Tekken World Tour 2019 Segera Digelar, Dukung Kompetisi di Level Akar Rumput

Sebuah fighting game populer di dunia tentu tidak afdal bila tidak memiliki sirkuit kompetisi berskala global. Seperti halnya Street Fighter V dengan Capcom Pro Tour, atau Dragon Ball FighterZ dengan World Tour Saga, Tekken 7 juga punya sirkuit sendiri dengan nama Tekken World Tour (TWT). Baru-baru ini, Bandai Namco telah mengumumkan jadwal serta sistem kompetisi Tekken World Tour 2019 yang akan dimulai pada bulan April mendatang.

Mirip seperti Capcom Pro Tour, Tekken World Tour adalah wadah bagi para petarung seluruh dunia untuk memperoleh TWT Ranking Point dengan cara mengikuti kompetisi-kompetisi tertentu. Setelah 8 bulan sirkuit berjalan, 19 orang peraih poin tertinggi akan diundang untuk bertanding dalam acara Tekken World Tour Finals di Bangkok, Thailand. Satu petarung tambahan akan diambil dari turnamen Last Chance Qualifier, menggenapkan jumlah peserta Tekken World Tour Finals menjadi 20 orang. Seluruh kompetisi ini juga akan ditayangkan secara live lewat Twitch.

Rangchu
Rangchu, juara TWT 2018 yang menjagokan Panda | Sumber: Tekken Project

Ada perbedaan mencolok antara TWT 2019 dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Bila dulu TWT 2018 hanya memiliki dua kategori turnamen, yaitu Master dan Challenger, TWT 2019 memiliki empat kategori turnamen: Master+, Master, Challenger, dan Dojo. Penciptaan kategori baru ini merupakan usaha Bandai Namco untuk memperluas jangkauan kompetisi Tekken ke lebih banyak penggemar di seluruh dunia.

Apa perbedaan antara kategori-kategori di atas? Berikut ini penjelasannya:

  • Master+: Turnamen TWT kategori tertinggi. Turnamen Master+ hanya ada satu, yaitu Evolution Championship Series (EVO) 2019. Ranking Point diberikan untuk 49 peserta EVO 2019 yang meraih posisi teratas.
  • Master: Pilar utama TWT 2019 yang terdiri dari 13 turnamen besar di seluruh dunia. Ranking Point diberikan untuk 25 peserta teratas.
  • Challenger: Turnamen regional dengan skala yang lebih kecil untuk menjangkau lokasi-lokasi tertentu di dunia. Poin diberikan untuk 13 peserta teratas.
  • Dojo: Kategori terbuka yang boleh diikuti oleh organizer turnamen mana pun asalkan mereka berada di wilayah/negara yang diakui oleh TWT. Jumlah TWT Ranking Point yang diberikan bisa bervariasi tergantung dari jumlah peserta. Turnamen kategori Dojo ini terbagi lagi menjadi empat tingkatan, yaitu Dojo 16+, Dojo 32+, Dojo 64+, dan Dojo 96+.

Setiap organizer boleh mengajukan turnamen Dojo maksimal satu kali dalam sebulan, dan mereka harus menggunakan sistem pendaftaran di situs smash.gg. Petunjuk lengkap untuk menggelar turnamen Dojo dapat Anda baca dalam dokumen berikut.

Tekken World Tour 2019 - Ranking Points
Pembagian Ranking Points TWT 2019 | Sumber: Bandai Namco

Perbedaan mencolok berikutnya adalah bahwa kali ini Bandai Namco tidak akan melihat semua perolehan poin sepanjang tahun, melainkan hanya menghitung Ranking Point dari sepuluh performa terbaik. Perolehan poin ini dibatasi lagi berdasarkan kategori turnamennya, yaitu maksimal 3 turnamen Master/Master+, 3 turnamen Challenger, dan 4 turnamen Dojo. Artinya TWT Ranking Point maksimal yang dapat diperoleh sepanjang tahun adalah 2000 poin, dengan rincian:

  • 550 poin dari turnamen Master+
  • 600 poin dari 2x turnamen Master
  • 450 poin dari 3x turnamen Challenger
  • 400 poin dari 4x turnamen Dojo

Perhitungannya memang jadi sedikit lebih rumit dari sekadar menghitung total poin keseluruhan, akan tetapi Bandai Namco berharap sistem ini dapat mendorong para pemain Tekken di seluruh dunia untuk lebih berminat mengikuti Tekken World Tour. Mereka juga ingin mengurangi rasa lelah para pemain profesional akibat harus bepergian ke banyak negara hanya untuk mengumpulkan poin, apalagi bila performa mereka terbukti sudah layak lolos ke TWT Finals.

Tekken World Tour 2019 - Perfect Season
Contoh perolehan poin maksimal TWT 2019 | Sumber: Bandai Namco

Adanya kategori Dojo juga memperbesar kemungkinan para pemain bintang Tekken 7 untuk “turun gunung” dan bersentuhan dengan komunitas-komunitas di akar rumput. Pada intinya Bandai Namco sangat menghargai para pemain Tekken di seluruh dunia, dan mereka ingin agar Tekken World Tour selalu mengedepankan kepuasan penggemar.

Komunitas fighting game Indonesia menyambut baik usaha Bandai Namco untuk merangkul penggemar di akar rumput ini. Bram Arman dari Advance Guard berkata, “Saya melihat Bandai Namco dan Twitch sebagai penggagas TWT ini sangat care dengan komunitas, salah satunya adalah dengan Dojo Tournament yang baru ada di TWT kali ini, membuat para organizer di region tersebut dapat mencoba membuat turnamen yang diakui resmi dan menjadi bagian dari sirkuit TWT.

Selain itu TWT Finals yang tahun ini diadakan di Thailand juga saya senang sekali, karena World Tour lain finalnya hampir pasti selalu di negara barat. Namun TWT berbeda. Tahun pertama di barat, tahun kedua di Eropa, dan tahun ketiga di Asia, artinya masing-masing region ini benar benar diperhatikan perkembangannya.”

