Audeze Luncurkan Mobius, Gaming Headset dengan Teknologi 3D Audio Berbasis Head-Tracking

Populer di kalangan audiophile, produsen headphone asal AS, Audeze, kini mulai mencoba peruntungannya di dunia gaming. Mereka baru saja memperkenalkan sebuah gaming headset yang cukup menarik bernama Mobius.

Mobius bukan sembarang gaming headset. Pertama, ia mengusung teknologi planar magnetic yang sudah menjadi ciri khas Audeze selama ini. Meski mungkin kualitas suaranya tidak sebagus headphone lain Audeze yang berharga ribuan dolar, setidaknya ini pertama kali kita menjumpai teknologi ini di kategori gaming headset.

Audeze Mobius

Yang kedua dan yang lebih penting adalah teknologi yang Audeze sebut dengan istilah “3D sound localization“. Fitur ini bisa dibilang sebagai versi lebih canggih dari teknologi surround yang selama ini diterapkan pada gaming headset.

Menggunakan Mobius, suara bakal terkesan keluar dari speaker yang ditempatkan di beberapa titik, macam sedang berada di bioskop. Jadi meskipun posisi Anda berubah (menjauh dari titik asal suara), suaranya masih akan terdengar dari titik yang sama, hanya saja jadi kedengaran lebih jauh.

Rahasianya terletak pada kemampuan headset untuk membaca pergerakan kepala pengguna (head-tracking) sekaligus memetakan dimensi ruangan. Hasilnya, soundstage jadi terasa begitu luas, dan yang lebih penting, gamer bisa mendengar asal suara secara presisi – sangat berguna di gamegame kompetitif macam CS:GO atau Overwatch.

Audeze Mobius

Keistimewaan lain Mobius adalah perihal konektivitas. Pengguna tinggal memilih hendak menyambungkan headset via colokan 3,5 mm standar, USB-A atau USB-C. Lebih lanjut, Mobius juga bisa disambungkan via Bluetooth, dengan estimasi daya tahan baterai di atas 10 jam.

Bagi yang tertarik, Audeze Mobius saat ini tengah dipasarkan melalui situs crowdfunding Indiegogo, dengan harga paling murah $259, belum termasuk biaya pengiriman internasional sebesar $40. Harga retail-nya diperkirakan berkisar $399.

Sumber: The Verge.

Aplikasi Microsoft Soundscape Bantu Kaum Tuna Netra Bernavigasi dengan Teknologi Audio 3D

Tahun lalu, Microsoft menciptakan sebuah aplikasi iPhone yang dapat membantu kaum tuna netra memahami apa yang terjadi di sekitarnya. Tahun ini, Microsoft kembali menyentuh proyek lamanya yang dimulai di tahun 2014, yang bertujuan untuk memudahkan kaum tuna netra bernavigasi di dalam kota.

Proyek ini pada dasarnya memanfaatkan teknologi audio 3D untuk memberikan gambaran yang cukup jelas terkait keberadaan sang pengguna. Jadi selagi berkelana bersama anjing pemandu, pengguna bisa memanfaatkan audio cue dari headphone untuk mengira-ngira posisinya di suatu lokasi, memudahkan mereka untuk menentukan arah selanjutnya.

Sebelumnya, teknologi ini harus mengandalkan headphone khusus, tapi berkat hasil kerja keras tim Microsoft Research, pengguna sekarang bisa memakai headphone atau earphone lain, asalkan yang stereo. Komponen lain yang dibutuhkan adalah sebuah aplikasi iPhone bernama Soundscape, yang sejauh ini baru tersedia di Inggris.

Microsoft Soundscape

Selagi pengguna berjalan, kombinasi headphone dan aplikasi Soundscape ini akan membacakan nama-nama jalan atau bahkan nama toko yang dilewati. Fitur lain yang menarik adalah Beacon, di mana pengguna bisa menetapkan titik tertentu di suatu lokasi, semisal sebuah gedung tinggi atau patung besar di dekat tempat tujuan, lalu aplikasi akan memandunya menuju ke sana.

Microsoft menegaskan bahwa Soundscape bukan bertujuan menggantikan alat bantu lainnya seperti tongkat atau anjing pemandu, melainkan justru untuk melengkapinya. Tujuan akhir yang hendak dicapai adalah supaya kaum tuna netra bisa lebih percaya diri mengunjungi banyak lokasi baru, bukan lokasi itu-itu saja setiap harinya.

