Ubisoft Terindikasi Merencanakan Program Franchise di Esports Rainbow Six: Siege

Ubisoft selama ini dikenal getol menciptakan program untuk membuat ekosistem esports Rainbow Six: Siege yang sustainable, dan tampaknya karakteristik itu masih tetap dipertahankan. Buktinya, baru-baru ini Ubisoft membuka lowongan kerja untuk posisi Senior Esports Manager untuk ditempatkan di kantor Ubisoft Montreal, Kanada. Ubisoft Montreal adalah cabang Ubisoft yang merupakan kreator di balik Rainbow Six: Siege. Jadi bisa ditebak apa proyek yang akan ia tangani nantinya.

Dilansir dari Dexerto dan Hitmarker, job description posisi Senior Esports Manager tersebut salah satunya mencakup “pengembangan rencana strategi bisnis untuk program franchise esports”. Ini adalah poin yang sangat menarik karena selama ini Ubisoft belum pernah melakukannya. Bila proyek franchise terwujud, maka dunia esports Rainbow Six: Siege berpotensi tumbuh sangat pesat.

Mungkin Anda bertanya-tanya, seperti apakah cara kerja program franchise yang dimaksud? Saat ini memang belum ada pengumuman pasti dari Ubisoft, tapi kita bisa melihat cara kerja model bisnis ini dari game lain, misalnya League of Legends dan Overwatch.

Overwatch League - Shanghai Dragons
Shanghai Dragons, tim OWL di bawah kepemilikan NetEase | Sumber: Shanghai Dragons

Sejak tahun 2018, Riot Games menggunakan sistem franchise dalam North America League of Legends Championship Series (NA LCS). Artinya tim-tim yang berpartisipasi dalam NA LCS menjalin komitmen sebagai partner permanen liga tersebut. Mereka diwajibkan membayar sejumlah uang (US$10.000.000) sebagai biaya pendaftaran/pembelian franchise, tapi kemudian mereka berhak menerima bagi hasil dari pemasukan NA LCS sebesar 32,5%. Riot juga mendanai pendirian asosiasi pemain yang berdiri independen untuk menjadi perwakilan dalam negosiasi antara Riot, pemilik organisasi esports, dan para atlet.

Sementara itu, di Overwatch, program franchise ini erat kaitannya dengan sistem kompetisi regional yang diterapkan dalam Overwatch League (OWL). OWL menggunakan struktur di mana setiap tim pesertanya merupakan perwakilan dari suatu kota. Jadi Anda akan menemukan tim-tim OWL memiliki nama seperti London Spitfire, Philadelphia Fusion, atau Shanghai Dragons di dalamnya.

Blizzard membuka slot sponsorship/ownership untuk masuk ke OWL, baik itu brand non-endemic, teknologi, hingga olahraga. Biaya pembelian ownership ini cukup mahal, bisa mencapai US$20 – 60 juta tergantung dari populasi wilayah, banyaknya penawar, hingga jumlah pemain Overwatch di wilayah tersebut. Kemudian, sang pemilik slot akan mendapatkan hak eksklusif akan seluruh operasi OWL di wilayah yang bersangkutan.

Rainbow Six Siege - Year 4 Pro League Sets
Rainbow Six: Siege sudah memiliki program revenue sharing dengan tim-tim Pro League | Sumber: Ubisoft

Sistem franchise ini pada dasarnya mirip dengan olahraga konvensional. Pemilik franchise akan dapat menjual tiket pertandingan, merchandise, hingga konsesi yang berkaitan dengan franchise miliknya. Di tengah iklim esports yang masih terus berkembang, kesempatan bisnis seperti ini pasti sangat menarik bagi para pemilik brand.

Rainbow Six: Siege sendiri saat ini sudah memiliki program revenue sharing yang disebut Pilot Program, dan kabarnya tahun ini mereka ingin agar program itu bisa menjangkau lebih banyak tim. Program franchise sepertinya dapat menjadi pengembangan lebih lanjut dari Pilot Program. Bila Ubisoft benar mewujudkannya, program franchise berpotensi mendatangkan keuntungan besar, baik bagi brand, organisasi esports, ataupun para atletnya.

Sumber: Dexerto, Hitmarker, ESL

AMD Gelar Kompetisi Sim Racing, Kenapa?

Dalam rangkaian Racing Simulator Festival, AMD turut menggelar acara GAMERS GATHERING WITH ZEN POWERED PC pada tanggal 24 Maret 2019 di Mangga Dua Mall. Selain memamerkan dan mengijinkan para pengguna untuk mencoba berbagai komponen AMD terbaru, mereka juga menggelar sebuah kompetisi yang sedikit berbeda dengan kebanyakan sponsor lain di ekosistem esports Indonesia.

Pasalnya, AMD menggelar turnamen untuk game simulasi balap, Assetto Corsa. Acara yang kali ini juga didukung oleh ASUS ROG, ASRock, AORUS, dan MSI Gaming adalah kali kedua AMD menggelar turnamen untuk esports yang kurang populer. Sebelumnya, AMD juga menggelar kompetisi untuk Fighting Games Community (FGC) yang bertajuk AMD eSports FIGHT! Championship 2018.

AMD Esports Fight! Championship 2018. Source: AMD
AMD Esports Fight! Championship 2018. Dokumentasi: AMD

Genre Fighting dan Sim Racing, seperti yang saya tuliskan tadi, memang mungkin bukan jadi yang paling populer di Indonesia sekarang. Di platform PC, predikat genre esports terlaris masih dipegang oleh Dota 2 (MOBA). Itu pun juga sekarang masih kalah jauh popularitasnya dengan platform mobile dengan Mobile Legends (MOBA), PUBG Mobile (Battle Royale), dan Free Fire (Battle Royale) nya.

Lalu, kenapa AMD justru mau memberikan ruang kompetitif kepada genre yang kurang populer alias kaum-kaum yang termarginalkan? Hahaha… Apa tujuannya? Bagaimana juga AMD melihat esports sim racing di Indonesia? Kami pun mengajak berbincang Anes Budiman, Channel Manager untuk AMD Indonesia soal ini.

Anes Budiman (kiri) bersama Indra Feryanto (kanan)
Anes Budiman (kiri) bersama Indra Feryanto (kanan). Sumber: AMD

Kenapa sih AMD justru memilih genre esports yang bukan paling laris? Kemarin ada FGC, sekarang Sim Racing.

