Tips Mengakselerasi Bisnis UMKM di Era Digitalisasi

Dalam upaya mengakselerasi bisnis UMKM di Indonesia, penting untuk mengetahui kondisi terkini dari UMKM guna menentukan strategi akselerasi yang tepat. UMKM menjadi tonggak penting bagi pertumbuhan perekonomian Indonesia. Karenanya, akselerasi di era digital menjadi salah satu hal yang dapat diupayakan guna mendukung pertumbuhan UMKM.

Gambaran dan Peran UMKM di Indonesia

Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah atau yang lebih dikenal dengan istilah UMKM merupakan sektor yang memainkan peran penting dan memberikan kontribusi besar bagi perekonomian Indonesia. UMKM memiliki ragam kategori, mulai dari mikro hingga medium dengan nominal modal maksimal 10 Milyar dan pendapatan maksimal 50 Milyar.

Berbeda dengan korporat, kategori UMKM ditentukan oleh ukuran bisnis dan aset yang dimiliki oleh perusahaan tersebut. Namun, kendati aset yang dimiliki tidak sebesar korporat, jumlah dan keberadaannya yang mendominasi di Indonesia mampu menjadikannya sebagai penyokong perekonomian negara.

Sumber: MSME Empowerment Report 2022 (halaman 4)

Jumlah UMKM di Indonesia mengalami peningkatan yang signifikan dari tahun ke tahun. Melalui laporan bertajuk MSME Empowerment Report 2022, data yang disajikan oleh BPS menunjukkan jumlah UMKM di Indonesia mencapai 65.460.000 pada tahun 2020 dan angka tersebut naik sekitar 8.000.000 dibanding 5 tahun sebelumnya.

Sumber: MSME Empowerment Report 2022 (halaman 5)

Tidak hanya meningkatkan PDB negara, UMKM juga menjadi sumber lapangan kerja bagi masyarakat Indonesia. Menurut Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah, dengan jumlah UMKM yang disebutkan oleh data BPS diatas, UMKM tersebut telah mempekerjakan 114,7 juta orang atau sekitar 56% dari tenaga kerja dan memberikan kontribusi lebih dari 60% terhadap PDB negara (MSME Empowerment Report, 2022:5).

Sumber: MSME Empowerment Report 2022 (halaman 6-7)

Bisnis UMKM bisa dibentuk dan dijalankan oleh berbagai lapisan masyarakat di manapun mereka berada. Berdasarkan portal Satu Data dari Kementerian Koperasi dan UMKM, sebaran UMKM di Indonesia masih didominasi oleh pulau Jawa (61,48%) dengan Jawa Barat sebagai provinsi yang memiliki jumlah UMKM terbanyak di pulau Jawa. Sedangkan untuk jenis usaha, kategori retail menempati posisi teratas (54,33%) disusul dengan akomodasi dan penyedia makanan dan minuman (20,21%). Sementara itu dari kategori usia, generasi X mendominasi demografi UMKM (43,51%) diikuti dengan generasi milenial (37,71%) (MSME Empowerment Report, 2022:6-7).

Namun, sebagai bisnis mikro, UMKM kerap mengalami kendala terutama dalam hal keuangan dan sumber daya. Kendala tersebut kian bertambah dengan pesatnya digitalisasi dan adanya bencana pandemi Covid-19.

Pesatnya era digital memiliki dua dampak sisi bagi UMKM. Di satu sisi, kemunculan online marketplace di era digital akan menjadi peluang yang baik bagi UMKM untuk memperluas pasar, mendapat pelanggan baru, meningkatkan pendapatan serta nilai ekspor. Hal ini dikarenakan total nilai ekspor UMKM Indonesia masih cenderung rendah jika dibandingkan beberapa negara tetangga, seperti Singapura (41%) dan Thailand (29%). Data Kementerian Koperasi dan UMKM pada tahun 2019 menunjukkan total nilai ekspor UMKM Indonesia berada di angka 15,65% atau setara Rp 2.167 triliun (MSME Empowerment Report, 2022:6).

Namun, di sisi lain, UMKM yang tidak mampu beradaptasi dan mengimbangi pesatnya digitalisasi berpotensi tumbang dan gulung tikar. Terlebih, bencana pandemi juga menyebabkan turunnya jumlah permintaan yang akan berpengaruh pada rantai pasok dan pendapatan UMKM.  

Pandemi telah menimbulkan dampak signifikan terhadap UMKM. Namun, dampak yang dirasakan UMKM tidak merata di semua sektor dan wilayah. Misalnya, UMKM di wilayah perkotaan cenderung lebih tangguh daripada UMKM di wilayah pedesaan. Hal tersebut dikarenakan UMKM di wilayah perkotaan memiliki tingkat digitalisasi yang lebih tinggi sehingga lebih mampu untuk bertahan di tengah turbulensi bisnis selama pandemi. Dalam MSME Report 2022, survei yang dilakukan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) pada tahun 2020 menunjukkan 94,69% UMKM di Indonesia mengalami dampak penjualan yang negatif akibat pandemi (MSME Empowerment Report, 2022:13). Pertumbuhan UMKM yang sebelumnya stabil menjadi goyah dan menurun akibat pandemi.

Digitalisasi UMKM di Indonesia

Pesatnya digitalisasi membuat pelaku bisnis UMKM harus mampu beradaptasi terhadap perubahan. Namun, tidak semua pelaku bisnis memiliki kemampuan dan kecakapan dalam akselerasi digital.

Akselerasi digital dalam dunia bisnis, khususnya UMKM di Indonesia, masih terhitung cukup jauh dari target yang sudah ditetapkan. Dalam Forum Ekonomi Digital KOMINFO IV, Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah, Teten Masduki menyebutkan bahwa per 4 April 2022 sebanyak 17,59 juta UMKM sudah memasuki platform digital. Angka tersebut merupakan 27% dari total UMKM di Indonesia dan 58% dari 30 juta UMKM yang ditargetkan memasuki ekosistem digital pada tahun 2023. Hal itu menunjukkan setidaknya masih ada 12 juta UMKM yang ditargetkan untuk memasuki ekosistem digital tahun ini.

Proses digitalisasi UMKM dihadapkan dengan berbagai kendala, salah satunya adalah akses internet dan layanan infrastruktur yang belum merata di setiap daerah di Indonesia. Beberapa daerah terpencil di Indonesia bahkan belum terjamah akses internet. Karenanya, peran pemerintah/lembaga/para pemangku kepentingan lainnya dibutuhkan untuk mendukung pemerataan akselerasi digital UMKM.

Pemerintah mengambil peran untuk mendorong digitalisasi UMKM melalui berbagai program, mulai dari memperluas jaringan internet ke wilayah terpencil, program pelatihan digitalisasi UMKM, program pembiayaan UMKM yang merupakan hasil kerjasama dengan perbankan, perbaikan infrastruktur, hingga penyederhanaan regulasi dan proses perizinan usaha bagi UMKM.

Tentunya, terlepas dari upaya yang dilakukan, masih banyak tantangan yang harus dihadapi seperti kebutuhan literasi digital bagi UMKM dan sulitnya sumber akses pembiayaan UMKM. Namun, dengan adanya upaya tersebut diharapkan mampu merangkul lebih banyak UMKM untuk mengadopsi teknologi digital dalam upaya pengembangan bisnisnya.

Adopsi teknologi juga menjadi salah satu cara UMKM mampu bertahan melewati kondisi pandemi yang tidak kondusif. Hal tersebut menjadi bukti bahwa digitalisasi UMKM adalah salah satu opsi yang dapat dipilih untuk membantu memperkuat bisnis UMKM. Pembatasan mobilitas selama pandemi yang menurunkan penjualan konvensional membuat UMKM memanfaatkan teknologi untuk beralih ke penjualan online sehingga UMKM bisa bertahan.

Digitalisasi UMKM telah berlangsung sejak lama bahkan sebelum pandemi Covid-19, namun tidak bisa dipungkiri bahwa tekanan kondisi pandemi Covid-19 juga turut memperluas digitalisasi di kalangan UMKM.

Digitalisasi menjadi opsi bagi UMKM untuk memperluas pasar. Dengan memanfaatkan platform digital, pelaku bisnis UMKM bisa memasarkan produknya tidak terbatas di daerah tertentu saja. Penguatan bisnis UMKM bisa terus ditingkatkan melalui digitalisasi agar UMKM mampu menguasai pasar nasional.

Digitalisasi penting untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas UMKM. Melalui pemanfaatan digital, bisnis UMKM dapat menyederhanakan proses, sumber daya, dan waktu untuk mengerjakan tugas-tugas yang sebelumnya dilakukan secara konvensional. Hal itu juga turut memengaruhi pengeluaran anggaran agar dapat dialokasikan untuk hal lain yang lebih efektif demi kemajuan bisnis. Mereka juga bisa memperluas jangkauan pasar dan mendapat pelanggan baru.

  MSME Empowerment Report 2022 (halaman 20-21)

Sumber: MSME Empowerment Report 2022 (halaman 20-21)

DailySocial melakukan survei terkait tren digitalisasi terhadap 1.500 pemilik bisnis UMKM dari berbagai daerah di Indonesia. Hasilnya menunjukkan bahwa kendala terbesar yang dihadapi UMKM adalah pemasaran produk (70,2%) diikuti dengan kendala modal (51,2%). Kendala lain muncul akibat pandemi dimana 38,4% pelaku UMKM merasakan turunnya nilai transaksi hingga 25%. Hanya 10,5% bisnis yang tetap stabil atau tidak terpengaruh (MSME Empowerment Report, 2022:20-21).

Tantangan lainnya dalam digitalisasi UMKM ditunjukkan oleh laporan dari International Finance Corporation. Laporan menyebutkan bahwa kendala utama dalam digitalisasi UMKM di negara berkembang adalah keuangan. Akses kredit yang sangat minim membuat UMKM kesulitan mengalokasikan dana untuk investasi teknologi digital dalam bisnisnya.

