Alasan Mengapa Founder Harus Memiliki Kemampuan Merekrut

Mempercayai orang adalah perkara yang tak mudah, terlebih untuk mengisi jajaran orang terpercaya yang membawa misi mengembangkan bisnis yang baru dirintis. Untuk itu kemampuan untuk mencari orang yang tepat di saat yang tepat pula menjadi salah satu keahlian yang harus dimiliki dan jika perlu dipelajari dan dilatih untuk mencegah kesalahan dalam membangun tim. Berikut rangkuman dari tulisan Co-founder Codeship Moritz Plassnig mengenai pentingnya kemampuan merekrut bagi seorang founder.

Investor berinvestasi ke pada orang, bukan ide

Banyak orang percaya bahwa ide dan kondisi pasar yang pas merupakan kondisi yang bagus bagi startup, padahal lebih dari itu. Kebanyakan bisnis bisa menyesuaikan diri terhadap perubahan dan keinginan market. Perubahan seperti hanya bisa dilakukan dengan tim yang benar-benar solid.

Tim yang kuat merupakan sekumpulan orang yang dengan luwesnya mengeksekusi ide baru yang sesuai dan sedang dibutuhkan di pasar. Orang yang mampu menerima perubahan dan menerima pelajaran dari masukan-masukan adalah orang-orang yang mampu membangun produk yang baik. Komposisi inilah yang banyak dilirik oleh investor. Jadi tidak hanya soal ide dan pasar, tetapi juga tim yang ada di dalamnya. Tim yang akan menjalankannya.

Dari awal setiap anggota tim sangat penting

Proses membangun tim bukan perkara yang mudah. Karena terkait dengan kemampuan juga terkait dengan kepercayaan. Tidak mudah untuk percaya dengan orang. Untuk itu kepentingan memperhatikan setiap anggota tim yang masuk harus menjadi yang utama. Founder harus jeli memperhatikan siapa yang mereka ajak bergabung, karena membangun tim di periode tidak hanya soal kemampuan, tetapi juga ketepatan. Ketepatan terharap kebutuhan maupun ketepatan dengan tipe atau kultur yang coba dibangun.

Merangkum kesuksesan startup dalam satu kalimat mungkin yang tepat adalah “Great people build great product ”. Tidak mudah memang, terlebih startup di masa-masa sulit, terutama urusan finansial dan sumber daya. Kekurangan anggota tim namun dengan dana yang batas. Di titik ini founder dituntut untuk bijak, tidak hanya mencari yang terbaik dari pelamar, namun harus mencari kandidat yang cocok, mulai dari segi ketrampilan maupun dari segi kultur yang sedang dibangun.

Orang hebat menarik orang hebat

Tidak ada yang lebih menarik bagi seorang pencari kerja berbakat dari pada tim rekan kerja yang sangat terampil. Terlepas dari semua masalah perekrutan salah satu cara terbaik dan menguntungkan bisnis adalah coba memperkerjakan orang-orang yang terampil dan hebat di bidangnya. Dengan orang hebat bergabung dalam tim akan lebih mudah untuk menarik orang hebat berikutnya. Masalahnya ada pada bagaimana

Budaya lebih penting dari setiap anggota

Kultur atau budaya merupakan salah satu yang dipertimbangkan untuk membangun tim. Jadi bukan hanya perkara keterampilan tetapi juga bisa membawa dampak positif bagi tim. Tim yang hebat pada umumnya adalah sekelompok individu yang berbakat dengan komposisi yang pas. Skill atau kemampuan memang wajib diperhatikan tapi kesesuaian melebur dengan tim adalah perkara penting lainnya.

Kiat Menjaga Keutuhan Tim

Salah satu tantangan startup dalam fase berkembang bisa banyak macamnya. Mulai dari modal, perencanaan, hingga persaingan di pasar. Namun tantangan yang tak kalah serius hadir dalam bentuk mempertahankan tim.

Jika produk atau layanan startup beranjak populer, mulai dikenal masyarakat tidak banyak bisnis lain atau pesaing mulai menggoda anggota tim. Baik itu orang-orang teknik seperti developer atau anggota tim di posisi lain seperti marketing atau product developer. Semuanya berpotensi untuk hengkang dan akhirnya meninggalkan lubang yang menjadi tantangan di tim.

Pengelolaan tim bisa sangat tergantung dengan situasi dan kultur di masing-masing startup. Namun ada beberapa garis besar yang bisa dijadikan acuan untuk tetap menjaga tim baik dalam kondisi menanjak bagus maupun dalam kondisi terpuruk.

