RRQ Ryu Pimpin Klasemen Akhir PMPL ID Season 4 2021: Regular Season

PUBG Mobile Pro League (PMPL) ID Season 4 2021 sudah mengakhiri babak Regular Season-nya. RRQ Ryu tampil sebagai juara Regular Season setelah bermain sengit dengan 19 tim peserta lainnya selama 3 minggu ini. RRQ Ryu berhasil unggul atas lawan kuat lainnya seperti Bigetron RA, Aura Esports, dan LIVESCAPE.

Pada minggu kedua Super Weekends kemarin, RRQ Ryu tampil dari posisi kedua di bawah BONAFIDE. Meskipun hanya mengumpulkan poin sebanyak 104 dan tanpa Winner-Winner Chicken Dinner, namun RRQ Ryu masih bisa menyusul BONAFIDE sekaligus memimpin klasemen akhir dengan poin akhir sebesar 392.

Image Credit: PUBG Mobile Esports Indonesia

Sementara itu BONAFIDE yang bisa mencuri posisi puncak klasemen pada minggu kedua kemarin, malah tampil buruk di minggu ketiga ini. Mereka hanya mampu mengumpulkan poin sebesar 73 pada minggu ini dan mengoleksi total poin keseluruhan 377 poin. BONAFIDE harus puas melorot ke posisi 3 klasemen akhir PMPL ID Season 4 2021.

Tim-tim kuat PUBG Mobile Indonesia tampil trengginas di minggu ketiga ini. Mereka bisa dikatakan terlambat panas karena penampilan buruk di 2 minggu awal. Aura Esports berhasil mengamankan posisi kedua Super Weekends minggu ketiga dengan 174 poin sekaligus mendongkrak posisinya di klasemen akhir menjadi runner-up dengan 390 poin.

Image Credit: PUBG Mobile Esports Indonesia

LIVESCAPE, Genesis Dogma GIDS, dan Bigetron RA tampil memuaskan dengan finis di posisi 3, 4, dan 5 berturut-turut. Hasil tersebut menaikan posisi ketiga tim tersebut di klasemen akhir PMPL ID Season 4 2021 ini. 16 tim teratas klasemen akhir Regular Season PMPL ID Season 4 2021 nantinya akan bertanding lagi dalam turnamen PMPL ID Season 4 2021 Country Finals.

Sedangkan 4 tim terbawah klasemen PMPL ID Season 4 2021 yakni Eagle 365 Esports, ONIC Esports, Supply Bang, dan Maruszama Echo harus terdegradasi dari PMPL ID Season 5 mendatang dan gagal lolos ke dalam PMPL ID Season 4 2021 Country Finals. Sementara itu RRQ Ryu, sebagai juara regular season PMPL ID Season 4 2021, berhak atas slot menuju PMPL SEA Championship Season 4 dan uang tunai sebesar $7.300 atau sekitar Rp100 juta.

Spider-Man 2 Bakal Rilis 2023, Tiongkok Perlambat Proses Peluncuran Game

Minggu lalu, Insomniac Games mengumumkan bahwa Spider-Man 2 akan diluncurkan pada 2023. Game tersebut akan tersedia eksklusif untuk PlayStation 5. Pada minggu yang sama, pemerintah Tiongkok meminta bantuan dari perusahaan game, seperti Tencent dan NetEase, untuk mengurangi waktu bermain game dari gamers di bawah umur. Sementara itu, Epic Games mengungkap bahwa mereka akan menutup platform Houseparty.

Beijing Memperlambat Proses Persetujuan Peluncuran Game Baru

Game yang akan diluncurkan di Tiongkok harus melalui proses persetujuan dari pemerintah. Dan minggu lalu, pemerintah Tiongkok mengumumkan, mereka akan memperlambat proses persetujuan game baru yang akan diluncurkan. Sebelum mengumumkan hal tersebut, pemerintah Tiongkok memanggil eksekutif dari Tencent dan NetEase, dua perusahaan game besar di Tiongkok. Dikabarkan, pemerintah Tiongkok meminta kedua perusahaan itu agar tidak hanya fokus pada keuntungan perusahaan. Pemerintah ingin agar perusahaan-perusahaan game membantu usaha mereka dalam mencegah anak di bawah umur untuk menghabiskan waktu terlalu banyak untuk bermain game.

“Pemerintah memerintahkan perusahaan dan platform game untuk memperketat proses penyaringan konten di game mereka,” tulis Xinhua News Agency, media resmi pemerintah Tiongkok, seperti dikutip dari GamesIndustry. “Konten tidak senonoh atau konten yang mengandung kekerasan, serta konten yang menciptakan kebiasaan tidak sehat, seperti menuhankan uang, semua konten itu harus dihapus.”

Spider-Man 2 Bakal Rilis 2023, Eksklusif untuk PS5

Dalam PlayStation Showcase Event, Insomniac Games mengumumkan  bahwa mereka sedang mengembangkan Spider-Man 2. Game tersebut akan diluncurkan pada 2023, eksklusif untuk PlayStation 5. Insomniac mengungkap, Spider-Man 2 akan melanjutkan cerita dari Peter Parker dan Miles Morales. Selain itu, Venom juga akan tampil di game tersebut.

Spider-Man 2 akan digarap oleh orang-orang yang mengembangkan game Spider-Man pertama, termasuk Creative Director, Bryann Intihar dan Game Director Ryan Smith. Selain itu, Yuri Lowenthal juga akan kembali menjadi pengisi suara Peter Parker dan Nadji Jeter mengisi suara untuk Miles Morales.

“Membuat game yang bisa menunjukkan kemampuan PlayStation 5 memang menantang. Tapi, kami juga tertarik untuk membuat kisah baru tentang Peter Parker dan Miles Morales di game ini,” kata Ryan Schneider, Chief Brand Officer, Insomniac Games, seperti dikutip dari IGN. “Sama seperti game Spider-Man kami sebelumnya, kami tidak hanya ingin menampilkan cerita tentang seorang super hero di Spider-Man 2. Melalui game itu, kami juga menunjukkan sisi manusiawi di balik topeng para pahlawan.”

Epic Games Bakal Tutup Aplikasi Houseparty

Epic Games mengumumkan bahwa mereka akan memberhentikan aplikasi video chatting Houseparty pada bulan depan. Saat ini, aplikasi itu sudah tidak lagi tersedia di toko aplikasi digital. Namun, bagi orang-orang yang telah mengunduh Houseparty, mereka masih menggunakan aplikasi itu hingga Oktober 2021. Setelah Houseparty ditutup, tim yang mengembangkan aplikasi itu akan dipindahkan ke divisi lain di Epic untuk mengembangkan metaverse.

“Sejak bergabung dengan Epic, teknologi dan visi dari Houseparty telah digunakan untuk mengembangkan berbagai fitur baru di Fortnite, yang dimainkan oleh ratusan juta orang, serta dimanfaatkan oleh para developer game,” tulis Houseparty, menurut laporan GamesIndustry. “Karena itu, kami tidak bisa memberikan perhatian yang seharusnya pada komunitas kami.”

Platform Matchmaking Kohai Dirilis di Malaysia

Minggu lalu, platform matchmaking Kohai diluncurkan di Malaysia. Melalui Kohai, para gamers di Malaysia akan bisa mencari pelatih untuk mobile game, seperti PUBG Mobile dan Mobile Legends, secara gratis. Platform ini ditujukan untuk gamers amatir yang ingin bisa menjadi pemain profesional atau sekadar ingin bisa meningkatkan ranking mereka di game.

Platform matchmaking, Kohai, dari Malaysia. | Sumber: IGN

Versi beta dari platform Kohai telah diluncurkan pada Mei 2021. Dan platform itu cukup diminati. Buktinya, ada lebih dari 43 ribu orang yang mendaftarkan diri. Menurut laporan IGN, saat ini, Kohai hanya menawarkan pelatihan untuk dua mobile game, yaitu Mobile Legends dan PUBG Mobile. Namun, ke depan, mereka berencana untuk menambah judul game yang tersedia.