Tantangan lainnya adalah minimnya keterampilan digital dari para pelaku bisnis UMKM, terlebih bisnis UMKM biasanya hanya dijalankan dengan sumber daya terbatas yang mana tiap individu harus mengerjakan berbagai tugas sekaligus. Persebaran infrastruktur digital yang tidak merata dan keterbatasan anggaran untuk menjaga keamanan aset digital juga menjadi kendala dalam upaya digitalisasi UMKM.

Beberapa Tips Mengakselerasi Bisnis UMKM di Era Digitalisasi

Tren perkembangan teknologi yang pesat disertai adanya perubahan pola perilaku belanja konsumen akibat pandemi mendorong UMKM untuk mengadopsi teknologi menjadi bagian dalam pengembangan bisnisnya.

Pemerintah dan berbagai pemangku kepentingan lainnya pun terus berupaya untuk menggalakkan transformasi digital bagi pelaku UMKM yang belum merambah atau masih minim kemampuan digitalnya.

Pelaku UMKM yang sama sekali belum tersentuh digitalisasi tentu akan bingung harus memulai pemanfaatan teknologi digital dari mana. Karenanya, simak tips akselerasi bisnis UMKM di era digital berikut ini.

  • Literasi digital

Literasi pemasaran digital menjadi salah satu hal penting dalam upaya meningkatkan UMKM ke ekosistem digital. Pemerintah mengikutsertakan bidang pendidikan dalam upaya digitalisasi UMKM melalui program Bangga Buatan Indonesia. Melalui program ini, pemerintah bekerja sama dengan LinkAja untuk memberikan pendampingan dalam literasi pembayaran digital kepada pelaku usaha.

  • Manfaatkan e-Commerce 

Dalam program digitalisasi UMKM oleh bank Indonesia, akselerasi pengembangan UMKM digital di era digitalisasi dilakukan dengan cara memanfaatkan e-Commerce sebagai platform untuk memperkuat pemasaran produk ke pasar global dan e-Financing untuk memudahkan transaksi digital bagi UMKM.

Pandemi telah membawa perubahan pola perilaku belanja konsumen. Kini, kian banyak konsumen yang lebih memilih belanja melalui platform digital. Berdasarkan hasil survei yang disajikan dalam laporan bertajuk MSME Empowerment Report 2022, beberapa platform penjualan digital yang banyak diminati UMKM diantaranya Shopee (87,1%), Tokopedia (58,2%), TikTok Shop (44,8%), Bukalapak (37,8%), dan Blibli (22,6%). Meskipun TikTok terhitung sebagai pemain baru di Indonesia, namun platform tersebut memiliki pertumbuhan yang cepat. Terbukti dengan hasil survei tersebut yang menunjukkan TikTok sebagai salah satu platform yang paling banyak diminati UMKM. Survei tersebut juga menunjukkan 63,2% responden mengaku pernah menggunakan TikTok, dengan 22,4% lainnya memanfaatkan TikTok Shop sebagai sarana penjualan online.

  • Social Commerce

Selain e-Commerce, social commerce juga menjadi platform yang banyak digunakan masyarakat untuk berbelanja. Social Commerce merupakan kegiatan jual beli online yang dilakukan melalui media sosial. 

Menurut laporan dari We Are Social dan Hootsuite, jumlah pengguna media sosial per Oktober 2022 mencapai 4,74 miliar di seluruh dunia. Jumlah tersebut setara dengan 59,3% dari total keseluruhan populasi di dunia. Karenanya, media sosial bisa menjadi peluang pasar yang cukup besar bagi pelaku bisnis UMKM.

Selain adanya peningkatan jumlah pengguna media sosial, pemahaman akan penggunaan social commerce juga menjadi penting karena social commerce akan memudahkan pelaku bisnis untuk mengukur dan mengevaluasi perkembangan bisnis mereka. Social Commerce memiliki indikator pengukuran yang jelas melalui hasil laporan analitik seperti impressions, engagement, reach, dan laporan transaksi yang bisa diakses dengan mudah.

Survei yang dilakukan oleh Populix pada September 2022 menunjukkan TikTok Shop (46%) menjadi social commerce paling banyak diminati, disusul oleh WhatsApp (21%), Facebook Shop (10%), dan Instagram Shop (10%). Selain itu, survei menunjukkan TikTok Shop dan Instagram Shop akan menjadi dua platform yang paling banyak digunakan di masa mendatang.

  • Content Creator

Penggunaan content creator di berbagai media sosial banyak dilakukan oleh UMKM untuk berbagai tujuan, mulai dari membangun brand image, menyebarkan campaign, hingga menjangkau lebih banyak pelanggan dan meningkatkan penjualan. Setiap creator memiliki cara unik tersendiri dalam membungkus dan menyampaikan pesan kepada audiensnya, karenanya penting untuk memilih creator yang tepat sesuai tujuan dan kebutuhan bisnis. 

Selain itu, pelaku bisnis juga semakin merasakan adanya kemudahan untuk terhubung dengan creator salah satunya melalui TikTok Affiliate. TikTok Affiliate merupakan program yang dibuat TikTok untuk memudahkan para creator dan seller untuk saling terhubung melalui komisi dan kreativitas. Penjual bisa berkolaborasi dengan para kreator terbaik dengan basis komisi atas setiap penjualan yang dihasilkan kreator. Kreator juga memiliki kebebasan untuk memilih, mempromosikan, dan merekomendasikan produk pilihan yang relevan dengan karakteristik pengikut mereka. Selain itu, kreator akan mendapat komisi berbayar dari penjual dari total penjualan yang dihasilkan. 

  • Gunakan Aplikasi

Selain media sosial, era digital juga telah melahirkan berbagai aplikasi yang bisa dimanfaatkan untuk membantu pengelolaan operasional bisnis UMKM. Contohnya aplikasi pembuatan invoice, akuntansi, pembukuan, pengelolaan karyawan, hingga sistem pemberian gaji secara digital. Penggunaan aplikasi tersebut bisa meningkatkan visibilitas dan efisiensi dalam suatu bisnis.

  • Strategi Digital Marketing

Penggunaan media sosial dan e-Commerce saja tidak menjamin adanya peningkatan penjualan. Penggunaan tersebut harus diimbangi dengan strategi digital marketing seperti menggunakan fitur ads di media sosial, menggunakan email marketing, Search Engine Optimization (SEO), penggunaan influencer, penjualan dengan cara live streaming, dan berbagai strategi lainnya.

Data analisa kondisi UMKM menjadi dasar untuk menentukan strategi akselerasi UMKM yang tepat di Indonesia. Dengan begitu, UMKM bukan hanya mampu bertahan tetapi juga mampu berkembang. DailySocial merangkumnya dalam laporan bertajuk MSME Empowerment Report yang bisa memberikan gambaran kondisi UMKM di Indonesia saat ini dan analisis dari hasil survei terkait peluang dan tantangan yang harus dihadapi UMKM dalam upaya digitalisasi. Baca laporan lengkapnya di MSME Empowerment Report 2022.

Bank Neo Commerce Hadirkan Neo Business, Layanan Keuangan Digital UMKM

PT Bank Neo Commerce Tbk (BNC), kini memperkenalkan layanan keuangan digital terbaru, yaitu Neo Business. Layanan ini diperuntukkan bagi pemilik usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) untuk mengatur transaksi keuangan dan transaksi bisnis sehari-hari.

Layanan Neo Business tersedia di aplikasi Neobank, dengan satu aplikasi, nasabah mendapatkan dua layanan, yaitu layanan nasabah umum dan nasabah pemilik usaha kecil dan menengah.

Berdasarkan data dari Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia pada Oktober 2022, UMKM mampu menyerap 97% dari total angkatan kerja dan mampu menghimpun hingga 60,4% dari total investasi di Indonesia. UMKM masih dapat berkembang lebih jauh lagi

Data dari Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Kemenkop UKM) melansir sebanyak 3,79% UMKM sudah memanfaatkan platform online dalam memasarkan produknya, atau 8% dari total pelaku UMKM yang ada di Indonesia, yakni 59,2 juta.

Dari data tersebut, BNC melihat peluang bahwa UMKM memiliki peran penting bagi perekonomian Indonesia, dan untuk dapat lebih berkembang lagi dalam memenuhi potensinya, BNC ingin turut serta berkontribusi dengan mempermudah UMKM dalam mendapatkan akses terhadap layanan keuangan dan perbankan digital yang berkualitas.

Direktur Bisnis PT Bank Neo Commerce Tbk, Aditya Windarwo (kiri)

“Mengingat pentingnya peran UMKM bagi perekonomian Indonesia, BNC sebagai bank digital terdepan memiliki tanggung jawab untuk dapat memberikan layanan perbankan yang inklusif, mudah, cepat, dan menguntungkan bagi para nasabah kami khususnya bagi yang memiliki usaha kecil dan menengah. Dengan hadirnya Neo Business, BNC berharap mereka mendapatkan kemudahan transaksi, layanan perbankan yang aman dengan dukungan teknologi yang mumpuni, bebas biaya administrasi dan transfer antar bank. Ke depannya, BNC juga akan menyediakan pinjaman (merchant loan) bagi para pemilik UMKM pengguna Neo Business sehingga dapat membantu mereka dalam mengembangkan usahanya.” Ungkap Direktur Bisnis Bank Neo Commerce, Aditya Windarwo dalam keterangan resminya yang dikutip pada Rabu, 5 April 2023.

Layanan Neo Business bagi UMKM dapat digunakan untuk memisahkan keuangan pribadi dan bisnis, menerima, dan mengelola pembayaran hasil usaha platform e-commerce, food delivery, atau platform digital lainnya. Layanan ini juga dilengkapi dengan fitur pembukuan dan analisa bisnis. 