“Karena untuk eksplor genre esports yang sebenarnya ada dan hidup di Indonesia. Judul game yang dipertandingkan yang itu-itu terus sebenarnya baik juga karena semakin sering latihan/bertanding maka akan semakin baik juga hasilnya. Akan tetapi genre esports di seluruh dunia itu banyak dan beragam, berbanding lurus juga dengan jumlah penduduk di Indonesia yang juga banyak. Maka dari AMD selalu coba mengeksplor genre-genre yang kelihatannya kurang populer itu tadi padahal berprestasi, melalui kampanye global kami yakni AMD eSports.” Jawab Anes yakin.

Bagaimana AMD melihat esports sim racing di Indonesia?

Anes pun menjawab, “masa depannya cerah karena sudah bernaung langsung di bawah IMI (Ikatan Motor Indonesia); yang artinya racing simulator (atau eMotorsports menurut mereka) sudah diakui dan patut diapresiasi karena ada asosiasi langsung yang nantinya akan menjadi ‘gerbang’ ke arah yang lebih baik harapan ke depannya. Ditambah juga kita sudah punya atlet yang prestasinya sama sekali tidak bisa dianggap remeh, Andika Rama Maulana yang juga sebagai AMD Team Red (program AMD eSports di Indonesia) bersama dengan tim Alter Ego sejak tahun lalu.”

Jangan salah fokus dengan yang presentasi ya... Dokumentasi: AMD
Jangan salah fokus dengan yang presentasi ya… Dokumentasi: AMD

Ia pun menambahkan bahwa sim racing juga bisa digunakan sebagai sarana yang positif untuk mengenalkan anak muda ke dunia otomotif. Muasalnya, menurut Anes, sim racing sendiri juga sudah 100% berkaitan dengan dunia balap internasional. Hal ini senada dengan yang diucapkan oleh Indra FeryantoKetua Komisi eMotorsport dari IMI yang sebelumnya kami wawancarai.

“Siapa yang tahu kalau kita memiliki bibit lain yang bisa menjadi ‘the next’ Rifat Sungkar di reli ataupun Rio Haryanto yang berhasil menembus F1.” Sambungnya.

Lalu sebenarnya apa tujuan AMD membuat kompetisi spesifik untuk sim racing?

Dokumentasi: AMD
Dokumentasi: AMD

“Tujuan utamanya balik lagi seperti poin pertama: untuk mengeksplor genre esports yang sebenarnya hidup di Indonesia. Dan harapannya akan muncul gamer/atlet baru yang bisa bersandingan dengan Rama mengharumkan nama Indonesia di luar sana. Yang terakhir juga untuk mengenalkan teknologi dan produk AMD seperti CPU Ryzen dan GPU Radeon RX yang krusial bagi para antusias maupun atlet yang berkecimpung di Sim Racing PC. Karena secara platform, PC menawarkan fleksibilitas lebih jauh untuk mendalami Sim Racing itu sendiri.” Tutup Anes.

Strategi yang digunakan AMD ini memang sebenarnya sangat menarik karena memang berbeda dari kebanyakan sponsor esports yang lebih memilih mencari pusat keramaian. Namun, menurut saya pribadi, strategi ini juga sangat masuk akal.

Kenapa? Karena event esports sekarang sudah banyak jumlahnya. Tak jarang, event-event tersebut juga bertabrakan jadwalnya karena begitu banyak. Dengan begitu banyaknya event, bahkan juara turnamen-turnamen tadi saja sudah tak mudah diingat dalam waktu 3 bulan kemudian. Jika juaranya saja mudah terlupakan, apalagi sponsornya?

Dokumentasi: AMD
Dokumentasi: AMD

Mengeluarkan biaya untuk jadi sponsor event esports sendiri juga tidak murah. Tentunya, biaya tersebut jadi tidak sebanding dengan impact yang didapat jika 3 bulan berikutnya sudah terlupakan. Dengan memilih genre-genre yang tak disentuh oleh sponsor lain, AMD jadi lebih mudah diingat sebagai sponsor event untuk waktu yang lebih lama. Plus, dari pengalaman saya berkecimpung di industri ini selama 10 tahun, komunitas-komunitas kecil yang biasanya terpinggirkan akan lebih loyal terhadap mereka-mereka yang mau memberikan dukungan; ketimbang komunitas yang jumlahnya lebih masif.

Akhirnya, bagaimana kelanjutan AMD mendukung perkembangan ekosistem esports tanah air di 2019 ini ya? Kira-kira kapan lagi mereka akan menggelar turnamen untuk FGC ataupun sim racing? Atau apakah mereka akan memberikan dukungan ke game-game lainnya lagi yang kurang populer?

Tencent Umumkan PUBG Mobile Club Open, Jadikan Vivo Sebagai Sponsor Utama

Belakangan salah satu penerbit dan pengembang game ternama asal Tiongkok, Tencent, sedang getol kembangkan esports. Salah satu yang terlihat adalah lewat game Battle Royale yang mereka besut, PUBG Mobile. Setelah PUBG Mobile Campus Championship yang dimenangkan oleh Universitas Amikom Yogyakarta, gelaran esports berikutnya adalah PUBG Mobile Club Open (PMCO).

Kompetisi PMCO merupakan sebuah kompetisi PUBG yang akan berjalan sepanjang tahun 2019 ini. Dibagi menjadi dua fase, Spring Split (Maret – Juli) dan Fall Split (Agustus – Desember), PMCO mempertandingkan pemain semi-pro/pro terbaik dari 10 regional di dunia. Menariknya, siapapun Anda bisa mengikuti kompetisi yang satu ini. Tapi tetap saja, Anda harus jadi yang terbaik jika ingin memenangkan total hadiah US$2,5 juta (Rp35 milyar).

Sumber: Esports Insider
Sumber: Esports Insider

Awalnya kompetisi ini diumumkan dengan total hadiah US$2 juta, namun hadiah tersebut ditingkatkan setelah Vivo masuk sebagai sponsor utama. Selain memberikan hadiah, Vivo juga akan menyediakan smartphone bagi para peserta selama pertandingan PMCO.

Terkait rekanan ini, Vincent Wang selaku General Manager of Global Publishing Departement Tencent Games turut memberikan komentarnya. “Kami sangat gembira atas rekanan kami dengan Vivo, mengingat reputasi Vivo yang selalu inovatif dan mendahulukan kebutuhan para penggunanya. Juga karena Tencent yang selalu mengutamakan inovasi, rekanan ini menunjukkan dedikasi kami untuk memberikan pengalaman bermain terbaik bagi para pemain dan fans kami dari berbagai belahan dunia.” kata Vincent Wang mengutip dari Esports Insider.

