Kemitraan Strategis Telkom dan Plug n Play Buka Akses ke Silicon Valley

Plug n Play (PNP) merupakan salah satu perusahaan ventura di Silicon Valley yang dikunjungi oleh Presiden Joko Widodo saat menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN-Amerika Serikat. Sebagai perusahaan yang saat ini tengah bermitra dengan PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk (Telkom), kerjasama strategis ini memungkinkan Telkom memiliki akses ke Startup dari Silicon Valley sekaligus juga sebagai physical of presence untuk Telkom Group dalam mengirimkan Startup Indigo Telkom ke Silicon Valley melalui program Startup Global Telkom.

Plug n Play merupakan platform inovasi global, yang menghubungkan startup dengan perusahaan. Saat ini Plug n Play telah berinvestasi di lebih dari 100 perusahaan setiap tahun. Beberapa startup yang telah mendapatkan investasi dari Plug n Play di antaranya adalah PayPal, Dropbox, SoundHound, dan Lending Club.

Terkait kerja sama Telkom dengan PNP, Indra Utoyo menjelaskan bahwa Telkom telah membuka kantor pertamanya di Silicon Valley melalui anak perusahaannya Metra Digital Investama (MDI).

”MDI merupakan perusahaan pertama dari Indonesia yang melakukan kerja sama dengan Plug and Play (PNP), ini penting terutama untuk mendukung pengembangan Ecosystem Startup Indonesia, sebagai jembatan penghubung antara Indonesia dengan Silicon Valley,” kata Indra.

Nantinya, diharapkan melalui Immersion program (program experiencial learning di Silicon Valley) dan jaringan mentorship global, dapat menciptakan kualifikasi startup di Indonesia lebih baik, meningkatkan kemampuan, dan bisa membangun ekosistem digital yang ideal.

“Kita mencari bibit inovasi/teknologi dari startup-startup dari Silicon Valley untuk sinergi market dengan Telkom group dan juga untuk mengirimkan startup-startup Indigo terpilih untuk mengikuti program Immersion minimal 2 startup (yang qualified) di Q2 tahun ini.” kata Direktur Innovation & Strategic Portfolio Telkom Indra Utoyo yang turut serta dalam kunjungan tersebut.

Pemerintah sendiri diwakili oleh Kominfo saat ini tengah menjajaki kerjasama dengan pelaku startup, perusahaan teknologi, akselerator hingga inkubator untuk bisa membantu pemerintah Indonesia menyiapkan 200 startup pada tahun 2016.

Dalam kesempatan tersebut Presiden menyampaikan pesan kepada Tim Telkom yang dipimpin oleh Deputy EGM Divisi Digital Service Ery Punta dan didampingi oleh Direktur Portfolio Management Metra Digital Investama (MDI) G.N. Sandhy Widyasthana, agar Telkom dapat mendukung target pemerintah. Telkom menargetkan untuk membina 40 Startup baru di tahun 2016 ini dalam rangka mendukung program pemerintah tersebut.

MAP EMALL Hadirkan Produk-Produk Terkenal MAP, Akomodasi Skema O2O

Secara resmi PT Mitra Adi Perkasa (MAP) hari ini (18/02) mengumumkan layanan e-commerce dengan nama MAP EMALL (baca : mapemall). Di awal perkenalannya, MAP EMALL menggandeng Standard Chartered Bank sebagai mitra kartu kredit eksklusif. Sebagai raksasa ritel, MAP EMALL menjadi kanal digital bagi berbagai produk berlisensi yang dimilikinya.

“Sebagai perusahaan yang telah berdiri selama 25 tahun sudah saatnya MAP turut menyediakan pilihan fasilitas online untuk pelanggan setia dan tentunya pelanggan baru produk MAP,” kata CEO MAP Group VP Sharma.

Terdapat lebih dari 20 ribu unit penyimpanan stok (SKU) dari 150 lebih merek internasional. MAP EMALL menawarkan merek terkemuka di dunia fashion, olahraga, travel, lifestyle dan anak-anak. Beberapa merek yang ditawarkan di layanan ini adalah Mark & Spencer, Mango, Converse, Swatch, Samsonite, Reebok, Adidas. MAP EMALL menawarkan keunikan tersendiri dengan menyasar segmen pasar kelas menengah dan menengah ke atas. Tentu saja menonjolkan kepercayaan dan keaslian.

Nantinya dengan mudah pelanggan bisa memesan produk pilihan dari MAP, yang beredar di seluruh Indonesia. Semua produk merupakan barang atau stok yang sudah tersedia di seluruh department store dan mall di kota-kota besar di Indonesia.

