Ringkasan Genshin Impact Versi 2.4: Bertabur Karakter Favorit yang disertai Map Baru, Enkanomiya

Melalui livestream yang disiarkan langsung melalui Twitch dan YouTube, Genshin Impact mengumumkan versi terbaru mereka, yaitu versi 2.4. Banyak kejutan yang menghiasi versi ini, mulai dari karakter-karakternya hingga map baru, yang sangat berbeda dari map lain yang Genshin Impact miliki sebelumnya.

Livestream versi 2.4 dibawakan dan dijelaskan langsung oleh tim pengembang game, mulai dari filosofi di balik desain karakter baru, budaya di balik setiap event, hingga penjelasan mendetail mengenai proses pembuatan map baru, Enkanomiya.

Berikut ini rangkuman singkat mengenai isi dari versi 2.4 mendatang:

Karakter & Senjata Baru

sumber: Genshin Impact

Di versi ini, Genshin Impact memberikan sebuah kejutan yang besar, yaitu dengan menghadirkan lima karakter limited sekaligus dalam satu patch. Lima karakter itu terdiri dari 2 karakter baru, yaitu Shenhe dan Yun Jin, dan tiga karakter lama, yaitu Xiao, Ganyu, dan Zhongli.

Ketiga karakter tersebut merupakan karakter-karakter yang paling dinantikan kembali kehadirannya di Genshin Impact, karena termasuk karakter-karakter terkuat di Genshin Impact.

sumber: Genshin Impact

Selain karakter, ada juga sebuah senjata polearm yang diberi nama Calamity Queller. Senjata ini memiliki visual dan aksen yang mirip dengan Shenhe, sehingga dapat disimpulkan, bahwa senjata ini memang didesain untuknya.

Outfit Baru

Setelah sekian lama tidak ada kabar mengenai skin atau outfit di Genshin Impact, akhirnya di versi ini akan ada 2 outfit baru. Karakter yang akan mendapatkan skin ini adalah Ningguang dan Keqing. Keduanya merupakan karakter penting saat pemain menjalankan cerita utama di Genshin Impact.

Pemain akan berkesempatan mendapatkan outfit Ningguang secara gratis, setelah menjalankan event, dan untuk outfit Keqing akan mendapatkan diskon, selama versi ini berlangsung.

Event-event Baru

Selain karakter, senjata, dan outfit, ada pula event menarik, yang akan mengisi versi ini. Event-event tersebut adalah Lantern Rite Festival, Prosperous Partnership, A Study in Potions, Eight Locales Over Mountains and Seas, dan Windtrace.

Lantern Rite Festival

sumber: Genshin Impact

Setiap tahunnya, Genshin Impact merayakan Lantern Rite Festival, sebagai bentuk perayaan in-game untuk perayaan Imlek. Di tahun ini, Lantern Rite kembali hadir, dengan hadiah yang berlimpah dan dibagi ke dalam beberapa bagian.

sumber: Genshin Impact

Demi memeriahkan festival, pemain akan menyiapkan kembang api, yang akan diluncurkan bersama-sama. Banyak faktor nantinya yang akan jadi penentu seberapa baik kembang api yang diracik.

sumber: Genshin Impact

Lalu pemain akan bermain dengan Shadow Lantern, sebuah alat unik yang memanfaatkan bayangan, untuk mencari sebuah bentuk bayangan yang telah ditentukan, dengan mencari angle yang cocok.

sumber: Genshin Impact

Setelah itu, diceritakan bahwa pemain akan membantu mencari puing-puing dari Jade Chamber yang telah hancur saat melawan Osial pada Archon Quest. Sisa bangunan tersebut akan tersebar di daerah Guyun Stone Forest, tempat Jade Chamber tenggelam.

sumber: Genshin Impact

Puncaknya, pemain akan menghadapi kembali Osial langsung, tanpa menggunakan Ballista seperti yang telah diceritakan pada Archon Quest sebelumnya.

Prosperous Partnerships

sumber: Genshin Impact

Mirip dengan Lantern Rite tahun lalu, pemain akan berkesempatan mengundang satu dari karakter bintang empat Liyue secara gratis. Karakter-karakter tersebut adalah Xingqiu, Yun Jin, Beidou, Xiangling, Ningguang, Xinyan, Yanfei, dan Chongyun.

Selain itu, pemain juga akan mendapatkan 10 Intertwined Fates, dengan melakukan login saat event berlangsung.

A Study in Potions

sumber: Genshin Impact

Timeaus, seorang ahli alkimia dari Mondstadt yang juga murid dari Albedo, ingin mencoba membuat sebuah obat legendaris. Pemain akan membantu riset tersebut, dengan mengalahkan berbagai musuh, dalam beberapa babak.