PUBG dan PUBG Mobile memang sedang berusaha mendorong program esports kepada khalayak. Mengingat ada perbedaan manajemen antara PUBG dengan PUBG Mobile, jadi wajar jika keduanya punya program esports yang berbeda. PUBG yang diurus oleh PUBG Corporation memiliki program esports mereka tersendiri, salah satunya mereka umumkan lewat roadmap 2019 Asia Tenggara.

Sumber: Twitter @PUBGMOBILE
Sumber: Twitter @PUBGMOBILE

Sementara itu, PUBG Mobile punya program yang terpisah dari PUBG versi PC. Beberapa program esports yang sudah diselenggarakan Tencent untuk PUBG Mobile termasuk, PUBG Mobile Star Challenge yang berhasil dimenangkan oleh RRQ Athena. Lalu secara lokal Indonesia, ada kompetisi PUBG Mobile Indonesia National Championship yang dimenangkan oleh Bigetron, dan PUBG Mobile Campus Challenge yang dimenangkan oleh Universitas Amikom Yogyakarta.

Pekan ini PMCO Spring Split sudah memasuki fase kualifikasi, lewat event Crew Challenge di dalam game. Fase berikutnya adalah Regional Group Round yang diselenggarakan secara online, dimulai pada 26 April sampai 5 Mei 2019.

 

Menpora Bicara Soal Pengembangan Ekosistem Esports Indonesia Untuk SEA Games 2019

Jelang acara puncak Piala Presiden Esports 2019, pagi tadi (26 Maret 2019), digelar sebuah konferensi pers membahas soal perkembangan dan pengembangan esports di Indonesia. Konferensi pers ini dihadiri oleh Imam Nahrawi selaku Menpora RI, Triawan Munaf selaku kepala Badan Ekonomi Kreatif, Yanuar Nugroho dari Deputi II KSP dan Giring Ganesha selaku Steering Committee Piala Presiden Esports 2019.

Seperti yang diketahui, Piala Presiden Esports 2019 ini bukan hanya terbatas pada kompetisi biasa. Sebagai bentuk komitmen pemerintah kembangkan esports, kompetisi ini juga mempersiapkan bootcamp pembinaan soft skill bagi para peserta. Tetapi ternyata dukungan pemerintah tidak terbatas sampai situ saja.

Dokumentasi Hybrid - Akbar Priono
Dokumentasi Hybrid – Akbar Priono

Dalam sesi bincang-bincang, Imam Nahrawi mengungkap, bahwa nantinya jawara Piala Presiden Esports 2019 akan digembleng dalam pelatnas persiapan SEA Games 2019. Semua dukungan ini bisa dibilang sebagai buntut dari pencapaian Indonesia di cabang eksibisi esports, dalam gelaran Asian Games 2018.

Melihat prestasi tersebut, Menpora pun berkomitmen untuk lebih mempersiapkan atlet esports Indonesia untuk ajang-ajang besar, termasuk Olimpiade. “Adapun untuk persiapan kita di cabor esports, juara 1 sampai 3 Piala Presiden ini dapat langsung masuk Pelatnas SEA Games,” Menpora menjelaskan mengutip dari laman resmi Kemenpora.

Bicara soal persiapan, tanggal 26-27 Maret 2019 ini juga menjadi sesi bootcamp bagi para peserta Piala Presiden Esports 2019. Tercatat ada enam topik yang menjadi fokus pembinaan ini. Topik tersebut adalah: Pembinaan Ideologi Pancasila dari Ketua BPIP dan Wakil Ketua MPR, Public Speaking oleh Kemal, Team Building Esports dan Bisnis Esports oleh Hartman Harris dan Delwyn, Personal Development oleh Laksmiari Saraswati Widodo, Sportivitas, Nasionalisme, dan Dedikasi kepada Bangsa oleh Liliyana Natsir, dan Healthy Lifestyle oleh Andy Kurniawan, Sp. KO.

Dokumentasi Hybrid - Akbar Priono
Dokumentasi Hybrid – Akbar Priono

Pada gelaran jumpa pers tersebut, Kemenpora juga menjawab isu seputar dampak negatif game yang memang sedang santer belakangan. Terkait hal tersebut, Kemenpora mengatakan bahwa kita semua, ekosistem esports harus lebih fokus pada sisi positif sebuah game. Ia tidak memungkiri bahwa video game bisa saja memberi efek negatif, namun harus dipikirkan juga bahwa kenyataannya kini video game bisa memberikan prestasi, dan mengharumkan nama Indonesia di mata Internasional.

Gelaran final Piala Presiden Esports 2019 akan diselenggarakan pada 30-31 Maret 2019 mendatang di Istora Senayan, jakarta. Kompetisi ini mempertandingkan 16 tim Mobile Legends terbaik se-Indonesia dengan komposisi berupa, 8 tim dari Kualifikasi Regional, dan 8 tim dari Kualifikasi Tertutup. Piala Presiden Esports 2019 memperebutkan total hadiah sebesar Rp1,5 miliar dan tentunya gelar juara Piala Presiden Esports yang pertama di Indonesia.

Louvre Esports: Ketika Organisasi Esports Mobile dan PC Bersatupadu

Bagi Anda penikmat jagat kompetitif Mobile Legends, nama Louvre Esports tentu sudah tak lagi asing ditelinga Anda. Mengikuti liga kasta utama Mobile Legends sejak musim pertama, tim yang berbasiskan di Surabaya ini terbilang konsisten mempertahankan prestasinya. Louvre Esports bahkan kini bisa dibilang sebagai salah satu tim Mobile Legends terbaik di Indonesia.

Dengan usianya yang masih belia,  Louvre Esports bisa dibilang sudah cukup sukses. Tapi tim esports yang di sokong oleh perusahaan Louvre Hotels Group ini selalu haus akan perkembangan dan ingin jadi lebih besar lagi kedepannya.

Tapi menjadi besar tidak bisa cuma sekadar bicara atau sekadar ingin, butuh strategi serta komitmen tinggi untuk dapat mencapai hal tersebut. Bagaimana strategi dan rencana Louvre Esports untuk bisa menjadi salah satu organisasi esports besar di Indonesia? Simak obrolan saya dengan Iwan AnferneeChief Operation Officer dari manajemen Louvre Esports.

Louvre Esports, Ketika Hobi Menciptakan Peluang Bisnis      

Dokumentasi resmi Louvre Esports -
Dokumentasi IESPL

Louvre Esports sebenarnya bisa dibilang sebagai passion project dari sang pemilik, Eric Herlangga, Presiden Direktur Louvre Hotels Group. Menurut cerita Iwan, Eric sangat suka bahkan hobi main game Mobile Legends. Berangkat dari kesukaannya terhadap Mobile Legends dan kehadiran peluang ketika itu, Eric akhirnya mencetuskan membentuk Louvre Esports.

