Geek Fam Ekspansi ke Indonesia Lewat Akuisisi tim MLBB SFI.Critical

Banyak hal terjadi jelang Mobile Legends Professional League Season 4 ini. Salah satunya adalah soal polemik para tim menghadapi sistem baru, sistem franchised league. Tapi selain soal itu, ada juga hal lain yang sebenarnya patut diperhatikan, yaitu ekspansi organisasi esports asal Malaysia, Geek Fam, ke Indonesia.

Berawal dari desas-desus, Geek Fam Indonesia akhirnya menunjukkan diri lewat postingan akun official @geekfamid pada 12 Juli 2019 lalu.

Sumber: Instagram @geekfamid
Pengumuman resmi dari Geek Fam atas ekspansi organisasinya ke Indonesia. Sumber: Instagram @geekfamid

Kehadiran Geek Fam di Indonesia bisa dibilang merupakan buah dari sistem franchise league yang akan diterapkan dalam MPL S4. Ekspansi Geek Fam ke Indonesia hadir lewat akuisisi tim SFI.Critical. Maka dengan ini, Geek Fam Indonesia hadir dengan roster Mobile Legends SFI.Critical pada MPL Season 4 mendatang.

“Setelah rencana franchise league diumumkan oleh Moonton, kami dari pihak SFI segera memikirkan hal ini.” Lee, owner SFI memberikan komentarnya kepada redaksi Hybrid. “Menurut saya, ini (franchised league) adalah rencana yang bagus. Tapi sebagai organisasi esports yang sedang tumbuh dan berkembang, saya khawatir membawa SFI ke dalam liga malah akan mengganggu pertumbuhan organisasi, terutama dari sisi finansial.”

Ketika polemik MPL Season 4 muncul ke permukaan, ongkos investasi memang menjadi salah satu hal yang cukup disorot. Dari berbagai informasi yang beredar, banyak yang mengatakan bahwa biaya investasi untuk masuk ke dalam liga MPL S4 adalah sebesar Rp15 miliar atau sekitar US$1 juta.

Namun, karena hal tersebut adalah investasi, tentunya Rp15 miliar tersebut datang dengan beberapa keuntungan yang bisa dinikmati oleh organisasi esports yang tergabung ke dalam liga.

“Inisiatif awal dari ekspansi kami adalah dengan terjun ke dalam kancah kompetitif MLBB di Indonesia. Kami mengakuisisi SFI.Critical, salah satu tim MLBB yang menonjol di Indonesia. Sambil mempersiapkan roster yang bertanding untuk MPL Season 4, kami juga mencari talenta terbaik untuk mengisi jajaran manajemen kami. Setelah menemukan orang yang tepat, baru setelahnya inisiatif ekspansi kami di Indonesia akan berjalan dengan kecepatan penuh.” Manajemen Geek Fam, lewat sebuah rilisan yang dikirimkan kepada redaksi Hybrid.

Sumber: Official Page SFI Esports indonesia
Roster Terakhir dari tim SFI.Critical. Sumber: Official Page SFI Esports indonesia

Terkait soal akuisisi roster SFI.Critical oleh Geek Fam, Lee juga memberikan sedikit komentarnya. “Manajemen dan player SFI.Critical sudah menyutujui hal ini dengan Geek Fam. Demi masa depan roster SFI.Critical, agar dapat bertanding di MPL. Pada satu sisi kami cukup sedih harus melepas mereka, namun di sisi lain kami juga berbahagia bisa melihat para pemain Doyok dan kawan kawan dapat bertanding di MPL Season 4, walau bukan di bawah naungan SFI.”

Moonton akan mengumumkan berbagai hal seputar MPL Season 4 lewat sebuah konferensi pers yang diadakan pada 23 Juli mendatang. Satu hal yang pasti, Anda pendukung Doyok, Ipin, Joker, Ramzu, dan Wongcoco tidak perlu khawatir. Mereka akan tetap bertanding dalam gelaran MPL Season 4, hanya saja kini berganti bendera menjadi tim Geek Fam.

Tips Berkarier di Industri Esports – Bagaimana Cara Memulai?

Esports di era modern ini telah menjadi sebuah industri, dan itu artinya pasti terjadi penyerapan tenaga kerja. Banyak peluang tersedia di luar sana, apalagi untuk kaum Millennial dan Generasi Z yang identik dengan jalur karier kreatif serta nonkonvensional. Pemerintah Tiongkok memperkirakan tenaga kerja esports negara tersebut akan mencapai 2 juta jiwa dalam 5 tahun ke depan. Indonesia pun, tidak menutup kemungkinan bisa mengalami tren serupa.

Pekerjaan di bidang esports ada banyak jenisnya, jadi industri ini dapat menjadi lahan mata pencaharian bagi talenta yang ahli di berbagai macam hal. Tapi mungkin ada di antara Anda yang tidak tahu harus memulai dari mana. Mungkin Anda berminat masuk ke industri esports tapi bingung kualifikasi apa yang diperlukan.

Cam Brierly dari HitmarkerJobs baru-baru ini menjalani wawancara bersama Esports Insider, di mana ia membagikan beberapa tips untuk mereka yang berminat bekerja di industri esports. HitmarkerJobs sendiri juga telah merilis seri video berjudul Insider Insights, di mana para profesional industri esports berbagi pengalaman mereka tentang karier di bidang ini. Berikut beberapa tips yang bisa Anda terapkan.

Passion yang didukung skill

Passion atau semangat punya peran penting dalam industri esports. Bila Anda tidak punya minat tinggi terhadap gaming dan esports itu sendiri, kemungkinan Anda akan kebingungan menyelami industri ini atau merasa tidak nyaman. Tapi passion itu harus didukung dengan skill nyata, dan justru skill itulah yang akan menentukan apakah Anda akan mendapat pekerjaan atau tidak.

