[Panduan Pemula] Cara Membuat Gambar Thumbnail untuk YouTube dan Social Post

Ingin menjadi YouTuber atau influencer di media sosial yang memiliki pengaruh besar? Tentu kita harus punya banyak subscriber/follower. Youtuber atau influencer sendiri telah menjadi tren belakangan ini.

Salah satu cara untuk meningkatkan engagement ialah dengan menggunakan gambar thumbnail dan caption yang menarik. Gambar thumbnail sendiri adalah gambar pratinjau atau kilasan yang merujuk pada isi konten tertentu.

Tantangannya adalah tiap-tiap platform media sosial memiliki aspek rasio gambar yang berbeda-beda. Misalnya, di YouTube sendiri, gambar thumbnail yang seringkali digunakan adalah rasio lebar tinggi 16:9 dengan ukuran tidak lebih dari 2 MB.

Namun itu bukan masalah, karena kita bisa menyesuaikan aspek rasio dari gambar yang kita edit dan ingin kita gunakan mengandalkan aplikasi semacam Adobe Spark Post atau Canva. Dengannya, Anda bisa dengan mudah membuat YouTube thumbnail dan social post lewat HP atau smartphone Anda, begini caranya.

Adobe Spark Post

Kedua aplikasi ini tersedia untuk platform mobile, baik Android maupun iOS. Bagi yang ingin membuat thumbnail dengan PC/laptop, Adobe Spark Post dan Canva juga tersedia dalam bentuk aplikasi web yang bisa diakses melalui browser.

Kelebihan Adobe Spark Post adalah kita bisa membangun personal brand, meski hanya sebatas dalam wujud logo dan harus berlanggan paket CC Photography untuk mendapatkan fitur premium tersebut. Langkah-langkahnya sebagai berikut:

  • Buka Adobe Spark Post, pilih template, dan klik ‘remix‘.
  • Lalu, klik ‘add‘ untuk menambah photo, text, icon, dan logo. Kita bisa me-replace foto dan memberi caption yang menarik.
  • Kita juga bisa mengganti template, layout, dan menambah filter.
  • Lalu, pilih resize, pilih YouTube Thumbnail atau aplikasi media lain seperti Instagram dalam rasio square, landscape, atau portrait dan lainnya.

Canvas

Seperti Adobe Spark Post, dengan Canvas Anda juga bisa membuat YouTube Thumbnail  dan social post dalam beragam aspek rasio. Bedanya, kita tidak bisa mengganti aspek rasio gambar dari template yang kita pilih. Caranya sebagai berikut:

  • Buka Canvas, langsung saja scroll ke bawah, pilih YouTube Thumbnail atau aspek rasio lainnya, dan pilih template.
  • Anda bisa membubuhi caption, replace image, tambah grafik, mengganti template, dan menambah page bila ingin membuat desain lebih dari satu.

Begitulah langkah mudah membuat gambar thumbnail untuk YouTube dan social post lainnya. Pastikan Anda mengikuti caranya dengan benar agar tidak terjadi kebingungan.

UniPin Resmi Menggelar Kompetisi Esports SEACA Tingkat Asia Tenggara

Potensi esports di Indonesia terus meningkat, hal tersebut dibuktikan dari munculnya sejumlah kompetisi besar di ranah gaming. Salah satunya dari UniPin esports, mereka telah resmi menggelar kompetisi esports tingkat Asia Tenggara bertajuk SEACA (South East Asia Cyber Arena) yang berlangsung pada tanggal 17 sampai 21 Oktober 2018.

Kompetisi SEACA ini menghadirkan tim-tim profesional dari Malaysia, Thailand, Singapura, dan Filipina – mereka akan berlaga untuk memperebutkan total hadiah senilai Rp1,4 milyar. Beberapa game yang dipertandingkan antara lain: Mobile Legends: Bang Bang, Arena of Valor (AOV), PlayerUnknown’s Battleground (PUBG), Point Blank, dan DOTA 2.

Kompetisi SEACA diawali babak kualifikasi, di Indonesia sendiri telah digelar di 16 kota dan menjaring 230 finalis. Acara finalnya akan diadakan di Mall Taman Anggrek Jakarta dan diagendakan dibuka oleh Presiden Republik Indonesia, Bapak Ir. H. Joko Widodo (Jokowi).

Foto 4

Di acara SEACA ini, turut menghadirkan kompetisi World Electronic Sports Games (WESG) dengan total hadiah sebesar US$5,5 juta, di mana pemenangnya akan dikirim untuk bertanding mewakili Indonesia di kancah Internasional yang grand final- nya akan diselenggarakan di China.

Perkembangan Esports

Menurut Newzoo, pada tahun 2017 terdapat 43,7 juta gamer di Indonesia yang rela membelanjakan uangnya hingga total US$880 juta dan menempatkan Indonesia di posisi 16 dunia dari sisi pendapatan yang berasal dari game online.

Sementara, di kawasan Asia Tenggara terdapat 9,5 juta penggiat esports, jumlah ini akan naik dua kali lipat di tahun 2019. Diperkirakan total jumlah penonton esports lebih dari 40 juta orang di tahun 2019, dan Indonesia termasuk dalam 6 negara besar selain Malaysia, Filipina, Singapura, Thailand, dan Vietnam yang menyumbang 98% penggiat esports di kawasan ini.

Setelah pada Asian Games 2018 menjadi pertandingan eksibisi, esports akan mulai dipertandingkan di ajang Asian Games 2022 mendatang. Fenomena meningkatnya pertumbuhan industri esports di kawasan Asia Tenggara ini yang menjadi pertimbangan PT. Dua Puluh Empat Jam Online membentuk UniPin esports untuk menggelar acara SEACA.

