Sajikan Konsep Investasi Pertanian Syariah, MyAgro Siap Optimalkan Lahan Tidur di Kalimantan

Ada beberapa sektor yang sangat populer di bisnis startup digital, ada pula yang masih merangkak dieksplorasi, seperti salah satunya pertanian. Belum banyak memang startup Agtech yang memiliki sepak terjang signifikan, namun secara perlahan mulai muncul nama-nama startup yang memosisikan dirinya di Agtech.

Salah satunya MyAgro. Meskipun produknya masih dalam proses pengembangan, ide dan konsep yang diangkat mampu menjadi daya tarik. MyAgro beberapa waktu lalu berhasil menjadi Juara II dalam ajang Indonesia Startup Insight 2017 yang digelar di Singapura. Mirip dengan iGrow, MyAgro menawarkan platform untuk investasi pertanian.

[Baca juga: Suksesi Sektor Pertanian Indonesia dengan Teknologi]

MyAgro yang didirikan Uray Tiar Fahrozi mempunyai konsep unik dan berbeda dari platform investasi bidang pertanian yang sudah ada sebelumnya, yakni mengedepankan pada konsep investasi syariah dan jaminan minim risiko. Dikonsep sejak awal tahun ini, menurut pemaparan sang Founder, pengembangan MyAgro didasari fakta kurangnya optimalisasi lahan.

Uray menuturkan ada masalah besar yang dialami Indonesia, yakni pengelolaan sumber daya alam yang tidak maksimal. Salah satunya berupa lahan tidur di Indonesia seluas lebih dari 14 juta hektar. Mirisnya lahan di Indonesia sebenarnya adalah lahan subur dan produktif, yang bisa diolah untuk memenuhi kebutuhan pangan dalam negeri.

Alasan kedua yang disampaikan Uray ialah pemberdayaan petani yang sangat minim seperti subsidi bibit, ketersediaan pupuk, serta harga beli dari tengkulak sangat rendah. Dari kegelisahan itulah, ia dan tim membuat MyAgro menjadi platform yang menghubungkan antara investor, konsumen, dan petani. Hingga saat ini, sudah ada sekitar 10 investor yang menanamkan modalnya.

“Saat ini, platform digital sedang disiapkan. Yang jelas, fitur layanan seperti investasi di lahan MyAgro akan menjadi prioritas terbesar kami,” jelas Uray kepada DailySocial.

“Berbeda dari platform digital serupa di bidang pertanian seperti iGrow dan Crowde yang lebih fokus ke tanaman, MyAgro yang menerapkan konsep syariah pada akad perjanjian dengan investor ini. Lebih fokus berinvestasi pada lahan pertanian yang menganggur di Kalimantan Barat.”

Saat ini peminat yang sudah berinvestasi berasal dari Pontianak, Samarinda dan Solo. Dari ajang Startup Insight di Singapura juga ada beberapa investor dari luar negeri yang tertarik berinvestasi, seperti dari Korea dan Singapura. Rencananya pada bulan Juni ini, MyAgro akan me-launching situs yang digunakan untuk kegiatan operasional investasi.

[Baca juga: Daftar Startup Indonesia di Bidang Pertanian, Perikanan, dan Peternakan]

Dalam proses bisnisnya, MyAgro akan mengambil keuntungan dari penjualan lahan pertanian kepada investor serta dari hasil pertanian dan peternakan. Sementara, pengelolaan lahan tidur dikerjakan petani dan tim MyAgro. MyAgro disebut sudah membentuk dan bekerja sama dengan kelompok tani di Rasau Jaya dan Bengkayang, Kalimantan Barat.

“Bagi investor, investasi pada tanaman sangat berisiko gagal panen dan terkena bencana alam. Namun investasi ke lahan pertanian jauh lebih aman. Namun secara garis besar Indonesia punya potensi untuk menjadi produsen pangan dunia dan MyAgro siap menjadi solusi bagi semua,” pungkas Uray.

Aplikasi Gencil Dikembangkan untuk Bawa Pontianak sebagai Kota Pintar

Dikembangkan sejak bulan Agustus 2016, aplikasi bernama Gencil (dalam Bahasa Melayu Pontianak berarti mudah) dari PT Satu Hati berusaha memfasilitasi kebutuhan realisasi kota pintar di Pontianak. Aplikasi ini mengintegrasikan sistem informasi perkotaan dengan beberapa stakeholder, menghubungkan kebutuhan masyarakat dengan institusi pemerintah setempat.  Saat ini institusi yang sudah bergabung dengan Gencil mulai dari Pemerintah Kota Pontianak, Bank Indonesia Perwakilan Kalbar, BPJS Ketenagakerjaan, PDAM Kota Pontianak, Kepolisian Daerah, hingga TNI.