Sebagai contoh, bila Anda ingin mengisi posisi marketing di sebuah perusahaan/organisasi esports, tunjukkan bahwa Anda punya keahlian marketing. Begitu juga dengan keahlian programming, desain grafis, editing video, dan seterusnya. Seperti pekerjaan pada umumnya, skill Anda haruslah sesuatu yang dibutuhkan oleh perusahaan.

Network, network, network

Sudah jadi hal sangat lumrah di dunia esports bila ada orang yang bergabung dengan suatu perusahaan karena mengenal seseorang di perusahaan tersebut. Ini bukan berarti terjadi nepotisme, tapi dengan adanya kenalan, Anda akan mendapat info tentang lowongan tertentu langsung dari sumbernya. Bisa saja syarat untuk mengisi lowongan tersebut adalah hal yang ternyata hanya dimiliki oleh Anda. Misalnya faktor lokasi, keahlian bahasa, atau pengalaman kerja.

Cara terbaik untuk melakukan networking dan mencari kenalan adalah dengan datang ke acara-acara esports. Siapkan kartu nama Anda, keluarlah dari zona nyaman, kemudian jangan ragu-ragu untuk berteman dengan sesama pecinta esports di event. Bila Anda tidak memperoleh pekerjaan dari kenalan itu, bisa saja Anda mendapatkannya dari kenalannya kenalan.

Loyalitas terhadap brand

Pemberi pekerjaan atau manajer di perusahaan esports umumnya lebih suka mempekerjakan orang yang memang menyukai brand perusahaan tersebut. Jadi misalnya Anda penggemar Team Liquid dan ingin bekerja di organisasi esports, maka akan lebih baik bila Anda melamar ke Team Liquid juga. Ini menunjukkan bahwa Anda memang punya semangat untuk mendukung dan membesarkan perusahaan itu, bukan asal saja tidak peduli ke mana Anda melamar.

Mulai saja dulu

“Bagaimana cara memulai,” adalah pertanyaan yang sebetulnya tidak ada jawabannya. Karena satu-satunya cara untuk memulai adalah dengan memulai. Anda ingin jadi penulis esports? Mulailah menulis tentang esports di mana pun Anda bisa, misalnya di blog, media sosial, atau forum. Ingin menjadi caster? Mulailah melakukan casting di mana pun Anda bisa, misalnya di YouTube atau Twitch. Cari turnamen yang membutuhkan caster, meski itu hanya turnamen kecil. Tidak ketemu? Jadilah komentator untuk gameplay Anda sendiri.

Jangan takut hasilnya buruk, karena pekerjaan seperti apa pun bila baru memulai pasti memang akan buruk. Tapi seiring Anda memperoleh pengalaman dan terus belajar, akan tiba suatu titik di mana Anda layak untuk disebut talenta profesional. Industri esports sendiri masih merupakan industri baru, jadi di dalam industri ini semua orang pun menjalaninya sambil belajar.

Mau bekerja dalam tim

Satu lagi kriteria yang banyak dicari oleh perusahaan esports adalah kemampuan bekerja dalam tim dan sukses bersama tim. Sama seperti sebuah MOBA di mana satu tim terdiri dari berbagai hero dan role, organisasi esports ditopang oleh orang dengan bermacam-macam keahlian berbeda. Namun semua bergerak secara kompak untuk mewujudkan visi dan misi organisasi.

Just be there!

Saran yang banyak diucapkan oleh narasumber dalam seri video Insider Insights milik HitmarkerJobs adalah “just be there”. Hadirlah, muncullah, tunjukkan bahwa diri Anda ada dan punya peran dalam dunia esports. Terkadang Anda akan mengalami penolakan, bahkan karena alasan yang tidak menyenangkan (contohnya, ada organisasi yang tidak mau merekrut karyawan perempuan). Tapi bila Anda punya skill dan menunjukkan skill itu, akan ada orang yang menyadarinya.

“Luck is what happens when preparation meets opportunity.” Keberuntungan terjadi ketika persiapan bertemu dengan kesempatan. Ini ungkapan yang sangat tepat untuk menggambarkan karier di dunia esports. Anda tidak tahu kapan kesempatan itu bisa datang. Yang bisa Anda lakukan hanyalah terus meningkatkan persiapan, supaya ketika kesempatan akhirnya muncul, Anda bisa menyambarnya. Jadi jangan ragu-ragu. Apa pun yang ingin Anda lakukan, pokoknya mulai saja!

Sumber: Esports Insider, HitmarkerJobs, Team Liquid

Pertumbuhan Partisipan EVO, Bukti Minat Esports Fighting Game Meningkat Pesat

Seiring EVO 2019 semakin dekat, diskusi di komunitas fighting game tentang acara ini semakin hangat saja. Sebagian bersemangat dan menunjukkan gairah positif, tapi ada juga yang skeptis atau kesal karena berbagai hal. Maklum, EVO alias Evolution Championship Series adalah ajang kompetisi fighting game paling prestisius dunia saat ini, jadi setiap orang tentu punya ekspektasi masing-masing.

Ada dua topik yang belakangan banyak jadi bahan perbincangan terkait EVO. Pertama adalah hilangnya judul Super Smash Bros. Melee dari daftar turnamen utama. Yang kedua yaitu tentang jumlah partisipan judul-judul yang ada dan apa maknanya dalam ekosistem fighting game secara umum. Keduanya memang topik yang cukup penting, jadi wajar bila kemudian ada yang pro ataupun kontra.

Tidak dapat dipungkiri bahwa Super Smash Bros. Melee telah bertahun-tahun menjadi salah satu judul teramai dan terbesar dalam EVO. Meskipun judul yang dirilis untuk console GameCube ini usianya sudah belasan tahun, komunitasnya sangat kuat dan bersemangat untuk menjaga ekosistem kompetitif tetap berjalan. Sejak tahun 2013, game ini selalu menduduki jumlah partisipan 4 besar di EVO.

Bahkan ketika Nintendo ingin melarang Super Smash Bros. Melee tampil di EVO, mereka tetap vokal memperjuangkan agar turnamen bisa berjalan. Bisa dibilang, justru komunitas Super Smash Bros. Melee-lah yang membuat esports Super Smash Bros. bertahan hingga sekarang dan direstui oleh Nintendo. Jadi wajar bila mereka kecewa dan banyak melayangkan protes terhadap keputusan panitia EVO.

