NTT Startup Challenge Kembali Diselenggarakan, Tantang Startup Hadirkan Produk Visioner

Dipersembahkan oleh NTT Ltd., perusahaan telekomunikasi terbesar di Jepang, acara “NTT Startup Challenge” tahun ini kembali di gelar. Bawakan tema “Bringing Innovative Future”, kompetisi ini khusus menyasar startup potensial di Asia. Beberapa keuntungan yang ditawarkan kepada pemenangnya, selain pendanaan, juga akses ke investor dan infrastruktur teknologi di jaringan NTT.

NTT Startup Challenge 2019, saat ini pendaftaran untuk startup peserta kompetisi sudah dibuka dan akan ditutup pada 23 Oktober 2019 mendatang. Adapun kategori produk yang disoroti meliputi big data, kecerdasan buatan, fintech, dan sharing economy. Hadiah yang akan diberikan berupa uang tunai $10.000 bagi startup dengan pitching  terbaik.

Acara final stage pitching untuk peserta dari Indonesia akan diadakan pada 20 November 2019 mendatang, di Soehanna Hall Energy Building, Jakarta. Setidaknya 10-20 startup akan dipilih untuk mempresentasikan konsep bisnisnya kepada dewan juri, termasuk di dalamnya investor dan pakar.

Di kompetisi yang sama, tahun lalu iGrow didaulat sebagai pemenang utama. Sementara Ravenry keluar sebagai pemenang Best Innovation Award dan Raksasa menjadi pemenang Best Marketing Award.

Bagi startup yang berminat mengikuti kompetisi ini, info lebih lanjut dan formulir pendaftarannya bisa ditemukan melalui laman berikut ini: http://dm.ntt.com/startupchallenge2019.

Disclosure: DailySocial merupakan media partner NTT Startup Challenge 2019

Tren Pemasaran “Influencer” dan Pengembangan Brand di Media Sosial akan Jadi Bahasan Utama di SMW Jakarta 2019

Waktu pelaksanaan Social Media Week Jakarta 2019 sudah semakin dekat. Acara ini akan diadakan pada 11-15 November 2019 mendatang di The Hall Senayan City, Jakarta. Tema yang diusung adalah “Stories: With Great Influence Comes Great Responsibility”.

Melalui tema besar tersebut, akan ada tiga sub-tema yang akan disajikan dalam beragam bentuk acara, yakni “Social Media and Society”, “The Future of Brands”, dan “Influence Equation“. Ada pun pembahasan materi akan dikemas dalam sesi konferensi, community meet up, workshop, hingga pameran.

Sub-tema pertama, yakni social media and society, akan membahas soal peranan dan dampak media sosial di masyarakat dan bisnis. Beberapa pemateri konferensi seperti Anita Wahid (Presidium Mafindo), Julien Chevignon (Regional CEO APAC YouGov), dan Ryan Rahardjo (Public Policy and Government Affairs Manager, Google) akan membagikan pengetahuan dan pengalaman inspiratifnya.

Anita akan mempresentasikan tentang bagaimana menjadi warganet yang bertanggung jawab, sekaligus memberikan dampak baik atas setiap celotehnya di media sosial. Julien akan banyak berbicara tentang perspektif konsumen di media sosial. Sementara Ryan akan banyak mendiskusikan tentang pembuatan konten media sosial yang dilandasi kepentingan bermakna.

Selain itu di community meet up untuk tema ini akan beberapa sesi yang diisi dari The FIT Company, Sweet Escape, dan komunitas Kaskus. Ada beberapa workshop teknis yang dapat diikuti, salah satunya mengenai tips dan penggunaan alat untuk membuat visual storytelling di Instagram, akan disampaikan tim dari Leverate Media Asia.

Kemudian sub-tema yang kedua akan memberikan membahas tentang brand. Kebutuhan sebuah brand untuk terhubung dengan konsumen dan mengenalkan produk terbarunya melalui platform media baru dirasa penting dalam perkembangannya. Sehingga platform media sosial di masa depan diyakini dapat mengakomodasi kebutuhan kreativitas, berperan untuk menjalankan kampanye pemasaran digital.