Work-life balance

Salah satu cara untuk membantu membentuk loyalitas tim adalah dengan memperhatikan keseimbangan kehidupan dalam bekerja atau dikenal dengan work-life balance. Tim memang membutuhkan energi atau usaha untuk mencapai sebuah tujuan namun tidak kalah pentingnya untuk menjaga anggota tim tetap dalam kondisi fokus dan bahagia. Semua itu harus dilakukan atas nama bahagia.

Jika dalam posisi menanjak dan sedang mengejar target deadline yang begitu ketat usahakan atur tempo dalam bekerja agar mereka tetap bisa menjalankan kehidupan mereka secara seimbang. Jangan terlalu dipaksakan untuk memforsir mereka hingga titik jenuh. Namun jangan pula membiarkan fokus mereka hilang. Berikan yang seimbang.

Pengembangan diri

Selain gaji dan bonus-bonus lain bersifat materiil salah satu yang bisa ditawarkan untuk membantu memberikan loyalitas pada anggota tim adalah menyajikan kesempatan untuk mengembangkan diri dan menggali potensi dalam diri masing-masing. Berikan mereka peluang untuk hal-hal baru yang bisa menambah kemampuan-kemampuan mereka. Baik itu kemampuan non teknis atau kemampuan personal.

Di samping bisa membantu bisnis membangun hubungan yang baik dengan para anggota tim pemberian kesempatan untuk berkembang juga membantu bisnis dalam meningkatkan produktivitas.

Kehadiran pemimpin dan keterbukaan

Seorang anggota tim bisa sangat loyal dengan bisnis dan kultur di dalamnya atau sangat loyal dengan pemimpin mereka. Ini yang harus diperhatikan oleh bisnis. Untuk itu sebagai pemimpin dari seluruh anggota tim kehadiran pemimpin sangat diperlukan. Bentuk kehadiran ini semacam kesempatan bagi anggota tim untuk melaporkan dan menceritakan capaian dan kendala mereka.

Sebagai seorang pemimpin yang baik juga sangat dianjurkan untuk tidak anti terhadap kritik. Kritik yang diberikan anggota tim bisa diubah menjadi sesuatu yang positif, misalnya anggapan bahwa anggota tim sangat peduli dengan kinerja dan kestabilan tim. Keterlibatan seperti itu yang harus dibangun sejak dini.

Selain itu keterbukaan juga menjadi hal penting untuk membantu anggota tim memiliki hubungan dengan para pemimpinnya. Keterbukaan ini artinya informasi dibagikan secara seimbang, baik berita buruk maupun berita bagus. Capaian tim yang tengah dicapai perlu disampaikan sebagai bentuk apresiasi kerja bersama, kerja tim. Sebaliknya, penurunan performa juga wajib disampaikan sebagai bentuk evaluasi untuk saling introspeksi diri dan memperbaikinya di kemudian hari.

Fleksibel namun tetap dalam target

Pekerjaan bisa sangat menjenuhkan di beberapa momen. Dan ukuran ini berbeda setiap anggota tim. Untuk tetap menjaga produktivitas bijaknya ada aturan untuk memberikan kebebasan dalam bekerja. Fleksibilitas waktu dan tempat jika memungkinkan, namun tetap pada target yang telah ditentukan.

Lima Cara Membangun Startup dari Kegagalan

Di sesi #SelasaStartup minggu ini, DailySocial kedatangan Co-Founder dan CEO Prism Batista Harahap (Tista) yang membangun Prism, sebuah sistem chat yang mampu terintegrasi dengan layanan e-commerce dan memudahkan customer service membantu pelanggan memenuhi kebutuhan transaksinya.

Batista sudah cukup lama malang melintang di industri startup Indonesia. Ia sempat terlibat dengan pengembangan Urbanesia dan Ardent Labs, hingga kemudian mendirikan startup sendiri bernama Coral, sebuah layanan mobile marketplace yang menyasar segmen perempuan. Ketidakberhasilan mengembangkan Coral justru menjadi pelajaran Batista untuk membangun Prism dengan fitur-fitur seperti saat ini.

Dalam membangun startup, ketika tantangan kerap menghampiri, kegagalan merupakan “teman” yang selalu hadir dan menghambat bisnis startup. Menurut Batista, justru kegagalan tersebut merupakan cara tepat untuk bangun kembali dan membantu startup menciptakan produk yang lebih baik.

Batista mengupas lima tips penting bagi pendiri startup, ketika startup mengalami kegagalan.

“Menjadi sulit bagi startup untuk menemukan tindakan preventif yang bisa dilakukan saat startup melakukan kesalahan. Terima semua kesalahan dan kegagalan tersebut dan perbaiki dengan cepat agar bisa menciptakan produk startup yang tepat.”