Pernyataan Joey “MrWiz” Cuellar (CEO EVO) baru-baru ini tentang jumlah partisipan di EVO 2019 membuat semakin banyak orang di komunitas fighting game yang bersuara sumbang. Pasalnya, ada dua game yang memiliki partisipan tak sampai 1.000 orang, yaitu Soulcalibur VI (742) dan BlazBlue: Cross Tag Battle (640). Orang mulai berandai-andai bahwa jika turnamen Super Smash Bros. Melee tetap diadakan, angka partisipannya pasti bisa lebih tinggi. Sebagian juga menyebut Soulcalibur VI dan BlazBlue: Cross Tag Battle sebagai “game mati” karena jumlah partisipannya sedikit.

Satu hal yang mungkin mereka lupa, adalah bahwa angka yang diraih dua judul itu sebetulnya sama sekali bukan angka yang sedikit. Hal ini dapat dilihat dari perbandingan partisipan EVO 2019 dengan tahun-tahun sebelumnya. Salah satu catatan di forum Shoryuken menunjukkan data historis EVO sejak 2012 hingga sekarang, dan dari sini kita bisa lihat bahwa baik Soulcalibur VI maupun BlazBlue: Cross Tag Battle sebetulnya tergolong masih populer.

Partisipan EVO 2012:

  1. Street Fighter IV – 1.520
  2. Marvel vs. Capcom 3 – 1.248
  3. The King of Fighters XIII – 1.072
  4. Street Fighter x Tekken – 448 tim (896 orang)
  5. Soulcalibur V – 416
  6. Mortal Kombat 9 – 304

Partisipan EVO 2013:

  1. Super Street Fighter IV: Arcade Edition – 1.601
  2. Ultimate Marvel v. Capcom 3 – 1.297
  3. Super Smash Bros. Melee – 696
  4. Injustice: Gods Among Us – 582
  5. Street Fighter x Tekken – 545
  6. The King of Fighters XIII – 433
  7. Persona 4 Arena – 400
  8. Tekken Tag Tournament 2 – 355
  9. Mortal Kombat 9 – 233

Partisipan EVO 2014:

  1. Ultra Street Fighter IV – 1.979
  2. Ultimate Marvel vs. Capcom 3 – 1.014
  3. Super Smash Bros. Melee – 970
  4. BlazBlue: Chronophantasma – 508
  5. Killer Instinct – 338
  6. The King of Fighters XIII – 319
  7. Injustice: Gods Among Us – 311
  8. Tekken Tag Tournament 2 – 257

Partisipan EVO 2015:

  1. Ultra Street Fighter IV – 2.227
  2. Super Smash Bros. for Wii U – 1.926
  3. Super Smash Bros. Melee – 1.869
  4. Mortal Kombat X – 1.162
  5. Guilty Gear Xrd SIGN – 968
  6. Ultimate Marvel vs. Capcom 3 – 816
  7. Tekken 7 – 458
  8. Persona 4 Arena Ultimax – 437
  9. Killer Instinct – 397

Partisipan EVO 2016:

  1. Street Fighter V – 5.107
  2. Super Smash Bros. for Wii U – 2.662
  3. Super Smash Bros. Melee – 2.372
  4. Pokken Tournament – 1.180
  5. Guilty Gear Xrd Revelator – 910
  6. Ultimate Marvel vs. Capcom 3 – 782
  7. Mortal Kombat XL – 713
  8. Tekken 7 – 549
  9. Killer Instinct – 546

Partisipan EVO 2017:

  1. Street Fighter V – 2.622
  2. Super Smash Bros. for Wii U – 1.515
  3. Super Smash Bros. Melee – 1.435
  4. Tekken 7 – 1.278
  5. Injustice 2 – 883
  6. Guilty Gear Xrd REV 2 – 827
  7. Ultimate Marvel vs. Capcom 3 – 648
  8. BlazBlue: Central Fiction – 499
  9. The King of Fighters XIV – 375

Partisipan EVO 2018:

  1. DragonBall FighterZ – 2.575
  2. Street Fighter V: Arcade Edition – 2.484
  3. Tekken 7 – 1.538
  4. Super Smash Bros. for Wii U – 1.354
  5. Super Smash Bros. Melee – 1.351
  6. BlazBlue: Cross Tag Battle – 1.178
  7. Guilty Gear Xrd REV 2 – 629
  8. Injustice 2 – 363

Partisipan EVO 2019:

  1. Super Smash Bros. Ultimate – 3.492
  2. Street Fighter V: Arcade Edition – 1.929
  3. Tekken 7 – 1.885
  4. Samurai Shodown – 1.719
  5. Mortal Kombat 11 – 1.567
  6. Under Night In-Birth Exe: Late[st] – 1.156
  7. DragonBall FighterZ – 1.191
  8. Soulcalibur VI – 742
  9. BlazBlue: Cross Tag Battle – 640
UNIST - Screenshot
Pelan tapi pasti, Under Night In-Birth jadi judul “anime fighters” paling populer | Sumber: Steam

Memang bila dibandingkan judul-judul di atasnya, partisipan Soulcalibur VI dan BlazBlue: Cross Tag Battle di tahun 2019 tergolong rendah. Tapi sebetulnya angka tersebut pun termasuk tinggi bila dibandingkan EVO tahun-tahun sebelumnya. Andai angka ini terjadi di tahun 2012, maka dua judul itu akan masuk sebagai turnamen terpopuler keempat dan kelima. Artinya sebenarnya mereka bukan “game mati”, hanya saja EVO telah tumbuh menjadi begitu besar dan begitu ramai sehingga angka 742 dan 640 orang terlihat sedikit.

