Fitbit Luncurkan Versa Lite Edition dan Tracker Inspire Series ke Indonesia

Bicara soal perangkat wearable terutama smartwatch dan fitness tracker atau activity tracker, tentunya brand Fitbit sudah sangat familier. Mereka telah menghadirkan beragam smartwatch dan tracker dengan form factor baru dan makin terjangkau bagi konsumen, baik dari sisi akses maupun dari sisi harga.

Pada Selasa, 23 April kemarin – Fitbit meluncurkan sejumlah produk terbaru, diantaranya smartwatch Fitbit Versa Lite Edition, serta tracker Fitbit Inspirasi, Fitbit Inspire HR, dan yang akan datang Fitbit Ace 2 untuk anak-anak. Sebelum membahas spesifikasi dan fitur-fitur yang ditawarkan tiap-tiap produk, mari bahas dulu kenapa sih kita harus menggunakan smartwatch atau tracker?

Jawabannya simpel, menunjang gaya hidup dan pola hidup sehat. Suatu hal yang mudah sekali dikatakan tapi sulit dijalankan, karena butuh kesadaran diri yang tinggi dan komitmen. Diantaranya olahraga rutin, pola makan, dan juga durasi tidur. Bagi yang belum sempat berolahraga, bisa dimulai dengan langkah kecil yakni memperbanyak jalan kaki.

Fitbit-Umumkan-Versa-Lite-Edition
Photo by Lukman Azis / Dailysocial

Membantu menjadikan habit gaya hidup sehat dengan cara yang mudah dan menyenangkan adalah pendekatan yang dilakukan oleh Fitbit. Mereka tak hanya menawarkan peranti-peranti kesehatan dengan sensor canggih nan lengkap yang bekerja akurat, tapi membuat sebuah platform yang kaya akan fitur.

Pengguna dapat mengakses data holistik untuk memantau dan memahami bagaimana kondisi dan status data mereka. Serta, terhubung dengan seluruh komunitas sosial yang ada di Fitbit, membuat atau mengikuti challenge sehingga pengguna diharapkan makin termotivasi.

Fitbit juga berencana untuk merombak desain aplikasi Fitbit dengan menampilkan dashboard yang makin personal, termasuk fitur Fitbit Focus yang terdapat pada bagian atas dashboard yang akan menyajikan rangkuman, pesan-pesan dan tips yang relevan bagi tiap-tiap pengguna.

Fitbit Versa Lite Edition

Bisa dianggap Fitbit Versa Lite Edition ialah versi ekonomis dari smartwatch Fitbit Versa. Fitur-fitur yang ditawarkan masih cukup lengkap, seperti melacak aktivitas, PurePulse 24/7 heart rate dan sleep stages tracking, 15 lebih mode latihan berbasis gol, GPS, notifikasi pada smartphone, dan banyak lagi.

Fitbit hanya memangkas tiga fitur Versa standar pada Versa Lite: kemampuan menyimpan file lagu di perangkat, menampilkan panduan berlatih dari layanan Fitbit Coach, dan menghitung lap (putaran) dalam berenang maupun jumlah anak tangga yang dilewati oleh penggunanya.

Versa Lite Edition menjalankan Fitbit Smartwatch OS 3.0 dengan daya tahan baterai lebih dari 4 hari sekali full charge. Perangkat ini juga dilengkapi sensor relative SpO2 yang mampu mengestimasi gejala setiap perubahan yang terjadi pada level oksigen dalam darah, serta mampu mendeteksi indikator-indikator kesehatan lainnya seperti gejala gangguan tidur.

Harga Versa Lite Edition dibanderol Rp2.799.000 dan menjadikannya smartwatch Fitbit paling terjangkau. Sebagai pembanding, Versa dibanderol Rp3.799.000 dan Versa Special Edition Rp4.299.000. Kelebihan Versa series adalan desainnya yang stylish dan tidak begitu sporty, sehingga cocok digunakan dalam berbagai aktivitas sehari-hari.