Foto 3

“Kami ingin membangun dan mempromosikan gaya hidup sehat melalui esports. Hal ini sejalan dengan visi kami menjadikan Indonesia sebagai pusat esports se-Asia Tenggara, karena Indonesia memiliki potensi yang sangat besar yaitu populasi terbesar di Asia Tenggara dan ke-4 di dunia. Kami yakin dan mampu untuk mencapai visi dan misi tersebut, karena kami memiliki dukungan teknologi dan analisis data yang memudahkan untuk memetakan perilaku dan preferensi para gamer.” Ujar Co-founder & CEO UniPin, Ashadi Ang.

“Melalui event SEACA ini kami berharap akan memotivasi serta menumbuhkan kesadaran pada generasi muda bahwa esports bila ditekuni secara sungguh-sungguh dan profesional akan menjadi profesi yang sangat menjanjikan. Harapan kami kedepannya dukungan dari berbagai pihak, khususnya pemerintah akan semakin besar sehingga industri esports akan semakin berkembang dan Indonesia sebagai pusat eSports di Asia Tenggara akan tercapai.” tambah Ashadi.

Selain itu, kompetisi Cosplay juga turut meramaikan acara ini dan penutupan akan dihadiri oleh Menteri Komunikasi dan Informatika, Bapak Rudiantara S.Stat. MBA, serta performance dari RAN. Bagi masyarakat umum yang ingin hadir menonton, acara ini tidak dipungut biaya dan bisa langsung datang ke Mall Taman Anggrek.

Disclosure: DailySocial merupakan media partner UniPin Esports

[Review] Canon EOS M50: Mirrorless Basic dengan Fitur Komplet

Canon merilis kamera mirrorless EOS M pertama pada tahun 2012, menggunakan sensor berukuran APS-C dan sistem lensa EF-M. Sampai sekarang sudah ada tujuh anggota keluarga EOS M series, namun keseriusan Canon memang baru terlihat pada EOS M50.

Sejumlah fitur yang paling mencolok pada EOS M50 ialah kemampuan merekam video 4K, diperlengkapi dengan viewfinder (EVF), dan layar full vari-angle yang bisa dibuka ke samping dan diputar 360 derajat. Langsung saja, berikut review Canon EOS M50 – sebelum itu di bawah ini merupakan jajaran Canon EOS M series:

  • 2012 – EOS M
  • 2015 – EOS M3
  • 2016 – EOS M10
  • 2016 – EOS M5
  • 2017 – EOS M100
  • 2017 – EOS M6
  • 2018 – EOS M50

Desain Body Canon EOS M50

Review-Canon-EOS-M50

Penamaan kamera mirrorless Canon memang tidak beraturan, tapi kalau dilihat dari garis desain dan kelengkapan kontrol kamera yang dimiliki urutannya ialah:

  • EOS M, EOS M3, dan EOS M6
  • EOS M10 dan EOS M100
  • EOS M5 dan EOS M50

Saya terkejut saat pertama melihat EOS M50, ternyata ukurannya tidak begitu besar. Dimensi 116,3×88,1×58,7 mm dan bobot 390 gram (body only), membuat kamera ini praktis untuk ditenteng dan tidak begitu ‘makan tempat’ saat disimpan.

Review-Canon-EOS-M50

Soal tampilan, EOS M50 mewarisi desain EOS M5 dengan style DSLR. Hand grip-nya cukup besar sehingga lebih nyaman di tangan, ada hotshoe untuk memasang aksesori seperti flash atau mikrofon eksternal, dan electronic viewfinder di bagian “punuk” yang menyuguhkan pengalaman memotret yang menyenangkan.

Unit kamera yang saya review berwarna putih, dengan sentuhan glossy yang cukup menarik perhatian. Meski build quality-nya sudah bagus, namun material plastik yang digunakan menyuguhkan feel kurang premium di tangan. Saya lebih suka warna hitam dengan finishing matte yang tampil lebih kalem.

Kontrol Kamera Canon EOS M50 

Review-Canon-EOS-M50

Kontrol kamera yang disematkan tidak selengkap EOS M5, hanya ada mode dial shooting untuk beralih mode pengambilan gambar dan satu dial utama di sekeliling tombol rana yang fungsinya serba guna untuk menyetel seperti shutter speed, aperture, dan ISO.

Untuk tata letak atribut tombol terkonsentrasi di bagian kanan, di panel atas sebelah kanan ditemukan tombol shutter, tombol movie, saklar on/off, tombol M-Fn yang bisa disesuaikan, hotshoe, dan internal flash.

Bagian depan, didapati mount lensa EF-M, tombol untuk membuka lensa, dua mikrofon, dan lampu AF illuminator atau self timer.

Beralih ke belakang, ada electronic viewfinder (EVF) dengan panel OLED beresolusi 2,36 juta dot. Layar 3 inci full touchscreen yang sudah mendukung fungsi tap-to-focus, touch shutter, dan navigasi menu. Serta, full articulated yang hampir bisa diputar ke segala arah dan bisa ditutup saat tidak digunakan.

Di samping layar, diperoleh sejumlah tombol seperti AE lock, AF frame selection, Info, Menu, Playback, dan tombol navigasi yang masing-masing dilengkapi fungsi tertentu.

Port HDMI, micro USB, dan fungsi WiFi bertempat di sisi kanan. Port input mikrofon eksternal 3,5 mm dan area NFC di sisi kiri. Sementara, slot baterai, kartu memori, dan lubang soket tripod berada di bawah.

Fitur dan Spesifikasi Canon EOS M50

Review-Canon-EOS-M50

Bagian inti EOS M50 ialah sensor tipe CMOS, berukuran APS-C, resolusi 24,1-megapixel, dan diotaki prosesor pengolah gambar terbaru Canon, Digic 8.

