[Game Playlist] Asphalt 9: Legends Android, Bawa Kendali Baru dan Penuh Nostalgia

Hingga hari ini, sudah ada banyak sekali ya game Android yang populer di masanya. Tentunya Anda masih ingat dengan Angry Birds besutan Rovio, Clash of Clans dari Supercell, Asphalt garapan Gameloft, dan lainnya.

Judul game mobile apa yang paling berkesan menurut Anda? Bagi saya, Asphalt dari Gameloft adalah salah satunya.

Ada dua hal sih kenapa Asphalt meninggalkan bekas yang dalam, pertama ialah suguhan grafisnya yang membuat saya takjub – mungkin game 3D pertama yang saya mainkan di smartphone.

Kedua kontrol game menggunakan accelerometer yang keren banget saat itu. Tak cuma smartphone yang dimiring-miring, orangnya juga ikutan miring saat belok-belok.

Bagi yang merasakah hal yang sama dan ingin nostalgia, Gameloft sudah meluncurkan seri Asphalt terbaru dari game balap bertema arkade legendaris miliknya, yaitu Asphalt 9: Legends. Apa yang baru?

Grafis yang Lebih Detail 

Ukuran file dari Asphalt 9: Legends di Google Play Store tergolong besar ya, 1.5 GB – jadi siapkan kuota internet ekstra atau pakai WiFi. Kualitas grafisnya memang sudah bagus dari dulu, saya tidak terkejut lagi – jangan lupa pergi pengaturan untuk mengatur kualitas grafis ke paling tinggi.

Bukan berarti tak terasa peningkatan ya, karena detail-detail kecil seperti serpihan debu saat nge-drift, percikan api saat nitro diaktifkan, dan efek-efek menarik lainnya saat melewati jalanan tertentu atau melakukan aksi – hal itu sangat menyenangkan dan terlihat superlatif.

Gameplay dan Kontrol Baru

Screenshot_20180809-015427

Gameloft memberi sentuhan baru pada gameplay Asphal 9: Legends dengan kontrol baru yang lebih sederhana disebut TouchDrive. Di mana akselerasi mobil, mengerem, dan berbelok bersifat otomatis.

Yang bisa Anda lakukan adalah mengaktifkan boost nitro untuk menambah kecepatan, geser ke kanan atau ke kiri saat ingin berpindah jalur, dan ketuk dua kali bila ingin memutar saat melayang.

Selain TouchDrive, ada juga kontrol biasa dengan mengetuk samping kanan atau kiri untuk belok dan juga kontrol andalan dengan accelerometer. 

Kontrol yang serba otomatis ini memang lebih mudah, tak perlu repot mengendalikan banyak hal. Tapi yang suka kontrol manual harus gigit jari, karena Gameloft tidak menyediakannya.

Hal kecil tapi menarik lainnya, kita bisa melihat aksi balapan atau replay pertandingan dengan efek sinematik yang keren banget.

Mobil Keren Lebih Sulit Didapatkan

Pilihan mobil yang tersedia memang sangat banyak, termasuk dari produsen mobil terkenal seperti Ferrari, Porsche, Lamborghini, dan W Motors. Tapi, tak mudah untuk mendapatkan mobil-mobil yang keren.

Mobil baru bisa di-unlock dengan kartu cetak biru atau blueprint yang bisa didapat dengan menyesaikan misi tertentu.

Mobil yang Anda miliki juga bisa dikustomisasi dan di-upgrade, dari mulai warna hingga bagian dalam komponen-komponennya.

Mobil juga memiliki sistem bahan bakar, setiap mobil bisa digunakan enam putaran. Setelah melakukan balapan sebaiknya Anda langsung mengisi bahan bakar, ini harus dilakukan secara manual dan pengisiannya 5 menit tapi bisa dipercepat dengan token atau menonton iklan.

Konten yang Matang

Konten yang ada di Asphalt 9: Legends sangat matang ya, di mode karier saja ada lebih dari 60 season dan 800 event. Jadi, dipastikan tak akan mudah cepat bosan.

Semakin tinggi level, tingkat kesulitannya juga naik. Tapi, tujuan dari game ini bukan hanya untuk finish nomor satu. Ada misi-misi tertentu pada setiap putaran game yang memberi tantangan-tangan tersendiri.

Free-to-play dengan IAP

Asphalt 9: Legends adalah game free-to-play, bisa diunduh dan dimainkan secara gratis tapi terdapat in-app-purchase atau pembelian di dalam aplikasi.