Validasi produk dan manfaatkan feedback

Salah satu cara untuk bisa membuat produk yang relevan dan berfungsi baik untuk pengguna adalah menyampaikan ide produk dalam bentuk prototipe produk sederhana dalam waktu singkat.

Tampung semua feedback positif dan negatif yang didapatkan untuk kemudian diolah menjadi produk yang tepat dan disukai pengguna.

Jangan lupa untuk membina relasi yang baik dengan tim terkait pembuatan produk (programmer,Ui/UX Designer, dan lainnya). Dengan demikian, semua perubahan yang ada bisa diperbaiki secara langsung.

Hindari membuat produk yang terlalu “canggih”

Batista Harahap di sesi #SelasaStartup DailySocial
Batista Harahap di sesi #SelasaStartup DailySocial

Tujuan akhir produk dibuat adalah agar target pengguna bisa menggunakannya setiap hari. Produk yang menggunakan proses dan sistem yang terlalu rumit akan menyulitkan pengguna mengadopsi. Pada akhirnya pengguna malah meninggalkan produk tersebut. Buatlah produk yang sederhana dengan teknologi yang relevan dan tentunya bisa dipahami dengan baik oleh pengguna.

Ciptakan kultur perusahaan yang positif

Salah satu poin penting yang wajib dicermati pendiri startup adalah membina hubungan yang jujur dan terbuka dengan partner dan pegawai. Sampaikan masalah/kendala yang dialami startup dan ajak semua tim untuk memikul tanggung jawab tersebut, sekaligus memecahkan masalah yang ada. Hubungan yang terbuka bisa membuat dinamika kerja lebih baik dan tentunya lebih solid.

Ciptakan hubungan baik dengan klien

Jika saat ini produk startup Anda fokus untuk memberikan pengalaman yang lebih baik kepada penjual atau pembeli, pastikan untuk memahami dan menempatkan posisi mereka sebagai prioritas Anda. Hadirkan solusi terbaik untuk mereka dan pastikan produk yang Anda ciptakan bisa membuat pekerjaan mereka lebih mudah dengan pilihan pembayaran yang beragam.

Fokus untuk monetisasi

Pada akhirnya produk yang Anda ciptakan bersama tim bertujuan untuk dijual ke target pasar dan memperoleh pendapatan. Jika startup Anda gagal menemukan target pengguna yang bersedia untuk membayar produk tersebut, proses pembuatan hingga penerapan teknologi yang paling canggih pun akan menjadi sia-sia. Pastikan produk bisa terjual dan menarik perhatian target pengguna untuk membayar.

Empat Pertanyaan yang Perlu Dijawab Sebelum Memutuskan Membuat Aplikasi

Dalam sebuah laporan yang diumumkan Go-Globe, setiap orang secara rerata menghabiskan sekitar 52% dari waktunya untuk mengakses internet lewat smartphone mereka. Aplikasi memang dinilai sebagai cara lain untuk meningkatkan engagement dengan para pengguna, akan tetapi apakah membuat aplikasi itu benar-benar dibutuhkan untuk bisnis Anda?

Terlebih, saat ini persaingan aplikasi di publisher semacam Android dan iOS sudah cukup sengit, membuat tingkat churn-nya yang tinggi. Artikel ini akan membahas pertanyaan apa saja yang perlu Anda jawab sebelum memutuskan membuat aplikasi. Berikut rangkumannya:

1. Apakah aplikasi memudahkan pelanggan?

Perbedaan terbesar antara mengakses internet lewat smartphone dengan desktop adalah ukuran layar. Jika bisnis Anda bergantung pada gambar, dan pelanggan perlu melihat detail tertentu sebelum mengambil keputusan. Maka jawabannya aplikasi tidak akan banyak dibutuhkan.

Tanyakan pada diri Anda apakah bisnis yang sedang dijalani ini memerlukan banyak keputusan subjektif dalam diri pelanggan. Jika jawabannya ya, maka sebaiknya jangan buat aplikasi. Jika tidak, mengapa tidak mencobanya?

Pasalnya, jika produk Anda bisa ditangani cukup dengan menghadirkan situs yang komprehensif maka akan mubazir jika Anda tiba-tiba membuat aplikasi. Mengunjungi sebuah situs itu mudah, tapi ketika menyuruh pengguna untuk mengunduh aplikasi terlebih dahulu itu yang susah. Sebab tidak semua orang mau melakukannya.

2. Apakah ada unsur niche untuk diferensiasi?

Karena ada jutaan aplikasi beredar di Play Store maupun App Store yang beredar, konsumen akan cepat bosan ketika mereka harus mengunduh aplikasi namun fungsi yang ditawarkan tidak sesuai dengan kebutuhan. Maka dari itu, sebelum berinvestasi pertimbangkan terlebih dulu apakah aplikasi yang Anda buat menyediakan fungsionalitas yang unik dan bisa berdampak signifikan bagi pengguna?.

