Penyingkapan Cyclone V10 Menandai Akhir Dari Pengembangan Vacuum Cleaner Berkabel Dyson

Konsep nirkabel bukan cuma diadopsi oleh perangkat komunikasi, namun sudah lama diterapkan pada perabot elektronik rumah tangga, dan Dyson boleh dikatakan sebagai salah satu pionirnya. Sejak lebih dari satu dekade silam, perusahaan asal Inggris itu menawarkan beragam alat penghisap debu tanpa kabel. Tapi kreasi baru mereka berpotensi merevolusi penyajian vacuum cleaner selamanya.

Dalam acara di kota Manhattan hari Selasa kemarin, Dyson memperkenalkan alat penghisap debu cordless yang dibekali teknologi baru. Begitu yakinnya sang produsen pada kemampuan produk bernama Cyclone V10 tersebut, Dyson menyampaikan bahwa kehadirannya menandai akhir dari pengembangan vacuum cleaner berkabel mereka. Cyclone V10 juga diklaim memberikan jawaban atas kekurangan-kekurangan yang ada di penghisap debu ‘portable‘ generasi sebelumnya.

Cyclone V10 menyajikan arahan desain yang familier. Mesinnya berada di dekat tangan Anda, diaktifkan dengan menekan pelatuk ala pistol. Lalu, kepala pembersih tersambung ke bagian tersebut melalui pipa – bagian-bagian ini bisa dilepas dan disesuaikan buat membersihkan jenis permukaan berbeda. Tentu saja rancangannya memperoleh upgrade: Cyclone V10 mempunyai bobot 125g, lebih enteng 25g dibanding model tahun 2009.

Dyson Cyclone V10 1

Performanya jelas lebih bertenaga. Cyclone V10 mengusung motor elektrik generasi baru sebagai jantungnya, mampu menghisap kotoran 40 persen lebih efektif dari Dyson V8. Perangkat ini dipersenjatai oleh motor 290-Watt (versi lawasnya cuma 85-Watt), lalu bagian batang berbahan bajanya digantikan keramik, memangkas bobotnya sembari menggandakan ketangguhannya.

Dyson Cyclone V10 2

Saat vacuum cleaner diaktifkan, debu dan kotoran (sampai sekecil 0,3-micron) akan segera dihisap dari bagian kepala dan berputar di ruang pembersihan berkat tarikan berkecepatan 200km per jam. Perusahaan turut memodifikasi mekanisme pembuangan kotoran, sehingga lebih sederhana dan memperkecil peluang untuk mengotori tangan Anda.

Dyson Cyclone V10 3

Kelemahan terbesar penghisap debu cordless umumnya terletak pada daya tahan baterai. Menariknya, Dyson tidak mencantumkan baterai berkapasitas super-besar di Cyclone V10 (yang artinya berpeluang menambah berat). Mereka malah fokus pada pengelolaan penggunaannya. Menurut Dyson, efektivitas proses hisap jauh lebih penting dari daya tahan baterai. Meski demikian, kabarnya model ini bisa menemani Anda bebersih selama 60 menit.

Dyson Cyclone V10 rencananya akan mulai dipasarkan pada bulan April 2018, dijajakan di harga retail US$ 700.

Dari yang saya baca, upgrade bukan cuma diterapkan pada bagian motor, tapi juga di bulu-bulu pembersih (bahannya mirip beludru, diselingi serat karbon) supaya lebih maksimal melepas kotoran yang menempel erat di karpet/lantai akibat listrik statis. Luar biasa.

Via Telegraph & Digital Trends.

Nest Cam IQ Indoor Kini Dilengkapi Integrasi Google Assistant

Sejak diakuisisi Google di awal tahun 2014, Nest Labs yang dikenal sebagai pionir kategori produk termostat pintar ini pada dasarnya dibiarkan beroperasi sendiri, mengeksplorasi ranah smart home yang kala itu masih tergolong baru. Namun per tanggal 7 Februari 2018 kemarin, Nest resmi menjadi bagian dari divisi hardware Google, dengan tujuan untuk memperkuat integrasi hardware dan software di seluruh ekosistem produk Google.

Hasilnya sudah bisa kita lihat sekarang, di mana kamera pengawas Nest Cam IQ Indoor baru saja menerima software update gratis yang menghadirkan integrasi Google Assistant. Integrasi ini pada dasarnya telah mengubah Nest Cam IQ Indoor menjadi Google Home, hanya saja yang kebetulan dilengkapi kamera dan tidak bisa memutar musik.