Selain berarti mudah, Gencil sendiri sebenarnya juga sebuah singkatan dari “Government & Smart City Landmark”, sesuai visinya yakni ingin menjadi suatu landmark di dunia maya bagi masyarakat yang sedang berada di Kota Pontianak khususnya dan Kalimantan Barat (Kalbar) pada umumnya. Aplikasi Gencil saat ini sudah tersedia secara gratis untuk pengguna platform Android dan iOS.

Saat ini Gencil melayani beragam kebutuhan warga Pontianak seperti pencarian destinasi kuliner, informasi acara terbaru di Pontianak dan Kalbar, destinasi wisata yang ada di Kalbar dan Pontianak, hingga info pangan dan berita. Bahkan masyarakat dapat melaporkan keluhan terhadap pelayanan publik dan kondisi lingkungan, misalnya jalan berlubang, sampah bekas kulit durian yang menumpuk, parkir motor yang memenuhi badan jalan dan sebagainya kepada instansi terkait lewat aplikasi ini.

“Ini salah satu bentuk kontribusi kami kepada Kota Pontianak untuk mewujudkan sistem smart city. Ketika kota lain menghabiskan banyak anggaran APBD untuk membangun sistem, di Pontianak, kami bekerja sama dengan pemerintah dan stakeholder yang ada di Kota Pontianak sehingga pemerintah tidak mengeluarkan sepeser pun anggaran,” ujar Hermawan Sulaiman selaku Direktur Utama PT Satu Hati.

Kendati dikembangkan secara bootstraping, Hermawan optimis ke depan Gencil akan menjadi platform kota pintar yang dapat terintegrasi dengan stakeholder di seluruh Indonesia. Terkait model bisnis yang diterapkan berupa active advertising. Dengan menggratiskan layanan, pihak manajemen mendapat pemasukan dari iklan, tergantung jumlah permintaan. Bagi pengiklan dari pelaku UMKM, diberi harga khusus.

“Cakupan wilayah layanan Gencil saat ini masih di Kalimantan Barat, meski sudah ada permintaan dari Medan dan Maluku,” imbuh Hermawan.

Keunggulan Gencil dibanding layanan sejenis di Kalbar adalah layanan ini tidak hanya dapat diakses dari ponsel pintar semata, tapi juga mempunyai Gencil Kiosk di tempat ramai (ruang publik) yang dapat diakses siapa saja secara gratis.

Application Information Will Show Up Here

Keppo Makan Sajikan Sistem Pemesanan dan Transaksi Tempat Kuliner di Pontianak

Keppo Makan merupakan sebuah startup digital asal Pontianak yang mencoba keberuntungan di sektor kuliner. Dikembangkan sejak November 2015, layanan yang dihadirkan meliputi sistem pemesanan restoran, cafe ataupun toko roti. Misi Keppo Makan ingin menjadi direktori tempat makan terlengkap di kota tersebut.

Selain menyajikan sistem informasi seperti menu makanan atau penawaran terkini, Keppo Makan juga menanamkan sistem pembayaran di aplikasinya. Pengguna dapat melakukan top-up saldo untuk melakukan pembayaran makanan. Fitur ala media sosial juga disematkan, memungkinkan pengguna untuk berbagi aktivitas di tempat makan dan foto ke aplikasi tersebut, dengan tujuan berbagi pengalaman mereka.

“Keppo Makan dibuat berdasarkan analisis dan pengalaman kami untuk mempermudah proses transaksi kuliner, baik itu resyoran, kafe, katering, homemade, jajanan dan bakery. Dan ini menjadi visi kami untuk mengembangkan UKM Indonesia yang bergerak  di industri makanan,” ujar Founder & CEO Keppo Makan Frans Wiraya.

Saat ini Keppo Makan telah tersedia mellaui aplikasi Android. Proses bisnis yang dijalankan ialah model transaction fee. Pemilik merchant bisa mengunggah informasi tentang menunya gratis ke dalam platform. Keppo Makan baru akan mengenakan biaya jika ada transaksi yang dilakukan melalui platform tersebut.

“Layanan kami gratis. Namun kami akan mengenakan sistem bagi hasil berupa fee per transaksi, itu pun saat semua syarat dan ketentuan telah dipenuhi,” ujar Frans.

Beberapa merchant dari Pontianak sudah mulai meramaikan aplikasi ini, beberapa lainnya sedang dalam proses verifikasi. Dilakukan pengecekan ulang pada setiap merchant yang mendaftar dinilai akan efektif untuk menyajikan informasi berkualitas di platform Keppo Makan.