Berlaku Rasis Saat Siaran, Streamer Terkena Protes

Sejak diluncurkan pada tahun lalu, Genshin Impact berhasil membangun fanbase yang cukup besar. Hal ini menarik sejumlah streamers untuk membuat konten tentang game tersebut. Salah satunya adalah Tenha, seorang kreator konten asal Korea Selatan. Biasanya, dia membuat video guide mengenai Genshin Impact. Salah satunya adalah video tentang Keqing, yang dia unggah pada 5 September 2021. Video tersebut memulai perdebatan antara Tenha dengan Kylorren_Lol, streamer asal Argentina yang biasa membuat konten League of Legends dalam bahasa Spanyol.

Belakangan, Kylorren mulai membuat konten tentang Genshin Impact. Dan dia ingin membuat video tentang reaksinya akan video Keqing buatan Tenha. Namun, Tenha menyebutkan bahwa dia tidak memberikan izin pada Kylorren untuk menggunakan video yang dia buat. Tak lama setelah itu, Kylorren mengadakan siaran langsung, seperti yang disebutkan oleh Kotaku.

Dalam siaran itu, Kylorren berkata, “Orang-orang Asia memang seperti itu. Saya pernah bekerja untuk warga Tiongkok dan mereka sangat tidak menyenangkan. Mereka adalah orang-orang paling tidak baik di dunia.” Siaran berbau rasis tersebut menuai protes, termasuk dari para kreator konten. Tak hanya itu, video tersebut juga mendorong diskusi tentang rasisme pada orang-orang Asia di komunitas Genshin. Kylorren lalu membuat video permintaan maaf pada Tenha. Hanya saja, dalam video tersebut, dia terus menyebut Tenha sebagai warga Tiongkok. Padahal, Tenha berasal dari Korea Selatan.

5 Pemain Veteran Dota 2 yang Gagal Lolos Menuju The International 10

The International 10 belum juga resmi digelar namun banyak cerita sudah mewarnai gelaran tahunan terbesar Dota 2 ini. Mulai dari turnamen yang tadinya direncanakan digelar pada tahun 2020 kemarin harus ditunda karena pandemi COVID-19 hingga sengitnya persaingan DPC musim ini.

Sengitnya persaingan DPC musim ini membuat beberapa tim kuat gagal lolos menuju TI 10. Beberapa nama tim kuat yang gagal lolos antara lain Team Nigma, Team Liquid, Tundra Esports, NAVI, hingga EHOME. Selain itu sengitnya persaingan DPC musim ini juga membuat beberapa pemain veteran Dota 2 juga gagal lolos menuju TI 10.

Siapa saja mereka? Berikut daftar 5 pemain veteran Dota 2 juga gagal lolos menuju TI 10:

1. KuroKy

Image Credit: WePlay

Kegagalan Team Nigma untuk lolos ke dalam The International 10 mengejutkan banyak pihak. Pasalanya Team Nigma merupakan salah satu tim Dota 2 papan atas di Eropa. Selain itu squad Team Nigma juga diisi oleh mantan pemain Team Liquid yang berhasil menjuarai TI 7 dan runner-up TI 9 kemarin.

Sayangnya performa dari KuroKy dan kawan-kawan terus menurun sepanjang tahun 2021 ini. Mereka hanya mampu finis di urutan 13 klasemen akhir DPC 2021. Sementara tim yang lolos menuju TI 10 hanya diambil 12 tim teratas saja. Kemudian pada babak kualifikasi TI 10, Team Nigma juga tampil buruk setelah dikalahkan oleh OG di final lower bracket.

Kini rekor penampilan KuroKy di TI sudah terhenti. Sebelumnya KuroKy menjadi salah satu pemain yang tidak pernah absen selama gelaran The International Dota 2 berangsung sejak 2011 silam. Kemudian, sebagai pemain veteran, KuroKy juga menyandang pemain dengan 1.000 kemenangan di pertandingkan kompetitif Dota 2 dan menjadi pemain dengan penggunaan jumlah hero terbanyak di dunia profesional.

2. Dendi

Image Credit: EsportsJunkie

Ikon Dota 2 Dendi untuk kesekian kalinya gagal lolos ke dalam The International. Terakhir kali Dendi bertanding pada gelaran TI adalah pada tahun 2016 silam bersama NAVI. Sayangnya setelah 5 tahun berjuang, Dendi masih belum bisa menembus turnamen nomor 1 Dota 2 ini.

Memang semenjak Dendi memutuskan keluar dari NAVI pada tahun 2018 kemarin dan membentuk timnya sendiri, performanya terus menurun. Juara TI 1 dan finalis TI 2 serta TI 3 tersebut terus berkutat di papan tengah turnamen Dota 2 di kawasan CIS.

Hingga akhirnya musim ini bersama tim B8, Dendi masih belum mampu mengembalikan performanya. Usianya yang saat ini sudah mencapai 31 tahun sepertinya juga menjadi penyebab turunnya performanya. Meskipun begitu Dendi tetaplah Dendi, sang ikon veteran dan legenda Dota 2.

3. Sylar

Image Credit: Starladder

Sylar adalah pemain Dota 2 asal Tiongkok yang sudah terjun ke dunia kompetitif Dota 2 pada tahun 2011 silam. LGD Gaming adalah tim pertama yang merekrut Sylar di usiannya yang ke 18 tahun. Sylar membawa tim-tim yang dia bela menjadi tim papan atas di kompetisi Dota 2 Tiongkok maupun internasional.

Sayangnya performa tim yang dia bela selalu naik turun. Meskipun selalu tampil apik di setiap turnamen yang dijalani, namun timnya kesulitan untuk memenangkan sebuah turnamen. Sylar sudah tampil sebanyak 5 kali dengan 3 tim yang berbeda di gelaran The International. Namun tidak sekalipun berhasil menjuarainnya. Prestasi terbaiknya adalah 1 kali juara 2 bersama Vici Gaming di tahun 2014 dan 2 kali juara 3 bersama LGD Gaming di tahun 2012 dan 2015.

Musim ini Sylar bermain untuk tim EHOME. Persaingan ketat Dota 2 di Tiongkok membuatnya kesulitan untuk menembus papan atas turnamen. Pada babak kualifikasi TI 10 kemarin, EHOME gagal lolos setelah dikalahkan oleh Elephant di partai final.

4. EternaLEnVy

Image Credit: DreamHack

Siapa penggemar esports Dota 2 yang tidak mengenal EternaLEnVy? Pemain asal Amerika Serikat yang mempunyai julukan lain bernama EE Sama tersebut mempunyai kemampuan bermain Dota 2 yang mengagumkan. Sayangnya banyak juga skandal yang melibatkan dirinya dalam kiprahnya di kompetisi profesional.

EternaLEnVy pertama kali terjun ke dunia esports Dota 2 pada tahun 2012 silam bersama No Tidehunter. No Tidehunter adalah pemain berbakat di game Heroes of Newerth sebelum memutuskan untuk pindah ke Dota 2. Puncak kejayaan karir EternaLEnVy terjadi pada tahun 2014 saat tergabung bersama Cloud 9. Sayangnya EternaLEnVy hanya mampu finis di urutan 5 besar gelaran The International 2014.

Selanjutnya karir dari EternaLEnVy tidak menentu. Dia sering sekali berpindah pindah tim setelah dream team Cloud 9 memutuskan untuk bubar. Beberapa tim besar pernah EternaLEnVy bela seperti Team Secret, Team NP, dan Fnatic. Pada tahun 2021 ini performanya juga semakin menurun. EternaLEnVy bermain untuk 3 tim pada tahun ini yakni Black N Yellow, bumble bEE’s, dan terakhir 4 Zoomers.

5. Aui_2000

Image Credit: techinasia

Aui_2000 juga merupakan salah satu pemain veteran yang gagal lolos ke dalam The International 10 mendatang. Aui_2000 mengawali karir Dota 2 bersamaan dengan EternaLEnVy yakni pada tahun 2012 silam. Kedua pemain bertemu dan membentuk tim yang akhirnya bernama Cloud 9.

Setelah Cloud 9 bubar pada tahun 2015, karir Aui_2000 berbeda dengan EternaLEnVy. Aui_200 selalu tampil konsisten dan membela tim-tim besar. Beberapa contohnya adalah Evil Geniuses, Digital Chaos, dan Team NP. Bersama Evil Geniuses Aui_2000 berhasil menjuarai The International 2015 silam.