Terakhir saya bermain Asphalt Xtreme: Rally Racing cukup kecewa, karena adanya iklan yang cukup mengganggu. Untungnya, Gameloft sudah menimalkan sistem iklan tersebut.

Mata uang premium di sana disebut token yang bisa dibeli dengan uang sungguhan, digunakan untuk membeli kredit atau gold dan blueprint mobil. Kredit itu sendiri bisa didapat dari reward, yang bisa digunakan untuk meng-upgrade top speed, akselerasi, handling, dan nitro.

Sepertinya itu saja review Asphalt 9: Legends, selebihnya harus Anda mainkan sendiri. Bagi saya, sistem kendali TouchDrive yang baru ini lebih friendly dan game ini tetap penuh kejutan.

Sparks

  • Sistem kendali baru TouchDrive yang lebih friendly
  • Efek-efek yang lebih detail

Slacks

  • Harus online, tak bisa dimainkan secara offline
  • Tidak ada opsi sistem kontrol manual

[Game Playlist] Life is Strange Android, Ketika Waktu Bisa Diulang Kembali

Sebelum mulai bekerja, mengaktifkan fitur WiFi di smartphone, lalu membuka Google Play Store, dan memperbarui aplikasi – telah menjadi kebiasaan baru yang rutin saya lakukan tiap pagi.

Namun, kamis pagi kemarin terasa sangat spesial karena salah satu game yang sudah lama ingin saya mainkan telah tersedia untuk diunduh di Play Store – game itu adalah Life is Strange.

life-is-strange-android

Life is Strange adalah game adventure yang dirilis secara episodic oleh Square Enix. Game ini awalnya tersedia di platform konsol dan PC sejak 2015.

Setelah dua tahun, barulah tiba di platform mobile. Apple iOS mendapatkan lebih dulu pada bulan Desember 2017 dan Android menyusul setelah berselang enam bulan. Ya, masih ada saja developer atau publisher game yang lebih menganaktirikan Android.

Sebelum bermain, saran saya tancapkan earphone dan menaikkan level brightness untuk menikmati audio dan kualitas grafis yang optimal. Saya telah sedang mencoba episode pertama yang berjudul Chrysalis, akan saya ceritakan sedikit di sini dan selebihnya Anda harus mencobanya sendiri.

Plot Cerita Life is Strange

Life is Strange adalah game bergenre interactive story yang berfokus pada cerita. Mengisahkan petualangan gadis bernama Max Caulfield, ia adalah seorang murid kelas fotografi di Blackwell Academy – kota Arcadia Bay.

Game dibuka dengan adegan yang sangat mengerikan, hujan deras turun dan ia terbangun di sebuah bukit. Rupanya di situ sedang terjadi tornado air yang sangat dahsyat.

Lalu, tiba-tiba Max kembali ke ruang kelas – awalnya saja sudah penuh misteri. Entah mungkin kurang fokus, Max mengambil foto selfie dan mendapatkan teguran dari dosen.

Seusai pelajaran, ia berusaha menenangkan diri ke toilet dari pengalaman yang tidak mengenakkan di kelas. Namun, ia justru menyaksikan pertengkaran temannya yang berujung aksi pembunuhan.

Sontak membuat Max sangat panik dan ketakutan setengah mati. Lalu, secara ajaib tiba-tiba ia kembali ke kelas tadi, rupanya kejadian tersebut memicu kekuatan Max yakni memutar kembali waktu.

Max kemudian menggunakan kekuatan tersebut untuk kembali ke masa lalu, mengubah kejadian yang tak menyenangkan di kelas. Kemudian, mencoba menggagalkan pembunuhan di toilet tadi.

Cerita berlanjut pada petualangan Max dalam menyelidiki hilangnya temannya, Rachel Amber. Ya, kekuatannya mampu mengubah mempermainkan takdir, opsi yang dipilih akan menimbulkan konsekuensi dan mempengaruhi jalan cerita.

Spesifikasi Smartphone Android yang Dibutuhkan

life-is-strange-android

Bagi yang ingin mencobanya, Life is Strange membutuhkan smartphone yang menjalankan Android 6.0 Marshmallow atau yang lebih baru. Selain itu, smartphone harus memiliki prosesor 64 bit, GPU yang mendukung OpenGL 3.1, dan mininum RAM 2GB.

Soal kualitas grafisnya, sebenarnya sudah cukup memukau untuk standar game mobile. Tapi, memang tak bisa disandingkan dengan versi konsol dan PC, karena grafisnya kurang begitu detail.

