Essential, Perusahaan Smartphone Milik Andy Rubin, Resmi Ditutup

Essential, perusahaan yang didirikan “Bapak Android” Andy Rubin usai undur diri dari Google, resmi ditutup. Lewat blog-nya, Essential mengumumkan kabar menyedihkan ini dengan alasan bahwa mereka tidak akan bisa merealisasikan produk keduanya.

Produk keduanya ini adalah Project Gem, sebuah smartphone unik dengan bentuk yang memanjang layaknya remote TV. Dalam blog post yang sama, Essential juga mengunggah sejumlah video yang memamerkan fitur-fitur Project Gem. Namun semua itu tak lagi relevan dengan ditutupnya perusahaan yang bermarkas di kota Palo Alto tersebut.

Project Gem / Essential
Project Gem / Essential

Sejak didirikan pada bulan November 2015, Essential hanya sempat memasarkan satu produk saja, yakni Essential Phone (PH-1) pada tahun 2017. Kiprah ponsel itu jauh dari kata berhasil, dan selamanya ia akan dikenang sebagai produk gagal yang memulai tren notch pada smartphone, bahkan sebelum iPhone X diresmikan.

Selain smartphone, Essential sebenarnya juga sempat mengumumkan Essential Home, sebuah smart display speaker ala Google Home, tapi yang menjalankan sistem operasi rancangan Essential sendiri bernama Ambient OS. Namun seperti yang kita tahu, produk tersebut tidak pernah terwujud.

Essential Home / Essential
Essential Home / Essential

Tahun 2018, Essential malah diberitakan bakal menjual seluruh asetnya, sebelum akhirnya memecat sepertiga dari total karyawannya. Perusahaan yang tadinya mempunyai valuasi sebesar $1,2 miliar bahkan sebelum merilis produknya justru semakin terpuruk seiring berjalannya waktu.

Dampak dari ditutupnya Essential, smartphone pertama dan satu-satunya itu tadi tidak akan lagi menerima software update. Sebagai gantinya, Essential merilis source code-nya ke GitHub supaya bisa diulik sendiri oleh komunitas penggunanya. Newton Mail, layanan yang Essential akuisisi dari startup CloudMagic, juga bakal berhenti beroperasi mulai 1 Mei 2020.

Sumber: Ars Technica.

5 Tips Live Vlogging Menggunakan Smartphone

Semua orang bisa nge-vlog sekarang, tidak terkecuali presiden kita sendiri. Bedanya, Bapak Presiden tentu tidak menggarap vlog-nya sendirian. Namun itu bukan berarti kita yang one-man show tidak bisa menciptakan vlog yang menarik.

Seperti halnya blog, vlog akan terkesan unik sekaligus menarik ketika bisa merepresentasikan kepribadian masing-masing pembuatnya. Salah satu cara termudah untuk menciptakan vlog yang menarik adalah dengan melakukannya secara live.

Berikut adalah lima poin yang bisa diperhatikan sebelum memulai live vlogging.

Kenapa harus live?

Ada tiga alasan. Yang pertama adalah, spontanitas bakal semakin menumbuhkan kesan unik dan alami pada sebuah vlog. Kedua, merekam sekaligus menyiarkannya secara langsung berarti tidak ada proses editing yang harus dilalui, yang berarti semuanya bisa selesai dengan jauh lebih cepat dan simpel.

Terakhir, live vlog umumnya juga bersifat interaktif. Kita bisa langsung merespon pertanyaan penonton yang disampaikan melalui live chat, dan lagi-lagi ini bakal semakin menjadikan vlog terkesan unik.

Apa saja yang harus dipersiapkan?

Samsung Galaxy A30s dan A50s

Namanya video, tentu kita harus punya kamera. Tidak harus kamera profesional; smartphone justru akan terkesan lebih ideal untuk live vlogging. Smartphone-nya pun juga tidak harus yang flagship. Yang paling penting, kamera depannya harus bisa diandalkan, demikian pula ketahanan baterainya.

