Menentukan Business Model yang Tepat di Awal Perjalanan Startup

Memiliki ide bisnis yang tervalidasi dengan baik memang dapat menjadi bekal yang bagi suatu startup untuk menjalankan bisnisnya. Akan tetapi, ide bisnis tersebut akan menjadi sia-sia bila tidak dieksekusi dengan business model yang tepat. Business model merupakan aspek yang menjelaskan bagaimana startup dapat mengoperasikan dan menghasilkan value dan revenue pada bisnisnya.

Menyusun business model yang tepat di awal perjalanan startup bukan lah hal yang mudah.  Founder tidak hanya perlu memikirkan bagaimana solusinya sesuai dengan kebutuhan pengguna, tetapi juga harus memikirkan bagaimana solusi tersebut juga dapat menghasilkan pemasukan untuk keberlangsungan dan pengembangan bisnisnya. Demi mencapai hal tersebut, founder harus terus bereksperimen untuk menemukan komposisi business model yang tepat bagi startupnya.

Untuk itu, penyusunan business model ini menjadi topik dalam kegiatan mentoring program akselerasi DSLaunchpad 2.0 yang berkolaborasi dengan Amazon Web Services (AWS). Melalui topik ini, para peserta mendapatkan kesempatan untuk mempelajari pembuatan business model yang tepat bagi bisnisnya bersama Edy Sulistyo (CEO of Go-Play), Markus Liman Rahardja (VP of Investor Relation & Strategy BRI Ventures), dan Steve Patuwo (Business Development Manager of AWS).

Menyusun dan Memvisualisasikan Business Model Canvas (BMC)

Dalam membuat sebuah business model, kerangka umum yang cukup banyak digunakan oleh startup adalah business model canvas (BMC). Melalui kanvas ini, startup dapat menyusun, memvisualisasikan, serta menjelaskan elemen-elemen bisnis yang saling memiliki keterkaitan.

Founder dapat menggunakan BMC untuk mengembangkan ide atau membuat sebuah business model baru. Menyusun business model canvas dengan baik juga dapat memperlihatkan kekuatan yang dapat dimanfaatkan dan kekurangan yang perlu diperbaiki dari sebuah bisnis. “Business model itu menunjukkan kemampuan kalian (startup) berelasi dengan customer dan juga bagaimana Anda mendatangkan revenue untuk bisnis Anda.” jelas Markus Liman Rahardja.

Ada sembilan elemen yang perlu dicantumkan dalam BMC, yaitu: Key Activities, Key Partners, Key Resources, Channels, Value Proposition, Customer Segments, Customer Relationships,  Revenue Streams, dan Cost Structure. “This structure enables you to basically set out what elements needed to operationalize your business, elemen-elemen ini yang penting untuk diperhatikan sebelum Anda mengeksekusi your startup.” ujar Steve Patuwo terkait penggunaan BMC.

business model startup
Business Model Canvas (strategyzer)

Business Model juga Harus Divalidasi

Di awal perjalanan bisnisnya, bukan hanya ide bisnis yang harus divalidasi oleh para startup, melainkan juga business model yang mereka usung. Pada awalnya, founder mungkin perlu sedikit melakukan eksperimen untuk berhasil menemukan formula yang tepat terkait ide dan business model startupnya. “Business model itu sebetulnya harus divalidasi juga, gak bisa kita asal asumsi karena just because competitor doing it, berarti artinya kita bisa doing it, belum tentu juga.” terang Edy Sulistyo.

Pada proses validasi ini, penting bagi startup untuk dapat melibatkan pengguna secara langsung. Hal ini penting dilakukan untuk mengetahui apa yang dipikirkan dan dirasakan oleh user ketika mereka menggunakan produk yang dimiliki.

“Bagaimana kita mau get our hands dirty, trying to understand from the customer directly, trying to understand apa yang benar-benar mereka butuhkan atau problem apa yang mereka punya instead of apa yang kita pikirkan mereka punya problem.” tambah Edy Sulistyo.

Terkait validasi ide dan model bisnis ini, Edy menjabarkan bahwa salah satu indikator yang dapat dilihat apabila problem yang disasar benar-benar ada dan dirasakan pengguna adalah adanya pengguna yang mau membayar untuk produk ataupun jasa yang disediakan oleh startup kita. “If the customer is actually willing to pay, then we know there is a real problem.” ujarnya.

Menerka Business Model yang Baik untuk Startup

Saat ditanya terkait seperti apa business model yang dikatakan baik untuk suatu startup, Steve Patuwo mengatakan bahwa apabila business model tersebut selaras dengan apa yang ingin dicapai oleh para founder melalui startupnya. “The one that is true to your heart, what you really want to solve, what you passionate about.” jelas Steve.

Menurut Edy, tidak ada sebuah business model yang benar dan salah, namun apakah business model tersebut tepat atau tidak untuk startup kita. Baginya, business model terbaik adalah yang memberikan keuntungan bagi setiap pihak yang terlibat. “There is no such thing as right or wrong business model, tapi sebetulnya yang jelas business model yang baik pastinya customer berasa happy, dari bisnis kita merasa customer willing to pay, and the same time secara market juga growing, I think that is the best Business Model, everybody win-win.” tutup Edy.

Dari sudut pandang investor, Markus menilai business model yang baik juga bisa dilihat dari profitabilitasnya. Hal ini juga bisa menjadi indikator apakah suatu startup dapat dikatakan gagal atau tidak, bukan dari apakah startup tersebut dapat menghadirkan produk atau tidak. “Buat saya startup yang fail itu bukan berarti startup yang tidak berhasil menciptakan produk, tapi startup yang tidak bisa menciptakan business model yang baik untuk mencapai profitability. Sehingga perlu dipikirkan masak-masak, sebelum kita mempersiapkan startup kita kepada customer.” ujar Markus.