Mekanisme kontrolnya simpel, tapi tetap menawarkan pengalaman yang interaktif. Ada tiga kontrol yang tersedia, yaitu tap to move, virtual pad, atau joystick. Game ini juga mendukung penuh terhadap penggunaan kontroler.

life-is-strange-android

Saat ini Life is Strange di Android terdapat lima episode, episode pertama bisa dimainkan secara gratis. Bila ingin melanjutkan pertualangan, Anda bisa membeli paket komplet empat episode sekaligus dengan harga spesial yang lebih murah Rp129.000.

Bagi Anda yang ragu-ragu ingin melanjutkan atau tidak, harga episode masih murah yakni Rp15.000. Tapi episode tiga dan seterusnya masing-masing per episode dibanderol Rp75.000.

Verdict

Kemampuan memutar kembali waktu mungkin merupakan sebuah kekuatan yang setiap orang di dunia ini inginkan, walaupun itu hanya dalam hitungan menit. Namun meski cerita adalah nilai jual utama, sayangnya versi Android belum didukung subtitle bahasa Indonesia.

Life is Strange ini bukanlah game kompetitif seperti Mobile Legends ataupun PUBG Mobile yang harus ngotot untuk menang. Anda bisa memainkan Life is Strange dengan benar-benar santai, sekalian bisa sekalian bernostalgia saat masa-masa sekolah – walaupun suasana sekolah di Amerika Serikat dan Indonesia pastinya berbeda.

Application Information Will Show Up Here

[Review] Logitech G512 Carbon, Keyboard Gaming Elegan Untuk Menangani Beragam Permainan

Nama Logitech akan selalu dibahas ketika gamer sedang mencari gaming gear bermutu dan terjangkau. Meski begitu, mereka tak selalu menawarkan produk ‘ekonomis’. Perusahaan asal Swiss ini juga tak jarang memproduksi periferal premium, dam jika bersedia memilihnya, uang yang Anda keluarkan senilai dengan apa yang akan didapatkan. Salah satu contohnya ialah G512 Carbon.

Logitech G12 Carbon adalah papan ketik mekanis high-performance yang dibangun berlandaskan desain G413 dan G513. Keyboard menawarkan tiga jenis profil switch racikan Logitech sendiri, yakni Romer-G; terdiri dari opsi tactile, linier dan switch baru GX Blue. Selama hampir sebulan, saya diberikan kesempatan oleh tim Logitech Indonesia untuk menjajal langsung G512 Carbon bersenjata Romer-G Linear.

Melihat profil dan menakar dari pengalaman penggunaannya, Romer-G Linear dispesialisasikan untuk menangani judul-judul yang menuntut refleks serta keakuratan tinggi. Tapi secara mengejutkan, saya juga tidak menemukan ada yang bisa dikeluhkan dari G512 Carbon ketika menggunakannya sebagai alat penunjang kerja. Silakan simak ulasan lengkapnya di bawah.

 

Desain

Tren desain hardware dan periferal gaming belakangan kembali mengalami perubahan. Beberapa brand memang tetap mempertahankan keunikan karakteristik rancangan produknya, namun desain simpel kembali menjadi ‘standar keren’ terkini, dan arahan inilah yang diusung Logitech dalam meramu G512 Carbon.

G512 25

G512 11

Melalui pemanfaatan pelat aluminium 5052 (kelas pesawat terbang) brushed kelabu di sisi atas, keycap dan tubuh berwarna hitam, dipadu dengan potongan persegi dan ujung membundar yang tampak sederhana, Logitech berhasil menonjolkan kesan elegan dan industrial – tema desain yang jadi favorit saya. Alasannya sederhana: pendekatan ini membuat G512 fleksibel dan netral, tetap pas jika disandingkan dengan PC stylish di ruang kerja minimalis ataupun menemani komputer monster custom rakitan Anda.

G512 13

G512 15

G512 Carbon adalah keyboard full-size berdimensi 455x132x34mm berbobot 1,1-kilogram. Berpedoman pada konsep minimalis, G512 Carbon disajikan tanpa wrist rest, tapi karena poisisi papan plus keycap yang tidak terlalu tinggi, saya tidak menemui masalah saat mengetik/bermain dengan menempatkan telapak tangan langsung di atas meja. Tingkat kemiringannya bisa Anda tambah lagi dengan menarik kedua kakinya dari slot. Itu artinya, menentukan tinggi kursi dan meja yang pas sangat penting buat mendapatkan posisi ternyaman.