Event pertama TWT 2019 adalah turnamen bernama The MIXUP. Turnamen ini digelar di kota Lyon, Perancis, pada tanggal 20 – 21 April nanti, dan merupakan turnamen berkategori Master. Untuk jadwal TWT 2019 selengkapnya, Anda dapat mengunjungi situs resmi Tekken World Tour. Siapakah yang akan menjadi “The King of Iron Fist” di tahun 2019 ini?

Sumber: Bandai Namco

Disclosure: Hybrid adalah media partner Advance Guard.

Adu Kemampuan Bertarung Anda dalam ESL Fighting Arena, 29 – 31 Maret 2019

Anda mungkin sudah mendengar tentang kompetisi ESL Indonesia Championship yang saat ini tengah berlangsung. Kompetisi esports tersebut menyediakan arena bertarung bagi para jagoan Dota 2 dan Arena of Valor untuk memperebutkan hadiah senilai total US$100.000 (sekitar Rp1,4 miliar). Puncak dari ESL Indonesia Championship adalah babak final yang akan digelar di JIEXPO Jakarta, bersamaan dengan final acara ESL Clash of Nations, pada tanggal 29 – 31 Maret 2019 nanti.

Gelaran final tersebut kini mendapat tambahan satu kompetisi lagi, yaitu turnamen fighting game yang bernama ESL Fighting Arena. Diselenggarakan oleh Advance Guard, turnamen ini mengusung empat game untuk dipertandingkan, antara lain Street Fighter V: Arcade Edition, Soulcalibur VI, Dragon Ball FighterZ, serta Tekken 7. Total hadiah yang ditawarkan adalah Rp15.000.000, dengan pembagian sebagai berikut:

  • Street Fighter V: Arcade Edition – Rp2.500.000 untuk 4 pemenang
  • Soulcalibur VI – Rp2.500.000 untuk 4 pemenang
  • Dragon Ball FighterZ – Rp2.500.000 untuk 4 pemenang
  • Tekken 7 – Rp7.500.000 untuk 4 pemenang
ESL Fighting Arena - Poster
Sumber: Advance Guard

Sama dengan acara final ESL Indonesia Championship dan ESL Clash of Nations, ESL Fighting Arena juga akan berlangsung selama tiga hari. Pada hari Jumat, 29 Maret, kompetisi yang digelar adalah hari bermain kasual di mana para pengunjung dapat mencoba empat game yang ditandingkan. Hari Sabtu digunakan untuk kompetisi Street Fighter V: Arcade Edition, Soulcalibur VI, serta Dragon Ball FighterZ. Sementara hari Minggu jadi hari khusus Tekken 7, fighting game yang paling populer di Indonesia sekaligus juga memiliki prize pool terbesar di acara ini.

Untuk mengikuti turnamen ESL Fighting Arena caranya cukup mudah. Anda cukup membeli tiket masuk ke venue ESL Indonesia Championship di JIEXPO nanti, lalu melakukan pendaftaran dengan mengisi formulir di tautan berikut. Tiket tersebut dijual dengan harga Rp30.000 per hari, namun Anda juga bisa membeli tiket terusan tiga hari seharga Rp80.000. Tersedia juga promo untuk tiket terusan seharga Rp40.000 namun jumlahnya terbatas, jadi jangan sampai kehabisan.

ESL Indonesia Championship - Promo
Sumber: Advance Guard

Pembelian tiket ESL Indonesia Championship dapat dilakukan di outlet-outlet Indomaret seluruh Indonesia, serta situs Elevenia yang merupakan vendor rekanan ESL. Seperti kebanyakan turnamen fighting game yang sudah ada, seluruh perlombaan di ESL Fighting Arena dilakukan dengan platform PS4. Ayo tunjukkan kemampuan bertarung Anda, dan ramaikan ekosistem fighting game Indonesia!

Disclosure: Hybrid adalah media partner Advance Guard.

Piala Presiden Siap Gelar Grand Final dan Pembinaan untuk Para Pesertanya

Gelaran Piala Presiden Esports 2019 sudah hampir berakhir. Setelah menjalankan Kualifikasi Regional dan Kualifikasi Terbuka, kompetisi Mobile Legends: Bang Bang yang idenya diklaim dari Presiden Jokowi ini masih menyisakan satu babak kualifikasi lagi (Closed Qualifier) yang akan diselesaikan tanggal 15 (untuk Grup A) dan 22 Maret 2019 (untuk Grup B) di Studio Metro TV.

Di dalam Closed Qualifier tersebut ada 16 tim yang akan bertanding untuk memperebutkan 8 tiket ke babak utama, Grand Final, yang akan digelar tanggal 30-31 Maret 2019 di Istora Senayan, Jakarta.

16 tim yang bertanding untuk Closed Qualifier ini adalah 12 tim dari peserta IESPL yaitu:

  • Alter Ego
  • PSG.RRQ
  • Louvre Juggernaut
  • XCN
  • EVOS Esports
  • Team Capcorn
  • BOOM ID
  • The Prime
  • Bigetron Esports
  • PG.Barracx
  • TEAMnxl>
  • Recca Esports

Bersama dengan 4 tim yang lolos dari Open Qualifier sebagai berikut:

  • Aerowolf
  • ONIC Esports
  • Flash Wolves
  • SFI

16 tim di atas tadi dibagi menjadi 2 Grup (A dan B) dengan pembagian seperti berikut:

Grup A

Sumber: IESPL
Sumber: IESPL

GRUP B

Sumber: IESPL
Sumber: IESPL

8 tim yang lolos dari kualifikasi ini nantinya akan berhadapan dengan 8 tim dari Kualifikasi Regional yang sudah lebih dulu mengamankan kursi mereka di Grand Final. 8 tim yang lolos dari Kualifikasi Regional tersebut adalah sebagai berikut (beserta kota kualifikasinya):

  • ROC Esports (dari kualifikasi Denpasar)
  • REVO Esports (dari kualifikasi Surabaya)
  • Starlest (dari kualifikasi Makassar)
  • Star 8 (dari kualifikasi Manado)
  • Nazone Gaming (dari kualifikasi Solo)
  • Cupu (dari kualifikasi Pontianak)
  • Humble (dari kualifikasi Bekasi)
  • Professional Esports (dari kualifikasi Palembang)

Pada saat Grand Final nanti, uniknya, ada tiket masuk berbayar buat para penonton yang ingin menyaksikan langsung. Tiket hari pertama dibanderol dengan harga Rp20 ribu. Sedangkan hari kedua Rp30 ribu. Untuk mereka yang ingin membeli tiket 2 hari sekaligus, harganya jadi Rp40 ribu. Tiket ini bisa didapatkan di Tiket.com dan BliBli (sayangnya saya belum dapat menemukan tautan langsung ke tiketnya saat berita ini ditulis 13 Maret 2019 pukul 09:07).