Selain itu, layanan Neo Business juga dapat mengirimkan payment collection kepada mitra bisnis atau pelanggan, serta dapat menerima pembayaran melalui QRIS yang proses transaksinya akan diterima pada hari yang sama. 

Pada fitur QRIS  layanan Neo Business, UMKM dapat mendaftarkannya secara mandiri. Pengguna dapat membuat QRIS dinamis atau statis melalui Neo Business sesuai dengan kebutuhan transaksional pengguna, serta dapat mengunduh image QRIS dan menerima settlement sameday. 

Fitur Qris Neo Business ke depannya akan dapat diintegrasikan melalui Application Programming Interface (API) kepada merchant sesuai dengan
kebutuhan dan preferensi mereka.

“BNC selalu berupaya untuk memberikan layanan keuangan yang inovatif dan solutif. Kami harap layanan Neo Business ini mampu menjadi solusi bagi permasalahan yang dihadapi oleh nasabah, khususnya bagi para pemilik UMKM dan dapat menjadi layanan yang membantu usaha mereka menjadi lebih berkembang,” tutup Aditya.

Tren Digitalisasi UMKM di Indonesia 2023: Tantangan dan Peluang

Bukan menjadi rahasia lagi jika sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) memegang peranan penting dalam memajukan perekonomian negara. UMKM telah menjadi tulang punggung perekonomian negara karena telah memberikan kontribusi PDB atau Produk Domestik Bruto dan juga menambah lapangan kerja untuk masyarakat.

Hal ini terlihat dari data Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah. Saat ini terdapat 65,4 juta UMKM di Indonesia yang mana telah mempekerjakan 114,7 juta orang atau sekitar 56% dari tenaga kerja di Indonesia. Selain itu, UMKM juga memberikan kontribusi lebih dari 60% terhadap PDB negara. (MSME Empowerment Report, 2022:5).

Data dari Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah juga menunjukkan bahwa kontribusi UMKM ke PDB terus meningkat sebelum pandemi. Tetapi, kontribusi tersebut menurun menjadi 37,3% saat pandemi. (MSME Empowerment Report, 2022:13). 

 

Sumber: MSME Empowerment Report 2022 (halaman 13)

Agar bertahan di tengah persaingan yang ketat, terutama semenjak pandemi, berdasarkan data MSME Empowerment Report (2022:38), terdapat 83,8% pelaku UMKM yang melakukan digitalisasi atau memanfaatkan teknologi untuk mendukung operasional bisnis mereka. Menurut jurnal dariPlakoyiannaki et al. dalam Indriastuti dan Kartika, digitalisasi menjadi peluang bagi UMKM untuk beralih dari perdagangan tradisional ke tren baru yang menerapkan teknologi.

Digitalisasi menyebabkan banyak UMKM mulai mempromosikan produk dan layanan mereka melalui platform digital, baik dalam bentuk gambar dan video. Lalu, mereka juga membuat toko online di marketplace untuk memudahkan pelanggan menemukan produk mereka.

Kepala Bidang Kemudahan Usaha Mikro Kementerian Koperasi dan UKM Berry Fauzi, mengatakan, UMKM banyak memanfaatkan jaringan marketplace untuk memasarkan produknya di masa pandemi (MSME Empowerment Report, 2022, halaman 12).

“Sebanyak 40% UMKM menggunakan social media, 38% menggunakan instant messaging, menggunakan e-commerce 13%, dan ride hailing 5%,” ucap Berry.

Hal ini menunjukkan bahwa hanya sebagian UMKM yang sudah beradaptasi dengan digitalisasi. Sebab, pemilik UMKM masih menemui beberapa kendala dalam mengembangkan usahanya menuju ke era digital.

Tantangan Yang Dialami oleh UMKM Indonesia

Ketika bertransformasi ke digitalisasi, tentunya UMKM akan menghadapi beberapa tantangan. Berdasarkan survei yang dilakukan oleh DSInnovate ke 1.500 pemilik UMKM, ditemukan beberapa kendala yang dialami oleh UMKM. 

Sumber: MSME Empowerment Report 2022 (halaman 20)

Umumnya, 70,2% pemilik UMKM bermasalah saat melakukan pemasaran produk. Permasalahan berikutnya ialah berkaitan dengan akses permodalan (51,2%), pemenuhan atau persediaan bahan baku (46,3%), dan adopsi digital (30,9%).

Tantangan pertama berkaitan dengan pemasaran produk. UMKM harus membangun brand image yang kuat agar dapat bersaing dengan yang lain, dan sumber daya keuangan mereka pun terbatas sehingga sulit bagi mereka untuk mengalokasikan dana untuk kegiatan pemasaran.

Kedua ialah tantangan keuangan. Menurut survei Bank Indonesia terbaru pada MSME Empowerment Report 2022, halaman 23), 69,5% UMKM belum menerima pinjaman. Tantangan ini bersumber dari rendahnya literasi keuangan peminjam atau UMKM. Pada saat yang sama, peminjam (bank dan multifinance) juga menghadapi beberapa tantangan untuk memenuhi kebutuhan UMKM.

Selain itu, transaksi manual seringkali tidak memiliki pencatatan yang intensif, membuat laporan keuangan tidak lengkap. Padahal laporan pembukuan yang tertata membantu pengusaha untuk mendapatkan layanan keuangan yang lebih komprehensif lagi, misalnya untuk mengajukan Kredit Usaha Rakyat (KUR).

Tantangan berikutnya berkaitan dengan adopsi digital. Terdapat empat tantangan bagi UMKM dalam adopsi digital.

Pertama, kurangnya infrastruktur digital yang andal. Melansir dariDataboks Katadata, Indonesia mendominasi jumlah penduduk di Asia Tenggara sebesar 40,9%. Meskipun memiliki kepadatan penduduk yang tinggi, banyak wilayah terpencil atau pedesaan di Indonesia belum memiliki akses konektivitas internet.

Hal ini akan mempersulit UMKM di area ini untuk memanfaatkan teknologi digital, seperti e-commerce dan pemasaran online. Selain sulit mendapatkan koneksi internet, mereka juga tidak memiliki perangkat keras yang andal untuk menggunakan teknologi digital, seperti HP dan laptop.

Tantangan lainnya adalah kurangnya keterampilan dan pengetahuan digital di kalangan pemilik UMKM dan karyawan, terutama di daerah pedesaan. Hal ini mempersulit mereka dalam memanfaatkan teknologi dengan efisien.

Tantangan berikutnya ialah akses sumber keuangan dengan meminjam dana usaha pada bank agar pemilik UMKM dapat berinvestasi dalam teknologi dan infrastruktur digital. International Finance Corporation melaporkan bahwa kurangnya akses ke keuangan merupakan hambatan utama bagi digitalisasi UMKM di negara berkembang. Data tersebut menunjukkan sekitar 60% UMKM di negara berkembang kekurangan kredit formal, sehingga sulit bagi mereka untuk berinvestasi dalam teknologi digital.(MSME Empowerment Report 2022, halaman 24)

Tantangan adopsi digital terakhir adalah keamanan. Setiap UMKM perlu memiliki keahlian atau anggaran untuk mengimplementasikan protokol keamanan yang dapat melindungi aset digital mereka. Sebab, ditemukan bahwa 44 % serangan dunia maya terjadi pada usaha kecil (MSME Empowerment Report 2022, halaman 25).

Mengapa Digitalisasi Penting untuk UMKM

Hadirnya digitalisasi pada UMKM membawa banyak peluang bagi UMKM agar mereka dapat mendominasi pasar domestik. Pertama, karena digitalisasi mampu menolong UMKM untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas mereka. Dengan menerapkan teknologi digital seperti marketplace, dompet digital (Ovo, Gopay, dll), maupun aplikasi digital lainnya pelaku UMKM dapat mempermudah prosesnya serta menghemat waktu dan sumber daya atau biaya yang dibutuhkan untuk tugas-tugas manual.

Kedua, digitalisasi dapat membantu UMKM membuka pasar dan pelanggan baru. Menurut laporan dari Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) menunjukkan bahwa pengguna internet di Indonesia mencapai lebih dari 210 juta pada tahun 2022 (MSME Empowerment Report 2022, halaman 52). Dengan pengguna internet yang banyak, UMKM dapat menjangkau audiens lebih luas lagi dan menjual produk atau layanan mereka di luar wilayah mereka.

Selanjutnya, digitalisasi dapat membuat UMKM bisa bersaing lebih baik dengan perusahaan besar. Dari sini, UMKM dapat menawarkan layanan dan produk yang setara dengan kompetitor mereka yang lebih besar karena terbantu dengan alat dan teknologi digital yang digunakan mereka.

Terakhir, digitalisasi dapat membantu UMKM untuk meningkatkan financial stability dan sustainability mereka. UMKM dapat menggunakan alat digital untuk mengelola keuangan sehingga dapat membantu pemilik UMKM mengelola arus kas mereka dengan lebih baik dan mengurangi risiko ketidakstabilan ekonomi.

Manfaat Digitalisasi Bagi UMKM

Digitalisasi membawa banyak manfaat bagi UMKM di Indonesia. Berdasarkan survei yang dilakukan oleh DSInnovate, terdapat empat manfaat yang paling dirasakan oleh pemilik UMKM.

Sumber: MSME Empowerment Report 2022 (halaman 54)

Manfaat pertama adalah meningkatnya penjualan. Semakin luasnya jangkauan pemasaran, semakin banyak orang yang bisa membeli produk tersebut.

Digitalisasi juga memudahkan UMKM berkomunikasi dengan pelanggan maupun sebaliknya. Hal ini juga dapat merubah mereka menjadi pelanggan loyal yang melakukan pembelian berulang-ulang.