Fitbit Inspire dan Inspire HR

Beralih ke Fitbit Inspire HR, perangkat yang dilengkapi tracker detak jantung 24/7 dari Fitbit dengan harga paling terjangkau; Rp1.739.000. Perangkat ini juga mampu melacak tahap-tahap kondisi tidur atau sleep stages, serta dilengkapi 15 lebih mode latihan berbasis gol.

Fitbit-Umumkan-Versa-Lite-Edition
Photo by Lukman Azis / Dailysocial

Bagi pengguna pemula atau yang ingin menggunakan wearable yang lebih murah lagi, Fitbit Inspire adalah jawabannya. Harganya Rp1.269.000 dan sudah dilengkapi fitur-fitur kesehatan dan kebugaran yang esensial, seperti pelacak aktivitas, latihan, kondisi tidur, mode selebrasi bila gol tercapai, notifikasi reminder to move, dan lainnya.

Fitbit Inspire dan Inspire HR memiliki desain sporty, sehingga lebih nyaman dikenakan sepanjang hari dan utamanya saat berolah raga. Daya tahan baterainya juga lebih panjang hingga 5 hari.

Kalau Fitbit Ace 2 ditujukan untuk anak-anak, utamanya usia 6 tahun ke atas agar belajar menaati kebiasaan-kebiasaan dan pola hidup sehat dari usia sedini mungkin. Body-nya tahan air dan dilengkapi dengan bumper sebagai pelindung layar.

Nantinya Ace 2 akan tersedia dalam berbagai warna ceria dan dilengkapi aksesori dengan corak desain berpola. Untuk menarik anak-anak, Fitbit menambah fitur baru yakni animated clock faces dengan tampilan avatar penuh warna dan profil dengan foto pribadi yang dapat diakses melalui aplikasi Fitbit.

Sebelum mengatur Ace 2 untuk anak-anak, orang tua perlu membuat akun Fitbit untuk keluarga terlebih dahulu, sehingga seluruh aktivitas mereka dapat terpantau selalu oleh orang tua.

 

Fitbit Luncurkan Smartwatch Paling Murahnya, Versa Lite Edition

Fitbit baru saja meluncurkan smartwatch baru. Bukan suksesor Ionic, bukan juga suksesor Versa, smartwatch ini adalah versi lebih terjangkau lagi dari Versa. Mengusung nama resmi Fitbit Versa Lite Edition, wujudnya tampak identik dengan Versa standar. Lalu apa saja yang berbeda?

Untungnya tidak banyak. Dari segi fitur, Fitbit hanya memangkas tiga fitur Versa standar pada Versa Lite: kemampuan menyimpan file lagu di perangkat, menampilkan panduan berlatih dari layanan Fitbit Coach, dan menghitung lap (putaran) dalam berenang maupun jumlah anak tangga yang dilewati oleh penggunanya.

Apakah ini berarti Versa Lite tidak bisa dipakai selagi berenang? Bukan begitu, ia masih tahan air sampai kedalaman 50 meter seperti Versa standar, akan tetapi ia tak dilengkapi gyroscope yang diperlukan untuk tugas spesifik seperti menghitung lap berenang itu tadi. Demikian pula untuk menghitung jumlah anak tangga; Versa Lite tak mampu melakukannya karena tidak dibekali sensor tekanan barometris.

Fitbit Versa Lite

Jadi, ketiga fitur tadi tidak tersedia pada Versa Lite, akan tetapi sisanya sama persis seperti Versa standar, mulai dari dukungan aplikasi via App Gallery yang terdapat pada Fitbit OS 2.0, sampai ke spesifikasinya, termasuk baterai yang bisa tahan sampai 4 hari dalam satu kali pengisian.

Meski sepintas kelihatan sama bentuknya, Versa Lite sebenarnya mengusung satu perubahan dari segi fisik: tombol pada sisinya cuma ada satu, bukan tiga seperti pada Versa standar. Namun ini sebenarnya bukanlah masalah besar mengingat layar 1,34 inci milik Versa Lite masih merupakan sebuah touchscreen.

