Nokia Indonesia Dorong Proses Unduh Musik Digital Lewat Nokia Music

Nokia baru saja meluncurkan ponsel kelas menengahnya, Asha 302, beberapa waktu lalu di Jakarta. Meski DailySocial tidak biasanya meliput acara peluncuran gadget, ada yang berbeda dari acara peluncuran kali ini yang berkaitan dengan upaya Nokia untuk memelihara tingkat kepekaan merk mereka serta pasar yang telah dimiliki di Indonesia. Beberapa bagian dari strategi ini telah disebutkan di artikel lain di DailySocial dan walaupun tidak 100% pasti berhasil, Nokia jelas memiliki semua bahan yang diperlukan, tinggal bagaimana mereka menyatukannya dan menerjemahkannya dalam strategi pemasarannya.

Salah satu bagian yang paling signifikan dari strategi Nokia adalah disertakannya Nokia Music di Asha 302. Konsumen yang membeli Asha 302 akan mendapatkan akses selama 6 bulan ke toko musik Nokia, di mana mereka bisa mengunduh sebanyak mungkin lagu yang mereka suka secara gratis dan mendengarkannya kapanpun mereka mau.

Continue reading Nokia Indonesia Dorong Proses Unduh Musik Digital Lewat Nokia Music

[Dailyssimo] You Are What You Share

Apakah Anda pernah mencari tahu apa alasan orang mem-follow/like Anda di layanan social media dimana Anda bergabung? Banyak yang menjawab dengan asumsi yang paling umum, yaitu karena teman, karena profesi yang dijalani atau juga karena melihat rata-rata konten yang sering dibagikan.

Bagi tokoh-tokoh yang personality-nya sudah kadung terbentuk pada media-media tradisional, masuk ke social media bisa sedikit menguak real personality mereka (kalau mereka handle sendiri lho ya), contohnya ketika seorang media moghul, Rupert Murdoch memutuskan untuk menggunakan Twitter, sosoknya yang dikenal sebagai salah satu kekuatan media lengkap dengan kemisteriusannya sedikit demi sedikit mulai lumer melalui celotehannya di Twitterverse. Banyak yang  menyebutkan bahwa Twitter merusak reputasi Murdoch karena kita semua jadi kehilangan sosok yang dibentuk sebelum, namun saya berpendapat justru Twitter membuat sosok Murdoch jadi jauh lebih membumi dan memunculkan karakter sebenarnya dari seorang Rupert Murdoch.

Continue reading [Dailyssimo] You Are What You Share

[Simply Business] Mengapa Anda Mau Berbelanja Online?

Sebagai pemilik usaha di bidang e-commerce, saya merasa malu untuk mengakui bahwa saya tidak terlalu sering berbelanja online. Proses membeli barang secara online dalam kehidupan saya bisa dihitung dengan jari. Saya adalah tipe orang yang agak kuno untuk kegiatan berbelanja. Saya suka menyentuh barang yang ingin saya beli dan saya suka momen jalan-jalan ketiga berbelanja. Saya pikir sebagian besar orang Indonesia memiliki perilaku yang sama, terutama mereka yang lebih tua.

Sebelum membeli barang, saya biasanya mencari informasi tentang harga dan lokasi terdekat yang menjual barang yang ingin saya beli terlebih dahulu. Saya membenci membayar biaya pengiriman, meskipun itu hanya sebesar Rp 5000 dan saya juga tidak suka menunggu barang dikirimkan, meski itu cuma satu hari. Saya lebih memilih pergi ke toko offline/fisik untuk melihat dan mendapatkan langsung barang yang saya inginkan pada hari yang sama daripada membeli secara online, dan menunggu barangnya sampai hari berikutnya atau bahkan lebih lama, apalagi ada kemungkinan saya kecewa karena tidak memenuhi ekspektasi saya.

Continue reading [Simply Business] Mengapa Anda Mau Berbelanja Online?

[Music Monday] Sebenarnya, Startup Musik Sudah Lama Ada di Indonesia (Part 1)

Sebenarnya apakah definisi startup itu? Dan dalam konteks DailySocial, apakah startup teknologi itu? Berdasarkan Wikipedia, sebuah startup adalah, “Perusahaan atau organisasi sementara yang dirancang untuk mencari model bisnis yang dapat berkembang atau diulang”. Artikel di Wikipedia tersebut menjelaskan lebih lanjut bahwa, “Perusahaan startup memiliki berbagai macam bentuk namun istilah perusahan startup sering diasosiasikan dengan perusahaan dengan perkembangan pesat yang berorientasi teknologi. Investor  umumnya lebih sering tertarik pada perusahaan baru yang dikenal oleh profil risiko/ganjaran dan skalabilitas”.