Apakah ada aplikasi lain di luar sana yang melakukan hal serupa? Apakah Anda bisa menjamin aplikasi yang dibuat lebih responsif dibandingkan situs Anda? Pastikan ada unsur niche di dalamnya.

Dengan adanya unsur niche, Anda bisa memberikan nilai tambahan untuk aplikasi. Misalnya jika bisnis Anda adalah on-demand yang sedang sangat marak, Anda perlu mempertimbangkan penambahan fitur mobilitas dalam prosesnya. Jika menurut Anda pelanggan tertarik dengan program loyalitas atau kupon, maka produk aplikasi diharapkan bisa diterima dengan baik.

3. Di mana pelanggan berbelanja dan riset produk Anda?

Jika konsumen Anda menggunakan smartphone untuk riset produk Anda, belanja untuk produk yang Anda tawarkan, atau memanfaatkan fitur apa yang Anda tawarkan, artinya Anda perlu buat aplikasi untuk memfasilitasi itu semua.

Apalagi jika Anda menerima pembayaran dari mereka, maka Anda benar-benar membutuhkan aplikasi mobile. Untuk itu, Anda perlu perhatikan konteksnya. Apabila konsumen dalam perjalanan dan perlu mencari informasi segera, dan tidak punya banyak waktu untuk langkah yang rumit, namun aplikasi Anda bisa memainkan peran tersebut. Maka pilihan membuat aplikasi itu jadi suatu keharusan.

4. Apakah aplikasi bisa menciptakan ROI?

Mengembangkan aplikasi bisa jadi mahal tergantung pada fungsinya. Namun, ada banyak solusi hemat biaya yang memungkinkan Anda membuat aplikasi tanpa menghabiskan uang, salah satunya membuat aplikasi. Aplikasi mobile adalah cara yang bagus untuk meningkatkan engagement dan loyalitas konsumen. Seiring waktu, peningkatan engagement dan kesetiaan mereka akan dapat diterjemahkan menjadi pendapatan yang meningkat.

Langkah awal yang mungkin bisa Anda lakukan adalah tes pasar dengan membuat produk versi beta dan menawarkan ke konsumen loyal. Lalu perhatikan konversinya terhadap total penjualan.

Tiga Cara Tepat Merekrut Pegawai Startup Berwawasan Produk

Salah satu daya tarik bekerja di startup saat ini adalah fasilitas pendukung seperti ruang bermain, free snacks hingga dress code yang cenderung fleksibel. Sudah banyak startup yang kebanjiran kandidat untuk kemudian melamar pekerjaan dan pada akhirnya menjadi pegawai karena daya tarik tersebut. Namun demikian meskipun cara tersebut mampu melirik minat banyak kandidat, belum tentu berhasil mendapatkan kandidat yang tepat.

Tentu kita ingin memiliki pekerja yang mengerti betul tentang produk dan bisnis yang sedang dijalani, bahkan jika memungkinkan mendapat kandidat yang memang menyukai produk kita sebelumnya. Artikel berikut akan mengupas 3 hal penting yang wajib dicermati startup, jika ingin mendapatkan kandidat yang tepat.

Buat konten job listing menarik dan relevan

Cara paling ampuh yang bisa dilancarkan untuk menemukan kandidat yang tertarik dengan posisi yang ditawarkan dan memiliki skill yang baik adalah dengan membuat konten job listing yang menarik. Salah satunya dengan memberikan pertanyaan atau assignment yang mampu memancing kandidat tersebut untuk memberikan jawaban yang spesifik terkait dengan bisnis startup. Dari jawaban tersebut nantinya bisa terlihat siapa saja kandidat yang memiliki potensi dan pastinya antusiasme yang besar terhadap lowongan pekerjaan tersebut.

Terapkan kualifikasi teknikal kepada kandidat

Saat ini sudah banyak startup yang melakukan perekrutan kandidat, setelah mendapatkan namun dari sisi kemampuan tidak memenuhi standardisasi yang ditetapkan. Akhirnya pegawai tersebut pun harus dilepaskan dan tentunya mengharuskan perusahaan mencari kandidat yang baru. Agar hal tersebut tidak terjadi, baiknya di proses awal lakukan wawancara hingga test terkait dengan hal-hal teknikal. Temukan juga kandidat yang memiliki mindset P. R. O. D. U. C. T. (Passionate, Resilient, Obsessive, Driven, Understanding, Caring, dan Tactful).