Bagi para pemain Super Smash Bros. Melee, Super Smash Bros. Ultimate memang tetap merupakan sebuah game berbeda. Akan tetapi Super Smash Bros. Ultimate memiliki gameplay yang cukup baik untuk dimainkan kompetitif. Beberapa pemain profesional Smash pun telah berpindah dari Melee ke Ultimate, contohnya seperti Armada, Mew2King, dan Hungrybox, meskipun ada juga yang tetap memainkan keduanya. Komunitas Melee dan Ultimate belum sepenuhnya bersatu, tapi melihat jumlah partisipan Super Smash Bros. Ultimate di tahun 2019 lebih tinggi dari Super Smash Bros. Melee dan Super Smash Bros. for Wii U digabung pada tahun sebelumnya, dapat kita simpulkan bahwa ada potensi untuk mengarah ke sana.

Terlepas dari opini yang beredar tentang pro dan kontra EVO 2019, angka-angka di atas menunjukkan satu hal yang pasti. Yaitu bahwa minat masyarakat terhadap fighting game kompetitif telah meningkat sangat pesat dalam tujuh tahun terakhir. Para penggemar Soulcalibur dan BlazBlue pun tidak perlu kecil hati, karena seri kesayangan mereka masih tetap populer. Hanya saja belakangan ini fighting game berkualitas di pasaran sudah sangat lumrah, dan ada judul-judul dengan penggemar yang lebih banyak.

Memang EVO 2019 belum bisa memecahkan rekor partisipan Street Fighter V di tahun 2016 yang fantastis melebihi 5.000 orang. Tapi ketika Street Fighter VI muncul nanti, jangan heran bila rekor itu terlampaui dengan mudah. Fighting game sudah bukan lagi esports “bawah tanah” yang digelar di arcade center secara kecil-kecilan, tapi sudah menjadi tontonan mendunia dengan banyak penggemar setia. Mudah-mudahan di Indonesia pun bisa demikian.

Sumber: Shoryuken, Joey Cuellar

Meat dan TJ Jadi Kontingen Indonesia dalam Pelatnas SEA Games 2019 Tekken 7

Ajang pencarian talenta esports Tekken 7 untuk menjadi wakil Indonesia di SEA Games 2019 telah selesai. Puluhan peserta dari penjuru negeri berkumpul di lokasi Breakroom, Jakarta Utara, sambil membawa harapan dapat unjuk kebolehan dan kemudian mengharumkan nama bangsa. Setelah berbagai pertarungan sengit, kejutan, dan perjuangan, kini Tokopedia IENC Road to SEA Games akhirnya menemukan dua orang yang benar-benar layak disebut sebagai jagoan terbaik Tekken di Indonesia.

Tokopedia IENC ini bisa dibilang sebagai turnamen Tekken 7 nasional dengan antusiasme peserta terbesar yang pernah ada. Hal itu wajar saja, mengingat uang hadiah yang ditawarkan tergolong besar (Rp60.000.000) dan adanya kesempatan untuk tampil di tingkat internasional. Peserta-peserta ini tidak hanya datang dari Jakarta, tapi juga dari luar kota bahkan luar Jawa. Mereka benar-benar menunjukkan dedikasi untuk hadir dengan biaya sendiri, karena memang belum banyak pemain fighting game di Indonesia yang sudah berada di bawah naungan tim profesional.

IENC Tekken 7 - Players
Sumber: Dokumentasi Bram Arman

Bram Arman dari Advance Guard yang merupakan salah satu panitia acara ini mengaku merasakan bahwa para peserta dalam turnamen ini sudah melakukan persiapan yang matang sehingga semakin tangguh. Contohnya seperti TJ dari tim DRivals yang sempat mengalahkan Meat dan mengirimnya ke Losers’ Bracket. Padahal Meat terkenal tidak pernah kalah di turnamen skala nasional.

“Saya juga kagum dengan salah satu new blood dari Palu, yaitu TFZ|Podz yang bermain sangat baik untuk turnamen nasional skala besar perdana dan bisa mengalahkan langganan juara Alter Ego|R-Tech. Yang akhirnya R-Tech harus berjuang dari Losers’ Bracket dan harus kandas karena bertemu dengan Meat di Losers’ Semi. Bisa dibilang Meat adalah kryptonite R-Tech karena memang hingga saat ini R-Tech belum bisa mengalahkan Meat,” komentar Bram saat berbincang dengan Hybrid.

IENC Tekken 7 - Winners
Sumber: Dokumentasi Bram Arman

Pada akhirnya, dua orang yang terpilih untuk mengikuti pelatnas Tekken 7 adalah Meat (Muhammad Adriansyah) selaku juara pertama, serta TJ (Anthony) selaku juara kedua. Bram pernah berpendapat bahwa Indonesia punya kans cukup besar untuk meraih peringkat Top 3 di SEA Games 2019 nanti, namun ia berharap para pemain tidak terlena dan terus mengasah kemampuannya. Syukur-syukur bisa membawa pulang medali emas dan perak sekaligus.

Berikut ini adalah perintkat lengkap Tokopedia IENC 2019 Road to SEA Games – Tekken 7:

  • Juara 1: SoG|Meat (Jakarta)
  • Juara 2: DRivals|TJ (Jakarta)
  • Juara 3: DRivals|Ayase (Jakarta)
  • Juara 4: Alter Ego|R-Tech (Jakarta)
  • Juara 5: CHAOS|Hero (Jakarta)
  • Juara 5: Mishima Boy (Surabaya)
  • Juara 7: Bigetron|M45T4Z (Surabaya)
  • Juara 7: TFZ|Podz (Palu)
  • Juara 9: BaN (Semarang)
  • Juara 9: CHAOS|Awin (Madura)
  • Juara 9: DRivals|Cobus93 (Jakarta)
  • Juara 9: Phoenix (Jakarta)
  • Juara 13: biransei (Jakarta/Manado)
  • Juara 13: CHAOS|WMN (BSD)
  • Juara 13: DRivals|RTM (Jakarta)
  • Juara 13: WIF|Silver (Jakarta)
IENC Tekken 7 - Audience
Sumber: Dokumentasi Bram Arman

“Untuk game Tekken 7 ini sendiri, saya turut senang game ini mulai mendapatkan perhatian. Walaupun masih tergolong kecil, saya harap ke depannya untuk game Tekken dan game fighting lainnya mempunya kans spotlight seperti game esports lainnya. Karena saya optimis, game fighting adalah salah satu judul game yang mudah dinikmati oleh semua kalangan sebagai entertainment,” tutup Bram.