Fitbit Versa Lite

Semua itu bisa ditebus dengan harga $160 saja, alias lebih murah $40 ketimbang Versa standar. Fitbit berencana memasarkannya mulai pertengahan Maret, dan saya cukup yakin Fitbit juga bakal memboyongnya ke tanah air mengingat mereka baru saja menjalani debutnya di Indonesia lewat Versa standar tahun lalu.

$40 adalah selisih yang cukup jauh, apalagi jika dirupiahkan. Lalu kalau dilihat dari sudut pandang lain, Versa Lite juga berpotensi semakin memikat konsumen perempuan. Itu dikarenakan ia memiliki sejumlah pilihan warna yang tidak ada pada Versa standar, yaitu putih, lilac, mulberry, dan marina (biru).

Sumber: Wareable dan Engadget.

Puma Hidupkan Kembali Sepatu Lari Canggihnya dari Tahun 1986, RS Computer Shoe

Jauh sebelum kita mengenal fitness tracker dalam bentuk gelang dan jam tangan, di tahun 1986 pernah ada sepatu lari buatan Puma yang mampu merekam data seperti jarak tempuh, durasi, dan jumlah kalori yang terbakar. Namanya Puma RS Computer Shoe, di mana “RS” merupakan singkatan dari “Running System”.

Penampilan sepatu itu tergolong nyentrik, sebab ada bagian yang menyembul di area tumit, yang merupakan tempat modul sensor dan tombol pengoperasiannya bernaung. Puma bukan yang pertama menerapkan teknologi serupa, akan tetapi sepatu buatannya punya kelebihan tersendiri, yakni kemampuan untuk disambungkan ke komputer seperti Apple IIE dan Commodore 64 via konektor 16-pin guna meninjau datanya.

2018 Puma RS Computer Shoe

Lebih dari 30 tahun berselang, Puma memutuskan untuk menghidupkan kembali sepatu tersebut, tanpa banyak mengubah desain ikoniknya, tetap dengan bagian tumit yang menyembul. Kendati demikian, jeroannya tentu sudah diperbarui. Utamanya, kini ada accelerometer 3-axis, indikator LED, dan konektivitas Bluetooth 4.0.

Ya, datanya kini bisa dipantau langsung melalui ponsel Android maupun iPhone, via aplikasi khusus yang Puma siapkan. Demi menjaga kesan retro, tampilan aplikasinya pun sengaja dibuat dengan aset grafik 8-bit. Sepatunya sendiri bisa menyimpan data pemakaian selama 30 hari.

2018 Puma RS Computer Shoe

Kehadiran Bluetooth jelas menghilangkan sensasi unik yang didapat dari menyambungkan sepatu ke komputer via kabel. Puma sadar akan hal itu, dan reinkarnasi RS Computer Shoe ini rupanya masih bisa ditancapi kabel, hanya saja untuk mengisi ulang baterainya via USB.

Kabar buruknya, sepatu ini hanya akan dipasarkan dalam jumlah amat terbatas, tepatnya 86 pasang saja, mulai tanggal 13 Desember di Amerika Serikat, Inggris, Jerman dan Jepang.

Sumber: The Verge dan Puma.

Fitbit Hadirkan Charge 3 di Indonesia, Bisa Mengukur Gangguan Tidur

Kita semua tahu olahraga penting buat kesehatan. Namun, olahraga lebih mudah dikatakan daripada dilakukan. Itulah menurut saya, sebelum berkenalan dengan pelacak kesehatan (activity tracker atau fitness tracker). Perangkat wearable itu memicu saya buat terus bergerak, setidaknya saya memiliki target minimal 5.000 langkah per hari dan 10.000 langkah di hari tertentu.

Salah satu brand wearable global yang terkenal akan produk smartwatch dan fitness tracker-nya adalah Fitbit. Setelah memulai debutnya di Tanah Air dengan Fitbit Versa pada bulan Juni lalu, kini mereka mengumumkan kehadiran Fitbit Charge 3 di Indonesia. Seperti apa fitur-fiturnya?

Fitur Utama Fitbit Charge 3

Fitbit-Charge-3-3

Fitbit Charge 3 dibanderol mulai Rp2,8 juta, harganya memang tidak terpaut jauh dengan Fitbit Versa yang dijual mulai dari Rp3,3 juta. Namun sebagai activity tracker, Charge 3 memiliki sejumlah keunggulan dibanding smartwatch.