Angga Dwimas Sasongko dan Adriano Qalbi dari Visinema Pictures akan hadir di panggung konferensi untuk membahas bagaimana film pendek dapat meningkatkan persona brand melalui media sosial. Selain itu akan ada pemateri dari Mirun dan TikTok yang akan membagikan pengetahuannya tentang topik terkait.

Terkait brand, sesi komunitas akan diisi oleh perwakilan dari Tinkerlust, Vidio.com, dan Storial. Mereka akan berbagi mengenai pengalaman yang pernah dilakukan terkait pengembangan brand di media sosial.

Influencer juga akan menjadi pembahasan tersendiri dalam sesi SMW Jakarta 2019. Di tengah popularitasnya, pendekatan berbasis influencer memunculkan fakta negatif dan kritik, karena dapat menjadi kendala dalam proses strategi pemasaran suatu bisnis baru. Ada beberapa fakta di lapangan yang menunjukkan hal tersebut, di antaranya banyaknya influencer yang mengambil untung dan kerap menggunakan kata kunci exposure yang belum dapat diterjemahkan sebagai nilai tukar dalam proses peningkatan daya beli suatu produk.

Lantas, bagaimana peran influencer marketing dalam strategi pemasaran di masa datang? Apa yang seharusnya dilakukan pelaku bisnis atau brand dalam hubungannya dengan influencer marketing agar mendapatkan solusi tepat yang selaras dan saling menguntungkan? Bagaimana exposure itu dapat diterjemahkan dalam nilai tukar untuk meningkatkan penjualan produk atau bisnis baru? Bagaimana ekosistem influencer marketing di masa depan? Pertanyaan-pertanyaan tersebut yang akan dijawab bersama dalam berbagai sesi di Social Media Week.

Jika tertarik dengan tiga bahasan di atas, segera daftarkan diri ke SMW Jakarta 2019. Informasi lebih lanjut, kunjungi situs resminya melalui alamat: https://smwjakarta.com.

Disclosure: DailySocial merupakan media partner Social Media Week Jakarta 2019

Belajar Mengolah Data Menjadi Product Market Fit di Roadshow Toyota Fun/Code Jakarta 2019

Masih dalam roadshow Toyota Fun/Code Jakarta, melanjutkan artikel sebelumnya dimana VP Product Engineering Kata.ai Pria Purnama telah menjelaskan bagaimana implementasi AI dalam produk. Kali ini giliran Co-Founder dan Chief Product Officer Kitabisa.com yang memberikan insight mengenai pengembangan data driven product.

Sebagai crowdfunding platform ternama di Indonesia yang mengutamakan peran dan keaktifan interaksi masyarakat di dalamnya, Kitabisa.com sangat mendengar feedback dari pengguna platform. Dan untuk bisa secara terus menerus diberi feedback oleh user, sebuah startup atau product developer perlu dekat dan terobsesi dengan mereka. Bentuk obsesi tersebut bisa dimulai dari kedisiplinan dalam melihat data user behaviour, menganalisa pertanyaan dan keluhan, hingga bertemu dan bicara langsung dengan pengguna. Hasilnya, Kitabisa.com tidak hanya menjadi social-impact-driven company tapi juga menjadi data-driven company.

Toyota Funcode Roadshow Jakarta

Satu hal yang pasti, mendirikan platform crowdfunding tak berarti langsung mengalami kesuksesan instan. Dalam perjalanannya hingga pada pencapaiannya saat ini, banyak penemuan menarik yang juga dapat menginspirasi khalayak dalam mengembangkan platform serupa.
Dengan adanya Kitabisa.com dan banyak pelaku startup lainnya yang bergerak dalam aksi dan wadah kolaborasi sosial, memandang melalui kacamata industri startup Indonesia, penggiat digital di Indonesia kini juga semakin yakin akan kekuatan publik Indonesia yang dapat digerakkan melalui sebuah teknologi informasi.