Sumber: Microsoft.

Earphone Sennheiser Ambeo Smart Surround Sanggup Merekam 3D Audio

Seberapa penting peran audio dalam virtual reality? Kalau Anda menjawab tidak penting, saya yakin Anda belum pernah merasakan yang namanya 3D audio, dimana Anda pada dasarnya bisa mereka-reka apa saja yang ada di sekitar hanya dengan berbekal indera pendengaran.

Selama ini, menciptakan konten dengan 3D audio membutuhkan perangkat yang cukup kompleks. Namun tidak demikian di mata Sennheiser. Salah satu pabrikan audio paling tersohor tersebut baru-baru ini memperkenalkan sebuah earphone unik bernama Ambeo Smart Surround.

Tidak seperti earphone lain, keistimewaan Ambeo Smart Surround terletak pada kemampuannya merekam 3D audio itu tadi. Cukup sambungkan ia ke port Lightning milik perangkat iOS, maka audio yang immersive sekaligus realistis siap Anda rekam dengan mudahnya.

Sennheiser Ambeo Smart Surround mematahkan anggapan bahwa Anda perlu sederet perangkat yang kompleks untuk bisa menciptakan konten dengan 3D audio / Sennheiser
Sennheiser Ambeo Smart Surround mematahkan anggapan bahwa Anda perlu sederet perangkat yang kompleks untuk bisa menciptakan konten dengan 3D audio / Sennheiser

Ambeo Smart Surround mengadopsi desain in-ear dengan masing-masing earpiece mengitari daun telinga. Pada sisi luarnya, tertanam mikrofon yang amat sensitif dan sanggup menangkap detail-detail kecil di sekitar pengguna.

3D audio memang lebih pantas disandingkan dengan video 360 derajat, akan tetapi Anda tetap akan merasakan bedanya dengan video full-HD atau 4K biasa yang direkam menggunakan ponsel. Anda pun juga tidak memerlukan headphone atau earphone surround untuk bisa menikmati 3D audio yang direkam dengan Ambeo Smart Surround – satu earphone untuk merekam sekaligus menikmati 3D audio.

Sennheiser Ambeo Smart Surround rencananya akan dipasarkan mulai pertengahan tahun 2017. Sayang belum ada informasi mengenai banderol harganya.

Sumber: The Verge dan Sennheiser.

Dua Earphone Wireless Baru Erato Audio Ini Suguhkan Audio 3D dan Baterai Mumpuni

Teknologi 3D audio memperoleh perhatian setelah banyak orang mulai memahami kecanggihan dan potensi virtual reality. Ia merupakan satu dari banyak faktor penunjang VR, dan dengan dukungannya, pengalaman menikmati konten jadi mengingkat. Tapi tentu suara tiga dimensi tidak eksklusif untuk VR saja, ia bisa diterapkan ke bidang penyajian musik secara wireless.

Beberapa bulan sesudah sukses melangsungkan kampanye penggalangan dana Apollo 7, tim Erato Audio asal Amerika Serikat kembali memperkenalkan kreasi baru mereka, yaitu dua buah produk bernama Muse 5 dan Rio 3. Rio 3 disiapkan buat menemani Anda berolahraga, sedangkan Muse 5 diklaim sebagai earphone wireless 3D sejati pertama. Dalam pembuatannya, Erato berupaya memastikan kedua earphone dapat tersuguh di harga terjangkau serta tak lupa melengkapinya dengan teknologi inovatif.

Muse 5

Desain Muse 5 berkiblat pada tipe Apollo 7 dan mempunyai karakteristik hampir serupa. Ia disiapkan sebagai jawaban atas kekurangan perangkat audio in-ear yang ada di pasat saat ini. Mayoritas, produk memiliki kelemahan di bagian segel lubang telinga, menyebabkan turunya level bass serta mutu suara secara keseluruhan. Buat mengatasinya, Muse 5 mengusung eartip FitSeal berbahan silikon. Berbeda dari earphone tradisional, eartip bisa dikustomisasi ke sembilan konfigurasi berbeda.