Lebih jauh lagi, Piala Presiden Esports 2019 ini juga akan menjual berbagai merchandise seperti jerseyhoodie, ataupun yang lainnya. Merchandise ini nantinya akan dijual di Blibli.

Dokumentasi: Hybrid
Dokumentasi: Hybrid

Sebelum babak utama nanti, akan ada Bootcamp (alias pembinaan, bahasa kerennya) untuk para peserta yang lolos dari Kualifikasi Regional. Dalam rilis yang kami terima dari IESPL, Abraham Wirotomo, Tenaga Ahli Madya Kedeputian II Kantor Staf Presiden, mengatakan, “kami mendukung adanya Bootcamp untuk para atlet Piala Presiden 2019 karena kami memandang talenta saja tidak cukup untuk seseorang menjadi atlet yang berprestasi.”

Nantinya, akan ada beberapa topik pembinaan dalam Bootcamp ini seperti Pembinaan Ideologi Pancasila, Sportivitas dan Dedikasi Kepada Bangsa (oleh Tontowi Ahmad & Liliyana Natsir), Team Building dan Bisnis Esports, Personal Development, Public Speaking, dan Healthy Lifestyle.

ESL Luncurkan Mobile Open, Kerjasama dengan AT&T Untuk Esports Mobile Amerika Serikat

ESL meluncurkan produk terbaru mereka yang bertajuk mobile open. Produk ini merupakan sebuah platform liga esports mobile games yang ditujukan bagi para pemain amatir. Para pemain bisa mengikuti liga ini secara online dengan menggunakan platform tersebut. Tetapi walaupun berjalan secara online, ESL Mobile Open menjanjikan kesempatan bermain di panggung besar seperti gelaran DreamHack dan ESL One.

Melihat kesempatan ini, AT&T bergabung sebagai founding sponsor dari ESL Mobile Open. AT&T merupakan salah satu perusahan konglomerasi terbesar di Amerika Serikat, yang bergerak di bidang telekomunikasi. Kerjasama ini bukan keterlibatan pertama AT&T dalam ekosistem esports. Mereka sebelumnya juga mensponsori organisasi esports Cloud9 dan membuat dokumenter berjudul The Nine.

Cloud9 - Flusha
Cloud9 terkenal sebagai tim kuat di cabang CS:GO | Sumber: Cloud9

Untuk ESL Mobile Open, dikatakan bahwa liga akan berjalan sepanjang tahun 2019 ini, dan akan dibagi menjadi tiga musim. Awal musim pertama akan dimulai pada 18 Maret 2019 mendatang, dengan mempertandingkan tiga game: PUBG Mobile, Clash of Clans, dan Asphalt 9: Legends.

Nantinya siapapun yang memiliki smartphone, bisa mengikuti ESL Mobile Open, dan bertanding secara online. Gelaran final musim perdana ESL Mobile Open akan menjadi bagian event DreamHack Dallas, yang digelar 31 Mei 2019 mendatang. Para pemain akan berkompetisi untuk memperebutkan total hadiah US$330.000 atau sekitar Rp4,7 milyar.

Yvette Martinez-Rea, CEO dari ESL Gaming North America mengatakan kepada Esports Insider, “Kami percaya bahwa mobile device memberikan kesempatan pada generasi berikutnya untuk dapat turut menjajaki dunia esports sebagai player. ESL Mobile Open dikembangkan untuk menyediakan kesempatan berkompetisi di tingkat yang lebih tinggi, bagi siapapun yang memiliki smartphone. Nantinya mereka bisa berkompetisi baik untuk judul game esports yang sudah mapan atau yang sedang berkembang”.

Shiz Suzuki, AVP Sponsorship & Experiential Marketing dari AT&T juga turut memberikan komentar. “Ini adalah alasan terbesar kami bekerja sama dengan ESL sejak tahun lalu. Komitmen inovasi mereka dalam menyediakan wadah kompetisi bagi berbagai macam pemain, selalu berhasil membuat kami kagum. Sponsorship ini juga sangat membantu kami dalam menghubungkan para pengguna dengan passion mereka terhadap esports.

Sumber: ESL Press Room
Kredibilitas ESL dalam menyelenggarakan sebuah event esports yang selalu dipercaya berbagai sponsor. Sumber: ESL Press Room

Untuk sementara waktu ini, ESL Mobile Open hanya tersedia untuk regional Amerika Utara saja. Namun jika melihat konsepnya, ESL Mobile Open ini sepertinya akan sangat menarik jika turut hadir di Asia Tenggara atau mungkin di Indonesia lewat ESL Indonesia.

Apalagi jika melihat hingar-bingar esports Indonesia, yang berkembang semakin pesat lewat mobile gaming. Kalau sampai ada ESL Mobile Open di Indonesia, tentu pemain game mobile dari segala penjuru Indonesia akan lebih mudah untuk menjajaki dunia esports sebagai pemain. Juga bukan tidak mungkin jika kompetisi ini akan menciptakan regenerasi pemain, memunculkan talenta berbakat yang belum pernah tampil sebelumnya.

4 Pandangan Negatif tentang Game yang Lemah Argumentasinya

Consistency is contrary to nature, contrary to life. The only completely consistent people are dead.” – Aldous Huxley

Kontradiksi dan paradoks mungkin adalah elemen yang membuat kita manusiawi. Kita memuja perubahan namun takut dengan hal-hal baru. Teknologi adalah ruang yang biasanya kental dengan kontradiksi itu tadi, termasuk game. Kita selalu ingin disebut logis dan punya akal budi. Namun tak jarang kita malas memelajari hal-hal asing dan memilih untuk menempelkan sejumlah stigma negatif ke sana.