Peningkatan layanan dan eksperimen melalui aplikasi

Disadari atau tidak, tidak semua platform penggalangan dana menghadirkan layanannya dalam bentuk aplikasi. Pada dasarnya, layanan crowdfunding sebetulnya tidak begitu membutuhkan aplikasi yang mengikat pengguna.

Hal ini diakui Vikra di tahun ketiganya mengembangkan Kitabisa.com. Ia tak yakin ada pengguna yang memakai aplikasi hanya sekadar untuk berdonasi. Namun, setelah mempelajari perilaku penggunanya, Vikra mendapat penemuan menarik.

Diskusi panel roadshow Jakarta

“Dari proper research yang kami lakukan, ternyata ada donatur yang sering berdonasi. Setelah perdebatan tiga tahun, kami memutuskan untuk bikin aplikasi,” katanya.

Dengan aplikasi, banyak hal yang dapat dilakukan untuk memaksimalkan sebuah layanan. Vikra mengungkap pihaknya dapat melakukan eksperimen layanan untuk pengguna aplikasi. Sementara, pengguna yang tidak memakai aplikasi dapat difokuskan pada content marketing.

Platform crowdfunding semacam Kitabisa.com mengampanyekan berbagai macam kategori, mulai dari pendidikan, medical emergency, hingga anak-anak. Semua kategori memang terbilang penting, namun tetap ada prioritas yang membutuhkan dorongan lebih.

Keputusan Kitabisa.com untuk fokus ke kategori medis yang juga lahir setelah berkali-kali kunjungan ke rumah sakit dan bertemu user. Hanya dengan dekat dan menyatu dengan user, maka Kitabisa yakin bahwa produk yang dibuat benar-benar dibutuhkan, atau istilahnya product-market fit. Bagaimana akhirnya proses product-market fit tersebut, cara menjawab kebutuhan masyarakat dengan data, dan bagaimana kegiatan developers (seperti hackathon) dapat membantu dalam proses pengembangan produk yang matang.

Bagaimana dengan Anda? Tertarik dengan pengembangan data driven product yang dapat memberikan impact luar biasa bagi industri? Atau memiliki ide menarik seperti Kitabisa.com? Coba ikuti tantangan product development untuk dunia otomotif dari Toyota. Ada total hadiah senilai 100 juta rupiah menanti Anda di Toyota Fun/Code 2019!

Disclosure: Artikel ini adalah hasil kerja sama DailySocial dan TOYOTA sebagai bagian rangkaian kegiatan TOYOTA Fun/Code 2019

Mengenal Lebih Jauh Data Driven Product, Roadshow Toyota Fun/Code Jakarta 2019 Menjadi Kota Terakhir

Setelah sukses di Yogyakarta dan Bandung, Toyota Fun/Code kembali melanjutkan roadshow yang kali ini digelar di IBIS Harmoni, Jakarta. Gelaran ini menjadi rangkaian penutup dari roadshow Toyota Fun/Code yang diadakan sejak Agustus 2019 lalu.

Merupakan pengalaman yang menyenangkan bagi para peserta yang hadir untuk bisa menyimak presentasi dan berdiskusi bersama dengan pembicara yang hadir dalam roadshow pamungkas Toyota Fun/Code 2019 Jakarta.

Para pembicara dalam acara kemarin adalah VP Product Engineering Kata.ai Pria Purnama dan Co-Founder Kitabisa.com Vikra Ijas. Masing-masing tech startup influencer yang erat relevansinya terhadap tren digital di Tanah Air tersebut membawakan tema beragam yang dipresentasikan. Meskipun demikian, ada satu kesamaan tema yang dibawakan, yaitu “Data Driven Product”, bahkan jika target pasarnya adalah pengguna dengan latar belakang non-teknologi.

Acara dibuka oleh presentasi dari VP Product Engineering Kata.ai Pria Purnama yang berbagi kepada para peserta perihal implementasi Artificial Intelligence (AI). Big data dan AI merupakan dua hal yang mengemuka dalam industri 4.0, dan telah banyak diterapkan dalam berbagai hal, tidak terkecuali dalam pengelolaan data menjadi produk dengan tujuan untuk dapat menghasilkan informasi dan menjadi problem solver bagi pengguna.