Kedua, peningkatan efektivitas operasional. Digitalisasi dapat menggunakan banyak tools dan software untuk mempermudah pekerjaan yang tidak memakan banyak waktu dan tenaga. Misalnya tools CRM yang sangat berguna untuk memudahkan proses penjualan dan customer relationship management

Selanjutnya, perluasan pasar. Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, digitalisasi membuat UMKM dapat menjangkau pasar yang lebih luas. 

Jika sebelumnya hanya bisa menarik konsumen lokal, sekarang UMKM dapat menarik konsumen di berbagai daerah hingga luar negeri.

Manfaat terakhir adalah menurunnya biaya operasional. Menerapkan strategi pemasaran kampanye yang tepat dapat mengurangi biaya operasional. Ketika UMKM menerapkan strategi promosi secara online, itu jauh lebih hemat daripada promosi tradisional.

Peran Platform Digital untuk UMKM Indonesia 

Penggunaan platform digital menghadirkan beberapa manfaat untuk UMKM. Selain manfaat yang sudah disebutkan sebelumnya, UMKM dapat mengakses berbagai data tentang pelanggan dan analitik yang dapat membantu mereka dalam pengambilan keputusan.

Platform e-commerce, misalnya, dapat memberikan informasi tentang produk yang laris manis dan tidak. Data tersebut dapat digunakan untuk membuat keputusan tentang manajemen inventaris, pemasaran, dan sebagainya.

Jadi, platform digital memang berperan penting dalam meningkatkan produktivitas usaha. Hal ini bisa terlihat dari survei yang dilakukan oleh DSInnovate. Pada MSME Empowerment 2022 menyebutkan bahwa terdapat 99,1% pelaku UMKM yang berhasil meningkatkan produktivitas usahanya setelah menggunakan layanan digital.

Masih dari survei yang sama, berikut adalah kategori aplikasi yang banyak digunakan UMKM untuk membantu operasional bisnis mereka: 

Sumber: MSME Empowerment Report 2022 (halaman 39)

Salah satu platform digital yang digunakan UMKM ialah marketplace. Marketplace menawarkan cara yang mudah dan hemat bagi UMKM untuk menjangkau audiens yang lebih luas dan meningkatkan penghasilan mereka.

Dengan marketplace, UMKM dapat mendaftarkan produk mereka di pasar dan mengukur minat pelanggan sebelum memulai produksi skala besar. Selain itu, platform ini memiliki dasbor analitik yang berisi tentang penjualan dan perilaku pelanggan yang dapat membantu UMKM lebih memahami tentang target audiens mereka.

Selain marketplace, terdapat social commerce model, gabungan dari media sosial dan e-commerce. Model ini menawarkan pengalaman yang mulus dengan mengadopsi proses jual-beli online seperti di marketplace.

Menurut data pada MSME Empowerment Report 2022 (halaman 46), aplikasi atau situs web marketplace yang telah digunakan dalam 6 bulan terakhir untuk tujuan bisnis adalah Shopee (87,1%), Tokopedia (58,2%), TikTok Shop (44,8%), Bukalapak (37,8%), Blibli.com (22,6%), lainnya (7,9%), dan tidak menggunakannya (1,2%).

Selanjutnya, UMKM juga menggunakan media sosial karena media sosial bagian dari alat pemasaran digital. Menurut survei yang dilakukan oleh We Are Social dan Hootsuite, pada tahun 2021 terdapat lebih dari 132 juta pengguna media sosial yang aktif di Indonesia (MSME Empowerment Report (halaman 47). Hal ini menunjukkan peluang yang cukup besar bagi UMKM untuk menjangkau pelanggan baru. 

Berdasarkan survei yang dilakukan oleh DSInnovate ke 1.500 pemilik UMKM, ditemukan sebagian besar UMKM menggunakan media sosial dengan fokus tujuan mereka yaitu 91,3% pemasaran, 81,9% penjualan, dan 72,5% untuk interaksi dengan pelanggan (MSME Empowerment Report 2022, halaman 49-50). 

Adapun platform media sosial yang digunakan UMKM untuk sarana pemasaran, penjualan, dan interaksi dengan pelanggan adalah Instagram, Facebook, TikTok, YouTube, Twitter, dan LinkedIn (MSME Empowerment Report 2022, halaman 49-50).

Peran TikTok Dalam Membantu Digitalisasi UMKM Indonesia 

TikTok merupakan platform hiburan digital yang sudah ada di Indonesia. Meskipun TikTok memiliki fitur media sosial, tetapi cara kerja platform ini menjadikan TikTok sebagai alat pemasaran digital yang efektif.

Hal ini menunjukkan bahwa TikTok dapat membantu UMKM dalam mengembangkan usaha mereka. Menurut survei yang dilakukan oleh DSInnovate, terdapat 22,4% yang menggunakan TikTok dan TikTok Shop sebagai sarana penjualan (MSME Empowerment Report 2022, halaman 52).

Terdapat beberapa keuntungan yang diperoleh pemilik UMKM yang menggunakan TikTok untuk usahanya, seperti meningkatkan penjualan, sebagai media promosi, mendapatkan pelanggan baru, dan sebagainya. Berikut ialah sepuluh keuntungannya: 

Sumber: MSME Empowerment Report 2022 (halaman 52)

Selain di atas, adapun kegunaan TikTok untuk UMKM ialah: 

  • Kemampuan untuk menjangkau pelanggan baru melalui pembuatan video pendek yang kreatif, seperti menggunakan konten challenge. Lalu, penggunaan hashtags yang relevan pada tiap konten dapat meningkatkan visibilitas dan engagement.
  • UMKM dapat berinteraksi langsung dengan penonton melalui streaming langsung dengan TikTok LIVE.
  • Kemampuan untuk memasarkan produk, berbelanja, dan menjual langsung dari satu aplikasi yaitu TikTok Shop.
  • UMKM dapat melihat kinerja bisnis, baik dalam aplikasi melalui alat analitik, atau melalui bantuan nyata melalui Manajer Akun.

TikTok Indonesia juga menyediakan beberapa program khusus untuk UMKM. Program pertama adalah #MajuBarengTikTok. Program ini memberikan workshop mengenai digital marketing dan pemanfaatan aplikasi TikTok untuk bisnis.

Lalu ada “Follow Me”, sebuah program di mana pemilik UMKM dapat belajar dari pemilik UMKM lainnya yang telah mengalami kesuksesan setelah berjualan di TikTok. Terdapat juga berbagai event untuk UMKM seperti TikTok Shop Summit dan TikTok Shop Seller Conference, yang menyediakan wawasan dan kesempatan networking untuk brand, penjual, mitra, dan creators.

Nah, sekarang Anda mengetahui bahwa digitalisasi dapat membantu dan memperkuat pertumbuhan bisnis UMKM meski mereka masih menghadapi beberapa tantangan untuk mewujudkannya. Jika Anda penasaran dengan digitalisasi UMKM, unduh MSME Empowerment Report 2022 di sini.

Photo credit by Rawpixel.com on Freepik

Melihat Cara BTPN Syariah Berdayakan Perempuan Inklusi dari Aceh Hingga Kupang

Bank BTPN Syariah punya model bisnis unik yang berbeda dengan kebanyakan perbankan. Salah satu segmen bisnisnya adalah menyalurkan pembiayaan tanpa agunan kepada perempuan dari keluarga prasejahtera produktif.

Mengapa BTPN Syariah masuk ke segmen ini? Mengutip dari data Badan Pusat Statistik, terdapat 45 juta masyarakat prasejahtera produktif dan sebanyak 23 juta di antaranya adalah perempuan. Kriteria kelompok prasejahtera produktif ini adalah pengeluaran harian di bawah $2 dan 78% berada di Jawa dan Sumatera.

Menurut riset internal BTPN Syariah, kelompok usaha ini kesehariannya bekerja sebagai pedagang, memproduksi barang, dan beternak. Mereka bekerja untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, pendidikan anak, dan memperbaiki tempat tinggal.

“Kelas prasejahtera produktif yaitu masyarakat yang sudah berusaha tapi tidak layak melakukan transaksi perbankan. Kami bantu mereka supaya bisa mendapatkan layanan perbankan dan jadi orang yang layak masuk dunia perbankan di kemudian hari,” jelas Direktur Bisnis BTPN Syariah Dwiyono Bayu Winantio, yang akrab dipanggil Iin.

Nasabah yang datang dari kelompok ini kini sudah tersebar di seluruh pelosok negeri, salah satunya di Aceh sejak 2013. Salah satu nasabah yang DailySocial.id temui di kota Serambi Mekah itu adalah Ita Risna yang kini menjadi nasabah inspiratif. Di tokonya berlokasi di Aceh Utara, Ita memproduksi dan menjual kue tradisional dodol, serta oleh-oleh khas Aceh, seperti meusekat, peunajoh, keukarah, dan halua breuh.

Sebelum bertemu BTPN Syariah, Ita mengaku harus pinjam uang sana-sini dari saudara dan kerabat demi terus menghidupi usahanya. Kemudian pada 2016 ia bertemu dengan petugas lapangan BTPN Syariah setelah mendapat informasi dari kawannya.

“Tahun pertama saya dapat modal Rp5 juta karena waktu itu lagi butuh modal buat beli bahan baku. Dikasih pembiayaan dan dibimbing bagaimana caranya, prosesnya. Tahun kedua pembiayaan naik jadi Rp15 juta. Saya beli mesin untuk membantu pengolahan supaya jadi lebih ringan,” ujar Ita.