Eight Locales Over Mountains and Seas

sumber: Genshin Impact

Dalam perjalanan ke Inazuma, pemain akan bertemu dengan seekor Tanuki, dan pemain akan menemaninya menjelajahi Teyvat. Nantinya pemain akan mengikuti jejak Tanuki, dari suara yang dihasilkan. Sesampainya di tujuan, pemain akan mengabadikan momen tersebut melalui kamera.

Windtrace

sumber: Genshin Impact

Windtrace merupakan mode game mirip Prop Hunt, yang menyerupai permainan petak umpet, namun menggunakan kamuflase dari benda-benda sekitar. Windtrace pertama kali dirilis pada versi 1.4, dan akan kembali lagi di versi ini, serta akan bertempat di Inazuma.

Map baru: Enkanomiya

sumber: Genshin Impact

Enkanomiya merupakan map baru yang diperkenalkan saat livestream versi 2.4 berlangsung. Daerah ini berlokasi tepat di bawah pulau Watatsumi. Topografi daerah ini menyerupai dasar lautan, yang pernah ditinggali oleh sebuah peradaban. Diceritakan bahwa tempat ini tidak terekspos sinar matahari sama sekali.

sumber: Genshin Impact

Karena tidak adanya sinar matahari, maka dari itu terdapat sebuah sumber cahaya buatan, yang dapat dinyalakan dan dimatikan. Status sumber cahaya tersebut nantinya akan mempengaruhi cara menyelesaikan teka-teki yang ada di Enkanomiya.

Pemain juga nantinya tidak dapat mengganti waktu melalui menu, saat berada di area ini, dan harus menggantinya melalui sumber cahaya buatan tersebut.

Musuh baru

sumber: Genshin Impact

Dengan adanya map baru, diperkenalkan juga beberapa musuh baru, yang akan mengisi map tersebut. Mereka adalah Rimebiter Bathysmal Vishap dan Bolteater Bathysmal Vishap, dari keluarga Vishap. Mereka merupakan satu boss musuh, dan pemain harus mengalahkan mereka, untuk mendapatkan material yang dibutuhkan.

sumber: Genshin Impact

Selain vishap, ada juga Abyss Lector: Fathomless Flames. Dengan ditambahnya Lector yang ini, maka akan ada tiga jenis Abyss Lector yang ada di game. Yang menarik adalah, nantinya pemain dapat menemui Abyss Lector di Enkonomiya. Hal ini merupakan hal baru, karena Abyss Lector hanya bisa ditemui pada Archon Quest dan Spiral Abyss saja.

Optimasi Sistem

Selain konten game, pihak pengembang juga akan melakukan beberapa optimasi tampilan, yang akan langsung diterapkan untuk versi yang akan datang.

Interface Spiral Abyss

sumber: Genshin Impact

Setelah sekian lama, akhirnya tampilan dari Spiral Abyss akan diberikan pembaruan. Pemain akan dapat melihat apa saja isi musuh dari suatu lantai, tanpa perlu bolak-balik keluar dari Spiral Abyss. Selain itu, akan ada penanda, apabila pemain telah melewati batas waktu tertentu.

Fitur untuk Mengganti Shortcut Wheel

sumber: Genshin Impact

Salah satu fitur yang kurang dimanfaatkan, nantinya akan dioptimasi oleh pihak pengembang. Pemain dapat mengganti isi serta urutan dari Shortcut Wheel, melalui bagian pengaturan di menu.

Interface Map

sumber: Genshin Impact

Dengan membesarnya peta di Genshin, maka pihak pengembang akan menambahkan tampilan peta, demi memudahkan pemain untuk melakukan navigasi. Melalui update interface ini, pemain tidak perlu repot menggeser layar untuk berpindah ke region lain.

Interface saat Crafting dan Forging

sumber: Genshin Impact

Crafting dan Forging merupakan aspek penting di Genshin Impact. Seiring berjalannya waktu, banyak barang yang bisa dibuat melalui fitur ini. Dengan demikian, tim pengembang memutuskan untuk meringkas Interface saat pemain ingin melakukan kedua hal tersebut, yang sebelumnya berupa daftar barang, nantinya akan berupa gambar barang tersebut.

Serenitea Pot

Sebagai penutup, pihak pengembang juga tidak lupa memberikan sedikit update mengenai housing system, yaitu Serenitea Pot.

Custom Furnishing Set

sumber: Genshin Impact

Dengan fitur baru ini, pemain dapat membuat dan menyimpan sekelompok furnishing yang diinginkan. Hal ini akan memudahkan merapikan dan menata Teapot masing-masing pemain.

Furnishing Background Music

sumber: Genshin Impact

Selain Custom Furnishing Set, pemain dapat mengganti musik latar, saat berada pada Serenitea Pot masing-masing. Nantinya, pilihan musik yang dapat dimainkan akan tersedia pada Chubby, sang Teapot Traveling Salesman, dan juga cara lain.