“Visi kami tidak hanya di Pontianak, tapi juga ke seluruh Indonesia. Dalam waktu dekat kami masih terus meningkatkan konsolidasi untuk penyempurnaan sistem bisnis dan teknologi. Kami juga siap menyambut investor untuk mengakselerasi bisnis kami,” pungkas Frans.

Application Information Will Show Up Here

Hay Trans Ramaikan Persaingan Startup Transportasi On-Demand di Pontianak

Awal tahun ini menjadi babak baru bagi Ari Sandy dan dua orang rekannya, sebagai co-founder aplikasi pemesan layanan transportasi Hay Trans. Dirancang sejak awal tahun 2016, layanan Hay Trans didesain untuk menjadi “GO-JEK”-nya kota Pontianak. Menurut pemaparan Ari kepada DailySocial, tingginya angka kebutuhan transportasi publik oleh masyarakat menjadi salah satu hal yang melatar belakangi pembentukan Hay Trans. Di bawah bendera PT Hay Trans Pratama, 7 sub-layanan siap dijajakan kepada masyarakat Pontianak.

Layanan Hay Trans meliputi pemesanan mobil transportasi (Hay Taksi), pemesanan ojek (Hay Ojek), pemesanan travel menuju bandara (Hay Bandara), pemesanan kuliner (Hay Kuliner), pemesanan mobil sewa (Hay Carter), pemesanan jasa kurir antar (Hay Kurir) dan pemesanan ambulan gratis (Hay Ambulance). Berbagai layanan tersebut kini bisa diakses melalui situs resmi Hay Trans, aplikasi maupun melalui nomor telepon.

“Cakupan wilayah kami untuk saat ini hanya melayani seputar kota Pontianak, serta rute dari Pontianak ke Kabupaten Kubu Raya. Dalam operasionalnya kami menggunakan server Taxistartup yang sudah digunakan di 49 negara,” jelas Ari.

Memulai sebagai startup mandiri, saat ini Hay Trans memiliki 5 orang admin operasional, dengan jumlah armada dan sopir baru 40 unit. Sistem bagi hasil digunakan dalam proses bisnis, dengan pembagian 80% untuk pengemudi/pemilik kendaraan dan 20% untuk pihak Hay Trans. Namun demikian, Hay Trans berkomitmen untuk memberikan layanan real-time selama 24 jam.

Sebelumnya ada Tripy, MrJek dan beberapa pemain niche lain, sebagai startup asal Pontianak yang menyajikan layanan serupa. Ada juga Bujang Kurir, sebagai layanan on-demand yang memfokuskan pada pengantaran barang. Rata-rata motivasinya sama, mencoba memaksimalkan momentum dari kejayaan layanan on-demand, sementara pemain besar seperti GO-JEK belum mulai mengudara di area tersebut.

“Membuka layanan on-demand adalah sebuah peluang, ditambah mulai banyak masyarakat Pontianak yang melek teknologi. Hay Trans berkomitmen untuk transparan dari segi harga yang relatif lebih murah dibanding pesaing,” pungkas Ari.

Application Information Will Show Up Here

Startup Asal Makassar KotakArsip Sajikan Layanan Arsip Digital untuk Instansi Pemerintah

KotakArsip adalah startup asal Makassar yang mengembangkan sistem arsip digital untuk instansi pemerintahan. Didirikan sejak tanggal 10 November 2016, startup ini dipimpin oleh Gifa Eriyanto. Latar belakang pendiriannya tak lain karena mendesaknya kebutuhan berbagai instansi untuk memiliki salinan digital dari dokumen dan surat-surat yang dirilis selama kegiatan operasionalnya. Kondisinya saat ini kebanyakan arsip disimpan dalam bentuk hard-copy, sehingga ketika melakukan pencarian menjadi tidak efisien, terlebih jika berkas tersebut akhirnya rusak lantaran dimakan usia atau dilalap bencana.

“Dalam kondisi yang buruk, ada klien kami sebelumnya yang arsipnya sampai rusak seluruhnya karena banjir yang masuk ke kantor arsip. Dari sinilah kami berpikir, betapa arsip digital sangat dibutuhkan,” cerita Gifa menceritakan latar belakang pendirian KotakArsip.

Permasalahan tersebut diketahui setelah sebelumnya Gifa –melalui CV Media Sakti yang didirikan—mendapatkan pesanan sistem arsip digital dari dua instansi sekaligus. Dari situ, Gifa memutuskan untuk mengembangkan produk sistem arsip digital secara lebih matang yang dapat digunakan oleh instansi yang membutuhkan. KotakArsip dapat digunakan dalam mode trial dengan batasan kapasitas, dan mode berlangganan menyesuaikan kebutuhan kapasitas penyimpanan.