“Tentunya dengan hadirnya MAP EMALL bisa lebih memudahkan masyarakat Indonesia yang masih kesulitan untuk mendapatkan brand-brand pilihan MAP yang pada umumnya hanya tersedia di kota-kota besar, dengan belanja secara online semua produk yang disukai bisa langsung dibeli,” kata Sharma.

Harga produk di MAP EMALL akan sama dengan yang tersedia di gerai fisik, namun demikian khusus untuk pembeli yang menggunakan layanan secara online akan diberikan ragam promosi secara berkala. Saat ini MAP EMALL baru bisa diakses di desktop dan mobile site, namun pada bulan April 2016 mendatang akan segera dirilis aplikasi mobile di platform Android dan iOS untuk pelanggan MAP EMALL.

“MAP memiliki roadmap yang jelas dan kuat untuk menyatukan seluruh aset dan kekuatan perusahaan untuk memberikan pengalaman belanja omni channel yang menyeluruh kepada pelanggan,” kata Sharma.

Investasi yang dikeluarkan oleh MAP, untuk membangun teknologi terkini, pemasaran dan lainnya masih dilakukan secara berkelanjutan, meskipun tidak disebutkan besarannya. Sharma menegaskan hingga tercapainya target di setiap kuartal, kucuran dana masih akan terus diberikan.

Sistem pengambilan barang di gerai fisik dan logistik

Selain pengantaran langsung ke rumah dengan mengandalkan kemitraan dengan logistik pihak ketiga, MAP EMALL nantinya juga akan menerapkan sistem pengambilan dan penukaran barang di lebih dari 2000 gerai ritel MAP di lebih dari 60 kota di Indonesia. Strategi online-to-offline ini sengaja diberikan untuk memudahkan proses pengambilan barang, penukaran dan tentunya pilihan beragam untuk pelanggan.

“Untuk saat ini proses pembelian barang masih diantar langsung kerumah pelanggan, namun pada kuartal ketiga nanti kami akan menyediakan fasilitas tambahan dengan memanfaatkan gerai ritel yang dimiliki oleh MAP,” kata VP eCommerce & Customer Loyalty MAP Amit Keswani.

Saat ini sudah ada 100 brand yang sudah dipegang lisensinya oleh MAP dan bisa dijual langsung kepada konsumen Indonesia melalui MAP EMALL. Untuk ke depannya MAP EMALL juga akan menambah merek internasional lainnya untuk pilihan pelanggan.

Untuk metode pembayaran MAP EMALL menawarkan ragam pilihan yang memudahkan pelanggan, mulai dari kartu kredit hingga bank transfer. Meskipun MAP juga menyediakan voucher dengan jumlah yang bervariasi namun hingga kini pembelian produk di MAP EMALL dengan menggunakan voucher MAP masih belum bisa digunakan, layanan tersebut masih dalam proses pengembangan.

“Melalui peluncuran MAP EMALL pelanggan di Indonesia dapat mengakses secara online gaya terkini dari pilihan merek yang beragam dari seluruh dunia tanpa perlu khawatir dengan keasliannya,” tuntas Sharma.

Hadirkan Layanan BlackBerry Ads, Adways Jalin Kemitraan dengan BBM

Kerja sama strategis antara Adways Indonesia dengan Blackberry secara resmi diumumkan Rabu (17/02) di Jakarta. Sebagai perusahaan mobile marketing terkemuka yang berbasis di Tokyo, Jepang, Adways menyediakan berbagai layanan mulai dari jaringan iklan terbesar di Asia, AppDriver hingga tracking analytics PartyTrack. Dalam acara tersebut Country Marketing Manager Adways Indonesia Ary Hermansyah mengungkapkan proses kerja sama ini sudah dijajaki sejak pertengahan tahun 2015 lalu. Bersama BBM, Adways menargetkan untuk menyediakan layanan iklan berbiaya paling efisien kepada klien, di seluruh negara layanan BBM Advertising tersedia.

“Kami dari Adways mencoba untuk mengajak lebih banyak perusahaan dan pelaku usaha untuk memanfaatkan layanan yang tersedia di BBM yang terbukti ampuh untuk mengakuisisi lebih banyak pelanggan, menambah pendapatan dan menangkap keinginan dari konsumen di Indonesia,” kata Ary.

Dalam hal ini Adways juga akan selalu memberikan kontibusi terhadap perluasan pasar dari para pengembang aplikasi dan memberikan layanan aplikasi mobile marketing berkualitas dan inovatif.

“Salah satu klien kami yang cukup sukses menerapkan layanan yang diberikan oleh Adways dan BBM adalah Touchten. Sebagai pengembang aplikasi game mobile lokal Touchten telah memiliki traksi serta jumlah pengguna yang cukup signifikan,” kata Ary.

