Marci Dota 2, Tukang Pukul Baru yang Lincah di Patch 7.30e

Semenjak diumumkan saat The International 10 berlangsung, akhirnya Marci telah resmi dirilis dan sudah dapat dimainkan. Karakter ini pertama kali muncul melalui Dota: Dragon’s Blood, sebuah serial adaptasi yang ditayangkan di Netflix pada bulan Maret lalu.

sumber: Dota 2

Walaupun Marci berperawakan mungil, ia diperkenalkan sebagai Hero beratribut Strength. Skillset yang dimilikinya unik dan cukup sederhana. Ia mampu melompat dengan jarak yang cukup jauh dan mampu membanting musuh ke belakangnya, menjadikan Marci sebagai Hero yang cocok sebagai inisiator.

Selain itu, ia juga dapat memberikan buff Lifesteal dan bonus damage kepada Hero lain. Jurus Ultimate-nya memampukan Marci untuk melakukan serangan bertubi-tubi dalam waktu yang singkat, lalu menyebabkan sebuah getaran di akhir serangannya. Getaran tersebut akan menghasilkan damage dan akan memperlamban kecepatan serangan dan gerakan Hero lawan.

Bagi Anda yang tidak familiar dengan Marci, atau belum pernah menonton Dota: Dragon’s Blood, Marci merupakan sosok misterius yang selalu mendampingi Mirana. Terhadap temannya, ia merupakan seseorang yang jujur. Namun terhadap musuhnya, Marci akan berusaha mencegah segala bahaya yang akan menimpa orang-orang yang ia anggap sebagai teman.

Marci merupakan Hero pertama yang dimasukkan ke dalam Dota 2, yang karakternya diperkenalkan terlebih dahulu sebelum ada di in-game. Maka dari itu, tidak menutup kemungkinan bahwa bakal ada karakter baru yang akan dimasukkan dari Dota: Dragon’s Blood Season 2, yang akan tayang pada bulan Januari 2022.

Patch 7.30e

Selain Marci, Valve juga merilis patch terbaru untuk Dota 2. Patch ini merupakan patch penyesuaian, dari tren Hero dan Item yang sering dipakai saat The International 10 kemarin. Banyak hero yang menjadi bintang di TI 10 kemarin, tak luput dari nerf.

Hero-hero seperti Magnus dan Ember Spirit contohnya, yang menjadi Hero yang dipakai Team Spirit untuk memenangkan Grand Final TI 10. Keduanya mendapatkan nerf yang cukup terasa.

Horn Toss milik Magnus kini tidak lagi menyebabkan stun, namun hanya akan memberikan efek slow saja. Sedangkan efek Aghanim Ember Spirit, sudah tidak lagi mengurangi manacost dari Fire Remnant-nya. Untuk lebih lengkapnya, Anda bisa cek di sini.

Game Demon Slayer Terjual 1 Juta Kopi, Back 4 Blood Tembus 6 Juta Pemain

Memasuki akhir tahun, gamer kini mulai dapat menikmati game-game terbaik yang mungkin telah dinanti sejak tahun lalu. Bulan Oktober merupakan salah satu bulan terbaik tahun ini dengan berbagai game berkualitas yang dirilis.

Game adaptasi serial anime Demon Slayer, yaitu Demon Slayer: The Hinokami Chronicle dan juga game penerus dari Left 4 Dead yaitu Back 4 Blood menjadi dua game yang kelihatannya banyak dinanti oleh para fans. Terbukti dari keduanya yang berhasil mendapat pencapaian positif hanya beberapa minggu setelah perilisannya.

Demon Slayer: The Hinokami Chronicle Berhasil Tembus 1 Juta Kopi

Demon Slayer memang menjadi salah satu anime yang meledak saat musim pertama serialnya dirilis pada 2019 lalu. Disukai oleh banyak fans dari seluruh dunia, tidak mengherankan bila konten baru apapun dari anime ini akan selalu dinanti oleh para fans.

Termasuk game adaptasi animenya yang dikerjakan oleh CyberConnect2 dan SEGA. Game yang mengambil cerita langsung dari anime-nya ini ternyata sangat diminati hingga mampu terjual sebanyak 1 juta unit di seluruh dunia hanya dalam waktu 2 minggu dari perilisannya.