Berbicara mengenai pandangan negatif tentang game, hal ini mungkin memang sudah jadi PR lama bagi para penggiat industri di sini untuk dipecahkan. Mirisnya, tak sedikit juga para gamer yang terbawa arus mainstream tentang stigma negatif tadi dan tidak menyadari realita bagaimana dunia selayaknya berputar.

Karena itu, ijinkan saya kali ini membawa sejumlah paradigma negatif tentang gamer tadi ke tingkat kesadaran; dari perspektif seorang gamer yang terobsesi dengan segala hal yang berbau filsafat.

1. Game Sebagai Candu Hidup

Sumber: Compound Interest
Sumber: Compound Interest

Kecanduan game kalau kata orang-orang di luar sana. Salah satu paradigma negatif paling populer adalah soal game yang bisa menjadi candu bagi kaum muda atau bahkan orang tua sekalipun.

Faktanya, segala hal yang mampu membuat tubuh kita memproduksi dopamin bisa jadi candu bagi hidup kita. Silakan baca artikel ilmiah (PDF) di tautan ini jika Anda ingin belajar lebih jauh tentang dopamin. Namun singkatnya, dopamin adalah hormon yang diproduksi tubuh kita saat kita bahagia atau bisa juga dihasilkan dari obat-obatan.

Bermain game hanyalah satu dari jutaan atau miliaran hal lainnya yang bisa memicu tubuh kita menghasilkan hormon tadi. Buktinya, banyak orang kecanduan media sosial, nonton serial TV (baik itu sinetron lokal, Korea, atau malah Game of Thrones), belanja, bekerja, dan yang lainnnya yang akan terlalu banyak disebutkan di sini semuanya.

Bahkan, ketika kita jatuh cinta, tubuh kita juga akan memproduksi dopamin. Makanya sekarang ada istilah bucin. Buat yang pernah jatuh cinta pasti tahu betul rasanya: tak ingin terpisahkan oleh jarak, ruang, dan waktu, lupa segala-galanya (kalau kata orang jaman generasi saya, serasa dunia milik berdua), ataupun rela menyeberangi lautan, memindahkan gunung, dan mengambilkan bulan untuk sang dambaan hati.

Tidak, saya memang tidak menyangkal bahwa game itu dapat mengakibatkan kecanduan. Namun, nyatanya, ada banyak hal lainnya yang bisa buat kita kecanduan. Apakah segala hal yang bisa membuat kita kecanduan harus dimusnahkan dari dunia ini? Termasuk pekerjaan (karena ada juga yang namanya workaholic) dan perihal asmara?

Naif saja rasanya jika semua hal yang bisa membuat orang bahagia itu harus dihilangkan sampai ke akar-akarnya… Saya pribadi lebih percaya bahwa membawa candu itu ke tingkat kesadaran dan berpikir bagaimana memanfaatkannya agar jadi bermakna justru jauh lebih realistis, jika tak mau disebut lebih bijak.

2. Game Berbahaya Bagi Kesehatan

Sumber: Pinterest
Sumber: Pinterest

Di sebuah artikel di Beritagar, ada sebuah cerita tentang orang tua yang menemukan anaknya kejang-kejang dan demam tinggi setelah anak tersebut bermain game di laptop. Anak tadi ternyata memang mengidap epilepsi. Apakah game-nya yang bersalah atas kejang-kejangnya anak tadi?

Coba kalau ceritanya seperti ini, ada anak-anak yang alergi dengan kacang dan ada juga yang alergi dengan kucing. Apakah semua kacang dan kucing itu yang bersalah jika ada anak-anak alergi yang bersentuhan dengan kedua barang itu?

Saya kira banyak orang tua lebih suka mencari kambing hitam lain atas tanggung jawabnya membesarkan buah hatinya. Tak hanya game sebenarnya, internet, musik (tahu soal pemblokiran Bruno Mars dan kawan-kawannya?), sekolah, bahkan presiden pun dibawa-bawa jadi kambing hitam atas ketidakmampuan (atau ketidakmauan) orang tua membagi waktu dan memberikan perhatian lebih ke anak-anaknya.

Saya juga sudah jadi orang tua selama 11 tahun (saat artikel ini ditulis) namun saya tidak akan menyalahkan objek atau orang lain jika anak saya nakal ataupun terjadi sesuatu padanya. Saya dan istri saya yang bertanggung jawab penuh atas apa yang dilakukan dan terjadi pada anak saya, setidaknya sampai dia berumur 18 tahun. Siapa bilang punya anak itu gampang? Eh punya anak memang gampang sih, yang susah adalah mendidik dan membesarkannya.

Credits: Pixar
Credits: Pixar

Ada lagi yang bilang game itu membuat orang jadi malas bergerak, terlalu lama di depan layar jadi buat sakit mata, dan lain sebagainya. Faktanya, manusia itu mungkin memang pemalas dan kemajuan teknologi berhasil mengakomodasi itu lebih jauh dari sebelumnya.

Bayangkan saja jaman sebelum ada mobil. Semua orang harus mau tidak mau berjalan atau mengeluarkan tenaga untuk berpindah dari satu tempat ke tempat lainnya. Internet yang memudahkan kita berkomunikasi satu sama lain sehingga bisa pesan makanan ataupun barang-barang lainnya dari ranjang. Apakah teknologinya yang harus dihapuskan supaya kita harus langsing dan berotot lagi? Silakan saja coba sendiri untuk hidup tanpa teknologi modern…

3. Game Memicu Perilaku Kekerasan

Ini satu lagi paradigma negatif yang kerap dilemparkan oleh orang-orang yang takut dengan hal-hal baru. Saya masih ingat jaman saya kecil, orang-orang tua jaman dulu juga menganggap musik rock mengajarkan kekerasan.

Faktanya, tindakan kekerasan dan kriminalitas sudah ada sejak jaman dahulu kala bahkan sebelum manusia bisa mengolah listrik ataupun api. Apakah tindakan kekerasan dan kriminalitas meningkat dengan adanya game? Jika kita mau berpikir, permasalahan kriminalitas adalah masalah yang kompleks dan tak bisa dikaitkan hanya dengan satu faktor saja.