Versi 2.4 Genshin Impact akan dirilis pada tanggal 5 Januari 2022. Banner fase pertama akan dibuka oleh Shenhe, Xiao, dan Yun Jin, lalu pada fase kedua, akan ditutup oleh Ganyu dan Zhongli.

Genshin Impact tersedia untuk PS4, PS5, Android, iOS, dan PC.

 

PUBG: Battlegrounds Bakal Jadi Gratis di 2022, GTA V Jadi Game Terpopuler di Twitch

Sepanjang minggu lalu, ada beberapa berita menarik terkait dunia game. Salah satunya, PUBG: Battlegrounds akan bisa dimainkan secara gratis mulai Januari 2022. Selain itu, Agate juga telah meluncurkan visual novel baru di platform Memories mereka. Sementara developer asal Malaysia akan merilis game  platformer mereka, The Company Man, dalam bentuk fisik di awal 2022. Terakhir, viewership dari Twitch dan Facebook Gaming naik lebih dari 40% pada 2021.

Agate Punya Visual Novel Baru, Celestia: Chain of Fate

Agate telah meluncurkan judul baru ke platform visual novel mereka, Memories. Game terbaru dari studio asal Bandung tersebut adalah Celestia: Chain of Fate. Memories merupakan platform visual novel yang tersedia di Android dan iOS. Di Memories, Anda akan menemukan banyak visual novel dari Agate. Sejak diluncurkan pada 2020, Memories telah diunduh sebanyak lebih dari 2 juta kali.

Dalam Celestia: Chain of Fate, pemain akan menjadi remaja perempuan yang hidupnya berubah 180 derajat setelah dia mengetahui rahasia tentang orangtuanya. Ternyata, ibunya adalah seorang Angel, sementara ayahnya berasal dari Demon World. Ketika itu, dia juga menjadi tahu akan keberadaan dunia lain, yang menjadi tempat tinggal dari ras-ras non-manusia. Dia pun diundang untuk bersekolah Celestia Academy, sebuah sekolah sihir. Sama seperti visual novel lain, pemain akan dihadapkan pada beberapa karakter yang menjadi Love Interest.

GTA V Jadi Game yang Paling Sering Ditonton di Twitch

Walau diluncurkan pada 2013, Grand Theft Auto V masih sangat populer di Twitch. Buktinya, game itu kini menjadi game dengan total hours watched paling banyak. Sepanjang 2021, total hours watched dari GTA V mencapai 2,1 miliar jam, naik dari 764 juta jam pada 2020, menurut laporan State of Stream 2021 dari Rainmaker.gg dan StreamElements.

Sementara itu, game yang paling sering ditonton ke-2 adalah League of Legends, yang duduk di peringkat pertama pada tahun lalu. Tahun ini, total hours watched dari League of Legends mencapai 1,8 miliar jam, naik dari 1,4 miliar jam pada tahun lalu. Setelah GTA V dan League of Legends, game-game lain yang  masuk dalam daftar 10 game dengan total hours watched tertinggi adalah Fortnite, VALORANT, Minecraft, Call of Duty: Warzone, CS:GO, Apex Legends, dan Dota 2, seperti yang disebutkan oleh IGN.

PUBG: Battlegrounds Bakal Bisa Dimainkan Gratis di Tahun Depan

PUBG: Battlegrounds, game yang mempopulerkan genre battle royale, akan bisa dimainkan secara gratis per 12 Januari 2022. Semua orang yang memainkan PUBG: Battlegrounds secara gratis akan mendapatkan akun Basic, yang memungkinkan mereka untuk mengakses hampir semua fitur dalam game.

Bagi orang yang tidak puas dengan akun Basic dan ingin mengakses lebih banyak fitur dalam game, mereka bisa membayar US$13 untuk mendapatkan akun Plus. Dengan upgrade tersebut, mereka akan mendapatkan Survival Mastery XP +100%, Career-Medal Tab, dan Ranked Mode. Selain itu, mereka juga bisa membuat atau bermain di Custom Match. Pemain yang telah meng-upgrade akunnya juga akan mendapatkan Captain’s Camo Hat, Captain’s Camo Mask, Captain’s Camo Gloves, dan Bonus 1300 G-COIN.

PUBG: Battlegrounds akan bisa dimainkan secara gratis pada tahun depan. | Sumber: Steam

Para pemain yang telah membeli PUBG: Battlegrounds sebelum ia bisa dimainkan secara gratis akan langsung mendapatkan akun Plus. Selain itu, mereka juga akan mendapatkan PUBG – Special Commemorative Pack, menurut laporan IGN.

2022, The Company Man dari Developer Malaysia Bakal Bisa Dibeli Secara Offline

Developer asal Malaysia, Forust Studio, akan meluncurkan The Company Man dalam bentuk fisik pada awal 2022. Game itu pertama kali dirilis secara digital pada Mei 2021. Sejauh ini, game tersebut telah mendapatkan banyak review positif. Sampai saat ini, Forust Studio juga telah memberikan berbagai updates.

