wireless charger 7.5W di bagian dudukannya.

Artinya bila Anda memiliki smartphone yang support wireless charging, Anda bisa men-charge smartphone tanpa direpotkan dengan kabel. Selain itu, bentang layar 27 incinya juga telah disokong resolusi 4K.

i201810AM110000005_15393000281126090021934

Dari sisi desain, Asus Zen AiO 27 tampil stylish dengan kontruksi unibody dan finishing brushed metal-effect dalam warna deep dive blue, punya stan yang kokoh, dan dibubuhi warna rose gold di seluruh bagian tepian dudukannya.

Lebih jauh, Asus Zen AiO 27 didukung oleh prosesor Core i7-8700 generasi ke-8, GPU Nvidia GTX 1050, RAM 16 GB, hard drive 2TB, dan PCIe SSD 512GB. Sudah cukup kuat untuk mengedit foto dan video, bahkan rendering grafis 3D sekalipun.

Konektivitasnya juga tergolong lengkap, Asus menyematkan port Thunderbolt 3, tiga port USB 3.1 Type-A, port USB 2.0, port Ethernet, slot microSD, DJ jack, port HDMI in, dan port HDMI out sehingga memudahkannya untuk dijadikan layar eksternal.

Soal harga, Asus Zen AiO 27 seri Z272SD-XH751T ini dibanderol US$1.999 atau sekitar Rp30 jutaan di Amerika Serikat. Relatif mahal, tetapi itulah harga yang harus ditebus untuk Anda yang mementingkan keindahan dan estetika desain dengan kinerja yang andal.

Sumber: The Verge

5 Kamera Mirrorless Basic dengan Kemampuan Perekam Video 4K

Anda sedang mencari kamera mirrorless dan salah satu kriterianya punya kemampuan merekam video 4K? Tidak perlu bingung, karena saya telah memiliki rekomendasi lima kamera mirrorless basic yang bisa Anda pertimbangkan.

Perlu dicatat, di segmen ini fitur perekam video 4K-nya anggap saja hanya sebagai pelengkap. Misalnya untuk mengambil footage di kondisi tertentu dan produksi video utamanya pada resolusi 1080p.

Bila ingin memproduksi video sepenuhnya di resolusi 4K, Anda akan membutuhkan kamera lebih mahal, kartu memori kapasitas besar dengan read speed tinggi, dan juga komputer kelas atas untuk meng-edit hasil videonya. Mari mulai:

1. Panasonic Lumix DMC-G7 – Rp7,5 Jutaan

Panasonic-Lumix-DMC-G7

Panasonic Lumix DMC-G7 menggunakan sensor Micro Four Thirds dengan resolusi 16-megapixel. Bisa rekam video 4K pada 30 fps, 25 fps, 24 fps, dan 20 fps. Serta, video Full HD pada 60 fps, 50 fps, 30 fps, dan 25 fps.

Kamera ini cocok untuk Anda yang baru mulai menjadi video content creator di YouTube, tapi punya budget yang sangat ‘mepet’. Layar 3 inci yang fully articulated bisa buat aktivitas vlog, sangat membantu bila Anda memproduksi video seorang diri.

Dibanderol dengan harga Rp7,5 jutaan, Anda sudah mendapatkan lensa kit 14-42mm f/3.5-5.6 OIS yang serba guna. Koleksi lensa lainnya harganya juga cukup terjangkau.

2. Fujifilm X-T100 – Rp10,5 Juta

Fujifilm X-T100

Fujifilm X-T100 menggunakan sensor APS-C dengan resolusi 24-megapixel. Perekaman video 4K-nya hanya sebatas 15 fps saja dan video Full HD pada 60 fps, 24 fps, dan 23,98 fps.

Bagian paling menarik pada Fujifilm X-T100 adalah desain retro yang keren banget, feel-nya juga premium. Layar 3 incinya bisa tilt up, tilt down, dan di flip ke samping hingga 180 derajat – jadi asyik untuk aktivitas foto maupun video.

Harga body only Fujifilm X Rp9 juta dan Rp10,5 juta dengan lensa kit 15-45mm f/3.5-5.6 OIS.

3. Canon EOS M50 – Rp11 Juta

Canon-EOS-M50

Canon EOS M50 menggunakan sensor APS-C dengan resolusi 24-megapixel. Bisa merekam video 4K pada 23,98 fps hingga bit rate 120 Mbps dan video Full HD pada 60 fps, 30 fps, dan 23,98 fps.