Di rentang harga 3 – 5 jutaan rupiah, contoh ponsel yang bisa diandalkan untuk live vlogging adalah Samsung Galaxy A30s dan Galaxy A50s. Keduanya punya kamera depan yang mumpuni (16 megapixel dan 32 megapixel, masing-masing dengan lensa wide-angle f/2.0), dan kapasitas baterainya cukup masif di angka 4.000 mAh. Atau Anda juga bisa memilih perangkat seri A yang lebih baru seperti Galaxy A51 dan Galaxy A71.

Topik lebih penting daripada kamera

Berhubung live, kita harus memikirkan topik yang akan dibahas secara matang. Jangan sampai di tengah-tengah vlog kita jadi terdiam karena bingung harus membahas apa. Jadi meskipun dilakukan secara live, bukan berarti kita tak perlu menyiapkan semacam naskah untuk dijadikan acuan.

Lagi-lagi karena live, naskah tersebut bisa diimprovisasi dengan melibatkan interaksi penonton. Komunikasi dengan penonton merupakan keunggulan utama dari live vlog, dan kita harus bisa memaksimalkannya dengan baik.

Audio tak kalah penting dari video

Freefly Movi
Sumber gambar: Moment

Dalam sebuah vlog, kita pasti banyak berbicara, dan itulah mengapa kualitas audio tidak boleh diremehkan. Menghindari lokasi yang anginnya bertiup kencang merupakan suatu langkah yang bijak, sama bijaknya seperti melangsungkan live vlogging di pagi atau siang hari ketimbang malam demi mendapatkan kondisi pencahayaan yang optimal.

Cara lain adalah dengan menyambungkan mikrofon eksternal ke ponsel. Pilihannya cukup beragam, dari yang murah sampai yang mahal, dan mic eksternal ini seringkali sangat berguna ketika membuat vlog di tempat yang ramai (bising). Lebih komplet lagi adalah ketika gimbal turut dilibatkan.

Terus berlatih secara konsisten

Mungkin ini adalah tips yang paling klise, tapi memang tidak ada yang bisa menggaet banyak penonton dan penggemar lewat satu sesi live vlogging begitu saja. Konsisten melakukan live vlogging juga pasti akan semakin mematangkan penampilan di depan kamera, sekaligus membuat kita makin terbiasa berinteraksi dengan penonton.

Disclosure: Artikel ini adalah advertorial yang didukung oleh Samsung.

OPPO Find Series dari Masa ke Masa, Seri Flagship yang Selalu Mencoba Menjadi Pelopor

OPPO Find Series merupakan seri smartphone paling penting dalam sepanjang sejarah OPPO. Seri ini dibuat sebagai perwujudan dari tagline OPPO: “The Art of Technology”. Alhasil, setiap perilisannya tidak pernah dieksekusi secara sembarangan, dan OPPO bangga menyebut setiap model dari Find Series sebagai suatu mahakarya.

Secara spesifik, setiap generasi Find Series diciptakan untuk menjawab pertanyaan dari konsumen premium OPPO. Tiap-tiap modelnya haruslah menjadi pelopor dan merepresentasikan inovasi terkini dari OPPO. Find Series bukan sebatas seri flagship, melainkan juga seri spesial yang selalu kebagian jatah pertama atas teknologi terbaru di industri smartphone.

Supaya lebih jelas, mari kita bahas OPPO Find Series satu per satu dari generasi pertamanya.

OPPO Find

OPPO Find

Awal dari sejarah Find Series dimulai pada Juni 2011. OPPO Find pada dasarnya menandai era perubahan perusahaan dari produsen telepon ke produsen telepon pintar. Perangkat ini hadir memadukan layar sentuh 4 inci dan keyboard QWERTY fisik yang disembunyikan oleh mekanisme geser. Find ditenagai oleh prosesor 1 GHz dan menjalankan sistem operasi Android 2.2 Froyo, sedangkan kamera belakangnya punya resolusi 8 megapixel.