The Company Man adalah game action platformer yang mengharuskan pemain untuk mendaki tangga karir dalam sebuah perusahaan: dari menjadi anak magang sampai menjadi CEO. Untuk itu, para pemain harus menyelesaikan semua level di game, yang digambarkan sebagai lantai di gedung perusahaan. Masing-masing lantai akan didasarkan pada divisi di perusahaan, seperti accounting atau human resources, lapor IGN.

Di setiap lantai, pemain harus mengalahkan manager dan juga para anak buahnya. Untuk itu, pemain akan dipersenjatai dengan keyboard. Para pemain akan bisa menyerang musuh dengan email.

Pertumbuhan Viewership Twitch dan Facebook Tembus 40%

Pada 2021, total hours watched di Twitch menembus 24 miliar jam, berdasarkan laporan State of the Stream 2021 Year in Review dari StreamElements dan Rainmaker.gg. Jika dibandingkan dengan total hours watched di tahun 2020, total hours watched di Twitch tahun ini naik 45%. Sementara itu, viewership dari Facebook Gaming juga mengalami kenaikan. Tidak tanggung-tanggung, viewership Facebook Gaming naik 47%, menjadi 5,3 miliar jam selama 2021, menurut laporan GamesIndustry.

Di Twitch, ada tiga game yang berhasil mendapatkan lebih dari satu miliar jam hours watched pada 2021. Ketiga game itu adalah Grand Theft Auto V, League of Legends, dan Fortnite. Kali ini adalah pertama kalinya total hours watched dari Fortnite menembus satu miliar jam. Jika dibandingkan dengan tahun lalu, viewership dari Fortnite naik 10,6%, menjadi 1 miliar jam.

Fractal Adalah Marketplace NFT Khusus Gaming Ciptaan Pendiri Twitch

Dengan total volume transaksi melebihi $10 miliar, OpenSea pantas mendapat gelar sebagai marketplace NFT terbesar di dunia saat ini. Namun hal itu rupanya tidak mencegah lahirnya sejumlah marketplace baru, termasuk yang spesifik menyasar vertikal gaming. Salah satunya adalah Fractal, sebuah marketplace NFT khusus gaming besutan Justin Kan.

Nama tersebut terdengar familier? Wajar, mengingat Justin adalah salah satu pendiri Twitch. Justin sudah mendalami dunia crypto sejak tahun 2013, bahkan semenjak Twitch belum menjadi milik Amazon, dan sekarang ia ingin mewujudkan obsesinya terkait crypto sekaligus gaming melalui Fractal.

Eksistensi Fractal dipicu oleh meningkatnya popularitas game play-to-earn (P2E) belakangan ini. NFT memang merupakan komponen kunci yang menjadi fondasi utama ekonomi dalam game P2E, dan Fractal ingin ikut ambil bagian dengan bekerja sama langsung dengan pihak developer/publisher game.

Nantinya, NFT yang ada di Fractal bisa dibagi menjadi dua kategori: yang dijual langsung oleh developer/publisher (primary market), dan yang diperjualbelikan antar pengguna (secondary market). Lebih jauh lagi ke depannya, Fractal juga tertarik menciptakan infrastruktur untuk mengakomodasi skenario-skenario penggunaan NFT lainnya, seperti misalnya untuk sistem scholarship yang ada dalam game P2E macam Axie Infinity.

Untuk sekarang, Fractal sepenuhnya menggunakan blockchain Solana, namun sudah ada rencana mengenai integrasi blockchain lain ke depannya. Solana sendiri dipilih berkat ongkosnya yang rendah dan kecepatan transaksinya, yang menurut Justin krusial buat developer/publisher game yang ingin menawarkan aset in-game dalam jumlah besar.

Justin melihat game P2E dan NFT sebagai evolusi alami dari tren jual-beli item dalam game online di era 90-an. Dalam beberapa tahun terakhir ini, kita sudah semakin terbiasa membeli skin atau berbagai macam item lain di game seperti Fortnite atau PUBG. Justin percaya NFT dan prinsip kepemilikan yang diterapkan pada dasarnya bisa semakin meningkatkan nilai dari benda-benda digital tersebut secara signifikan.

Rencananya, Fractal akan resmi meluncur pada 30 Desember 2021, bersamaan dengan koleksi NFT-nya sendiri.

Sumber: VentureBeat.

Steam Kini Resmi Diblokir di Tiongkok

Momen libur natal biasanya menjadi momen yang menggembirakan bagi para gamer karena mereka punya waktu untuk bermain video game bersama keluarga di rumah. Namun nasib yang sebaliknya harus dialami oleh para gamer di Tiongkok karena kini Steam telah diblokir di sana.

Pemblokiran tersebut dikabarkan langsung oleh para gamer di Tiongkok di berbagai media sosial hingga kasusnya masuk ke forum-forum internasional seperti Reddit dan Reset Era.