Prosesor baru ini, berkontribusi pada peningkatan kinerja Dual Pixel AF. Sekarang menampilkan lebih banyak titik AF, yakni 99 titik hingga 143 titik dan cakupan area lebih besar yakni 80% vertikal  x 80% horizontal hingga 88% x 100% pada lensa tertentu.

Kombinasi tersebut juga membuatnya mampu menjepret berturut-turut 10 foto per detik di focus mode AF-S (Single-shot AF) dan 7,4 foto per detik di AF-C (Continuous AF). Dengan tingkat sensitivitas native ISO dari 100 hingga 25.600 yang bisa diekspansi hingga ISO 51.200.

EOS M50 juga merupakan kamera mirrorless pertama yang mendukung file format RAW Canon yang baru yaitu CR3. Jenis RAW ini menawarkan kualitas tinggi dengan menyimpan resolusi penuh 24-megapixel, tapi dalam ukuran file 40% lebih kecil.

Salah satu keuntungan memotret dalam format RAW ialah memberi Anda fleksibilitas yang lebih besar saat mengolah foto-foto. Anda bisa meng-edit foto RAW di aplikasi Canon Digital Photo Professional.

Kemampuan Perekaman Video Canon EOS M50

EOS M50 adalah kamera mirrorless pertama Canon yang mampu merekam video resolusi 4K (3840×2160 piksel), meski dengan crop 1,7x, dan frame rate 25 fps. Sementara, di resolusi 1080p bisa direkam pada 50 fps dan resolusi 720p hingga 100 fps.

Untuk mendukung produksi video, EOS M50 juga dilengkapi dengan teknologi stabilisasi Dual Sensing IS untuk menetralkan getaran. Di mana sistem menggunakan sensor gyro dan informasi dari sensor CMOS untuk mendeteksi gerakan.

Layar full articulated, perekaman video 4K, dan Dual Sensing IS – membuat EOS M50 sudah cukup mumpuni untuk produksi konten video untuk YouTube. Untuk hasil terbaik, cukup merekam pada resolusi 1080p saja dan ambil footage tertentu pada resolusi 4K.

Sayangnya, teknologi Dual Pixel AF tidak bekerja pada perekaman video 4K, di mana kamera hanya sebatas melakukan contrast detection AF. Bila fitur perekaman video yang Anda cari, maka Sony Alpha A6300 atau Panasonic Lumix G85 bisa dilirik.

Pengalaman Menggunakan Canon EOS M50

Review-Canon-EOS-M50

Harus diakui, desain layar full articulated ini asyik. Sangat memudahkan saat mengatur komposisi dan memotret dari berbagai sudut – baik foto maupun video.

Keberadaan viewfinder menyuguhkan kepuasan tersendiri. Bagian kerennya, EOS M50 mendukung opsi AF Touchpad yang memungkinkan kita mencari titik fokus dengan mengusap layar.

Mode silent shutter juga menarik, memungkinkan kita mengambil foto tanpa menarik banyak perhatian. Pengoperasian EOS M50 relatif mudah dan digunakan oleh siapa saja yang menginginkan hasil foto yang lebih baik daripada kamera smartphone.

EOS M50 menggunakan baterai tipe LP-E12, sama seperti EOS M100 yang hanya mampu menyuguhkan 235 foto sekali charge. Namun kita bisa mengaktifkan ‘mode Eco‘ yang diyakini mampu sedikit memperpanjang hingga 370 foto.

Hal yang sangat menyebalkan adalah meski kamera ini punya port micro USB, tapi kita tidak bisa men-charge kamera langsung dari kamera. Artinya, tidak bisa di-charger pakai powerbank – sebaiknya membeli baterai cadangan.

Review-Canon-EOS-M50

Konektivitas yang dibenamkan sangat lengkap, dari Bluetooth, WiFi, hingga NFC. Jangan lupa menginstal aplikasi Canon Camera Connect di smartphone, di mana hasil foto akan secara otomatis ditransfer ke smartphone sehingga bisa langsung posting ke media sosial.

Bluetooth membuat kedua perangkat terhubung, bahkan ketika kamera dimatikan. Proses setup-nya agak sedikit rumit, hanya bisa mengirim hasil foto, dan tidak bisa mengirim video.

Tentang kualitas hasil foto EOS M50 sudah amat baik, terutama di ISO rendah 100 hingga 800 – warna yang disuguhkan juga khas Canon – terlihat menyenangkan. Sementara di kondisi temaram, sebaiknya tidak menggunakan ISO lebih dari 6400 – karena noise akan mulai menampakkan diri.

Berikut beberapa hasil foto Canon EOS M50 menggunakan lensa EF-M15-45 mm f/3,5-6,3 IS STM:

Verdict

Review-Canon-EOS-M50

Jujur saja, impresif awal saya agak skeptis pada EOS M50. Karena merupakan kamera basic, tetapi keraguan tersebut telah lenyap setelah dimanjakan beragam fitur-fiturnya. EOS M50 mampu memenuhi kebutuhan saya seperti untuk meliput acara, serta foto dan video produk review. Harusnya juga sudah mencukupi untuk memenuhi berbagai kebutuhan dasar Anda juga.

Layar full articulated dan full touchscreen, electronic viewfinder dengan AF Touchpad, perekaman video 4K, stabilisasi Dual Sensing IS, prosesor terbaru Digic 8 yang membuat kinerja kamera secara keseluruhan meningkat signifikan, dan body yang ringkas – kamera ini asyik dan mudah digunakan.

Menurut saya, ideal untuk para video content creator [baca: YouTuber] atau pehobi fotografi terutama pengguna smartphone yang bercerita lewat foto dengan memberikan sentuhan seperti setting eksposur, titik fokus, warna, komposisi, dan kreativitas yang kita dimiliki.