Lagipula, sempit sekali pikiran kita jika hanya karena ada segelintir orang yang mengaku bertindak kejahatan karena game, kita jadi melihatnya sebagai sebuah hubungan sebab akibat yang mutlak. Maksud saya seperti ini, faktanya, ada juga segelintir orang yang mengatasnamakan agama sebagai justifikasi mereka bertindak kekerasan. Apakah agamanya yang salah?

Kecuali untuk seorang psikopat ataupun sosiopat, saya kira semua orang tahu mana yang benar dan salah terlepas dia bermain game atau tidak. Jika sampai ada orang yang tidak sadar bahwa menyakiti orang lain itu salah, saya kira terlalu naif saja jika menganggap satu hobi sebagai kausal utamanya. Karena faktanya, ada miliaran hal di hidup yang menentukan bagaimana cara kita mengambil keputusan dan memperlakukan orang lain.

4. Game Tidak Berguna untuk Mencari Nafkah

Sumber: The Verge
Sumber: The Verge

“Mau makan apa kamu jadi gamer?” Mungkin itulah yang sering terlontar dari banyak orang yang berpandangan negatif tentang game. Untuk hal ini, sekali lagi, mungkin memang ada benarnya. Namun, untuk semua hal yang berhubungan dengan karir dan profesionalitas, kita juga tidak akan jadi siapa-siapa kalau kita tak belajar dan berusaha sekuat tenaga.

Misalnya, pekerjaan apa yang menurut Anda paling besar pendapatannya? Pengusaha? Pegawai bank? Progammer? Selebriti? Semuanya punya rumus yang tak jauh berbeda. Pengusaha yang bangkrut itu nyatanya lebih banyak daripada yang sukses. Pegawai bank dan programmer juga karir dan pendapatannya tak akan beranjak naik jika ia bermalas-malasan. Selebriti bahkan bisa hilang begitu saja karirnya dalam waktu singkat jika ia tak mampu menawarkan gaya yang khas.

Di game juga sama saja. Mereka-mereka yang berusaha sekuat tenaga juga bisa bertahan lama dan hidup berkecukupan atau malah berlebihan, tergantung bidangnya. Saya pribadi sudah hidup dan berkarir di industri game Indonesia (khususnya media) sejak 2009.

Industri, apapun itu, memang kejam. Mereka-mereka yang tak bisa belajar dengan cepat dan memberikan nilai unik sebagai seorang profesional, tak akan survive di mana pun mereka berada. Penyebabnya karena memang industri sendiri adalah sebuah kompetisi, saat kita bersaing dengan profesional-profesional lainnya di bidang yang sama.

Besarnya pendapatan industri game dunia. Sumber: Newzoo
Besarnya pendapatan industri game dunia di 2018. Sumber: Newzoo

Akhirnya, jika kita mau berpikir dewasa atau terbuka (terserah Anda mau pilih diksi yang mana), semua hal yang ada di dunia ini memang punya efek baik dan buruknya masing-masing. Menghilangkan semua hal yang punya pengaruh negatif berarti mengurung diri di kamar tanpa ada interaksi apapun dengan dunia luar. Karena bahkan sekolah (saat mendapatkan guru yang sekadar tak punya pilihan profesi lain), bekerja (ketika karir itu juga faktanya memabukkan), agama (jika dimanfaatkan oleh orang-orang tertentu untuk kepentingan pribadi), ataupun yang lainnya bisa memberikan efek yang tak positif.

Demikian juga dengan teknologi, game, sosial media, dan segudang hal-hal baru lainnya. Saya lebih percaya dengan apa yang dikatakan oleh Socrates jika, “hidup yang tidak disadari, tidak layak dijalani.” Menyadari hal-hal negatif yang mungkin terjadi dari kegiatan bermain game, internet, ataupun yang lainnya memang wajib dilakukan. Namun bagaimana cara mengolahnya menjadi hal-hal positif adalah kunci perjalanan kita sebagai manusia berevolusi sebagai mahluk yang lebih komprehensif.

Konami Bangun Pusat Esports di Jantung Kota Tokyo, Persiapan Olimpiade 2020?

Ketika publisher Jepang seperti Bandai Namco dan Capcom tengah sibuk dengan game-game blockbuster-nya, arahan berbeda diambil Konami dalam merawat franchise serta komunitas pemain. Mereka sekarang tampak sedang fokus pada esports. Di bulan ini, Konami meresmikan kolaborasinya bersama Liga Sepak Bola Jepang untuk meluncurkan turnamen Winning Eleven, setelah sebelumnya melepas versi gratis Pro Evolution Soccer 2019 demi merangkul lebih banyak pemain.

Dan demi memegang komitmen mereka terhadap ranah gaming kelas profesional, perusahaan asal Tokyo itu membangun pusat esports di ibu kota. Saat ini status esports center milik Konami masih berada dalam tahap pembangunan, dan rencananya akan rampung pada bulan November 2019. Jika semuanya berjalan lancar, fasilitas tersebut akan siap digunakan ketika Olimpiade Tokyo dilaksanakan di tahun 2020 nanti.

Pusat esports Konami sengaja dirancang agar lebih lengkap dan megah dibanding fasilitas sejenis yang pernah didirikan. Bangunan didesain untuk berdiri setinggi 12 lantai serta dilengkapi area bawah tanah, berlokasi di distrik Ginza. Di dalamnya akan ada arena turnamen berskala raksasa, gerai penjualan hardware, serta ruang-ruang khusus pendidikan esports. Sesi pelatihan akan dipandu oleh staf ahli, dimaksudkan buat menyaring talenta esports sedini mungkin.

Proyek tersebut diharapkan bisa mendorong pengembangan ranah esports di Jepang. Proses pembangunan gedung mulai dilakukan beberapa bulan sesudah pembentukan Japan Esports Union (JESU) pada akhir tahun lalu. Badan ini rencananya akan memiliki kantor cabang di 11 prefektur di Jepang, disiapkan sebagai sarana latihan dan dilangsungkannya kompetisi. Di esports center, kegiatan itu dapat dilakukan secara lebih masif.