Dalam foto yang terlampir terlihat bahwa semua laman Steam masuk ke dalam pemblokiran tersebut mulai dari storefront hingga ke laman komunitas game-nya.

Semua server Steam telah diblokir di China. Image credit: Reddit

Meskipun mengejutkan banyak gamer di sana, namun pemblokiran Steam ini merupakan kelanjutan dari diluncurkannya launcher khusus Steam China pada Februari 2021 lalu. Dan, ketika dikonfirmasi, ternyata benar server Steam China masih berjalan normal.

Sehingga, Steam yang diblokir dalam kasus ini adalah Steam Global yang kini secara mau-tak-mau digantikan oleh Steam China yang mengikuti regulasi ketat yang ditetapkan oleh pemerintah Tiongkok.

Hal tersebut membuat koleksi game di Steam China sangat terbatas dan bahkan tidak mendapatkan update untuk game-game terbaru. Lebih dari 20 ribuan game tidak mendapat lampu hijau karena mengandung unsur-unsur yang tidak sesuai dengan nilai positif pemerintah Tiongkok.

Selain koleksi game yang sangat minim, Steam China ini tidak lagi memiliki fitur-fitur pendukung yang ada di Steam global seperti Steam Workshop, Forums, Community Pages, dan bahkan Guide. Jadinya, Steam China kehilangan mayoritas fitur sosialnya dengan hanya menyisakan toko dan launcher-nya saja.

Tampilan Steam China

Untuk sekarang, Steam China mayoritas digunakan oleh para gamer di Tiongkok untuk memainkan Dota 2 dan Counter Strike: Global Offensive. Kedua game tersebut juga untungnya tidak terkena dampak apapun dari pemblokiran Steam Global ini.

Namun kemungkinan hal ini akan berdampak pada ekosistem pengguna Steam ke depannya. Karena gamer asal Tiongkok merupakan pengguna terbanyak no. 2 di Steam menurut laporan hardware dan software milik Steam.

Dengan terpisahnya gamer Tiongkok dari lingkaran komunitas gamer global, hal ini akan berdampak besar pada para developer. Terutama untuk judul-judul kecil dan juga game indie yang bergantung dengan pasar Tiongkok namun tidak dapat menembus regulasi ketat yang ditetapkan oleh pemerintah.

Jumlah Tontonan di Twitch dan Facebook Gaming Meningkat Hampir 50% di 2021

Pandemi yang masih terus berlanjut memang memaksa banyak orang untuk tetap di rumah demi tujuan yang baik. Hal tersebut membuat banyak orang akhirnya mencari hiburan di dunia maya, salah satunya lewat tayangan livestreaming.

Twitch dan Facebook Gaming adalah salah satu pilihan bagi banyak orang dalam menonton ataupun melakukan livestream video game. Tingginya tayangan pada kedua platform ini bahkan membuat Twitch maupun Facebook Gaming mendapat peningkatan tayangan hampir mencapai 50%.

Statistik ini ditampilkan partner analisa milik StreamElements yaitu Rainmaker.gg. Dalam postingan blog yang berjudul “State of the Stream – 2021 Year in Review” ditampilkan berbagai data yang diperoleh dari berbagai platform streaming populer.

Image Credit: streamelements

Hasilnya, selama tahun 2021, Twitch telah ditonton lebih dari 24 miliar jam tayangan. Angka tadi meningkat 45% dibandingkan tahun 2020 lalu yang mencapai 17 miliar jam.

Sedangkan Facebook Gaming mengalami peningkatan sebesar 47% dengan 5,3 miliar jam tayangan dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya mencapai 3,6 miliar jam.

Khusus di platform Twitch, 3 judul game mendapatkan tayangan lebih dari 1 miliar jam selama 2021 ini. Di posisi tiga, ada game battle-royale milik Epic Games, Fortnite yang ditonton 1 miliar jam. Angka tersebut meningkat sebesar 10,6% dibandingkan tahun 2020.

Image credit: Twitch

Kedua, ada League of Legends yang masih terus bertahan sebagai salah satu game paling populer di dunia dengan 1,8 miliar jam tayangan. Popularitas game buatan Riot ini kelihatannya terus meningkat bila melihat jumlah tayangannya meningkat sebesar 28,5% dibanding tahun lalu.

Sedangkan di posisi pertama ternyata ditempati oleh Grand Theft Auto V yang ditonton lebih dari 2,1 miliar jam tayangan. Meskipun telah berumur 8 tahun, tapi GTA V nyatanya mengalami pertumbuhan jumlah tayangan yang meningkat hingga 175% dibandingkan tahun sebelumnya.

Image Credit: streamelements

Game open-world milik Rockstar ternyata masih terus populer dan diminati konten-kontennya terlepas dari respon negatif para fans terhadap praktek ‘milking‘ yang terus dilakukan terhadap GTA Online.