Sparks

  • Layar full articulated dan full touchscreen
  • Electronic Viewfinder
  • Perekaman video 4K
  • Silent Mode
  • Konektivitas lengkap dan bisa transfer hasil foto otomatis ke smartphone

Slacks

  • Dual Pixel AF tidak bekerja pada perekaman video 4K
  • Crop 1,7x di 4K, susah mengambil video dalam wide-angle
  • Tidak mendukung pengisian USB langsung ke kamera

Huawei Umumkan Mate 20 dan Mate 20 Pro, Usung Triple Camera Leica dan In-Display Fingerprint

Tepat setelah Samsung dan Apple, saat ini Huawei merupakan pabrikan ponsel terbesar ketiga di dunia. Mereka baru saja mengumumkan smartphone flagship terbaru yakni Mate 20 dan Mate 20 Pro.

Huawei Mate 20 Pro

Saya langsung loncat ke bagian paling menarik yaitu triple camera Leica pada Mate 20 Pro yang punya kisaran focal length 16mm hingga 80mm. Bedanya dengan P20 Pro adalah Mate 20 Pro tidak memiliki sensor monokrom dan digantikan oleh sensor RGB dengan lensa ultra wide 16mm.

Kamera utama Mate 20 Pro adalah sensor berukuran 1/1.7 inci, dengan resolusi 40-megapixel, aperture f/1.8, lensa wide 27mm, serta mengemas teknologi PDAF/Laser AF dan pengaturan Quad Bayer.

3

Kamera kedua memiliki sensor berukuran 1/2.7 inci, resolusi 20-megapixel, aperture f/2.2, lensa ultra-wide 16mm, dan teknologi PDAF/Laser AF. Tak hanya mampu menangkap pemandangan yang lebar, tetapi juga memiliki jarak fokus minimum 2,5 cm yang memungkinkan fotografi close-up atau makro yang lebih baik.

Sementara, kamera ketiga hadir dengan sensor berukuran 1/4 inci, beresolusi 8-megapixel, aperture f/2.4, dan lensa telephoto 80mm. Lengkap dengan teknologi OIS, PDAF/Laser AF, dan menawarkan optical zoom 5x.

9

Selain itu, Mate 20 Pro memiliki rentang ISO hingga 51200 yang membantu mendapatkan bidikan cerah meski dalam kondisi temaran dan mode Super HDR yang menggabungkan 10 frame untuk meningkatkan dynamic range.

Untuk fungsi face unlock, video call, dan juga selfie – Mate 20 Pro mengandalkan kamera 24-megapixel, dengan lensa wide 26mm, dan aperture f/2.0. Huawei memberi dua opsi untuk membuka kunci layar, 3D face scanner dan in-display fingerprint sensor.

4

Untuk spesifikasi lainnya, Mate 20 Pro mengusung curved OLED 6,39 inci dengan desain notch seperti iPhone X, resolusi 1440×3120 piksel, dan rasio 19.5:9.

Ditenagai SoC teranyar HiSilicon Kirin 980 yang dibuat pada fabrikasi 7 nm, berpadu RAM 6GB dan storage 128GB. Chipset ini terdiri dari CPU octa-core (2×2.6 GHz Cortex-A76, 2×1.92 GHz Cortex-A76, dan 4×1.8 GHz Cortex-A55), dan GPU Mali-G76 MP10.

Smartphone ini memiliki kapasitas tangki baterai 4.200 mAh, dengan teknologi fast charging terbaru SuperCharge. Di mana baterai akan terisi 70 persen hanya dalam waktu setengah jam saja.

Didukung pula Wireless Quick Charge, tetapi kecepatan pengisiannya lebih lambat – hanya 30 persen dalam waktu setengah jam. Harga Huawei Mate 20 Pro sendiri cukup mencengangkan yakni €1.050 atau sekitar Rp18 jutaan.

Huawei Mate 20 

Beralih ke Mate 20, spesifikasi yang dimilikinya memang tidak mentereng seperti saudaranya. Layarnya masih menggunakan panel IPS dengan desain notch seperti Essential Phone, ukurannya 6,53 inci, resolusi 1080×2244 piksel, dan rasio 18.7:9.

h-1

Soal fotografi, Mate 20 juga dibekali triple camera Leica. Hanya saja kamera utamanya hadir dengan sensor berukuran 1/2.3 inci, beresolusi 12-megapixel saja, dengan lensa wide 27mm, dan aperture f/1.8.

Kemudian kamera kedua beresolusi 16-megapixel, dengan lensa ultra wide 17mm, dan aperture f/2.2m. Sementara, kamera ketiga 8-megapixel, dengan lensa telephoto 52mm, dan aperture f/2.4.

h-7

Lalu, kamera depannya 24-megapixel. Namun tidak memiliki 3D face scanner seperti Mate 20 Pro yang lebih canggih dan fingerprint sensor berada di bagian belakang.

Dapur pacunya, Mate 20 ditenagai chipset Kirin 980, RAM 4GB/6GB, storage 128GB, dan baterai 4.000 mAh. Harganya mulai dari €800 atau sekitar Rp14 jutaan untuk varian 4GB dan €850 atau Rp14,9 jutaan untuk varian 6GB.

Sumber: GSMArena

Nokia 3.1 Plus Juga Diresmikan, Lebih Lapang dan Dual Camera

Jajaran smartphone anyar Nokia yang meluncur tahun 2018 dikemas dalam label imbuhan titik satu (1). Kita sudah mendapatkan mulai dari Nokia 2.1, 3.1, 5.1, 6.1, hingga Nokia 7.1.

Bukan hanya itu saja, HMD Global juga memiliki varian ‘Plus’. Sebut saja, Nokia 5.1 Plus dan Nokia 6.1 Plus yang belum lama ini mendarat di Tanah Air.