Anda bisa membaca penjelasan lengkap pada tautan di atas, namun saya pikir saya telah menuliskan kata kunci dari definisinya, dan saya pikir sebagian besar dari Anda juga akan menambahkan keterangan ‘beroperasi tidak lebih dari 3 tahun’ dari kriteria tersebut.

Continue reading [Music Monday] Sebenarnya, Startup Musik Sudah Lama Ada di Indonesia (Part 1)

[Dailyssimo] Kunci Pengelolaan Social Media: Community Management

Saya memutuskan untuk fokus pada segala sesuatu yang berkaitan dengan online community sekitar akhir tahun 90-an sampai sekarang. Banyak perkembangan yang terjadi, saat ini akan terasa ketinggalan zaman jika kita tidak tahu apa yang disebut dengan social media. Meski rentang waktu cukup lama dan banyak perkembangan, namun inti dari semuanya tidak banyak berubah, yaitu community management.

Hal yang berubah adalah medianya, dimana ketika masa awal saya mengenal community management, media yang populer digunakan adalah mailing-list sedangkan pada saat ini social media adalah media yang sedang hip.

Tulisan Brian Solis yang ia buat pada bulan Agustus 2007, Social Media is About Sociology Not Technology, membuat saya kembali melihat ke belakang dan harus menyetujui apa yang ia paparkan, hanya mungkin kalau boleh saya tambahkan ada unsur Psikologi juga selain Sosiologi yang sangat berperan dalam pengelolaan social media.

Continue reading [Dailyssimo] Kunci Pengelolaan Social Media: Community Management

[Simply Business] Jauhkan Diri Anda dari “Idea Guy”

Saya pikir kita telah melihat orang yang penuh dengan ide atau yang kita sebut “the idea guy”, mereka yang memiliki sejuta ide bagus dan tanpa keahlian, nilai atau keinginan yang mendukungnya. Saya mau memberikan julukan “the idea guy” atas apa sebenarnya mereka: orang yang penuh omong kosong. Anda bisa lihat, orang yang penuh ide akan memulai hal seperti ini:

“Hey, saya punya ide yang hebat, mari kita buat Facebook untuk sejumlah orang dan kita akan menjadi kaya! Kamu bikin programnya dan saya akan mendapatkan 80% saham karena itu ide saya”.

Jika orang ini tidak bisa menyediakan nilai lain hanya sebatas ide saja, JAUHKAN DIRI ANDA SEJAUH MUNGKIN dari orang seperti ini. Ide itu murah, ide tidak memiiki nilai apapun tanpa eksekusi lanjutan. Tentu saja akan menjadi kasus berbeda jika orang tersebut bisa menyediakan Anda dengan nilai tambahan, seperti modal, koneksi atau kemampuan teknis. Mari kita lihat berbagai nilai ini secara detail.

Continue reading [Simply Business] Jauhkan Diri Anda dari “Idea Guy”

Mengapa Skenario Akusisi Twitter oleh Apple Tidak Terlalu Masuk Akal

Mathew Ingram dari GigaOm menyoroti skenario dari analis finansial Barry Rithotlz yang berargumentasi bahwa dengan kepemilikian uang tunai yang dimiliki, Apple seharusnya membeli Twitter. Setelah rangkaian kegagalan Apple (atau mungkin lebih tepat jika dikatakan kesuksesan yang tertunda?) dalam memasuki ranah sosial, kemitraan yang mendalam dengan Twitter memberikan Apple dan Twitter langkah yang baik di ranah sosial. CEO Twitter, Dick Costolo mengungkapkan bahwa mereka mendapatkan peningkatan yang cukup besar dari pendaftaran akun baru sejak integrasi layanan mereka ke iOS.