G512 8

G512 9

Layaknya periferal gaming modern,  G512 Carbon tak lupa dilengkapi sistem pencahayaan LED RGB – baik di tombol serta lampu indikator Caps Lock dan G-key. Satu-satunya branding Logitech dibubuhkan secara halus di pojok kanan atas lewat huruf ‘G’ yang khas. Anda bisa menemukan slot USB pass-through di bagian atas area tersebut, dan dengannya, Anda dipersilakan mencolokkan mouse sampai mengisi ulang baterai smartphone.

Logitech G512 Carbon.

G512 12

Namun berkiblat pada tema simpel mungkin tidak sepenuhnya disukai gamer: keyboard ini tak mempunyai tombol multimedia dan utility mandiri, mengharuskan kita menggunakan kombinasi dua tombol keyboard buat mengatur volume, mengaktifkan fungsi play/next/previous/stop, mengubah pola serta kecerahan RGB hingga menyimpan profile.

G512 22

G512 Carbon tersambung ke PC melalui kabel braided berkepala USB sepanjang 1,8-meter. Di area mendekati ujung, kabel ini bercabang jadi dua, salah satunya digunakan untuk mentenagai RGB. Saya paham alasan mengapa sejumlah produsen memproteksi bagian kabel periferal mereka dengan lapisan kain braided, tapi efeknya, kabel tersebut jadi sangat kaku.

G512 7

G512 6

 

RGB dan Logitech Gaming Software 9.00

G512 Carbon bisa segera bekerja begitu Anda menyambungkan kedua colokannya ke slot USB 2.0 selama PC Anda berjalan di platform Microsoft Windows (7 sampai 10). Namun seluruh potensi dan teknologi dari keyboard ini baru terbuka lebar begitu Anda menginstal Logitech Gaming Software.

G512 1

Di versi terbarunya,9.00, Anda dipersilakan mengonfigurasi macro, menyala-matikan tombol tertentu (tombol Windows misalnya), hingga mengutak-atik pencahayaan RGB. Ketika software ini pertama kali dibuka, ia akan memindai permainan-permainan kompatibel yang ada di PC. Di sistem saya, LGS segera mendeteksi Assassin’s Creed Origins, Overwatch dan Titanfall 2. Dan Anda bisa mengustomisasi fungsi-fungsi spesifik masing-masing game lebih jauh lagi via aplikasi.

G512 2

G512 4

Logitech Gaming Software juga menyediakan tool analisis menarik, mempersilakan Anda mencari tahu tombol-tombol apa saja yang paling sering digunakan. Fitur ini bisa diterapkan saat Anda bekerja ataupun ber-gaming.

G512 5

Sebagai pengguna ‘awam’, Logitech Gaming Software lebih banyak saya habiskan untuk mengoprek warna-warni RGB di G512 Carbon. Baru dengan software ini Anda akan menyadari bahwa keyboard mengusung sistem RGB per-key. Dan jika kebetulan Anda punya periferal Logitech G lain, pencahayaan red-green-blue-nya bisa diselaraskan melalui fitur Lightsync.

G512 3

Penggemar utak-atik pasti akan tersenyum girang: Logitech sudah menyiapkan banyak sekali opsi pola, dan Anda dibebaskan buat mengubah hampir seluruh aspek di sana; misalnya, menentukan sendiri warna tiap tuts, memilih efek (dari mulai key press, riak, perputaran warna, ripple) serta mengubah kecepatan transisinya. Sejauh ini favorit saya ialah pola datafall ala The Matrix.

G512 24

 

Romer-G Linear dan pengalaman penggunaan

Buat Anda yang kurang familier dengan switch mekanis buatan Logitech ini, Romer-G Linear memiliki karakteristik hampir serupa Cherry MX Red: tidak ada sensasi clicky dan ringan. Romer-G Linear mempunyai actuation force (resistensi) di 45gf, namun jarak ke titik actutation dan jarak total tempuh tombol lebih pendek, masing-masing 1,5mm serta 3,2mm. Mungkin inilah alasan mengapa G512 Carbon lebih nyaman digunakan untuk mengetik dibanding Corsair K63 yang jadi andalan saya selama ini.

G512 21

Beberapa orang mungkin mengasosiaikan switch mekanis linier dengan game-game MMO dan action. Namun bagi saya, varian ini juga ideal buat menikmati permainan shooter bertempo cepat. Beberapa game FPS yang saya gunakan untuk mengujinya antara lain Titanfall 2, Far Cry 5 dan Quake Champions.