Layar 3 inci full touchscreen dan full articulated yang hampir bisa diputar ke segala arah dan bisa ditutup saat tidak digunakan. Berkat penggunaan prosesor terbaru Digic 8, kamera ini memiliki performa Dual Pixel AF yang kencang.

Harga Canon EOS M50 dibanderol Rp11 juta dengan lensa kit 15-45mm f/3.5-6.3 IS, serta tersedia dalam pilihan warna white dan black.

4. Panasonic Lumix DMC-G85 – Rp11 Juta

Panasonic-Lumix-DMC-G85

Panasonic Lumix DMC-G85 menggunakan sensor Micro Four Thirds, dengan resolusi 16-megapixel. Mampu merekam video 4K pada 30 fps dan 24 fps dengan bit rate 100 Mbps, serta video Full HD pada 60 fps, 30 fps, dan 24 fps.

Kamera ini juga sudah dipersenjatai 5-axis image stabilization dengan Dual I.S. 2, fitur video Cinelike V profile, dan layar 3 inci full articulated. Bila sebagian besar kebutuhan Anda adalah video, maka kamera ini sangat cocok untuk Anda.

Harga body only Panasonic Lumix DMC-G85 dibanderol Rp9 juta dan Rp11 juta dengan lensa kit 14-42mm f/3.5-5.6 OIS.

5. Sony Alpha A6300 – Rp13 Juta

Sony-Alpha-A6300

Sony Alpha A6300 menggunakan sensor APS-C, resolusi 24-megapixel. Dengan kemampuan merekam video 4K pada 30 fps dan 24 fps, serta video Full HD pada 120 fps, 60 fps, 30 fps, dan 24 fps.

Keunggulan kamera ini memang terletak pada videonya, di mana video 4K direkam pada format Super 35. Kamera menggunakan area 20-megapixel dari sensor, full pixel readout tanpa pixel binning. Sony A6300 juga dilengkapi fitur mewah S-log gamma 3 yang membuatnya bisa digunakan untuk membuat konten video lebih serius.

Cocok juga bagi Anda yang memiliki kebutuhan foto dan video berimbang yang lebih serius. Harga body only Sony Alpha A6300 ini dibanderol Rp11 juta dan Rp13 juta dengan lensa kit 16-50mm f/3.5-5.6.

Verdict

Dari lima rekomendasikan di atas, ada dua yang bisa digunakan untuk produksi konten video cukup serius yakni Panasonic Lumix DMC-G85 dan Sony Alpha A6300. Tetapi, bila kebutuhan Anda berimbang antara foto dan video, Sony Alpha A6300 dengan sensor APS-C resolusi 24-megapixel menawarkan kualitas gambar lebih baik. Pilihan tetap di tangan Anda.

Google Pixel 3 XL Support Pemutaran Video HDR 1440p 60 fps

YouTube memiliki konten dalam format HDR yang bisa dinikmati lewat smartphone. Namun, tidak semua smartphone mendukung pemutaran video HDR – Anda bisa melihat perangkat yang didukung di situs web resmi YouTube Device Report.

Dibanding video biasa, video dalam HDR ini menjanjikan kualitas video yang lebih baik dengan kontras dan warna yang telah ditingkatkan. Bisa dinikmati dalam resolusi 1080p 60 fps hingga maksimum 1440p 60 fps.

Perangkat terbaru yang mendukung resolusi maksimum tersebut ialah Google Pixel 3 XL. Sementara, Pixel 3, Pixel 2, dan Pixel 2 XL hanya mendukung pemutaran video HDR maksimum pada 1080p fps saja.

Pixel 3 XL memang lebih istimewa dibanding Pixel 3. Selain punya notch, Pixel 3 XL mengusung ukuran dan resolusi layar lebih besar yakni 6,3 inci 1440×2960 piksel, dalam aspek rasio 18.5:9.

Google sendiri sempat menghapus pemutaran video HDR 1440p pada 60 fps di aplikasi YouTube-nya, karena dijumpai isu ‘dropping frames‘. Kemudian dihadirkan kembali pada sejumlah perangkat seperti Samsung Galaxy S9, Galaxy S9+, dan Galaxy Note 9.

Sumber: PhoneArena

AnTutu Merilis Daftar Smartphone dengan Performa Terbaik Edisi September 2018

Hasil benchmark memang bukan merupakan tolok ukur satu-satunya untuk menilai performa dari smartphone. Terlebih setelah terungkap isu bahwa beberapa pabrikan ponsel tertangkap basah bermain curang.

Terlepas dari isu tersebut, salah satu standar aplikasi benchmark yakni AnTutu telah merilis laporan bulanan mereka. Mengenai daftar smartphone Android dengan performa terbaik versi AnTutu edisi bulan September 2018.