Dalam acara seremoni peletakan batu pertama, presiden Konami Kimihiko Higashio berharap bahwa di masa depan nanti, mereka yang berpartisipasi di esports akan berdiri berdampingan dengan para atlet olahraga ‘sesungguhnya’ atau bahkan melampaui pencapaian mereka. Meski demikian, Higashio juga mengakui, Jepang masih tertinggal jauh di belakang wilayah-wilayah pionir esports seperti Amerika dan Eropa. Tapi melihat dari sudut pandang ini, menurutnya Jepang masih memiliki potensi besar untuk berkembang.

“Saya ingin menunjukkan pada dunia bahwa dari Ginza ini, daya tarik esports tidak akan kalah dari olahraga fisik,” tutur Higashio.

Sejauh ini, belum diketahui apakah pengunjung diperkenankan untuk melakukan tur di dalam esports center Konami setelah pengerjaannya rampung dan gedung mulai beroperasi nanti. Selain itu, belum dikonfirmasi pula status esports di perhelatan olahraga terbesar di dunia tersebut…

Via GamesIndustry. Tambahan: Variety.

Cloud9 Getol Rangkul Brand Non-Endemic, BMW Susul AT&T Sebagai Sponsor

Cloud9 rupanya cukup getol menggandeng brand non-endemic sebagai sponsor di bulan Maret 2019 ini. Setelah beberapa waktu lalu bekerja sama dengan perusahaan telekomunikasi AT&T, kini tim esports asal Amerika Serikat tersebut juga menjalin ikatan dengan produsen mobil dari Jerman, BMW. Ini merupakan pertama kalinya BMW menjadi sponsor untuk sebuah tim esports.

Cloud9 mengumumkan kolaborasi tersebut lewat tweet foto di mana para anggotanya berpose di depan mobil terbaru BMW, yaitu All New 2019 BMW i8. Mereka juga mengusung slogan, “It’s character that drives performance.” Tampaknya Cloud9 ingin menunjukkan bahwa kedua organisasi ini memiliki visi yang selaras tentang pentingnya karakter para anggotanya.

All New 2019 BMW i8
All New 2019 BMW i8 | Sumber: BMW

Detail tentang isi kerja sama Cloud9 dengan BMW serta nilai nominalnya saat ini belum diumumkan. Akan tetapi Jack Etienne, founder dan CEO Cloud9, mengatakan bahwa kedua organisasi ini baru saja menyelesaikan shooting untuk sebuah iklan, dan iklan itu akan tayang dalam waktu dekat. Biasanya, kerja sama antara tim esports dengan brand akan menghasilkan pernak-pernik khusus bertema tim tersebut. Mungkinkah kita akan melihat ada BMW i8 bercorak Cloud9?

Meski baru pertama kali mensponsori tim, kiprah BMW di dunia esports sebetulnya sudah berjalan cukup lama. Pada tahun 2017 lalu misalnya, BMW pernah menjadi sponsor untuk acara kompetisi League of Legends Championship Series Summer Finals di Paris. Saat ini Cloud9 sudah memasang logo BMW di banner Twitter mereka, sejajar dengan sponsor-sponsor lainnya seperti HyperX, Red Bull, U.S. Air Force, AT&T, OMEN, Secret Lab, dan Twitch.

https://twitter.com/Cloud9/status/1104179178679615488

Popularitas Cloud9 sebagai salah satu tim esports terbesar Amerika Serikat serta prestasi mereka tampaknya menarik perhatian berbagai brand besar. Tahun lalu, mereka sempat meraih juara di turnamen CS:GO ELEAGUE Major: Boston 2018, juga meraih runner-up di turnamen cs_summit 2. Awal 2019 ini mereka juga meraih runner-up di ELEAGUE CS:GO Invitational 2019. Di dunia League of Legends, Cloud9 juga meraih Top 4 di kompetisi Worlds 2018. Mungkin Cloud9 tidak bisa dibilang sebagai tim monster yang selalu mendominasi kompetisi, tapi mereka konsisten menunjukkan hasil di atas rata-rata.

BMW sendiri bukanlah brand otomotif pertama yang menjadi sponsor bagi tim esports. Di awal 2019 kemarin Team Liquid baru sana menjalin kerja sama dengan Honda. Sementara itu Mercedes-Benz telah bergandengan tangan dengan SK Gaming, dan Audi juga telah merangkul Astralis sebagai partner. Sepertinya kemunculan brand otomotif sebagai sponsor dunia esports akan menjadi tren sepanjang tahun 2019.

Sumber: Cloud9, The Esports Observer

Vici Gaming Hantam Gambit Esports 3-0, Jadi Juara StarLadder ImbaTV Minor

Gelaran StarLadder ImbaTV Minor (disebut juga Kiev Minor) telah selesai digelar. Vici Gaming berhasil jadi juara setelah kalahkan Gambit Esports 3-0 di babak Grand Final. Selain hadiah uang dan juga poin DPC, kemenangan ini juga memberikan Vici Gaming spot untuk DreamLeague Season 11 (Stockholm Major) mendatang.

Baik Vici Gaming ataupun Gambit Esports sebenarnya bisa dibilang sama-sama sedang berada dalam posisi membangun chemistry. Artiom “fng” Barshack dan kawan-kawan Gambit Esports tampil mengesankan dalam beberapa kompetisi. Belakangan, mereka lolos ke babak final di beberapa kompetisi, tapi juga berkali-kali dihantam kekalahan yang telak. Sebelum Kiev Minor, mereka juga dibantai 3-0 oleh Team Secret pada final ESL One Katowice 2019.

Vici Gaming, walaupun sempat jadi salah satu yang terkuat di tahun 2015 lalu, tapi mereka kini terlunta-lunta demi mengembalikan performa terbaik mereka. Berkali-kali Zhang “Paparazi” Chengjun finish di posisi yang tidak memuaskan dalam beberapa kompetisi: Posisi 5-6 di MDL Macau 2019 kemarin, posisi 7-8 di Kuala Lumpur Major, dan posisi 7-8 di Chongqing Major.