Pria Purnama

Persoalannya adalah bagaimana perusahaan dapat mengetahui apa yang ada dalam benak konsumen? Bagaimana untuk dapat berkomunikasi dengan konsumen yang jumlahnya banyak?
Dengan AI, arah komunikasi konsumen dianalisis berdasarkan data yang dihimpun agar dapat memberikan solusi yang memaksimalkan bagi konsumen, sekaligus memberikan feedback bagi perusahaan.
Hal ini yang membuat Kata.ai mulai memfokuskan diri sebagai startup teknologi yang mengimplementasikan AI di sektor bisnis. Versi awal dari Kata.ai menawarkan dialogue engine dengan Pengolahan Bahasa Alami atau NLP yang memungkinkan para pelaku bisnis mewujudkan persona merek mereka lewat chatbot. Beragam aktivitas percakapan melalui chatbot dapat dilakukan. Mulai dari pemasaran produk, transaksi jual beli hingga pengumpulan data perilaku konsumen melalui media sosial dan aplikasi pesan yang umum digunakan di Indonesia.

Dalam keynote speech-nya, Pria Purnama menegaskan bahwa kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) tak akan menggantikan pekerjaan manusia seperti yang diprediksi banyak pihak, yang menyebut pengembangan AI justru jadi akhir dari kehidupan manusia.

“Teknologi ini justru membantu [manusia] untuk berpikir kreatif dan strategis, dan juga sebagai akselerator,” ungkap Pria.

Yang dimaksud kreatif dan strategis oleh Pria adalah menangkap peluang pengembangan AI dengan memanfaatkannya di sejumlah sektor industri. Workshop yang bertajuk “Dari Data Menjadi Produk” dirasa pas dengan sejumlah sektor di Tanah Air yang punya sekelumit masalah. Contohnya, sektor otomotif.

Menggunakan data untuk mengidentifikasi perilaku dan tren

Indonesia, meskipun masih dalam proses pengenalan dan pengembangan, ternyata memiliki potensi untuk penerapan teknologi AI. Menurut Pria meskipun sangat luas cakupannya, namun dengan machine learning yang berfungsi sebagai core teknologi AI, deep learning justru yang paling banyak dikembangkan oleh pengembang di Indonesia.

Diskusi panel Funcode Jakarta

“Penggunaan data yang sangat banyak hingga pengolahan data dan akurasi menjadikan deep learning paling sering diterapkan di Indonesia,” kata Pria. Selain itu, penggunaan data juga bisa dilakukan untuk memvalidasi ide, mengidentifikasi perilaku dan tren agar pengguna yang ada tetap setia dengan produk kita.

Pria menyebutkan langkah awal Kata.ai dimulai dengan melihat peluang di sektor penyedia layanan chat bot dengan NLP. Kini Kata.ai menjadi salah satu pioneer di sektor ini dan terus fokus untuk mencapai tujuan perusahaannya.

Di era pertumbuhan teknologi yang eksponensial seperti ini penting untuk memiliki semangat berinovasi yang hadir di setiap individu yang tergabung untuk mencoba hal baru demi mengembangkan solusi yang lebih baik dari waktu ke waktu. Salah satu yang dilakukan di Kata.ai adalah dengan melakukan internal hackathon untuk menggali ide-ide menarik atau inovasi apa saja yang bisa dikembangkan.

Punya ide dalam pengembangan AI yang dapat membantu industri otomotif? Atau senang dengan tantangan dalam mengolah Big Data? Coba ikuti tantangan product development untuk dunia otomotif dari Toyota. Ada total hadiah senilai 100 juta rupiah menanti Anda di Toyota Fun/Code 2019!

Disclosure: Artikel ini adalah hasil kerja sama DailySocial dan TOYOTA sebagai bagian rangkaian kegiatan TOYOTA Fun/Code 2019

Kementerian Perindustrian Tantang Startup Kembangkan Solusi Digital untuk Bantu UKM

Dalam rangka membantu industri kecil dan menengah berkembang, Kementerian Perindustrian meluncurkan gerakan transformasi digital. Perwujudannya dengan menggandeng startup teknologi untuk mengembangkan solusi tepat guna di berbagai sektor produktif.