Misalnya, form-factor Charge 3 yang lebih simpel dan ringkas membuatnya lebih nyaman digunakan sepanjang hari. Daya tahan baterai dimilikinya juga lebih awet hingga 7 hari dan punya body swim-proof hingga 50 meter.

Fitbit-Charge-3-5

Kalau soal fitur dan sensor-sensor yang tertanam, Charge 3 tidak kalah canggih dengan Versa. Banyak sekali fungsinya, mulai dari merekam langkah, menghitung kalori, monitor detak jantung, pemantau tidur, dan lainnya.

Quick replay adalah salah satu fitur barunya, di mana Charge 3 dapat merespon notifikasi yang masuk. Sensor SpO2 yang tertanam juga memungkinkan kita mengetahui kualitas tidur secara menyeluruh dan faktor-faktor apa saja yang mempengaruhinya.

Untuk saat ini sensor SpO2 belum aktif, kita masih harus menunggu aplikasi Fitbit Labs Sleep Score siap. Rencananya, versi beta-nya akan diluncurkan di bulan November ini.

Hands-On Fitbit Charge 3

Fitbit-Charge-3-4

Dibanding pendahulunya, Charge 3 dilengkapi layar sentuh dan ukurannya lebih luas. Fitbit juga telah meningkatkan spesifikasi panel gray-scale OLED-nya, di mana 40 persen lebih terang dan lebih tajam dibanding Charge 2.

Fitbit-Charge-3-6

Casing-nya terbuat dari aluminium aerospace dan layarnya diproteksi dengan Corning Gorilla Glass 3. Selain dirancang agar lebih nyaman digunakan dan body tahan lama, Fitbit juga merancang Charge 3 agar terlihat tetap stylish dengan menyediakan band yang colorful.

Fitbit-Charge-3-2

Fitbit Charge 3 dibanderol dengan harga Rp2.799.000 dan tersedia dalam varian warna hitam dengan case graphite alumunium atau warna abu-abu biru dengan case rose gold alumunium. Ada juga, Fitbit Charge 3 Special Edition yang dipasarkan dengan harga Rp3.099.000. Sedangkan, aksesorinya dijual dengan harga berkisar antara Rp449.000 hingga Rp769.000.

Withings Pulse HR Siap Tandingi Fitbit Charge 3

Baru dua bulan yang lalu, Withings memulai kembali debutnya di ranah wearable lewat smartwatch analog Steel HR Sport. Tanpa harus menunggu lama, mereka langsung tancap gas merilis produk baru lagi, yaitu Withings Pulse HR.

Pulse, bagi yang masih ingat, adalah fitness tracker pertama Withings yang diluncurkan di tahun 2013. Bentuknya mirip iPod Shuffle yang ditarik sisi kiri dan kanannya, akan tetapi suksesornya kini telah berevolusi menjadi sebuah gelang pintar macam Fitbit Charge 3.

Melihat namanya, heart-rate monitoring memang menjadi salah satu fitur unggulannya. Laju jantung akan terus dimonitor selagi pengguna aktif berolahraga, tapi selebihnya perangkat hanya akan memonitor dalam interval 10 menit, demi menjaga ketahanan baterai tentu saja.

Withings Pulse HR

Bicara soal baterai, Pulse HR diklaim mampu beroperasi sampai 20 hari dalam satu kali pengisian. Masih kalah awet ketimbang Steel HR Sport, dan Pulse HR juga tidak bisa dipakai untuk memonitor VO2 Max seperti sepupu smartwatch-nya tersebut.

Kendati demikian, Pulse HR masih menawarkan sebagian besar fitur yang terdapat pada Steel HR Sport. Ada lebih dari 30 jenis aktivitas fisik yang dapat dikenali, mulai dari berlari, bermain bola voli, sampai yoga. Sayangnya untuk tracking GPS, Pulse HR masih harus nebeng ke smartphone. Sleep tracking pun juga tersedia bagi yang membutuhkan.