OPPO Find 3

OPPO Find 3

Lanjut ke tahun 2012, OPPO merasa tertantang untuk menciptakan smartphone flagship yang sangat tipis di tengah-tengah mayoritas smartphone yang tebal dan berat yang ada di pasaran kala itu. Motivasi mereka melahirkan OPPO Find 3, smartphone paling tipis sejagat pada saat itu, dengan tebal bodi hanya 6,65 mm.

Tipis bukan berarti ringkih, dan OPPO membuktikannya lewat teknologi dual frame stainless steel yang diterapkan pada Find 3. Spesifikasinya sendiri mencakup prosesor 1,5 GHz, RAM 1 GB, storage internal 16 GB, OS Android 2.3 Gingerbread, dan kamera depan 8 megapixel beserta kamera depan 2 megapixel.

OPPO Find 5

OPPO Find 5

Tahun 2013, kondisi industri saat itu menunjukkan beberapa perangkat flagship yang hadir hanya dengan layar beresolusi 720p. Lagi-lagi merasa tertantang untuk membawa perubahan, OPPO meluncurkan Find 5 yang dibekali layar 5 inci beresolusi 1080p, dengan kepadatan pixel menembus angka 441 ppi.

Kualitas visual kelas atas ini semakin disempurnakan oleh desain estetika Find 5 yang menawan, yang pada akhirnya membuahkan penghargaan bergengsi IF Product Design Award 2014. Juga tak kalah inovatif adalah kamera belakang 13 megapixel yang dilengkapi fitur Ultra HD 50 megapixel.

OPPO Find 7

OPPO Find 7

Tahun berikutnya, OPPO merilis Find 7, ponsel pertamanya dengan teknologi pengisian daya VOOC Flash Charge, sebagai jawaban atas keluhan konsumen kala itu terkait daya tahan baterai perangkat flagship yang lemah dan lambatnya proses pengisian ulang baterainya.

Dibandingkan teknologi fast charging lain ketika itu, VOOC Flash Charge berhasil menetapkan standar tertinggi di industri, sanggup mengisi daya yang cukup untuk 2 jam waktu bicara dalam kurun waktu 5 menit saja, atau mengisi 75% total daya baterai dalam waktu 30 menit.

OPPO Find X

OPPO Find X

Pasca Find 7, Find Series sempat vakum agak lama. Namun penantian panjang konsumen loyalnya terbayarkan pada 19 Juni 2018, tepatnya ketika OPPO meluncurkan Find X di Museum Louvre, Paris. Inovasi terbaru yang dibawa Find X adalah Pivot Rising Camera, yang menyembunyikan struktur kamera di bagian atas frame perangkat.

Yang disembunyikan pun bukan cuma satu kamera; melainkan dua kamera belakang (16 megapixel dan 20 megapixel), kamera depan 25 megapixel, dan deretan komponen canggih yang mewujudkan fitur 3D Face Recognition pada Find X. Modul kamera motorik ini juga berjasa besar terhadap realisasi wajah Find X yang menawan, yang nyaris dipenuhi layar dengan rasio sebesar 93,8%.

OPPO Find X2

OPPO Find X2

Dalam waktu dekat, kiprah seri ini bakal diteruskan oleh Find X2, yang disebut-sebut akan menjadi game changer oleh petinggi OPPO. Seperti halnya Find 5 yang mengunggulkan kualitas layar, Find X2 juga demikian, meski faktor yang diunggulkan berbeda; yang dibanggakan sekarang bukan hanya resolusi saja, tapi juga refresh rate setinggi 120 Hz.

Lebih lanjut, status flagship Find X2 juga bakal semakin diperkuat berkat kehadiran chipset Snapdragon 865. VOOC Flash Charge yang diperkenalkan Find 7 kini juga telah berevolusi menjadi SuperVOOC 65 W, yang disebut siap mengisi penuh baterai Find X2 dalam waktu 30 menit saja.