Uniknya, meskipun ketiga game tadi telah mendapatkan jumlah tayangan yang menakjubkan namun ternyata mereka semua kalah dengan topik Just Chatting” yang mencapai 3,1 miliar tayangan. Sesuai namanya, topik ini berisi perbincangan antara sang streamer dengan para penontonnya tanpa bermain game sama sekali.

Industri Game Global Pecahkan Rekor Pendapatan di 2021

2021 masih menjadi tahun yang berat bagi industri game, namun setidaknya pertumbuhan pendapatan untuk industri ini masih terus meningkat. Dilaporkan oleh Newzoo, industri video game disebut mampu memperoleh pendapatan mencapai $180,3 miliar atau sekitar Rp 2,563 triliun.

Angka fantastis tersebut bahkan mencetak rekor baru untuk pendapatan global industri video game. Tahun 2021 ini juga mengalami pertumbuhan sebesar 1,4% dibandingkan dengan tahun lalu. Peningkatan tersebut dapat diraih karena industri video game masih mendapat keuntungan dari lockdown dan peraturan kerja dari rumah (WFH) yang masih terjadi.

Pasar mobile memang masih tetap mendominasi pasar video game global dengan 52%, diikuti dengan game konsol dengan 28%, dan pasar PC berada di urutan terakhir dengan 20%. Dengan presentase tersebut, pasar game mobile berhasil menyumbang pendapatan hampir $100 miliar atau lebih tepatnya $93,2 miliar (Rp1,324 triliun).

Image credit: Newzoo

Padahal, Newzoo sendiri sempat memberikan prediksi pada awal tahun ini bahwa ada kemungkinan industri video game malah akan menyusut sebesar 1,1%. Prediksi para analis ini meleset karena masih tumbuh suburnya pasar game mobile, dan juga performa pasar PC dan konsol yang mampu melebihi ekspektasi.

Newzoo awalnya memperkirakan bahwa adanya berbagai masalah di industri game seperti penundaan game-game AAA serta kelangkaan konsol dan berbagai part PC yang terjadi akan mempengaruhi tren belanja para gamer tahun ini.

Pengamatan terhadap industri video game pada tahun ini juga memberikan fakta baru bahwa pasar video game tidak lagi menjadi bisnis musiman yang tergantung pada perilisan judul-judul terkenal seperti dahulu.

Image credit: Valve

Hal tersebut dikarenakan banyak game yang kini menggunakan model bisnis game-as-a-service yang konsisten terus mengeluarkan update berupa season pass, battle pass, atau bahkan ekspansi untuk game-nya. Sehingga, para publisher game tidak lagi dipusingkan dengan siklus perilisan game tahunan yang harus dicapai.

Fakta menarik lainnya datang dari pasar cloud gaming yang ternyata mengalami peningkatan cukup signifikan pada tahun ini. Bahkan pendapatan dari pasar cloud gaming mampu meningkat hingga dua kali lipat daripada tahun lalu.

Sektor video game lainnya, seperti esport juga mengalami pertumbuhan hingga 14,5% dari tahun lalu. Sektor pendukung seperti live streaming juga ikut naik sebesar 12,7% bila dibandingkan tahun sebelumnya. Bahkan Twitch mampu memecahkan rekor siarannya tahun ini dengan jumlah durasi tayangan yang mencapai 23,3 miliar jam.

Weird West, Immersive Sim Baru Ciptaan Kreator Dishonored, Ditunda Perilisannya Hingga Maret 2022

2022 punya banyak game yang sangat layak untuk dinantikan, belum lagi yang diumumkan di ajang The Game Awards 2021 kemarin. Salah satu yang paling saya tunggu-tunggu adalah Weird West, sebuah immersive sim karya WolfEye Studios. Awalnya dijadwalkan hadir di bulan Januari, sayang perilisannya terpaksa diundur sampai 31 Maret 2022.

Lewat Twitter, Devolver Digital selaku publisher-nya mengumumkan bahwa berdasarkan masukan dari para beta tester, Weird West masih perlu dipoles lebih lanjut agar bisa menjadi sesuatu yang benar-benar spesial untuk dimainkan. Pengumuman ini menerima banyak sambutan positif, menunjukkan bahwa gamer sebetulnya tidak keberatan menunggu lebih lama ketimbang disuguhi game yang belum matang seperti Cyberpunk 2077 maupun remaster GTA Trilogy.

Game development bukanlah pekerjaan yang mudah, apalagi kalau yang digarap adalah immersive sim yang terkenal sangat kompleks. Pendiri WolfEye Studios sekaligus creative director Weird West, Raphaël Colantonio, menjelaskan bahwa ada banyak sekali yang bisa terjadi dalam sebuah immersive sim, dan terkadang itu bisa menimbulkan sejumlah problem.