Nokia-3.1-Plus-goes-official-with-no-notch-6-inch-screen-dual-rear-cameras-crazy-low-price

Nah yang terbaru, HMD Global baru saja mengumumkan Nokia 3.1 Plus. Bila dibandingkan dengan Nokia 3.1, varian Plus-nya ini mempunyai ukuran layar lebih besar, kamera ganda, dan upgrade chipset yang lebih bertenaga.

Nokia-3.1-Plus-in-hand

Bentang layar Nokia 3.1 Plus ini berukuran 6 inci tanpa notch, tapi disokong resolusi HD+ (720x 1440 piksel) saja, dalam aspek rasio 18:9.

Nokia-3.1-Plus-back

Kemampuan fotografinya telah ditingkatkan dengan tambahan satu buah kamera sekunder 5-megapixel dengan aperture f/2.4 sebagai depth sensor. Sedangkan, kamera utamanya 13-megapixel (AF) dan punya aperture f/2.0. Sementara, kamera di depan beresolusi 8-megapixel dengan aperture f/2.2.

Nokia-3.1-Plus-front-back

Aspek jeroan juga meningkat cukup signifikan, smartphone yang masuk dalam program Android One (versi 8.1 Oreo) ini diotaki MediaTek Helio P22. Tugasnya dibantu RAM 2GB dan storage 16GB, serta RAM 3GB dan storage 32GB.

Sebagai informasi, chipset ini dibangun menggunakan proses fabrikasi 12nm yang menyuguhkan performa lebih kuat namun tetap hemat energi. Helio P22 ini terdiri dari CPU octa-core 2.0 GHz Cortex-A53 dan GPU PowerVR GE8320.

Kapasitas baterai 3.500 mAh pun diklaim mampu membuat smartphone bertahan dua hari untuk pemakaian normal. Nokia 3.1 Plus ini rencananya akan tersedia di pasar India pada tanggal 19 Oktober dengan harga Rs11.499 atau sekitar Rp2,3 juta.

Sumber: PhoneArena

Fortnite Sudah Bisa Dimainkan di Smartphone Android Tanpa Undangan

Saat ini nasib Fortnite di sistem operasi Android memang ‘tidak jelas’. Berbanding terbalik dengan Fortnite versi iOS yang dilaporkan sukses meraup keuntungan besar.

Game bergenre battle royale ini memulai debutnya di platform Android bersama Samsung Galaxy Note 9. Kemudian Epic Games membuka pendaftaran Fortnite Android versi beta melalui sistem undangan.

Kabar terbaru, kini Fortnite Android beta ini sudah bisa dimainkan oleh pengguna smartphone Android yang memenuhi recommended requirements tanpa perlu undangan lagi. Berikut persyaratannya:

  • OS yang direkomendasikan Android 8.0 Oreo 64 bit
  • RAM minimal 4GB
  • Serta GPU minimal Adreno 530, Mali-G71 MP20, dan Mali-G72 MP12

Ya, recommended system requirements untuk Fortnite memang tergolong tinggi. Bahkan, tidak semua smartphone kelas tengah bisa menjalakan Fortnite – dibutuhkan setidaknya sebuah smartphone flagship.

Selain itu, berbeda dengan Fortnite untuk iOS yang didistribusikan lewat toko resmi Apple yakni App Store, Anda tidak akan menemukan Fortnite di Google Play Store. Jadi, kita harus mengunduh di website resmi Epic Games dan menginstalnya secara manual.

Daftar smartphone Android yang bisa menjalankan Fortnite bisa dilihat di sini. Saya masih berharap, Epic Games dan Google bisa menemukan solusi sehingga Fortnite bisa hadir di Google Play Store.

Sumber: PhoneArena

[Hands-on] Nokia 6.1 Plus: Unggulkan Bothie dan Kemampuan Vlog

Pada tanggal 10-11 Oktober 2018 lalu, HMD Global atau yang kita tahu sebagai Nokia – telah mengadakan kegiatan ‘Media Fun Day’ dengan tagline #SayYesToNokiamobile.

Acara ini berlangsung di R Hotel Rancamaya, Bogor. Pada kesempatan ini para awak media yang diundang diberi keleluasaan lebih untuk mengeksplorasi Nokia 6.1 Plus.

Tantangannya adalah membuat video atau vlog maksimal berdurasi dua menit menggunakan kamera Nokia 6.1 Plus dan fitur Bothie. Para awak media dibagi dalam lima tim, masing-masing tim berisi empat atau lima orang, dan dibekali satu perangkat Nokia 6.1 Plus.

Di artikel ini, saya telah meringkas pengalaman singkat menjajaki Nokia 6.1 Plus yang dibanderol Rp3.399.000. Apakah recomended untuk dibeli? Mari simak hands-on Nokia 6.1 Plus berikut.

Desain Nokia 6.1 Plus

Nokia-6.1-Plus

Saya pengguna smartphone Android dengan layar 6 inci (18:9), ukuran yang besar terkadang agak merepotkan, tetapi saya telah terbiasa. Namun saat pertama kali memegang Nokia 6.1 Plus, saya dibuatnya terkejut – ternyata ukuran smartphone ini cukup compact dengan layar 5,8 inci. Jauh terasa lebih nyaman di tangan, mengetik dan mengoperasikan dengan satu tangan juga lebih mudah.

Nokia-6.1-Plus

Selain soal ukuran, tampilan Nokia 6.1 Plus juga apik dengan notch dan belakang seperti kaca. Layarnya 5,8 incinya disokong resolusi Full HD+ pada rasio 19:9. Baik depan maupun belakang diproteksi Corning Gorilla Glass 3. Meski menyuguhkan efek seperti kaca, namun bagian belakang saat diketuk masih terasa material polikarbonat yang digunakan.