Disclosure: Artikel ini adalah advertorial yang didukung oleh OPPO.

Motorola Ungkap Generasi ke-9 Seri Smartphone Terlarisnya: Moto G Stylus dan G Power

Usai melewati delapan generasi selama hampir tujuh tahun, seri ponsel Moto G tercatat telah terjual sebanyak 100 juta unit di seluruh dunia, menjadikannya sebagai seri smartphone yang paling sukses dari Motorola.

Untuk tahun 2020 ini, Motorola sudah menyiapkan Moto G Stylus dan Moto G Power. Dua ponsel ini punya banyak kemiripan, terutama dari segi spesifikasi: chipset Qualcomm Snapdragon 665 dan RAM 4GB, dengan perbedaan hanya pada storage-nya (128 GB pada G Stylus, 64 GB pada G Power). Layarnya pun identik, dengan panel IPS 6,4 inci beresolusi 1080p yang mengadopsi gaya hole-punch. Keduanya sama-sama mengemas sensor sidik jari di punggungnya.

Moto G Stylus

Untuk G Stylus, keunikannya sudah bisa terbaca dari namanya. Layaknya seri Samsung Galaxy Note, ponsel ini turut dilengkapi stylus terintegrasi. Fiturnya memang tidak selengkap S Pen (utamanya karena tidak ada pressure sensitivity dan dukungan Bluetooth), akan tetapi stylus ini masih cukup fungsional berkat pop-up menu dan sejumlah shortcut, serta aplikasi Moto Note yang otomatis terbuka saat stylus dikeluarkan.

Beralih ke G Power, namanya juga menggambarkan keunggulannya: model ini mengemas baterai 5.000 mAh, sedangkan G Stylus hanya 4.000 mAh. Motorola mengklaim daya sebesar itu mampu menenagai G Power selama tiga hari penuh dalam sekali pengisian. Menariknya, selisih tebal G Power dan G Stylus hanya terpaut sekitar 0,4 mm, dan bobotnya pun juga nyaris sama (199 gram dan 192 gram).

Moto G Power

Di sektor kamera, G Stylus dan G Power sama-sama mengemas tiga kamera belakang, akan tetapi spesifikasinya berbeda. G Stylus lebih unggul berkat kamera utama 48 megapixel f/1.7, “Action Cam” 16 megapixel dengan lensa ultra-wide f/2.2, dan kamera macro 2 megapixel f/2.2. G Power di sisi lain cuma mengemas kamera utama 16 megapixel, kamera ultra-wide 8 megapixel f/2.2, dan kamera macro 2 megapixel f/2.2.

Ya, yang identik hanyalah kamera macro-nya, yang diklaim dapat mengunci fokus pada objek dari jarak sedekat 2 cm. Juga sama adalah kamera depannya, sama-sama 16 megapixel f/2.0. Di Amerika Serikat, Moto G Stylus dan G Power rencananya bakal dipasarkan pada bulan April, masing-masing seharga $300 dan $250.

Sumber: 9to5Mac dan Motorola.

ZTE Axon 10S Pro Awali Persaingan Flagship Tahun Ini dengan Chipset Snapdragon 865

ZTE mengumumkan ponsel flagship terbarunya untuk tahun ini, Axon 10S Pro. Melihat wujudnya, ia tampak nyaris identik dengan flagship ZTE tahun lalu. ZTE memang hanya menambahkan huruf “S” pada nama penerusnya ini, dan itu mengindikasikan pembaruan yang iteratif.

Kendati demikian, ZTE Axon 10S Pro sangatlah menggoda dari segi spesifikasi. Dapur pacunya berisikan chipset Snapdragon 865, pilihan RAM 6 atau 12 GB, serta storage 128 atau 256 GB tipe UFS 3.0. Fakta menarik lainnya, ponsel ini bakal menjadi salah satu yang pertama mengemas RAM jenis terbaru LPDDR5.