Membuat business model memang hal yang menantang bagi para founder baru. Namun, bila seorang founder dapat menyusun dan menjelaskan business model yang dimiliki dengan baik, nantinya tidak hanya berguna untuk perkembangan perusahaan, tetapi juga dapat menarik hati para investor saat melihat startup Anda.

Validasi Ide: Sebuah Awal Penting bagi Startup

Melakukan validasi ide merupakan kegiatan fundamental yang penting untuk dilakukan para pelaku startup. Bahkan, dapat dikatakan fase ini merupakan fase krusial dimana founder dapat melihat apakah ide startup yang dimiliki dapat diterima oleh pasar dengan baik atau tidak.

Setiap orang bisa membuat ide bisnis. Akan tetapi, tanpa divalidasi dengan baik ide tersebut belum dapat dibuktikan skalabilitasnya. Hal ini juga yang menjadi topik pertama dalam rangkaian mentoring program akselerasi DSLaunchpad 2.0 bersama Amazon Web Services (AWS). Pada sesi mentoring yang dilakukan sebanyak dua sesi ini, DSLaunchpad 2.0 menghadirkan Pandu Sjahrir (Managing Partner of Indies Capital Partners) dan Willson Cuaca (Co-Founder of East Ventures) sebagai mentor untuk berbagi pengalaman dan pengetahuannya terkait idea validation kepada para peserta.

Dimulai dengan Memastikan Problem Statement

Salah satu unsur penting yang harus diperhatikan oleh para founder ketika melakukan validasi ide adalah memastikan problem yang ingin diselesaikan oleh ide tersebut. Setelah menentukan problemnya, founders harus dapat mem-breakdown apa yang harus diketahui dan dilakukan untuk merealisasi ide bisnis tersebut. “Pertama (untuk melakukan idea validation) kita tau dulu apa yang mau kita address, isunya apa, dari situ berapa besar marketnya, dan apa yang membuat orang pakai barang kita.” ujar Pandu Sjahrir.

Proses menentukan problem statement dalam validasi ini juga berguna untuk membantu Anda melihat beberapa hal seperti:

  • Apakah ide ini nantinya akan berguna di masyarakat,
  • Apakah ide ini dapat meningkatkan efisiensi pada suatu sistem,
  • Melakukan pembentukan formula produk di awal untuk menemukan perbedaan dengan para kompetitor; serta
  • Sebagai bahan untuk meyakinkan investor terhadap scalability.

At the end of the day, kecuali punya dana sendiri, itu pasti (penting untuk melakukan) validasi dulu karena Anda ingin menggunakan dana pihak ketiga. Dia (pihak ketiga) akan meminta apa yang membuat Anda convince dengan hipotesis (bisnis) Anda, di luar presentasi yang bagus.” tambah Pandu Sjahrir.

Interaksi dengan Konsumen untuk Dapatkan Feedback selama Validasi

Untuk melakukan validasi, tentunya sebagai founder Anda perlu berinteraksi dengan para konsumen maupun calon konsumen. Feedback dari konsumen dalam fase ini dapat menjadi acuan untuk iterasi berikutnya hingga ide tersebut benar-benar dapat menyelesaikan problem yang dimiliki oleh konsumen. Terkait hal ini, Willson Cuaca mengatakan, “Tentukan problemnya, bangun produknya, kemudian coba cocokkan apakah problem itu bisa diselesaikan, ngomong ke banyak orang, dapatkan feedback, cocokkan lagi, bener gak problemnya selesai, jadi banyak trial and error. Tapi problem statement itu harus very clear.

Di satu sisi, selain menyelesaikan masalah yang ada, bertanya ke konsumen juga merupakan hal yang krusial untuk mengetahui apakah produk yang dibuat dapat diterima atau tidak oleh pasar. “Tanya ke user apakah problem yang dimiliki bisa diselesaikan dengan baik. Itu baru ide dan validasi pertama: product-market fit, kita belum bicara tentang monetisasi dan lain-lain.” tambah Willson

Berinteraksi untuk mendapatkan feedback langsung dari pengguna juga dapat menghindarkan Anda dari founder bias, dimana para founder merasa bahwa idenya adalah ide yang terhebat, terbaik, terbaru, dan tidak ada founder lain yang dapat meniru idenya. Untuk itu, dalam proses ini sebaiknya founder juga turut mendengarkan hal-hal buruk terkait idenya, sehingga dapat melakukan iterasi dengan lebih baik. Pandu Sjahrir juga menegaskan bahwa hal ini merupakan kesalahan yang banyak dilakukan oleh para founder. “Kesalahan terbesar banyak founders adalah tidak mau mendengarkan orang dan tidak mau mendengarkan customer.” tegasnya.

Eksekusi sebagai Bagian dari Langkah Awal Memvalidasi Ide

Namun, proses validasi ide tidak berhenti sampai disitu saja. Justru hal yang paling penting dilakukan oleh para founder dalam proses ini adalah mengeksekusi ide tersebut. Dalam pembuatan ide, bisa saja seorang founder memiliki ide yang sama dengan founder lainnya. Namun yang akan membedakan ide tersebut adalah bagaimana ide tersebut dieksekusi dan siapa yang mengeksekusinya.

Menurut Willson Cuaca, langkah pertama dalam proses validasi ini adalah melakukan eksekusi. “Jadi langkah pertama dari semua itu adalah eksekusi ide kamu, jangan merasa ide itu adalah ide terbaik, (lalu) coba validasi.” Hal senada juga diutarakan oleh Pandu Sjahrir, Ia berujar bahwa pada akhirnya percuma memiliki ide yang banyak bila tidak bisa dieksekusi. “At the end of the day, bisa punya ide banyak tapi kalau gak bisa eksekusi kan what for.” ucapnya.