Kamera Nokia 6.1 Plus

Nokia-6.1-Plus

Aspek ini merupakan salah satu yang paling diunggulkan, Nokia 6.1 Plus masih mengandalkan fitur Bothie. Bukan merupakan fitur yang benar-benar baru karena sudah ada di smartphone Nokia sebelumnya, tapi Bothie atau Dual-Sight masih jarang ditemui ditempat lain.

Bagi video content creator, fitur ini pasti bakal sangat berguna untuk membuat vlog yang lebih bervariasi. Misalnya untuk berkolaborasi, video reaction, dan banyak lagi.

Smartphone ini juga sudah mampu merekam footage pada resolusi 4K. Jadi, Anda bisa reframing dan juga crop tanpa mengurangi kualitas saat editing pada resolusi Full HD.

Sementara, kamera depannya bisa merekam video Full HD. Selain Bothie, kita juga bisa merekam video dalam mode picture-in-picture, time lapse dan slow motion.

Untuk spesifikasi teknis, Nokia 6.1 Plus mengusung sensor kamera ganda di belakang. Kamera utama beresolusi 16-megapixel, dengan ukuran pixel 1.0µm, aperture f/2.0, dan dilengkapi teknologi PDAF. Sedangkan, kamera sekunder beresolusi 5-megapixel, punya pixel berukuran 1.12µm, dan aperture f/2.0.

Sementara, bagian depannya mengandalkan sensor kamera berukuran 1/3.1 inci dengan resolusi 16-megapixel, pixel 1.0µm, dan aperture f/2.0. Fitur lain yang dibenamkan adalah mode live bokeh yang intensitas blur-nya bisa diatur dan mode manual bagi yang membutuhkan kontrol lebih.

Hardware Nokia 6.1 Plus

Nokia-6.1-Plus

Tampang dan kemampuan kamera sudah baik, performa juga harus selaras. Nokia 6.1 Plus diotaki chipset Qualcomm Snapdragon 636 yang berpadu RAM 4GB, dan storage 64GB.

Smartphone yang menjalankan program Android One versi Android 8.1 Oreo ini dipasok oleh baterai berkapasitas 3.060 mAh, menggunakan port USB Type-C, dan mendukung teknologi pengisian cepat Quick Charge 4, di mana bisa mengisi daya 50 persen dalam waktu 30 menit.

Verdict

Nokia-6.1-Plus

Bagi saya Nokia 6.1 Plus adalah smartphone yang ideal untuk produksi konten kreatif, baik itu foto dan video. Recommed buat Anda para video content creator, desainnya juga kece, ukuran compact, performa dari Snapdragon 636 juga mampu meladeni aktivitas gaming sekalipun.

Memang lensa kamera Nokia 6.1 Plus belum menggunakan Carl Zeiss dan tidak ada peredam getar semacam OIS atau EIS. Tetapi bisa dimaklumi mengingat harganya yang terjangkau yakni Rp3.399.000. Bila tertarik, Nokia 6.1 Plus tersedia dalam pilihan warna gloss black, gloss white, dan gloss midnight blue.

Bhinneka Resmikan Store di Ratu Plaza, Suguhkan Seamless Shopping Experience

Bagi saya, belanja online telah menjadi gaya hidup – bahkan mungkin suatu kebutuhan. Bukan hanya untuk membeli suatu produk, pesan tiket kereta api, hingga top up dan pembayaran tagihan saya lakukan di marketplace atau e-commerce.

Namun gaya hidup masyarakat tentu berbeda-beda, ada yang masih nyaman belanja offline, ada yang suka mencoba dulu barangnya (offline) dan belinya secara online, atau sebaliknya belanja online tetapi diambil sendiri ke toko (offline).

Singkatnya bisnis online perlu didukung oleh aktivitas offline, pun demikian sebaliknya – bisnis offline juga perlu didigitalkan. Nah salah satu e-commerce yang konsisten dengan strategi omnichannel melalui implemetasi online-to-offline (O2O) adalah Bhinneka.

Bhinneka

Bhinneka telah menerapkan integrasi O2O sejak 2001 dan sekarang mereka memiliki delapan toko offline di Jakarta dan Surabaya. Yang terbaru, mereka telah meresmikan Bhinneka Store di Ratu Plaza Jakarta Pusat.

Bhinneka Store di Ratu Plaza ini diharapkan mampu menyuguhkan seamless shopping experience. Pengunjung dapat merasakan keterkoneksian antara transaksi di toko secara offline maupun secara online melalui situs Bhinneka.com – dari segi harga dan promo yang berlaku akan sama.

Bhinneka

“Dengan belanja offline di Bhinneka Store, pengunjung akan mendapatkan bantuan dari personal shopping assistant dan mendapatkan kualitas pelayanan lebih baik. Bisa juga sebagai tempat untuk pickup barang yang dibeli secara online, serta drop point dan pickup point untuk servis.” Ungkap Vensia Tjhin selaku Chief Omni Channel Bhinneka.

Ia juga menambahkan, aspek omnichannel dari Bhinneka Store bukan sekedar toko untuk jual beli, melainkan perpanjangan layanan yang terintegrasi sampai ke purnajual.

Bhinneka

Sebenarnya Bhinneka Store di Ratu Plaza telah hadir sejak lama, tapi kini pindah lokasi ke lantai dasar dan tempatnya lebih luas. Saya menghadiri opening ceremony-nya, di sana menampilkan laptop, office equipment, termasuk gadget seperti smartphone dan smartwatch. Pengalaman yang cukup menyenangkan, karena bisa mencoba atau setidaknya melihat lebih dulu sebelum membelinya.