Setelah itu Aui_2000 memilih untuk menjadi coach sebelum akhirnya kembali menjadi pemain lagi pada tahun 2019. Pada tahun 2021 ini Aui_2000 tergabung bersama Arkosh Gaming. Sayangnya penampilannya tidak mampu membawa tim asal Kanada ini melaju ke TI 10.


Itulah tadi 5 pemain veteran yang gagal lolos menuju The International 10. Meskipun mempunyai pengalaman yang banyak namun usia yang semakin bertambah sepertinya tidak bisa ditutupi. Kita lihat saja apakah mereka masih akan terus bermain dan berjuang untuk dapat mengikuti The International 11 mendatang.

Build Terbaik Raiden Shogun Genshin Impact: Senjata, Komposisi Tim, dan Tips

Raiden Shogun adalah karakter baru berelemen Electro pertama di Genshin Impact yang diperkenalkan pada versi 2.1, bersamaan dengan Kujou Sara.

Ia merupakan Archon ketiga, dari tujuh Archon yang ada di Teyvat, yang bersemayam di Inazuma. Ia diperkenalkan sebagai Archon Electro, setelah Venti dan Zhongli dirilis. Mengingat kemampuan kedua Archon pendahulunya yang sangat kuat, apakah Raiden Shogun mampu mengimbangi mereka?

Overview

Genshin Impact mendeskripsikan Raiden Shogun sebagai karakter support. Ia memiliki skillset dan gameplay yang unik. Secara sederhana, Raiden Shogun memberikan damage Electro, baik melalui Elemental Skill maupun Burst-nya, sekaligus mengisi energy mereka masing-masing saat Elemental Burst-nya aktif.

Elemental Skill Raiden Shogun mampu menghasilkan damage Electro setiap kali sebuah karakter memberikan damage ke musuh sekitarnya, baik sedang aktif di field ataupun tidak. Durasi Elemental Skill-nya sangat panjang, namun dengan cooldown yang cukup pendek. Hal ini menjadikan Elemental Skill-nya selalu siap dipakai.

Kelemahannya, skill ini hanya akan bekerja setiap kali karakter memberikan damage ke musuh dan bukan setiap kali karakter aktif menyerang. Maka dari itu, skill ini tidak dapat menembus shield Abyss Mage dan sejenisnya. Skill ini masih bisa aktif apabila mengenai armor Fatui atau Lawachurl.

Elemental Burst Raiden Shogun akan memberikan damage dan akan mengubah serangan Raiden Shogun menjadi Electro selama beberapa detik. Selain itu, setiap kali Raiden berhasil menyerang musuh, ia akan mengisi energi satu tim.

Pada Elemental Skill dan Burst-nya, ada dua mekanik yang patut diperhatikan. Raiden Shogun akan memberikan tambahan damage untuk Elemental Burst satu tim, berdasarkan konsumsi energi mereka. Semakin besar cost-nya, maka bonus yang diberikan juga semakin besar.

Mekanik yang kedua adalah Resolve Stack. Setiap kali Elemental Burst satu tim diaktifkan, maka semakin kuat pula Elemental Burst milik Raiden Shogun yang diaktifkan setelahnya. Indikatornya dapat dilihat dari lingkaran ungu yang ada di belakang karakter aktif.

Maka dari itu, disarankan untuk menggunakan Elemental Burst dari karakter lain, sebelum memakai Elemental Burst Raiden Shogun. Resolve Stack akan terisi penuh, apabila lingkaran di belakang karakter menyala sepenuhnya.

Artefak

Artefak yang disarankan untuk Raiden Shogun adalah 4 Emblem of Severed Fate, karena sebagian besar kekuatannya terletak pada Elemental Burst. Selain itu, melalui talenta pasifnya, setiap Energy Recharge yang dimilikinya akan memberikan tambahan Electro Damage Bonus.

Sebagai artefak alternatif, Anda dapat memakai antara 2 Noblesse Oblige, 2 Emblem of Severed Fate, dan 2 Thundering Fury. Namun untuk artefak alternatif ini, hanya disarankan apabila Anda belum memiliki 4 Emblem of Severed Fate yang baik.

Untuk statnya, Raiden Shogun menginginkan Energy Recharge yang cukup besar. Selain karena energy cost Raiden yang berjumlah 90, Energy Recharge juga berfungsi sebagai damage tambahan. Dengan memiliki 200% Energy Recharge saja, Raiden Shogun sudah memiliki Electro Damage Bonus yang hampir setara dengan +20 Goblet.

Main Stat: ATK% / Energy Recharge / Electro Damage Bonus?

Stat yang ideal merupakan kunci untuk performa Raiden Shogun yang optimal. Namun bagaimanakah menentukan stat yang benar?

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, Energy Recharge Raiden Shogun memberikan Electro Damage Bonus. Namun Energy Recharge yang terlalu banyak menjadikan damage Raiden Shogun tidak optimal, apabila Attack-nya rendah. Maka dari itu, perlu diperhatikan kapan memakai main stat pada artefak, antara Energy Recharge atau ATK%.

Main stat yang dimaksud di sini adalah main stat untuk Sands of Eon. Untuk Goblet of Eonothem, Anda dapat memakai artefak dengan main stat ATK% atau Electro Damage Bonus. Keduanya akan memberikan output yang relatif sama. Maka dari itu, pakailah artefak yang memiliki sub stat yang lebih baik. Untuk Circlet of Logos, tetap memakai Crit Rate/DMG.

Jika Energy Recharge Raiden Shogun ada di antara 200%-250%, hanya dari senjata dan sub stat artefak, maka Anda bisa memakai main stat ATK%. Sedangkan apabila Raiden Shogun memakai senjata dengan sub stat selain Energy Recharge, maka Anda sebaiknya menggunakan Sands of Eon dengan main stat Energy Recharge.

Prioritas sub stat :

  1. Crit Rate/DMG
  2. Energy Recharge
  3. Atk%
  4. Elemental Mastery

Senjata

Untuk senjata, akan dibagi menjadi dua kategori, yakni senjata terbaik dan senjata F2P terbaik.

Senjata terbaik Raiden Shogun dipegang oleh Engulfing Lighning. Senjata ini memang didesain untuk Raiden Shogun, baik secara stat, visual dan efek pasifnya. Senjata ini dapat memenuhi kebutuhan Energy Recharge dan Attack Raiden Shogun dengan jumlah yang besar.

Untuk senjata alternatifnya, Anda dapat memakai Primordial Jade Winged Spear, Skyward Spine, Staff of Homa, Vortex Vanquisher dan Deathmatch. Senjata bintang 5 tentu memiliki base attack yang lebih tinggi dibandingkan dengan senjata bintang 4, jadi disarankan untuk memakainya.

Untuk senjata F2P terbaik, Anda dapat memakai The Catch. Senjata ini bisa Anda dapatkan dari fitur memancing, yang diperkenalkan pada versi 2.1. Sub stat Energy Recharge dan juga efek pasifnya sangat cocok untuk Raiden Shogun.

Untuk senjata F2P alternatif, Anda dapat menggunakan Favonius Lance, Prototype Starglitter, atau Blackcliff Pole.

Komposisi Tim

Quickswap adalah sebuah istilah yang dipakai untuk komposisi tim yang gameplay-nya lebih bertumpu di rotasi dan penggunaan Elemental Skill & Burst, dibandingkan hanya memakai satu main DPS. Umumnya tim ini berisikan sub DPS dan support.

Raiden Shogun memiliki sinergi yang bagus di tim ini. Selain memberikan damage yang cukup besar, ia dapat membantu mengisi energi yang diperlukan oleh satu tim. Salah satu contoh tim Quickswap yang disarankan berisi Raiden Shogun, Xiangling, Xingqiu, dan Bennet. Selain berisikan sub DPS yang kuat dan mudah didapatkan, tim ini akan memanfaatkan reaksi Vaporize, Overload, dan Electro-charged secara bersamaan.

Eula dan Raiden Shogun memiliki sinergi yang bagus. Selain untuk mengakses Superconduct, Raiden Shogun dapat meningkatkan damage Elemental Burst milik Eula serta mengisi energinya. Kebutuhan energi yang besar selalu menjadi masalah utama Eula dan Raiden Shogun dapat menyelesaikannya. Salah satu contoh tim ini adalah Raiden Shogun, Eula, Beidou, dan Diona. Anda dapat mengganti Beidou dengan Fischl, apabila sedang menghadapi boss atau musuh single target.