Dalam acara tersebut turut hadir Senior Vice President BBM Matthew Talbot yang memberikan presentasi tentang eksistensi BBM saat ini yang masih menjadi favorit di Indonesia. Tercatat Indonesia merupakan negara di Asia Tenggara yang secara rutin masih menggunakan BBM setiap harinya di handset BlackBerry, platform iOS, Android dan Windows.

“Di Indonesia, BBM sebagai social mobile network telah memiliki 60 juta pengguna aktif setiap bulannya, dengan demikian terbukti bahwa BBM sebagai aplikasi pesan dan fitur-fitur menarik lainnya masih cukup efektif digunakan sebagai platform untuk beriklan,” kata Matthew.

BBM sendiri menyambut positif kerjasama dengan Adways ini, yang tentunya secara langsung bisa membantu memperluas kegiatan penjualan Blackberry dengan memanfaatkan tim dari Adways di Indonesia.

“Dengan Adways diharapkan BBM bisa tampil lebih luas lagi kepada seluruh kalangan, meskipun saat ini sudah banyak e-commerce, UKM, bank, travel yang telah menggunakan BBM untuk melakukan promosi,” kata Matthew.

Produk BBM hingga kini masih menjadi messenger app yang populer di Indonesia. BBM menyediakan layanan multiple ad space yang disesuaikan dengan kebutuhan pengiklan, dengan menyajikan iklan kepada pengguna BBM melalui multi-format seperti feed, video, stiker dan buletin.

PergiKuliner dan Rencana Bisnis Tahun 2016

Perkembangan industri kuliner di Indonesia selama 5 tahun terakhir menunjukkan geliat yang cukup signifikan. Mulai dari ramainya tempat makan, restoran, kedai dan foodtruck, hingga hadirnya ragam aplikasi dan situs food listing lokal hingga mancanegara.

Salah satu pemain lokal yang mencoba menghadirkan pilihan tersebut adalah PergiKuliner, situs serta aplikasi mobile yang berisikan informasi mengenai rekomendasi tempat makan mulai dari kaki lima hingga bintang lima dengan fitur rating dan user review. Situs PergiKuliner juga dilengkapi dengan blog yang merangkum semua artikel seputar profil restoran, rekomendasi dan tips menarik. Setelah meluncurkan aplikasi mobile di Android, saat ini PergiKuliner sudah bisa diunduh di platform iOS.

“Kami percaya masyarakat Indonesia membutuhkan sebuah tempat yang lengkap, up-to-date, dan dapat dipercaya untuk dijadikan pedoman dalam mencari tempat makan. Selama tahun 2015, kami fokus dalam membangun pondasi tempat tersebut,” kata CEO PergiKuliner Oswin Liandow

Setelah memantapkan pondasinya, untuk tahun 2016 ini ada dua fokus utama yang akan dijalankan oleh PergiKuliner. Pertama adalah mengenalkan ke seluruh masyarakat Indonesia bahwa PergiKuliner adalah tempat yang paling dapat dipercaya untuk mencari tempat makan yang enak, karena memiliki direktori terlengkap dan ter-update, serta review yang objektif dan berkualitas dari para pengguna.

Fokus kedua adalah meningkatkan kemudahan dalam pemakaian PergiKuliner, mulai dari mencari tempat makan yang enak hingga menulis pengalaman makan pengguna di tempat makan.

“Setelah sukses di Jabodetabek, kita akan mengenalkan PergiKuliner ke semua kota besar lainnya di Jawa pada tahun ini,” kata Oswin.

Di awal membangun usahanya, PergiKuliner menjalankan bisnisnya dengan cara bootstrapping, namun melihat perkembangan yang ada, PergiKuliner pun mendapatkan investasi dari Cyberagent Ventures.

“Cerita ke belakang sedikit, PergiKuliner dibentuk pada pertengahan tahun 2014 dan saat itu CyberAgent Ventures memberikan dukungan penuh, tidak hanya dari pendanaan, namun juga dukungan pengetahuan mereka yang sangat kuat di sektor online media. Berkat itu, kami tumbuh dengan sangat cepat secara organik dan beberapa investor tertarik untuk memberikan dukungan tambahan kepada kami,” kata Oswin.

Oswin juga menambahkan dalam 6 bulan terakhir, jumlah restoran listing, jumlah pengguna dan ulasan berkualitas yang ditulis oleh pengguna PergiKuliner meningkat secara konsisten sebesar 15 – 20% setiap bulannya secara organik.