Kekhawatiran yang mungkin muncul ketika melakukan eksekusi adalah hasil yang kurang memuaskan atau tidak sesuai ekspektasi. Akan tetapi, dari kekurangan atau kegagalan tersebut masing-masing founder dapat melihat apa yang perlu diperbaiki dan diiterasi dari ide startupnya. “Tidak ada namanya eksekusi 100% baik, tapi yang ada itu adalah eksekusi yang efisien, yang tepat sasaran, pada waktu yang tepat, tempat yang tepat, problem yang tepat, dan mendapat feedback yang baik dari user. Feedback itu digunakan untuk (selanjutnya) melakukan eksekusi yang baik lagi.” ujar Willson terkait eksekusi kepada para peserta webinar.

Eksekusi adalah hal krusial sebagai bagian dari proses melakukan validasi ide, Willson juga berkata bahwa semakin cepat melakukan eksekusi ide, para founder bisa belajar lebih cepat untuk perbaikan di masa mendatang. “Semakin menunggu, semakin kamu telat dibanding yang lain, dengan semakin cepat mengerjakannya, bukan artinya kamu mendapat first mover advantage saja, tapi kamu bisa belajar dengan lebih cepat dari orang yang mungkin mengeksekusinya besok.” tegasnya.

Dengan melakukan validasi ide, para founder dapat segera mengidentifikasi problem sekaligus menemukan solusi yang tepat untuk menyelesaikan problem tersebut. Selain itu, founder juga harus tetap terus memikirkan misi dan mimpi apa yang ingin mereka capai melalui ide bisnis tersebut. Akan tetapi, hal tersebut juga harus dilakukan dengan mengeksekusi ide tersebut. Dengan begitu, para founder dapat terus melakukan iterasi sampai menemukan formula yang tepat dalam penyusunan ide bisnisnya.

IDEAFEST 2020 akan Digelar Virtual, Tampilkan 110 Tokoh Inspiratif

Festival kreatif IDEAFEST kembali akan digelar tahun ini. Menyesuaikan kondisi di tengah pandemi, untuk pertama kalinya acara yang rutin diselenggarakan sejak tahun 2011 ini akan dilaksanakan secara virtual. Kali ini mengusung tema “Restart”, untuk mengajak masyarakat memulai dan kembali membangun ekonomi.

Covid-19 telah berdampak pada ekosistem ekonomi, sosial, lingkungan, dan juga kreatif di Indonesia. Walaupun berbagai langkah kebijakan dan penyesuaian untuk kondisi normal baru telah dilakukan, namun tentu tidak dapat berlaku universal. IDEAFEST 2020 diselenggarakan dalam format virtual, menghadirkan aspek-aspek pengalaman offline di platform online.

“Peran ekonomi kreatif sangat penting dalam proses pembangunan. Produktivitas di tengah pandemi ini melahirkan banyak wirausaha ekonomi baru. Melalui kerja sama dengan Kemenparekraf, sebagai dukungan dari pemerintah, untuk mendukung pengembangan 17 subsektor ekonomi kreatif, IDEAFEST menyediakan akses informasi dengan beragam konten dan program yang dapat menginspirasi masyarakat. Sehingga kegiatan ini dapat mendorong dan memberikan dampak ekonomi, termasuk keterlibatan generasi muda dalam komunitas kreatif di Indonesia,” ujar CEO Samara Media & Entertainment Ben Soebiakto selaku pemrakarsa pagelaran ini.

IDEAFEST 2020 hadir dengan berbagai program meliputi Talks & Conference, IdeaSpark Forum, Virtual Experience Expo, Music, dan F&B. Acara akan digelar pada 13-15 November 2020. IDEAFEST 2020 juga berfokus terhadap pengembangan generasi muda dan youth entrepreneurship.

“Industri kreatif Indonesia di berbagai sektor saat ini banyak diciptakan oleh generasi muda. Karena itu, IDEAFEST memberikan mereka wadah untuk mendapatkan informasi, mengembangkan keterampilan, dan menciptakan kolaborasi,” ungkap Ben.

Tahun ini akan menampilkan lebih dari 110  tokoh dan 6 program yang relevan dengan tren industri kreatif saat ini. Sehingga IDEAFEST 2020 dapat menjadi referensi terkini bagi insan kreatif dan kolaborasi lintas industri.

Berikut beberapa deretan figur inspiratif yang akan mengisi acara Baim Wong, Raisa Andriana, Najla Bisyir, Tantri Namirah, Jonathan Sudharta, Elora Hardy, Keenan Pearce, Marissa Anita, Valencia Nathania, Benson Putra, Sendy Ariani, Dhika Himawan, dan masih banyak lagi.

“2020 merupakan tahun penuh tantangan bagi semua orang. Namun, ini juga memberikan kita kesempatan untuk restart dan menghidupkan kembali semangat menuju hari esok yang lebih baik. Semoga IDEAFEST 2020 dapat membantu masyarakat dan komunitas dalam menanggapi lanskap pembangunan yang berubah dengan cepat, menghadirkan solusi baru, dan menciptakan kemitraan sehingga industri ekonomi kreatif Indonesia dapat terus bangkit di tengah masa sulit sekalipun,” tutup Ben.

Informasi lebih lanjut dan tiket bisa didapat melalui situs resmi IDEAFEST 2020: https://ideafest.id.

IDEAFEST 2020

Disclosure: DailySocial merupakan media partner IDEAFEST 2020

CDC UI Kembali Adakan Ekspo Beasiswa, Kewirausahaan, dan Karier

Career Development Center Universitas Indonesia (CDC UI) bekerja sama dengan Klob akan menyelenggarakan UI Career, Scholarship & Entrepreneurship Virtual Expo (UI CSE Expo) pada tanggal 4-7 November 2020. UI CSE Expo biasanya dilakukan dalam dua kali setahun, yakni setelah wisuda UI dilakukan pada semester ganjil dan semester genap.