Nasabah pembiayaan BTPN Syariah Ita Risna / BTPN Syariah

Seiring dengan pesatnya usaha kue dodolnya, Ita mendapat pembiayaan dari BTPN Syariah hingga Rp30 juta saat pandemi di 2020. Kini bisnis Ita berhasil meraup omzet Rp60 juta per bulan dengan keuntungan bersih Rp6 juta-Rp7 juta dan mempekerjakan delapan orang karyawan. Bahkan kue dodol buatan Ita sudah diekspor ke Malaysia.

“Kalau bicara Covid-19, kami jatuh bangun. Di awal Covid-19, kami sempat rugi Rp50 juta, tapi masih dipercaya BTPN Syariah dan diberikan Rp30 juta. Bangun lagi kami dari situ.”

Dibandingkan harus pinjam ke bank atau institusi keuangan lainnya, Ita beralasan betah menjadi nasabah BTPN Syariah karena tidak ada agunan, penagihannya seperti keluarga karena petugas datang ke rumah dua minggu sekali, dan sesi pendampingan. Bahkan saat petugas datang, ia bisa langsung menyisihkan sebagian penghasilannya untuk ditabungkan.

Selain Ita, DailySocial.id juga berkesempatan mendatangi salah satu sentra di Aceh, bernama Nila Lampuuk yang sudah berjalan sejak lima tahun. Sentra ini beranggotakan 23 ibu-ibu tangguh, di antaranya ada yang punya usaha laundry, berjualan kue basah, jamu keliling, dan warung kelontong. Rata-rata pinjamannya mulai dari Rp3 juta sampai Rp6 juta. Cicilannya selama satu tahun dan tagihannya dibayarkan secara tunai tiap dua minggu sekali.

Sebagai catatan, Di BTPN Syariah, sentra bisa dikatakan sebagai kelompok yang beranggotakan satu ketua dan beberapa anggota yang masing-masing memiliki usaha tersendiri tetapi berkelompok untuk saling membantu dan menguatkan. Satu sentra biasanya beranggotakan perempuan, rata-rata ibu rumah tangga, yang berusaha menambah penghasilan keluarga dengan berbisnis kecil-kecilan berskala rumahan.

Setiap sentra dipimpin oleh seorang kepala sentra, yang dipilih secara aklamasi oleh anggota. Sentra-sentra ini dijangkau oleh bank melalui seorang petugas lapangan yang disebut Community Officer (CO). CO ini dipilih dari kalangan anak-anak muda dari lingkungan sekitar sentra-sentra pembiayaan. Seorang CO biasanya menangani sekitar 20-25 sentra, dengan jumlah nasabah sekitar 300 orang.

Setiap hari, para CO bertugas berkeliling menjumpai kelompok sentra yang dijadwalkan bertemu setiap dua pekan sekali, mengunjungi rumah nasabah yang mengajukan pembiayaan untuk melakukan survei, memberikan konsultasi kepada para nasabah, da membangun sentra-sentra baru.

Di Aceh saja, terdapat 297 CO aktif yang menjadi garda terdepan dalam memberikan pelayanan kepada nasabah dan menyalurkan pembiayaan. Peran utama mereka, selain melayani nasabah, juga menjadi role model dalam membangun perilaku unggul nasabah, yaitu Berani Berusaha, Disiplin, Kerja Keras, dan Saling Bantu (BDKS).

“Sebelum sentra Nila Lampuuk ini berdiri. Saya diceritakan dari teman di desa lain yang kasih tahu ada pinjaman yang dibayarkan dua minggu sekali untuk semua jenis usaha. Saya minta nomor HP-nya, lalu mulai bangun anggota dari empat orang sekarang ada 23 anggota,” ucap Trini, ketua sentra Nila Lampuuk.

Cerita Ita dan Trini adalah mewakili 79 ribu perempuan inklusi di 5.685 sentra yang terlayani oleh BTPN Syariah di seantero Aceh.

Sentra Nila Lampuuk, Aceh / BTPN Syariah

Paket komplit untuk Tepat Pembiayaan Syariah

Pembiayaan prasejahtera produktif yang diberikan BTPN Syariah untuk sentra-sentra ini disebut dengan Tepat Pembiayaan Syariah, merupakan pembiayaan tanpa jaminan yang diberikan dalam bentuk modal usaha untuk masyarakat prasejahtera produktif, khususnya perempuan. Pembiayaan berkelompok ini memiliki tujuan untuk membangun empat karakter pada diri nasabah, yaitu Berani Berusaha, Disiplin, Kerja Keras, dan Saling Bantu (BDKS). Diharapkan empat perilaku tersebut dapat menyebar sehingga tercapai tatanan masyarakat yang memiliki kekuatan secara ekonomi di suatu daerah.

Tidak hanya memberikan akses keuangan dan modal usaha saja, Tepat Pembiayaan Syariah juga mengupayakan pemberdayaan melalui Pelatihan dan Pendampingan yang berkala di bidang pengetahuan keuangan, kewirausahaan, dan kesehatan.

BTPN Syariah meracik produk Tepat Pembiayaan Syariah dengan paket komplit untuk memberikan perubahan kehidupan nasabah prasejahtera, meliputi:

  • Paket Keuangan : Bantuan modal usaha yang diberikan kepada nasabah untuk menjawab kebutuhan membangun dan mengembangkan usaha produktif. Bantuan ini kemudian dikembalikan dalam bentuk angsuran dua mingguan. Nasabah juga memperoleh manfaat tambahan lainnya yaitu asuransi jiwa untuk nasabah dan suami, tabungan, serta pembebasan angsuran setiap Hari Raya Idul Fitri. Setelah 3 siklus dapat dilalui dengan baik, nasabah akan mendapatkan kesempatan untuk memperoleh pembiayaan perbaikan rumah dan pendidikan anak.
  • Program Pemberdayaan: Nasabah dapat terus meningkatkan kemampuan dan pengetahuan melalui program pendampingan berkelanjutan yang meliputi topik kesehatan, kewirausahaan dan pengembangan komunitas.
  • Sistem Keanggotaan : Nasabah dikelompokkan dalam satu sentra yang anggotanya dipilih sendiri oleh nasabah, dipimpin oleh Ketua Setra yang dipilih oleh anggota sentra.
  • Pendampingan : Setiap sentra akan didampingi oleh petugas lapangan terlatih atau disebut Community Officer (CO). Secara rutin CO melayani dan memberikan pendampingan kepada nasabah dengan cara bertemu di tempat-tempat nasabah.

Bukan hanya untuk Muslim saja

Meski BTPN Syariah mendagangkan produk syariah, sejatinya target nasabahnya untuk semua umat beragama, tidak hanya muslim saja. Salah satu contohnya adalah nasabah BTPN Syariah di Bali dan Kupang (Nusa Tenggara Timur), yang didominasi oleh umat Hindu dan Kristiani.

Kepala Pembiayaan BTPN Syariah Area Bali Dony Aditya menyebut sebanyak 90% nasabahnya tidak beragama Islam. Pada awal bisnis perusahaan dimulai di Bali pada 2015 lalu, dengan tim yang kebanyakan mengenakan jilbab, ia mengaku ada ketakutan dalam meningkatkan penetrasi pasar di wilayah berbasis non-muslim tersebut.

“Kami jelaskan bisnis kami perbankan syariah. Tapi layanan kami tidak terbatas kepada umat Islam saja. Nasabah atau pun pekerja lapangan kami pun banyak yang non-muslim. Ini adalah wujud perbankan syariah tidak melulu untuk umat Islam. Toh, semua akad yang kami gunakan, kami terjemahkan dalam bahasa yang mudah mereka mengerti,” kata Dony seperti dikutip dari CNN Indonesia.

Bisnis perbankan syariah memang tidak terkait agama, meskipun menggunakan akad sesuai hukum Islam. Jadi konsepnya yang diperkenalkan dengan catatan, usaha yang dijalankan nasabah pembiayaan adalah jenis usaha halal. Misalnya, tidak menjual daging babi atau alkohol. Sehingga usaha-usaha untuk keagamaan seperti menjual canang untuk ibadah umat Hindu diperbolehkan.

UMKM Butuh Akses Permodalan yang Luas? Jaga Skor Kredit Kuncinya!

Direktur PT Pefindo Biro Kredit atau Idscore Wahyu Trenggono mengungkapkan tips bagi usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di Indonesia yang ingin punya akses luas terhadap permodalan usahanya. Salah satu kuncinya adalah dengan menjaga skor kredit usaha.

“UMKM harus menjaga credit scoring (skor kredit), agar tetap baik di mata lembaga jasa keuangan (LJK), sehingga pada saat butuh dana, bisa mendapatkan dana yang dibutuhkan, ini yang harus dijaga,” kata Wahyu dalam acara Kini Paham Kredit #4 oleh IdScore, pada Selasa (23/11) lalu.

Kualitas skor kredit yang tinggi dan terjaga akan membuka akses UMKM untuk memiliki banyak alternatif modal atau pendanaan. UMKM bisa mengakses pembiayaan dengan bunga yang lebih murah atau kompetitif dari berbagai LJK, baik bank maupun non bank.

“UMKM akan punya banyak pilihan, bisa pergi mengajukan ke bank mana pun dan mendapat kebutuhan dana yang kita butuhkan. Sekarang makin banyak LJK yang menerapkan risk-based pricing atau harga berdasarkan risiko. Kalau risikonya tinggi, ya dikasih bunga yang lebih tinggi juga,” ujar Wahyu.

Apa Itu Skor Kredit dan Seberapa Penting bagi UMKM?

Skor kredit adalah suatu sistem yang diterapkan oleh LJK untuk menilai kelayakan peminjam yang mengajukan pinjaman. Wahyu menilai bahwa skor kredit yang bagus sangat penting bagi UMKM dalam pengajuan kredit.

Dalam proses ini, calon peminjam akan dianalisis, mulai dari data diri, usia, status pekerjaan, jabatan, masa kerja, gaji, status pernikahan, beban tanggungan keluarga, pekerjaan pasangan (suami/istri), hingga riwayat pinjaman.