G512 14

Dengan gembira saya informasikan, G512 Carbon sekali tidak memerlukan proses adaptasi. Segala hal di sana terasa familier: penempatan tombol, hingga ukuran dan tinggi keycap-nya. Saya segera tahu bagian mana di jari kelingking yang dibutuhkan untuk menekan Ctrl buat menunduk, serta jarak ke tombol tertentu untuk mengaktifkan suatu skill. Resistensi tiap tuts-nya juga konsisten – tidak ada yang lebih empuk atau lebih keras dari tombol lain, termasuk pada tombol lebar seperti Space dan Shift.

G512 18

G512 17

G512 Carbon ditunjang oleh fitur anti-ghosting 26-key rollover, menjanjikan kemampuan meregistrasi 26 input tombol secara bersamaan. Kecuali Anda gamer paling hardcore, jarang sekali kita menekan lebih dari enam tombol berbarengan.

G512 16

Keycap terpasang dengan mantap di posisinya, dan saya tidak menemukan satu pun yang bergerak di luar batas kewajaran. Daya tahan pemakaian Romer-G Linear ini dijanjikan sangat lama, hingga 70 juta kali tekan – kurang lebih 40 persen lebih awet dibanding switch mekanis ‘standar’ berdasarkan uji coba Logitech. Perlu diketahui bahwa slot keycap G512 Carbon berbeda dari slot di keyboard Cherry MX, jadi Anda tidak bisa menukarnya sembarangan.

G512 19

Bagian keycap tersebut terbuat dari bahan plastik ABS dengan tekstur doff halus. Permukaannya terasa mulus sewaktu ujung jari menyentuhnya. Cat hitam diimplementasikan ke seluruh keycap, termasuk pada sisi dalam. Seperti keyboard bertombol ABS lainnya, saya sangat menyarankan Anda untuk menjaga kebersihan G512 Carbon karena bekas minyak – baik dari tangan maupun makanan – dapat menyebabkan keycap jadi mengilap secara permanen.

G512 23

Satu kekurangan yang saya temukan di G512 Carbon berhubungan dengan konsep minimalisnya, yaitu absennya tombol pengaturan fungsi multimedia dan utility dedicated. Untuk mengatur volume saat bermain, saya harus menggunakan kedua tangan buat menekan FN dan Sroll Lock/Pause; begitu pula ketika mengatur brightness atau mengubah pola RGB tanpa Logitech Gaming Software.

G512 20

 

Konklusi

Di jajakan di harga Rp 1,8 juta, Anda mungkin bisa menemukan keyboard gaming racikan kompetitor yang tidak kalah canggih dari Logitech G512 Carbon. Namun buat saya, bagian desain merupakan aspek yang paling menonjol dari produk ini. Kemampuan G512 dalam menjadi rekan Anda menikmati game tak perlu dipertanyakan, tapi penampilannya juga ‘tidak berlebihan’ sewaktu disandingkan bersama perangkat kerja.

Meski demikian, memang ada sejumlah aspek yang masih dapat diperbaiki. Masalah ketiadaan tombol utility dedicated bisa dimaklumi, tapi saya harap Logitech menemukan alternatif koneksi wired selain menggunakan kabel braided yang keras dan kaku di sana. Saya tidak keberatan jika produsen menukarnya dengan kabel karet lentur ala Zowie.

Dengan penyajian plug-and-play tanpa mengurangi keleluasaan kustomisasi, Logitech G512 Carbon siap menjadi pertimbangan bagi kalangan gamer kelas antusias yang ‘tak mau ribet’ serta menginginkan keyboard gaming berkualitas tinggi.

G512 10

 

Sparks

  • Desain elegan dan fleksibel untuk menemani beragam jenis PC
  • Akurat, nyaman, empuk, responsif
  • Plug-and-play
  • LGS memberikan keleluasaan kustomisasi
  • Ada slot USB pass-through serbaguna

 

Slacks

  • Tidak bisa bebas menukar keycap dengan produk third-party
  • Kabel braided kaku, tenunan dapat rusak jika Anda sembarangan menekuknya
  • Harganya tergolong mahal

[Game Playlist] Dead Rivals, Tawarkan Petualangan untuk Cari Tahu Penyebab Wabah Zombie

Gameloft telah meluncurkan game mobile Dead Rivals – Zombie MMO untuk perangkat berbasis Android dan iOS yang ditawarkan secara cuma-cuma. Game bertemakan zombie ini memadukan genre RPG yang penuh cerita dan shooter yang menyuguhkan aksi tembak-tembakan secara intens ke dalam petualangan MMORPG klasik.