Perhelatan ini ditargetkan akan diikuti oleh berbagai perusahaan dan instansi guna menjembatani kebutuhan para lulusan akan pekerjaan, jenjang pendidikan yang lebih tinggi, dan memperkenalkan bisnis atau kewirausahaan yang dimiliki kepada khalayak yang lebih luas.

Acara ini terbuka untuk umum dan tidak dikenakan biaya (free entry) dengan rincian acara sebagai berikut:

  1. UI Career, Scholarship & Entrepreneurship Virtual Expo 2020 yang akan terselenggara bulan November nanti merupakan event yang akan dilaksanakan untuk ke-30 kalinya dan merupakan pertama kalinya diselenggarakan secara virtual sebab kondisi pandemi Covid-19 yang sedang berlangsung saat ini.
  2. Empat kegiatan akan diselenggarakan secara virtual di UI Career, Scholarship & Entrepreneurship Virtual Expo 2020 selama tanggal 4-7 November 2020, yaitu:
  • Pameran Karier: pada website Klob, pengunjung dapat mengakses virtual booth dari perusahaan yang berpartisipasi pada acara ini dan melakukan job/intern application. Pengunjung juga dapat melakukan interaksi atau bertanya-tanya kepada perusahaan melalui fitur chat yang disediakan.
  • Pameran Beasiswa: pengunjung dapat mengakses virtual booth dari institusi yang berpartisipasi pada acara ini dan melihat informasi mengenai beasiswa yang tersedia, serta melakukan scholarship application.
  • Pameran Kewirausahaan: pengunjung dapat mengakses virtual booth dari startup yang berpartisipasi pada acara ini—baik startup dari mahasiswa maupun alumni—dan mendapatkan informasi lebih lanjut mengenai startup yang dibina, produk-produknya, dan peluang untuk melakukan kolaborasi.
  • Webinar/Seminar Karier: pengunjung dapat mengikuti Webinar/Seminar Karier yang akan menghadirkan pembicara yang ahli pada bidangnya dan juga turut menghadirkan perwakilan dari perusahaan yang berpartisipasi dalam acara ini untuk memberikan informasi dan tips seputar dunia karier.
  1. Acara ini tidak dipungut biaya, pengunjung dapat langsung mengakses virtual booth untuk menikmati pameran melalui website Klob. Namun, untuk bisa mengikuti mata acara Webinar/Seminar Karier, pengunjung harus mendaftarkan diri terlebih dahulu di website Klob mulai tanggal 28 Oktober 2020. Setelah melengkapi data, peserta akan menerima email konfirmasi dan tautan ke Zoom yang dapat diakses pada hari H sesuai jadwal yang tertera.

Pengunjung yang tertarik untuk mengikuti dan mengetahui lebih lanjut terkait acara ini, dapat mengakses akun Instagram resmi UI Career, Scholarship & Entrepreneurship Virtual Expo 2020 ( @careerexpo.ui ) untuk mendapatkan informasi selengkapnya.

Disclosure: DailySocial merupakan media partner UI CSE Expo 2020

Last Call! Segera Ambil Kesempatan Akselerasi Startupmu di DSLaunchpad 2.0

Periode registrasi dari program akselerasi DSLaunchpad 2.0 telah dibuka sejak 5 Oktober lalu hingga 18 Oktober 2020. Artinya, tinggal tersisa dua hari lagi untuk kamu bisa mendaftarkan diri pada program akselerasi ini. Jangan lewatkan berbagai keuntungan dan hadiah yang bisa kamu dapatkan dengan mengikuti program akselerasi yang diselenggarakan secara intensif mulai dari 2 November hingga 29 November 2020 ini. Kira-kira, apa saja yang akan kamu dapatkan?

Pada DSLaunchpad 2.0 ini, peserta nantinya akan memiliki kesempatan untuk mendapatkan mentoring dengan para expert dengan topik yang beragam. Mulai dari idea validation, business model, prototyping, hingga marketing. Kegiatan mentoring ini nantinya akan diselenggarakan sebanyak delapan sesi webinar kepada seluruh peserta dan sesi one-on-one bagi startup terpilih. Kehadiran para mentor terbaik di bidangnya ini diharapkan bisa membantu peserta untuk terus mengembangkan produk dan layanannya dengan lebih baik selama program akselerasi.

dslaunchpad
Mentor-mentor yang akan membantu peserta untuk mengembangkan inovasi para peserta di DSLaunchpad 2.0

Dapatkan Total Hadiah Senilai Rp100 Juta!

Selain mentoring, 100 peserta terpilih juga akan mendapatkan kredit dari AWS yang dapat digunakan untuk membantu mereka dalam mengembangkan produk dan layanan lewat program akselerasi ini.

Tidak berhenti sampai situ. Setelah mengikuti berbagai rangkaian acara, para peserta akselerasi akan memiliki kesempatan untuk memperebutkan hadiah utama. Akan ada 10 startup terpilih yang memiliki performa dan perkembangan paling baik selama program akselerasi untuk melakukan pitching secara virtual di hari Demo Day. Tiga startup terbaik menurut para juri akan mendapatkan hadiah uang tunai senilai total 100 juta rupiah.

Tunggu apa lagi? Kamu tidak perlu ragu dan bimbang karena kesempatan untuk mewujudkan impian dalam mengembangkan startup melalui program akselerasi ini sudah di depan mata. Segera daftarkan startupmu sebelum periode registrasi ditutup dalam waktu dua hari lagi.

Kamu dapat melakukan registrasi dengan mudah melalui form pada link berikut. Jangan sampai ketinggalan, karena waktu pendaftaran hanya tersisa dua hari lagi!

DSLaunchpad 2.0: Akselerasi Startupmu dengan Mentorship!

Setelah sebelumnya sukses menyelenggarakan program inkubasi online terbesar di Indonesia, DSLaunchpad, kini DailySocial.id bersama Amazon Web Services (AWS) menghadirkan kembali rangkaian keduanya dalam bentuk program akselerasi yang bertajuk DSLaunchpad 2.0.