Sumber:
Sumber: Twitter @Wykrhm

Namun secara mengejutkan Vici Gaming ternyata malah tampil lebih mengesankan dalam gelaran final Kiev Minor. Pada game pertama, alur permainan Gambit ditahan habis oleh Vici Gaming. Bahkan untuk bisa mencuri 3 kill dari Vici Gaming, Gambit Esports harus berjuang setengah mati.

Game berikutnya, Vici Gaming tetap mendominasi, dan permainan berhasil diselesaikan dalam waktu 25 menit saja. Bahkan, Phantom Assassin dari Paparazi saja hampir tidak tersentuh oleh Gambit Esports dalam game tersebut. Pada game ketiga, Gambit Esports merasa punya secercah harapan.

Sayang kenyataan pahit yang harus diterima Gambit adalah, skuad Dota Tiongkok tersebut sudah siap dengan segala skenario yang akan terjadi. Vici Gaming berhasil kendalikan hampir semua area permainan, membatasi pergerakan Gambit, menutup berbagai celah yang bisa jadi kesempatan kemenangan bagi mereka. Akhirnya dari seri best-of-5, permainan selesai 3-0 dengan cukup mudahnya bagi Vici Gaming.

Kompetisi Kiev Minor ini juga diikuti oleh skuad Dota asal Indonesia yaitu BOOM.ID. Sayang, seperti gelaran Minor sebelumnya, BOOM.ID masih belum bisa mendapatkan hasil yang memuaskan. Mereka gagal lolos dari fase grup setelah kalah dua kali: oleh Gambit Esports dan tim Demolition Boys asal Amerika Selatan.

Mengutip laman resmi Dota 2, kini tersisa 5 kompetisi (3 Major 2 Minor) lagi dari rangkaian DPC musim 2018-2019. Akankah BOOM.ID bisa setidaknya menyodok ke posisi 12 agar dapat tampil di Dota 2 The International 2019, yang diadakan bulan Agustus nanti?

Saat ini posisi 12 diisi oleh skuad Dota asal Eropa, Alliance, dengan perolehan sebesar 225 poin DPC. Sementara BOOM.ID mengisi posisi ke-26 dengan perolehan sebesar 40 poin DPC.

Sumber:
Sumber: Twitter @dotasltv

Secara teori, kalau Randy “Dreamocel” Saputra dan kawan-kawan bisa memenangkan setidaknya 2 Minor, mereka otomatis akan menyodok ke posisi 12, dan lolos ke TI 9. Namun dengan catatan, kalau Alliance kalah di awal Minor berikutnya atau mungkin gagal mendapatkan sesuatu di gelaran Major.

Jika teori saya bisa dibuktikan, maka BOOM.ID akan tercatat di sejarah sebagai skuad serta organisasi Indonesia pertama yang bisa unjuk gigi di gelaran Dota 2 The International. Kita selaku penikmat esports Dota tentu hanya bisa mendukung BOOM.ID, agar bisa mencapai mimpi bertanding di kompetisi The International.

Kemenangan Vici Gaming dalam gelaran Kiev Minor memberikan mereka hadiah sebesar US$125.000 (sekitar Rp1,7 milyar) serta sebesar 120 poin DPC. Saat ini Vici Gaming menempati posisi ke-7 pada klasemen Dota 2 Pro Circuit 2018-2019 dengan perolehan 1020 poin DPC.

Mars Media Luncurkan MDL Disneyland Paris Sebagai Major Berikutnya.

Mars Media, salah satu tournament organizer ternama asal Tiongkok, mengonfirmasi bahwa Major berikutnya akan diselenggarakan di Disneyland Paris. Dengan Mars Media selaku penyelenggara, kompetisi Major tersebut tentu hadir membawa brand Mars Dota 2 League atau biasa disingkat MDL.

Kompetisi Major MDL Disneyland Paris ini menorehkan setidaknya dua catatan sejarah. Pertama, ia hadir sebagai event esports Dota pertama yang hadir di Perancis. Kedua, inilah event esports pertama yang hadir di venue seunik juga seikonik taman bermain Disneyland.

Kendati demikian, turnamen ini sebenarnya bukan kali pertama Disney melakukan pendekatan terhadap ekosistem esports. Mengutip Esports Insider, Disney sudah beberapa kali mencoba terjun ke dunia esports, contohnya seperti: menayangkan Overwatch League serta Grand Final Injustice 2 Pro Series di kanal televisi berbayar Disney XD, dan menjalankan kompetisi bertajuk League of Legends Open Tour France pada bulan Desember lalu.

Overwatch League, salah satu kompetisi esports yang pernah ditayangkan oleh Disney. Sumber: Blizzard Press Center
Overwatch League, salah satu kompetisi esports yang pernah ditayangkan oleh Disney. Sumber: Blizzard Press Center

Mars Media sendiri dengan branding kompetisi MDL sebenarnya adalah rekan yang cocok Disneyland Paris, karena kreativitas Mars Media dalam menyelenggarakan MDL. Salah satu bentuk kreativitas Mars Media adalah, lokasi tempat penyelenggarakan MDL yang selalu bisa bikin penikmat esports Dota jadi terbelalak.

Sebelum ini mereka juga baru saja selesai menyelenggarakan MDL Macau 2019, yang dimenangkan oleh Team Liquid setelah menahan gempuran dari tim-tim Asia. Seperti MDL Paris ini, kompetisi tersebut juga diselenggarakan di kota yang unik, yaitu di Macau, Hong Kong, kota yang terkenal sebagai salah satu pusat hiburan di-Asia.

Namun secara historis, MDL sebenarnya belum pernah mengadakan event esports di luar Tiongkok. Selain MDL Macau, event garapan MDL sebelumnya lagi juga berpusat di sekitar Tiongkok; yaitu event MDL Changsa yang diselenggarakan di kota Changsa, ibukota provinsi Hunan, Tiongkok. Jadi, MDL Paris ini sebenarnya percobaan pertama Mars Media menyelenggarakan kompetisi Dota 2 di luar Tiongkok.

Sumber: Twitter @MarsMedia
Selain venue unik, trofi berbentuk Battle Fury jadi keunikan lain dari kompetisi MDL. Sumber: Twitter @MarsMedia

Mengutip Gosugamers, Zhang Yu selaku CEO dari Mars Media menyampaikan sedikit komentarnya terkait kolaborasi ini.