ROG Phone berhasil menduduki peringkat pertama dengan skor 299.706 poin. Salah satu penyebabnya mungkin karena smartphone gaming Asus ini menggunakan chipset Snapdragon 845 dengan CPU yang telah di-overclock, di mana empat core Kryo 385 Gold 2,8GHz ditingkatkan menjadi 2,96GHz.

Urutan kedua masih smartphone gaming, Xiaomi Mi Black Shark, diikuti OnePlus 6, Vivo NEX S, Xiaomi Mi 8, OPPO Find X, Samsung Galaxy Note 9 (SDM845), Asus Zenfone 5Z, Xiaomi Mi Mix 2S, dan Xiaomi Mi Pocophone F1. Dari daftar 10 smartphone tersebut, baru ada tiga perangkat yang bisa dibeli di Indonesia yakni OPPO Find X, Asus Zenfone 5Z, dan Pocophone F1 – Samsung Galaxy Note 9 tidak termasuk karena kita hanya kebagian versi Exynos 9810 Octa.

Daftar di atas didominasi oleh smartphone yang ditenagai chipset Snapdragon 845, namun kemungkinan edisi bulan Oktober akan lebih menarik. Hal ini karena Huawei telah resmi merilis smartphone flagship Mate series yang diotaki chipset 7nm Kirin 980.

Sebagai pengingat, skor yang tertera di atas merupakan nilai rata-rata, data dikumpulkan pada periode 1 – 3 September 2018, jumlah data minimal 1.000 unit, dan menggunakan aplikasi benchmark AnTutu versi V7.

Sumber: AnTutu

Apakah Smartphone dengan Lebih Banyak Sensor Kamera Berarti Lebih Baik?

Teknologi kamera pada smartphone terus berkembang, kualitas hasil fotonya pun semakin baik. Kini, kamera smartphone bukan lagi tentang besaran resolusi megapixel, tetapi soal fitur dan jumlah sensor yang dibenamkan.

Ya, saya akan bicara soal smartphone quad camera pertama – Samsung Galaxy A9, smartphone triple camera Leica – Huawei Mate 20 Pro, dan smartphone single cameraGoogle Pixel 3. Apakah smartphone dengan sensor kamera lebih dari satu berarti lebih baik?

Lebih Banyak Fitur

Saat tren smartphone dual camera dimulai, saya salah satu orang yang sangat antusias menyambutnya. Betapa senangnya bisa memotret foto dengan efek bokeh seperti hasil kamera digital dengan lensa aperture besar, meskipun hasilnya ‘mengerikan’.

Atau pendekatan lain seperti kemampuan optical zoom, menawarkan jangkauan bidikan yang lebih luas (wide-angle), hingga untuk meningkatkan kualitas foto itu sendiri. Kalau dulu kita harus memilih satu atau dua fitur di atas, tapi sekarang bisa diperoleh semua.

samsung-galaxy-a9

Pada Galaxy A9, Samsung mengandalkan kamera utama resolusi 24-megapixel (f/1.7 dan PDAF), lensa ultra wide 12mm dengan resolusi 8-megapixel (f/2.4), lensa telephoto resolusi 10-megapixel (f/2.4) dengan kemampuan optical zoom 2x, dan kamera 5-megapixel (f/2.2) sebagai depth sensor.

huawei-mate-20-pro

Sementara, spesifikasi teknis Huawei Mate 20 Pro lebih ‘seram’. Kamera utama beresolusi 40-megapixel dengan lensa wide 27mm (f/1.8, 1/1.7″, PDAF/Laser AF), kamera kedua 20-megapixel dengan lensa ultra wide 16mm (f/2.2, 1/2.7″, PDAF/Laser AF), dan kamera ketiga 8-megapixel dengan lensa telephoto 80mm (f/2.4, 1/4″, OIS, PDAF/Laser AF) yang menawarkan kemampuan optical zoom 5x.

Google Pixel 3

Di sisi lain, kita tahu kemampuan kamera Google Pixel memiliki reputasi yang sangat baik dengan software canggih dan algoritma berbasis machine-learning. Google pun masih melakukan pendekatan yang sama pada Pixel 3, dengan satu buah kamera beresolusi 12,2-megapixel dan lensa wide 28mm (f/1.8, 1/2.55″, 1.4µm, OIS, dual pixel PDAF) di bagian belakang.

Meski punya satu buah kamera, Pixel 3 menyuguhkan fitur digital zoom yang disebut Super Res Zoom yang kemampuannya diklaim setara dengan optical zoom 2x. Serta, mode portrait berbasis machine-learning untuk mendapatkan efek bokeh yang lebih natural dan banyak lagi fitur-fitur yang ditawarkan Pixel 3.

