Ingin Aplikasinya Lebih Pintar, Google Caplok Timeful

Google kemarin, Senin (4/5/2015) mengumumkan bahwa mereka telah mengakuisisi Timeful Inc, perusahaan di balik aplikasi Timeful yang menawarkan alat pendukung manajemen waktu, kalender, to-do list dan jadwal.

Continue reading Ingin Aplikasinya Lebih Pintar, Google Caplok Timeful

Pesanan Galaxy S6 Edge Membludak, Samsung Operasikan Pabrik Baru

Samsung memang mempunyai harapan yang tinggi ke duo flagship terbarunya, Galaxy S6 dan Galaxy S6 Edge. Tapi tampaknya mereka tak menduga permintaan Galaxy S6 Edge akan jauh melampaui estimasi mereka. Akibatnya, raksasa asal Korea Selatan tersebut sekarang menghadapi masalah kekurangan stok yang cukup serius.

Continue reading Pesanan Galaxy S6 Edge Membludak, Samsung Operasikan Pabrik Baru

Nokia Bantah Punya Rencana Jualan Ponsel Lagi

Belakangan muncul kabar yang menyebutkan bahwa Nokia berencana terjun kembali ke industri mobile khususnya ponsel, industri yang pernah membesarkan namanya. Wajar, apalagi mereka sudah menunjukkan gelagat itu dengan meluncurkan tablet android, N1.

Continue reading Nokia Bantah Punya Rencana Jualan Ponsel Lagi

Google Siap Edukasi Pengguna Korporat Melalui Acara Chrome Live

Meningkatnya tren BYOD (Bring Your Own Device) dan penggunaan komputasi awan (cloud computing) dikalangan korporat telah menggiring sejumlah vendor untuk menelurkan produk yang didesain untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Continue reading Google Siap Edukasi Pengguna Korporat Melalui Acara Chrome Live

Rangkul The Mobile Stores, Xiaomi Mulai Jajakan Perangkatnya Secara Offline

Di segmen mobile, Xiaomi patut dijuluki si anak baru yang bandel dan nekat. Di saat banyak vendor bertahan dengan strategi konvensional, Xiaomi justru berani banting harga tanpa menyunat performa perangkat. Plus menjadi pelopor strategi penjualan flash sale yang sejauh ini terbukti mujarab bahkan mulai dicontek oleh sejumlah vendor.

Continue reading Rangkul The Mobile Stores, Xiaomi Mulai Jajakan Perangkatnya Secara Offline

Polytron Optimis Bisa Rebut Posisi Tiga Besar Produsen Smartphone 4G Tanah Air

Kiprah Polytron di ranah mobile khususnya pasar tanah air masih terbilang adem ayem, namun soal pengalaman dan sumber daya, tak perlu diragukan. Dengan bekal tersebut, Polytron Indonesia memasang target untuk merebut minimal posisi tiga di jajaran pabrikan ponsel 4G terbesar di Indonesia tahun ini.

Continue reading Polytron Optimis Bisa Rebut Posisi Tiga Besar Produsen Smartphone 4G Tanah Air

Cyanogen Kantongi Investasi Sebesar $80 Juta, Smartfren Jadi Salah Satu Investornya

Cyanogen baru-baru ini membeberkan bahwa pihaknya telah berhasil mendapatkan pendanaan sebesar $80 juta dari sejumlah investor. Yang menarik, nama salah satu operator lokal Indonesia, Smartfren Telecom terdapat dalam jajaran investor tersebut. Beragam spekulasi pun bermunculan.

Continue reading Cyanogen Kantongi Investasi Sebesar $80 Juta, Smartfren Jadi Salah Satu Investornya

Cyanogen Selangkah Lagi Dapatkan Dana Ratusan Juta Dollar, Tapi Bukan dari Microsoft

Perusahaan pengembang custom ROM Android, Cyanogen Inc dikabarkan selangkah lagi mendapatkan suntikan dana segar senilai $110 juta dari sejumlah investor sebagai modal untuk melancarkan rencananya membuat sistem operasi Android versi mereka.

Continue reading Cyanogen Selangkah Lagi Dapatkan Dana Ratusan Juta Dollar, Tapi Bukan dari Microsoft

Lebih dari 60% Pendapatan JNE Dipasok Bisnis E-Commerce

Ketergantungan perusahaan logistik terhadap bisnis e-commerce menjadi semakin jelas, setelah JNE menginformasikan bahwa lebih dari 60% pendapatan JNE saat ini berasal dari kerja samanya di ekosistem ini. Tahun ini mereka menargetkan lebih besar lagi faktor pendapatan dari e-commerce, hingga 70%.

Chief Sales and Marketing Officer JNE Agus Hartono Wijaya mengungkapkan kepadaIndoTelko, “Kontribusi sektor e-commerce bagi total pendapatan JNE bisa berkisar 60% sampai 70%. Kami senang menjadi bagian dari ekosistem ini.”

Angka yang dikontribusikan sektor e-commerce ditahun 2014 adalah antara Rp 1,5 triliun hingga 2 triliun. Di tahun 2015 ini, masih dari sumber yang sama, JNE berharap bisa meraup pendapatan sekitar Rp 3,9 triliun, dengan 70% berasal dari sektor e-commerce.

Saat ini disebutkan JNE telah bekerja sama dengan hampir semua portal e-commerce. Mereka juga sudah menjajaki kemungkinan kerja sama dengan MatahariMall yang akan segera hadir bulan ini dengan konsep O2O (online-to-offline).

Titik lemah

Meskipun memiliki ketergantungan yang semakin tinggi terhadap bidang e-commerce, JNE (dan pemain lain di bidang logistik) harus sadar bahwa sektor logistik masih menjadi titik lemah yang menghambat kepercayaan masyarakat berbelanja secara online.

Survei kecil-kecilan yang diadakan oleh DailySocial sekitar sebulan lalu mengungkapkan waktu pengiriman (yang tidak sampai-sampai) merupakan hal yang paling dikeluhkan saat berbelanja online. Beberapa perusahaan e-commerce bahkan mulai merintis in-house delivery-nya sendiri, terutama di kawasan Jabodetabek, karena tidak lagi percaya dengan jaminan perusahaan logistik.

Pembangunan pusat distribusi, terutama di daerah luar Jawa, dan konsep O2O menjadi alternatif untuk menekan biaya pengiriman dan memastikan bahwa pengiriman barang tidak mengalami hambatan. Apapun itu, dengan semakin tergantungnya industri logistik terhadap bisnis e-commerce, mereka harus meningkatkan kualitas layanannya untuk memastikan barang dapat sampai ke pembeli dalam waktu yang dijanjikan demi target pencapaian yang mereka inginkan.

[Gambar header: Shutterstock]

Artikel sindikasi ini pertama kali dimuat di DailySocial dan ditulis oleh Amir Karimuddin.