WolfEye memang baru berdiri sejak tahun 2019, namun Raphaël dan timnya sudah tidak asing lagi dengan genre immersive sim. Buat yang tidak tahu, Raphaël merupakan pendiri sekaligus pimpinan Arkane Studios selama 18 tahun. Selama di Arkane, Raphaël memimpin pengembangan game-game seperti Arx Fatalis, Dark Messiah, Dishonored, dan Prey, yang semuanya merupakan immersive sim.

Pada umumnya, immersive sim disajikan dalam perspektif orang pertama (first-person). Namun Weird West rupanya tidak demikian dan justru mengadopsi tampilan isometrik, membuatnya kelihatan mirip seperti RPG klasik macam Fallout. Namanya immersive sim, Weird West bakal membebaskan pemain melakukan apa saja dalam menjalankan misinya, sebab memang hampir tidak ada yang benar atau salah di kategori game semacam ini.

Juga unik adalah adanya lima playable character di Weird West, masing-masing dengan jalan ceritanya sendiri, akan tetapi konsekuensinya berkesinambungan. Buat yang penasaran dengan gameplay-nya, silakan tonton trailer-nya di bawah ini.

Sumber: PC Gamer.

Cetak Sejarah Baru, Hades jadi Game Pertama yang Menang Hugo Award

Tidak perlu diragukan jika Hades merupakansalah satu game indie terbaik yang pernah dibuat. Game yang dirilis tahun lalu ini berhasil memenangkan beragam penghargaan dan juga mendapat review yang sangat positif dari para gamer. Di 2021 ini, Hades bahkan akhirnya mencetak sejarah sebagai video game pertama yang memenangkan penghargaan Hugo Award.

Hugo Awards merupakan sebuah ajang penghargaan tahunan yang diadakan pada gelaran World Science Fiction Convention. Hugo Awards akan mengapresiasi berbagai macam karya fiksi ilmiah atau fantasi terbaik setiap tahunnya. Kategori video game menjadi kategori yang paling baru dalam penghargaan ini. Keputusan untuk mengikutsertakan video game diambil karena popularitas video game sebagai salah satu pilihan hiburan utama selama pandemi.

“Mulai awal 2020, banyak dari kita yang menghabiskan banyak waktu lebih dari yang kita bayangkan untuk bermain video game. Penghargaan ini akan memberikan kesempatan bagi para fans untuk merayakan game-game yang menurut mereka bermakna, menyenangkan, dan juga istimewa selama setahun ini.” ungkap Colette Fozzard, Co-chair dari Hugo Awards.

Persaingan yang terjadi dalam penghargaan perdana ini juga cukup sengit. Karene selain Hades, game-game yang berhasil masuk nominasi merupakan game yang juga tidak sedikit memperoleh penghargaan. Nominasi lainnya antara lain The Last of Us Part 2, Final Fantasy 7 Remake, Animal Crossing: New Horizons, Spiritfarer, dan juga Blaseball.

Kemenangan prestisius ini tentunya disambut gembira oleh sang developer, Supergiant Games yang sayangnya tidak dapat menghadiri langsung ajang penghargaan tersebut. Sang creative director Greg Kasavin akhirnya memberikan pidato penerimaan penghargaannya lewat cuitan di Twitter.

Dalam video-nya tersebut, Greg mengungkapkan bahwa dirinya dan tim merasa terhormat menjadi penerima penghargaan Hugo Award dalam kategori Best Video Game. Dirinya juga merasa bersyukur bahwa penghargaan tersebut kini mengakui hasil kerja orang-orang dalam industri video game, apalagi pengakuan tertinggi dari penghargaan tersebut diberikan kepada hasil kerja mereka.

Dengan ditetapkannya Hades sebagai video game terbaik pertama yang memperoleh penghargaan Hugo Awards serta semakin besarnya pengaruh video game terhadap semakin banyak orang, kemungkinan besar kategori video game terbaik ini dapat menjadi kategori permanen yang akan diadakan ke depannya.

Ubisoft Dilaporkan Ditinggal Banyak Karyawan Terbaiknya

Developer dan publisher game Ubisoft kelihatannya tengah mengalami tahun yang cukup berat. Game-game rilisan mereka tahun ini yang mendapat review kurang memuaskan, lagi kontroversi terhadap proyek NFT dari perusahaannya, hingga status sebagai perusahaan game yang paling dibenci di Twitter

Sayangnya hal tersebut tidak berhenti di situ. Karena, laporan terbaru oleh Axios menyebutkan bahwa Ubisoft tengah mengalami “great exodus”. Perusahaan game yang memiliki lebih dari 20.000 karyawan ini kini tengah mengalami pengunduran diri masal dari para karyawannya. Saking parahnya, proses pengembangan game-game Ubisoft selanjutnya jadi ikut terganggu.