“…jika setiap perusahaan membuat sistem arsip digitalnya sendiri-sendiri yang membutuhkan dana yang lumayan tinggi, berapa banyak anggaran yang akan dihabiskan untuk fungsi yang sama. Karena itulah kami hadir dengan layanan langganan sehingga instansi tersebut…” ujar Gifa.

Salah satu tampilan aplikasi KotakArsip
Salah satu tampilan aplikasi KotakArsip

Memulai dengan kesederhanaan fitur

KotakArsip mengawali debutnya dengan menghadirkan fitur arsip persuratan, mengelola surat masuk dan surat keluar. Sistem didesain untuk mampu menyelesaikan permasalahan distribusi surat dengan cepat termasuk notifikasi pencatatan penyampaian surat dan proses disposisi. Notifikasi sistem dihadirkan melalui email dan aplikasi smartphone. Saat ini aplikasi juga masih dalam tahap closed-beta, baik untuk Android ataupun iOS, masih dalam pengujian terbatas.

Layanan keseluruhan untuk KotakArsip sendiri juga sebenarnya belum sepenuhnya resmi meluncur, Februari ini direncanakan dihadirkan ke publik dalam versi beta.

“Segmen pasar yang ditargetkan utamanya adalah instansi-instansi pemerintah di Makassar. Untuk revenue, kami memberikan layanan langganan sehingga pengguna membayar bulanan yang direkap dalam 6 bulan atau 1 tahun. Nantinya untuk pelanggan yang ingin KotakArsip dipasang di server sendiri, kami juga menghadirkan layanan lisensi (on-premise),” lanjut Gifa.

Berawal di Makassar, bercita-cita merangkul instansi di seluruh Indonesia

Sementara ini KotakArsip akan berfokus merangkul pangsa pasar instansi pemerintahan di Makassar, sembari mendapatkan feedback penambahan layanan untuk pemenuhan kebutuhan. Namun targetnya, KotakArisp tidak hanya tinggal di Makassar, tapi juga akan dipasarkan di seluruh lembaga pemerintahan di Indonesia.

“Target ke depan, kami ingin menjadi provider layanan pengarsipan digital profesional yang akan menangani masalah-masalah arsip pada perusahaan-perusahaan. Akan banyak fitur-fitur tambahan nantinya sesuai dengan masalah-masalah yang terjadi pada perusahaan,” ujar Gifa.

Untuk memperkuat proses bisnis pada startup yang didirikannya, Gifa juga sedang dalam proses mengikuti program BEKUP (Bekraf for Pre-Startup) yang dikelola oleh Badan Ekonomi Kreatif. Keterlibatan Gifa dalam program tersebut, lantaran salah satu kendala yang dihadapi di Makassar saat ini adalah sulit menemukan talenta engineer untuk membantu akselerasi pengembangan fitur KotakArsip.

BugisDev Komunitas Pembelajar Coding di Bulukumba, Sulawesi Selatan

Demi mengenalkan dan mengajarkan ilmu pemrograman komputer (coding) kepada generasi pemuda di Bulukumba, Sulawesi Selatan, sejak bulan November 2014 BugisDev berdiri. Diinisiasi oleh Adhy Ngurajeka, BugisDev memiliki visi besar pemrograman menjadi viral di kalangan pemuda. Hal tersebut diharapkan mampu mendongkrak inovasi digital di Bulukumba. Inovasi digital menjadi penting untuk dikenalkan sedari dini, karena produk digital menjadi komoditas yang mampu tersebar secara cepat dan memberikan dampak yang signifikan kepada pembuatnya.

Konsep awal dari BugisDev adalah kelompok belajar bersama, saling bertemu antara instruktur (pemrogram yang sudah andal) dengan yang baru mulai belajar. Akses terhadap materi pembelajaran yang terbatas juga menjadikan model komunitas belajar menjadi efektif untuk menyebarkan virus memprogram di sana.

“Untuk mencari teman belajar pemrograman sangatlah sulit. Saya sendiri sewaktu belajar pemrograman sejak tahun 2009 merasakan kesulitan yang sama, dan itulah yang menjadi alasan kenapa BugisDev saya dirikan,” ujar Adhy.

Agenda rutin BugisDev, mulai dari pertemuan intensif hingga sosialisasi

Pertemuan rutin diadakan setiap malam Senin dan Jumat. Bertajuk daily meetup, acara ini membahas berbagai hal yang sedang dikerjakan dalam proyek pemrograman yang diajarkan. Para instruktur setelah memberikan materi biasanya akan memberi tugas, pada kegiatan daily meetup ini para peserta dapat berkonsultasi masalah apa yang ditemukan, hingga berdiskusi kiat dalam memprogram sesuai dengan aplikasi yang ingin diselesaikan.