Sayangnya, pihak SEGA dan CyberConnect2 tidak memberikan detail di platform manakah Demon Slayer: The Hinokami Chronicle ini paling banyak terjual. Yang pasti, sebagai ucapan terima kasih, sang developer menjanjikan bahwa update gratis pertama untuk game ini akan segera tiba.

Back 4 Blood Sukses Menarik Lebih dari 6 juta Pemain

Tidak dapat dipungkiri bahwa seri Left 4 Dead menjadi salah satu game co-op shooter terbaik yang pernah ada. Sayangnya, Valve sepertinya memang anti dengan angka 3 jadi tidak ada kelanjutan dari Left 4 Dead. Hingga akhirnya developer aslinya, yaitu Turtle Rock Studios membuat penerus spiritual dari Left 4 Dead dengan judul Back 4 Blood.

Namun kerja keras Turtle Rock Studios membuahkan hasil yang manis, karena dalam dua minggu Back 4 Blood langsung menarik perhatian 6 juta lebih pemain. Salah satu faktor yang membuat game-nya begitu populer adalah masuknya Back 4 Blood ini ke dalam Xbox Game Pass.

Back 4 Blood sebenarnya juga cukup populer di Steam dengan pemain aktif yang mencapai lebih dari 65.000 pemain. Namun bila dibandingkan dengan klaim 6 juta pemain yang diklaim oleh Turtle Rock Studios, besar kemungkinan bahwa mayoritas pemain game tersebut datang dari platfrom Xbox Game Pass.

Pokimane Assigned as Co-Founder and Chief Creative Officer of RTS

A talent management and brand consulting firm, RTS announces that Imane “Pokimane” Anys will become a Chief Creative Officer and a co-founder for the company. According to the official announcement, her goal will be “fixing what is broken in both talent management and brand partnerships in the gaming and esports landscape.”

In case you didn’t know, Pokimane is a streamer in Fortnite, Valorant, League of Legends, and Among Us. She has more than 30 million followers across her social network. She is also a Forbes 30 Under 30 recipient and creator of the UCI esports scholarship.

Quoted from the official release, Pokimane says, “I keep seeing amazing creators that are doing wonders with their content and streams, but they don’t have the support to grow their brand and business operations. They’re spinning their wheels on basic stuff and taking a lot of frustrating partnership deals that don’t work out for either party involved. I’ve gone through the wringer with these experiences, and we’re building RTS to be able to provide the support, alleviate the workload, and solve this for creators, developers, and brands. My goal is to take my years of experience and make it accessible to newer creators so they don’t need to go through the process I have endured.”

Previously, because of the data leak on Twitch, it’s revealed that Pokimane is the highest paying female streamer on Twitch. In 26 months, Pokimane received $1.5 million from subscriptions, Bit Donations, and revenue from advertising. However, that number excludes direct donations, sponsorship deals, or the others such as merchandising. Interestingly, even if she is the highest among female streamers, she is the 39th highest-paid overall — meaning it’s dominated by male streamers on top.

You can see the top 25 streamers in the picture below.

Credits: KnowNothing

On the other side, RTS is led by CEO Stuart Saw (former Twitch and Endeavor) and COO Kim Phan (former Blizzard and Endeavor). According to its site, the company has worked for EVO (Evolution Championship Series), Epic Games, PUBG, PlayStation, Riot Games, Facebook and some others.

 

Game Steam akan Dapat Dimainkan di Xbox, Ubisoft Salahkan Aplikasi Lain Perihal Isu Performa

Gamer Xbox kini dapat memainkan Game Steam lewat NVIDIA GeForce Now

Gamer PC kini telah memiliki akses ke game-game eksklusif Xbox, namun gamer Xbox sekarang dapat memainkan game-game eksklusif PC. Hal ini dimungkinkan setelah NVIDIA kini membuka akses untuk streaming service mereka, GeForce Now untuk Microsoft Edge.

Hal ini membuat para gamer Xbox dapat memainkan lebih dari 1.000 game eksklusif PC dengan streaming lewat GeForce Now. Pemain Xbox kini dapat memainkan game-game PC populer seperti Counter-Strike: Global Offensive, DOTA 2, dan League of Legends di resolusi 1080p lewat streaming.