Selamat kepada para pemenang, dan selamat berlatih kepada Meat dan TJ! Semoga bisa terus berprestasi dan membuat ekosistem fighting game Indonesia lebih cerah lagi.

Disclosure: Hybrid adalah media partner Advance Guard.

Koala Kembali ke Kancah Kompetitif Dota, Kini Bermain dengan Alter Ego

Gelaran ESL Indonesia Championship kembali digelar untuk musim kedua mulai 16 Juli 2019 kemarin. Selain dari pertandingannya yang memang patut dinanti, keseruan ESL Indonesia Championship juga datang dari sisi roster shuffle antar tim.

Salah satu breaking news datang dari tim Alter Ego, yang secara mendadak mendatangkan dua pemain Dota legendaris. Dua pemain tersebut adalah Farand “Koala” Kowara dan Michael “Kelthuzard” Sarwono.

Kembalinya Koala yang tentunya tak diduga oleh para pecinta esports Dota. Pasalnya, sudah sejak 2017 lalu ia memutuskan untuk undur diri dari dunia kompetitif Dota. Ketika itu, soal usia jadi salah satu alasan kenapa dirinya pensiun.

Sumber: Instagram @Alter Ego e-sports
Sumber: Instagram @alteregoesports

Tetapi secara mengejutkan, kini Koala kembali bermain, dan bermain bersama dengan tim Alter Ego. Mengapa demikian? “Gara-gara nonton qualifier TI, terus melihat BOOM sama EVOS berjuang gitu jadi pengen main lagi entah kenapa. Terus, setelah kurang lebih satu tahun vakum dari dunia kompetitif Dota 2, rasa-rasanya juga nggak cocok bekerja di balik layar.” jawab Koala.

Setelah selesai di dunia kompetitif Dota 2, ia memang sempat giat menjadi sosok belakang layar. Ia pernah membantu tim RRQ Dota 2 berlatih, ketika Kenny “Xepher” Deo masih aktif bermain bersama tim RRQ.

Ia bahkan sempat pindah haluan, dengan menjadi pelatih tim Mobile Legends PSG.RRQ pada Maret 2019 kemarin. Tapi setelah semua itu, puncaknya adalah ketika Koala pada akhirnya benar-benar keluar dari organisasi RRQ pada bulan Juni 2019 kemarin.

Melihat Koala comeback, pertanyaan berikutnya mungkin adalah, apakah ini artinya ia bakal kembali berusaha keras untuk bisa lolos ke The International? Kalau Anda mungkin belum tahu, sebelum BOOM.ID, Koala dan kawan-kawan RRQ Dota adalah satu tim yang pernah paling getol berjuang untuk dapat slot di Dota 2 The International.

Sumber: mineski.net
Sumber: mineski.net

Sayang, ambisi mereka belum berhasil tercapai sampai Koala akhirnya pensiun. “Kebetulan gue emang masih main Dota. Kebetulan memang ada kesempatan di tim Alter Ego untuk ESL Indonesia Championship. Kalau soal tryhard, gue cenderung santai aja untuk musim kompetisi ini.” kata Koala.

Sebenarnya cukup masuk akal bagi Koala untuk santai saja. Hal ini mengingat The International 2019 tinggal 1 bulan lagi, yang berarti musim kompetisi 18-19 sudah mendekati akhirnya. “Tapi kalau ketemu player yang mentalnya baja, sama mau bekerja sama, mungkin itu akan membuat gue mikir lagi untuk berjuang demi TI berikutnya” tukas Koala.

Apapun yang terjadi, mari kita doakan agar Koala bisa mendapatkan hasil yang terbaik dalam gelaran ESL Indonesia Championship 2019! Seperti frasa yang biasa digunakan para pemain Dota, good luck, have fun untuk Koala!

 

Asosiasi Olahraga Video Games Indonesia (AVGI) Sah Diresmikan. Saingan IESPA?

Kabar mengenai asosiasi baru di industri game dan esports Indonesia memang sudah santer terdengar di belakang layar sejak beberapa bulan silam. Namun, baru kemarin (16 Juli 2019), satu asosiasi baru diumumkan lewat konferensi pers mereka di hotel Red Top, Jakarta Pusat. Asosiasi baru ini bernama Asosiasi Olahraga Video Games Indonesia (AVGI).

Ada dua Menteri yang turut hadir dan memberikan sambutan dalam acara kali ini. Mereka adalah Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara dan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi.

“Pemerintah tidak lagi menjadi regulator, khususnya terkait hal-hal baru. Tapi menjadi fasilitator, bahkan akselerator.” Ujar Rudiantara dalam sambutannya.

Menariknya, hanya ada 2 figur esports yang berada di dalam jajaran pengurus asosiasi ini. Meski memang ada 2 orang lagi dari ekosistem esports yang saya kenal berjaket AVGI di acara tersebut, namun keduanya biasanya berada di balik layar.

Di posisi Ketua Umum AVGI ada nama Rob Clinton Kardinal yang merupakan mantan pemilik organisasi esports baru, ONIC, dan juga anak dari Robert Joppy Kardinal (anggota DPR RI dari Fraksi Partai Golongan Karya). Rob sendiri juga sebelumnya mengumumkan melepas kepemilikannya atas ONIC melalui akun Instagram nya.


Sedangkan satu nama lagi ada Angki Trijaka yang menjabat sebagai Sekretaris Jendral AVGI. Angki Trijaka sendiri bukan orang baru di dunia esports karena sebelumnya ia merupakan Wakil Ketua IESPA, yang dipimpin oleh Eddy Lim.