Withings Pulse HR

Meski desainnya tidak secantik Steel HR Sport, Pulse HR masih mengandalkan material premium seperti casing stainless steel, dan secara keseluruhan ia siap pengguna ajak menyelam sampai kedalaman 50 meter. Layarnya menggunakan panel OLED, namun Withings enggan menyebutkan resolusinya.

Saat ini Withings telah memasarkan Pulse HR seharga $130, sedikit lebih murah daripada banderol Fitbit Charge 3 yang merupakan kompetitor terdekatnya.

Sumber: Wareable.

Garmin Luncurkan Instinct, Jam GPS Rugged Untuk Penggemar Olahraga Ekstrem

Ada banyak produk fitness tracker canggih yang bisa digunakan saat berpetualang. Beberapa dari perangkat ini telah dibekali kapabilitas anti-air atau bahkan anti-benturan. Namun hanya ada sedikit model yang betul-betul dapat memberikan ketenangan pemakaian seperti Casio G-Shock. Garmin sepertinya menyadari hal tersebut dan mencoba menawarkan satu alternatif menarik.

Minggu ini, perusahaan spesialis teknologi global positioning system asal Kansas itu memperkenalkan Garmin Instinct, jam tangan GPS sekaligus activity tracker tahan banting yang disiapkan untuk mendukung segala macam aktivitas outdoor. Dan meskipun diperkenalkan sebagai ‘jam tangan’, Instinct dibekali banyak kemampuan ‘pintar’: ia bisa menghitung ketinggian, menakar detak jantung, serta ditunjang sejumlah mode olahraga.

Penampilan Garmin Instinct punya tema yang sama dengan arloji rugged lain. Tubuhnya cukup besar dengan diameter 45-milimeter, terbuat dari bahan polimer yang diperkuat serat karbon, tersambung ke strap bermaterial silikon. Perangkat telah memperoleh sertifikasi kelas militer MIL-STD-810G, diklaim mampu menahan benturan, temperatur ekstrem, dan air sampai kedalaman 100-meter.

Untuk menyampaikan informasi, Instinct mengandalkan layar bundar 0,9-inci beresolusi 128x128p yang ‘diperkuat secara kimia’ sehingga mampu menahan baretan. Seperti di fitness tracker Garmin lain, Instinct mengusung jenis panel transflective memory-in-pixel. Warna-warninya memang tidak seatraktif display OLED, namun dengan karakteristik mirip e-paper, konten tetap terlihat jelas meski Anda berada di bawah teriknya sinar matahari.

Garmin Instinct sangat ideal bagi mereka yang gemar bereksplorasi karena ditunjang oleh beberapa jaringan satelit GNSS buat melacak lokasi pengguna. Sebelum menjelajah, Anda dapat merencanakan perjalanan lewat aplikasi Garmin Explore. Lalu ketika sudah saatnya untuk pulang, Anda bisa menggunakan fitur TracBack buat mengetahui rute yang telah diambil dan kembali ke tempat semula.

Selain detak jantung, jam GPS ini mampu mengkalkulasi banyaknya langkah serta jarak yang telah ditempuh, mengukur tingkat keaktifan tubuh, pembakaran kalori, stres, hingga kualitas tidur. Instinct juga mendukung banyak jenis olahraga, contoh populernya seperti hiking, berlari, bersepeda, berenang, berkayak dan ski. Perangkat tentu dapat tersambung ke smartphone, dan data-data yang diperolehnya bisa Anda akses via aplikasi Garmin Connect.

Baterainya juga tahan lama. Sebagai smartwatch, Instinct bisa aktif sampai 14 hari. Dan dengan mengaktifkan mode UltraTrac, ia tak perlu di-charge selama 40 hari.

Garmin Instinct kabarnya sudah mulai dipasarkan, tersedia dalam tiga pilihan warna: hitam, putih dan merah-jingga. Produk dibanderol seharga US$ 300.

Sumber: Businesswire.