Lebih lanjut, browser Edge yang tersedia di Xbox juga mendukung penggunaan mouse dan juga keyboard. Hal ini tentu memudahkan para gamer untuk memainkan game yang tidak ramah bagi joystick seperti DOTA 2. Sayangnya meskipun dapat diakses namun permintaan koneksi yang cukup tinggi membuat metode ini tidak ideal untuk memainkan game-game multiplayer.

Ubisoft Salahkan Berbagai Aplikasi Terhadap Masalah Performa Game-game Mereka

Image credit: Ubisoft

Game-game milik Ubisoft memang cukup terkenal dengan optimalisasinya yang kurang baik, terutama untuk versi PC. Dan permasalahan tersebut terus berlanjut hingga ke game-game terbaru mereka seperti Assassin’s Creed Valhalla dan Far Cry 6 yang performanya tidak maksimal.

Namun, pihak Ubisoft Support ternyata memiliki pendapat yang berbeda karena lewat postingan blog terbarunya, mereka memberikan daftar aplikasi-aplikasi pihak ketiga yang disebut mempengaruhi performa game-game mereka.

Tidak tanggung-tanggung banyak program populer seperti MSI Afterburner, Skype, OBS, hingga Discord disebut sebagai penyebab buruknya performa game-game milik Ubisoft. Ubisoft juga menyarankan agar para gamer mematikan program-program dalam daftar tersebut ketika memainkan game.

Esports Resmi Masuk ke Duke of Edinburgh Award

Image credit: Esport News UK

Duke of Edinburgh Award (DofE) adalah sebuah ajang penghargaan di Inggris yang didanai oleh Keluarga Kerajaan Inggris. Penghargaan ini diberikan kepada generasi muda yang dapat mengembangkan kemampuannya di berbagai bidang.

Esports kini menjadi salah satu bidang yang ditambahkan ke daftar aktivitas yang dapat dilakukan untuk mendapatkan penghargaan ini. Dimasukkannya esports ke dalam penghargaan ini dikarenakan esports dianggap menjadi salah satu aktivitas dengan pertumbuhan tercepat di Inggris.

Namun para partisipan yang ingin mendapatkan penghargaan ini juga harus bekerja keras dalam game yang ditekuni. Karena selain keaktifan di dalam game, para partisipan juga diwajibkan untuk memiliki aktivitas lain di luar esports untuk bisa mendapatkan penghargaan ini.

Payday 3 akan Berlokasi di New York, Karakter dari Resident Evil Datang ke Fortnite

Sekuel dari serial Payday akhirnya dibocorkan oleh Overkill Studios. Sekuel dengan judul Payday 3 ini dikabarkan akan meluncur di tahun 2023 mendatang. Selain itu, baru-baru ini Fortnite kedatangan karakter dari Resident Evil, yaitu Jill Valentine dan Chris Redfield. Sementara itu, game horror co-op, GTFO, akhirnya akan melepas status “early access”-nya tahun ini. GTFO juga dikabarkan akan meningkatkan harga jualnya sebentar lagi.

Payday 3 akan Berlokasi di New York dengan Gameplay lebih Modern

Image Credit: Overkill Software

Sudah hampir 8 tahun sejak Payday 2 dirilis dan para penggemar masih belum lelah menunggu sekuel dari game action rampok-merampok ini. Nah, penantian para penggemar akhirnya dijawab oleh Starbreeze Studios dan Overkill Software pada event livestream ulang tahun Payday ke-10. Di livestream tersebut, Overkill membocorkan beberapa konten baru di Payday 3.

Sekuel terbaru dari seri Payday ini dikabarkan akan bertempat di kota New York dengan lingkungan yang “hidup” dan “megah”. Tidak hanya itu, game director dari Payday 3, Erik Wonnevi mengungkap bahwa mereka ingin membuat suasana kota New York di Payday 3 ini lebih dekat ke dunia nyata. Jadi, saat berjalan-jalan di depan sebelum memulai aksi perampokan, pemain akan merasakan lingkungan yang lebih realistik di sekuel terbaru Payday.