Semua yang bisa kita instruksikan ke Google Assistant di Google Home bisa dilakukan di sini, mulai dari yang sesimpel membuat reminder sampai yang lebih kompleks, seperti mengontrol lampu pintar Philips Hue, atau produk-produk lain yang kompatibel dengan ekosistem Nest maupun Google Assistant sendiri.

Nest Cam IQ Indoor with Google Assistant

Namun entah kenapa, Anda tidak bisa meminta Google Assistant untuk mengontrol Nest Cam IQ Indoor itu sendiri, setidaknya untuk sekarang. Padahal andai fitur ini tersedia, nilai kepraktisannya jelas bakal bertambah, di mana pengguna dapat menginstruksikan Google Assistant untuk menyalakan kamera saat ia hendak keluar rumah, atau sebaliknya mematikan kamera ketika sudah pulang.

Dalam kesempatan yang sama, Nest juga memperkenalkan paket baru untuk layanan berlangganan Nest Aware. Kini ada paket seharga $5 per bulan, yang akan memberikan konsumen akses ke hasil rekaman video selama 5 hari ke belakang.

Nest Aware pun juga kedatangan dua fitur baru. Yang pertama untuk membedakan antara orang dan objek pada zona-zona yang sudah ditentukan oleh pengguna. Yang kedua untuk menghapus duplikat pada daftar wajah orang yang berhasil diidentifikasi oleh kamera, atau dengan kata lain, kapabilitas facial recognition yang lebih baik.

Sumber: Nest dan The Verge.

Cuma $20, WyzeCam Adalah Kamera Pengawas dengan Fitur Lengkap dan Cloud Storage Cuma-Cuma

Sekitar empat bulan yang lalu, sebuah produk bernama WyzeCam mencoba mengguncang pasar kamera pengawas. Dikembangkan oleh eks karyawan Amazon, WyzeCam dengan cepat berhasil merebut hati sejumlah media publikasi AS berkat harganya yang murah ($20), tapi di saat yang sama menawarkan fitur yang lengkap beserta penyimpanan berbasis cloud secara cuma-cuma.

Di kisaran harga ini, ekspektasi Anda mungkin tidak jauh-jauh dari produk buatan Tiongkok dengan kualitas pas-pasan. Nyatanya tidak demikian. Dari sejumlah ulasan yang saya baca, nyaris semua memuji kualitas video 1080p dengan sudut pandang seluas 110 derajat yang dihasilkan WyzeCam, dan tentu saja ini bisa ditonton secara live lewat smartphone.

Sejumlah sensor memungkinkan WyzeCam untuk merekam video pendek secara otomatis setiap kali ada suara atau gerakan yang dideteksi. Semuanya disimpan ke dalam microSD yang menancap, sekaligus diunggah ke cloud. Istimewanya, pengguna bisa mengakses semua rekaman yang disimpan di cloud sampai 14 hari yang lalu tanpa dipungut biaya.

Fitur night vision turut tersedia, demikian pula dengan sistem audio dua arah, sehingga WyzeCam bisa dimanfaatkan sebagai intercom. Semuanya dikemas dalam wujud yang simpel sekaligus elegan, dengan bagian dasar magnetik sehingga perangkat dapat ditempatkan di mana saja ada permukaan logam).

Kalau melihat desainnya, ada kemiripan antara WyzeCam dengan salah satu kamera pengawas buatan Xiaomi. Pada kenyataannya, keduanya adalah produk yang identik; Wyze Labs membeli lisensi hardware-nya dari Xiaomi (lalu memodifikasinya tapi mungkin hanya secuil), akan tetapi software-nya murni dari mereka sendiri. Itulah mengapa harganya bisa sangat terjangkau.

WyzeCam

Dalam waktu yang terbilang singkat, Wyze Labs rupanya sudah siap dengan pengganti WyzeCam. Secara fisik WyzeCam v2 nyaris tidak berubah (terkecuali finish-nya yang kini matte dan tidak lagi glossy), akan tetapi sensor gambarnya kini telah diganti dengan yang lebih baik lagi. Kualitas suara yang dihasilkannya pun juga diklaim lebih baik berkat penggunaan amplifier dan chip audio baru.