“Di BugisDev, setiap member kita arahkan untuk membangun produknya masing-masing, dengan harapan kita bisa mencetak programmer yang jauh lebih kompeten,” papar Adhy kepada DailySocial.

Untuk mensosialisasikan tentang pemrograman dan dunia digital, BugisDev juga rutin mengunjungi sekolah tingkat menengah atas. Dalam rangkaian event rutin, agenda ke sekolah diisi dengan berbagai presentasi seputar konsep pemrograman dan peluang karier di bidang digital. Untuk memperluas cakupan, saat ini BugisDev juga tengah gencar memaksimalkan pelatihan/kursus secara online.

Salah satu program yang menjadi unggulan BugisDev adalah CodeCamp. Pada tahun 2016 ini, CodeCamp diadakan di Bira, Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan. Selama satu hari penuh, 50 orang peserta dari tiga kota besar di Sulawesi Selatan berkumpul dan menginap, untuk mempelajari secara mendalam tentang konsep pemrograman atau pembuatan produk digital tertentu.

“Dikarenakan member di BugisDev kebanyakan adalah mahasiswa (90%), salah satu kendala yang sering ditemui adalah sulitnya mengatur waktu antara kuliah dan belajar di BugisDev. Tidak bisa dipungkiri, terkadang banyaknya tugas dan padatnya jadwal kuliah membuat mereka menjadi kehilangan semangat untuk belajar. Parahnya lagi, bahkan sebagian mereka sampai kehilangan waktu untuk melakukan riset-riset yang berkaitan dengan pemrograman komputer,” ungkap Adhy.

Ke depan BugisDev bertekad mencetak lebih banyak programmer lokal yang kompeten serta mampu menjadi salah satu pegiat di dunia pendidikan tanah air, khususnya di bidang pendidikan pemrograman. Terkait dengan produk hasil belajar pemrograman yang ingin ditekankan oleh komunitas ini berfokus pada pemecahan masalah lingkungan.

Ponjek Ramaikan Bisnis On-Demand di Pontianak

Semakin hari semakin sulit mendapatkan transportasi umum di Pontianak. Setelah bus kota yang resmi berhenti beroperasi sejak sekitar tiga tahun lalu, kini oplet (baca:angkot) pun semakin berkurang. Orang semakin malas naik oplet dan lebih memilih naik motor yang jauh lebih cepat, praktis, dan hemat biaya. Maraknya kepemilikan motor di Kota Khatulistiwa ini dimanfaatkan oleh Ponjek (Telepon Ojek) untuk terjun ke bisnis on-demand di Pontianak. Selain jasa transportasi berbasis aplikasi, Ponjek juga melayani jasa antar dokumen (serupa Go-Send), jasa pengantaran barang (serupa Go-Box), dan pemijatan (serupa Go-Massage).

Pendiri Ponjek Edoardo mendirikan usaha pada Januari 2016 di bawah bendera PT. Ponjek. “Waktu itu istri saya mau ke rumah sakit dan mobil masuk bengkel. Saya kesulitan mencari taksi dan ojek. Dari kejadian itu timbul ide untuk membuat usaha Ponjek ini,” terang Edo, begitu ia akrab dipanggil.

Salah satu pengurus HIPMI Kalbar ini mengungkapkan kurangnya transportasi umum di Pontianak, padahal tingkat kunjungan ke kota tersebut sangat tinggi, membuat peluang untuk bisnis transportasi online terbuka lebar. Jumlah operator dan admin yang dimiliki Ponjek saat ini sebanyak 3 orang.

“Sedang untuk kendaraan dan driver (mitra bisnis Ponjek) kita punya 2 pick up, 9 armada mobil, 12 sepeda motor, dan dua karyawan pria untuk tenaga pijat,” ujar Edo.

Aplikasi Ponjek sudah tersedia untuk platform Android.

Jenis layanan Ponjek

Jenis layanan Ponjek terdiri dari Pon Car, Pon Bike, Pon Job, Pon Pick Up dan Pon Massage. Pon Car adalah taksi untuk dalam Kota Pontianak saja (ojek mobil) dengan tarif Rp 30.000 untuk 6 kilometer pertama, selanjutnya dikenakan biaya Rp 5.000 per kilometer.

Pon Bike (ojek motor) mengenakan tarif sebesar Rp 15.000 per 7 kilometer pertama, selanjutnya 2.000 Rupiah per kilometer. Layanan ini juga bisa mengantarkan pesanan, dokumen, makanan, dan lain sebagainya.