Image Credit: Overkill Software

Payday 3 juga akan mendatangkan kembali karakter-karakter legendaris yaitu Dallas, Hoxton, Chains, dan Wolf. Empat tokoh dari serial Payday ini akan berhadapan dengan dunia perampokan yang lebih modern dengan munculnya cryptocurrentcy, perusahaan software raksasa, teknologi keamanan yang lebih canggih, serta dark web.

Sekuel Payday ke-3 ini disebut-sebut tidak lagi menggunakan Diesel 2.0 sebagai game engine-nya. Sebagai gantinya, Payday 3 akan menggusung Unreal Engine besutan Epic Games dan akan rilis di tahun 2023 mendatang. Dengan perubahan game engine ini, pastinya grafis Payday 3 akan meningkat signifikan dari pendahulunya.

Karakter dari Resident Evil, Jill Valentine dan Chris Redfield, Datang ke Fortnite

Tidak menjadi rahasia lagi, Fortnite sangat sering mengadakan kolaborasi-kolaborasi dengan film, game, bahkan brand mobil ternama. Kali ini, game besutan Epic Games ini mengadakan kolaborasi dengan film sekaligus game horror ternama, Resident Evil. Kolaborasi ini membawa dua tokoh dari Resident Evil, yaitu Jill Valentine dan Chris Redfield untuk menginjakkan kakinya ke dunia Fortnite.

Seperti kolaborasi yang lalu, Anda bisa mendapatkan Jill Valentine dan Chris Redfield dengan membeli secara bundle maupun standalone. Selain skin default, kedua tokoh ini juga memiliki skin tambahan yang diambil dari seri Resident Evil lainnya — yaitu Jill Valentine dari Resident Evil 3 dan Chris Redfield dari Resident Evil Village.

Image Credit: Epic Games

Selain kedua karakter tersebut, Fortnite juga mendatangkan back bling “Saving Keystrokes” serta “Green Herb” yang tersedia dalam warna hijau, biru, dan merah. Selain itu, ada pisau “Hot Dogger Pickaxe” yang diambil dari Resident Evil 3. Lalu, terdapat “Stun Rod Pickaxe” yang juga diambil dari serial Resident Evil.

GTFO Akhirnya Lepas Status “Early Access” dan Naikkan Harga Jual

Image Credit: Fandom

Setelah hampir 2 tahun, game horror co-op besutan 10 Chambers, GTFO, akhirnya akan meninggalkan status early access-nya dengan meluncurkan versi 1.0. Update GTFO versi 1.0 akan membawa banyak pembaruan grafik. Seperti render grafik kaca yang lebih baik, sistem animasi third-person baru, roda komunikasi, dan matchmaking yang diperbarui.

Jika Anda ingin membeli game ini, sebaiknya Anda bergegas. Pasalnya, GTFO akan menaikkan harga jualnya per 1 November mendatang. Harga baru GTFO akan berada di US$39.99 atau sekitar Rp565 ribu. Artinya, harga GTFO akan naik sekitar US$5 dari sebelumnya.

Menurut 10 Chambers, sebelum hari Halloween, GTFO akan mendapatkan potongan harga. Jadi, jika Anda ingin memiliki salah satu game horror multiplayer terbaik ini, sekarang adalah waktu yang tepat untuk membelinya.

Feat image credit: Overkill Studios

Nintendo Switch Online Expansion Pack, Halo Infinite Specs Requirements

The new Expansion Pack will introduce nostalgic Nintendo 64 and Sega Genesis titles to Nintendo Switch users. There will be a total of 14 Sega Genesis games, all of which are listed below:

  • Castlevania: Bloodlines
  • Contra: Hard Corps
  • Dr. Robotik’s Mean Bean Machine
  • Ecco the Dolphin
  • Golden Axe
  • Gunstar Heroes
  • MUSHA
  • Phantasy Star 4: The End of the Millenium
  • Ristar
  • Shining Force
  • Shinobi 3
  • Sonic the Hedgehog 2
  • Streets of Rage 2
  • Strider

On the other hand, we should expect the following 9 Nintendo 64 titles during the Expansion launch:

  • Super Mario 64
  • Mario Kart 64
  • Star Fox 64
  • Yoshi’s Story
  • The Legend of Zelda: Ocarina of Time
  • WinBack: Covert Operations
  • Mario Tennis
  • Dr. Mario 64
  • Sin and Punishment

Fortunately, the list of N64 titles does not end here. Nintendo has promised to release 7 more games sometime after the launch. Some of the games include MarioGolfBanjo-Kazooie, and F-Zero X, just to name a few. Lastly, the new expansion pack will also grant access to the upcoming Animal Crossing: New Horizons DLC called Happy Home Paradise.