Selain Eula, karakter spesifik yang memiliki sinergi dengan Raiden Shogun adalah Tartaglia atau Childe. Komposisi yang dimaksud adalah Firework, namun mengganti Fischl dengan Raiden Shogun. Komposisi tim ini akan memanfaatkan reaksi Electro-charged untuk menghabisi musuh dalam jumlah yang banyak.

Tartaglia memang tidak memiliki masalah Energi, namun ia memiliki masalah saat Elemental Skill-nya sedang cooldown. Raiden Shogun dapat mengisi kekosongan tersebut. Anda dapat mengganti Bennet dengan Healer atau Shielder.

sumber: Genshin Impact

Tips & Tricks

Berikut ini merupakan beberapa tips dan trik yang mungkin bisa Anda gunakan:

  • Komposisi tim dapat mempengaruhi banyaknya Energy Recharge yang diperlukan Raiden Shogun. Apabila ada karakter Electro lain di tim, maka 180-200% Energy Recharge sudah cukup. Dan jika Raiden Shogun hanya karakter Electro yang ada di tim, Energy Recharge disarankan ada di atas 200%.
  • Walaupun kombinasi antara Beidou dan Raiden Shogun terlihat menarik, namun kombo ini tidak bisa dipakai. Elemental Burst milik Beidou tidak akan bekerja selama Raiden Shogun menyerang saat Elemental Burst-nya berlangsung. Hal ini telah dinyatakan oleh miHoYo secara resmi.
  • Memang setiap pemakaian Elemental Burst satu tim akan memperkuat Burst milik Raiden Shogun, namun bukan berarti pengaktifan Elemental Burst Raiden Shogun harus menunggu Resolve Stack penuh. Jangan sampai Resolve Stack yang belum penuh menghalangi rotasi yang mengakibatkan damage yang tidak optimal.
  • Apabila Anda memiliki Yoimiya atau karakter pyro lainnya, Anda juga dapat memasangkannya dengan Raiden Shogun. Namun perlu diperhatikan bahwa dengan menghasilkan reaksi Overload, maka Anda harus mengejar musuh yang terpental. Hal ini terkadang cukup mengganggu rotasi karena butuh waktu lebih untuk mengejar musuh tersebut.

Penutup

Seperti karakter lainnya, Raiden Shogun memiliki kelebihan dan kekurangan. Memang Raiden Shogun belum bisa menyaingi kekuatan kedua Archon sebelum dirinya, namun bukan berarti karakter ini merupakan karakter yang buruk.

Raiden Shogun mampu membuka sebuah variasi tim yang berbeda dan bahkan mampu mengubah build artefak beberapa karakter karena menawarkan pengisian energi. Hal tersebut dapat dilihat dari sinerginya bersama Eula.

Untuk saat ini, Raiden Shogun memberikan solusi terhadap permasalahan yang belum ada. Kondisi ini mirip dengan saat Archon Geo, Zhongli, pertama kali dirilis pada versi 1.1. Pada saat itu, belum banyak musuh yang mengharuskan pemain untuk membawa karakter Shielder. Hal tersebut sudah jauh berbeda dibandingkan dengan sekarang di versi 2.1, dengan munculnya musuh seperti varian Geovishap dan Azdaha, yang akan memberikan damage besar kepada pemain tanpa shield.

Epic Akhirnya Dinyatakan Menang dalam Gugatannya Melawan Apple

Perseteruan antara Epic melawan Apple menjadi salah satu perseteruan terbesar di dalam industri game. Berawal dari Epic yang tidak terima atas aturan Apple yang melarang para pemain Fortnite melakukan transaksi di luar App Store, berujung dengan tuntutan terhadap Apple karena ditariknya game Fortnite dari Apple App Store.

Setelah kurang lebih satu tahun bergulat di meja hijau, dengan munculnya berbagai informasi yang terkuak dari industri game dan terseretnya berbagai pihak ke dalam persidangan Epic melawan Apple ini, akhirnya hakim mengeluarkan hasil persidangan.

Hakim Yvonne Gonzales Rogres akhirnya mengeluarkan putusan akhir yang menyatakan bahwa Apple tidak bisa lagi melarang para pengembang mengarahkan penggunanya untuk menggunakan pembayaran pihak ketiga. Putusan tersebut merupakan pukulan besar bagi kebijakan pembayaran eksklusif oleh App Store yang berusaha dibela selama setahun ini.

Hal tersebut berarti, dalam kurun waktu paling lambat 90 hari ke depan, Apple harus membebaskan aplikasi-aplikasi yang ada di dalam App Store untuk menggunakan metode pembayarannya masing-masing yang mungkin tidak akan terkena potongan dari Apple. Hasil ini dianggap menjadi kemenangan terhadap industri game khususnya kepada para developer dan publisher game yang mengedarkan aplikasinya lewat App Store.

Namun di sisi lain, Apple juga memenangkan perkara tentang tuduhan Apple sebagai perusahaan yang memonopoli pasar. Hakim menganggap bahwa capaian Apple merupakan sebuah kesuksesan dan hal tersebut tidak ilegal.

Pada akhirnya Epic diwajibkan harus membayar kerugian kepada Apple sebesar $12 juta atau sekitar Rp168 miliar karena Epic Games dianggap telah melanggar kontrak kerja sama dengan App Store dengan memberikan metode pembayaran piihak ketiga.

Usai persidangan panjang tersebut bos dari Epic Games, Tim Sweeney juga mengeluarkan pendapatnya tentang hasil persidangan dengan menyebut bahwa putusan tersebut bukan menjadi kemenangan bagi para developer dan konsumen. Dirinya menyebut bahwa Epic Games memperjuangkan hak miliaran konsumen untuk mendapatkan keadilan untuk urusan metode pembayaran di dalam aplikasi.

Tim juga mengatakan bahwa Fortnite akan kembali ke App Store ketika Epic diperbolehkan memberikan pilihan metode pembayaran milik mereka demi kompetisi yang adil terhadap metode pembayaran yang dibuat oleh Apple. Namun pengadilan memberikan kuasa penuh untuk masalah pengembalian Fortnite ke dalam App Store kepada Apple.

Pemerintah Tiongkok Minta Publisher Game Kurangi Fokus Cari Keuntungan

Pemerintah Tiongkok semakin serius memerangi kecanduan bermain game untuk anak-anak. Setelah membatasi durasi bermain game anak-anak dan remaja pada beberapa waktu lalu, kali ini mereka memanggil langsung perusahaan yang bersentuhan langsung.

Pada hari Rabu (8/11), kedua perusahaan raksasa asal Tiongkok, Tencent dan NetEase, dipanggil pemerintah Tiongkok untuk membahas beberapa permintaan. Kedua perusahaan tersebut memegang andil terbesar pada game online di Tiongkok.Pertemuan tersebut dilakukan di Beijing.

Pemerintah Tiongkok meminta kedua perusahaan tersebut untuk mengurangi fokus mereka untuk mengejar keuntungan atau pun menarik perhatian pemain. Mereka meminta untuk mengubah desain dari sebuah game yang mengakibatkan kecanduan. Perusahaan yang tidak mematuhi kebijakan ini akan mendapatkan sanksi.

Pada pertemuan tersebut, dibahas pula mengenai evaluasi konten di game, terutama game-game yang memiliki nilai yang bertentangan dengan budaya mereka, seperti pemujaan uang dan homoseksual. Mereka menyatakan bahwa perusahan perlu mempertegas regulasi, saat bersinggungan dengan monetisasi dan menghentikan mekanisme game, yang bertujuan hanya untuk mencari keuntungan.

via: daydaynews.cc

Tencent dan NetEase mendukung penuh permintaan terebut. Tencent menyatakan bahwa mereka mendukung permainan game yang sehat dan akan sangat serius memerhatikan kesehatan fisik dan mental generasi muda. Mereka mengapresiasi arahan dan instruksi dari pemerintah dan akan bekerja keras untuk sepenuhnya patuh atas segala aturan yang berkaitan dengan kecanduan game anak-anak muda dan regulasi konten.