Spesifikasi beringas itu turut didukung oleh sejumlah fitur optimasi berbasis AI macam RAM-Booster dan FS-Booster yang dirancang untuk membantu meningkatkan kinerja RAM dan storage-nya. OS yang dijalankan sendiri adalah MiFavor 10 yang berbasiskan Android 10.

Sama seperti pendahulunya, Axon 10S Pro mengusung layar AMOLED 6,47 inci beresolusi 1080p, lengkap dengan sensor sidik jari di baliknya. Tidak ada keterangan apakah layar ini memiliki refresh rate di atas 60 Hz. Sangat disayangkan mengingat layar dengan refresh rate tinggi bakal menjadi salah satu tren utama tahun ini.

ZTE Axon 10S Pro

Perihal kamera, ponsel 5G ini mengemas trio kamera belakang: 48 megapixel f/1.7, telephoto 8 megapixel f/2.4, dan ultra-wide 20 megapixel f/2.2. Kamera depannya sendiri beresolusi 20 megapixel dengan lensa f/2.0, duduk di notch kecil pada ujung atas layarnya.

Axon 10S Pro mengusung baterai berkapasitas 4.000 mAh pada bodi setebal 7,9 mm-nya. Baterainya ini kompatibel dengan fitur Qualcomm Quick Charge 4+, namun tidak ada indikasi akan dukungan wireless charging.

ZTE belum mengungkap banderol harga dari Axon 10S Pro. Kemungkinan besar detail tersebut baru akan diumumkan bersamaan dengan jadwal pemasarannya pada ajang MWC 2020 tidak lama lagi.

Sumber: GSM Arena dan ZTE.

Samsung Tak Sengaja Unggah Gambar Galaxy S20 ke Situsnya

Berbagai rumor dan bocoran terkait smartphone flagship terbaru Samsung sudah cukup lama beredar. Namun baru-baru ini akhirnya ada bocoran langsung dari Samsung sendiri. Gambar di atas adalah screenshot dari Galaxy S20 yang terbungkus casing bertabur LED, diambil oleh WinFuture melalui situs resmi Samsung.

Galaxy S20? Ya, gambar ini mengonfirmasi rumor bahwa Samsung bakal menamainya demikian, bukan Galaxy S11. Namun tentu saja yang paling banyak disoroti adalah penampilannya. Seperti yang bisa kita lihat, layarnya lagi-lagi mengadopsi gaya punch-hole ala Galaxy Note 10, sedangkan tonjolan kameranya yang memanjang kini juga melebar.

Pastinya gambar ini sekarang sudah ditarik dari situsnya oleh Samsung, apalagi mengingat jadwal peluncurannya hanya tinggal pekan depan, tepatnya di event Unpacked yang Samsung tetapkan pada tanggal 11 Februari.

Samsung Galaxy S20 official leak

Ini juga bukan pertama kalinya Samsung secara tidak sengaja membocorkan gambar perangkat yang belum mereka ungkap secara resmi. Tahun lalu, bocoran gambar Galaxy Note 10 dan Note 10+ terungkap hanya sehari sebelum event pengumumannya digelar.

Satu rumor yang paling menarik menurut saya adalah, Galaxy S20 disebut bakal hadir dalam tiga varian yang berbeda: Galaxy S20, Galaxy S20 Plus, dan Galaxy S20 Ultra, dengan varian Ultra yang disebut-sebut mengemas spesifikasi paling superior. Benar atau tidaknya akan terjawab dalam beberapa hari mendatang.

Sumber: WinFuture via The Verge.

Usung Snapdragon 865 dan Layar Istimewa, OPPO Find X2 Siap Sajikan Pengalaman Sinematik

OPPO Find Series punya reputasi sebagai seri yang paling inovatif dari seluruh portofolio smartphone OPPO. Mulai dari OPPO Find pertama yang dirilis di tahun 2011 sampai OPPO Find X yang diluncurkan di tahun 2018, Find Series selalu kebagian jatah pertama atas pencapaian teknologi terbaru yang OPPO kembangkan.