Skor kredit ini  tak hanya penting bagi UMKM selaku calon debitur yang membutuhkan pinjaman, tetapi juga bagi kreditur atau pemilik dana sebagai dasar pertimbangan dalam memberikan pinjaman.

Meski begitu, Wahyu juga memberikan saran bagi UMKM yang terlanjur memiliki skor kredit yang buruk. Cara memperbaiki skor kredit dapat dilakukan dengan memperhatikan enam indikator skor kredit.

Enam Indikator Skor Kredit yang Wajib Diketahui

Wahyu menyampaikan enam indikator yang menjadi aspek penting dalam skor kredit. Di antaranya yakni demografi, perilaku pembayaran, status hutang terbaru, utilitas kredit, kapabilitas finansial dan manajemen operasional perusahaan.

Berikut penjelasannya:

1. Prilaku Pembayaran

Wahyu mengatakan bahwa indikator yang paling berpengaruh dalam penilaian kredit adalah perilaku pembayaran. Indikator ini disebut menjadi penyumbang kontribusi paling besar yakni 57% dari skor.

Perilaku pembayaran sendiri dilihat dari kedisiplinan debitur dalam melakukan pembayaran baik pokok maupun bunga atas pinjaman yang pernah dia terima dari perusahaan keuangan. “Jika kita rajin membayar tepat waktu dan melunasi pinjaman 100%, maka nilainya akan bagus” jelas Wahyu.

2. Status Hutang Terbaru

Status hutang terbaru menjadi indikator dengan berpengaruh paling besar kedua dalam penilaian kredit. Kontribusinya yakni sebesar 33% dari skor. “Kita lihat, apakah dia punya posisi hutang? Di mana saja? Ini akan berpengaruh juga,” ujar Wahyu.

3. Kapabilitas Finansial

Indikator ketiga yang memiliki pengaruh tak kalah besar adalah kapabilitas finansial. Indikator ini berkontribusi sebesar 17% dari skor. Kapabilitas finansial ini berkaitan dengan sumber penghasilan calon debitur, misalnya dari gaji atau pengasilan lainnya.

4. Manajemen Operasional Perusahaan

Selanjutnya, yakni manajemen operasional perusahaan dengan kontribusi pengaruh sebesar 12% dari skor. Manajemen operasional ini berkaitan dengan pengelolaan perusahaan. Misalnya, dilihat dari cash flow atau dari sisi rasio keuangan.

5. Demografi

Indikator demografi berkontribusi sebesar 6% terhadap penilaian kredit. Aspek demografi ini antara lain terkait dengan jenis kelamin dan usia. Wahyu mengatakan ada perbedaan prilaku antara pria dan wanita, demikian juga antara yang berusia tua dan muda.

6. Utilitas Kredit

Terkahir, indikator utilitas kredit berkontribusi sebesar 4% terhadap penilaian skor kredit. Utilitas di sini terkait dengan sejarah pemanfaatan plafon kredit yang pernah diberikan. Calon debitur yang menggunakan 100% plafon kredit, memiliki score yang lebih baik ketimbang debitur yang menggunakan lebih sedikit.

Situasi Skor Kredit UMKM Saat Ini

Wahyu mengatakan saat ini masih banyak UMKM di Indonesia yang memiliki skor kredit merah. Penyebabnya adalah karena adanya kredit macet atau tagihan kredit yang belum atau tidak dilunasi.

Ia mengungkap, dari 65 juta UMKM di Indonesia, baru 3,73 juta UMKM yang mendapatkan pendanaan dari lembaga jasa keuangan, termasuk perbankan, fintech, multifinance dan sebagainya.

Dari jumlah tersebut, baru 43% yang bisa mendapatkan pinjaman tanpa jaminan. Padahal pemerintah sangat mendukung pembiayaan atau kredit untuk UMKM. Sementara, LJK memberikan syarat kepada UMKM untuk memiliki skor kredit hijau agar mendapatkan akses pembiayaan usaha.

Menurut Wahyu, UMKM belum secara maksimal memanfaatkan peluang permodalan yang ada. Dengan begitu, dia mengatakan UMKM perlu memperhatikan skor kreditnya, agar dapat memaksimalkan banyaknya fasilitas pembiayaan yang telah tersedia.

Jumlah LJK di Indonesia sendiri terdiri lebih dari 100 bank umum, 30 bank pembangunan daerah (BPD), 1600 bank perkreditan rakyat (BPR), 250 perusahaan multifinance, dan lebih dari 100 financial technology (fintech).

Sambal Bakar Indonesia “Iben Ma” Raih Pendanaan Rp15 Miliar, Siap Lakukan Ekspansi Bisnis

Bisnis kuliner di Indonesia kini tengah berada dalam kategori bisnis yang sangat menjanjikan. Hal ini dibuktikan oleh PT Sambal Bakar Indonesia, pengelola brand Sambal Bakar Indonesia yang baru saja meraih pendanaan awal atau pre-seed funding senilai US$1 juta atau setara dengan Rp15 miliar (kurs Rp 15.000/US$).

Bisnis sambal bakar yang dikembangkan oleh content creator bernama Benjamin Master Adhisurya atau dikenal sebagai Iben Ma ini menjadi bisnis rumah makan pertama yang mendapatkan modal besar dari investor private investment.

Meski baru dibuka pada pertengahan tahun, tepatnya Juli 2022, popularitas bisnis kuliner pedas ini tak bisa diragukan. Sejak awal diresmikan, restoran ini langsung viral di media sosial dan menuai review positif dari pelanggan.

Rencana Ekspansi Bisnis dari Modal Investor

Melansir berbagai sumber, Direktur Marketing PT Sambal Bakar Indonesia Iben Ma mengatakan kepada media bahwa pendanaan yang diperoleh akan digunakan untuk memperluas pengembangan produk, layanan, serta basis pelanggan.

Selain itu, dana tersebut juga akan dialokasikan oleh Sambal Bakar Indonesia untuk pengembangan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas dan peningkatan daya saing di pasar lokal dan mancanegara.

“Kami juga akan menghadirkan produk dalam kemasan yang dapat ditemukan pada minimarket di seluruh Indonesia, agar konsumen dapat lebih mudah menikmati produk dari brand Sambal Bakar,” kata Iben Ma.

Tak sampai di situ, Direktur Utama PT Sambal Bakar Indonesia Richard Theodore juga mengungkapkan strategi jangka panjang dan jangka pendek yang akan dilakukan Sambal Bakar Indonesia, setelah memperoleh permodalan ini.

Strategi jangka pendeknya yakni dalam kurun waktu tiga bulan ke depan akan dilakukan perluasan layanan dan pengembangan bisnis secara terstruktur dan masif di area Jabodetabek, dengan membuka 8 outlet tahun ini dan 30 outlet di tahun depan.

Sedangkan, secara jangka panjang, Sambal Bakar Indonesia akan menghadirkan produk khas Indonesia yang diklaim oleh brand tersebut sebagai produk yang baru, unik, menarik, dan otentik ke para pelanggan.

Target Bisnis Sambal Bakar yang Akan Dicapai

Iben Ma mengungkapkan, perusahaan sambal bakar ini membagi target bisnisnya menjadi dua poin, yakni dalam jangka pendek dan jangka panjang. Tujuan jangka pendeknya yakni dalam periode di bawah 3 tahun akan membuka outlet sebanyak 150 otlet di seluruh Indonesia.

Sedangkan, secara jangka panjang, dalam kurun waktu di atas 10 tahun, PT Sambal Bakar Indonesia memiliki tekad untuk bisa membidik target 500 outlet di Indonesia dan kawasan Asia Tenggara.

“Kami akan menerapkan sistem operasional layaknya fast food global brand untuk meningkatkan pelayanan dan standarisasi produk di seluruh restoran kami. Kami yakin makanan Indonesia dapat bersaing secara global, bahkan menjadi market leader di antara brand global tersebut,” papar Iben.

Strategi Bisnis yang Diterapkan Sambal Bakar Indonesia

Pencapaian PT Sambal Bakar Indonesia sejauh ini, disebut sebagai buah dari strategi  bisnis bootstrapping atau ekspansi dengan memanfaatkan modal dari satu pihak, baik itu pendiri (founder) maupun pemilik (owner) untuk membuka produk dan layanan pertamanya.

“Berikutnya kami menawarkan sistem kemitraan dengan share revenue 10-15%. Namun kami cukup selektif memilih mitra, termasuk yang memiliki track record baik di data Bank Indonesia,” ungkap Richard.

Lebih jauh, Richard juga mengungkapkan persyaratan yang perlu dipenuhi untuk dapat menjadi mitra PT Sambal Bakar Indonesia. Ia mengatakan, mitra harus menyiapkan lahan seluas 1.000 m2 dengan modal sekitar Rp3-5 miliar.

Harapan dan Tantangan bagi Bisnis Sambal Bakar ke Depannya

Iben Ma berharap, perusahaan kuliner Indonesia nantinya akan bisa menjual sahamnya ke publik lewat mekanisme penawaran umum saham perdana atau initial public offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI).

“Sebagai perusahaan Indonesia yang membawa nilai-nilai kultur asli, melalui produk dan layanan, menjadi perusahaan terbuka lewat IPO adalah mimpi bersama, agar masyarakat dapat berkontribusi terhadap karya lokal,” lanjutnya.

Namun Iben Ma juga memaparkan tantangan yang kini dihadapi bisnis kuliner. Ia bercerita, saat ini market share kuliner masih didominasi banyak global merek di pasar Indonesia. Meski begitu, sejak tiga tahun terakhir, brand Indonesia banyak yang bermunculan dengan kualitas dan kuantitas yang tak kalah mumpuni.