NetEase juga menyatakan akan mengikuti semua aturan dan instruksi dengan patuh. “Kami akan melanjutkan upaya kami untuk memberikan lebih banyak lagi game berkualitas dan akan mempromosikan sebuah lingkungan bermain game yang sehat dan bertanggungjawab untuk pemain muda, sembari membangun dan mempromosikan sebuah lingkungan serupa di Tiongkok.” Kata NetEase dalam sebuah pernyataan.

Pertemuan tersebut berdampak pada saham dari kedua perusahaan tersebut. Menurut Bursa Saham Tiongkok, per tanggal 9 September, saham Tencent turun sebesar 11% dan NetEase sebesar 8,5% setelah pertemuan tersebut.

Walaupun telah menetapkan kebijakan pembatasan waktu bermain pada minggu lalu, namun hal tersebut dianggap tidak cukup. Banyak orang tua yang menyatakan bahwa anak-anak masih dapat mengakali peraturan pembatasan jam bermain, salah satunya dengan memakai akun orang dewasa untuk bermain game online.

Sony Akan Rilis Marvel’s Spider-Man 2 dan Wolverine Eksklusif Untuk PS5

Ajang PlayStation Showcase 2021 kemarin mengungkap sejumlah game baru yang akan datang ke konsol PS5 dan PS4. Namun, ada dua judul yang menarik perhatian, yaitu Marvel’s Spider-Man 2 dan Marvel’s Wolverine. Kedua game ini dikabarkan akan rilis secara eksklusif di PlayStation 5 pada tahun 2023 mendatang.

Mari mulai dari Marvel’s Spider-Man 2. Sekuel Spider-Man terbaru ini mempertemukan kedua tokoh utama dari prekuel sebelumnya, Peter Parker dan Miles Morales. Untuk tokoh antagonis dari sekuel Spider-Man ini, Sony membawa Venom sebagai lawan utama Peter dan Miles. Sony juga telah mengungkap cuplikan trailer singkat Marvel’s Spider-Man 2.

Trailer singkat yang diunggah Sony memperlihatkan kedua Spider-Man yang bahu-membahu melawan penjahat di jalanan kota. Sepanjang cuplikan trailer itu dinarasi oleh suara Venom yang muncul di gang kecil. Semua cuplikan dengan grafik apik itu disebut-sebut merupakan hasil rekaman dari PlayStation 5.

Image Credit: Sony

Namun, ada kabar buruk untuk Anda yang ingin memainkan Marvel’s Spider-Man 2 dengan mode co-op bersama teman. Pasalnya, meskipun memiliki dua karakter utama, Insomniac Games telah mengonfirmasi bahwa Marvel’s Spider-Man 2 hanya fokus ke jalan cerita singleplayer dan tidak akan memiliki mode co-op multiplayer.

“Kami sangat antusias untuk melanjutkan perjalanan Peter Parker dan Miles Morales dalam game pertualangan single-player paling apik mereka, rilis secara eksklusif ke konsol PlayStation 5 pada 2023.” Dikutip langsung dari blog resmi Sony.

Masih dalam dunia Marvel, Sony juga mengumumkan Marvel’s Wolverine pada ajang PlayStation Showcase 2021 kemarin. Marvel’s Wolverine besutan Insomniac Games juga mendapatkan cuplikan teaser trailer yang sangat singkat. Di trailer yang hanya berdurasi 53 detik itu memperlihatkan Wolverine yang duduk di sebuah bar setelah terlibat dalam perkelahian.

Image Credit: Sony

Menariknya, kedua game Marvel ini dikabarkan akan berada di universe yang sama. Jadi, ada kemungkinan nantinya tokoh-tokoh dari Marvel’s Spider-Man 2 dan Wolverine akan tampil di satu layar bersama-sama. Namun, belum ada informasi lebih lengkap dari Sony tentang kedua game Marvel ini.

Belum lama ini, Marvel menggandeng Firaxis Games untuk mengembangkan Marvel’s Midnight Suns. Ber-genre Turn-Based RPG, Marvel’s Midnight Suns direncanakan akan rilis pada bulan Maret 2022 mendatang. Anda dapat membaca lebih lengkap tentang ini di sini.

Ghostwire: Tokyo Tampilkan Fenomena Mistis Namun juga Futuristis

Pada PlayStation Showcase 2021 kemarin, Ghostwire: Tokyo mendapatkan sebuah trailer pendek yang memamerkan gameplay dan grafisnya. Video tersebut juga menceritakan sedikit cerita di balik kekacauan kota Tokyo yang menjadi lokasi game.

Ghostwire: Tokyo berlangsung di era modern Jepang, terutama kota Tokyo. Namun kota tersebut dipenuhi oleh banyak makhluk mitologi dan hantu khas Jepang. Tidak sedikit pula hantu-hantu tak berwajah yang mengenakan setelan yang berkeliaran di jalan. Di akhir video, ditampakkan seseorang yang merupakan sosok antagonis yang mengenakan topeng Oni yang bernama Hannya.

Game Action RPG ini digarap oleh developer asal Jepang, Tango Gameworks. Sebelum Ghostwire: Tokyo, Tango Gameworks telah menghasilkan game horror terkenal, yaitu The Evil Within (2014) dan The Evil Within 2 (2017). Ghostwire: Tokyo merupakan proyek mereka selanjutnya yang bakal rilis tahun depan. Awalnya game ini direncanakan akan rilis pada Oktober tahun ini, namun akhirnya ditunda.

sumber: Bethesda

Diceritakan bahwa pemain terbangun di tengah jalan penyebrangan di tengah kota Tokyo, dengan lenyapnya populasi manusia di kota itu. Tanpa diketahui apa yang menyebabkan fenomena tersebut, pemain bertemu dengan banyak makhluk halus yang menyerang pemain.

Untuk melawan mereka, pemain membutuhkan Ethereal Weaving, yaitu sebuah teknik yang menggunakan elemen dan energi spiritual, dipadukan dengan alat-alat bertarung, untuk melawan berbagai ancaman. Dengan memakai kekuatan angin, air, dan api, pemain akan menggabungkan kemampuan untuk melewati setiap rintangan supernatural.

Walaupun pernah mengerjakan game horror seperti serial Evil Within, Ghostwire: Tokyo lebih cenderung menekankan sisi action-nya. Hal ini dinyatakan oleh Ikumi Nakamura, sebagai mantan Creative Director, sebelum ia keluar pada tahun 2019 yang silam.

Ekspektasi game ini cukup besar, mengingat developer dan publishernya, Bethesda Softworks (Elder Scroll, Fallout, Doom) merupakan pemain lama yang piawai menghasilkan sejumlah game berkualitas.

Sampai saat ini belum ada tanggal rilis yang jelas, namun Ghostwire: Tokyo direncanakan bakal rilis pada tahun depan, tepatnya musim semi 2022 (Maret – Mei). Ghostwire: Tokyo akan dirilis untuk PlayStation 5 dan PC.

Regulasi Pembatasan Waktu Bermain Game: Efektivitas dan Dampak ke Industri Game dan Esports

Dengan jumlah warga negara sebanyak 1,4 miliar orang, Tiongkok merupakan negara dengan populasi terbesar dunia. Hal ini membuat negara itu menjadi pasar yang menarik banyak perusahaan dari berbagai sektor. Menyadari hal ini, pemerintah Tiongkok membuat peraturan yang cukup ketat terkait perusahaan asing yang ingin menjajakan produk mereka ke warga Tiongkok.

Sektor game pun tak lepas dari campur tangan pemerintah. Faktanya, penjualan konsol sempat dilarang oleh pemerintah Tiongkok. Konsol baru mulai dijual secara resmi di Tiongkok pada 2015. Karena itu, jangan heran jika segmen game konsol di Tiongkok jauh lebih kecil daripada industri mobile game dan game PC. Namun, hal itu bukan berarti segmen game PC dan mobile bebas dari campur tangan pemerintah. Sebaliknya, Beijing punya peraturan yang ketat terkait game PC dan mobile yang bisa diluncurkan di Tiongkok. Peraturan itu mencakup banyak hal, mulai dari bahasa yang digunakan dalam game sampai animasi ketika seorang karakter mati, seperti yang pernah dibahas oleh Niko Partners.