Jam Tangan Casio G-Shock Baru Turut Didukung Fitur Fitness Tracking

Di antara sejumlah merek watchmaking asal Jepang, Casio merupakan salah satu nama yang paling cepat menanggapi meledaknya kepopuleran smartwatch di kalangan konsumen. Awal tahun talu, mereka menerapkan kemampuan pintar pada lini Pro Trek dan menjajakan smartwatch Android Wear 2.0 pertamanya, lalu disusul oleh pengumuman G-Shock berkemampuan activity tracking.

Mencoba meneruskan arahan baru di bidang produksi jam tangan itu, belum lama ini Casio memperkenalkan G-Shock G-Squad GBD800 sebagai anggota baru Men’s Power Trainer Series. G-Shock GBD800 merupakan penerus dari GBA800 yang membawa sejumlah pembaruan. Tapi dalam merancangnya, Casio tetap mempertahankan karakteristik G-Shock yang jadi favorit pengguna: desain rugged khas serta warna-warni mencolok.

Perbedaan terbesar antara GBD800 dan GBA800 terletak pada bagian dial-nya. Ketika model yang dirilis beberapa bulan silam itu mengusung sistem ana-digi (kombinasi analog dan digital), varian baru ini sepenuhnya menyajikan tampilan digital. Pendekatan tersebut memungkinkan G-Shock berkemampuan fitness tracking ini menampilkan lebih banyak informasi – seperti jumlah langkah dan total putaran lari.

Buat sekarang Casio menawarkan dua opsi warna G-Shock GBA800, terdiri dari hitam-merah serta hitam-hijau. Ke depannya, akan ada lebih banyak pilihan. Seperti anggota keluarga G-Shock lain, perangkat ini punya ukuran tubuh yang tergolong besar, kontras jika dibandingkan dengan smartband. Namun Anda tidak perlu mempertanyakan ketangguhannya. GBA800 tahan terhadap benturan, getaran, suhu ekstrem, serta bisa diajak menyelam hingga kedalaman 200-meter.

shock 2

G-Shock GBA800 mengandalkan accelerometer tiga poros di dalam untuk mengumpulkan data, kemudian mengirimkannya ke aplikasi G-Shock Connected di smartphone melalui sambungan Bluetooth LE. Kombinasi antara software dan sensor memungkinkan GBA800 memaparkan detail total langkah Anda ke lima unit metabolic equivalent levels (MET) dan semua datanya ditampilkan di app. Di sana, Anda juga bisa menentukan target harian, melihat jumlah pembakaran kalori serta menentukan rute berlari via sistem peta 3D.

Perlu digarisbawahi bahwa G-Shock GBA800 sejatinya adalah jam tangan olahraga. Kemampuan pelacak data tubuh merupakan ‘pelengkap’. Dengan begitu, Casio tetap memprioritaskan fitur-fitur seperti alarm harian (mendukung lima alarm sehari), lampu LED super illuminator, timer dan stopwatch yang bisa menyimpan 200 input data, dan menawarkan kapabilitas Dual Time.

shock

Casio berencana untuk mulai memasarkan G-Shock G-Squad GBD800 di awal bulan Oktober 2018. Harga ialah salah satu aspek yang paling menarik darinya. Produk ini dijajakan di harga terjangkau, hanya US$ 100.

Withings Luncurkan Smartwatch Analog Baru, Steel HR Sport

April 2016, Withings resmi dibeli oleh Nokia. Di bawah Nokia, produk perdana mereka adalah Withings Steel HR, yang dirilis pada bulan September 2016. Lompat ke Juni 2018, Nokia resmi menjual Withings ke pemilik aslinya. Produk pertamanya semenjak kembali berdiri sendiri lagi adalah Withings Steel HR Sport.

Apakah ini sekadar kebetulan? Mungkin saja, tapi yang pasti seri Steel HR selalu menjadi bagian penting dalam kiprah Withings. Lalu apa yang membuat Steel HR Sport ini berbeda dibanding sebelumnya, selain statusnya sebagai produk perdana Withings pasca kembali ke pemilik aslinya? Sebenarnya tidak banyak, tapi akan saya coba jelaskan.