Klub esports ini pertama kali terbentuk saat event kompetisi Mobile Legends Maxcited di Makassar pada tahun 2017. Dalam kompetisi yang dibuat oleh Telkomsel ini, Louvre Esports melakukan debut dengan tim buatan mereka sendiri, dan berhasil keluar menjadi juara.

Menariknya, pada saat itu Iwan belum bergabung dengan Louvre Esports. Sebelum Louvre Ada, Iwan sudah lebih dahulu memiliki organisasi esports yang bernama Juggernaut Gaming. Pada masa itu Louvre Esports fokus di Mobile Legends, karena kesukaan Eric kepada Mobile Legends. Sementara Juggernaut Gaming merupakan tim esports yang lebih fokus pada esports PC, karena kepemilikan Iwan terhadap Internet Cafe Supernova Yogyakarta.

Lalu karena melihat adanya peluang, Iwan menawarkan kolaborasi Juggernaut Gaming dengan Louvre, demi menciptakan entitas yang lebih besar untuk ekosistem esports Indonesia. Akhirnya Louvre Esports dan Juggernaut Gaming melebur jadi satu pada Desember 2018 lalu, dengan membawa nama Louvre Esports. Organisasi ini mencoba menguatkan diri dari sisi esports divisi PC dan Mobile dengan Iwan memegang peran sebagai Chief Operation Officer.

Antara Esports Mobile atau PC Bagi Louvre Esports

Dokumentasi Resmi Louvre Esports -
Dokumentasi IESPL

Latar belakang meleburnya Juggernaut Gaming dengan Louvre Esports ini akhirnya membuat saya tergelitik. Alhasil pertanyaan yang pertama kali muncul di kepala saya saat mendengar hal ini adalah, “Akan ke arah mana fokus organisasi Louvre Esports untuk saat ini dan ke depannya? Esports PC atau esports mobile?”.

Iwan mengatakan walau game mobile sedang sangat populer di masa kini, Ia tetap ingin nama Louvre Esports membumbung tinggi apapun platform tempat game tersebut dimainkan. Mengapa demikian? Menurutnya karena esports adalah esports, tanpa harus membedakan game atau tempat game tersebut dimainkan. Namun untuk sekarang, game mobile adalah sasaran utama Louvre Esports.

Menurut Iwan, alasan hal tersebut adalah karena fenomena popularitas game mobile yang terjadi belakangan. “Memang saat ini game mobile di Indonesia sedang populer dan terlihat potensial. Contohnya saja Free Fire, yang kebetulan juga merupakan divisi terbaru Louvre Esports. Dari segi viewer, jumlah penonton ini mencapai 100 ribu pada kompetisi Jakarta Invitationals. Tambah lagi, secara ranking, game ini juga tercatat sedang menyalip PUBG Mobile di Play Store” Jawab Iwan menyatakan pandangannya terhadap fenomena popularitas game mobile.

Mengejar Ambisi atau Bisnis, Pilihan Louvre Esports dalam Menciptakan Organisasi esports yang Sukses

Dokumentasi Resmi Louvre Esports
Dokumentasi Resmi Louvre Esports – Yasir Muhammad Arif

Menurut saya dalam mengembangkan tim esports, ada dua hal yang bisa dijadikan landasan pengembangan. Pertama, bisa jadi mengejar ambisi sang pemilik, entah itu keinginan untuk selalu juara, atau keinginan menghadirkan divisi esports dari game yang disukai, atau ambisi untuk bisa tampil di kompetisi internasional. Kedua, bisa jadi pola pikir bisnis, yang mana semuanya dinilai berdasarkan untung-rugi saja.

Menurut Iwan kedua hal tersebut harus diseimbangkan, namun ia menambahkan bahwa Iwan lebih memprioritaskan prestasi. Alasannya cukup jelas, menurutnya tanpa pretasi yang baik, organisasi esports akan kesulitan menjual brand mereka ke sponsor. Maka dari itu ketika saya menceritakan tulisan saya soal beratnya perjuangan atlet esports dari sudut pandang psikologi, Iwan pun turut semangat, dan mengatakan bahwa Louvre Esports punya keingingan untuk mengarah ke hal tersebut.

“Jaman sekarang latihan dalam esports itu bukan cuma soal main saja, ada juga soal bonding tim, perlu juga latihan fisik supaya performa tetap prima. Maka dari itu saya sebenarnya sedang merencanakan agar Louvre Esports bisa menciptakan sistem pelatihan yang menyeluruh, layaknya klub olahraga professional” Jawab Iwan dalam perbincangan kami.

Dokumentasi Resmi Louvre Esports -
Kido, salah satu pemain divisi Mobile Legends Louvre Esports yang terkenal sangat royal dengan para penggemarnya. Dokumentasi Resmi Louvre Esports – Yasir Muhammad Arif

Lalu kalau soal bisnis, menurut Iwan salah satu yang terpenting adalah soal branding dan publikasi. Secara branding Louvre Esports kini terbilang hanya kuat di ranah Mobile Legends. Penyebabnya? Karena konten-konten Instagram mereka yang menarik, ditambah kebiasaan para pemain divisi Mobile Legends Louvre Esports untuk aktif bermedia-sosial.

Namun berangkat dari hal tersebut, Iwan jadi curhat soal tantangan branding dari sudut pandang Louvre Esports. Menurut Iwan tantangannya adalah kenyataan bahwa kebanyakan pemain esports divisi game PC mereka cenderung “anti-sosial”. “Anak-anak mobile kebanyakan pada aktif bersosial media, sehingga branding kita juga terbantu. Tapi player PC agak susah, kebanyakan mereka hanya mau main aja dan cenderung tidak hobi bersosial media” cerita Iwan.

Maka sebagai usaha Louvre Esports untuk mendorong branding organisasi serta pemain mereka, manajemen mencoba melakukan beberapa strategi. Salah satunya seperti dengan membuat video profil tentang sang pemain, atau cerita tentang asal usul mereka sebelum menjadi atlet esports. Niatnya dengan strategi tersebut, para pemain jadi lebih dikenal oleh khalayak esports Indonesia. Harapan terbesarnya adalah, kalau pemain tersebut sukses, nama Louvre Esports bisa terangkat berbarengan dengan pamor sang pemain.