Berikan kuis kepada kandidat

Cara lain yang bisa diterapkan selain memberikan online assingment atau tugas kepada kandidat adalah memberikan kuis atau pertanyaan ringan. Pertanyaan tersebut bisa seputar pekerjaan yang nantinya dibebankan atau posisikan kandidat tersebut dalam sebuah masalah. Cermati jawaban yang diberikan sesuai dengan kriteria yang dicari oleh perusahaan.

Mengantisipasi dan Menyikapi Kebocoran Data

Di era yang semuanya serba digital data menjelma sebagai aset penting yang berharga bagi bisnis, termasuk juga bagi orang-orang lain yang tidak bertanggung jawab. Kebocoran data adalah musibah bagi bisnis. Selain merugikan secara operasional kebocoran data membawa dampak buruk bagi citra perusahaan secara keseluruhan, terlebih jika ada data pengguna. Tidak ada yang bisa menjamin seutuhnya keamanan sistem, untuk itu tindakan pencegahan dan tindakan menyikapi kejadian kebocoran data menjadi hal-hal yang harus disiapkan.

Sumber kebocoran data

Bak  air hujan selalu ada celah data mengalami kebocoran dari sistem-sistem yang sudah dibangun. Entah itu dikarenakan kelalaian pengguna, desain teknologi kurang baik, hingga penulisan kode program yang rentan. Banyak jalan menuju kejahatan-kejahatan yang berakibat pada kebocoran data.

Beberapa kelalaian manusia yang bisa menyebabkan kebocoran data biasanya terdapat pada pemilihan password yang lemah. Edukasi mengenai pemilihan password untuk akun-akun perusahaan dan penting ini wajib dilakukan di setiap lini bisnis. Kelalaian lainnya biasanya soal manajemen. Tentang siapa bisa akses apa dan dari mana saja. Pembatasan-pembatasan ini penting untuk memastikan data-data penting hanya diakses oleh orang-orang yang berhak.

Selanjutnya, jalur lain yang memungkinkan data-data penting bocor ada pada pemilihan teknologi, termasuk bagaimana para pengembang menuliskan kode-kode mereka. Harus diuji tidak hanya mengenai fungsionalitasnya tetapi juga mengenai seberapa aman kode yang mereka bangun.

Tetap waspada

Kebocoran data bisa menimpa siapa saja, perusahaan mana pun memiliki risiko untuk terdampak kebocoran data. Perusahaan-perusahaan besar semacam Sony dan Equifak pun pernah menjadi korban. Untuk itu tetap waspada menjadi pilihan utama untuk menghindari bisnis terdampak. Untuk itu diperlukan beberapa antisipasi di berbagai level.

Cara pertama yang bisa diambil adalah menguji dan memastikan rencana respons terhadap kejadian-kejadian yang bersifat merugikan. Seperti serangan hacking dan semacamnya. Jika rancangan penanggulangan sudah ditetapkan jangan ragu untuk memastikan rencana atau rancangan tersebut bekerja sesuai dengan semestinya. Buat simulasi atau skenario kejadian agar rencana tersebut bisa dibuktikan.

Langkah selanjutnya yang bisa dilakukan adalah dengan melakukan review  dan menindaklanjuti laporan keamanan di periode-periode sebelumnya. Lihat pola serangan yang muncul, lakukan tindakan antisipasi, sembari mendokumentasikan jenis serangan lengkap dengan sumber dan apa target. Hal tersebut bisa berguna untuk memetakan mana sistem yang rentan dan mana yang harus diprioritaskan.

Untuk memastikan sistem aman secara menyeluruh sistem-sistem yang terintegrasi dengan pihak ketiga juga harus diperhatikan, diuji, dan diawasi. Ini mencegah data bocor dari celah kolaborasi sistem yang seharusnya membawa banyak manfaat. Pilihan selanjutnya yang bisa diambil untuk langkah antisipasi adalah dengan menyiapkan asuransi untuk aset-aset digital yang ada. Termasuk data-data penting, data-data pengguna.

Yang dilakukan setelah kejadian

Selalu mengesalkan jika bisnis yang dijalankan terdampak kebocoran data. Hanya saja untuk mengantisipasi hal tersebut jangan fokus pada penyesalan dan mengutuk keadaan, gerakan tim teknis untuk mengantisipasi kebocoran meluas dan segera mengondisikan keadaan.

Bukti, jejak, atau footprint itu penting untuk bukti digital forensik. Jika ditemukan kebocoran data di server atau di salah satu komputer di dalam kantor coba amankan komputer tersebut. Rekam jejak di perangkat seperti Usb, wireless, harddisk, ram, dan lainnya bisa sangat berharga untuk mencari tersangka, atau paling tidak mengetahui sumber serangan.