Selama ini banyak permasalahan industri yang belum banyak terekspose, sehingga belum terakomodasi oleh pengembang solusi digital. Padahal sektor industri merupakan penyumbang terbesar PDB Indonesia, sebesar 19% pada tahun 2018.

Program “Startup 4 Industry 2019” dihadirkan dengan konsep kompetisi yang berbasis permasalahan riil industri. Tim pemenang kompetisi akan berlanjut dengan implementasi solusinya di UKM, dengan pembiayaan implementasi dari Direktort Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka (Ditjen IKMA), Kementerian Perindustrian.

Ada enam tema yang dilombakan, meliputi:

  • Integrasi ISO 9001: 2015 pada sistem ERP berbasis Oodo.
  • Pembuatan modul pengontrol suhu, waktu, dan kelembaban untuk mesin tepat guna.
  • Rancang bangun mesin penggoreng keripik tempe.
  • Pembuatan platform clothing line.
  • Kompetisi IoT untuk industri.
  • Kompetisi big data dan artificial intelligence.

Kompetisi ini tidak hanya berhenti sampai dengan sesi pitching, tapi akan berlanjut sampai dengan implementasi solusinya di industri, karena tujuan utama dari kompetisi ini adalah gerakan transformasi digital industri. Saat ini proses pengumpulan masih dibuka, sampai tangga 25 Oktober 2019.

Untuk informasi lebih lanjut tentang kompetisi ini, kunjungi laman resminya melalui: www.startup4industry.id.

Disclosure: DailySocial merupakan media partner kompetisi “Startup 4 Industry 2019”

Mengenal Lebih Jauh Gamification di Toyota Fun/Code 2019 Roadshow Bandung

Masih dalam acara Toyota Fun/Code Roadshow Bandung, melanjutkan artikel sebelumnya kali ini giliran CTO Agate, Teguh Budi Wicaksono membagikan insight tentang bagaimana industri game yang saat ini meningkat sangat pesat juga dapat memberikan impact yang baik bagi masyarakat.

Indonesia memang salah satu gudang gamer terbesar di dunia. Akan tetapi tidak banyak yang tahu bahwa Indonesia juga melahirkan sejumlah pengembang game terkemuka dengan game buatan lokal yang tak kalah saing dari luar.

Sebagai salah satu game studio lokal, Agate melihat peluang pengembang game di tanah air masih sangat menjanjikan, dengan menyasar berbagai segmentasi pasar, bukan hanya B2C tapi juga B2B.

Berkembangnya Gamification

Bagi Teguh, industri game dapat diibaratkan sebagai industri dopamin atau industri yang produknya dapat dinikmati orang. Industri film dan musik juga termasuk di dalamnya. Bicara skala, Teguh menilai industri game sudah melampaui produk hiburan lain, seperti industri film. Sebagai perbandingan, nilai industri game di 2017 telah mencapai $108,9 miliar, hampir tiga kali lipat dari industri film yang sebesar $40,6 miliar.

Diskusi panel Funcode Bandung

Apalagi, industri game telah berevolusi sejak 2015. Industri game tidak lagi melulu pada produk konsol dan PC yang cenderung tak praktis dan lebih mahal. Kehadiran smartphone memunculkan potensi lebih besar terhadap pertumbuhan industri game.

Selain itu, lanjutnya, definisi game kini telah berkembang luas dan telah diadopsi lintas industri, mulai dari militer hingga kesehatan. Ada banyak kasus pemanfaatan game untuk kebutuhan simulasi, seperti operasi jantung dan latihan menembak.

Teguh menekankan pentingnya mengejar kualitas di industri ini. Menurutnya, industri game berbeda dengan perusahaan teknologi atau startup.

Karena dalam hal ini, game tidak lagi dilihat oleh konsumen sebagai produk lokal atau global. Namun, lebih kepada game apa yang disukai dan berkualitas. Dengan kata lain, pengembang lokal harus bisa mengejar kualitas dari pemain global.