Pada penyelenggaraan sebelumya, program DSLaunchpad berhasil mendatangkan hampir 600 pendaftar dan 73% diantaranya berasal dari luar Jakarta. Selain itu, setelah rangkaian berlangsung, 107 startup berhasil meraih kesempatan untuk mengikuti program inkubasi dan tiga diantaranya berhasil mendapatkan seed-funding dua pekan setelah program berakhir.

Salah satu keuntungan utama dari mengikuti program akselerasi seperti DSLaunchpad ini adalah mentorship bersama para expert. Ada empat hal yang akan menjadi fokus mentorship dalam program akselerasi ini, yaitu idea validation, business model, prototyping, dan juga marketing. Lewat kegiatan mentoring ini, para peserta dapat dibantu untuk mengakselerasi ide dan inovasi yang dihadirkan startupnya.

Keuntungan dari mentorship ini juga dirasakan oleh Co-Founder DIGIDES, Sidik Permana saat mengikuti rangkaian DSLaunchpad pada bulan April lalu. Kepada DailySocial, Ia mengatakan rangkaian konsultasi dan pendampingan yang diikuti selama program DSLaunchpad sebelumnya merupakan kesempatan yang sangat penting baginya. Rangkaian mentorship ini dianggap dapat membantu DIGIDES dalam melakukan pembentukan model bisnis dan proses pengembangan produk, sehingga kini membantu mereka memiliki product market fit.

dslaunchpad
Testimoni Sidik Permana, Co-Founder DIGIDES, terkait mentoring pada DSLaunchpad pertama.

Senada dengan DIGIDES, keuntungan dari kegiatan mentorship ini juga sangat dirasakan oleh Kopral (Koperasi All in One), startup yang fokus menyediakan solusi digital bagi operasional koperasi dan UMKM di Indonesia. Bagi founder Kopral, Muhammad Rizal, kegiatan DSLaunchpad sebelumnya merupakan loncatan besar bagi startupnya, terutama dari segi operasional bisnis.

Testimoni Muhammad Rizal, Founder Kopral, terkait mentoring pada DSLaunchpad pertama.
Testimoni Muhammad Rizal, Founder Kopral, terkait mentoring pada DSLaunchpad pertama.

Kepada DailySocial, Rizal juga mengatakan bahwa arahan mentornya saat itu, Hadi Wenas (COO Amartha), juga membantu mereka meningkatkan pengalaman mereka dalam melakukan pitching, hingga akhirnya berhasil mendapatkan pendanaan perdana mereka.

“Kesempatan belajar itu sedikit banyak merubah kami dalam menerapkan strategi bisnis platform Kopral terutama dari sisi komersial dan pitching experience di depan VC. Kami menyesuaikan deck kami sesuai arahan mentor kami mas Wenas dan 2 minggu setelah inkubasi kami mendapatkan pendanaan Seed Funding dari Angel Investor.” tambah Rizal.

Tidak hanya pengembangan operasional dan produk startup, kegiatan mentorship yang diikuti melalui program akselerasi DSLaunchpad 2.0 ini juga dapat menjadi momen untuk membangun networking yang tepat. Selain untuk membangun jaringan yang lebih luas, program akselerasi ini juga dapat membuka kesempatan untuk bertukar wawasan dengan mentor dan sesama peserta. Mentor-mentor yang dihadirkan tentunya merupakan expert di bidangnya masing-masing, sehingga peserta dapat belajar langsung kepada ahlinya terkait problem yang mereka miliki dalam mengembangkan startupnya.

Mentor-mentor yang akan membantu para peserta mengakselerasi ide startupnya pada DSLaunchpad 2.0
Mentor-mentor yang akan membantu para peserta mengakselerasi ide startupnya pada DSLaunchpad 2.0

Selain itu, menurut Co-Founder & CEO Warung Pintar yang juga akan menjadi mentor prototyping pada DSLaunchpad 2.0, Agung Bezharie, rangkaian mentoring pada program akselerasi DSLaunchpad ini juga dapat membantu peserta dalam mengembangkan pola pikir sebagai pebisnis.

“Berbagi pengalaman dan berinteraksi dengan banyak pihak adalah cara paling tepat untuk mengembangkan pola pikir sebagai pebisnis supaya mampu melihat berbagai hal dari perspektif yang lebih luas. Melalui DSLaunchpad, kegiatan ini mengakomodasi kalian agar dapat memperoleh keuntungan-keuntungan tersebut.” ujar Agung.

Tidak hanya akan mendapatkan mentorship bersama para expert, tetapi para peserta DSLaunchpad 2.0 juga memiliki kesempatan untuk memperebutkan hadiah total Rp100 Juta dan kredit dari AWS yang dapat digunakan mereka untuk mengembangkan startupnya.

Pendaftaran DSLaunchpad 2.0 ini hanya dibuka sampai dengan tanggal 18 Oktober 2020. Jangan sia-siakan kesempatan emas untuk mengeksplorasi ide startupmu sekaligus memperebutkan hadiah lewat program akselerasi ini.

Tunggu apalagi, akselerasi startupmu bersama DSLaunchpad 2.0 dengan mendaftarkan diri melalui form pada link berikut ini.

Ini Mentor-Mentor Luar Biasa di Program DSLaunchpad 2.0

Pertumbuhan skala bisnis merupakan salah satu hal penting yang harus diperhatikan startup dalam perjalanan bisnisnya. Dengan memiliki pertumbuhan bisnis yang baik, startup tidak hanya dapat terus mempertahankan operasional bisnisnya, tetapi juga terus mengembangkan inovasi bisnis di berbagai aspek. Mulai dari produk dan layanan yang dimiliki hingga model bisnis dan upaya pemasaran kepada konsumennya.