Namun pembaruan yang terpenting adalah yang berkaitan dengan software. WyzeCam v2 kini dapat menandai orang-orang maupun objek lain yang berseliweran di hadapannya dengan warna yang berbeda. Dengan begitu, pengguna bisa lebih mudah menemukan sesuatu yang janggal saat memantau hasil rekamannya.

Bagian terbaiknya, WyzeCam v2 masih dihargai $20 bagi yang melakukan pre-order (barang siap dikirim pada minggu terakhir bulan Februari ini juga). Jujur saya sangat tertarik, sayangnya tidak ada kerabat di AS yang bisa dititipi dan bakal pulang kampung dalam waktu dekat.

Sumber: Engadget.

Mi TV 4 Ialah Smart TV High End Buatan Xiaomi, Fitur dan Harganya?

Kita mungkin mengenal Xiaomi karena smartphone besutannya yang dibanderol ‘miring’ dengan spesifikasi yang tak mengecewakan. Xiaomi juga bermain di industri elektronik, termasuk televisi (TV).

Selain melepas duo smartphone layar penuh 18:9 yaitu Redmi Note 5 dan Redmi Note 5 Pro di India, pabrikan elektronik asal Tiongkok itu juga meluncurkan Mi TV 4. Smart TV perdana Xiaomi di pasar India yang dijual seharga INR39.999 atau sekitar Rp8,9 jutaan dan akan tersedia untuk pembelian online melalui Xiaomi store Mi.com/in dan Flipkart pada tanggal 22 Februari.

xiaomi-mi-tv-4
Foto: mi.com

Banyak hal menarik yang disuguhkan televisi high end Xiaomi, mulai dari desainnya yang sangat tipis. Di mana bagian paling tipis hanya memiliki 4,9mm dan 48mm pada bagian paling tebal.

Mi TV 4 hadir dengan panel display Samsung 4K SVA (Superior Vertical Alignment) dengan resolusi 4K 3840×2160 piksel dan rasio kontras 6000:1. Layarnya memiliki latency 8ms, refresh rate 60Hz, viewing angle 178 derajat, eye protection mode, dynamic backlighting, dan dukungan format HDR10 (belum support Dolby Vision).

xiaomi-mi-tv-4-55-inci
Foto: mi.com

Smart TV ini menjalankan OS Android TV dengan user interface Patchwall Xiaomi yang menyajikan rekomendasi konten berdasarkan kebiasaan menonton Anda. Terdapat juga memiliki sistem kecerdasan buatan atau AI yang disebut Sensy yang didukung oleh Sensara, startup berbasis di Bangalore. Layanan ini mempelajari kebiasaan penggunaan Anda dari waktu ke waktu dan menyarankan program yang sesuai dengan minat Anda.

Guna memuluskan kinerjanya, TV pintar ini dibekali prosesor Amlogic T968 64 bit, quad-core 1.8GHz, GPU Mali-T830 MP2, RAM 2GB, dan penyimpanan internal 8GB. Terkait konektivitas, Mi TV 4 55 inci dibekali Bluetooth 4.0, WiFi 2,4 GHz/5 GHz, tiga port HDMI, dua port USB, dan satu port ethernet beserta port AV, analog dan audio standar.

Xiaomi juga telah menjalin kemitraan dengan Hotstar, Voot, Hungama Play, Sony Liv, ALTBalaji, dan banyak lagi. Bagaimanapun, Anda tidak akan kekurangan konten karena total pemrograman dari layanan mencapai sekitar 500.000 jam, di mana sekitar 80% di antaranya gratis. Satu hal lagi, layanan streaming seperti YouTube dan Netflix juga dijanjikan tersedia dalam waktu dekat.

Sumber: Androidcentral

BenQ CineHome W1700 dan CinePro W11000H, Proyektor 4K UHD HDR Kelas Bioskop untuk Rumahan

Saat ini pengalaman terbaik untuk menikmati film mungkin dengan nonton di bioskop. Tapi, bagi Anda yang punya tingkat kesibukan tinggi, mana sempat pergi ke bioskop.

BenQ mencoba menyediakan solusi dengan memperkenalkan dua home cinema proyektor terbaru mereka yaitu CineHome W1700 dan CinePro W11000H ke pasar Indonesia. Proyektor ini ditunjukkan untuk kalangan pengguna profesional dan penggemar film yang membawa pengalaman menonton sinematik seperti di bioskop ke rumah Anda.

benq-cinehome-w1700-dan-cinepro-w11000h-proyektor-4k-uhd-hdr-kelas-bioskop-untuk-rumahan-4

W1700 dan W11000H adalah proyektor dengan teknologi DLP (Digital Light Processing) berstandar internasional Rec.709 sekelas panggung IMAX yang mampu menampilkan konten resolusi 4K Ultra HD 8,3 juta piksel. Lengkap dengan teknologi CinematicColor dan mendukung format HDR 10.