“Fokus kami adalah kepuasan pengguna kami, maka dari itu kami fokus pada konsistensi pertumbuhan. Kami mengklaim PergiKuliner memiliki jumlah listing tempat makan terlengkap di Jabodetabek dengan lebih dari 33 ribu tempat makan sudah terdata di database,” tuntas Oswin.

Application Information Will Show Up Here

Kertas Baca Hadirkan Pilihan Buku Penulis Indonesia yang Terkurasi Secara Online

Berangkat dari kecintaannya terhadap karya-karya literatur Indonesia serta potensi yang masih terbuka akan minat dari para pembaca dan para kolektor buku, hadir layanan sederhana yang memuat buku-buku pilihan terkurasi bertitel Kertas Baca. Dibuat oleh Valent Mustamin, yang sebelumnya juga dikenal sebagai Founder idwriters.com, Kertas Baca dihidupkan sebagai usaha mempromosikan literatur Indonesia ke pentas dunia.

“Berawal dari obrolan saya dan beberapa rekan saat menghadiri event literasi di Ubud Oktober kemarin. Celetukan mereka “i need a paper/book to read. Not an e-book” menjadi cikal bakal saya menamai situs ini. Buat saya, printed edition masih punya spirit besar untuk tetap merawat kecintaan terhadap literature. Dan semangat itu yang saya bawa ke situs ini,” kata Valent.

Data penulis berikut buku (semua buku, baik Indonesia dan Inggris), tulisan, dan coverage media, disatukan dalam situs ini. Dan dimaksudkan bisa menjadi referensi publik Internasional terhadap karya/buku penulis Indonesia.

Alasan lain yang menyebabkan masih sulitnya buku-buku penulis Indonesia kalah bersaing dengan buku produk luar adalah,  kurang mendapatkan tempat yang “strategis” di beberapa toko buku (mainstream) yang ada, dibanding yang berbahasa Indonesia. Beberapa terjual di toko buku jaringan internasional seperti Kinokuniya dan Aksara. Tapi selebihnya, harus dicari melalui agen penulisnya langsung.

“Dari beberapa analisa dan interaksi terhadap situs ini, saya kemudian mendapatkan gambaran agak susahnya untuk mendapatkan buku khususnya dari penulis Indonesia yang berbahasa Inggris, baik terbitan lokal maupun dari penerbit luar. Kalaupun ada, setidaknya harus bersusah payah via Amazon misalnya,” kata Valent.

Dalam hal ini. Valent memberikan beberapa contoh buku yang justru bisa dengan mudah di beli di toko buku internasional, yaitu buku “Ronggeng Dukuh Paruk” dengan bahasa Inggris. Tentunya akan lebih mudah untuk mendapatkan buku-buku tersebut jika langsung dibeli di penerbit, namun hingga kini masih banyak penerbit yang belum mengadopsi proses pemesanan secara online.

“Beberapa kontak yang masuk ke inbox idwriters.com pun beberapa di antaranya justru bertanya di mana mereka bisa mendapatkan buku-buku tersebut. Dan karena [tergabung dalam] idwriters.com, saya bisa mempunyai hubungan yang baik dengan penulis dan penerbit. Itu juga yang mendasari, kenapa saya akhirnya memilih untuk menghadirkan Kertas Baca ini,” kata Valent.

Cara kerja mudah Kertas Baca dan strategi pemasaran

Kertas Baca dibangun berbasis WordPress, dengan plugin e-commerce dari WooCommerce dan sudah diperkuat dengan plugin pendukung, seperti kalkulasi shipping. Proses pemasanan hingga pembayaran buku-buku di Kertas baca tidak jauh berbeda dengan proses pembelian buku secara online pada umumnya, yang membedakan tentu saja adalah sistem kurasi, personalisasi dan proses pengiriman. Tim Kertas Baca senantiasa mengupayakan untuk pengiriman bisa langsung diproses, sesaat setelah menerima pemesanan, dengan kondisi in stock.

“Saat ini pengiriman masih menggunakan JNE. Untuk pembayaran hanya melayani Bank Transfer. Ke depannya, semua layanan shipping akan kami masukkan, dan detail pengelolaan online store akan segera dirampungkan, termasuk konfirmasi pembayaran dan lain-lain. Opsi pembayaran masih dalam penjajakan sistem, salah satunya karena permintaan pembelian dari luar Indonesia,” kata Valent.

Masih menjalankan bisnis dengan cara bootstrapping, Kertas Baca sampai saat ini tentunya masih membuka peluang kepada para investor untuk berinvestasi di Kertas Baca, sebagai salah satu bisnis e-commerce toko buku online yang ternyata masih memiliki jumlah peminat yang cukup besar. Vallent menambahkan meskipun masih cukup belia usianya namun sudah banyak pemesanan terkait dengan buku-buku kurasi dari Valent dan tim Kertas Baca.