Bagaimana menurut kalian, apakah smartphone dengan lebih dari satu kamera lebih baik? Saya belum bisa bicara lebih jauh sebelum mencoba ketiga smartphone di atas, yang jelas potensi yang dimiliki oleh Huawei Mate 20 Pro maupun Samsung Galaxy A9 cukup besar – tapi pendekatan Google juga sudah benar.

Sony Umumkan Lensa FE 24mm F1.4 G Master, Body Ringkas dengan Kontrol Lengkap

Lensa E 50mm f/1.8 OSS adalah lensa fix pertama yang saya gunakan, berpasangan dengan Sony Alpha A6000. Sampai sekarang pun saya masih menggunakan lensa fix, yaitu lensa FE 50mm f/1.8 di body Sony Alpha A7.

Kalau ditanya kenapa memilih lensa fix? Alasannya ialah karena memiliki aperture maksimum besar, yakni f/1.8 bahkan ada yang sampai f/1.4. Artinya, kita bisa menghasilkan foto dengan efek bokeh yang mempesona dan tetap bisa memperoleh foto yang cerah di dalam ruangan atau dalam kondisi penerangan temaram.

Tantangannya ialah karena jarak fokal dari lensa ini tetap alias tidak bisa zoom, maka untuk mendapatkan komposisi yang kita inginkan harus repot bergerak maju atau mundur. Selain itu, aperture besar juga memiliki depth-of-field yang sangat sempit. Tetapi, semua itu terbayar karena rata-rata kualitas foto yang dihasilkan relatif lebih tajam.

sony-umumkan-lensa-fe-24mm-f1-4-g-master-1

Bicara soal lensa fix atau prime, Sony baru saja mengumumkan lensa FE 24mm f/1.4 G Master (model SEL24F14GM) di Indonesia. Lensa full frame wide-angle dengan bukaan besar bagian dari lini lensa G Master series andalan Sony ini dibanderol Rp22.999.000.

Dengan ini, lensa native full frame E-mount kini berjumlah 30 dan totalnya menjadi 48 bila termasuk lensa E-mount APS-C. Nah di acara peluncuran lensa FE 24mm f/1.4 GM, saya berkesempatan mencobanya dengan body Sony Alpha A9 – kesannya sebagai berikut.

Body Ringkas dengan Kontrol Penuh

Sebelum bicara tentang teknologi di dalamnya, mari bahas bagian luarnya dulu. Salah satu kelebihan lensa fix ialah ukurannya yang ringkas dan lensa FE 24mm ini punya diameter filter 67mm, ukuran body 75,4mm x 92,4mm, dan bobot yang ringan – hanya 445 gram.

Hal yang saya suka ialah kontrol tambahan di body lensa. Biasanya desain lensa fix Sony sangat minimalis, hanya dijumpai ring untuk manual fokus. Namun pada lensa FE 24mm didapati aperture ring, aperture click switch, tuas AF ke MF atau sebaliknya, dan tombol focus hold – bagi saya semua itu cukup berarti untuk kontrol lebih cepat.

Desain Optikal Baru

sony-umumkan-lensa-fe-24mm-f1-4-g-master

Lensa FE 24mm f/1.4 GM ini menggunakan desain optikal baru,
yang mampu menangkap detail dengan resolusi tinggi pada seluruh frame, bahkan pada aperture f/1.4.

Lensa ini terdiri dari 10 kelompok berisi 13 elemen, termasuk dua elemen XA (extreme aspherical) dan tiga elemen ED (Extra-low-Dispersion) yang secara efektif menahan saggital flare agar titik sumber cahaya direproduksi secara akurat dan lapisan Nano Coating juga digunakan untuk mengurangi flare dan ghosting.

Selain itu, lensa ini memiliki jarak minimal fokus 24mm dan sebagai lensa wideangle – lensa ini juga serba guna untuk kebutuhan foto maupun video. Tentu saja, ideal untuk fotografi landscape, portrait, street, dan penikmat foto di malam hari.

Berikut ini sejumlah hasil foto menggunakan lensa lensa FE 24mm f/1.4 GM:

DSC00031

Bila Anda tertarik, keran pre-order lensa FE 24mm f/1.4 GM telah dibuka pada tanggal 19 hingga 28 Oktober 2018 dengan harga Rp22.999.000 di Blibli.com. Kemudian akan tersedia di gerai-gerai Sony pada tanggal 3 November 2018.