Louvre Esports Kini dan Nanti

Dokumentasi Resmi Louvre Esports
Dokumentasi Resmi Louvre Esports – Yasir Muhammad Arif

Perbincangan kami berlanjut membicarakan topik selanjutnya, soal Louvre Esports di masa kini dan rencana masa depan. Topik pertama yang terpikirkan adalah soal bagaimana Louvre bisa bersaing di tengah gempuran organisasi esports internasional di Indonesia. Seperti yang sudah Anda ketahui, belakangan macam-macam organisasi esports luar negeri masuk ke Indonesia, contohnya ada Flash Wolves dari Taiwan atau klub sepakbola Paris Saint-Germain yang jalin kolaborasi dengan tim Mobile Legends RRQ.

Dampak fenomena ini seperti pedang bermata dua kepada ekosistem esports Indonesia. Satu sisi memberi dampak positif, ekosistem esports Indonesia jadi berkembang berkat investasi asing. Sisi lain memberi dampak negatif, organisasi esports lokal seperti Louvre Esports perjuangannya jadi lebih berat karena ketatnya persaingan.

Menanggapi hal ini, Iwan menjawab bahwa salah satu yang membuat Louvre bisa menang di tengah gempuran tersebut adalah kejelian melihat peluang dan potensi. “Saya sendiri selalu rutin datang ke berbagai event esports untuk memantau pemain-pemain yang memang potensial. Tapi kami nggak cuma lihat skill, kami juga lihat soal attitude. Bagaimanapun pemain jago yang toxic bisa meracuni pemain lain, dan mengurangi performa tim secara keseluruhan” Cerita Iwan kepada Saya.

Tak heran jika Louvre Esports terbilang cukup tanggap dalam menciptakan divisi esports baru, terutama pada cabang game yang potensialContoh nyata hal tersebut adalah kehadiran divisi tim esports Free Fire Louvre Esports, yang terbilang lebih dahulu daripada kebanyakan organisasi esports lainnya di Indonesia.

Dokumentasi Resmi Louvre Esports
Dokumentasi IESPL

Lalu apa pertimbangan Louvre ketika akan membuka divisi game baru. Iwan mengakui bahwa salah satu faktor utama adalah angka viewership game tersebut. “Nggak bisa bohong, kalau bicara soal alasan membuat divisi baru di Louvre Esports, yang kami lihat adalah angka viewership game lebih dulu. Menurut saya, viewership tetap jadi senjata kuat untuk memajukan nama kami ke para sponsor nantinya” Jawab Iwan memperjelas.

Bagaimana dengan target Iwan bersama Louvre Esports serta harapan dari Iwan terhadap ekosistem esports di Indonesia. Iwan mengatakan bahwa targetnya terhadap Louvre Esports tidak terlalu muluk-muluk; tidak sampai ingin selalu menjadi juara 1 pada semua kompetisi. Ia hanya berharap Louvre Esports nantinya bisa menjadi top 3 di dalam persaingan organisasi esports Indonesia.

Terakhir menutup pembicaraan, Iwan mengungkapkan harapannya terhadap esports di Indonesia dan Louvre Esports. “Kalau untuk esports di Indonesia, harapannya adalah industrinya terus bertahan di masa depan. Ibaratnya, jangan sampai tahun ini heboh, tapi tahun depan esports hilang gaungnya. Kalau soal Louvre, harapannya adalah bahwa Louvre bisa memberikan sesuatu kepada komunitas gamers. Kerja keras kami membangun Louvre Esports memiliki tujuan akhir dari gamers untuk gamers, supaya di masa depan gamers bisa hidup makmur bekerja dari hobi mereka” Iwan menjelaskan kepada Hybrid.

Walau masih belia, perkembangan Louvre Esports menarik untuk disimak. Melihat sepak terjang kesuksesan mereka di kancah Mobile Legends, mungkin ini memang sudah saatnya Louvre Esports bisa lebih tampil di cabang game lain, apalagi cabang game yang sedang populer belakangan seperti PUBGm, Free Fire, atau mungkin Arena of Valor.

Apalagi kolaborasi dengan brand Juggernaut Gaming, saya selaku pemerhati esports serta pecinta game PC berharap Louvre Esports bisa lebih melihat potensi-potensi besar di jagat esports PC. Mengingat esports PC yang kini sedikit tertinggal, harapannya Louvre Esports bisa membantu mereka berkembang, sembari terus menggaungkan nama Louvre Esports di berbagai ranah game apapun.

 

Siap Tempur! Inilah 16 Tim Peserta Grand Final Piala Presiden Esports 2019!

Kompetisi Piala Presiden Esports 2019 semakin mendekati acara puncaknya. Babak Grand Final kompetisi ini akan digelar pada tanggal 30 – 31 Maret 2019 di Istora Senayan Jakarta, di mana 16 tim Mobile Legends: Bang Bang bertanding memperebutkan gelar juara serta hadiah senilai total Rp1.500.000.000. Tim-tim tersebut terdiri dari 8 tim yang sudah melalui babak Kualifikasi Regional, ditambah dengan 8 tim yang lolos dari Kualifikasi Nasional.

Kualifikasi regional Piala Presiden Esports 2019 telah berakhir pada bulan Februari kemarin. Selama kurang lebih satu bulan, panitia mengadakan pertandingan di delapan kota besar berbeda Indonesia, yaitu Palembang, Denpasar, Makassar, Solo, Manado, Surabaya, Pontianak, dan Bekasi. Tim-tim terbaik dari tiap wilayah kini telah terpilih, yaitu:

  • Professional Esports (Palembang)
  • ROC Esports (Denpasar)
  • Starlest (Makassar)
  • Nazone Gaming (Solo)
  • Star 8 (Manado)
  • REVO Esports (Surabaya)
  • Cupu (Pontianak)
  • Humble (Bekasi)
Piala Presiden Esports 2019 - Louvre.JG
Louvre.JG, pemimpin klasemen Kualifikasi Tertutup Grup A | Sumber: Piala Presiden Esports 2019

Sementara itu Kualifikasi Nasional terbagi lagi menjadi dua tahap, yaitu Kualifikasi Terbuka (Open Qualifier) dan Kualifikasi Tertutup (Closed Qualifier). Dari babak Kualifikasi Terbuka, Piala Presiden Esports 2019 mengambil empat tim, ditambah dengan 12 tim peserta IESPL untuk maju ke babak Kualifikasi Tertutup. 16 tim itu kemudian dibagi menjadi dua grup, dan dari masing-masing grup diambil 4 tim terbaik untuk mendampingi delapan wakil regional di babak Grand Final.