Selain itu, ke depannya, tantangan global seperti kenaikan bahan pangan merupakan tantangan terbesar yang akan dihadapi industri bisnis kuliner. “Tetapi sebagai negara agraris, Indonesia memiliki ketahanan pangan yang cukup kuat dan tidak bergantung kepada negara lain ini menjadi keunggulan dan keuntungan bagi kita,” sambungnya.

Perjalanan Bisnis Sambal Bakar Indonesia dari Awal Berdiri

Sambal Bakar Indoensia disebut terlahir dari semangat untuk melestarikan makanan khas Indonesia dengan nilai kenyamanan, bersih, dan nikmat. Melalui produk dan layanannya, restoran ini berupaya memberi gambaran akan kekayaan makanan khas Indonesia dan budayanya.

Bergabungnya content creator dengan 9,4 juta followers di Tiktok Iben Ma, dikatakan membawa dampak baik bagi perkembangan bisnis tersebut. “Iben Ma  memiliki visi yang sama. Iben tahu persis bahwa makanan khas harus menjadi jiwa masyarakat Indonesia,” tulis restoran kuliner itu di laman resminya.

Menu utama yang disediakan di Sambal Bakar Indonesia ini adalah 2 jenis sambal yang dibakar dengan preferensi rasa yang berbeda. Ada Sambal Bakka, yakni sambal tomat dengan karakter sambal yang tidak terlalu pedas; serta Sambal Bara, yakni sambal bawang dengan karakter sambal yang lebih pedas.

Keunikan restoran sambal bakar ini adalah pengunjung bisa langsung menikmati hidangan di atas cobek, yang sebelumnya dibakar di kompor. Restoran ini juga menjual berbagai macam lauk pauk, seperti ayam, ikan gurame, cumi, iga bakar, paru, kulit, usus, kikil, dan masih banyak lagi.

Kuatkan Literasi Digital dan Keuangan UMKM Kuliner, Gojek Adakan Kelas Bincang Biznis

Pada Sabtu lalu (29/10), Gojek dan GoTo Financial menggelar Bincang Biznis di Solo untuk membantu para pelaku UMKM kuliner setempat bertahan di tengah tantangan akibat pandemi Covid-19.

Menurut riset dari Bank Dunia, sekitar 80% UMKM yang telah masuk ke ekosistem digital memiliki kemampuan untuk bangkit dan pulih yang lebih baik di tengah pandemi Covid-19.

Sebagai bentuk dukungan terhadap UMKM Indonesia dan membantu mereka mengembangkan usahanya secara digital, GoBiz by Gojek mempersembahkan program edukasi Bincang Biznis. Program ini berisi berbagai topik bisnis yang menarik dan relevan untuk membantu peserta dari UMKM mengembangkan usaha mereka.

Bincang Biznis pertama kali diselenggaran secara online dengan 10 ribu peserta UMKM kuliner dan 57 penyelenggaraan kelas di 2021. Dan kali ini, kelas Bincang Biznis diadakan dengan tujuan meningkatkan literasi keuangan UMKM selama Bulan Inklusi Keuangan, serta membantu para pelaku UMKM mengenal lebih jauh platform digital GoBiz sebagai solusi go digital.

“Kami memahami bahwa transformasi digital bagi UMKM juga perlu disertai peningkatan literasi digital dan keuangan, serta pengetahuan akan produk digital itu sendiri. Oleh karena itu, pada kelas Bincang Biznis di Solo ini, para pelaku UMKM kuliner tidak hanya mendapat pelatihan seputar topik bisnis yang menarik dan relevan, namun juga mengenal lebih jauh GoBiz sebagai satu aplikasi digital yang memudahkan operasional bisnis UMKM dengan beragam solusi bisnis online yang mampu menjangkau jutaan pengguna Gojek dan Tokopedia,” jelas Bayu Ramadhan, selaku Group Head of Merchant Marketing Gojek dan GoTo Financial.

Pada kelas Bincang Bisniz bertemakan ‘Kiat Atur Harga dan Keuangan Agar Bisnis Laris Manis’ yang diadakan di Solo Techno Park ini, UMKM kuliner dipersiapkan untuk menghadapi prediksi kenaikan harga bahan baku melalui rangkaian kegiatan menarik, mulai dari workshop, panel diskusi, pameran produk, dan presentasi dimana salah satu pembicaranya merupakan perwakilan perencana keuangan dari Finansialku.com.

Kegiatan ini disambut baik oleh para pelaku UMKM kuliner dan pejabat setempat karena acara ini menjadi bentuk nyata bantuan terhadap UMKM kuliner untuk menambah relasi dan mengembangkan bisnis secara digital melalui aplikasi GoBiz.

“Pengusaha UMKM kuliner harus mampu memanfaatkan teknologi yang ada. Pemasaran digital dan keuangan digital menjadi hal yang wajib digunakan pelaku usaha saat ini. Saya menyampaikan terima kasih kepada Gojek dan GoTo Financial yang menggelar kegiatan diskusi Bincang Biznis hari ini. Kegiatan seperti ini menjadi salah satu hal penting untuk menambah pengetahuan pelaku usaha kuliner yang diharapkan dapat mendukung pengembangan wisata kuliner, meningkatkan kesejahteraan masyarakat bahkan menumbuhkan rantai usaha secara berkelanjutan,” ujar Wahyu Kristina, Kepala Dinas Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah, dan Perindustrian Kota Surakarta.

Selanjutnya, Gojek berencana kembali menyelenggarakan kelas Bincang Biznis offline di kota-kota besar lainnya, seperti Bandung dan Jakarta sebagai bagian dari kampanye #JalanPinterJualan oleh GoBiz by Gojek.

KoinWorks Resmi Luncurkan KoinLearn, Platform Belajar Gratis untuk UMKM

Setelah sukses meraih 2 juta pengguna pada hari jadinya yang ke-6, KoinWorks kini menghadirkan satu lagi terobosan baru sebagai bentuk dukungannya terhadap kemajuan UMKM di Indonesia, yaitu KoinLearn.

Platform belajar gratis KoinLearn resmi diluncurkan pada 27 September 2022 dengan tujuan mempermudah akses UMKM terhadap materi pembelajaran yang nantinya dapat digunakan untuk mengembangkan potensi bisnis.

Hadirnya KoinLearn pada aplikasi KoinWorks ini juga sejalan dengan misi pemerintah yang menargetkan 30 juta UMKM masuk ke dalam ekonomi digital di tahun 2024. Selain itu, berdasarkan Survei Nasional Literasi Keuangan (SNLK) tahun 2019, tingkat literasi keuangan di Indonesia masih berada di 38%. Sehingga, dengan adanya fasilitas belajar gratis diharapkan KoinWorks dapat membantu menaikkan tingkat literasi keuangan di Indonesia karena 2 juta pengguna KoinWorks dapat mengakses berbagai materi untuk meningkatkan skill di bidang keuangan, bisnis, hingga pemasaran.

“Di KoinLearn, pelaku UMKM bisa belajar tanpa dipungut biaya dengan metode yang sesuai dengan kebutuhan, dan masih di dalam aplikasi KoinWorks. Maka dari itu, dukungan ini akan memudahkan mereka menyelesaikan berbagai pekerjaan sekaligus belajar,” ujar Jonathan Bryan, Chief Platform Officer KoinWorks.

Tidak hanya sekedar menyediakan platform belajar, KoinWorks juga mempertimbangkan berbagai hal agar produk terbarunya ini dapat memberikan dampak yang besar, termasuk bagaimana video pembelajaran akan ditampilkan dan metode yang tepat untuk hasil belajar yang maksimal.

“KoinLearn dirancang sebagai platform belajar singkat dengan bite-sized video sekitar 2 sampai 4 menit yang sangat sesuai untuk pemilik bisnis di app KoinWorks. Kami percaya peningkatan keterampilan digital UMKM harus dijembatani dengan platform yang tepat. Pemilik bisnis adalah seseorang yang sangat sibuk, sehingga metode belajar untuk duduk dalam waktu 1 hingga 2 jam sudah tidak relevan lagi. Saat ini mereka belajar melalui sarana seperti YouTube, Instagram, sampai ke TikTok,” jelas Jonathan.

Untuk membantu meningkatkan skill para UMKM, KoinWorks telah berkolaborasi dengan sejumlah institusi dan business expert sehingga KoinWorks dapat menyediakan 70 video pembelajaran dengan topik strategi bisnis dan manajemen keuangan di KoinLearn. Fellexandro Ruby, seorang Content Creator sekaligus Entrepreneur, adalah salah satu business expert yang turut membagikan materi pada video pembelajaran KoinLearn mengenai konten digital untuk pemasaran bisnis.

“Sebetulnya belajar tidak bisa dipisahkan dari berbisnis karena sebagai pebisnis kita harus selalu upgrade diri dengan perkembangan yang ada. Adanya platform belajar seperti KoinLearn perlu diapresiasi dan menjadi nilai lebih dari KoinWorks sebagai startup fintech yang fokus pada pengembangan UMKM,” kata Fellexandro.

Selain Fellexandro, masih terdapat 15 tutor KoinLearn lainnya yang video pembelajarannya dapat dinikmati secara gratis di aplikasi KoinWorks baik bagi pengguna lama maupun pengguna baru. Meski kini telah bekerja sama dengan banyak tutor, KoinWorks juga masih membuka kesempatan untuk para business expert lainnya yang ingin bergabung di KoinLearn sebagai pengajar dengan mendaftar pada tautan ini.

KoinLearn merupakan salah satu bentuk nyata dukungan KoinWorks terhadap kemajuan bisnis UMKM Indonesia yang diharapkan akan dapat menjangkau 2 juta penggunanya hingga akhir tahun ini. KoinWorks juga tidak akan berhenti sampai di sini dalam mengembangkan produk terbarunya ini sehingga KoinWorks dapat terus menyediakan fasilitas belajar yang lengkap dan berkualitas untuk para penggunanya melalui KoinLearn.