Pon Job merupakan informasi tentang lowongan kerja yang ada di Pontianak, sedang Pon Massage merupakan layanan pijat relaksasi khusus pria. Karyawan Pon Massage dapat dipanggil ke rumah melalui aplikasi Ponjek.

Terakhir, Pon Pick Up mempunyai 2 armada mobil untuk pengantaran barang.

Model bisnis yang diterapkan berupa profit sharing dengan para pemilik kendaraan dengan skema 20% untuk Ponjek dan sisanya untuk mitra.

Untuk pendanaan, ia mengaku saat ini masih menggunakankocek pribadi. Memang untuk para pelaku startup di luar Jawa, sulitnya memperoleh pendanaan dari venture capital merupakan kendala utama yang paling sering mereka hadapi.

Edo mengklaim layanan Ponjek yang paling murah, fleksibel dengan armada yang bersih dan baru. “Selain itu, data klien kami sudah bisa disimpan di cloud,” ungkapnya.

Layanan Ponjek saat ini masih untuk Kota Pontianak, namun ke depannya Edo berniat membuka cabang di Sintang, Singkawang, dan Ketapang. Untuk luar Kalimantan Barat, Edo mengatakan sudah ada yang mengajaknya bermitra di Banjarmasin, Padang, dan Manado.

Application Information Will Show Up Here

Mengenal Aplikasi Informasi Tempat “Nongkrong” Makassar Nongki

Aplikasi informasi tempat nongkrong Makassar Nongki resmi meluncur 28 Oktober lalu yang merupakan hasil pengembangan tim lokal Indevtekno. Kehadiran Nongki, yang merupakan karya asli sepuluh anak muda Makassar, diharapkan bisa menjadi salah satu alternatif memecahkan masalah dan memenuhi kebutuhan warga di era digital sekarang ini. Sementara ini Nongki baru tersedia untuk Android, sementara versi iOS-nya masih dalam pengembangan.

Kami mencoba untuk mengenal Nongki lebih jauh melalui perbincangan dengan Sudirman Jusman, salah satu pentolan Indevtekno.

Menurut Sudirman, masalah utama yang melatarbelakangi berdirinya Nongki adalah sulitnya para pencari tongkrongan di Makassar untuk menemukan tongkrongan sesuai dengan kebutuhan, fasilitas, dan budget mereka.

Aplikasi mobile untuk pengguna, dashboard berbasis desktop untuk merchant

Dengan Nongki, diharapkan mereka dapat memilih tempat/kategori tongkrongan yang mereka inginkan, memilih fasilitas yang diinginkan terdapat  di tempat tersebut, dan mencocokkan dengan jumlah budget yang  mereka miliki saat itu. Nongki akan menampilkan rekomendasi semua merchant yang memenuhi kriteria yang diinginkan tersebut.

Sudirman menjelaskan Nongki saat ini fokus pada platform aplikasi mobile untuk pengguna, sementara untuk para pemilik usaha tongkrongan (merchants) memiliki dashboard sendiri untuk mengelola data mereka melalui desktop.

Dashboard yang dikelola mandiri memungkinkan merchant bisa mengolah datanya masing-masing, mulai dari perubahan harga, penambahan foto dan info lainnya, dan menambahkan event yang sedang berlangsung di tempat usahanya.

Model bisnis yang diterapkan adalah kehadiran Premium Merchant, menawarkan sejumlah fitur lebih, dengan skema berlangganan Rp. 100.000 / bulan.

Bagi pengguna, fitur utama Nongki adalah smart search, filterisasi pencarian yang lebih spesifik yang dapat menghemat waktu pencarian tempat nongkrong. Yang perlu dimasukkan adalah pilihan kategori tongkrongan yang dicari (Café/Resto, Rumah Makan, Warung Kopi, Jajanan dan Public Space), fasilitas apa saja yang diinginkan, dan budget yang dimiliki.

Buat para Nongkers (sebutan pengguna aplikasi Nongki) yang sangat suka berbagi keseruan nongkrong mereka, terdapat fitur “Timeline” yang berisi seluruh status (Foto, Review, Check in) para pengguna yang telah berteman (follow). Dibanding Instagram, Nongki memberikan detil tempat makan yang dipublikasi para pengguna, seperti halnya yang biasa dimuat di situs review makanan (Zomato atau Qraved).

Fitur lainnya adalah pencarian user Nongki, pencarian merchant atau lokasi Nongki, pencarian berdasarkan nama menu makanan/minuman yang diinginkan, dan pencarian tongkrongan terdekat (near me). Buat para pemilik usaha yang senang memberikan promo dan buat para Nongkers yang senang berburu tempat yang punya banyak promo, Nongki mempertemukan mereka di fitur promo.