“Hingga kini buku sendiri kami dapatkan dengan cara pembelian langsung ke penerbit. Ini yang berat di modal, tapi juga tantangan. Kerjasama konsinyasi sedang dijajaki. Untuk Kertas Baca sendiri, business model ada, dan idea is in the air. Situsnya lahir dari penjajakan sebulan terakhir, setelah lebih dahulu melakukan penawaran buku via email, WhatsApp, media sosial, dan bahkan shareable Google sheet, ke circle terdekat,” ungkap Valent.

Untuk lebih mempromosikan Kertas Baca kepada pasar yang dibidik serta kalangan “mainstream” lainnya, Vallent dan tim tengah mempersiapkan newsletter untuk memperkenalkan buku terbaru yang masuk dalam katalog. Saat ini buku-buku yang sudah terkurasi di Kertas baca sudah berjumlah 40 buah, kebanyakan berasal dari rekomendasi pribadi sang pendiri.

“Masih jauh dari ideal, dalam dua minggu terakhir baru sekitar 40 buah. Karena memang masih baru. Mostly, itu yang sudah saya baca. Dan saya anggap sangat recommended, sehingga bisa direkomendasikan ke pengunjung). Belum semuanya dimasukkan di online katalog, karena sebagian besar masih dalam pengiriman,” kata Valent.

Saat ini selain menambah jumlah buku, mempermudah pembelian buku dari penerbit dan melancarkan proses pemasaran, rencananya pemasukan yang diterima dari hasil penjualan buku di Kertas Baca akan digunakan untuk menghidupi idwriters.com, situs yang memang dari awal diposisikan sebagai non-commercial / non-for-profit project.

“Pengalaman berinteraksi selama mengelola idwriters.com, membantu saya untuk tahu profiling pembaca, dan paling tidak topik/genre yang mereka inginkan. Ke depannya, detail page dari setiap buku yang dijual akan menghadirkan review-review dari pembaca. Sehingga bisa ikut menentukan kelayakan buku tersebut,” tuntas Valent.

Enam Bulan Beroperasi, Foody Hadir di Jabodetabek, Bandung, Pulau Bali, dan, Surabaya

Setelah resmi beroperasi selama 6 bulan di Indonesia pasca perolehan pendanaan seri C dari Tiger Global Management, aplikasi pencarian restoran Foody, dengan tagline “Rewarding Your Culinary Journey”, mengklaim telah memiliki 500 ribu pengguna daftar dan lebih dari 29 ribu restoran dalam basidatanya. Startup asal Vietnam ini mencoba untuk bermain di pasar kuliner dengan menawarkan ragam fitur menarik yang hampir serupa dengan fitur yang ditawarkan oleh pemain lainnya seperti Zomato, Qraved, Pergikuliner dan OpenRice.

Apa yang membedakan Foody dengan pemain lainnya? Dari situs yang sarat dengan informasi lengkap ulasan restoran, tempat makan baru berdasarkan lokasi, jenis restoran dan lainnya Foody mencoba menghadirkan fitur video yang berisikan tips, informasi, profil restoran dan lainnya. Pilihan ini nampaknya sengaja diberikan untuk mendiferensiasi Foody dengan yang lainnya.

Di saat yang bersamaan, ulasan dari pengguna masih merupakan fitur utama yang dicoba untuk ditawarkan oleh Foody. Hal ini terlihat dengan banyaknya promosi berhadiah bagi pengguna yang menuliskan ulasan di situs dan aplikasi Foody.

Jumlah ulasan yang telah terkumpul dari pengguna Foody tercatat telah mencapai 9066 ulasan dan 80.326 foto. Fitur unik lainnya yang dimiliki oleh Foody berupa artikel sebagai referensi wisata kuliner.

“Ada keuntungan lebih ketika user bergabung menjadi user Foody. Tidak hanya mendapatkan seluruh informasi terkait kuliner terbaik di kota­kota besar, baik profil restoran, info promo restoran dan promo kartu bank, tetapi dengan Foody.id, kami juga memberikan reward untuk tiap aktivitas yang dilakukan oleh user di Foody.id dengan sistem poin yang dapat ditukar dengan voucher. Kami optimis bahwa kehadiran Foody.id akan memberikan pengalaman menarik bagi pecinta kuliner di Indonesia,” ungkap Branch Manager Foody.id Laurensia Irma Saraswati.