Informasi yang didapat dari dua sumber rahasia tersebut bahkan membeberkan bahwa Ubisoft telah kehilangan 5 dari total 25 developer terbaiknya yang sebelumnya mengerjakan Far Cry 6 dan, lebih parahnya, mereka juga kehilangan 12 dari 50 developer terbaiknya yang mengerjakan Assassin’s Creed Valhalla.

Penyelidikan lebih lanjut menunjukkan bahwa mayoritas orang yang mengundurkan diri dari Ubisoft merupakan para developer Top-level. Bahkan menurut riset yang dilakukan terhadap halaman LinkedIn milik Ubisoft Quebec dan Ubisoft Montreal menunjukkan bahwa kedua studio tersebut mengalami penurunan karyawan hingga 60 orang dalam kurun waktu 12 bulan.

Image credit: Ubisoft Montreal

Mayoritas karyawan yang hengkang tersebut menyebutkan masalah rendahnya gaji yang diberikan serta tingginya jam kerja. Selain itu, banyak karyawan yang merasa frustasi dengan arah kreatif yang diambil oleh Ubisoft. Hal ini membuat banyak developer senior memilih keluar dari Studio untuk menjajal hal baru.

Namun di sisi lain para developer baru juga kebingungan dengan tugas mereka yang akhirnya membuat mereka ikut keluar. Bahkan seorang mantan developer Ubisoft bercerita bahwa dirinya dihubungi oleh koleganya yang masih bekerja di Ubisoft untuk membantu mereka menyelesaikan masalah terkait salah satu game-nya karena memang sudah tidak ada anggota yang memahami sistemnya.

Apalagi pihak eksekutif Ubisoft mengatakan bahwa kondisi yang mereka alami tersebut masih berada di level normal untuk skala industri. Hal ini membuat lebih sulit menentukan seberapa buruk kondisi yang tengah dialami Ubisoft.

Namun bila jajaran eksekutif tidak segera menangani masalah yang dialami oleh para developer-nya, maka masalah ini akan terus menjadi semakin besar karena akan semakin banyak juga proyek masa depan Ubisoft yang akan terkendala.

Henry Cavill Ingin Bermain di Film Adaptasi Red Dead Redemption

Sebagai seorang mega aktor sekaligus seorang gamer membuat Henry Cavill sangat menyukai perannya dalam film adaptasi video game. Apalagi setelah kesuksesannya dalam memerankan karakter Geralt dalam serial Netflix The Witcher yang baru saja merilis musim keduanya.

Namun, keinginan Cavill untuk memerankan karakter video game kelihatannya masih jauh dari kata selesai. Dalam sebuah wawancara dengan Game Reactor, Cavill ditanya apakah ada video game lain yang ingin ia adaptasi ke film atau serial Netflix dan ia perankan.

Dengan hati-hati aktor berkebangsaan Inggris ini menjawab bahwa dirinya baru saja mulai bermain Red Dead Redemption 2 dan Cavill terlihat antusias bila nantinya game tersebut diadaptasi menjadi sebuah film atau serial yang dapat ia perankan.

Image Credit: Netflix

“Aku tahu bahwa aku agak terlambat untuk bermain Red Dead Redemption 2, tapi aku mulai memainkannya dan aku sangat menikmatinya. Jadi, sesuatu seperti itu kupikir akan menyenangkan untuk diadaptasi menjadi film.” Ungkap Cavill.

Pernyataan tersebut tentunya membuat fans Henry Cavill maupun fans Red Dead Redemption ramai membicarakannya di media sosial. Beberapa tentu gembira bila nantinya Rockstar memberi lampu hijau kepada film adaptasi ini, dan Cavill akan menjadi protagonis utamanya.

Namun sayangnya Rockstar merupakan salah satu publisher game yang tidak menunjukkan antusiasmenya terhadap konsep film adaptasi video game. Meskipun Rockstar sendiri sempat mengadaptasi film layar lebar menjadi video game lewat The Warriors.

Padahal, hampir semua judul milik Rockstar mengedepankan sisi sinematik seperti Red Dead, Grand Theft Auto, L.A. Noire, dan juga Bully. Fans juga telah lama menginginkan agar Rockstar membuat sebuah film adaptasi dari judul-judul terbaiknya. Tetapi pada akhirnya semua permintaan tersebut tidak pernah ditanggapi serius oleh Rockstar.

Di sisi lain film adaptasi video game memang menjadi salah satu konsep yang sedang naik daun. Berbagai franchise game besar melakukan kesepakatan dengan berbagai rumah produksi film untuk membuat film adaptasinya.

Beberapa judul bahkan berhasil mendulang kesuksesan seperti The Witcher, Mortal Kombat, Sonic, dan juga Detective Pikachu. Dan dengan nama besar Henry Cavill yang mengatakan ingin membawa seri Red Dead Redemption ke layar lebar, siapa tahu Rockstar akan mengubah pendiriannya di masa depan.