Ada banyak elemen dalam dunia game yang dapat membuat orang terikat atau menjadi ketergantungan dengan sebuah game. Dengan adanya fenomena tersebut, membuat banyak praktisi maupun developer di belahan bumi ini yang mencoba memanfaatkan peluang tersebut dengan mempelajari elemen-elemen dari game, lalu menerapkannya dalam suatu bidang keilmuan yang kini dikenal dengan istilah gamification. Di mana elemen-elemen yang ada di dalam suatu game, kini diterapkan untuk keperluan di luar game yang salah satunya adalah sebagai metode pelatihan karyawan.

Berdasarkan pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan, bahwa gamification adalah menyatukan suatu masalah dalam aplikasi non-game menjadi memiliki unsur game, sehingga dapat mengikat penggunanya. Dalam hal ini, gamification juga bisa diterapkan dalam sebuah hackathon.

Contoh yang paling mudah adalah membuat simulator mengemudi (driving simulator) yang dapat menampilkan nilai jika kamu mengemudi dengan baik. Atau membuat sebuah aplikasi yang menilai cara kamu mengemudi secara efisien. Dari beberapa contoh tersebut tentunya dapat disimpulkan bahwa gamification juga dapat membantu membantu industri otomotif.

Pertanyaannya, mampukah Anda mengimplementasi konsep gamification dalam sebuah MVP? Buktikan bahwa Anda dapat menyelesaikan tantangan product development dalam 24 jam untuk dunia otomotif dari Toyota, dan layak mendapatkan total hadiah senilai 100 juta rupiah.

Disclosure: Artikel ini adalah hasil kerja sama DailySocial dan TOYOTA sebagai bagian rangkaian kegiatan TOYOTA Fun/Code 2019

IdeaFest 2019 Suguhkan Topik yang Lebih Luas, Termasuk tentang Wellness, Brand Journey, hingga Komunitas Hype

IdeaFest 2019 kembali hadir dengan sederet topik inspiratif. Tepatnya pada tanggal 3-6 Oktober 2019 bertempat di JCC Senayan, Jakarta. Beberapa pemateri seperti Zach King (Digital Magician & Film Maker), Tom Kelley (Penulis Buku “The Art of Innovation”), Joe Taslim (Aktor), Ernest Prakasa (Sutradara dan Produser Film), serta nama-nama inspiratif lintas industri kreatif siap tampil berbagi pengalaman mereka dalam balutan semangat #KebanggaanIndonesia.

“Untuk menyambut antusiasme generasi muda kreatif, IdeaFest tahun ini juga semakin istimewa dengan hadirnya lebih dari 300 profil kreatif tanah air hingga internasional serta topik pembahasan lebih baru dan bervariasi. Selain itu, IdeaFest 2019 juga akan dilengkapi IdeaXperience yang terbuka bagi publik dan tidak dipungut biaya. Di area IdeaXperience, pengunjung dapat menikmati berbagai instalasi seni dan penampilan musik,” ujar Festival Director IdeaFest Olivia Febrina.

Memasuki gelaran kedelapan ini, IdeaFest menghadirkan lebih banyak topik-topik mulai dari wellness, brand journey, hingga komunitas hype. Andrea Gunawan, Sexual Health Activist, Independent Image Consultant & Date Coach berbagi ceritanya sebagai salah satu profil kreatif IdeaFest 2019. “Festival kreatif IdeaFest sudah tidak asing lagi bagi generasi muda kreatif. Setiap tahun, IdeaFest sukses mendapatkan sambutan hangat para pelaku industri kreatif. Tahun ini semoga kehadiran saya dapat memberikan ‘warna’ baru di IdeaFest 2019,” ungkapnya.

“IdeaFest 2019 akan hadir dengan rangkaian acara yang semakin semarak, skala festival lebih besar, hingga beragam pengalaman menginspirasi. Agar dapat memberikan pengalaman festival kreatif lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya, di tahun ini, IdeaFest merilis mobile applications IdeaFest 2019 Age of Pride sehingga para pengunjung bisa menavigasi gelaran 4 hari ini lebih maksimal,” imbuh CMO Samara Media & Entertainment Desy Bachir.