Bagi yang berminat mencoba, sebaiknya siapkan koneksi internet yang gesit dan menyediakan ruang kosong memori smartphone. Di Google Play Store, Dead Rivals memiliki ukuran 65MB dan data game sekitar 1GB yang diunduh lewat aplikasi. Berikut hands-on singkat dari game Dead Rivals – Zombie MMO di Android.

Screenshot_20180412-184710

Pemilihan Karakter

Screenshot_20180412-161052

Setelah masuk ke game, Anda akan dihadapkan pada pembuatan karakter. Ada tiga karakter yang bisa dipilih yaitu merc, specialist, dan brawler.

Bagaimana gaya model rambut, warna rambut, gaya wajah, pakaian hingga jenis senjata bisa disesuaikan. Anda harus memilih dengan tepat, karena hanya ada satu karakter yang bisa dibuat. Biar tak salah pilih, ini detailnya:

Kekuatan dan Kelemahan Merc

Screenshot_20180412-160050

Pertama merc yang ahli menggunakan semua jenis senjata otomatis. Dia bisa menggunakan granat untuk menyebabkan kerusakan besar dan dia juga bisa menggunakan kelincahannya untuk menghindari serangan musuh.

Merc ahli membunuh musuh dari jarak jauh, dia perlu menghindari pertarungan jarak dekat karena ini bukan poin kuatnya.

Kekuatan dan Kelemahan Specialist

Screenshot_20180412-160105

Kedua specialist, menggunakan senjata api jarak dekat, seperti shotgun dan revolver. Dia juga mahir menggunakan beragam serum dalam pertarungan untuk memberikan damage dan efek masif yang dapat menyakiti lawan juga memulihkan pemain lainnya. Terkadang specialist dapat menjadi sangat kuat.

Kekuatan dan Kelemahan Brawler

Screenshot_20180412-160057

Brawler adalah pengagum sejati dari kekuatan. Dia suka menggunakan senjata jarak dekat dan tubuh kuatnya untuk menyelesaikan masalah.

Walaupun dia harus berada cukup dekat dengan musuh untuk menyerang, level area kontrol skill dan tenaga besarnya yang tinggi cukup untuk menutupi kekurangannya.

Grafis dan Gameplay

Dead Rivals menyuguhkan grafis ala animasi yang amat memanjakan mata. Secara default, kualitas grafis yang disuguhkan berada di level rendah, jadi Anda harus menuju ke pengaturan game untuk menaikkan kualitas grafis ke level tinggi.

Seperti Lineage2 Revolution, Dead Rivals telah menyediakan banyak event dan quest yang bisa Anda jalankan secara otomatis. Tak perlu repot-repot memainkan secara manual, tinggal sesekali tap menu quest.

Kontrol permainan yang disediakan seperti game MOBA, di mana di sebelah kanan terdapat tombol attack dan empat skill. Kemudian di sebelah kiri terdapat virtual analog.

Terdapat mode petualangan dengan quest utama yang akan terbuka seiring naiknya level karakter Anda dan juga quest harian. Tujuan utama Anda ialah untuk membasmi zombie sebanyak mungkin dan mencari tahu penyebab wabah zombie.

Jenis-jenis zombie yang Anda temui juga mempunyai bentuk dan kekuatan yang sangat beragam. Para boss zombie pun memiliki kemampuan sangat-sangat mengerikan. Tentu saja, Anda bisa bermain bersama dengan pemain lain untuk mengalahkan boss zombie.

Verdict

Sudah banyak game bertemakan zombie, tapi paduan dari beberapa genre game membuat Dead Rivals layak dicoba. Bila Anda mencintai game RPG, mungkin Anda bakal menyukai ceritanya.

Satu hal lagi, saya cukup takjub Gameloft telah menyediakan pilihan bahasa Indonesia. Sehingga lebih bisa dinikmati ceritanya oleh kalangan lebih luas.

Application Information Will Show Up Here

[Game Playlist] Lineage2 Revolution, Game MMORPG Terbaik di Mobile?

Netmarble Games akhirnya resmi meluncurkan Lineage2 Revolution di Indonesia. Game mobile bergenre massively multiplayer online role playing games (MMORPG) yang satu ini sudah lama ditunggu, di sini kita bisa berinteraksi dengan gamer lainnya melalui satu karakter yang terus berkembang sepanjang permainan.