Untuk mengantisipasi kebocoran data yang lebih jauh dan mencegah backdoor atau malware atau perangkat lunak “jahat” menjangkiti lebih banyak komputer mencabut koneksi ke jaringan utama bisa dilakukan. Sambil terus memantau apakah ada data-data yang hilang atau berubah.

Empat Hal Dasar yang Harus diperhatikan dalam Membangun Startup

Dalam membangun bisnis itu tidak ada resep pasti yang bisa menjamin kesuksesan. Akan tetapi, dengan banyak mendengar kisah-kisah di balik kesuksesan seorang pengusaha akan ada benang merah yang bisa ditarik untuk menjadi bahan pelajaran.

Salah satunya, belajar dari Andrew Tanyono. Dia adalah pendiri sekaligus CEO Promogo, startup yang bergerak di sektor car advertising. Perusahaan ini berdiri sejak tahun lalu.

Kini Promogo telah hadir di 20 kota, tersebar di kota tier ke-2 dan 3 dengan menggandeng 45 brand sebagai pengiklan. Jumlah mobil berstiker sekitar 4 ribu, total perjalanan mencapai 20 juta kilometer.

Secara bisnis, Promogo telah mencetak pendapatan bisnis sebesar US$1 juta dan telah membayar iklan ke pemilik mobil dengan total nilai Rp5 miliar.

Berbekal pengalaman mendirikan Promogo, Andrew berbagi tips empat hal dasar apa saja yang harus diperhatikan dalam membangun startup. Berikut rangkumannya:

Validasi ide

Menurut Andrew, ide itu adalah barang murah. Yang mahal adalah eksekusi. Pasalnya, semua orang memiliki ide, tapi belum tentu bisa mengeksekusinya. Dia juga menekankan bahwa dalam melakukan validasi ide, founder harus memiliki passion yang sama dengan bisnis yang akan digelutinya. Memiliki passion yang sama, dinilai akan lebih mudah dalam memvalidasi.

“Bahkan empat bulan Promogo sudah berdiri, validasi ide itu terus dilakukan karena saya sendiri enggak tahu hasilnya akan seperti apa karena saya selalu coba apapun ide yang muncul,” terangnya, Selasa (21/11).

Bangun tim yang tepat

Perjalanan tim Promogo sejak pertama kali dirintis, pergantian orang-orangnya cukup dinamis. Dari empat orang, berkurang jadi tiga, hingga Andrew sendiri. Sampai akhirnya tim Promogo kini sudah mencapai 25 orang.

Dalam mencari tim, sebelumnya founder perlu identifikasi kekurangan dan kelebihan diri sendiri. Kemudian cari sosok yang dapat komplementer dengan founder.

Bijak mengalokasikan pengeluaran

Keuangan adalah nyawa perusahaan. Maka dari itu, founder tidak bisa sembarang dalam membelanjakan uangnya. Atau dengan kata lain sadar dengan kapasitas sendiri. Menurut Andrew, bila menempuh cara bootstrapping, jangan sampai besar pasak daripada tiang.

“Kalau founder tidak tahu uang yang keluar dan masuk itu ada berapa totalnya, sebaiknya lupakan [bangun startup] karena itu nyawanya perusahaan.”

Terus belajar

Apa yang Andrew lakukan saat merintis Promogo adalah banyak keluar rumah untuk mendatangi berbagai pertemuan bisnis. Dari sana, dia berkenalan dengan banyak orang untuk belajar dan berteman. Belajar, sambungnya, tidak harus duduk di bangku sekolah saja tapi bisa dari lapangan langsung.

“Jangan lupa untuk terus berbuat baik ke orang asing karena kita semua enggak ada yang tahu di luar akan ketemu siapa. Yang terpenting adalah skill, usaha, dan terus berdoa,” pungkas Andrew.

Lima Hal yang Perlu Ditekankan Saat Merekrut Talenta Baru

Perekrutan talenta startup masih menjadi pekerjaan rumah yang cukup kompleks untuk dipecahkan. Merekrut saja mungkin tidak sulit dengan target kuantitas, namun ketika yang dicari adalah anggota tim yang memiliki visi sama dan kompetensi yang mumpuni mungkin tidak mudah.

Meskipun sulit, ada beberapa hal yang bisa dilakukan startup untuk bisa mendatangkan talenta yang sesuai, baik secara kompetensi maupun keselarasan dengan visi. Lima tips berikut dapat diikuti startup sebagai upaya menjaring talenta terbaik – dilakukan secara langsung ataupun tidak langsung.

Pencarian kandidat dilakukan secara berkelanjutan

Sederhananya, tampung sebanyak mungkin calon kandidat untuk masing-masing job desk yang ada. Cara yang paling umum dilakukan ialah membuka pintu selebar-lebarnya melalui sistem job-listing online, yakni dengan menampung sebanyak mungkin resume atau CV dari kandidat pekerja. Cara ini cukup efektif karena startup bisa memiliki opsi dan pertimbangan yang lebih banyak.