Erato Muse 5 1

Untuk performa suara, Erato membekali Muse 5 dengan teknologi EratoSurround, sehingga suara bukan hanya datang dari kiri, kanan, atas dan bawah; namun memberi efek spasial (jarak). Device sanggup menghidangkan musik hingga empat jam, juga dilengkapi case charger dengan baterai cadangan berkapasitas tiga kali baterai build-in Muse 5.

Erato Muse 5 2

 

Rio 3

Rio 3 sendiri merupakan jawaban atas terbatasnya durasi playback earphone wireless. Ia menyimpan unit baterai lithium raksasa di dalam, menjanjikan kemampuan menghidangkan lagu non-stop hingga enam jam tanpa membuat perangkat jadi berat: Rio 3 cuma berbobot 14-gram saja. Wujudnya cukup berbeda dari Muse 5, ia memanfaatkan rancangan kait, mampu mencengkram telinga dengan mantap tanpa menyebabkannya jadi tidak nyaman – cocok dipakai ketika berolahraga.

Erato Rio 3 1

Earphone ini dipersenjatai Comply Diaphragm Driver 14,2mm serta sistem antena canggih, kompatibel ke semua perangkat Bluetooth 4.0. Hebatnya lagi, tiap bagian Rio 3 dapat berfungsi secara individual. Perlu Anda ketahui, Rio 3 tidak menyimpan teknologi EratoSurround, dan ia tidak mempunyai kapabilitas audio 3D.

Erato Rio 3

Muse 5 dan Rio 3 bisa Anda pesan sekarang melalui situs crowdfunding Indie Gogo. Di sana produk mendapatkan diskon, masing-masing dijual seharga US$ 100 dan US$ 70. Proses pengiriman diestimasi akan berlangsung di bulan Desember 2016

Teknologi Omnitone Besutan Google Suguhkan 3D Audio pada Konten VR Berbasis Web

Konsep yang ditawarkan virtual reality adalah bagaimana Anda bisa dibawa ‘masuk’ ke dalam realita baru tanpa harus mengandalkan gadget khayalan macam mesin waktu atau teleportasi. Untuk mencapainya, yang perlu dirangsang bukan cuma indera penglihatan, tetapi juga pendengaran.

Sederhananya, video 360 derajat saja masih belum cukup immersive untuk membuat Anda merasa sedang berada di dalam realita baru. Suara yang dihasilkan juga harus bisa menyerupai pengalaman kita di dunia nyata; kalau video menunjukkan seorang pianis sedang akrobat jari di sisi kiri Anda, suaranya juga harus terdengar dari sebelah kiri pula.

Berkaca pada pemahaman ini, Google merancang sebuah proyek open-source baru bernama Omnitone. Omnitone pada dasarnya memanfaatkan teknik ambisonics untuk menciptakan suara surround yang ‘menyelimuti’ pendengar secara 360 derajat, atau yang dikenal dengan istilah 3D audio. Tujuannya sekali lagi adalah untuk memberikan pengalaman audio serealistis mungkin.

Menariknya, Omnitone dirancang agar kompatibel dengan konten VR berbasis web. Dan karena ia bersifat open source, developer dari pihak mana saja bisa memanfaatkannya untuk menciptakan konten VR yang immersive secara visual sekaligus aural.

Kalau Anda masih bingung bagaimana cara kerja Omnitone, Google sudah menyiapkan dua video demonstrasi yang bisa Anda coba langsung menggunakan browser di komputer dan sebuah headphone – tidak perlu memakai VR headset atau headphone surround, headphone standar saja sudah bisa menunjukkan efek ‘sihir’-nya.

Sumber: Engadget. Gambar header: Oculus.

Berkat Waves Nx, Semua Headphone Bisa Menyajikan Output 3D Audio

Dimotori oleh kemajuan teknologi virtual reality, 3D audio kini ikut menjadi tren tersendiri. Konsep 3D audio pada dasarnya memungkinkan pengguna untuk mendengarkan suara dari segala arah; depan, belakang, kiri, kanan, atas bawah. Kalau ini terdengar tidak asing, itu karena Anda mengenalnya dengan istilah surround sound.

Untuk bisa ‘diselimuti’ oleh suara, tentunya Anda memerlukan perangkat khusus yang memang mendukung teknologi 3D audio atau surround. Namun menurut pengembang software audio profesional, Waves Audio, semua headphone bisa menyajikan output 3D audio berkat inovasi terbarunya.