Dalam rilis yang diberikan di kesempatan yang sama, Rob Clinton memberikan komentarnya, “Berbagai faktor ini (standarisasi, benchmarking, hingga regulasi), khususnya regulasi sangat penting karena selain dapat membantu perkembangan industri olahraga elektronik, juga dapat memotivasi para pelaku dan atlet olahraga elektronik untuk terus berprestasi membawa nama Indonesia ke tingkat lebih tinggi.”

Di sesi tanya jawab bersama rekan-rekan media, saya pun bertanya apa perbedaan AVGI dengan 2 organisasi di industri game yang sudah lebih dulu ada, IESPA dan AGI?

Angki menjawab, “Ada beberapa hal yang membedakan AVGI dengan IESPA. AVGI itu mencakup semuanya yang terlibat dalam ekosistem dan industri esports. Kalau IESPA itu hanya mengurusi pemain esports. Perlu di-quote ya, kita totally different dengan IESPA. Namun, kalau pemerintah lebih percaya yang mana itu urusan para petinggi-petinggi, tapi so far itu domain yang membedakan.”

Menurutnya, Angki juga menambahkan, ada sejumlah hal yang belum diatur oleh IESPA yang sebenarnya sangat krusial buat industri esports. “Misalnya saja jadwal turnamen yang bertabrakan, kasus poaching pemain antara tim, dan standarisasi untuk masuk menjadi atlit esports. Kita perlu lah merendahkan ego kita demi kepentingan bersama supaya industri ini maju.” Ujar Angki.

Satu pertanyaan lagi muncul dari media lain tentang sinergi antara AVGI, IESPA, dan AGI. Rob Clinton yang kali ini menjawab, “kalau bersinergi kita tidak menutup kemungkinan untuk itu.”

Saat ini, AVGI juga mengklaim sudah memiliki pengurus di 19 provinsi. Rencana mereka dalam waktu dekat ini adalah membangun database untuk tim dan para pemain esports profesional.

Rob Clinton saat memberikan sambutannya. Dokumentasi: Hybrid
Rob Clinton saat memberikan sambutannya. Dokumentasi: Hybrid

Mengingat esports Indonesia memang sekarang sudah cukup besar (seperti franchising liga yang melibatkan banderol harga sebesar Rp15 miliar), tentunya memang lebih besar pula resiko yang harus disanggupi dan kerja sama yang harus dikolaborasikan. Meski memang berarti lebih banyak juga keuntungan yang mungkin didapatkan. Bagaimana perjalanan AVGI ke depannya ya?

ASUS Republic of Gamers Menjadi Sponsor Seri Turnamen Esports ESPN EXP

Pada awal Juni 2019 kemarin ESPN mengumumkan peluncuran EXP, seri kompetisi esports baru yang merupakan campuran antara esports profesional, amatir, dan pro-am (campuran). EXP pertama telah digelar dalam wujud ESPN Collegiate Esports Championship, tapi ke depannya masih ada dua ajang EXP lagi di tahun ini. Game yang diusung oleh EXP adalah Apex Legends, dan ESPN melakukan kerja sama langsung dengan EA untuk penyelenggaraannya.

“Pendekatan ke esports merepresentasikan fokus ESPN untuk melayani para penggemar olahraga dan audiens berkembang,” kata Justin Connoly, Executive Vice President of Disney & ESPN Affiliate Salas and Marketing, di situs resmi ESPN kala itu. “Kami terus berkomitmen melayani penggemar gaming di seluruh platform dan jenis konten, dan Apex Legends adalah judul yang sempurna untuk menunjukkan visi EXP untuk menyajikan acara esports kelas dunia dengan penceritaan dan distribusi multiplatform.”

Baru-baru ini ESPN mengumumkan bahwa ASUS Republic of Gamers (ROG) akan menjadi official hardware sponsor untuk turnamen-turnamen ESPN EXP. Dilansir dari The Esports Observer, beberapa perangkat yang akan disediakan antara lain adalah gaming desktop ROG Strix GL12CX (dilengkapi GPU NVIDIA GeForce RTX 2070), gaming monitor ROG Swift PG248Q, serta gaming laptop Strix SCAR III untuk para caster. Sebenarnya ESPN Collegiate Esports Championship belum memiliki brand EXP ketika digelar pada bulan Mei lalu, namun ESPN menganggapnya bagian dari EXP juga. ASUS ROG pun menjadi penyedia hardware dalam acara tersebut.

ESPN Collegiate Esports Championship
ESPN Collegiate Esports Championship kini jadi bagian dari EXP | Sumber: ESPN

Pada tanggal 11 Juli kemarin ESPN pun telah menggelar turnamen EXP kedua, yaitu EXP Pro-Am di Los Angeles. Acara yang diadakan bersamaan dengan ESPYS (Excellence in Sports Performance Yearly Awards) 2019 ini cukup berbeda dari turnamen lainnya karena merupakan acara amal, dengan partisipan undangan yang terdiri dari gamer profesional, atlet olahraga, hingga selebritas. Turnamen tersebut dimenangkan oleh tim Dizzy dari NRG Esports, dan dana yang terhimpun didonasikan untuk yayasan riset kanker V Foundation.

Gaming kompetitif adalah passion di ROG,” kata Vivian Lien, Global Head of Marketing for the Gaming Systems Business Group, di situs resmi ASUS. “Kami didirikan untuk berinovasi dan menciptakan perlengkapan elit bagi gamer serius. Hardware kami dirancang untuk kompetisi di level top, dan tak ada tempat lebih baik untuk mengujinya selain turnamen para juara esports yang ada sekarang maupun yang akan datang.” ASUS ROG memang sudah banyak berpartisipasi di berbagai acara esports. Selain ESPN EXP, mereka juga mensponsori ajang populer lain seperti PAX, Dreamhack, dan ESL One.