Untuk informasi lebih lanjut mengenai pendaftaran dan detail acara, kunjungi situs resminya melalui https://ideafest.id.

Disclosure: DailySocial merupakan media partner IdeaFest 2019

Pembaruan Strategi Pemasaran Daring di Ponsel akan Jadi Bahasan Utama di Forum MMA Impact Indonesia 2019

Forum Mobile Marketing Association (MMA) Impact Indonesia 2019 akan segera diselenggarakan untuk mendiskusikan secara detail mengenai masa depan pemasaran digital. Acara akan berlangsung pada 3 Oktober 2019 di Ritz-Carlton Mega Kuningan, Jakarta.

Dengan tema “Build The Future”, MMA Impact Indonesia 2019 akan menyoroti seputar bagaimana pemasaran dalam ponsel didefinisikan ulang – serta akan menyoroti tren-tren digital yang berkembang dengan pesat sehingga para pelaku pemasaran dan periklanan dapat meningkatkan efektivitas dalam menyampaikan pesan komunikasi dan unggul dalam kompetisi dalam menjangkau konsumen di media digital.

Country Manager MMA Indonesia Shanti Tolani dan Managing Director MMA Asia Pacifik Rohit Dadwal juga akan bergabung menyampaikan pembahasan mengenai hasil penelitian kognisi dari Amerika Serikat terkait dengan pemasaran digital dan lanskap penipuan iklan digital di Indonesia. Selain itu, 30 pemimpin perusahaan terkemuka di Indonesia dijadwalkan turut berbagi pengetahuan mereka mengenai seluk beluk dan peluang pemasaran digital di Indonesia.

“MMA telah melakukan penelitian Cognition Neuroscience untuk memahami bagaimana konsumen memproses informasi ketika terpapar iklan di ponsel. Hasil riset ini sangat menarik bahwa iklan di ponsel ternyata sudah memicu reaksi emosi dalam waktu kurang dari satu menit. Ini merupakan pengetahuan baru di dunia pemasaran, sebagaimana dipaparkan oleh Wall Street Journal dan akan kami paparkan untuk pertama kalinya di Indonesia,” ujar Shanti Tolani.

Selain yang sudah disebutkan, pembicara lainnya di forum MMA Impact Indonesia 2019 adalah Umesh Phadke (President Director L’Oreal Indonesia), Hemant Bakshi (President Director Unilever Indonesia), Noerman Taufik (CEO Infomo Indonesia), Lucjan Exner (Global Sales Manager Opera), Krishna Nugraha (Internet Marketing Lead Tokopedia), Sutanto Hartono (Managing Director of EMTEK), Surayot Aimlaor (Head of Marketing TikTok SEA), Gautam Kotwal (Chief Data Officer Gojek), dan masih banyak lainnya.

Rangkaian acara akan diikuti oleh penghargaan tahunan SMARTIES Indonesia Awards 2019. SMARTIES Awards merupakan pengakuan global untuk komunitas pemasaran digital di seluruh dunia yang dapat menggabungkan pemikiran terbaik mengenai pemasaran di dalam satu platform setiap tahunnya untuk mengenali dan merayakan bakat, kreativitas dan inovasi teknologi dalam industri pemasaran. Informasi lebih lanjut mengenai MMA Indonesia SMARTIES Award 2019 dapat diakses di laman https://www.mmaglobal.com/indonesia.

Disclosure: DailySocial merupakan media partner Mobile Marketing Association (MMA) Impact Indonesia 2019

Belajar Mengembangkan Produk yang Menjadi Solusi di Roadshow Toyota Fun/Code Bandung

Setelah beberapa waktu lalu sukses di Yogyakarta, rangkaian roadshow Toyota Fun/Code terus berlanjut. Kali ini giliran Bandung mendapat kesempatan mengikuti rangkaian roadshow Toyota Fun/Code 2019. Bertempat di Prime Park Hotel Bandung, kali ini giliran CTO Nodeflux Faris Rahman dan CTO Agate Teguh Budi Wicaksono.