Dukung Pemulihan Ekonomi UKM Pasca Pandemi, Ninja Xpress Adakan Layanan Ninja Xpress Seller Booster

Tepat pada hari ini (22/9), Ninja Xpress sebagai salah satu jasa pengiriman last-mile terkemuka di Indonesia memperkenalkan sebuah program bernama Ninja Xpress Seller Booster. Program ini hadir sebagai bentuk kepedulian Ninja Xpress terhadap UKM Indonesia dan ingin mendukung pemulihan ekonomi UKM pasca pandemi Covid-19.

Seperti yang kita ketahui, kondisi ekonomi UKM sempat mengalami penurunan ketika pandemi Covid-19 melanda dua tahun silam. Sehingga, saat ini Ninja Xpress ingin mendorong pemulihan ekonomi UKM pasca pandemi melalui layanan terintegrasi Ninja Xpress Seller Booster.

“Setelah berhasil melalui pandemi, UKM kini menghadapi risiko perlambatan pertumbuhan ekonomi global dan inflasi sehingga membutuhkan booster untuk mempercepat laju pemulihan bisnis mereka. Ninja Xpress ingin selalu hadir mendukung UKM dalam masa yang sulit ini. Selain pengiriman tanpa repot, kami juga memfasilitasi proses bisnis mereka dari hulu ke hilir melalui permodalan, penyediaan bahan baku, pemasaran hingga distribusi barang,” ujar Andi Djoewarsa selaku CMO Ninja Xpress.

Layanan terintegrasi Ninja Xpress Seller Booster ini mencakup berbagai layanan yang akan membantu UKM dalam hal pengadaan bahan baku (Ninja Direct), pemasaran (Creative Business Solution), distribusi (Ninja Fulfillment), hingga permodalan (Pinjaman Modal), mengingat segmen-segment tersebut seringkali menjadi permasalahan dalam bisnis skala kecil dan menengah.

Dalam mengatasi masalah permodalan, Ninja Xpress telah bekerja sama dengan beberapa lembaga keuangan seperti Akseleran, Pinjam Modal, dan Jenius untuk memberikan UKM akses tambahan modal lebih mudah hingga dua miliar rupiah melalui layanan Pinjaman Modal. Kemudian, dalam Ninja Xpress Seller Booster juga terdapat layanan Ninja Direct yang menyediakan bahan baku import dengan harga ekonomis namun berkualitas sehingga UKM dapat menjajakan produk dengan harga yang bersaing di pasaran.

Selanjutnya, layanan Ninja Fulfillment memberikan keringan pada tugas-tugas operasional karena melalui layanan ini Ninja Xpress akan membantu UKM dalam manajemen stok/barang usaha (inventory management), pengemasan barang pesanan UKM (packing), hingga penjemputan barang (pick up) ke lokasi yang sebelumnya telah terdaftar di sini. Tidak hanya dalam hal pengiriman dan aktivitas operasional lainnya, Ninja Xpress juga siap mendukung UKM dalam hal pemasaran melalui Creative Business Solution berupa kemudahan pengambilan foto/video profesional, pemasaran online dan offline, mega influencer, Kolaborasi Lokal Punya (KLOP), masterclass, penyelenggaraan acara, serta pengelolaan media sosial dan situs website usaha.

Selain menghadirkan solusi dalam pengadaan bahan baku, operasional, pemasaran, hingga modal, Ninja Xpress juga memperkenalkan layanan Point Rewards sebagai salah satu bagian Ninja Xpress Seller Booster untuk UKM yang setia menggunakan jasa kirim Ninja Xpress.

Dengan kelima layanan Ninja Xpress Seller Booster, yakni Pinjaman Modal, Ninja Direct, Ninja Fulfillment, Creative Business Solution, dan Point Rewards, Ninja Xpress siap mendukung dan mendorong kemajuan ekonomi UKM Indonesia yang juga memiliki peranan penting dalam perekonomian Indonesia secara umum.

Brankas Tunjukkan Komitmen Percepatan Inklusi Keuangan untuk Sektor Digital dan UKM Melalui Open Banking

Brankas, perusahaan teknologi open finance terkemuka di Asia Tenggara, dengan cakupan pasar di Filipina, Indonesia, Thailand, Singapura, Vietnam, dan Bangladesh, baru-baru ini mengumumkan komitmennya untuk mempercepat inklusi keuangan dengan menunjuk veteran Husni Fuad sebagai Country Manager untuk Indonesia. Didirikan pada tahun 2016, Brankas saat ini beroperasi di enam negara dan telah bekerja sama dengan lebih dari 30 lembaga keuangan dan pemerintah untuk menyediakan akses ke layanan keuangan modern bagi penduduk yang kurang terlayani di kawasan Asia Tenggara.

Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), yang jumlahnya mencapai 63 juta di Indonesia, merupakan pendorong utama ekonomi dan lapangan kerja di negara ini. Namun, hanya 20% dari mereka memiliki akses ke perbankan dan layanan keuangan digital lainnya seperti pembayaran dan pembiayaan inventaris.

Open banking dirancang untuk mendorong persaingan dan inovasi di sektor jasa keuangan, mendorong hadirnya produk digital baru, pengalaman pengguna yang lebih baik, dan pilihan pengguna yang lebih hebat. Open banking memungkinkan bank untuk menghasilkan pendapatan baru dari model bisnis “platform” dan bermitra dengan startup dan perusahaan teknologi untuk mengakses konsumen baru, berbagi data, dan berkolaborasi menciptakan produk digital baru.

Di berbagai kesempatan, Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo telah menekankan pentingnya digitalisasi sistem pembayaran untuk mendorong pemulihan ekonomi dan industri keuangan nasional, sebagaimana tertuang dalam peluncuran sistem keuangan nasional, yaitu QRIS, SNAP dan FAST sebagai bagian dari Roadmap Open Banking 2025. Di pembuka sesi bertajuk Inovasi Sistem Pembayaran Digital dalam Presidensi G20 (14/2), beliau menyebutkan sinergi dan koordinasi yang mencakup elektronifikasi, integrasi transformasi, serta digitalisasi UMKM sebagai salah satu dari tiga kunci inisiatif pembayaran digital untuk mendukung pemulihan ekonomi.

Kini, ada lebih dari 20 juta UMKM yang terhubung dengan QRIS. Bank Indonesia menargetkan sebanyak 45 juta UMKM untuk terhubung dengan QRIS pada 2023. Di sisi lain, Bank Indonesia mencatat jumlah transaksi BI-FAST telah mencapai 87 juta transaksi dengan nilai Rp 339 triliun. Sejumlah bank besar dan pemain fintech terkemuka juga telah mengumumkan pengadopsian SNAP untuk turut mendukung ekosistem open banking di Indonesia.

Di tengah kondusifnya ekosistem open banking di Indonesia, Husni bertujuan membawa perusahaan ke tingkat yang lebih tinggi dengan mengembangkan budaya kerja yang baik, memperkuat posisinya di industri open banking dan Banking as a services (BaaS) untuk perbankan, dan membangun ekosistem embedded finance yang lebih luas, sehingga perusahaan dapat menjadi pemimpin pasar di area-area tersebut di Indonesia.

Country Manager Brankas untuk Indonesia, Husni Fuad

Bergabung sebagai Country Manager Brankas untuk Indonesia, Husni Fuad memiliki lebih dari 20 tahun pengalaman di bidang teknologi dan strategi keuangan, dan telah membantu organisasi-organisasi mengadopsi teknologi baru untuk menjangkau pasar dan mencapai pertumbuhan pendapatan dengan cepat. Dia juga membawa pengetahuan yang kuat di pasar lokal yang berfokus pada pelanggan. Husni pernah bekerja di Singapura dan AS, dan telah lama berkecimpung dalam bidang perangkat lunak fintech, core digital banking, platform pembayaran dan e-channel.

“Bergabung dengan Brankas adalah kesempatan bagi saya untuk menjadi bagian dari perubahan industri melalui ekosistem open banking di Indonesia. Dengan misi Brankas membangun inklusi keuangan dan mengembangkan ekosistem untuk menawarkan layanan keuangan yang lebih baik kepada semua orang, saya sangat yakin bahwa perusahaan ini akan memainkan peran sentral dalam membantu lembaga keuangan menjangkau audiens yang lebih luas, dan membantu menciptakan peluang bagi UKM dan Startup digital untuk meningkatkan layanan dan pendapatan mereka,” kata Husni.

Bersama Brankas, Husni berkomitmen untuk berkontribusi menuju ekonomi yang lebih efisien dan memicu pertumbuhan sesuai dengan standar peraturan dan kepatuhan yang ditetapkan oleh regulator, serta memberikan konsumen penawaran pembiayaan yang akan memudahkan mereka mendapatkan akses layanan keuangan yang lebih menguntungkan. “Kami berkeinginan membantu perusahaan-perusahaan di Indonesia untuk memahami peluang yang dibawa oleh open banking, BaaS, dan embedded finance; sehingga mereka dapat memanfaatkannya untuk mendorong adopsi produk dan layanan keuangan yang lebih luas seiring masyarakat Indonesia semakin beralih ke saluran keuangan digital,” tambahnya.

Asia Tenggara masih bergulat dengan eksklusi keuangan jutaan orang, dengan lebih dari 70 persen populasi tetapnya kurang menggunakan atau belum terhubung sama sekali dengan layanan perbankan, dan 75 persen UKM belum memiliki akses ke kredit konvensional. Brankas berkomitmen pada visinya untuk membuat layanan keuangan modern tersedia bagi semua orang dan menyambut Husni ke tim mereka untuk membawa visi ini dengan langkah-langkah besar.