Kualifikasi Tertutup Piala Presiden Esports 2019 digelar dalam dua hari pertandingan, yaitu tanggal 15 Maret (Grup A) dan 22 Maret 2019 (Grup B) di Studio Metro TV, Jakarta. Pertandingan-pertandingan itu kini telah selesai, dan kita telah mendapatkan 8 tim Mobile Legends terbaik yang berhak maju melawan para wakil regional. Tim-tim itu adalah:

  • ONIC (Grup A)
  • Aerowolf (Grup A)
  • PSG.RRQ (Grup A)
  • Alter Ego (Grup A)
  • Louvre.JG (Grup B)
  • EVOS (Grup B)
  • SFI Critical (Grup B)
  • Capcorn (Grup B)

Salah satu tim dengan performa mencolok di fase Kualifikasi Tertutup ini adalah ONIC, yang berhasil menduduki puncak klasemen Grup A setelah menumbangkan Aerowolf dengan cukup telak. Sedangkan di Grup B, Louvre.JG melampaui pencapaian EVOS dan bertenggar di posisi tertinggi. Louvre.JG memang digadang-gadang sebagai salah satu tim terkuat Grup B, dan itu cukup terbukti dari permainan mereka.

Permainan ONIC dan Louvre.JG menonjolkan ciri khas yang mirip, yaitu performa tinggi di posisi hero Assassin dan Mage. Saat ini meta Mobile Legends: Bang Bang memang banyak fokus di perihal burst damage serta mobilitas. Wajar jika kemudian scene profesional didominasi oleh hero-hero seperti Gusion, Selena, Kimmy, dan Lunox.

Piala Presiden Esports 2019 - ONIC
ONIC, pemimpin klasemen Kualifikasi Tertutup Grup B | Sumber: Piala Presiden Esports 2019

Angky Trijaka selaku Wakil Ketua Steering Committee Piala Presiden Esports 2019 mengaku sangat mengapresiasi semangat sportivitas yang ditunjukkan para pemain. “Baik Grup A dan Grup B memiliki potensi yang sama besar dan pertandingan final nanti tentu akan sangat menarik untuk disaksikan langsung di Istora Senayan. Kami mengundang masyarakat Indonesia untuk datang dan saksikan langsung Piala Presiden Esports 2019 tanggal 30 – 31 Maret 2019 nanti karena 16 tim terbaik esports Indonesia dari total 3.572 tim akan memperebutkan Piala Presiden Esports pertama di Indonesia,” tuturnya dalam siaran pers.

Rencananya, pihak panitia juga akan mengundang Presiden Joko Widodo untuk hadir dalam acara Grand Final tersebut. Namun sebelum bertanding di Grand Final, tim-tim di atas terlebih dahulu akan menjalani pembinaan alias bootcamp. Bukan hanya untuk melatih permainan, namun juga untuk memberi bekal seperti Pembinaan Ideologi Pancasila, Sportivitas dan Dedikasi kepada Bangsa (oleh Tontowi Ahmad dan Liliyana Natsir), Team Building dan Bisnis Esports, Personal Development, Public Speaking, hingga Healthy Lifestyle.

Final Piala Presiden Esports 2019 - Poster
Siapakah yang akan menjadi juara Piala Presiden Esports pertama ini? | Sumber: Piala Presiden Esports 2019

Saat ini tiket untuk menonton Grand Final Piala Presiden Esports 2019 telah dijual untuk umum di situs Tiket.com serta Blibli.com. Siapakah tim yang Anda jagokan untuk menjadi juara?

Dominasi Bali Dalam Kualifikasi Ketiga Indonesia Gaming League FIFA 19 FUT

Kualifikasi Indonesia Gaming League kembali berlanjut, dan pekan ini adalah fase kualifikasi pekan ketiga. Kompetisi yang mempertandingkan FIFA 19 FUT ini, baru saja menyelesaikan fase kualifikasi tersebut pada Minggu, 24 Maret 2019. Kembali seperti pekan lalu, kualifikasi IGL pekan ini mencari tiga pemain terbaik untuk bertanding di liga utama nantinya.

Untuk pekan ini, tiga pemain terbaik yang berhasil lolos adalah Aditra Gusnar (Denpasar), Ghea Ananta Adrian (Samarinda), dan Nyoman Tri Laksana Putra (Bali). Menariknya ketiga tim ini memiliki value team yang cukup bervariasi.

Sumber: Instagram @igl.id
Sumber: Instagram @igl.id

Aditra Gusnar memiliki value team senilai 7 juta coin atau setara Rp10.500.000. Lalu Ghea Ananta memiliki pemain yang lebih bombastis dengan value senilai 12.514.000 coin atau setara Rp18.700.000. Terakhir ada Nyoman Tri Laksana Putra yang memiliki value team paling kecil, yaitu hanya 6.211.500 coin atau setara Rp9.300.000.

Value team ini merupakan nilai total dari pemain FUT yang digunakan oleh para pemain tersebut. Kalau dihitung, nilai 100 ribu coin itu kira-kira sama dengan Rp150 ribu. Namun bukan berarti semua pemain tersebut menghabiskan sekitar Rp10 juta untuk membuat tim FUT mereka. Melainkan, total nilai jual-beli pemain tersebut di dalam game.

Lalu apakah value team yang besar, menjadi faktor penentu kemenangan seorang pemain. Terkait hal ini Andika Putra, pemain yang lolos IGL dari kualifikasi week 1, sempat menyatakan komentarnya. Mengutip dari Instagram resmi IGL, menurut Andika, tim yang bagus memang diperlukan, akan tetapi skill dan mental masing-masing individu tetap merupakan faktor kemenangan terpenting di dalam sebuah pertandingan.

Kompetisi IGL memperebutkan total hadiah sebesar Rp250 juta. Fase kualifikasi berlangsung selama 8 pekan, yang mencari 24 pemain FIFA 19 FUT terbaik dari penjuru Indonesia. Pekan ini merupakan pekan ketiga dari fase kualifikasi IGL 2018. Masih tersisa 5 pekan fase kualifikasi IGL, sampai tanggal 28 April 2019 mendatang.

Sumber: Instagram @igl.id
Sumber: Instagram @igl.id

Setelah tiga pekan, berarti sudah ada 9 pemain yang lolos ke dalam kompetisi IGL. Dari week 1 ada Andika Putra, Pugu Mujahit, dan Egi Ilyas. Lalu dari week 2 ada Abdul Rozak, Arlan Paranti, dan Dedy Tami H. Bagi Anda yang ingin menjajal kemampuan bermain FIFA 19 FUT, fase pendaftaran untuk pekan keempat sudah dibuka, sampai dengan 28 Maret 2019 nanti. Untuk mendaftarkan diri di Indonesia Gaming League, Anda dapat mengakses form registrasi lewat laman vivagoal.com.