Untuk membantu startup menyiapkan strategi yang tepat dalam mengembangkan bisnisnya, DailySocial.id bersama Amazon Web Services (AWS) kini mengadakan program akselerasi DSLaunchpad 2.0. Melalui program akselerasi ini, peserta akan dibantu oleh para mentor untuk melakukan pengembangan bisnis serta produk dan layanan startupnya. Selain itu, para peserta juga akan mendapatkan kesempatan untuk mendapatkan kredit dari AWS dan memperebutkan hadiah total Rp100 Juta!.

Rangkaian DSLaunchpad 2.0 ini akan diselenggarakan mulai dari 5 Oktober hingga 9 Desember 2020. Dalam perjalanannya, akan ada 100 peserta terpilih yang mendapatkan kesempatan untuk mengikuti program akselerasinya secara intensif selama kurang lebih empat pekan.

DSLaunchpad
Linimasa rangkaian acara DSLaunchpad 2.0 supported by AWS.

Raih Kesempatan Berkembang Bersama para Expert

Para peserta program akselerasi akan mendapatkan kesempatan untuk melakukan mentoring bersama para expert. Sesi mentoring ini akan diselenggarakan selama delapan kali dalam bentuk webinar. Pada setiap sesi, akan ada tujuh startup terpilih yang memiliki kesempatan untuk melakukan sesi one-on-one dengan mentor. Mentor-mentor yang akan membantu para peserta untuk mengakselerasi inovasi startupnya dalam DSLaunchpad 2.0 ini adalah Pandu Sjahrir (Managing Partner of Indies Capital Partners), Willson Cuaca (Co-Founder of East Ventures), Edy Sulistyo (CEO of Go-Play), Markus Liman Rahardja (VP of Investor Relation & Strategy BRI Ventures), Shinta Nurfauzia (Co-CEO dan Co-Founder of Lemonilo), Johnny Widodo (CEO OLX Autos Indonesia), Ivan Arie (Co-Founder & CEO, TaniHub), dan Agung Bezharie (Co-Founder & CEO, Warung Pintar).

DSLaucnhpad
Para expert yang akan menjadi mentor pada DSLaunchpad 2.0

Akan ada empat topik yang dibahas dalam kegiatan mentoring yaitu idea validation, business model, prototyping, dan marketing. Pada topik idea validation, peserta akan dibantu untuk mengidentifikasi masalah dan pain points serta solusi apa yang bisa dihadirkan untuk menjawab tantangan tersebut. Peserta juga akan dibantu membuat perencanaan model bisnis serta implementasinya dalam kegiatan bisnis mulai dari desirability, feasibility, hingga viability.

Pada topik prototyping, peserta akan belajar step by step dalam membuat produk termasuk fitur dan aspek produk lainnya. Selain itu, dalam topik marketing peserta juga akan belajar bagaimana merencanakan strategi pemasaran secara end-to-end, mulai dari objektif, menentukan KPI, hingga target market yang tepat untuk startupnya. Sesi mentoring ini nantinya juga dilengkapi modul artikel dan video untuk membantu pemahaman peserta akselerasi dalam melakukan pengembangan produk dan layanannya.

Setelah melalui berbagai rangkaian mentoring, para peserta akan dikurasi kembali menjadi sepuluh startup terpilih yang akan mendapatkan kesempatan untuk melakukan pitching pada sesi online demo day. Dari sepuluh startup tersebut, akan ada 3 startup terbaik yang berhak mendapatkan total hadiah senilai Rp100 Juta.

Tunggu apalagi, jangan lewatkan kesempatan untuk mengembangkan startupmu melalui berbagai kegiatan mentoring, serta kesempatan mendapatkan total hadiah Rp100 Juta dengan mengikuti program akselerasi DSLaunchpad 2.0. Registrasi hanya dibuka sampai tanggal 18 Oktober 2020, segera daftarkan startupmu melalui form pada link berikut.

Akselerasi Ide Startupmu lewat DSLaunchpad 2.0

Setelah berhasil mengadakan program inkubator DSLaunchpad pada bulan April lalu, kini DailySocial.id menghadirkan DSLaunchpad 2.0, program akselerasi yang akan berkolaborasi dengan Amazon Web Services (AWS). Program akselerasi ini membuka kesempatan secara luas bagi seluruh startup lokal untuk mengembangkan startup tanpa terkecuali. Akan ada 100 startup terpilih yang memiliki kesempatan untuk mengikuti seluruh rangkaiannya. Para peserta terpilih ini nantinya akan mendapatkan mentoring eksklusif sekaligus memperebutkan total hadiah sebesar Rp100 Juta!

Kegiatan akselerasi pada DSLaunchpad 2.0 ini akan diselenggarakan secara intensif selama empat minggu penuh. Pendaftarannya dibuka sejak 5 Oktober sampai dengan 18 Oktober 2020. Rangkaian program akselerasinya sendiri akan dimulai pada 2 November hingga 29 November 2020. Berikut linimasa lengkapnya:

Timeline*

5 – 18 Oktober 2020 – Pendaftaran peserta

30 Oktober 2020 – Pengumuman 100 startup terpilih

2 November – 29 November 2020 – Program akselerasi dimulai

30 November – 4 Desember 2020 – Proses kurasi 10 startup terbaik

9 Desember  – Demo day dan pengumuman tiga startup terbaik

*Timeline berikut masih dapat berubah sewaktu-waktu.

Mentorship lewat Webinar Eksklusif dan Sesi One-on-One

Rangkaian program akselerasi DSLaunchpad 2.0 ini akan diadakan secara intensif selama empat minggu. Kamu akan mendapatkan kesempatan mentoring dengan para expert lewat webinar eksklusif dan sesi one-on-one bila mengikuti program akselerasi ini. Topik yang akan dibahas dalam mentoring ini adalah idea validation, business model, development & prototyping, dan marketing.