Teknologi CinematicColor, menjamin memberikan kualitas gambar seperti yang diinginkan si pembuat film, karena sudah memenuhi standar industri digital sinema dari akurasi warna sinematik. Khusus untuk CinePro W11000H bahkan telah tersertifikasi THX yang menawarkan performa gambar yang sangat tinggi secara menyeluruh guna menjamin pengalaman menonton seperti di sinema commercial digital dengan tepat.

Dalam acara demo produk di CGV Grand Indonesia, Jakarta, kemarin, BenQ mengajak rekan-rekan media untuk merasakan langsung, melihat dan mendengar. Saya cukup terkejut dengan kualitas gambar yang dihasilkan BenQ W1700.

Kualitas gambar yang sangat detail dengan warna yang tepat dan tingkat saturasi warna yang sangat tajam. Benar-benar sanggup menghadirkan kualitas visual setingkat  bioskop ke rumah Anda.

“Di seluruh dunia perkembangan 4K semakin populer, pertumbuhannya sangat signifikan. Konten 4K makin banyak dan semakin mudah didapat, harga perangkat 4K juga semakin terjangkau termasuk proyektor W1700 kami yang dibanderol hanya Rp25 juta.” Ujar Eko Handoko, Country General Manager BenQ Indonesia.

Soal bentukan, W1700 hadir dengan desain yang modern, ukurannya terbilang ramping dan compact. Proses instalasi diklaim tidak ribet dan mudah dioperasikan dengan antarmuka yang sederhana. Cerdas dalam teknologi dengan kemudahan penggunaan, W1700 dapat dihubungkan melalui dongle HDMI seperti Chromecast atau Amazon Fire TV Stick.

Untuk meningkatkan performa W1700, proyektor ini telah dilengkapi koreksi otomatis keystone dan zoom besar hingga 1.2X. Dengan memanfaatkan teknologi XPR yang ada dalam DLP 4K UHD DMD, proyektor W1100H dan W1700 dapat menghasilkan 3840 x 2160 piksel yang berbeda untuk resolusi 4K UHD 8,3 juta piksel yang akurat.

Dengan inovasi dari BenQ ini Anda bisa mengubah ruang keluarga dan menjadi teater pribadi. Tertarik? Gerbang pre-order sudah dibuka melalui Bhineka dan akan tersedia secara lebih luas pada akhir Februari dengan harga Rp25 juta untuk W1700 dengan garansi 3 tahun. Sementara, W11000H belum diungkap harganya, tapi bakal tersedia di bulan Mei.

Sub Brand Xiaomi, Smartmi Luncurkan 3 Produk Pintar Baru untuk Rumah dan Kendaraan

Smartmi dengan cepat menjadi salah satu brand ternama di Tiongkok ketika berhasil meluncurkan produk unik, Smart Toilet Seat. Di Tiongkok, produk ini diterima dengan baik dan setelahnya berbagai produk dari Smartmi pun terus berdatangan. Bermaksud terus menancapkan tajinya, sub brand Xiaomi ini kembali meluncurkan tiga produk eco-friendly yang dirancang untuk rumah. Mereka adalah Smartmi Heater, Smartmi Humidifier dan Smartmi Car Inverter.

Smartmi Heater dan Smartmi Humidifier terkesan seperti dua elemen yang saling melengkapi. Jika Smartmi Heater menghadirkan kehangatan, sebaliknya Smartmi Humidifier menawarkan kelembapan ketika cuaca memanas. Tak hanya menghadirkan suhu yang tepat bagi ruangan, kedua perangkat juga dilengkapi dengan teknologi untuk membunuh berbagai bakteri.

Smartmi Heater
Smartmi Heater

Smartmi Heater akan mulai dijual pada tanggal 7 Februari dengan harga di kisaran $43. Sedangkan Smart Humidifier ditawarkan di awal seharga $79.

Smartmi Humidifier
Smartmi Humidifier

Smartmi Car Inverter dirancang untuk mereka yang sering bepergian. Alat ini memastikan pengguna tetap memperoleh pasokan daya 220V dari colokan rokok di mobil yang standarnya watt-nya hanya 12V. Smartmi Car Inverter akan mengubah daya tersebut sehingga Anda bisa mengisi ulang baterai smartphone, tablet, kamera atau laptop sekalipun.