Turnamen EXP berikutnya akan digelar pada tanggal 2 – 3 Agustus, yaitu EXP Invitational – Apex Legends di acara X Games Minneapolis. Turnamen ini menghadirkan 20 tim Apex Legends top dunia untuk memperebutkan hadiah senilai US$150.000 (sekitar Rp2,1 miliar). Sama seperti turnamen EXP yang lain, EXP Invitational – Apex Legends akan disiarkan secara live lewat berbagai platform streaming digital, termasuk aplikasi ESPN, juga akan memiliki siaran tunda berupa highlight di ESPN dan stasiun televisi ABC.

Sumber: The Esports Observer, ASUS

Pendaftaran EVO 2019 Ditutup, Organizer Wacanakan Perubahan Distribusi Hadiah

Ajang kompetisi fighting game terbesar di dunia EVO 2019 semakin mendekat. Dengan sisa waktu kurang dari sebulan, panitia EVO hari ini baru saja menutup registrasi turnamen. Berikutnya tinggal menunggu waktu saja sampai hari-H acara, yaitu tanggal 2 – 4 Agustus di Mandalay Bay, Las Vegas.

EVO 2019 mempertandingkan sembilan game dari berbagai developer. Ketika daftar game ini diumumkan, ada sebagian komunitas yang kecewa karena Super Smash Bros. Melee tidak muncul. Padahal game itu telah menjadi judul utama selama enam tahun terakhir, bahkan salah satu cabang dengan jumlah partisipan paling ramai. Tapi keputusan EVO untuk meninggalkan Super Smash Bros. Melee dapat dimengerti. Selain memang usianya sudah sangat tua, juga telah ada pengganti yang layak yaitu Super Smash Bros. Ultimate.

Seiring pendaftaran turnamen ditutup, CEO EVO Joey “MrWiz” Cuellar menunjukkan jumlah partisipan total untuk semua semua game yang dipertandingkan. Ternyata Super Smash Bros. Ultimate berhasil menjadi game dengan partisipan terbanyak, bahkan menurut Cuellar, EVO 2019 juga merupakan turnamen Smash terbesar yang pernah ada sepanjang sejarah. Berikut ini jumlah partisipannya:

  • Super Smash Bros. Ultimate – 3.492
  • Street Fighter V: Arcade Edition – 1.929
  • Tekken 7 – 1.885
  • Samurai Shodown – 1.719
  • Mortal Kombat 11 – 1.567
  • Under Night In-Birth Exe: Late[st] – 1.156
  • Dragon Ball FighterZ – 1.191
  • Soulcalibur VI – 742
  • BlazBlue: Cross Tag Battle – 640

Angka di atas menunjukkan bahwa kepopuleran Super Smash Bros. Ultimate tidak hanya terjadi di kalangan gamer kasual, tapi juga gamer serius dan profesional. Di bulan April lalu Nintendo mengabarkan bahwa judul ini telah terjual 13,81 juta kopi di seluruh dunia, mengalahkan total penjualan console Wii U sepanjang masa.

Super Smash Bros. Ultimate - Screenshot
Super Smash Bros. Ultimate | Sumber: Nintendo

Ini juga menunjukkan bahwa para fans Super Smash Bros. kompetitif akhirnya bisa bersatu setelah sekian lama terpecah (Smash Melee vs. Smash modern). Tampaknya keputusan Masahiro Sakurai membuat Super Smash Bros. Ultimate dapat dinikmati untuk kasual sekaligus esports adalah keputusan yang sangat tepat.

Di samping menutup pendaftaran, ada satu isu lagi yang diangkat Cuellar berkaitan teknis EVO nanti, yaitu distribusi hadiah. Sudah jadi tradisi EVO sejak tahun 2002 bahwa juara 1 di EVO berhak membawa pulang sebagian besar uang hadiah (60%). Namun organizer EVO ingin melakukan perubahan dengan menurunkan jumlah hadiah juara 1 dan 2, tapi menaikkan hadiah peringkat-peringkat di bawahnya (sampai Top 8).

Lewat Twitter, Cuellar membuka polling untuk menentukan sistem mana yang sebaiknya digunakan. Saat artikel ini ditulis polling tersebut telah diikuti 16.682 orang, dengan 92% suara mendukung sistem distribusi hadiah baru. Jadi kemungkinan besar perubahan ini benar-benar akan diterapkan.

Selain pilihan yang ditawarkan Cuellar, banyak juga penggemar yang memberi masukan lain tentang distribusi ini. Misalnya memberikan hadiah tidak hanya untuk Top 8 namun hingga Top 32, atau setidaknya memberikan semacam cendera mata agar mereka punya kenang-kenangan untuk dibawa pulang. Ada juga usulan yang nyeleneh seperti “winner takes all”. Mana pilihan yang nantinya diambil Cuellar dan para panitia EVO, kita tunggu saja di tanggal 2 Agustus nanti.

Sumber: EventHubs, Joey Cuellar

EVOS Esports Menjuarai PINC 2019, Raja Baru PUBG Mobile Indonesia

Akhir pekan kemarin (14 Juli 2019) menjadi konklusi kompetisi nasional, PUBG Mobile Indonesia National Championship 2019 (PINC 2019). Setelah kualifikasi diselenggarakan di berbagai kota besar di Indonesia, akhirnya terpilih 16 tim terbaik yang akan memperebutkan titel tim PUBG terbaik di Indonesia. Hari pertama, selain kompetisi utama ada juga gelaran PINC Ladies.

Dalam pertandingan ini, Bigetron kembali mendominasi, atau lebih tepatnya Belletron, tim ladies milik organisasi Bigetron Esports. Dalam pertandingan sepanjang tiga ronde, Belletron sebenarnya hanya mendapatkan satu kali chicken dinner saja. ONIC Ladies dan Louvre Angels menjadi dua tim yang mendapatkan chicken dinner pada ronde pertama dan kedua. Baru setelahnya, pada ronde ketiga, Belletron berhasil meraih chicken dinner.