“Kami sangat bangga bisa membawa MDL ke Perancis. Tetapi sebelumnya terima kasih kepada Aymeric Magne beserta jajaran tim Disneyland Paris yang telah membuat kolaborasi ini menjadi nyata. Menurut kami (Mars Media), Disneyland adalah tempat terbaik untuk menjadi venue MDL pertama yang diadakan di luar Tiongkok. Kami tak sabar menantikan kolaborasi seru berikutnya dengan Disneyland Paris, untuk lanjutan ekspansi kami ke pasar esports di barat”

Sementar Aymeric Magne Direktur Disneyland Paris Event Group juga menyampaikan sedikit komentarnya.

“Kami amat sangat bangga bisa menyelenggarakan Dota 2 Major untuk pertama kalinya di Paris, bersama dengan Mars Media. Selama sembilan hari, Disneyland Paris akan menjamu para tim Dota 2 terbaik dari penjuru dunia, dan memberikan para tamu kita pengalaman spektakuler yang hanya bisa dialami di sini. Lebih jauh, event ini adalah bentuk konsolidasi posisi Disneyland Paris sebagai tujuan wisata event, juga tujuan wisata esports utama di Eropa”.

Sumber: Skift
Disneyland tentu akan jadi tempat yang sangat menarik untuk event esports, dan tentunya untuk berlibur setelahnya. Sumber: Skift

Lagi-lagi event esports dengan venue unik yang sebelumnya mungkin tak pernah terbayangkan oleh kita. Sudah sepatutnya hal ini dijadikan contoh bagi para penyelenggara event esports di Indonesia. Sejauh ini salah satu kerjasama yang menarik terkait venue acara, adalah antara liga kasta utama Mobile Legends, MPL, serta Piala Presiden dengan studio televisi Metro TV yang menjadi tempat penyelenggaraan.

Tetapi ke depannya siapa yang tahu? Mungkin bisa saja PUBG Mobile bekerja sama dengan salah satu resort di Bali untuk penyelenggaraan kompetisi tingkat nasional? Kalau benar, hal tersebut tentu akan meningkatkan kualitas produksi event esports, yang tentunya akan semakin menarik minat para sponsor.

MDL Paris Major ini merupakan kompetisi Major ke-4 dari 5 rangkaian kompetisi Major di Dota Pro Circuit musim 2018-2019. Seperti kompetisi Major lainnya, MDL Paris Major akan memperebutkan total hadiah sebesar US$1 juta (sekitar Rp14 milyar) dan juga 15.000 poin Pro Circuit.

AT&T Sponsori Tim Cloud9, Siap Tayangkan Dokumenter Baru Berjudul The Nines

Perusahaan jasa telekomunikasi Amerika Serikat, AT&T, menjadi salah satu brand yang menyelam lebih jauh ke dunia esports pada tahun 2019 ini. Untuk pertama kalinya, AT&T akan menjadi sponsor sebuah tim esports, dan tim yang menjadi partner mereka ternyata adalah Cloud9. AT&T sendiri sudah mulai masuk ke dunia esports sejak tahun 2018, ketika mereka menjadi sponsor untuk kompetisi yang digelar oleh ESL.

AT&T maupun Cloud9 tidak membeberkan berapa nilai nominalnya, tapi kerja sama tersebut bukan sekadar sponsorship, melainkan juga mencakup pemberian hak pada AT&T untuk menayangkan sebuah film serial mingguan baru berjudul The Nines. Serial ini bercerita tentang seluk-beluk organisasi Cloud9 yang memiliki 12 tim di 10 cabang esports berbeda. Ini merupakan strategi Cloud9 untuk menyatukan fanbase organisasi tersebut, yang mana saat ini masih terpencar-pencar.

“Kita tidak memiliki satu tempat di mana Anda dapat dengan mudah mencari tahu apa yang terjadi di dunia Cloud9 dalam satu titik, dan saya rasa itulah hal yang unik dari apa yang kami bangun di sini,” kata co-founder dan CEO Cloud9, Jack Etienne, dilansir dari The Esports Observer. Umumnya sebuah konten esports memang fokus di hanya satu tim atau satu cabang esports saja, namun Cloud9 berharap dapat mengubah tren tersebut.

Cloud9 - Flusha
Cloud9 terkenal sebagai tim kuat di cabang CS:GO | Sumber: Cloud9

Assistant VP of Sponsorships & Experiential Marketing AT&T, Shiz Suzuki, berkata bahwa mereka memilih Cloud9 sebagai partner sebab organisasi tersebut sangat menonjol dalam hal kepemilikan suporter yang besar dan aktif. “Kami ingin tim dengan fanbase yang passionate gila-gilaan, mereka yang sungguh-sungguh mencintai tim kesayangan mereka,” ujarnya.

Selain penyiaran The Nines, AT&T juga akan mensponsori fasilitas “communications hub” di dalam markas Cloud9, yang kini sedang dalam pengembangan di Los Angeles. Logo AT&T juga nantinya akan tersemat di jersey Cloud9. Suzuki positif bahwa AT&T akan memiliki peran besar di dunia esports, terutama nanti setelah mereka meluncurkan konektivitas dengan teknologi 5G.

“Seiring kita mengembangkan teknologi fiber dan 5G lebih jauh, akan ada lebih banyak hal menarik dan lebih banyak alasan untuk berminat pada posisi kami di ruang esports,” ujarnya. Sementara bagi Cloud9, kerja sama dengan AT&T ini artinya mereka akan dapat memberikan lebih banyak segala hal kepada para penggemar.

“Bergabung dengan perusahaan seperti AT&T, yang selalu memiliki kebanggaan sebagai perusahaan yang memimpin di depan, adalah momen besar bagi seluruh organisasi C9. Dengan apa yang diberikan oleh AT&T kepada kami, kami akan bisa memberikan lebih banyak kepada para penggemar–lebih banyak konten, lebih banyak akses, lebih banyak meme, dan lebih banyak kejuaraan. Saya tak sabar melihat hal-hal hebat yang akan kami lakukan bersama,” papar Etienne di situs resmi Cloud9.

Sumber: Cloud9, The Esports Observer