Those perks are pretty neat, to say the least. But how much will the Nintendo Switch Online membership cost? Well, the expansion pack, which is only available in a 12-month package, costs $49.99 for single users and $79.99 for the Annual Family Membership.

What are the minimum required specs to run Halo Infinite?

Source: Steam

One of the most awaited releases in 2021 is undoubtedly Halo Infinite. For the first time in the history of the franchise, the game will incorporate an open-world system that allows for endless freedom and creativity when exploring the Halo world. The game will be released around December on old and next-gen Xbox consoles. Players with the Xbox Game Pass will also be able to get access to Halo Infinite from day one of the release.

PC fans can also enjoy the new Halo experience as the game will also be released on Windows. Of course, unlike our console brethren, PC gamers will have to double-check their PC specs to see if it will support or run the game smoothly. After all, Halo Infinite will, without a doubt, be a heavy and graphically demanding game.

Here are the minimum specs you will require to run Halo Infinite:

  • OS: Windows 10 RS3 x64
  • Processor: AMD FX-8370 or Intel i5-4440
  • Memory: 8 GB RAM
  • Graphics: AMD RX 570 or Nvidia GTX 1050 Ti
  • DirectX: Version 12
  • Storage: 50 GB available space

Here are the recommended specs to run the game smoothly:

  • OS: Windows 10 19H2 x64
  • Processor: AMD Ryzen 7 3700X or Intel i7-9700k
  • Memory: 16 GB RAM
  • Graphics: Radeon RX 5700 XT or Nvidia RTX 2070
  • DirectX: Version 12
  • Storage: 50 GB available space

As a side note, Halo Infinite can only run in a 64-bit processor and OS. If your PC does not qualify the minimum specs, consider upgrading it before purchasing or playing the game unless you want to experience nasty crashing, 10 FPS, overheating and overclocking shenanigans.

Developer Stardew Valley Punya Game Baru, Garena Tanamkan Modal di Kazoo Games

Pada minggu lalu, ConcernedApe, developer Stardew Valley, merilis video singkat dari game terbarunya: Haunted Chocolatier. Sementara itu, Kazoo Mobile mendapatkan investasi Seri A. Pendanaan itu yang dipimpin oleh Garena, developer Free Fire. Minggu lalu, CD Projekt juga mengungkap bahwa mereka telah mengakuisisi studio indie, The Molasses Flood.

CD Projekt Akuisisi The Molasses Flood

CD Projekt, developer dari Cyberpunk 2077 dan The Witcher, mengumumkan bahwa mereka telah mengakuisisi studio game indie, The Molasses Flood. Kepada investor, CD Projekt mengungkap bahwa mereka telah membeli 60% saham dari The Molasses Flood dan mereka akan membeli 40% saham sisanya di masa depan. Dengan ini, The Molasses Flood akan menjadi bagian dari CD Projekt. Namun, studio itu tetap punya otonomi penuh akan proyek yang mereka kerjakan.

Dengan akuisisi ini, The Molasses Flood akan membuat game baru yang didasarkan pada salah satu intellectual property (IP) milik CD Projekt. Hal itu berarti, game yang dibuat oleh studio indie itu akan mengambil setting dunia berdasarkan The Witcher atau Cyberpunk, menurut laporan IGN.