Tak hanya developer dan publisher game, pemerintah Tiongkok juga punya peraturan untuk para gamers. Salah satunya adalah pembatasan waktu bermain bagi anak dan remaja di bawah umur. Pada 2019, pemerintah Tiongkok mengeluarkan peraturan yang membatasi waktu bermain gamers di bawah umur menjadi 1,5 jam pada hari kerja dan 3 jam pada akhir pekan serta hari libur. Belum lama ini, mereka memperketat peraturan tersebut. Per 30 Agustus 2021, gamers di bawah umur 18 tahun hanya boleh bermain game selama 3 jam dalam seminggu.

Apa Tujuan Pemerintah Tiongkok Memperketat Regulasi Waktu Main Remaja?

Ada beberapa alasan mengapa pemerintah Tiongkok memperketat peraturan terkait durasi waktu bermain gamers di bawah remaja. Salah satunya adalah karena banyaknya anak dan remaja di bawah umur yang mengalami rabun jauh. Menurut laporan pemerintah, lebih dari setengah anak di Tiongkok mengidap rabun jauh.

Namun, menurut Senior Analyst, Niko Partners, Daniel Ahmad, jumlah anak yang memiliki rabun jauh justru lebih banyak dari itu. Pada 2010, persentase anak di Tiongkok yang mengalami rabuh jauh hanya mencapai 50%. Angka ini naik menjadi 72% pada 2018. Diduga, alasan mengapa jumlah anak yang mengidap rabun jauh meningkat pesat adalah karena sekarang, anak-anak semakin jarang menghabiskan waktunya untuk bermain di luar ruanga. Sebagai gantinya, mereka lebih sering menghabiskan waktunya di hadapan layar, baik di depan layar TV, PC, ataupun smartphone.

Salah satu alasan pemerintah Tiongkok membatasi waktu main anak adalah karena banyak anak yang menderita rabun jauh. | Sumber: Panda Security

Pemerintah Tiongkok sebenarnya telah mulai memperketat regulasi terkait gaming sejak beberapa tahun lalu. Pada Maret 2018, pemerintah Tiongkok sempat melarang peluncuran game-game baru. Ketika itu, tujuan mereka melarang publisher game meluncurkan game-game baru adalah karena mereka ingin mencegah peluncuran game-game ilegal yang mengandung konten pornografi, kekerasan, judi, atau konten lain yang dianggap tidak sesuai dengan nilai budaya negara Tiongkok. Pemerintah Tiongkok baru mulai kembali meninjau game-game yang hendak diluncurkan pada Desember 2018.

Alasan lain mengapa pemerintah Tiongkok membatasi waktu bermain anak adalah untuk mencegah anak dan remaja menjadi kecanduan bermain game. Dalam dokumen resmi, pemerintah Tiongkok menyebutkan bahwa kecanduan game merupakan salah satu hal yang dikhawatirkan oleh banyak orang. Selain itu, mereka juga mengklaim, banyak orang tua yang setuju dengan keputusan mereka untuk membatasi waktu bermain anak di bawah umur.

Tak hanya game, pemerintah Tiongkok juga memperketat peraturan terkait segmen lain dari dunia hiburan, seperti online fan clubs dan fan culture dari para artis. Mereka juga memperketat regulasi di bidang teknologi. Para analis bahkan memperkirakan, di masa depan, pemerintah Tiongkok akan membuat peraturan tentang aplikasi video dan streaming yang lebih ketat. Memang, pada Agustus 2021, pemerintah Tiongkok juga telah melarang Tencent untuk melakukan merger dari Huya dan Douyu, dua perusahaan streaming game terbesar di Tiongkok. Pada akhirnya, tujuan pemerintah Tiongkok memperketat peraturan terkait dunia hiburan adalah karena mereka tidak ingin generasi muda menghabiskan waktu terlalu banyak untuk mengonsumsi konten hiburan,  lapor WIRED.

Dampak ke Industri Game dan Esports

Jumlah gamers di Tiongkok mencapai 743,5 juta orang. Sekitar 110 juta orang merupakan anak dan remaja di bawah umur 18 tahun. Para gamers di bawah umur itu akan menjadi pihak yang merasakan dampak paling besar dari regulasi baru yang ditetapkan oleh pemerintah Tiongkok. Namun, regulasi itu juga akan mempengaruhi industri game secara keseluruhan. Pasalnya, pemerintah membebankan tanggung jawab untuk memastikan gamers di bawah umur tidak bermain di luar waktu yang telah ditentukan pada perusahaan game.

Memang, sejak awal, gamers Tiongkok perlu menggunakan identitas diri di dunia nyata untuk bisa bermain game. Dengan begitu, perusahaan game bisa mengetahui umur dari para gamers yang memainkan game mereka. Ketika seorang gamer yang sedang bermain merupakan anak di bawah umur, maka game akan secara otomatis mencatat lama waktu bermain. Saat anak sudah melewati batas waktu yang ditetapkan, game akan menampilkan popup, memaksa sang anak untuk berhenti bermain game.

Bermain game sudah menjadi kegiatan sosial di Tiongkok.

“Regulasi dari pemerintah sudah cukup ketat,” kata Zhu Jingtong, manager di sebuah publisher game asal Shanghai, pada WIRED. Regulasi yang Zhu maksud adalah peraturan yang pemerintah tetapkan pada 2019. Peraturan tersebut membatasi durasi bermain anak di bawah umur menjadi 1,5 jam per hari kerja dan 3 jam setiap akhir pekan atau hari libur. “Keputusan pemerintah untuk memperketat peraturan ini tidak terduga. Dan hal ini akan punya dampak besar pada industri game,” ujar Zhu. Regulasi baru terkait jam main anak di bawah umur diberlakukan beberapa hari setelah ia diumumkan. Hal ini membuat perusahaan game terburu-buru untuk mengubah sistem game mereka, memastikan game mereka mengakomodasi regulasi baru tersebut.

Kabar baiknya, saham perusahaan game tidak mendadak turun drastis setelah pemerintah Tiongkok mengumumkan regulasi baru terkait lama waktu main anak di bawah umur. Hal ini tidak aneh, mengingat daya beli anak di bawah umur memang belum besar. Jadi, pemain di bawah umur memang tidak memberikan kontribusi besar pada total pemasukan perusahaan game. Namun, para analis khawatir, peraturan baru dari pemerintah Tiongkok ini akan punya dampak jangka panjang ke industri game.

Chenyu Cui, Senior Games Analyst, Omdia, perusahaan riset pasar yang fokus pada teknologi menjelaskan bahwa dampak dari keputusan pemerintah Tiongkok untuk melarang penjualan konsol masih dirasakan sampai saat ini. Padahal, larangan untuk menjual konsol di Tiongkok telah dihapus sejak 2015. Meskipun begitu, sampai sekarang, segmen game konsol masih menjadi pasar niche jika dibandingkan dengan pasar game PC dan mobile.

“Anak-anak di zaman ini yang waktu mainnya dibatasi ini akan tumbuh dewasa. Dan ketika mereka sudah dewasa, kemungkinan, waktu yang mereka habiskan untuk bermain game akan berkurang. Hal itu berarti, industri hiburan — khususnya mobile game — bisa menyusut dalam waktu 10 sampai 15 tahun ke depan,” ujar Chenyu.

Industri esports bisa terkena dampak dari regulasi baru dari pemerintah Tiongkok. | Sumber: Sports Pro Media

Industri game bukan satu-satunya industri yang akan terkena dampak dari keputusan pemerintah Tiongkok untuk membatasi waktu main anak di bawah umur. Industri esports juga akan merasakan dampaknya. Kemungkinan, dampak dari regulasi ini akan menghantam industri esports dengan lebih cepat.

Pasalnya, kebanyakan pemain esports memulai karirnya ketika mereka masih berumur belasan tahun. Tidak sedikit pemain profesional yang berhenti berkarir saat mereka masih berumur 20-an. Contohnya adalah Jason “f0rsakeN” Susanto, yang memulai karirnya sebagai pemain profesional ketika dia masih berumur 13 tahun. Menjadi pemain esports profesional pun tidak mudah. Para atlet esports bisa menghabiskan waktu berjam-jam untuk berlatih setiap harinya. Zhang Kaifeng, pemain Arena of Valor dari TIongkok mengungkap, dia menghabiskan waktu setidaknya 15 jam untuk berlatih.