Smartmi Car Inverter
Smartmi Car Inverter

Smartmi Car Inverter mempunyai bentuk colokan yang berbeda di tiap-tiap bagiannya. Salah satu colokan dirancang untuk colokan rokok di mobil, dan di ujung lainnya terdiri dari dua colokan power dan satu buah port USB. Perangkat serbaguna ini dijual seharga $36 mulai tanggal 9 Februari mendatang melalui situs retail JD.com.

Sumber berita Gizmochina dan gambar header Smartmi Humidifier 2017.

Begini Prinsip Smart Home untuk Redefinisi Gaya Hidup Sehat Modern

Ide hunian sehat tak jarang hanya menjadi bahasan di atas kertas. Keinginan untuk menciptakan suasana rumah eco-friendly berlabel smart home seringkali berfokus pada konsep Internet of Things, di mana perangkat yang ada di genggaman penghuni rumah dapat terintegrasi dengan perangkat-perangkat yang mendukung kehidupan berumah tangga, seperti mengendalikan vaccuum cleaner hanya melalui sentuhan di layar smartphone dan menyalakan AC via WiFi.

Pemikiran seperti ini juga bisa jadi didukung oleh pemanfaatan mobile apps yang didasari oleh kesadaran kaum urban tentang gaya hidup sehat, seperti layanan startup yang memungkinkan siapapun pengguna smartphone untuk chatting dengan dokter dan mencari informasi tentang kesehatan mereka—dan juga tindakannya—secara cepat.

Konsep semacam itu terlihat meredefinisi gaya hidup sehat modern, yang mana mungkin saja pola hidup sehat seperti berolahraga dan makan sayur-mayur hijau sudah terpenuhi, sehingga mereka yang mengadopsi kultur ini memilih untuk mendefinisikan ulang dan membuat gaya hidup sehat menjadi naik beberapa level secara kualitas.

Kemajuan itu penting, walaupun kita tetap perlu ingat yang lebih mendasar dari integrasi dari semua teknologi itu adalah apakah konsep smart home sehat yang kamu pikirkan sudah membawa pengalaman yang lebih baik dari sisi kesehatan dan kenyamanan lingkungan sekitar (?).

Mendukung kesehatan tubuh

Pintar sebaiknya juga ditopang dengan gaya hidup yang mendukung kesehatan tubuh. Sudah seharusnya kemajuan teknologi dari smart home mendukung kesehatan penghuni rumah.

Contoh dasar dari pengaplikasian smart home yang berfokus pada kesehatan adalah teknologi AG Clean, sebuah teknologi yang menjamin anti-bakteri lebih kuat sehingga menjaga kebersihan makanan serta minuman dalam lemari es. Konsep ini secara cerdas memungkinkan sebuah lemari pendingin dapat mengurangi aroma tajam yang berasal dari

ikan dan sayur secara signifikan dengan sistem double deodorizing. Panasonic adalah perusahaan teknologi yang sudah mengadopsi teknologi ini, termasuk di dalam mesin cuci rilisannya.

Untuk pendingin di dalam ruangan, Panasonic mengembangkan teknologi nanoe-G pada AC yang dianggap dapat membantu program gaya hidup sehat masyarakat urban di rumah mereka, yang secara jelasnya mampu menonaktifkan bakteri, virus dan jamur hingga 99%, dapat menghilangkan bau yang menempel, serta menjaga kelembaban kulit agar tetap sehat.

Kenyamanan dalam menggunakan teknologi

Yang membuat konsep smart home dapat menjadi nyaman bagi penggunanya adalah gagasan dalam meningkatkan pengalaman dalam menggunakan produk teknologi. Hal ini juga sebenarnya masih berkaitan dengan bahasan sebelumnya mengenai kesehatan.

Panasonic juga mengembangkan teknologi Prime Fresh Freezing, di mana pembekuan makanan hanya mencapai titik sekitar -3°C, sehingga yang membeku hanya permukaan makanannya saja dan nutrisi serta rasanya masih terjaga. Inilah pengalaman yang satu tingkat lebih tinggi bagi kenyamanan penghuni rumah, sekaligus membawa manfaat positif dari aspek kesehatan.