Walau cuma dapat satu kali chicken dinner, namun Belletron sepertinya banyak belajar dengan si kembar Made Bagas “Zuxxy” dan Made Bagus “Luxxy”. Bermain dengan mementingkan konsistensi dari ronde ke ronde, mereka menjadi juara setelah mengumpulkan 81 poin, disusul oleh NARA Pixies dengan selisih yang sangat tipis, tepatnya 71 poin di posisi kedua. Lebih lengkapnya, berikut daftar pemenang-pemenang dari gelaran PINC Ladies.

PINC 19 #1
Sumber: PUBG Mobile Indonesia Official Page
  • Belletron Esports – Rp 10.000.000
  • NARA Pixies– Rp 5.000.000
  • ONIC Ladies – Rp 3.000.000
  • Armored Project Ladies – Rp 2.000.000

Berlanjut ke sajian utama, awalnya saya pikir PINC akan benar-benar dimonopoli oleh Bigetron Esports lewat Belletron dan tim utama. Tapi ternyata tidak. Secara mengejutkan, dari 7 ronde pertandingan, Bigetron malah jarang mendapat chicken dinner.

Tercatat, hanya satu kali saja mereka bisa mendapatkan chicken dinner. Kendati demikian, karena konsistensinya, mereka tetap berhasil membuat tim lain jadi kelabakan. Tetapi, EVOS Esports ternyata diam-diam sudah banyak mempersiapkan diri untuk PINC 2019 ini.

“Pulang dari PMCO Shanghai kemarin, sebenarnya kita merasa sudah matang dan siap untuk kompetisi seperti ini. Jadi kita senang sekali, akhirnya persiapan kami berbuah hasil yang manis di PINC 2019” Kata Herly “Jeixy” Juliansyah, membahas soal kemenangannya di gelaran PINC 2019 tersebut.

Sumber: PUBG Mobile Indonesia Official Page
Sumber: PUBG Mobile Indonesia Official Page

Ronde terakhir berjalan, semua tim langsung saja bermain agresif, demi mendapat poin lebih, dan memperbaiki posisi mereka di klasemen. Setelah beberapa fase circle, secara mengejutkan pemain EVOS tumbang satu per satu, sementara pemain Bigetron masih utuh. Pada pertengahan permainan, EVOS akhirnya harus terhenti tidak mendapat posisi 5 besar. Tapi menariknya, Bigetron ternyata mengalami hal yang sama

EVOS.Jeixy sempat cerita soal hal ini dalam sesi konfrensi pers yang digelar setelah penobatan mereka sebagai juara. “Saat ronde terakhir, kami sebenarnya yakin bisa dapat chicken dinner lagi. Tapi sayang, kami tak punya banyak pilihan jalur rotasi. Kebanyakan pilihan jalur sudah tertutup oleh tim musuh, yang membuat kami tumbang satu persatu sampai akhirnya tak bisa selesai di posisi yang baik.”

Sumber
Sumber: PUBG Mobile Indonesia Official Page

Pada akhirinya, setelah kalkulasi poin selesai, EVOS Esports berhasil menjadi juara pertama dengan perolehan poin sebesar 180 poin. Sementara Bigetron, harus puas menjadi runner-up dengan perolehan sebesar 165 poin saja. Berikut 5 tim peringkat teratas dalam gelaran PINC 2019.

  • EVOS Esports – 180 poin
  • Bigetron Esports – 165 poin
  • RRQ Ryu – 146 poin
  • RRQ Capcorn – 114 poin
  • NFT Esports – 106

Selain mendapatkan hadiah uang tunai, Nantinya, kelima tim tersebut juga mendapatkan kesempatan bertanding pada gelaran liga PMCO 2019 seri berikutnya. Selamat bagi EVOS yang berhasil menjadi raja baru PUBG Mobile Indonesia, selamat juga bagi 5 tim yang akan mewakili Indonesia di gelaran PMCO! Semoga dapat mengharumkan nama Indonesia.

 

EVOS Esports Juarai INDOESPORTS LEAGUE CS:GO X DA ARENA

Jumat, 12 Juli 2019, EVOS Esports berhasil menjadi juara kompetisi CS:GO hasil kerja sama Indoesports dan DA Arena. Menariknya, EVOS Esports berhasil mengalahkan tim CS:GO legendaris asal Indonesia; TEAMnxl>.

Turnamen yang mempertandingkan 32 tim CS:GO Indonesia ini mempertemukan tim-tim CS:GO besar seperti TEAMnxl>, EVOS Esports, Akara, dan kawan-kawannya. Namun demikian, BOOM ID yang baru-baru ini menggandeng 2 pemain kelas kakap (Flipzjdr dan Roseau) tidak kami temukan di turnamen ini.

Seluruh pertandingan selain partai final menggunakan format Bo1 (Best of One). Sedangkan finalnya, format Bo3 yang digunakan.

Di pertandingan finalnya, TEAMnxl memang berhasil memenangkan Game pertamanya dengan skor 16-7. Namun, EVOS Esports berhasil menyamakan kedudukan dengan memenangkan Game kedua dengan skor 16-5. EVOS Esports yang sekarang diperkuat oleh pemain CS:GO senior, Aditya “voogy” Leonard, yang juga mantan pemain nxl berhasil mencuri Game ketiga dengan skor akhir 16-11.

Turnamen ini menarik karena sudah jarang sekali turnamen CS:GO yang diadakan di Indonesia. Selain itu, TEAMnxl yang dulu merajai dunia persilatan CS:GO Asia Tenggara selama beberapa tahun dan mencetak banyak pemain berprestasi sepertinya memang menurun performanya selama beberapa tahun belakangan, meski masih diperkuat oleh pemain-pemain lama seperti Vega Tanaka dan Richard Permana.

Sumber: Indoesports
Sumber: Indoesports

Bagaimana kelanjutan scene esports CS:GO di Indonesia ya? Menurut bisikan-bisikan yang saya dengar, akan ada sejumlah turnamen nasional CS:GO lagi yang akan digelar tahun ini. Apakah CS:GO akan kembali mewarnai agenda esports tanah air seperti beberapa tahun silam?

Bagaimana juga dengan TEAMnxl>? Apakah mereka bisa kembali ke puncak kejayaan mereka seperti dulu?