Application Information Will Show Up Here

Lyke Hadirkan Ragam Pilihan Online Shop Dalam Satu Platform

Melihat kesuksesan model bisnis on-demand yang diterapkan oleh Go-Jek, hari ini secara resmi aplikasi mobile fashion yang hanya tersedia di aplikasi mobile bernama Lyke resmi hadir di Indonesia. Didirikan oleh Bastian Purrer yang dulunya juga pernah bekerja di Zalora sebagai CMO, Lyke bertekad untuk menjadi aplikasi mobile shopping yang memberikan akses fashion terlengkap dari berbagai online shop.

“Lyke hadir untuk menjawab keresahan pembeli terkait dengan cara pembayaran serta proses pendaftaran yang dinilai terlalu rumit, lama dan menyulitkan. Lyke memiliki proses check-out yang seamless untuk pembeli yang pastinya memudahkan dan juga menyenangkan untuk digunakan,” kata Bastian

Lyke juga menawarkan cara mudah untuk pelanggan dalam menemukan ragam pilihan fashion dalam satu platform. Terdapat lebih dari 100 ribu produk fashion dari 50 brand lokal dan online shop favorit yang bermitra dengan Lyke, termasuk di antaranya adalah Berrybenka, localbrand.co.id, bobobobo.com, dan brand lokal fashion lainnya yang memasarkan produk melalui media sosial seperti Instagram dan Blog serta chatt platform seperti Whatsapp, Line dan BBM.

Saat ini Lyke mengklaim telah memiliki sekitar 10 ribu pengguna aktif dan aplikasi Lyke sudah diunduh di platform iOS dan Android dengan jumlah sekitar 10 ribu orang. Dengan mengandalkan strategi pemasaran word of mouth, media sosial dan lainnya, diharapkan Lyke dapat menyasar kepada para wanita yang gemar belanja online di seluruh Indonesia.

“Lyke sebagai marketplace sudah bisa diakses di seluruh Indonesia, untuk memberikan produk terbaik, asli dan berkualitas kami senantiasa melakukan penyaringan penjual dan akan menindak para penjual yang dinilai memiliki catatan buruk dalam hal pelayanan kepada pelanggan,” kata Bastian.

Pembayaran mudah dan cepat

Terdapat empat langkah mudah yang bisa dilakukan pengguna ketika pertama kali menggunakan Lyke. Langkah pertama yang harus dilakukan adalah memilih produk yang disukai melalui fitur rekomendasi personal Lyke, kemudian hanya dengan satu klik saja pilihan produk yang diinginkan sudah bisa dibeli, lengkapi identitas diri dan lakukan proses pembayaran melalui bank transfer atau kartu kredit. Saat ini Lyke telah bermitra dengan empat bank ternama di Indonesia yaitu Bank Mandiri, BCA, BNI, dan BRI.

“Hal unik yang hanya dimiliki Lyke adalah ketika pengguna menyukai (Like) suatu produk maka secara otomatis ketika ada penawaran atau promosi terkait dengan produk tersebut akan mendapatkan notifikasi langsung,” kata Bastian.

Dalam hal pengiriman barang, Lyke membebaskan masing-masing penjual untuk melakukan proses. Namun demikian hingga produk sampai di rumah pembeli, uang yang sudah ditransfer oleh pembeli tidak secara langsung diberikan kepada penjual. Hal ini dilakukan untuk menghindari ragam penipuan serta kelalaian yang disebabkan oleh penjual.

“Jika produk terlambat terkirim atau gagal terkirim, uang dari pembeli akan kami kembalikan dalam waktu 72 jam. Dalam hal ini Lyke juga akan menjembatani masalah terkait dengan pengaduan, pengembalian barang antara penjual dan pembeli,” kata Bastian.

Menerapkan pilihan ‘mobile only

Secara khusus Lyke hanya tersedia di aplikasi mobile platform android dan iOS saja, komitmen ini sengaja dibuat oleh Lyke untuk menyasar para pengguna smartphone di Indonesia yang makin besar jumlahnya. Indonesia sendiri adalah negara pertama di Asia tenggara yang disasar oleh Lyke, sebagai pengguna smartphone terbesar di Asia Tenggara.

“Lyke hadir memberikan cara belanja fashion tanpa perlu repot mengakses laptop atau desktop. Hanya dengan mengunduh aplikasi Lyke pelanggan dapat menemukan ragam produk fashion yang diinginkan kapan dan di mana saja,” kata Bastian.