Bhinneka

Bicara gadget, Bhinneka juga sebentar lagi akan mendatangkan smartwatch Fitbit Versa 2 edisi spesial warna ‘merlot‘ secara eksklusif. Rencananya pre-order akan dibuka mulai tanggal 1 November dan ketersediaan offline mungkin beberapa pekan setelah itu.

(Update: saya meng-edit terkait informasi ROG Phone)

Nokia 7.1 Unggulkan Lensa Carl Zeiss dan Layar HDR

Beberapa waktu lalu, HMD Global telah membawa Nokia 6.1 ke Indonesia. Tak berselang lama, kini mereka telah mengumumkan smartphone terbaru yakni Nokia 7.1 di Amerika Serikat.

Dilihat dari segi tampilan dan spesifikasi, Nokia 6.1 dan Nokia 7.1 memang cukup identik. Keduanya punya desain premium dengan material kaca pada bagian depan belakang dan kerangka logam, masuk dalam program Android One, serta diotaki Snapdragon 636 dan dipasok kapasitas baterai 3.060 mAh.

Nokia-7.1

Bedanya terletak pada aspek kamera dan kualitas layarnya. Di mana Nokia 7.1 sudah menggunakan lensa besutan Carl Zeiss pada kamera belakang gandanya dan layarnya mendukung capability HDR.

Layarnya sendiri menggunakan panel IPS berukuran 5,84 inci, dengan resolusi Full HD+ (1080×2280 piksel), dalam aspek rasio 19:9, dan dipermanis dengan kehadiran notch di ujung layar.

Nokia-7.1

Sementara, lensa Zeiss optics pada kamera belakang ganda Nokia 7.1 beresolusi 12-megapixel, dengan ukuran pixel 1.28µm, aperture f/1.8, dan teknologi autofocus Dual Pixel PDAF. Satu lagi merupakan sensor monochrome dengan resolusi 5-megapixel, pixel ukuran 1.12µm, dan aperture f/2.4 sebagai depth sensor.

Untuk kamera depan, Nokia 7.1 mengandalkan kamera 8-megapixel, aperture f/2.0, dengan lensa lebar 24mm yang ideal buat aktivitas vlogging.

Mengingat kasta Nokia 7 series lebih tinggi dibanding Nokia 6 series, agak disayangkan bila Nokia 7.1 menggunakan chipset yang sama dengan Nokia 6.1 yakni Snapdragon 636. Dengan konfigurasi RAM 3GB + storage 32GB dan RAM 4GB + storage 64GB.

Di Amerika Serikat, Nokia 7.1 dibanderol US$349 atau sekitar Rp5,3 jutaan dan akan tersedia dalam warna gloss midnight blue dan gloss steel.

Sumber: PhoneArena

[Review] Samsung Galaxy A8 Star: Semi Flagship Untuk Penggemar Samsung

Saat pertama kali Samsung mengumumkan ‘Galaxy Alpha’, saya dibuat terkagum-kagum karena smartphone tersebut punya desain dengan kerangka metal. Maklum, dulu kebanyakan ponsel masih terbuat dari material plastik.

Galaxy Alpha pun menjadi cikal bakal dari seri A, yang tampil good-looking dan menawarkan feel premium. Meski punya spesifikasi kelas tengah dengan harga relatif mahal.

Kini meja redaksi DailySocial lifestyle telah didatangi smartphone Samsung seri A teranyar, yakni Galaxy A8 Star. Apa kebolehannya? Langsung saja, mari kita kupas bersama – berikut review Samsung Galaxy A8 Star.

Unboxing Samsung Galaxy A8 Star

review-samsung-galaxy-a8-star

Unit A8 Star yang saya terima berwarna putih, kesannya simpel tapi mewah. Saat ini, harga A8 Star berada direntang Rp7 jutaan. Berikut perlengkapan yang akan Anda dapatkan:

  • Unit Samsung Galaxy A8 Star
  • Adaptive fast charging adapter (5V/2A)
  • Kabel data USB Type-C
  • Headset
  • Silicon case
  • SIM ejector
  • Buku panduan dan garansi

Desain Good-Looking

review-samsung-galaxy-a8-star

Seri A Samsung memang dikomunikasikan sebagai smartphone stylish, tak terkecuali A8 Star yang telah mengadopsi desain Infinity Display, material kaca di bagian belakang, dan metal sebagai rangkanya.

review-samsung-galaxy-a8-star

Tampak depan sudah mirip-mirip sama seri flagship semacam Galaxy S9 dan Note 9, bedanya layar A8 Star masih datar – belum melengkung di kedua sisinya. Sementara setup kamera ganda belakang posisinya vertikal, tidak seperti smartphone Samsung yang lain – letaknya di pojok kiri atas.

Dengan bentang layar 6,3 inci dan dimensi 162,4x77x7,6 mm, ukuran A8 Star ini tergolong ekstra panjang. Terlepas dari material premium dan build quality yang sudah amat baik, saya agak mempermasalahkan cara Samsung dalam meletakkan atribut pada A8 Star.

Seperti penempatan fingerprint sensor di bagian belakang A8 Star yang terlalu ke atas di smartphone yang sudah tinggi ini, hal ini jelas merepotkan karena sulit dijangkau. Pun demikian posisi tombol power dan volume yang juga terlalu tinggi.

Selain tombol power, di sisi kanan juga terdapat hybrid SIM card slot. Sedangkan, di sisi kiri ada tombol volume dan tombol Bixby. Lalu, di sisi atas ada mic sekunder. Sementara, di sisi bawah ada jack audio 3,5mm, port USB type-C, mic, dan speaker.

Layar 6,3 Inci Super AMOLED

review-samsung-galaxy-a8-star

Layar seluas 6,3 inci pada A8 Star berarti penting bagi saya. Aspek rasio 18.5:9 yang memanjang bikin nyaman saat membuka dua aplikasi bersamaan dalam satu tampilan layar.