Untuk membantu para peserta mengembangkan produk dan layanan startupnya, DSLaunchpad 2.0 juga menghadirkan mentor-mentor terbaik di bidangnya. Berikut mentor-mentor yang akan mendampingimu dalam program akselerasi ini:

  • Pandu Sjahrir – Managing Partner of Indies Capital Partners (Idea Validation)
  • Willson Cuaca – Co-Founder of East Ventures (Idea Validation)
  • Edy Sulistyo – CEO of Go-Play (Business Model)
  • Markus Liman Rahardja – VP of Investor Relation & Strategy BRI Ventures (Business Model)
  • Shinta Nurfauzia – Co-CEO and Co-Founder of Lemonilo (Marketing)
  • Johnny Widodo – CEO OLX Autos Indonesia (Marketing)
  • Ivan Arie – Co-Founder & CEO of Tanihub (Prototyping)
  • Agung Bezharie – Co-Founder & CEO of Warung Pintar (Prototyping)

Tentu impian untuk membangun dan mengembangkan startup dimiliki banyak orang, tapi tidak banyak yang akhirnya benar-benar merealisasikannya. Lewat DSLaunchpad 2.0, kamu dapat memiliki kesempatan untuk mewujudkan rencana mengembangkan produk dan layanan startup yang dimiliki. Hal ini juga diakui oleh Markus Liman Rahardja, VP of Investor Relation & Strategy BRI Ventures, yang akan menjadi mentor business model pada DSLaunchpad 2.0 nanti. Ia menganggap program akselerasi seperti ini penting untuk diikuti karena dapat membantu founder untuk belajar prinsip-prinsip yang dibutuhkan dalam membangun startup.

“Secara natur, startup adalah bisnis yang dapat bertumbuh dengan sangat cepat, karena mereka menciptakan produk sesuai dengan permasalah yang dihadapi customer, ditambah terus melakukan iterasi serta tidak berhenti mencari scallable dan repeatable bisnis model. Kegiatan seperti DSLaunchpad 2.0 ini menjadi penting, dalam membantu founder tahap awal untuk test ide bisnis nya dan belajar prinsip-prinsip dalam membangun startup, guna mencapai pertumbuhan yang signifikan kedepan” ujar Markus.

Selain mentoring, kamu juga punya kesempatan untuk mendapatkan hadiah uang tunai total Rp100 juta. Selain itu, program akselerasi yang diadakan secara online ini juga membuat kesempatanmu lebih terbuka karena dapat diikuti oleh siapa pun dan di mana pun.

Jangan sia-siakan kesempatan emas ini untuk membangun dan mengembangkan startupmu melalui DSLaunchpad 2.0. Pendaftaran hanya akan dibuka sampai tanggal 18 Oktober 2020. Jadi tunggu apalagi, segera daftarkan dirimu melalui link berikut ini.

Compfest 2020 Masuki Acara Puncak, Hadirkan Puluhan Sesi Webinar Bahas Tren Bisnis Teknologi

Compfest adalah acara TI tahunan yang diinisiasi oleh Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia. Dalam rangkaiannya termasuk kegiatan berbagi pengetahuan terkini, kompetisi teknologi, hingga job fair. Di tengah pandemi, seluruh agenda Compfest ke-12 ini dieksekusi secara daring.

Setelah dilaksanakan sejak beberapa minggu lalu, akhirnya acara puncak akan segera digelar. Bertajuk “Compfest Talks”, acara puncak ini akan menghadirkan sesi talkshow menghadirkan pembicara ternama dari Indonesia. Pelaksanaannya pada tanggal 3-4 Oktober 2020.

Berbagai topik akan dibahas oleh para pemateri yang mendalami bidang terkait, mulai dari industri kreatif, blockchain, kecerdasan buatan, startup, big data, dan lain sebagainya. Total ada 20 sesi yang akan diikuti sekitar 50 pemateri.

Beberapa nama yang sudah dikonfirmasi akan hadir adalah Johnny G. Plate, Sandiaga Uno, Rachmat Kaimuddin (CEO Bukalapak), Alfatih Timur (CEO Kitabisa), Pangeran Siahaan (CEO Asumsi), Dayu Dara Permata (CEO Pinhome), dan lain-lain.

Saat ini pendaftaran peserta masih dibuka. Untuk informasi lebih lanjut dapat mengunjungi situs resmi Compfest melalui tautan: https://compfest.id.

Compfest 2020

DailySocial merupakan media partner Compfest

Membangun Ekosistem Digital Indonesia lewat Mandiri API

Perkembangan teknologi digital di sektor keuangan menjadi hal yang tidak bisa dihindarkan. Transformasi digital bagi para penyedia layanan keuangan dibutuhkan untuk menjaga relevansi bisnisnya. Hal ini menyebabkan kebutuhan akan integrasi dan kolaborasi layanan keuangan semakin meningkat, mulai dari pengembangan produk hingga memperluas jangkauan penggunanya.

Bank Mandiri melihat hal ini sebagai kesempatan untuk membuka dan mengembangkan platform Application Programming Interface (API) yang dapat diintegrasikan melalui kolaborasi dengan berbagai pelaku bisnis digital, contohnya fintech dan e-commerce.  Ini menjadi pembahasan utama dalam webinar yang diselenggarakan oleh Bank Mandiri pada Senin (14/9) lalu. Mengusung tajuk “Building Digital Ecosystem Through Mandiri API”, webinar yang terbagi menjadi dua sesi talkshow ini membahas bagaimana platform API dari Bank Mandiri dapat membantu perkembangan bisnis para mitra, serta integrasinya yang cepat dan mudah.