Tiap merchant yang tergabung akan mendapatkan kode unik yang akan dimasukkan kasir dan menjadi laporan ke dashboard merchant. Hal ini diharapkan menjadi masukan kepada pemilik merchant tentang seberapa efektif bentuk/strategi promosi yang mereka gunakan untuk usaha mereka. Tersedia pula redeem point yang bisa ditukarkan dengan merchandise dari mitra UKM Nongki.

Target, persaingan, dan tantangan ke depan

Saat ini Nongki memiliki lebih dari 500 merchant yang kebanyakan masih berada di kota Makassar. Hingga akhir tahun targetnya memantapkan positioning sebagai aplikasi rekomendasi tempat kuliner dan nongkrong di Makassar. Berikutnya mereka mencoba merambah kota-kota lain di Sulawesi Selatan (dan jika mungkin kawasan lain di Indonesia).

“Saat ini adalah tantangan kita dalam mengedukasi peralihan bentuk promosi dari para pemilik usaha di Kota Makassar, dari yang sebelumnya masih menggunakan bentuk konvensional,” ujarnya.

Pihak Nongki menganggap pesaingnya adalah Foursquare dan Zomato yang berasal dari pengembang luar. Satu-satunya startup lokal yang memiliki irisan adalah Qraved (meskipun didirikan oleh co-founder asing). Operasional Nongki sendiri masih bersifat swadaya.

Sudirman mengatakan, “Hasil riset kami sampai hari ini, Nongki masih menjadi satu-satunya social media berbasis kuliner dan public space buatan Indonesia. So, Nongki is not only about eat, nongki is about connecting nongkers.”

Application Information Will Show Up Here

Popok Banjar, Marketplace Jasa Domestik Asal Banjarmasin

Tahun ini marketplace jasa di Indonesia mendapat traksi yang menarik. Konsumen mulai melirik internet sebagai sarana efektif mendapatkan orang yang bisa membantu mereka menyelesaikan suatu pekerjaan, tak terkecuali di sektor domestik atau rumah tangga. Sejauh ini belum ada marketplace jasa sektor ini yang berhasil berkembang secara nasional. Khusus untuk daerah Banjarmasin, hadir Popok Banjar yang didirikan Husnayudi Arief.

Menurut Husnayudi, yang biasa dipanggil Yudi, Popok Banjar dibuat sekitar awal Mei 2016. Yang melatarbelakangi pendirian Popok Banjar adalah kebingungan Yudi dan istri mencari jasa baby sitter di Banjarmasin. Awalnya mereka mencari referensi penyalur di internet, tapi masih belum yakin dengan tingkat keamanannya.

“Saya masih ragu dengan penyalur konvensional karena tenaga yang mereka salurkan rata-rata berasal dari luar. Ditambah maraknya pemberitan di media tentang kekerasan dan penculikan anak dan bayi,” ujar Yudi.

Ia berupaya memecahkan masalah pengawasan dengan cara memasang CCTV. Meskipun demikian pencarian babysitter secara konvensional memerlukan waktu yang lama dan biasanya konsumen tidak bisa memilih babysitter sesuai keinginan mereka. Dari permasalahan ini, dia lantas memikirkan untuk membuat jasa penyalur online. Di dalam konsep layanannya konsumen bisa memilih babysitter/perawat/asisten rumah tangga melalui smartphone.

“Layanan kami menyertakan CCTV Online gratis sebagai fitur andalan layanan Popok Banjar. Tenaga yang kami rekrut juga berasal dari daerah Banjarmasin dan sekitarnya yang identitas dan alamatnya jelas untuk meminimalisir resiko seperti pencurian atau penculikan bayi,” jelasnya.

Secara umum, fitur yang menjadi andalan Popok Banjar adalah kelengkapan CCTV yang dipasang sebagai kelengkapan secara gratis, pencarian kebutuhan babysitter/perawat/asisten rumah tangga secara online yang bisa dipilih sendiri termasuk melakukan wawancara terlebih dahulu, identitas tenaga kerja yang jelas karena berasal dari kawasan Banjarmasin dan sekitarnya, dan tenaga tersebut sudah diseleksi terlebih dahulu sesuai pengalaman kerja.

Sejauh ini kesulitan yang dihadapi adalah mencari tenaga kerja yang sesuai kriteria dan persyaratan kualifikasi, padahal di sisi permintaan sangat tinggi. Model bisnis Popok Banjar adalah mengambil komisi 20-30% dari biaya yang dibayarkan konsumen.