Akankah fase kualifikasi IGL pekan keempat, memunculkan kejutan-kejutan dari pemain FIFA 19 FUT Indonesia? Kita tunggu saja kelanjutan dari perjalanan kualifikasi Indonesia Gaming League 2019.

Racing Simulator Festival: Hajatan Bersama Berbagai Elemen Esports Balap

Di tengah berbagai kemelut di ekosistem esports Indonesia, angin segar nan positif datang dari Ikatan Motor Indonesia (IMI). Pasalnya, asosiasi yang menaungi segala jenis kompetisi balap otomotif di Indonesia tersebut menyambut baik umpan lambung berbagai elemen ekosistem simulasi balap; menggelar Racing Simulator Festival.

Kompetisinya yang bertajuk Road to Kejurnas E-Motorsport tersebut digelar dari tanggal 22-30 Maret 2019 di Mangga Dua Mall, Jakarta. Menurut cerita dari Rama Maulana, Co-Owner dari GT-Sim.ID dan pembalap digital paling berprestasi dari Indonesia, acara Racing Simulator Festival ini merupakan hajatan bersama antara Techno Solution (distributor resmi Thrustmaster), GT-Sim.ID (sebagai organizer balap), Alien Needs, Harris Muhammad Engineering, Komunitas Sim Racing Indonesia, dan IMI. “Jadi bisa dibilang ini inisiatif kita bersama.” Jelas Rama.

Dokumentasi: Hybrid
Dokumentasi: Hybrid

Lebih lanjut, Rama pun bercerita bahwa tujuan dari acara ini adalah ingin mengenalkan lebih lanjut tentang eMotorsport ke masyarakat luas dan juga kalangan gamers / IT pada umumnya. Pengenalan ini meliputi game dan kompetisinya, serta promosi perangkat pendukung sim racing, baik yang lokal (GT-Sim.ID, Alien Needs, dan HMEngineering) ataupun internasional (Thrustmaster). “Untuk memberitahukan ke pasar juga kalau main eMotorsports itu tidak harus mahal. Ada juga lineup (produk) kere-hore nya.” Ujar pembalap digital yang telah mengantongi belasan piala berkelas internasional ini.

Untuk game yang diperlombakan kali ini, Assetto Corsa yang dipilih. Namun, rencananya, menurut cerita Rama, rFactor 2 yang nantinya akan digunakan karena lebih lengkap konfigurasinya, baik soal aspek kompetitif ataupun in-game.   

Selain dengan Rama, kami pun berbincang sejenak dengan Indra Feryanto, Ketua Komisi eMotorsport dari IMI. Menurut Indra, IMI tertarik ikut terjun karena melihat perkembangan game simulasi balap selama 4-5 tahun terakhir. “Banyak atlit balap kita yang jadi wakil Indonesia ke luar negeri tanpa dinaungi negara. Hal ini akan jadi lebih bagus perkembangannya jika diakomodir dengan benar.” Ujar Indra.

Dokumentasi: Hybrid
Dokumentasi: Hybrid

Menurutnya, Komisi eMotorsport ini ingin membuatkan jalur (karier), payung hukum, dan regulasi yang baik untuk para pembalap digital. Ia pun menambahkan bahwa di dunia pun sebenarnya para pembalap otomotif juga sudah menggunakan simulator, hanya saja memang kurang terdengar beritanya. Salah satu brand otomotif yang juga sudah cukup aktif soal esports balap adalah McLaren, dengan McLaren Shadow Project nya.

Menurut Indra, Indonesia sendiri juga sebenarnya cukup leading di arena balap Asia Tenggara. Karenanya, hasilnya akan lebih bagus jika ada regulasi dan terarah. “Kita ingin perjalanan karier Rama (Maulana) juga bisa ditiru oleh pembalap-pembalap Indonesia lainnya. Namun kita juga ingin agar jejak langkah tadi bisa lebih smooth karena ada bantuan.”

Rencana Komisi eMotorsport sendiri nanti akan cukup komprehensif, meliputi turnamen (seperti Kejurnas), pameran, festival, ataupun seeding pembalap digital di Indonesia. Indra juga menambahkan bahwa pemain simulasi balap di Indonesia sendiri sebenarnya jumlahnya cukup banyak namun terpecah-pecah. Karena itulah, ia ingin mengajak semuanya untuk berkompetisi bersama-sama. Dari yang ia ketahui, ada sekitar 2000an pembalap digital yang ada di Indonesia.

Dokumentasi: Hybrid
Dokumentasi: Hybrid

Berhubung nama Rama disebut-sebut, kami pun kembali memintakan pendapat darinya. “Siapa sih yang ga pengen dari pembalap virtual jadi pembalap beneran? Kalau harapan ini bisa terwujud, sangat alhamdulillah. Tapi menurutku sendiri, selain berkiblat jadi pembalap beneran, gua juga ingin memopulerkan konsep balapan itu tidak harus mahal lagi sekarang. Kompetisinya dapet, fun-nya dapet, komunitasnya dapet, fairplay nya juga dapet. This eMotorsport thing is alternate version of real life motorsport.” Tutup Rama penuh harapan.

Universitas Amikom Yogyakarta Jadi Juara PUBG Mobile Campus Championship 2019

PUBG Mobile Campus Championship (PMCC) baru saja selesai digelar pada 24 Maret 2019 kemarin. Setelah dua hari dan delapan ronde pertandingan, Universitas Amikom Yogyakarta berhasil keluar sebagai pemenang. Bermain dengan cukup mendominasi, mereka berhasil mendapatkan total 3 chicken dinner, dari 8 ronde pertandingan.

Kompetisi PMCC merupakan kompetisi antar kampus pertama yang digelar oleh PUBG Mobile. Memperebutkan total hadiah Rp300 juta, PMCC diikuti oleh 2000 mahasiswa dari 350 universitas di Indonesia. Setelah kualifikasi panjang, akhirnya putaran final PMCC 2019 menyisakan 16 kampus terbaik dari berbagai universitas di Indonesia.

Sumber: Dokumentasi Resmi PUBG Mobile
Sumber: Dokumentasi Resmi PUBG Mobile

Universitas Amikom Yogyakarta sendiri menjadi pemenang karena konsistensi permainan yang ia tunjukkan. Walau cuma dapat 3 chicken dinner, namun ternyata mereka tetap berhasil amankan poin yang cukup besar pada ronde lainnya. Hanya pada ronde 6 saja mereka bermain kurang maksimal, dan cuma mendapatkan 6 poin saja.