Membantu Perkembangan Bisnis lewat Mandiri API

Melalui platform API, Bank Mandiri  memperluas layanannya melalui integrasi dengan platform yang dimiliki pihak ketiga. Tidak hanya memberi keuntungan bagi Bank Mandiri saja, integrasi ini juga membantu para pelaku bisnis dalam mengembangkan usahanya. Peran Mandiri API bagi bisnis  menjadi tema dalam sesi pertama webinar “How Mandiri API Helps Business Survive in Pandemic Era.” Sesi ini dimoderatori oleh Rama Mamuaya (CEO DailySocial.id), serta mengundang Rico Usthavia Frans (Direktur Teknologi Informasi Bank Mandiri), Haryati Lawidjaja (CEO LinkAja), Rachmat Kaimuddin (CEO Bukalapak), dan Vincent Iswara (CEO dan Co-Founder Dana) sebagai pembicara.

Beberapa tahun terakhir ini Bank Mandiri terus melakukan digitalisasi pada produk dan layanannya. Tidak hanya mendigitalisasi produk yang sudah ada, tetapi juga menciptakan native digital product untuk memenuhi kebutuhan nasabah. Kolaborasi melalui penggunaan Mandiri API ini diharapkan dapat membantu masing-masing pihak untuk terus mengembangkan platform dan menambah kelengkapan fitur yang dimiliki.

“Kolaborasi itu harus mengalir dua arah, jadi dari Bank Mandiri membuka, kami juga berharap dari fintech-fintech juga membuka, jadi ke depannya nanti juga beberapa service dari fintech-fintech itu kita harapkan bisa dinikmati juga di aplikasi mobile banking bank Mandiri.” ujar Rico Usthavia Frans.

Dari sisi pelaku bisnis, kolaborasi lewat integrasi platform dapat membuka peluang bagi sistem yang dimiliki untuk terintegrasi dengan sistem perbankan. “Kita harus berkolaborasi dan dengan adanya API ini menunjukkan bahwa market collaboration is something we can do to make sure that the ecosystem  grows” tambah Vincent Iswara.

Selain itu dengan adanya kolaborasi ini, dapat membantu pelaku bisnis untuk mengembangkan platformnya agar transaksi pembayaran serta layanan yang terkait dengan produk perbankan dapat lebih cepat dan mudah digunakan oleh para pengguna. Kemudahan ini diharapkan dapat membantu pelaku bisnis untuk meningkatkan transaksinya.

“Dari sisi transaksinya, terutama selama pandemi, meningkat cukup signifikan, jadi bisa terlihat hal ini (Mandiri API) sangat membantu untuk masyarakat.” ujar Haryati Lawidjaja. Bagi marketplace seperti Bukalapak, platform API dapat membantu meningkatkan kredibilitas dan kepercayaan diri para pelapak dalam mengelola bisnisnya. “Dengan support dari Bank Mandiri, tentunya mereka punya credibility, lebih percaya diri dari pelapaknya sendiri, karena selama ini mungkin dianggap usaha yang unbankable menjadi usaha yang bankable.” tambah Rachmat Kaimuddin.

Didukung Kemudahan Integrasi dengan Platform Pihak Ketiga

Keunggulan lainnya yang dibahas dalam sesi kedua webinar ini adalah kemudahan proses integrasi Mandiri API dengan situs ataupun aplikasi pihak ketiga. Sesi kedua mendatangkan tiga orang pembicara yaitu Toto Prasetio (SEVP Direktur Teknologi Informasi Bank Mandiri), Leontinus Alpha Edison (Co-Founder Tokopedia), dan Firdaus Juli (Co-Founder dan Komisaris Utama IDS).

Banyak keunggulan penggunaan Mandiri API yang bisa dimanfaatkan oleh para pelaku bisnis digital. Mulai dari kemudahan pencarian informasi produk, pengembangan dan uji coba platform, hingga integrasi produk dan layanan Bank Mandiri langsung pada sistem yang dimilikiI Integrasi ini didukung oleh support system yang responsif  dari Bank Mandiri untuk meminimalisir dan mengatasi error yang terjadi dengan lebih cepat. Jadi, para pelaku bisnis digital dapat tetap fokus untuk melakukan pengembangan bisnisnya tanpa perlu khawatir. “Dengan dukungan yang baik, koordinasi yang lancar, semangat attention to excellence yang tinggi sekali, kita bisa mencapai pemerataan ekonomi secara digital.” tambah Leontinus Alpha Edison.

Kemudahan integrasi akan dapat berjalan dengan baik jika masing-masing pihak dapat saling berkolaborasi dalam mengembangkan produknya. Firdaus Juli menambahkan bahwa Mandiri API ini mendorong pertumbuhan produk yang dimiliki. “Apa yang disediakan Mandiri ini sebenarnya adalah sebuah tools untuk mendorong pertumbuhan produk, tentu kita harus utilisasi” ujar Firdaus.

Tidak  berhenti pada kemudahan integrasi, Bank Mandiri berkomitmen untuk terus memudahkan penggunaan sekaligus menambah kelengkapan fitur API yang dimiliki. Saat ini Mandiri API sendiri telah memiliki 16 fitur API, Toto Prasetio menyebutkan bahwa Bank Mandiri selalu open-minded untuk pengembangan produk baru sesuai dengan kebutuhan.

“Apa yang mereka butuhkan agar bisnis mereka bisa berkembang, jadi itu key kriteria kita, kita akan mengembangkan sesuatu memang yang dibutuhkan, despite kita punya pipeline.” tambah Toto.

Hadirnya Mandiri API diharapkan mampu menjawab kebutuhan para pelaku bisnis digital, terutama terkait transaksi keuangan yang ada di dalam sistem. Mandiri API  semakin memudahkan integrasi  yang dilakukan karena proses yang cepat serta efisiensi biaya dan waktu. Pihak ketiga juga tidak perlu mengubah tampilan atau fungsi yang telah mereka miliki sebelumnya. Dengan memanfaatkan Mandiri API, pelaku bisnis digital dapat mengembangkan bisnisnya secara mudah, efektif, dan efisien.

Bila ingin mengetahui informasi lebih lanjut terkait Mandiri API, silakan mengunjungi link berikut ini.

Disclosure: Artikel ini adalah konten bersponsor yang didukung oleh Bank Mandiri