Sepanjang tahun 2016 masih banyak target yang ingin dicapai oleh Lyke, di antaranya adalah memperbanyak metode pembayaran, menerapkan sistem penilaian dan feedback yang lebih baik, memberikan informasi penjual dan produk secara lengkap dan transparan, pilihan kustomisasi kampanye dengan akses langsung dari penjual kepada pengikutnya (Follower) dan berbagi pilihan produk fashion pembeli, membuat koleksi produk favorit hingga mengikuti gaya selebriti favorit dan produk pilihan melalui aplikasi Lyke.

Application Information Will Show Up Here

ITB dan Telkomsel Bangun Platform Smart City

Bertujuan untuk membantu kota-kota di Indonesia menerapkan teknologi smart city, Lembaga Afiliasi Penelitian Indonesia (LAPI) dan Institut teknologi Bandung (ITB) dan Telkomsel membuat smart system platform (SSP). Kemitraan ini dibentuk agar semakin banyak kota-kota besar di Indonesia mulai mengadopsi smart city, untuk lebih memudahkan pengelolaan serta manajemen masing-masing kota.

“Saat ini di Indonesia konsep smart city masih belum banyak diadopsi, dan sebagian besar kota yang berkeinginan mengadopsi konsep ini menemui banyak halangan. Terutama mengenai pemahaman konsep dan cara membangunnya. Ini alasan adanya smart system platform,” kata Peneliti Smart City ITB dan Ketua Forum Smart City Indonesia Suhono Harso Supangkat kepada Detik.

Nantinya teknologi SSP bisa digunakan untuk mendukung penyelesaian masalah-masalah yang kerap dialami di kota-kota besar seperti transportasi, pendidikan dan kesehatan. Terdapat tiga inovasi yang telah dihasilkan oleh SSP buatan ITB ini, di antaranya adalah sensing, understanding, dan acting.

SSP bisa menjadi teknologi yang bisa digunakan dengan mudah oleh pemerintah kota dan kabupaten, SKPD kota dan kabupaten, BUMN, direktorat terkait smart city di pemerintah pusat, pengelolaan perusahaan terkait industri smart city, pelaku industri operator dan pengembang, hingga pengguna teknologi komunikasi dan informatika.

Proses pertama yang nantinya diterapkan yaitu sensing. Di dalamnya termasuk mengetahui dan obeservasi kondisi kota dengan bantuan sensor untuk pengumpulan data. Langkah selanjutnya yang akan dilakukan adalah understanding, yaitu konsep untuk memahami kota dengan lebih baik melalui data yang telah dikumpulkan.

Dan yang terakhir adalah acting, yaitu konsep untuk melakukan tindakan dengan cepat berdasarkan hasil analisis yang dilakukan. Produk pendukung proses acting ini adalah command center yang memanfaatkan teknologi SSP.

Deliveree Luncurkan Layanan Pengiriman dengan Sepeda Motor di Jabodetabek

Bertujuan untuk memberikan pilihan baru untuk pelanggan, platform logistik dan transportasi di Jakarta, Deliveree mengumumkan peluncuran ratusan armada sepeda motor pada platform aplikasinya secara resmi hari ini (15/02). Hadirnya armada sepeda motor di kawasan Jabodetabek ini diharapkan bisa memberikan layanan yang lebih mudah dan cepat dengan harga bersaing kepada seluruh pelanggan bisnis maupun perorangan.

“Salah satu fokus kami adalah menawarkan berbagai jenis armada sesuai kebutuhan pelanggan dengan harga bersaing yang dihitung berdasarkan jarak tempuh, sehingga pelanggan hanya perlu membayar sesuai dengan kendaraan dan jarak pengiriman, tanpa tambahan lainnya,” ujar Mega Yanuar, Manajer Operasional Deliveree.

Sejak diluncurkan pada bulan September 2015, Deliveree mengklaim telah mengalami peningkatan yang cukup signifikan dari jumlah pelanggan maupun pemesanan. Saat ini Deliveree telah menyediakan lebih dari 1000 armada truk, pickup, Van, MPV, dan City Car dan telah melayani seluruh area Jabodetabek.

Selama 7 hari penuh mulai pukul 7 pagi hingga 11 malam, tim Deliveree bertugas melayani pelanggan yang ingin memanfaatkan aplikasi mobile dan web platform logistik di Jakarta dan sekitarnya.

Nantinya, dengan pilihan baru ini, pelanggan bisa mengirimkan kebutuhan barang, dokumen, kebutuhan dagang, makanan, bunga, dan bingkisan kecil lainnya, yang perlu diambil dan dikirim ke seluruh Jabodetabek.

“Kendati menjadi perusahaan teknologi, tugas utama kami adalah mendengarkan setiap kebutuhan pelanggan dan berusaha sebaik mungkin untuk memberikan layanan terbaik yang memenuhi kebutuhan tersebut. Jika sebelumnya pelanggan menggunakan City Car, saat ini kami memberikan pilihan baru dengan harga lebih terjangkau, lewat armada motor,” kata Mega.