Akuisisi Twitter oleh Apple sebenarnya akan menempatkan Apple pada posisi yang sulit menimbang adanya negosiasi antara Apple dan Facebook yang cukup alot. Kesepakatan ini juga akan memaksa Apple untuk memasuki platform lain, terutama rival bebuyutan iOS, yaitu Android. Meskipun bukan tidak pernah terdengar bahwa Apple membuat perangkat lunak untuk platform saingan mareka, lihat iTunes, Safari, dan QuickTime untuk Windows, mereka melakukannya untuk mendapatkan keuntungan strategis.

Akuisisi terbesar yang pernah dilakukan Apple sejauh ini adalah NeXT, perusahan lain milik Steve Jobs dengan harga lebih dari $400 juta, tahun 1997, kemudian perusahaan asal Israel, pembuat flash chip Anobit seharga $390 juta di bulan Februari tahun ini. Nilai Twitter diperkirakan sebesar $9 miliar. Meski Apple jelas memiliki dana yang cukup, faktor lain menjadi lebih penting dari akuisisi Twitter.

Continue reading Mengapa Skenario Akusisi Twitter oleh Apple Tidak Terlalu Masuk Akal

[Music Monday] Minggu yang Menyenangkan untuk Musik Digital!

Siapa yang bilang industri musik telah mati? Sementara Napster tinggal sejarah, namun 10 tahun ke belakang telah memperlihatkan kembalinya dunia musik digital. iTunes bisa jadi masih memegang peran dominan di penjualan musik digital, namun kini telah muncul lebih banyak inovasi serta startup yang masuk ke dunia musik digital dan memperkenalkan layanan mereka (colek Spotify).

Saya sendiri tidak bisa memutuskan untuk mengambil tema apa sebagai bahan artikel kolom rutin ini, jadi saya memutuskan untuk menyusun rangkuman pendek dari berbagai berita menarik tentang musik digital.

Continue reading [Music Monday] Minggu yang Menyenangkan untuk Musik Digital!

[Dailyssimo] Reputasi dan Asset Pada Seorang Buzzer

Pada hari terakhir Java Jazz Festival, saya bertemu dengan salah seorang teman lama yang kini menjadi aktifis komunitas pengguna Android, mas Agus Hamonangan. Dalam obrolan kami, ia menanyakan satu pertanyaan yang memang sudah lama ada dalam pengamatan saya, yaitu berkaitan dengan munculnya aktivitas sebagai dampak dari naiknya tren social media, buzzer dan juga fenomena Tweet berbayar, yang di Indonesia berdampak pada tren jual-beli follower terutama di Twitter.

Mas Agus bertanya tentang pendapat saya apakah fenomena buzzer ini akan bisa berlanjut dengan seiring perkembangan dunia social media? Jawaban saya singkat saja, selama kebutuhan itu ada maka apapun yang bisa memenuhi kebutuhan tersebut pasti akan berlanjut, it’s a simple economic principle.

Sepengamatan saya, permasalahan yang lebih dalam adalah hampir semua pengguna Twitter yang saya follow yang akhirnya menjadi buzzer tidak memiliki kemampuan menjaga nama mereka sebagai brand.

Continue reading [Dailyssimo] Reputasi dan Asset Pada Seorang Buzzer

[Simply Business] Suramnya Distribusi Koran Digital

Pembaca DailySocial sebagian besar adalah para early-adopter, menggunakan teknologi terbaru dan mengikuti tren yang sedang berkembang. Kita jarang menonton TV, tidak berlangganan koran dalam jangka waktu lama dan membaca buku di perangkat Kindle Fire (atau iPad-Ed).

Jadi akan sangat umum bagi kita untuk berpikir secara berbeda, karena cara mengkonsumsi media kita pun berbeda dengan orang kebanyakan. Kita sering lupa bahwa target market kita, setidaknya di Indonesia, bukanlah mereka yang memiliki kesamaan perilaku dengan kita.

Jawa Pos, salah satu koran terbesar di Indonesia masih berkembang dengan jumlah sirkulasi sekitar 400.000 cetakan per hari. Ada data yang dipublikasikan di situs mereka yang mengatakan bahwa berdasarkan penelitian dari preferensi media berdasarkan umur di tahun 2009, sekitar 47,7% orang di Jakarta dan 75,6% di Surabaya masih membaca koran cetak. TV masih ada di posisi pertama karena 88,7% di Jakarta dan 86,5% di Surabaya masih mengakses TV.

Continue reading [Simply Business] Suramnya Distribusi Koran Digital