Tradisi tersebut masih terus dipertahankan dan bakal segera diulangi oleh OPPO Find X2, ponsel flagship OPPO yang dijadwalkan meluncur pada kuartal pertama tahun ini. Belum lama ini, Vice President OPPO, Brian Shen, sudah menyinggung potensi Find X2 untuk menjadi game changer berkat layar istimewanya yang beresolusi 2K dan memiliki refresh rate setinggi 120 Hz.

Berdasarkan informasi terbaru yang OPPO berikan, panel layar Find X2 ini ternyata juga merupakan panel 10-bit, yang berarti ia sanggup menampilkan hingga 1,073 miliar warna yang berbeda. Lebih lanjut, Find X2 pun disebut juga telah mendukung pemutaran konten dengan standar format HDR10 dan HDR10+.

Dengan bekal seperti ini, OPPO cukup percaya diri Find X2 mampu menyuguhkan pengalaman yang sinematik ke dalam genggaman konsumen. Kesan sinematik itu pun tidak melulu visual, tapi juga lewat teknologi audio Dolby Atmos, yang sebelumnya sudah hadir lebih dulu pada OPPO A Series maupun Reno Series.

Display spesial ini tidak akan bisa terwujud tanpa dukungan performa kelas atas. Find X2 bakal mengusung chipset Qualcomm Snapdragon 865 yang mendukung 5G, sesuai dengan janji yang OPPO lontarkan pada ajang Snapdragon Tech Summit menjelang akhir tahun kemarin, dan sesuai dengan tradisi Find Series yang selalu menggunakan prosesor tercanggih Qualcomm.

Disclosure: Artikel ini adalah advertorial yang didukung oleh OPPO.

Kerja Samanya dengan TCL Bakal Dihentikan, BlackBerry Pamit untuk Kedua Kalinya

Sungguh malang nasib BlackBerry. Dahulu pernah merajai industri smartphone, merek asli Kanada itu kini harus mengucapkan selamat tinggal untuk yang kedua kalinya. Seperti yang kita tahu, BlackBerry sudah tidak lagi memproduksi hardware sejak September 2016.

Namun hanya beberapa bulan setelahnya, TCL mengumumkan bahwa mereka bakal meneruskan kiprah BlackBerry di bisnis smartphone. Berbekal lisensi resmi, TCL pun menciptakan sejumlah smartphone di bawah nama BlackBerry macam DTEK60, KEYone dan KEY2.

Sayang semua itu harus berhenti. Seperti yang saya bilang, BlackBerry harus pamit untuk yang kedua kalinya, sebab mereka bakal segera mengakhiri kemitraannya dengan TCL. Per 31 Agustus 2020 nanti, TCL tidak akan lagi memproduksi dan menjual smartphone BlackBerry.

Alasannya tidak disebutkan, tapi kemungkinan besar dikarenakan semakin sengitnya persaingan di industri smartphone. Lebih lanjut, tahun 2020 ini juga bakal menjadi debut TCL untuk memproduksi smartphone di bawah namanya sendiri.

Lalu apakah ini berarti nama BlackBerry sudah benar-benar mati? Tidak juga, sebab di samping TCL, BlackBerry juga menyerahkan lisensi produksi hardware-nya ke perusahaan lain di lima negara berikut: Nepal, Bangladesh, Sri Lanka, India dan Indonesia. Yang diberitakan mundur hanya TCL, jadi masih ada kemungkinan akan ponsel-ponsel baru BlackBerry, meski mungkin hanya di lima negara tersebut.

Sumber: TechCrunch dan BlackBerry.

 

Jelang Peluncuran, Penampakan Smartwatch Perdana OPPO Resmi Diungkap

Dalam event OPPO INNO DAY yang dihelat menjelang akhir 2019 kemarin, OPPO sempat menyinggung rencananya untuk meluncurkan smartwatch di kuartal pertama 2020. Meski sudah menelurkan banyak smartphone, OPPO rupanya belum pernah menjajal peruntungan di segmen smartwatch.