Saat dicoba buat game PUBG Mobile juga terasa sangat asyik, resolusi Full HD+ (1080×2220 piksel), dan panel Super AMOLED menyajikan tampilan yang ekspresif dan lebih kaya warna.

Secara default, A8 Star menggunakan mode tampilan adaptif yang secara otomatis mengoptimalkan perubahan warna, saturasi, dan ketajaman layar. Namun bila Anda memiliki warna pilihan yang berbeda, Anda dapat menyesuaikan keseimbangan warna layar sesuai yang Anda inginkan.

Antarmuka – Samsung Experience 9.0 UX

Menjalankan sistem operasi Android 8.0 Oreo dengan sentuhan Samsung Experience 9.0 UX, saya mendapati pengalaman penggunaan yang simpel dan intuitif. Namun tetap kaya fitur, ada Always On Display, Device Maintenance, Dolby Atmos, Game Launcher, Secure Folder, Smart Stay, dan tentu saja asisten Bixby yang siap membantu Anda menyelesaikan sesuatu.

review-samsung-galaxy-a8-star

Saat ini Bixby memang belum mendukung bahasa Indonesia, perintah suara pun harus dilontarkan dalam bahasa Inggris. Terus ada juga Bixby Home yang menyuguhkan rekomendasi konten sesuai dengan waktu dan minat.

Kemudian Bixby Vision di aplikasi kamera yang mampu mengidentifikasi objek dan menerjemahkan bahasa asing. Serta, Bixby Reminder agar Anda tidak melewatkan apapun.

Soal tampilan, kita juga bisa menyelaraskan dengan preferensi masing-masing. Pilihan layout launcher antara home screen dan app drawer atau home screen only, mengubah wallpaper dan tema.

Adapun soal keamanan smartphone, A8 Star dibekali metode face recognition dan fingerprint scanner. Kinerja keduanya cukup cepat, hanya saja untuk face unlock kita harus menekan tombol power terlebih dahulu.

Kamera

review-samsung-galaxy-a8-star

Dari aspek hardware, A8 Star menerapkan sensor kamera utama beresolusi 16-megapixel (PDAF) dan sekunder 24-megapixel – keduanya punya aperture f/1.7. Sementara, kamera depannya beresolusi 24-megapixel dengan aperture f/2.0.

Beberapa mode penting pada A8 Star antara lain live focus yang bisa mengatur level bokeh, live stickers untuk membubuhi foto dan video dengan stiker 3D, slow motion untuk membuat video yang dramatis, serta mode pro yang memungkin menyesuaikan exposure (-2 sampai +2), ISO (100 sampai 800), dan white balance.

Bagi yang suka selfie, fitur pro lighting wajib Anda coba – di mana kamera akan memberi efek pencahayaan dari depan, samping kanan atau samping kiri sehingga menimbulkan bayangan, dan dari keduanya sehingga muka kita terlihat cerah.

Dari sisi videografi, kemampuannya juga tak kalah mumpuni dengan kapasitas perekaman video 4K. Dengan catatan, fitur HDR, video effects, dan video stabilization hanya mendukung resolusi Full HD.

Berikut hasil foto dari kamera Samsung Galaxy S8 Star:

Hardware

review-samsung-galaxy-a8-star

Di bagian komponen jeroan, biasanya versi Indonesia selalu kebagian versi Exynos. Maka dari itu, saya cukup terkejut mengetahui A8 Star diotaki chipset Qualcomm Snapdragon 660 – SoC yang sama digunakan oleh Vivo V11 Pro. Berikut susunan hardware Samsung Galaxy A8 Star:

  • Sytem-on-chip Qualcomm Snapdragon 660
  • CPU Octa-core (4×2.2 GHz Kryo 260 & 4×1.8 GHz Kryo 260)
  • GPU Adreno 512
  • RAM 4GB
  • ROM 64GB
  • Baterai Li-Ion 3.700 mAh

Hasil test benchmark dari beberapa aplikasi, pada Antutu A8 Star meraih skor 140.099 poin, sementara di PCMark Work 2.0 meraih 5.816 poin, lalu di 3DMark Sling Shot mendapatkan 2.049 poin, serta di GeekBench 4 single-core 1.414 poin dan multi-core 5.599 poin.

Baterai 3.700mAh yang bertugas menopang operasional perangkat. Sementara untuk performa, A8 Star dipastikan mampu memenuhi apapun kebutuhan ber-smartphone Anda – termasuk kegiatan gaming.

Verdict

review-samsung-galaxy-a8-star

Imbuhan “Star” sebenarnya mengingatkan saya kepada smartphone Android murah meriah Galaxy Star (S5280). Padahal A8 Star di sini merupakan varian paling tinggi dari A8 series (2018).

A8 Star pun berada diantara seri mid range menuju ke flagship. Sebut saja semi flagship, experience yang diberikan mendekati flagship Samsung. Smartphone ini cocok buat Anda penggemar Samsung, tetapi tidak punya budget lebih untuk membeli Galaxy S9 ataupun Note 9.

Bila menurut Anda smartphone itu tidak harus Samsung, maka A8 Star dengan harga Rp7 jutaan agak kemahalan. Dengan harga yang sama, Anda bisa mendapatkan smartphone flagship kompetitor seperti Asus Zenfone 5Z atau semi flagship semacam Vivo V11 Pro dan Pocophone F1.

Sparks

  • Desain premium, build qualty sangat baik
  • Kemampuan kamera depan belakang bisa diandalkan
  • SoC 660 yang powerful di kelasnya

Slacks

  • Harga relatif mahal – overprice
  • Posisi fingerprint sensor, tombol volume, dan tombol power terlalu tinggi – agak sulit dijangkau