Prime Fresh Freezing juga mampu menjaga tekstur dan mengurangi penyebaran aroma tajam dari makanan.

Atau dalam urusan rumah tangga yang berkaitan dengan kebersihan sandang, kenyamanan juga dapat dirasakan dari teknologi yang juga diterapkan Panasonic dalam mesin cucinya, yakni Active Foam, di mana daya cucinya yang maksimal disinyalir dapat mengangkat kotoran pada pakaian, mempercepat proses pencucian, dan aliran air yang berpadu dengan perputaran deterjen menghasilkan busa yang lembut dan padat.

Jadi, membangun ‘rumah pintar’ itu bukan semata mengenai Internet of Things atau segala sesuatu yang terhubung. Dua hal di atas lebih penting untuk diterapkan terlebih dahulu sebagai dasar dalam membangun smart home, misalnya bisa dimulai dengan menggunakan perangkat rumah tangga yang nyaman dan sehat yang dikembangkan Panasonic. Baru setelahnya, kamu bisa mempersiapkan penerapan smart home di Indonesia yang lebih komprehensif dan terotomasi maksimal.

Disclosure: Artikel ini adalah konten bersponsor yang didukung oleh Panasonic.

Samsung Pastikan Semua Perangkat Elektroniknya Terkoneksi Internet di Tahun 2020

Di CES 2018, Samsung menegaskan komitmennya untuk memastikan semua perangkat elektronik buatannya terhubung dengan internet (sebagai perangkat IoT) paling lambat tahun 2020. Di tahun tersebut, tak hanya smartphone dan TV yang memiliki konektivitas. Dengan konektivitas 5G (yang diharapkan mulai tersedia tahun depan), mobil dan berbagai home appliance (termasuk kulkas, mesin cuci, AC) bakal terhubung satu dan yang lain.

Tak cuma soal terhubung dengan sesama produk Samsung, mereka memastikan IoT-nya bersifat terbuka dan pintar. Jargon yang digunakan adalah IoT sebagai “Intelligence of Things”.

Era asisten berbasis AI

Presiden dan Kepala Divisi Consumer Electronics dan Riset Samsung Hyunsuk (HS) Kim mengatakan, “Kami berkomitmen mengakselerasi adopsi IoT untuk semua dan membuat semua perangkat terhubung (connected device) Samsung pintar di tahun 2020. Perubahan ini akan membantu konsumen merasakan keuntungan hidup yang lebih terhubung.”

Semua konektivitas IoT akan disesuaikan dengan standar keterbukaan Open Connectivity Foundation (OCF) untuk memudahkan interoperabilitas.

SmartThings, dalam bentuk aplikasi, akan menghubungkan semua perangkat ini. Sementara Bixby, sebagai asisten berbasis AI, akan membantu konsumen memanfaatkan konektivitas ini. Demo yang ditampilkan di CES 2018 menunjukkan lancarnya Bixby berkomunikasi dan hal ini menegaskan era asisten, ketika Amazon dengan Alexa, Google dengan Google Assistant menjadi highlight CES kali ini.

Selama tahun 2017, Samsung menggelontorkan dana $14 miliar untuk pengembangan riset dan tahun ini mereka akan membangun sejumlah AI center baru, termasuk di Toronto, Montreal, Cambridge (Inggris), dan Rusia. Mereka akan mendukung pengembangan di Korea Selatan dan Silicon Valley yang selama ini telah berjalan.

Konsolidasi aplikasi penghubung

SmartThings akan menjadi aplikasi penghubung utama, menyederhanakan semua konektivitas Samsung yang sebelumnya terdiri dari 40 aplikasi. Tidak akan ada lagi Samsung Connect, Samsung Smart Home, dan lain-lain. Pembaruan besar-besaran SmartThings akan dirilis kuartal pertama tahun ini, baik untuk perangkat Android maupun iOS.

Disebutkan saat ini SmartThings telah terhubung di lebih dari 1 juta rumah dan lebih dari 10 juta perangkat.

Tak Hanya Pantau Pola Tidur, Nokia Sleep Juga Bisa Kendalikan Perangkat Rumah Pintar

Saat divisi lainnya sibuk mempersiapkan smartphone Android terbaru, divisi kesehatan Nokia yang diperkuat tim hasil akuisisi Withings memperkenalkan perangkat baru di ajang CES 2018 bernama Nokia Sleep.