ByteDance Dikabarkan Pecat Puluhan Karyawan di Ohayoo

ByteDance, perusahaan induk TikTok, dikabarkan telah merumahkan puluhan orang di Ohayoo, divisi yang bertanggung jawab untuk membuat game-game kasual. Menurut laporan South China Morning Post, kebanyakan pegawai yang dirumahkan ada di level junior. Sayangnya, tidak diketahui berapa banyak orang yang dirumahkan oleh ByteDance. Narasumber SCMP mengungkap bahwa ByteDance memecat “hampir 100 orang”, sementara laporan dari situs Tiongkok Leiphone.com menyebutkan bahwa jumlah karyawan yang dirumahkan mencapai 79 orang.

Tampaknya, keputusan ByteDance untuk merumahkan puluhan karyawan Ohayoo dipengaruhi oleh keputusan pemerintah Tiongkok untuk memperketat regulasi di industri game. Di Agustus 2021, pemerintah membatasi durasi waktu main untuk pemain di bawah umur. Tak hanya itu, pemerintah Tiongkok juga dikabarkan memperlambat proses persetujuan untuk peluncuran game baru, lapor GamesIndustry.

Blizzard Ubah Nama Jesse McCree Jadi Cole Cassidy

Jesse McCree, karakter di Overwatch, sekarang punya nama baru: Cole Cassidy. Blizzard Entertainment mengumumkan hal ini melalui Twitter. Nama Cole Cassidy akan mulai digunakan pada 26 Oktober 2021. Alasan Blizzard mengganti nama karakter bounty hounter tersebut adalah karena McCree merupakan nama dari salah satu mantan karyawan mereka, yang kini terlibat dalam skandal diskriminasi dan pelecehan seksual.

Pada Juli 2021, Activision Blizzard dituntut oleh pemerintah California karena dianggap membiarkan budaya seksis berkembang di dalam perusahaan. Sejak saat itu, Activision Blizzard berjanji akan mengganti semua nama karyawan atau mantan pegawai yang terlibat skandal yang pernah digunakan dalam World of Warcraft atau Overwatch, lapor Polygon.

Kazoo Games Dapat Investasi Seri A Senilai US$12 Juta, Dipimpin oleh Garena

Mobile startup, Kazoo Games, baru saja mendapatkan kucuran dana sebesar US$12 juta. Pendanaan Seri A tersebut dipimpin oleh Garena, publisher asal Singapura. Kazoo Games akan menggunaan dana ini untuk mengembangkan game kasual dan midcore. Selain itu, mereka juga akan memanfaatkan dana itu untuk merekrut karyawan baru serta sebagai persiapan untuk meluncurkan game-game baru di iOS dan Android.

Saat ini, jumlah karyawan di Kazoo Games mencapai 15 orang. Dengan investasi Seri A itu, mereka bisa menggandakan jumlah pegawai mereka, menjadi 30 orang. Kazoo Games, yang bermarkas di California, Amerika Serikat, dipimpin oleh CEO David Schulman dan Chief Creative Officer, Sean Ro. Keduanya punya pengalaman untuk membuat mobile game, termasuk di Jam City dan Disney, seperti yang disebutkan oleh GamesIndustry.

Developer Stardew Valley Punya Game Baru, Berjudul Haunted Chocolate

Eric “ConcernedApe” Barone, developer dari farming simulator RPG, Stardew Valley, baru saja mengumumkan game barunya: ConcernedApe’s Haunted Chocolatier. Meskipun punya visual yang mirip dengan Stardew Valley, Haunted Chocolatier memiliki fokus yang berbeda. Jika di Stardew Valley pemain diharuskan untuk mengurus ladang peninggalan sang kakek, fokus dari Haunted Chocolatier adalah untuk membuat cokelat. Demi membuat cokelat, pemain harus mengumpulkan bahan yang bisa didapat dengan melawan berbagai binatang dan burung liar, lapor Kotaku.

Dalam sebuah blog, ConcernedApe menjelaskan mengapa dia membuat Haunted Chocolatier. Dia mengungkap, dia ingin membuat game dengan elemen fantasi yang lebih kental, khususnya tentang hal-hal supernatural. Meskipun begitu, ConcernedApe merasa bahwa game yang dia buat itu bukanlah game yang negatif. Sebaliknya, dia menyebutkan bahwa Haunted Chocolatier merupakan game yang positif dan memberikan semangat.