Ternyata, usut punya usut, salah satu faktor kemenangan Amikom Yogyakarta ini datang dari Rizky “Ipat” Fajarista. Hal ini diungkap oleh salah satu caster PMCC, Ahmad “CaptainRigel” Ichsan, saat saya tanyai komentarnya soal kemenangan Amikom Yogyakarta di PMCC 2019.

“Awalnya saya ragu dengan tim Amikom. Banyak yang bilang mereka jago, tapi entah kenapa di hari pertama permainannya kurang maksimal. Untungnya mereka dapat chicken di game 4, yang menjadi momentum dominasi mereka sampai akhir. Ternyata saya mendengar kabar, kalau Ipat adalah mantan pemain profesional PUBG PC yang berpindah main PUBGm.” Jawab Rigel.

Sumber: Dokumentasi Resmi PUBG Mobile
Sumber: Dokumentasi Resmi PUBG Mobile

Salah satu caster PUBG ternama, Arwanto ‘WawaMania’ Tanumiharja, juga turut memberikan komentarnya saat saya temui di gelaran PMCC 2019. “Jadi Amikom Yogyakarta ini jadi mendominasi karena tiga pemain mereka sudah main bareng sejak lama.” ujar Wawa. Lebih lanjut soal kunci kemenangan Amikom, baik Rigel dan Wawa memberikan komentar yang kurang lebih senada, yaitu game knowledge mereka yang lebih daripada pemain lain.

Bicara soal kunci kemenangan Universitas Amikom Yogyakarta, Wawa menyoroti permainan rotasi apik dari Ipat dan kawan-kawan, yang kerap melakukan rotasi cepat begitu circle berpindah. Sementara Rigel menyoroti soal penerapan game knowledge mereka dari PUBG PC ke PUBG mobile, yang ternyata berhasil memberikan kemenangan kepada tim ini.

Sumber: Dokumentasi Resmi PUBG Mobile
Sumber: Dokumentasi Resmi PUBG Mobile

Universitas Amikom Yogyakarta juara PMCC 2019 mengamankan 239 poin, dan mendapatkan hadiah Rp30 juta. Selanjutnya di posisi kedua ada Universitas Sam Ratulangi Manado mengamankan 154 poin, dan mendapatkan hadiah Rp20 juta. Lalu di posisi ketiga ada Universitas Pembangunan Nasional Veteran Yogyakarta mengamankan 136 poin, dan mendapatkan hadiah Rp10 juta.

Selamat bagi Univeristas Amikom Yogyakarta! Semoga kemenangan kalian di PMCC 2019, bisa menjadi batu loncatat untuk meraih prestasi gemilang lainnya di masa depan!

Tiga Pemain Terbaik Indonesia Gaming League dari Fase Kedua Kualifikasi Online

Kualifikasi fase kedua Indonesia Gaming League (IGL) baru saja selesai pada Minggu, 17 Maret  2019, lalu. Kompetisi IGL ini merupakan liga esports yang mempertandingkan game FIFA 19 FUT (Versi online dari game FIFA 19). Liga ini merupakan kompetisi rutin FIFA 19 FUT yang ditujukan untuk mencari bakat pemain FIFA 19 terbaik se-Indonesia.

Sebanyak 250 pemain telah berpartisipasi pada minggu kedua liga ini. Kualifikasi online dari IGL 2019 ini berlangsung selama delapan pekan, mulai dari 9 Maret sampai 27 April 2019 mendatang. Dari setiap pekan, tiga pemain terbaik akan diambil untuk memasuki fase babak liga.

Sumber: dokumentasi resmi IGL
Sumber: dokumentasi resmi IGL

Namun satu yang menarik adalah, meskipun Anda gagal di pekan sebelumnya, Anda masih bisa mengikuti kualifikasi kembali di pekan berikutnya. Tercatat, beberapa nama besar di esports FIFA 19 bahkan sempat gugur di pekan pertama dan kedua kualifikasi online. Nama seperti Anding wong (EVOS), Angga (The Prime), Kenny Prasetyo (SFI), Icanbutski (PG.Barracx), Tarigan (CAPCORN), Davi (NARA), dan Chanks (XCN) merupakan nama besar yang belum berhasil lolos dari kualifikasi online.

Dari kualifikasi sepekan kemarin sudah terpilih tiga pemain terbaik yang berhasil lolos dari kualifikasi. Mereka yang berhasil lolos adalah Abdul “PandaDewa” Rozak R (Jakarta), Dedy “DavionGre” Tami H (Bogor), dan Arlan “ParantiFIFA” Paranti (Sukabumi). Penasaran dengan sosok sosok tersebut, kami pun menanyakan komentar dari Achmad “FadhKarim” Fadh selaku Ketua Indonesia FIFA juga community manager dari IGL.

“Kalau untuk kelolosan Rozak dan Dedi sebenarnya sesuai prediksi saya, tetapi untuk Paranti agak surprise. Kenapa? Karena dia bisa mengalahkan dominasi beberapa pemain yang sudah profesional dan dinaungi oleh organisasi.” Ucap Fadh mengomentari ketiga orang yang lolos tersebut.

Achmad Fadh (Kiri) ketua komunitas FIFA, sekaligus community manager di IGL. Sumber: RevivalTV
Achmad Fadh (Kiri) ketua komunitas FIFA, sekaligus community manager di IGL. Sumber: RevivalTV

Paranti memiliki gaya permainan yang unik. Skuad FUT miliknya banyak mengandalkan pemain pemain klasik seperti Hernan Crespo, Gennaro Gattuso, Luis Figo, serta ditambah dua jendral lini belakang yaitu Paolo Maldini serta Fabio Cannavaro. Faranti mengandalkan pola permainan 4-3-3 yang siap berganti menjadi 4-2-3-1 wide. Dengan permainan penyerangan serta pertahan yang seimbang dan cukup presisi, Paranti kerap melakukan serangan counter attack yang mematikan.

Namun menariknya, kalau bicara soal pemain yang paling potensial, Fadh malah lebih melihat Abdul Rozak. “Karena dia adalah salah satu player yang memiliki skill di atas rata-rata, dicampur gaya permainan possession yang kuat.” Jawab Fadh membicarakan soal Abdul Rozak.

Saat ini baru ada 6 pemain yang lolos ke dalam liga IGL. Fase online qualifier masih berlangsung sampai 26 April 2019 mendatang. Ini berarti tersisa sekitar 6 pekan lagi untuk mencari 18 pemain lain guna berkompetisi di IGL 2019. Bagi Anda pemain FIFA 19 FUT dan ingin menguji kemampuan di dalam kompetisi, Anda bisa langsung ke laman resmi Indonesia Gaming League untuk mendaftarkan diri ke dalam online qualifier pekan selanjutnya.