Kalau melihat jadwal rilis yang ditetapkan di kuartal pertama, sepertinya ajang MWC yang segera digelar pada akhir Februari nanti bakal menjadi momen perkenalan yang pas, bersamaan dengan peluncuran resmi salah satu ponsel flagship-nya untuk tahun ini, yakni OPPO Find X2.

Peresmian smartwatch perdana OPPO ini hanya tinggal menunggu waktu, sebab kita sudah bisa melihat wujudnya. Gambar di atas bukanlah Apple Watch, melainkan smartwatch bikinan OPPO yang masih tak bernama. Gambar itu diunggah oleh salah satu petinggi OPPO ke Sina Weibo, jadi anggap saja ini bocoran resmi.

Tidak bisa dipungkiri, ada cukup banyak kemiripan antara smartwatch bikinan OPPO ini dengan Apple Watch generasi teranyar, mulai dari layar persegi panjang yang melengkung di bagian sisinya, hingga strap silikon dengan gaya desain yang serupa. Satu yang sangat berbeda adalah, sisi kanannya dihuni oleh sepasang tombol ketimbang sebuah crown.

Terkait software, gambar di atas masih belum bisa menjelaskan sistem operasi yang dijalankan oleh perangkat tersebut. Bisa jadi WearOS, akan tetapi tidak menutup kemungkinan juga OPPO menggunakan sistem rancangannya sendiri, menyusul jejak rival sekampungnya, macam Xiaomi dan Huawei.

Sumber: Digital Trends.

Pengerjaan Ulang Apple Maps di AS Rampung, Eropa Jadi Target Selanjutnya

Pertengahan 2018 lalu, Apple dilaporkan sibuk merombak platform peta digitalnya secara total. Sebagian besar upayanya mereka kerjakan sendiri dari nol, utamanya proses pemetaan itu sendiri dengan mengutus banyak mobil yang dibekali segudang sensor beserta alat pengukur yang dibutuhkan.

Satu setengah tahun berselang, kerja keras tim Apple Maps sudah membuahkan hasil yang cukup membanggakan; peta digital baru mereka untuk seluruh kawasan Amerika Serikat akhirnya rampung. Seperti yang bisa kita lihat pada gambar di atas, tampilan peta barunya jauh lebih mendetail sekaligus presisi ketimbang sebelumnya.

Apple Maps

Kalau Google Maps punya Street View, maka Apple Maps punya Look Around yang berkonsep serupa. Untuk sekarang, Look Around belum tersedia di seluruh kota di AS, sebab menyajikan fotografi 3D beresolusi tinggi dari suatu lokasi tentunya lebih memakan waktu ketimbang sekadar menyuguhkan gambaran petanya saja.

Di samping tampilan peta yang lebih komprehensif, yang bahkan juga mencakup peta indoor, daya tarik lain dari Apple Maps generasi anyar ini adalah seputar privasi. Pengguna sama sekali tidak diminta untuk menyambungkan akun apapun, dan semua fitur yang sifatnya terpersonalisasi dijalankan secara lokal di perangkat.

Apple Maps

AS sudah, tujuan Apple selanjutnya adalah Eropa, yang peta barunya dijadwalkan bakal menyusul dalam beberapa bulan ke depan. Sekadar mengingatkan, pengerjaan ulang Apple Maps ini sebenarnya sudah dimulai sejak 2014, dan Apple juga sudah mengutus timnya di sejumlah negara selain AS.

Setelah Eropa, target logis selanjutnya sudah pasti Asia. Prosesnya tentu tidak akan instan dan membutuhkan waktu yang panjang. Selain berusaha sendiri, Apple juga masih melibatkan pihak lain dalam pengerjaan Apple Maps, salah satunya untuk menampilkan data informasi transit (angkutan umum) secara real-time.

Sumber: Apple.