Withings Steel HR Sport

Masih berupa smartwatch analog, desain Steel HR Sport hanya berbeda sedikit dibanding Steel HR. Yang paling kelihatan adalah case yang kini berwarna gunmetal (abu-abu gelap). Bahannya masih stainless steel, dan ketahanan airnya masih sampai 50 meter, akan tetapi varian yang tersedia sekarang cuma yang berdiameter 40 mm saja (Steel HR biasa punya varian 36 mm).

Wajah Steel HR Sport diisi sejumlah angka dibanding Steel HR yang mulus. Kalau benar-benar diamati, tampak bahwa logo Withings juga sudah berubah, dan saya pribadi suka dengan jarum dua warnanya (baik pada latar putih maupun hitam), plus jarum kecil di bawah yang berwarna merah yang menjadi indikator progress beraktivitas.

Withings Steel HR Sport

Guna menambah kesan sporty, Steel HR Sport datang bersama strap berbahan silikon dengan motif lubang-lubang. Buat saya, desain Steel HR lebih cantik digandengkan dengan strap kulit (untungnya masih bisa dibeli secara terpisah), tapi toh itu semua hanya masalah selera, dan lebih banyak pilihan adalah kabar baik buat konsumen.

Dari segi fungsionalitas, Steel HR Sport juga mirip seperti Steel HR, dengan sejumlah pengecualian, utamanya kemampuan nebeng GPS milik smartphone – sayang belum dedicated sehingga perangkat bisa digunakan secara mandiri. Fitur ini absen pada Steel HR, dan secara langsung menambah ragam aktivitas yang dapat dimonitor oleh Steel HR Sport, mulai dari berlari sampai bersepeda.

Withings Steel HR Sport

Memonitor laju jantung maupun VO2 Max masih bisa dilakukan, dan seperti sebelumnya, informasinya akan ditampilkan pada layar OLED kecil yang ada di antara penunjuk angka 11 dan 1. Yang baru adalah fitur notifikasi yang lebih kapabel; bukan lagi terbatas pada panggilan telepon, pesan teks dan kalender saja, tapi Steel HR Sport juga bisa meneruskan notifikasi dari >100 aplikasi.

Satu yang tidak berubah namun sama sekali bukanlah hal buruk adalah ketahanan baterainya. Steel HR Sport masih bisa beroperasi selama 25 hari (dan bisa ditambah lagi hingga 20 hari sebagai jam tangan biasa). Withings sekarang sudah memasarkannya seharga $200, namun konsumen harus menambah $50 untuk strap kulitnya.

Sumber: PR Newswire.

Dua Activity Tracker Baru Polar Mampu Menghitung Watt yang Dihasilkan Tubuh

Berkat reputasinya, Garmin dan Fitbit menjadi brand yang segera muncul di benak konsumen ketika mereka mencari fitness tracker. Namun berbicara soal pengalaman, Polar juga sudah berkecimpung di ranah pengembangan komputer olah raga selama puluhan tahun. Perusahaan asal Finlandia ini merupakan pencipta perangkat pelacak detak jantung wireless pertama.

Di hari Kamis kemarin, Polar Electro resmi memperkenalkan dua perangkat activity tracker baru, yaitu Vantage M untuk aktivitas multi-sport dan lari, serta Vantage V sebagai opsi premium. Kedua perangkat wearable ini dibekali sensor optik detak jantung jenis baru, memanfaatkan sembilan buah LED untuk menghasilkan panjang gelombang berbeda – via LED merah dan hijau. Metode ini membuat proses deteksi jadi lebih akurat.

Kemampuan unik lain dari Polar Vantage V dan M menyerupai kapabilitas tracking Stryd. Activity tracker bisa mengukur jumlah tenaga yang dihasilkan tubuh ketika berolahraga – mirip seperti bagaimana pesepeda mengetahui output watt tubuhnya. Ukuran ini dipercaya merepresentasikan perubahan intensitas latihan secara lebih akurat dibanding detak jantung, ideal untuk menakar interval dan menjaga kestabilan sewaktu berlari.