Namun tidak mudah juga bagi startup baru. Karena mekanisme ini umumnya baru bisa dilakukan setelah brand startup memiliki nilai yang signifikan di mata publik, atau harus menawarkan benefit yang sangat menggiurkan bagi para calon pelamar.

Membagikan visi startup

Selain iming-iming yang sifatnya materi, sebenarnya startup juga dapat membagikan visinya, baik secara langsung empat mata dalam diskusi ataupun disampaikan dalam berbagai kesempatan seperti konferensi. Untuk itu penting juga bagi startup untuk melakukan show off di atas panggung, mengikuti berbagai ajang – menjadi narasumber. Karena di sana ada kesempatan untuk meyakinkan orang-orang (bisa jadi calon talenta) tentang visi startup tersebut.

Pada kenyataannya ada banyak orang yang berminat ke gabung ke sebuah startup karena rasa segan, baik dengan visi yang dimiliki startup ataupun founder.

Fokus ke kemampuan, bukan hanya kredensial

Terkadang untuk posisi tertentu – khususnya di bagian teknis, fokus pencarian kandidat bisa didasarkan pada kemampuan yang dimiliki kandidat tersebut. Caranya bisa memberikan soal ujian yang relevan. Karena untuk hal teknis, kemampuan praktis kadang bermanfaat. Sehingga kalaupun kandidat belum memiliki kredensial atau track record bagus di sana-sini, bisa juga dipertaruhkan asalkan kompetensi sesuai dengan spesifikasi yang dibutuhkan.

Rasa memiliki berpengaruh pada kinerja

Ekuitas atau kepemilikan bisa menjadi nilai tambah untuk membuat pekerja nyaman dan betah untuk berinovasi di sana. Dengan rasa memiliki, maka keinginan membangun menjadi lebih kuat. Namun bukan berarti harus diumbar, tawarkan pada saat yang tepat, ketika seseorang sudah berada di titik tertentu. Artinya meyakinkan talenta tersebut bahwa pintu kepemilikan terbuka untuk siapa saja, yang memberikan sumbangsih baik bagi bisnis.

Jangan berhenti memotivasi

Founder memegang peran kunci di sini. Motivasi tidak selalu terkait kata-kata indah yang disampaikan sehari-hari, namun bisa berupa pemaparan fakta tentang laju bisnis yang membaik, penerimaan inovasi, atau memberikan kesempatan bagi para talenta untuk mengeksplorasi hal-hal baru. Sampaikan nilai-nilai tentang ini pada para kandidat, sehingga mereka tahu bahwa tempat yang didatangi adalah yang terbaik untuk masa depannya.

Mengatur Keseimbangan antara Bekerja dan Berkehidupan

Harvard Business School (HBR) pernah mengadakan survei terhadap lebih dari 4000 pekerja dari seluruh dunia. Survei tersebut berbentuk wawancara, menanyakan bagaimana mereka mengatur keseimbangan antara waktu untuk bekerja dan berkehidupan. Jawaban yang didapat cukup unik, namun demikian ada empat poin utama yang dapat disimpulkan tentang membangun sinergi yang berimbang antara kehidupan pribadi dan di dunia kerja.

Mendefinisikan titik sukses untuk diri sendiri

Cukup beragam hasil wawancara yang disampaikan –khususnya antara pekerja pria dan wanita. Namun demikian, jika diamati berdasarkan jenjang usia responden, riset tersebut menarik kesimpulan bahwa definisi sukses itu akan bertumbuh seiring dengan waktu. Sukses dikaitkan dengan milestone yang harus diraih secara pribadi oleh seseorang.

Hasilnya ada beberapa hal, responden wanita lebih banyak menjawab seputar prestasi pribadi, kehormatan, dan berbagai capaian lainnya. Sedangkan responden pria lebih banyak menjawab terkait finansial, rumah tangga, organisasi, dan lainnya.

Mengelola penggunaan teknologi

Tidak dimungkiri, bahwa penggunaan teknologi untuk kebutuhan seperti komunikasi dan menyelesaikan pekerjaan sangat penting bagi responden survei. Hanya saja untuk mencapai keseimbangan hidup ternyata masih banyak yang mengeluhkan batasan-batasan seputar kapan dan bagaimana seharusnya teknologi berperan. Selain membantu, teknologi secara tidak langsung menghapuskan berbagai batasan antara kehidupan profesional dan personal. Email bisa datang kapan saja, dalam 24 jam dan 7 hari, pun di kala waktu prioritas untuk keluarga.