Popok Banjar menjanjikan kehadiran aplikasi Android di bulan November ini, sementara untuk platform iOS bulan Maret 2017 mendatang.

Pendanaan dan target pengembangan

Yudi mengatakan saat ini layanan Popok Banjar masih bersifat swadana. Ia melanjutkan, “Ada beberapa investor yang tertarik bergabung dan ingin menginvestasikan dananya, namum masih kami pending karena masih mempelajari sistem pembagian penghasilan untuk model bisnis seperti ini,” ujar Yudi.

Ia menambahkan, saat ini sudah ada dua investor yang tertarik untuk bergabung dan membuka layanan seperti Popok Banjar di daerah Malang dan Balikpapan. Sejauh ini, Yudi masih belum mengiyakan karena masih mempelajari bagaimana skema profit sharing dan pengawasan terhadap investor di kedua daerah tersebut.

Layanan Pengantaran Pribadi Pontianak Bujang Kurir, Setelah Satu Tahun

Tanggal 18 Juni lalu Bujang Kurir tepat berusia satu tahun. Pada tanggal itu, setahun yang lalu, Bujang Kurir resmi meluncurkan aplikasi mereka di Google Play Store. Bujang Kurir didirikan dengan bermodalkan sebuah ponsel Android dan niat yang kuat untuk mendirikan usaha. Rizky Ramadhan, alumni Magister Psikologi UGM ini mengajak dua temannya, Adam dan Reza, untuk mendirikan layanan pesan-antar pribadi (Personal Delivery Order Service) yang diberi nama Bujang Kurir, pada tanggal 18 Juni 2015 bertepatan dengan 1 Ramadan 1436 H.

Alasan pendirian Bujang Kurir waktu itu niatnya ingin mempermudah teman-teman Muslim yang ingin berbuka puasa. Selain itu, ia juga melihat banyak gerai rumah makan di Pontianak (terutama rumah makan lama) yang belum mempunyai layanan delivery order sendiri.

Dengan tagline ‘adek pesan abang antar’, Rizky berani menjamin layanan sampai dalam satu hari. Jenis order yang dilayani oleh para bujang (sebutan bagi para kurir yang semuanya laki-laki) antara lain order makanan di 9 gerai kawan bujang (sebutan bagi 9 rumah makan di Pontianak yang telah bekerja sama dengan Bujang Kurir), antar dokumen, pembelian tiket XXI, antar kue, hingga pembayaran pajak. Bujang Kurir mampu menjamin order tiba di rumah konsumen dengan selamat.

Selain pesanan dari dalam Kota Pontianak, pesanan juga datang dari Jakarta, Bali, Bandung, Semarang, hingga Kuching (Malaysia). Biasanya, mereka memesan untuk dikirimkan kepada keluarga atau rekan bisnis mereka di Pontianak.

Saat ini, Bujang Kurir mempunyai 10 kurir dan 2 operator yang siap melayani pelanggan dalam kondisi apapun, termasuk hujan lebat yang akhir-akhir ini melanda Pontianak.

Pada bulan pertama didirikan, Bujang Kurir hanya berhasil mendapatkan lima pesanan. Saat itu, sudah ada layanan sejenis di Pontianak yang mematok harga Rp 8.000, separuh dari harga Rp 15.000 yang dipatok Bujang Kurir untuk pengiriman di dalam Kota Pontianak. Rizky merasakan sulitnya berjuang mengedukasi konsumen mengenai harga mereka yang memang lebih tinggi dua kali lipat dari pesaing. Seiring berjalannya waktu, order pun bertambah menjadi 100 order pada bulan Juli 2015.

Pada Oktober 2015, mereka berhasil menembus 200 order per bulan. Sejak itu, order terus meningkat hingga pada Januari 2016 total order selama 9 bulan berhasil mencapai 4.100 order. Puncaknya April 2016, jumlah orderan berhasil mencapai angka pada 1474 dengan omzet Rp 25 juta – Rp30 juta untuk bulan April saja.

Bujang Kurir memilih menggunakan aplikasi untuk memudahkan pekerjaan mereka, karena mengurusi 60 buah order per hari sangat merepotkan jika menggunakan skema manual. Untuk mencegah order fiktif, mereka tidak menerima order lewat telepon dan SMS.

“Kami juga yang pertama di Pontianak menggunakan sistem mapping area, yang dibuat bersama dengan para bujang. Mapping area yaitu pemetaan area yang sudah tercover untuk layanan delivery. Dalam kota Rp 15 ribu. Di Sungai Raya Dalam (wilayah Kab. Kubu Raya), Rp 20.000- Rp 50.000, tergantung jauh-dekatnya jarak,” tutupnya.

Application Information Will Show Up Here