Proses penghitungannya dilakukan dengan memanfaatkan algoritma khusus, dikombinasikan bersama data barometer serta GPS. Fitur bertajuk ‘Running Power’ tersebut bahkan dapat mengkalkulasi beban otot, persendian serta tulang. Hebatnya lagi, Vantage diklaim mampu memonitor bobot latihan di tiap sesi, menghitungnya dalam durasi hari hingga jangka panjang. Pada akhirnya, wearable akan membantu pengguna menyadari batasan fisik mereka.

Polar 3

Vantage M dan V akan memberikan rekomendasi dan juga memperingatkan kita agar tidak berlatih berlebihan demi mencegah cedera dan kelelahan. Menariknya lagi, activity tracker bisa tahu jika Anda sedang stres dan dapat menyemangati kita saat momentum latihan mulai menurun.

Polar 1

Seperti fitness tracker high-end lain, Vantage M dan V mampu menakar jumlah pembakaran kalori dan tingkatan idealnya (berdasarkan tinggi, berat badan, umur dan jenis kelamin), kualitas tidur, hingga konsumsi oksigen maksimal saat berlatih (VO2max). Polar juga telah menyiapkan dukungan untuk lebih dari 130 jenis olahraga, bisa dikustomisasi via app Polar Flow.

Polar 2

Polar Vantage M dan V mempunyai desain yang cukup sederhana. Di sana ada layar always-on bundar berukuran 1,2-inci 240x240p di tubuh berdiameter 46mm, yang dipasangkan ke strap silikon. Activity tracker ini telah mendapatkan sertifikasi tahan air WR30, serta didukung baterai 320mAh dan konektivitas Bluetooth LE.

Vantage M dibanderol US$ 280, sedangkan Vantage V dijajakan seharga US$ 500. Keduanya sudah bisa di-pre-order melalui situs Polar, rencananya akan didistribusikan mulai bulan Oktober 2018 besok.

Via The Verge.

Bocoran Fitbit Charge 3 Beredar, Kabarnya Punya Touchscreen yang Bukan Abal-Abal

Belakangan Fitbit terkesan disibukkan dengan segmen smartwatch dan lupa akan akar kekuatan mereka. Salah satu indikasinya, Fitbit Charge 2 yang merupakan fitness tracker unggulannya sudah hampir dua tahun tidak menerima penyegaran hardware. Singkat cerita, sudah waktunya konsumen disuguhi dengan Fitbit Charge 3.

Mengingat Fitbit Charge 2 diperkenalkan di ajang IFA 2016, ada kemungkinan Charge 3 juga diumumkan di IFA 2018 tidak lama lagi. Seperti apa kira-kira wujudnya? Android Authority rupanya sudah punya bocoran info plus gambar Charge 3 yang cukup lengkap.

Fitbit Charge 3

Seperti yang bisa Anda lihat di atas, gaya desainnya masih khas lini Charge. Layarnya masih monokrom, tapi yang cukup mengejutkan, layar ini diklaim merupakan touchscreen sepenuhnya, bukan mengandalkan sistem tap yang lamban seperti di Charge 2.

Kehadiran touchscreen juga membangun spekulasi bahwa Charge 3 bakal mewarisi sejumlah fitur smartwatch, semisal fitur Quick Reply seperti yang ada pada smartwatch Fitbit Ionic dan Fitbit Versa. Selanjutnya, Charge 3 diyakini juga bakal hadir dalam varian Special Edition yang mengemas chip NFC, sehingga bisa digunakan dalam transaksi elektronik via Fitbit Pay.

Fitbit Charge 3

Pembaruan lain yang tidak kalah menarik kabarnya adalah, Charge 3 diklaim tahan air hingga kedalaman 50 meter. Sayangnya, meski bisa dipakai untuk memonitor aktivitas berenang, Charge 3 kabarnya tidak dilengkapi GPS, yang berarti pengguna masih harus membawa smartphone untuk memantau aktivitas-aktivitas seperti jogging, hiking maupun bersepeda.

Bocorannya baru sebatas itu, dan sejauh ini belum ada yang tahu soal harganya. Semestinya Fitbit bakal mematok banderol yang sama seperti ketika Charge 2 pertama dirilis, yaitu $150, atau mungkin lebih mahal tapi cuma sedikit.

Fitbit Charge 3

Sumber: Android Authority.