Seperti di Yogyakarta, Roadshow Toyota Fun/Code Bandung diisi dengan pemaparan pengalaman dari pembicara dalam proses pengembangan produk dan inovasi korporasi. Beda lingkup bisnis, beda kisah juga tentang bagaimana para pemimpin lini teknologi ini mengatasi setiap permasalahan. Inilah yang menjadikan tiap pemaparan dari pembicara sebuah referensi yang layak bagi mereka yang ingin masuk di dunia startup atau yang tengah mengembangkan produk.

Roadshow Bandung

Sesi presentasi dibuka oleh Faris yang menyampaikan bahwa implementasi yang pas dari teknologi mampu menghasilkan sebuah pemrosesan baru yang lebih pintar, cepat dan efisien. Salah satunya seperti yang diupayakan oleh Nodeflux, startup yang mengembangkan produk berbasis distributed-computation platform.

Pentingnya menjadi adaptif
Riset pasar adalah salah satu tahap krusial dalam alur implementasi pengembangan produk, sebelum akhirnya Minimum Viable Product (MVP) siap untuk diuji secara praktis baik oleh pasar yang disasar maupun tim internal. Riset perlu dilakukan secara mendalam. Di sisi lain, product owner atau bahkan CEO ingin segera produknya rilis agar kompetitor tidak mengambil alih ide.

“Kuncinya adalah adaptiveness ya. Memang di startup itu dituntut untuk agile,” ujar Faris menanggapi hal tersebut, khususnya berkaitan dengan produknya yang berkenaan dengan bisnis B2B. “Pertama kita lihat, fiturnya seperti apa? Apakah ini bisa berlaku general untuk klien yang lain? Kalau misalnya iya, berarti impact-nya tinggi. Tapi kalau enggak, kita lihat lagi, effort yang kita bikin harus sejauh apa?”

Ide cemerlang tidak cukup sebagai bekal untuk membawa suatu produk bisa rilis dengan fitur optimal. Perlu validasi reguler dan juga memahami betul peran dari setiap lini operasional dalam kegiatan pengembangan produk. Di Nodeflux, Faris paling tidak mempertimbangkan tiga faktor yang harus ada dalam adopsi produk: kesiapan klien, kemampuan tim internal, dan biaya.

Kembali ke prinsip umum: Amati, Tiru, Modifikasi
Sebesar apa pun skala perusahaannya, implementasi inovasi perlu berangkat dari pembenahan kultur secara internal. Alur kerja dan penentuan skala prioritas menentukan apakah inovasi di perusahaan terkait dapat bertahan di tengah lanskap kompetisi pasar.

Untuk yang satu ini, Nodeflux sudah memiliki kerangka kerjanya, yakni dengan memetakan kebutuhan pasar, kelayakan, keuntungan proyek, dan keberlanjutan hidup produk. Jika itu merupakan bagian dari proses pengembangan, bagaimana dengan proses penemuan ide produk?

Faris Nodeflux

“Kembali lagi ke ATM: Amati, Tiru, Modifikasi,” ujar Faris yang beranggapan bahwa prinsip tersebut menjadi salah satu caranya dalam penemuan ide produk yang menjadi solusi.

Cara tersebut pada dasarnya dapat diaplikasikan dalam berbagai konteks pengembangan. Misalnya dalam hackathon. Dalam proses penemuan ide yang feasible, orang yang mengikuti hackathon sejatinya dapat menemukan titik tengah antara solusi yang aplikatif sekaligus tantangan yang diberikan. Tertarik ingin mengimplementasi ATM dalam hackathon? Coba saja ikuti tantangan product development untuk dunia otomotif dari Toyota. Ada total hadiah senilai 100 juta rupiah menantimu di sana.

Disclosure: Artikel ini adalah hasil kerja sama DailySocial dan TOYOTA sebagai bagian rangkaian kegiatan TOYOTA Fun/Code 2019