Cara yang dilakukan ialah dengan memberikan batasan diri. Waktu bekerja yang fleksibel memang cenderung membuat pekerja memiliki banyak waktu, akan tetapi ketidakpastian pun juga meningkat. Akhirnya cara yang paling sederhana dengan mengorganisir sesuai aktivitas profesional dan membuatnya untuk selalu tepat dan terselesaikan sesuai penjadwalan yang sudah dibuat.

Membangun jaringan pendukung

Salah satu hal yang juga banyak disampaikan dalam wawancara survei ialah kebutuhan untuk memiliki jaringan pendukung. Mereka adalah orang-orang di lingkungan yang banyak memberikan semangat dan masukan untuk aktivitas personal ataupun profesional yang dilakukan sehari-hari. Lingkaran yang paling berpengaruh rata-rata keluarga atau orang yang tinggal di satu rumah. Kemudian teman di lingkungan bermain dan juga di lingkungan bekerja.

Yang paling diharapkan dari dukungan ini ialah lebih ke arah emotional support. Dikatakan banyak memicu semangat dan memberikan dorongan untuk bangkit, terlebih salah menghadapi masalah yang kompleks, baik dalam berkehidupan maupun bekerja.

Bepergian menjadi investasi terbaik

Meskipun harus mengeluarkan tenaga bahkan biaya lebih, namun bepergian atau travelling dinilai para responden menjadi cara yang paling efektif untuk menemukan apa yang disebut dengan global experiences. Pengalaman yang didapat dari mengunjungi tempat baru, bertemu dengan orang baru, hingga mencoba hal-hal baru. Perjalanan ini juga akan sangat mempengaruhi keseimbangan dalam kehidupan sehari-hari dan profesional. Perjalanan di sini bisa saja sebuah kunjungan kerja atau liburan yang dilakukan secara personal.

Pemanfaatan Analisis Data untuk Pengembangan SDM

Data semakin berharga dalam bisnis di tengah perkembangan teknologi seperti sekarang ini. Dengan pendekatan data-driven, kumpulan data dalam bisnis memiliki peran penting sebagai bahan bakar untuk berbagai improvisasi. Salah satu transformasi yang dilakukan dengan data adalah memanfaatkan analisis untuk mengevolusi peran HR (Human Resource) atau Sumber Daya Manusia (SDM) dalam perusahaan. Hal tersebut juga bisa berimbas pada laju perkembangan bisnis.

Dalam pendekatan data-driven, analisis data memang peran sentral sebagai rujukan utama keputusan-keputusan yang diambil oleh departemen HR. Pemanfaatannya meliputi mencari tahu alasan dari turn over karyawan, pemilihan siapa yang pantas memegang tampuk kepemimpinan selanjutnya, dan beberapa efektivitas lainnya dalam hal memanajemen talenta. Berikut beberapa fakta bahwa analisis data membawa pengaruh penting dalam hal tata kelola talenta atau kepegawaian.

Manajemen kinerja karyawan

Idealnya perusahaan atau bisnis mengidentifikasi karyawan yang membutuhkan pelatihan untuk mengoptimalkan performa mereka dan menyukseskan bisnis. Analisis data memungkinkan menawarkan wawasan kepada HR mengenai program inisiatif yang bisa membantu meningkatkan SDM, misalnya seperti program penghargaan dan pelatihan. Salah satu contoh, jika tim penjualan mengalami tantangan mengenai kinerja, data bisa digunakan untuk menentukan sesuatu yang salah kemudian memperbaikinya untuk mengembalikan kinerja.

Mempelajari perilaku karyawan

Analisis perilaku karyawan dalam lebih banyak mengidentifikasi mengenai pola turn over karyawan. Dengan analisis perilaku karyawan tersebut memungkinkan bisnis mencari tahu mengenai perilaku seorang karyawan. Turn over pun bisa diprediksi sejak dini dan bisa diantisipasi, misalnya dengan menangani secara personal atau menyiapkan pengganti yang sesuai.

Merekrut orang yang tepat

Analisis data memiliki peluang untuk berkembang di banyak hal. Untuk bidang HR, analisis data sangat dimungkinkan untuk dikembangkan. Analisis data juga bisa berperan sebagai perangkat untuk membantu karyawan menemukan talenta yang tepat di waktu yang tepat. Dengan analisis data bisnis bisa mengetahui kapan harus membuka lowongan, posisi apa yang paling dibutuhkan, dan juga kompetensi apa yang harus dimiliki calon karyawan. Hal ini mengantisipasi karyawan terlalu banyak menumpuk karyawan di satu posisi atau membuka lowongan yang tidak begitu diperlukan.

Disclosure: DailySocial bekerja sama dengan Bigdata-madesimple.com untuk seri penulisan artikel tentang big data.