Lineage2 Revolution merupakan versi mobile dari game PC Lineage2 yang diadaptasi dengan sangat baik. Ini adalah game yang sangat ambisius, menyuguhkan grafis yang memanjakan mata dengan Unreal Engine 4 dan open world berskala besar, serta menawarkan pertarungan real-time bersama ribuan pemain lainnya.

Cara Bermain Lineage2 Revolution

lineage2-revolution-1
Foto: Lineage2-revolution.com/id

Diceritakan keruntuhan kerajaan Elmoreden memasuki zaman kegelapan. Berbagai wilayah menyatakan kemerdekaannya dari kerajaan, yang menyebabkan pertempuran berdarah dalam penaklukan untuk mengklaim kedaulatan. Tugas Anda bergabung menjadi Silverlight Mercenary untuk mengubah situasi perang dan mengakhiri era kegelapan.

Ada empat karakter utama yang bisa Anda mainkan Lineage2 Revolution yaitu Human, Elf, Dark Elf, dan DwarfHuman atau manusia mudah beradaptasi di medan perang dan memiliki kemampuan yang seimbang. Sementara, Dark Elf sangatlah kuat dan mendominasi medan perang dengan serangannya yang dahsyat.

Kemudian Dwarf, terlepas dari penampilannya – ia begitu tangguh. Memiliki HP tinggi untuk melindungi. Sedangkan, Elf sangat cantik dan anggun, namun mereka bisa mengecoh musuh dengan gerakannya yang ngesit.

Setelahnya, Anda harus memilih satu dari tiga class yang ada. Pertama warrior, fighter yang menyerang dari jarak dekat. Kedua rogue yang terampil menggunakan pisau belati dan panah. Ketiga mystic, menggunakan sihir untuk menyerang lawan.

Terdapat empat slot karakter yang bisa Anda buat, artinya Anda bisa membuat empat karakter yang ada, baik itu Human, Elf, Dark Elf, dan Dwarf.

Gameplay Serba Auto

Sebagai game open world berskala besar, memungkinkan kita bisa menjelajahi dunia tanpa waktu loading, Lineage2 Revolution memiliki latar belakang cerita yang sangat kuat. Selain berpetualang sambil menjalani ratusan quest, Anda bisa menikmati cerita sepenuhnya, karena teks yang ditampilkan dalam bahasa Indonesia.

Inti gameplay Lineage2 Revolution sebenarnya sangat kompleks butuh strategi tertentu untuk diselesaikan. Game ini memiliki sistem upgrade yang sangat rumit, di mana Anda bisa menaikkan level item tertentu dengan menggabungkannya.

Meski begitu, sistem ‘auto-mode‘ yang ada membuat karakter Anda akan bertarung secara otomatis. Selain auto-battle, ada juga auto-equip, hingga auto-questing, Anda benar-benar tak harus memainkan sendiri. Namun AI ini juga butuh Anda untuk memperkuat senjata dan skill yang ada, agar membuatnya sepadan dengan musuh-musuh level tinggi.

Selain itu, jika biasanya dalam genre MMORPG hanya menghadirkan mode pertarungan 5v5 saja, Lineage2 Revolution menyediakan mode pertarungan 20v20, 30v30, hingga 50v50 secara real-time.

Saya pribadi fokus menjalankan dua karakter, pertama Dark Elf – alasannya karena karakter ini terlihat sangat ‘keren’. Saya melewati semua cerita untuk naik level tinggi secepat mungkin. Kemudian karakter kedua adalah Elf yang amat cantik, di sini saya bermain santai dan berfokus menikmati cerita yang diberikan.

Terlepas dari bagaimana cara Anda menjalankan permainan, Anda harus mencoba game MMORPG yang satu ini. Sebagai informasi, Lineage2 Revolution telah memenangkan penghargaan sebagai ‘Best Game of the Year’ pada acara ‘Best of 2017’ Google Play di enam negara Asia, termasuk di Korea Selatan. Artinya, Lineage2 Revolution merupakan salah satu game mobile terbaik yang bisa Anda mainkan di smartphone dan telah siap diunduh secara gratis sejak tanggal 14 Maret 2018 di Google Play Store dan Apple Store.

Application Information Will Show Up Here

[Game Playlist] Menengok Kembali Overwatch, 2 Tahun Setelah Dirilis

Di antara sejumlah developer papan atas dunia, Blizzard Entertainment boleh dikatakan sebagai studio dengan layanan purna jual terbaik. Tak seperti studio lain, mereka jarang sekali melepas judul baru, dan lebih fokus menyempurnakan serta memperkaya konten game-game yang sudah dirilis. Tidak heran jika Blizzard sukses menghimpun jutaan gamer setia.