Gameplay Guardian of the Galaxy Tunjukkan Sistem Pertarungan Unik Hingga Dukungan Ray Tracing

Marvel Guardian of the Galaxy akan menjadi pembuktian bagi Square Enix untuk membuktikan bahwa mereka dapat membuat game yang lebih baik daripada Marvel Avengers yang sebelumnya mendapatkan kritikan dari para fans.

Belajar dari kesalahan sebelumnya, developer Eidos-Montreal kini bekerja keras untuk memberikan pengalaman gameplay single-player terbaik untuk Guardian of the Galaxy. Mereka juga dengan cukup percaya diri untuk menunjukkan berbagai video, mulai dari video sinematik hingga video gameplay kepada para gamer.

Salah satunya adalah video gameplay yang diunggah oleh kanal Legacy Gaming yang menunjukkan lebih dalam bagaimana pertarungan di Guardian of the Galaxy akan berlangsung. Video berdurasi 6 menit 36 detik tersebut berpusat pada berbagai aksi yang dilakukan pemain sebagai Star Lord.

Selain mengalahkan semua musuh, kita juga akan bertugas sebagai komandan dari para Guardian yang lain. Ditunjukkan dalam videonya bahwa setiap aksi yang pemain lakukan akan mengisi bar yang ada di sebelah kiri atas dilengkapi dengan kata-kata seperi ‘Fantastic’, ‘Incredible’, dan ‘Uncanny’.

Bar yang terisi penuh tersebut berguna karena akan memberikan akses kepada pemain untuk memerintah anggota tim menyerang musuh yang dikehendaki dengan berbagai macam serangan spesial.

Credit: Square Enix

Pemain juga dapat mengaktifkan fitur “Huddle Up” untuk istirahat dan memberikan waktu bagi pemain untuk mendengarkan kondisi dari para Guardian yang lainnya. Nantinya pemain dapat memilih jawaban yang akan memberikan boost kepada para Guardian lainnya.

Selain memamerkan gameplay, Eidos-Montreal juga sempat menunjukkan trailer yang memamerkan dukungan ray-tracing pada game ini. Dalam video behind-the-scenes (BTS) tersebut ditunjukkan beberapa anggota developer Eidos yang menjelaskan bagaimana ray-tracing dapat memberikan nuansa yang lebih hidup ke dunia futuristis di dalam Guardian of the Galaxy.

Video tersebut juga mengonfirmasi bahwa Guardian of the Galaxy akan mendukung teknologi Nvidia DLSS untuk mengimprovisasi performa game-nya di PC tanpa penurunan kualitas visual.

Tidak lupa developer Eidos-Montreal juga mengingatkan bahwa selain visualisasi yang menakjubkan, game ini juga akan memberikan pengalaman emosional yang kuat kepada para pemain. Guardian of the Galaxy akan dirilis pada 26 Oktober mendatang untuk PC, PS4, PS5, Xbox One, Xbox Series X|S, dan juga Nintendo Switch.

Revolusi Monopoli yang Lebih Gila Lewat Monopoly Madness

Permainan Monopoly sebelumnya telah ada sejak 86 tahun lalu. Permainan ini juga berkembang dari sebuah board game hingga menjadi permainan digital. Kini, kelihatannya Monopoly akan mengalami revolusi lagi lewat Monopoly Madness.

Monopoly Madness adalah game terbaru dari Ubisoft yang membawa perubahan besar dengan mengubah sistem jalan bergantian menjadi sebuah multiplayer arena battler. Namun Monopoly Madness masih mempertahankan goal klasiknya untuk menguasai semua properti dan uang sebanyak mungkin.

Perubahan gameplay yang radikal ini kelihatannya dibuat karena memang board game legendaris ini tidak pernah mengalami perubahan signifikan selama lebih dari 80 tahun. Beberapa aspek dalam board game-nya juga sudah kurang sesuai bila diadaptasi ke dalam video game.

Makanya, Ubisoft muncul dengan beberapa ubahan untuk membuat gameplay-nya lebih cocok dimainkan dengan kultur bermain para gamer sekarang. Enam pemain akan saling berlomba untuk membeli dan juga meningkatkan properti mereka di seantero map. Namun bedanya, para pemain tidak perlu menunggu giliran seperti pada versi board game-nya, sehingga mereka bisa saling berebut di saat bersamaan.