Bernama Waves Nx, ini merupakan perpaduan software dan hardware yang bekerja secara simultan untuk memberikan efek surround 5.1 atau 7.1 yang nyata pada telinga pengguna. Hardware-nya sendiri merupakan sebuah tracker Bluetooth yang bisa dijepitkan pada headband milik headphone, berfungsi untuk memonitor pergerakan kepala pengguna ke segala arah.

Unit head tracker Waves Nx bisa dijepitkan dengan mudah ke headband milik headphone / Waves Audio
Unit head tracker Waves Nx bisa dijepitkan dengan mudah ke headband milik headphone / Waves Audio

Dipadukan dengan aplikasi desktop atau mobile-nya, headphone yang Anda pakai seketika akan disulap menjadi surround sound system. Efek surround ini juga akan terasa meskipun konten yang Anda putar – musik, film atau game – hanya memiliki audio stereo.

Efek surround atau 3D audio yang disajikan Nx akan memberikan kesan bahwa Anda sedang berada dalam ruangan dimana suara tiap-tiap instrumen terdengar dari sudut yang berbeda. Ibaratnya seperti langsung berada di tempat konser, tapi pada kenyataannya Anda masih duduk santai di sofa kediaman sendiri.

Sejauh ini Waves Nx baru bisa dipesan lewat situs crowdfunding Kickstarter seharga $69 selama masa early bird – harga retail-nya diperkirakan berkisar $99. Pada dasarnya ketimbang harus mengucurkan dana lebih banyak untuk membeli headphone berteknologi surround, Anda hanya perlu meminang Waves Nx dan memakainya bersama headphone kesayangan yang sudah Anda percayai sejak lama.

YouTube Kini Mendukung Live Streaming Video 360 Derajat dan Spatial Audio

Setelah sekitar setahun lebih menghadirkan dukungan terhadap video 360 derajat, YouTube kini sudah siap untuk memulai babak baru dalam tren video: live streaming video 360 derajat, menyuguhkan pengalaman immersive di saat suatu momen sedang berlangsung.

Dukungan ini sekaligus menjadi persembahan YouTube bagi para penggemar musik yang tidak bisa menghadiri event Coachella yang tengah berlangsung hingga 24 April mendatang. Sebelum-sebelumnya, YouTube sudah menyiarkan ajang tahunan tersebut secara live. Namun tahun ini, tepatnya pada akhir pekan nanti, performance dari sejumlah artis terpilih akan disiarkan secara live dan dalam sudut pandang 360 derajat.

Secara teori, perpaduan live video dan kesan immersive yang ditawarkan video 360 derajat akan membawa kita seakan-akan sedang berada dan menjalani momen tersebut, meski pada nyatanya kita sedang bersantai di kediaman dengan headset Gear VR atau Google Cardboard terpasang di kepala.

Di saat yang sama, Google turut memperkenalkan dukungan atas spatial audio, yang pada dasarnya merupakan cara penyuguhan audio secara tiga dimensi, dimana kita bisa mengenali dari titik mana suara berasal dan separasi tiap-tiap instrumen akan jadi lebih terasa.

YouTube mengklaim bahwa timnya telah bekerja sama dengan banyak pihak supaya berbagai software dari perusahaan macam VideoStitch dan Two Big Ears bisa kompatibel dengan platform YouTube. Gampangnya, semakin banyak software yang didukung, semakin banyak pula live video 360 derajat dengan spatial audio yang bisa kita nikmati.

Sebagai perkenalan, YouTube telah menyiapkan playlist khusus “Immersive Videos With Spatial Audio” yang berisikan video-video 360 derajat dengan spatial audio. Salah satu contohnya bisa Anda nikmati di bawah ini.

Sumber: YouTube Blog.

Microsoft Ciptakan Alat Pandu 3D Audio Untuk Tunanetra

Medis dan kesehatan ialah bidang dimana perangkat wearable berkembang dengan sangat pesat. Sebelum fitness dan activity tracker sepopuler sekarang, orang sudah lama mengenal alat bantu pendengaran. Dan kali ini, Microsoft bersama beberapa perusahaan partner berhasil melakukan terobosan di lini tersebut berbekal teknologi bernama 3D Audio. Continue reading Microsoft Ciptakan Alat Pandu 3D Audio Untuk Tunanetra