Sebelumnya Go-Jek telah lebih dahulu menawarkan layanan yang serupa dengan Go-Send dan GRAB dengan layanan GrabExpress.

Tercatat sepanjang tahun 2015 telah banyak pemain baru yang mencoba untuk memberikan layanan di bidang logistik on-demand, diantaranya adalah PopBox, Etobee dan 21Express yang membuka layanan logistik B2C.

Application Information Will Show Up Here

Violet Pay Hadirkan Sistem Pembayaran Online untuk Pelaku UKM

Mudah, cepat dan aman. Tiga hal itulah yang ditawarkan oleh Violet Pay, sebuah metode pembayaran terbaru yang dimiliki oleh Indivara Sejahtera Sukses Makmur (Indivara Group) yang memfokuskan bisnisnya pada pengembangan Digital Platform dan IT Consulting and Services.

Violet Pay merupakan smart payment system yang memungkinkan pengguna untuk melakukan transaksi mikro menggunakan smartphone. Berbeda dengan mobile payment milik operator seluler, Violet Pay mencoba untuk memberikan layanan mudah untuk komunitas melalui online payment system.

“Violet Pay adalah Platform Micropayment yang di-develop oleh PT. Indivara Sejahtera Sukses Makmur. Sedangkan DMSUM (PT. Dinamika Mitra Sukses Makmur) adalah anak perusahaan dari Indivara. Produk dari DMSUM adalah aplikasi “mentimun pasar rakyat” yang di dalamnya ada beberapa platform produksi Indivara termasuk Violet,” ungkap VP Product Indivara Group Khristianto Herwahyudi.

Violet adalah platform micropayment, bukan aplikasi yang bisa diunduh langsung di Google Play. Violet Pay merupakan produk B2B white label. Platform Violet Pay yang digunakan oleh DMSUM di aplikasi “Mentimun Pasar Rakyat” memiliki nama “Mentimun Pay”.

Menyasar kalangan UKM, koperasi, dan komunitas, Violet Pay dibangun untuk menjawab kebutuhan dan kesulitan dalam melakukan transaksi mikro, terutama untuk bisnis yang bersifat community-based. Diharapkan metode pembayaran sederhana Violet Pay dapat menjangkau kalangan masyarakat yang hingga kini masih belum memiliki rekening dan tabungan di bank.

“Dengan Violet Pay pelanggan tidak perlu mengisi data perbankan mereka. Cukup dengan login dan password di smartphone pelanggan sudah bisa berbelanja dimana pun dan kapan pun,” kata Khristianto.

UKM, Koperasi, dan komunitas lainnya, dapat membuka kontak dengan tim di Indivara Group. Langkah selanjutnya, cukup membuka rekening Bank sebagai rekening utama Violet Pay. Kemudian Indivara Group akan melakukan implementasi sampai sistem siap digunakan. Harga paket berkisar antara 150-200 juta Rupiah, tergantung lingkup fitur yang akan digunakan. Indivara Group juga menawarkan model pembayaran beli putus atau sewa bulanan.

“Untuk saat ini, aplikasi baru berjalan di platform Android, yaitu platform yang banyak digunakan oleh pengguna smartphone secara luas seluruh indonesia,” kata Khristianto.

Dengan menerapkan pre-deposit funds bank, Violet Pay bisa digunakan untuk menjalankan Laku Pandai, UKM, koperasi serta komunitas lainnya bisa memanfaatkan layanan ini sebagai sistem pembayaran.

“Melalui kerja sama dengan pihak lain (agen bank) dan didukung dengan penggunaan sarana teknologi informasi, Violet Pay merupakan sarana teknologi informasi yang dapat digunakan untuk menjalankan Laku Pandai,” kata Khristianto.

Violet Pay saat ini sudah digunakan oleh beberapa perusahaan e-commerce, ritel online dan perusahaan logistik ternama di Indonesia. Violet Pay dapat digunakan oleh pebisnis, seperti UKM, yang memiliki komunitasatau anggota. Violet Pay digunakan sebagai media pembayaran dalam komunitas tersebut. Setiap anggota dapat memiliki virtual wallet, yang nantinya dapat digunakan untuk melakukan transaksi mikro di dalam UKM tersebut.

“Indivara Group akan memperkaya lagi fitur dari Violet Pay agar semakin membantu pengguna di dalam melakukan transaksi mikro. Pengembangan tahun ini mencakup layanan kredit atau pembiayaan,” tuntas Khristianto.