“Dengan adanya regulasi baru dari pemerintah, kesempatan anak muda untuk menjadi pemain profesional kini hampir nol,” kata Chen Jiang, Associate Professor di Peking University’s School of Electronics Engineering and Computer Science, seperti dikutip dari Reuters. Senada dengan Chen, seorang eksekutif dari klub esports asal Tiongkok mengungkap, regulasi baru dari pemerintah bisa membuat talenta muda kehilangan kesempatan untuk ditemukan oleh tim profesional.

“Pemain top biasanya memang punya bakat dan tidak selalu harus berlatih terus-terusan sebelum mereka diajak bergabung oleh tim profesional,” kata sang eksekutif yang enggan untuk disebutkan namanya. “Namun, sebagian pemain berbakat perlu latihan keras sebelum mereka bisa menjadi pemain profesional.”

Pembatasan Waktu Main di Korea Selatan

Tiongkok bukan satu-satunya negara yang pernah membatasi waktu bermain anak di bawah umur. Pada 2011, Korea Selatan mengeluarkan Shutdown Law, yang melarang anak di bawah umur 16 tahun untuk bermain game pada pukul 12 malam hingga 6 pagi. Regulasi itu mulai diberlakukan pada November 2011.

Pemerintah Korea Selatan membuat regulasi itu dengan tujuan agar anak di bawah umur bisa mendapatkan tidur yang cukup dan tidak menggunakan waktu tidurnya untuk bermain game. Saat itu, segmen gaming yang menjadi target regulasi tersebut adalah game PC. Namun, cabang Sony di Korea Selatan memutuskan untuk mematuhi peraturan tersebut. Pemerintah Korea Selatan juga cukup tegas soal pembatasan waktu bermain anak di bawah umur. Perusahaan yang melanggar peraturan itu akan dikenakan denda sebesar hingga KRW10 juta (sekitar Rp121,8 juta). Sementara individu yang melanggar bisa dikenakan hukuman penjara, hingga 2 tahun.

Bulan lalu, Korea Selatan memutuskan untuk menghapus Shutdown Law. Kementerian Budaya, Olahraga, dan Wisata serta Kementerian Kesetaraan Gender dan Keluarga menyebutkan, mereka menghapus regulasi itu karena mereka ingin menghargai hak dari anak-anak muda.

Pemerintah Korea Selatan memutuskan untuk menghapus Shutdown Law. | Sumber: Kotaku

“Bagi anak muda, game adalah hobi dan alat komunikasi yang penting,” kata Menteri Budaya Korea Selatan, Hwang Hee, menurut laporan Kotaku. “Saya harap, dengan perubahan ini, pemerintah dapat menjunjung hak generasi muda dan menciptakan lingkungan keluarga yang sehat.” Sebagai ganti dari Shutdown Law, pemerintah Korea Selatan menetapkan “Choice System”. Melalui sistem ini, gamers di bawah umur bisa meminta izin pada orang tua atau wali mereka untuk bermain di jam-jam tertentu.

Keputusan pemerintah Korea Selatan untuk menghapus Shutdown Law didukung oleh Korea Association of Game Industry. Dalam pernyataan resmi, dikutip dari PC Gamer, asosiasi itu berkata, “Shutdown Law telah menghambat pertumbuhan industri game nasional sejak lama. Padahal, regulasi itu mendapat banyak kritik. Regulasi tersebut tidak hanya tidak efektif, tapi juga melanggar hak anak serta melemahkan kemampuan kita untuk bersaing di industri game. Kami akan berusaha untuk memberikan edukasi pada orang tua akan sistem perlindungan untuk anak yang sudah ada di setiap game.”

Seperti yang disebutkan oleh Korea Association of Game Industry, regulasi dari pemerintah Korea Selatan untuk membatasi waktu main anak di bawah umur tidak efektif. Dan tampaknya, peraturan dari pemerintah Tiongkok juga masih punya celah. Salah satu celah itu adalah pengunaan booster, yang juga dikenal dengan nama accelerator. Aplikasi booster berfungsi layaknya VPN, memungkinkan gamers untuk mengakses server di luar Tiongkok. Hal ini memungkinkan gamers untuk memainkan game-game yang tidak diluncurkan secara resmi di Tiongkok. Banyak gamers muda yang menggunakan aplikasi boosters tersebut dan sampai saat ini, pemerintah Tiongkok menutup mata akan penggunaan aplikasi tersebut.

Steven Jiang, gamer berumur 16 tahun yang tinggal di Beijing, merupakan salah satu gamer yang menggunakan aplikasi booster. Dia mengaku, dia dan teman-temannya memang menggunakan aplikasi tersebut. Terkait regulasi baru dari pemerintah Tiongkok, dia menganggap, peraturan itu terlalu ketat. Menurutnya, tidak semua gamer di bawah umur tidak bisa mengatur waktu saat bermain game. Dia merasa, pemerintah seharusnya memberikan kebebasan pada anak dan remaja untuk mengatur waktu mereka sendiri.

“Bermain game membuat saya lebih santai,” kata Jiang. “Dan gaming adalah cara yang efektif untuk bersosialisasi, bermain dengan teman. Tahun depan, kami harus menghadapi tes masuk kuliah dan kami semua berusaha untuk berhenti bermain game. Kami tetaplah manusia. Kebanyakan teman saya senang bermain game. Tapi, bagi kami, belajar tetaplah prioritas pertama kami.”

Daniel Ahmad dari Niko Partners juga percaya, gamers di bawah umur di Tiongkok tidak akan serta-merta mengikuti peraturan yang ditetapkan oleh pemerintah. “Anak-anak akan selalu mencari celah dalam regulasi,” ujarnya. “Regulasi baru ini tidak akan menjadi akhir dari industri gaming. Ke depan, pemerintah masih akan membuat regulasi baru. Namun, industri masih akan tetap tumbuh.”

Sebenarnya, pemerintah memang punya hak untuk membatasi pergerakan warganya. Pemerintah bisa membuat Curfew Laws untuk yang membatasi pergerakan warga di tempat umum. Misalnya, dengan melarang warga untuk melakukan kegiatan tertentu atau menentukan jam malam. Menurut Find Law, Curfew Laws bisa ditetapkan oleh pemerintah pusat atau pemerintah daerah. Secara garis besar, ada tiga jenis Curfew Laws: Emergency Curfew Law, Business Curfew Laws, dan Juvenile Curfew Laws.

PSBB yang pemerintah Indonesia tetapkan di awal pandemi. | Sumber: Kompas

Emergency Curfew Laws biasanya diberlakukan ketika negara tengah mengalami krisis, mulai dari bencana alam, krisis kesehatan, sampai krisis yang disebabkan oleh manusia, seperti tawuran atau ancaman teroris. Biasanya, Emergency Curfew Laws bersifat sementara. Peraturan itu hanya berlaku ketika krisis terjadi. Pemerintah Indonesia juga menggunakan Emergency Curfew Laws, yaitu ketika mereka memberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) pada awal pandemi.

Jenis kedua dari Curfew Laws adalah Business Curfew Laws. Peraturan ini menargetkan para pelaku usaha. Sama seperti Emergency Curfew Laws, tujuan Business Curfew laws adalah untuk menjami keamanan dan kesehatan warga saat krisis terjadi. Melalui Business Curfew Laws, pemerintah bisa menetapkan waktu operasional dari pelaku bisnis. Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) adalah contoh dari Business Curfew Laws. Dalam PPKM Level 3, salah satu aturan yang ditetapkan adalah supermarket, pasar tradisional, pasar swalayan, dan toko kelontongan hanya boleh beroperasi sampai dengan pukul 9 malam, seperti yang disebutkan oleh Kompas.

Kategori terakhir dari Curfew Laws adalah Juvenile Curfew Laws. Sesuai namanya, peraturan ini menargetkan anak dan remaja. Biasanya, Juvenile Curfew Laws melarang anak dan remaja di bawah umur 18 tahun untuk mengakses tempat umum pada jam-jam tertentu. Misalnya, dari pukul 11 malam sampai 6 pagi. Tujuan dari Juvenile Curfew Laws adalah untuk mencegah kegiatan kriminal oleh anak dan remaja di bawah umur. Namun, peraturan ini menyebabkan kontroversi. Alasannya, karena Juvenile Curfew Laws dianggap sebagai diskriminasi berdasarkan umur.