Silakan lihat cara Blizzard memperlakukan judul-judul asuhannya, Overwatch contohnya. Dirilis bulan Mei 2016, game shooter pertama sang studio telah berubah dari permainan multiplayer casual menjadi game eSport ‘serius’. Saya sendiri sudah lama tak memainkannya, terhitung sejak awal 2017, karena ada banyak judul baru saat itu yang mencuri perhatian. Baru beberapa minggu ini saya mulai menekuninnya lagi secara intensif.

OW 3

Begitu memasukkan password di window log-in Battle.net, saya segera menyadari ada banyak hal penting terlewati: Summer Games 2017, Halloween Terror 2017, Winter Wonderland 2018, bahkan hingga event Tahun Baru Imlek 2018. Saya sangat menyesalkan hilangnya kesempatan untuk membeli skin-skin epic dan legendary, memaksa saya untuk menunggu event berikutnya dilangsungkan.

OW 4

Namun kembali fokus ke Overwatch adalah sebuah keputusan yang tak saya sesalkan. Saya juga menyadari lagi sejumlah aspek yang membuat orang jatuh cinta pada game ini: keunikan karakter-karakternya, bertambah kayanya opsi kustomisasi, dan juga kemudahan untuk mengakses permainan. Dan untuk game berusia hampir dua tahun, aspek visual Overwatch tidak kalah dari FPS-FPS baru. Saya belum tahu apakah Blizzard pernah menerapkan upgrade, tapi saat ini, game tetap terlihat memesona di opsi grafis Ultra.

OW 2

Sisi teknis adalah bagian paling mengagumkan dari Overwatch. Selain berjalan optimal di PC, fitur game ini terasa lebih lengkap dibanding sewaktu umurnya baru beberapa bulan. Blizzard menyempurnakan dan membubuhkan begitu banyak fitur, baik yang memengaruhi gameplay secara langsung atau sekadar membuatnya jadi lebih intuitif. Satu fitur favorit saya adalah fungsi download video di menu Highlight. Fitur ini memungkinkan gamer mengabadikan aksi keren yang mereka lakukan tanpa menggunakan app third-party dan Anda dapat mengustomsasi kualitas grafis output rekamannya.

OW 5

Kelemahan dari game-game yang mulai berumur – dan yang membuat Titanfall 2 jadi menjengkelkan – adalah lamanya waktu matchmaking seiring berkurangnya pemain. Keadaan ini jarang sekali terjadi pada Overwatch. Begitu tombol Quick Play ditekan, saya tidak pernah menunggu terlalu lama untuk masuk dalam pertandingan. Seperti biasa, jika sistem belum bisa menemukan match, saya akan dibawa ke mode skirmish – sempurna untuk pemanasan.

OW 13

OW 11

Tapi dengan begitu banyaknya karakter (saat ini ada 27 hero, termasuk Brigitte), memastikan semuanya tetap seimbang merupakan pekerjaan rumah tanpa akhir buat Blizzard. Dari pengamatan saya, beberapa tokoh baru mempunyai kemampuan yang lebih ‘efektif’ dari hero lama. Contohnya: banyak gamer mengeluhkan terlalu mematikannya skill Biotic Orb punya Moira.

OW 7

OW 9

Karena sejauh ini saya menikmati Overwatch secara casual, ketidakseimbangan merupakan kendala kecil. Tapi  hal tersebut mungkin jadi masalah besar bagi mereka yang serius memainkan mode kompetitifnya. Dan karena para karakter ini saling terkait, bisa jadi mengubah keefektifan kemampuan salah satu hero bisa memengaruhi cara gamer bermain tokoh lainnya.

OW 10

Keluhan kecil saya ajukan pada sistem matchmaking: seringkali, Overwatch menghadapkan saya pada lawan-lawan dengan level tinggi – terutama mereka yang punya bingkai potret berwarna perak dan emas (artinya level di atas 600 dan 1.800). Sedangkan saya baru berada di level 130-an.

OW 6

Entah ini disebabkan kekeliruan teknis, karena tidak ada pemain lain, atau game menganggap saya ‘cukup mahir’. Pastinya, kalah terus-menerus karena musuh yang terlalu lihai juga membuat orang jadi malas bermain…

OW 1