Sesuai namanya, Nokia Sleep diperuntukkan bagi mereka yang ingin mengetahui apa yang terjadi ketika sedang tidur lelap, menganalisa durasi dan gangguan selama tidur, cahaya, kedalaman dan gerakan mata dan dengkuran. Informasi-informasi tersebut kemudian menjadi dasar dignosa atas berbagai masalah tidur.

Sensor Nokia Sleep

Dalam proses analisisnya, sensor akan memberikan nilai yang disebut dengan Sleep Score yang menjadi indikasi seberapa lelap tidur tiap-tiap pengguna kemudian memberikan edukasi bagaimana meningkatkan kualitas tidur dari hari ke hari. Untuk mengakses berbagai informasi dan konten di Nokia Sleep, pengembang sudah menyiapkan aplikasi Nokia Health Mate sebagai pusat pengelolaan data, termasuk program pelatihan dan berbagai tips. Aplikasi ini bahkan sudah dibekali teknologi pintar Amazon Alexa untuk asistensi melalui perintah suara.

Tapi dari sekian fitur yang disematkan, ada satu fitur yang paling memanjakan pengguna, yaitu dukungan IFTT sehingga pengguna dapat mengaitkan Nokia Sleep dengan perangkat lain untuk menikmati fungsinya secara otomatis. Misalnya, pengguna bisa mengatur agar Nokia Sleep memerintahkan IFTTT untuk menghidupkan lampu secara otomatis ketika senja tiba, menaikkan temperatur di jam tertentu dan lain sebagainya.

Nokia Sleep Sensor_2

Sensor tidur ini bekerja menggunakan koneksi nirkabel WiFi, bukan Bluetooth LE dan jika sesuai rencana akan mulai dikapalkan pada kuartal pertama tahun 2018 dengan banderol $100.

Sumber berita Nokia dan Engadget.

Toshiba Symbio Adalah Smart Speaker, Kamera Pengawas dan Smart Home Hub Jadi Satu

Toshiba jelas bukan nama yang asing di segmen perangkat elektronik rumahan. Pabrikan asal Jepang itu sudah sejak lama memproduksi mulai dari TV, AC sampai mesin cuci, akan tetapi di tahun 2018 ini mereka mulai menunjukkan keseriusannya menghadapi ranah smart home.

Filosofi yang mereka bawa cukup menarik. Ketimbang menawarkan beberapa perangkat terpisah, Toshiba mencoba mengemas semuanya menjadi satu. Dari situ lahirlah Symbio, sebuah perangkat yang dideskripsikan sebagai solusi rumah pintar nan multi-fungsi.

Berwujud silinder, Symbio merangkap tugas enam perangkat sekaligus: kamera pengawas, speaker pintar, pusat kendali lisan, intercom, detektor suara pintar dan smart home hub. Toshiba sejatinya ingin menyuguhkan pengalaman yang setara dengan sistem perangkat smart home yang membutuhkan instalasi profesional.

Sebagai kamera pengawas, Symbio siap merekam video 1080p dalam sudut pandang yang luas, meneruskan live stream ke ponsel sekaligus mengirimkan peringatan berdasarkan suara atau gerakan yang dideteksi. Fungsi ini turut dimaksimalkan oleh detektor suara pintar yang bertugas memonitor suara-suara keras, seperti misalnya dari detektor asap lawas, lalu mengirimkan notifikasi ke ponsel.

Toshiba Symbio

Sebagai smart speaker, Symbio siap mengakses konten dari beragam layanan streaming musik sekaligus, lalu menyuguhkannya secara apik berkat bantuan driver rancangan Onkyo. Seperti Amazon Echo, pengguna juga dapat memanggil dan berinteraksi dengan asisten virtual Alexa pada Symbio.

Fungsi intercom kedengarannya sepele, tapi pada prakteknya mampu memberikan medium komunikasi yang praktis antara Symbio dan ponsel. Terakhir, sebagai sebuah hub, Symbio mampu disambungkan dan mengendalikan beragam sensor, lampu pintar maupun perangkat-perangkat smart home lainnya.

Ajang CES 2018 tentu saja bakal menjadi panggung debut Symbio, akan tetapi Toshiba sejauh ini belum mengungkap banderol harga maupun jadwal ketersediaannya. Kita bisa menganggap ini sebagai langkah Toshiba dalam mengantisipasi tren smart speaker, hanya saja kebetulan produk rancangannya juga berfungsi sebagai kamera pengawas dan smart home hub.

Sumber: Business Wire.