Bias Terhadap Game dan Teknologi

Gaming disorder ditetapkan sebagai gangguan kejiwaan oleh World Health Organizatin (WHO) pada 2018. Meskipun begitu, hal ini bukan berarti gamers yang menghabiskan banyak waktunya untuk bermain game serta-merta bisa dicap mengidap kecanduan game. Salah satu gejala yang dialami oleh seseorang pengidap gaming disorder adalah dia mementingkan bermain game di atas segalanya, termasuk kewajibannya, seperti sekolah atau bekerja. Selain itu,  orang yang mengidap gaming disorder juga terus bermain game walau hal itu mengganggu kehidupan mereka, termasuk merusak hubungan mereka dengan kolega, teman, dan keluarga. Sebelum seseorang bisa didiagnosa mengidap gaming disorder, dia harus mengalami semua gejala dari gangguan tersebut selama setidaknya 12 bulan.

Selain game, sebenarnya ada banyak hal lain yang menyebabkan kecanduan. Dan biasanya, substansi yang bisa menyebabkan kecanduan sebenarnya punya fungsi lain. Misalnya, zat psikotropika — yang masuk dalam kategori narkoba — sebenarnya bisa digunakan untuk membius pasien saat hendak operasi. Substansi tersebut baru menyebabkan masalah ketika ia digunakan tidak sesuai dosis dan kegunaan aslinya. Contoh lainnya adalah media sosial. Sejatinya, media sosial berfungsi untuk memudahkan penggunanya berkomunikasi dengan teman dan keluarga mereka atau untuk mencari komunitas baru. Namun, jika salah digunakan, media sosial justru menjadi sumber berbagai masalah, seperti cyber-bullying, harassment, dan juga pembajakan konten.

Pertanyaannya, kenapa game jadi salah satu hal yang diperhatikan oleh pemerintah Tiongkok? Menurut Chungdi Zhang, analis dari Ampere Analysis, keputusan pemerintah Tiongkok untuk membatasi waktu bermain anak di bawah umur membuktikan bahwa banyak masyarakat Tiongkok yang masih percaya akan stigma buruk akan game.

“Saya rasa, regulasi baru dari pemerintah Tiongkok menunjukkan bahwa masih ada banyak warga Tiongkok yang punya persepsi buruk akan game. Selain itu, orang tua cenderung menyalahkan game untuk masalah yang muncul dalam masa tumbuh kembang anak mereka. Hal ini yang mendorong pemerintah untuk memperketat peraturan terkait industri game,” ujar Chungdi. Padahal, seharusnya, orang tua punya peran besar dalam membentuk kebiasaan bermain game dari anak-anaknya.

Tak hanya game, pemerintah Tiongkok juga mulai memperketat regulasi di industri teknologi. Pada November 2020, pemerintah Tiongkok bahkan menghentikan rencana Ant Group — perusahaan induk dari Alipay dan perusahaan afiliasi dari Alibaba — untuk melakukan penawaran saham perdana (IPO). Dalam wawancara dengan CNBC, Charles Mok mengatakan bahwa pemerintah Tiongkok telah memperketat regulasi terkait anti-trust serta keamanan data dan keamanan siber sejak beberapa tahun lalu. Mok adalah pemilik usaha internet asal Hong Kong dan pendiri Tech for Good Asia, grup advokat yang mempromosikan penggunaan teknologi yang baik dan adil.

Mok juga menyebutkan, pemerintah Tiongkok sebenarnya tidak menargetkan industri teknologi secara khusus. Mereka memang memperketat regulasi terkait sektor yang dikuasai oleh sedikit perusahaan saja. Karena, semakin sedikit perusahaan yang menguasai sebuah industri, semakin besar pula kuasa — dan kekayaan — yang dipegang oleh perusahaan-perusahaan tersebut.

“Pemerintah Tiongkok khawatir karena sektor swasta menjadi semakin berkuasa,” ujar Mok. Karena itu, mereka berusaha untuk memperketat regulasi agar kuasa kembali ke tangan pemerintah. Bagi perusahaan-perusahaan teknologi, selain masalah kuasa dan uang, pemerintah juga khawatir akan banyaknya data yang diketahui oleh para perusahaan. Memang, perusahaan teknologi yang membuat game dan aplikasi online biasanya akan mengumpulkan data dari para penggunanya. Sebagai ilustrasi, Alipay punya 900 juta pengguna di Tiongkok.

Pemerintah Tiongkok khawatir, data warga akan disalahgunakan oleh perusahaan. Dalam kasus Ant Group — yang hendak melakukan IPO di Shanghai dan Hong Kong — pemerintah Tiongkok khawatir, perusahaan akan didesak oleh pemerintah negara asing untuk menyerahkan data yang mereka punya.

Penutup

Pada 2018, Indonesia pernah memblokir Tumblr. Padahal, saat itu, saya sedang getol-getolnya main Tumblr. Setelah mendengar berita itu, hal pertama yang saya lakukan adalah memasang aplikasi VPN di smartphone saya. Kemudian, saya mulai menggunakan browser Opera, yang sudah dilengkapi dengan fitur VPN. Pemerintah Indonesia juga terus-menerus menggaungkan program Internet Sehat mereka. Meskipun begitu, keberadaan program itu tidak menghentikan orang-orang yang memang ingin mencari konten yang memang dilarang.

Contoh di atas membuktikan kebenaran dari pepatah: dimana ada kemauan, di situ ada jalan. Keputusan pemerintah Tiongkok untuk membatasi waktu bermain anak di bawah umur memang sah-sah saja. Namun, selalu ada kemungkinan bahwa para gamers muda akan mencari celah untuk mengakali regulasi tersebut. Apalagi karena saat ini, bermain game sudah tidak hanya menjadi hobi, tapi juga alat komunikasi dengan teman dan keluarga.

Sumber header: Lifehacker Australia

Uncharted 4 dan The Lost Legacy Akhirnya akan Masuk ke PC

Impian para gamer PC untuk memainkan judul-judul eksklusif PlayStation keliatannya semakin mendapat dukungan dari Sony. Sony memang ingin memperluas pasar game-game mereka yang selama ini fokus ke konsol menuju ke PC yang lebih luas.

Setelah memasukkan beberapa game eksklusifnya seperti Crash Bandicoot N. Sane Trilogy, Horizon Zero Dawn, dan Days Gone. Dugaan game yang akan masuk berikutnya adalah Uncharted 4. Apalagi dugaan ini diperkuat lewat dokumen milik Sony Group yang ditampilkan kepada para investor pada Mei lalu.

Setelah 4 bulan berlalu, Sony akhirnya benar-benar mengumumkan masuknya petualangan Nathan Drake ini ke PC pada gelaran PlayStation Showcase. Bukan hanya Uncharted 4, Sony juga akan membawa ekspansi terpisah dari serinya yaitu The Lost Legacy.

Kedua game ini kini dibundel dengan judul Uncharted Legacy of Thieves Collection dan mendapat status sebagai sebuah remastered yang akan dirilis di PC sekaligus di PlayStation 5. Sayangnya, meskipun berstatus remastered, improvisasi dari sisi grafis pada versi PS5 dan PC ini tidak terlalu terlihat, setidaknya dari apa yang ditunjukkan di dalam trailer perdananya.

Apalagi untuk versi PC, proses porting game ini tidak dikerjakan langsung oleh Naughty Dog, melainkan oleh Studio Iron Galaxy. Studio satu ini memang menjadi studio yang dipercaya oleh Sony untuk melakukan portinggame-game-nya ke PC seperti Crash Bandicoot N. Sane Trilogy dan Spyro Reignite.

Image Credit: Sony

Uncharted Legacy of Thieves Collection ini nantinya akan dirilis pada 2022 mendatang. Meski belum ada tanggal rilis pasti namun, berdasarkan dari blog resmi dari PlayStation, disebutkan bahwa versi PlayStation 5 untuk game ini akan dirilis terlebih dahulu sebelum versi PC-nya.

Dengan masuknya Uncharted 4 yang merupakan salah satu judul eksklusif utama milik Sony, semoga saja lebih banyak lagi judul-judul utama PlayStation seperti The Last of Us, Spider-Man, dan mungkin bahkan God of War yang menuju ke PC.