Hal tersebut tentu akan membuat kekacauan dan kegilaan. Apalagi, para pemain juga memiliki kemampuan untuk menghancurkan properti pemain lain untuk mencegah mereka menguasai semua properti lebih dahulu. Ditambah dengan adanya event acak yang dapat muncul sewaktu-waktu.

Image Credit: Ubisoft

Untuk membuatnya semakin seru dimainkan beramai-ramai, Monopoly Madness akan memiliki 20 karakter unik yang desainnya terinspirasi dari game Monopoli klasik. Dan ada 20 arena dengan tampilan berbeda-beda yang akan memiliki level dan layout uniknya masing-masing.

Setelah diumumkan, Monopoly Madness mendapat reaksi yang cukup beragam. Beberapa fans mengungkapkan antusiasmenya terhadap konsep baru yang dibawa Ubisoft untuk membuat game-nya lebih menarik. Namun tidak sedikit juga yang merasa bahwa langkah yang diambil Ubisoft malah mencederai nama legendaris Monopoly.

Monopoly Madness akan dirilis pada 9 Desember 2021 mendatang. Berita baiknya game ini akan masuk berbagai platform mulai PC, PlayStation 4, PlayStation 5, Xbox One, Xbox Series S|X, Nintendo Switch, dan bahkan Google Stadia. Sayangnya tidak ada informasi apakah game ini nantinya akan mendukung cross-play atau tidak.

Google Mulai Lisensikan Teknologi Cloud Gaming Stadia ke Perusahaan Lain

Saat Google mengumumkan penutupan studio game first-party Stadia pada bulan Februari lalu, dijelaskan bahwa ke depannya mereka berniat untuk menawarkan infrastruktur teknologinya ke perusahaan yang membutuhkan demi memastikan Stadia dapat bertumbuh menjadi bisnis yang sustainable.

Rencana tersebut rupanya sudah mulai dieksekusi, dengan AT&T sebagai klien pertama yang melisensikan teknologi cloud gaming dari Stadia. Dilaporkan oleh 9to5Google, provider jaringan seluler asal Amerika Serikat tersebut belum lama ini mempersilakan para pelanggannya untuk streaming game Batman: Arkham Knight secara cuma-cuma

Jadi, cukup dengan membuka situs ini di komputer via browser Chrome atau Microsoft Edge dan login menggunakan akunnya masing-masing, pelanggan dapat langsung memainkan game ketiga dari trilogi Batman: Arkham garapan Rocksteady tersebut di resolusi 1080p tanpa perlu mengunduh apa-apa. Kepada IGN, perwakilan AT&T sudah mengonfirmasi bahwa mereka memanfaatkan arsitektur milik Stadia.

Tampilan situs yang tersedia bagi pelanggan AT&T / 9to5Google

Menariknya, Batman: Arkham Knight dan dua prekuelnya hingga kini masih belum tersedia di katalog Stadia. Ini membuktikan kalau teknologi cloud gaming Stadia tetap bisa diimplementasikan di luar ekosistemnya sendiri. Arkham Knight adalah game terbitan WB Games, dan kebetulan WB Games beserta induk perusahaannya memang sudah menjadi bagian dari AT&T sejak pertengahan 2018.

Entah kenapa alasannya, AT&T hanya membatasi streaming via PC atau laptop. Padahal, ini sebenarnya bisa jadi kesempatan emas untuk memamerkan kapabilitas jaringan 5G-nya. Seperti yang kita tahu, 5G memang merupakan kunci utama agar cloud gaming bisa mainstream, dan di Tiongkok sudah ada banyak contoh provider jaringan seluler yang menawarkan layanan cloud gaming ke para pelanggannya secara langsung.

Apakah ini pertanda Stadia bakal melisensikan teknologi cloud gaming-nya ke lebih banyak perusahaan ke depannya? Tentu saja, apalagi mengingat tidak ada kewajiban bagi klien perusahaannya untuk menjadi bagian dari ekosistem Stadia terlebih dulu. Dalam dunia bisnis, mekanisme semacam ini biasanya dikenal dengan istilah white label.

Via: Engadget.