Sigma Merilis Plugin Konversi RAW X3F untuk Adobe Photoshop CC

Memotret dalam format gambar mentah yaitu RAW memang memiliki sejumlah kelebihan dibanding format JPG. Di mana sistem kamera akan merekam setiap informasi gambar secara mandiri, sehingga memberikan fleksibilitas yang tinggi saat mengeditnya.

Tetapi menyimpan foto dalam format RAW ini sangat rakus memakan memori, Anda juga harus mengolahnya untuk mendapatkan kualitas maksimal. Selain membutuhkan skill editing, Anda juga membutuhkan software untuk mengedit file RAW.

sigma-merilis-plugin-konversi-raw-x3f-untuk-adobe-photoshop-cc-3

Bagi pengguna kamera mirrorless dengan sensor Foveon yakni DP Merrill series dan dp Quattro series, Sigma telah merilis plugin konversi RAW bernama “Sigma X3F Plug-in for Photoshop“.

Dengan ini, data RAW X3F yang dihasilkan oleh kamera mirrorless Sigma termasuk SD1 / SD1 Merrill – dapat diedit menggunakan software Adobe Photoshop CC yang tentunya lebih familier bagi banyak orang. Sebelumnya, untuk mengolah file RAW X3F harus menggunakan software Sigma Photo Pro.

Tentu saja, Sigma X3F Plug-in for Photoshop ini hanya mendukung format RAW X3F. Format gambar seperti X3I yang dihasilkan oleh kamera Sigma dalam mode multi-shot ‘Super-fine detail’ tidak didukung. Alternatifnya bisa menggunakan software Sigma Photo Pro atau Adobe Camera RAW.

Sumber: Dpreview

Adobe Pamerkan Smooth Operator, Fitur Cropping Otomatis untuk Video Vertikal

Suka atau tidak, video vertikal sudah menjadi tren. Buktinya bisa kita lihat dari peluncuran platform IGTV bulan Juni lalu. Kemudian, YouTube juga telah memperbarui tampilan web-nya agar bisa beradaptasi dengan beragam aspect ratio, termasuk tentu saja video vertikal.

Buat kreator konten yang tertarik memublikasikan karyanya di IGTV, mereka pada dasarnya punya tiga opsi: 1) membuat video yang benar-benar baru dengan orientasi vertikal, 2) mengunggah video lamanya (dengan aspect ratio 16:9 standar) tapi harus tabah melihat blok hitam besar di bagian atas dan bawah video ketika disajikan dalam format vertikal, atau 3) mengedit videonya secara manual agar benar-benar optimal dalam format vertikal.

Dari ketiga opsi tersebut, opsi kedua jelas yang paling tidak ideal. Opsi pertama jauh lebih rasional, tapi ini berarti konten lama mereka tidak bisa mendulang view di IGTV. Opsi ketiga bisa menjadi solusi atas masalah ini, akan tetapi proses penyuntingannya cukup menyulitkan dan butuh waktu.

Kabar baiknya, Adobe tengah menggodok fitur bernama “Smooth Operator” yang bisa mengatasi dilema video vertikal ini. Fitur ini masih dikategorikan prototipe, akan tetapi Adobe tidak segan mendemonstrasikan kebolehannya di konferensi Adobe MAX baru-baru ini.

Adobe Project Smooth Operator

Smooth Operator pada dasarnya merupakan fitur cropping video yang mengandalkan kecerdasan AI Adobe Sensei. Dalam implementasinya, Sensei memerhatikan sejumlah faktor yang dinilai sebagai bagian penting dari suatu video.

Selanjutnya, area yang di-crop akan berpindah-pindah dengan sendirinya mengikuti pergerakan bagian yang dinilai penting itu tadi, yang sering kali merupakan subjek video. Subjek videonya pun tidak harus satu, Sensei dengan pandai dapat memutuskan kapan harus mengarahkan area yang di-crop ke subjek A dan kapan ke subjek B.

Adobe sejauh ini belum punya rencana untuk merealisasikan fitur ini pada produknya. Andai jadi, Smooth Operator jelas bakal sangat ideal disematkan pada aplikasi Premiere Rush CC yang bisa dibilang mobile-oriented.

Untuk lebih jelasnya mengenai Smooth Operator, Anda bisa tonton sendiri demonstrasinya pada video di bawah ini.

Sumber: Engadget dan Adobe.

Adobe Umumkan Project Aero dan Project Gemini

Adobe membuat gebrakan baru-baru ini dengan memamerkan prototipe Photoshop versi baru untuk iPad yang fiturnya tidak kalah lengkap dibanding versi aslinya di komputer. Namun rupanya bukan itu saja produk baru yang tengah Adobe siapkan.

Di konferensi tahunan Adobe MAX, mereka turut mengumumkan Project Aero dan Project Gemini. Keduanya masih dalam tahap pengembangan dan belum benar-benar siap dirilis ke publik secara luas, akan tetapi Adobe tampaknya sudah tidak sabar untuk mendemonstrasikan kebolehannya.

Project Aero

Adobe Project Aero

Meledaknya tren augmented reality belakangan ini memaksa Adobe untuk ikut andil dalam proses kreasinya. Dari situ mereka mencanangkan Project Aero, sebuah platform terintegrasi untuk menciptakan konten AR menggunakan produk-produk lain Adobe yang sudah ada.

Komponen utama Project Aero sejatinya adalah versi baru Photoshop CC dan Dimension CC yang sudah dioptimalkan untuk pembuatan konten AR. Skenario pembuatan sederhananya adalah seperti ini: selesaikan sketsanya di Photoshop, kemudian ubah menjadi aset 3D di Dimension, dan terakhir bubuhkan animasi di Aero.

Adobe Project Aero

Hasil akhirnya bisa langsung disimpan dalam format uzdz bikinan Pixar, sehingga konten AR bisa langsung dinikmati dari Safari atau iMessage di perangkat iOS, tanpa memerlukan aplikasi khusus. Aero pada dasarnya memanfaatkan kapabilitas AI Adobe Sensei demi menyisipkan elemen-elemen realistis pada konten AR yang dibuat.

Project Aero saat ini sudah memasuki fase private beta. Masuknya Adobe secara resmi di bidang pembuatan konten AR ini semestinya bakal memaksa platform ARCore (Android) untuk segera menghadirkan dukungan atas format uzdz.

Project Gemini

Adobe Project Gemini

Project Gemini pada dasarnya adalah aplikasi baru yang dirancang secara khusus untuk kebutuhan menggambar dan melukis di atas layar sentuh. Ia bisa dianggap sebagai kulminasi sederet aplikasi ilustrasi yang Adobe luncurkan selama ini untuk platform iOS.

Kelebihan utama Project Gemini adalah penggunaan brush engine milik Photoshop, sehingga lukisan cat air pada Gemini akan tampak sangat alami seperti sedang melukis di atas kertas asli. Sistem layering, masking dan selection tentu tersedia demi mewujudkan proses berkreasi yang non-destruktif.

Adobe Project Gemini

Integrasi dengan Photoshop dan platform Adobe Creative Cloud tentu bakal dijadikan nilai jual tambahannya. Project Gemini rencananya akan dirilis lebih dulu untuk iPad, kemudian menyusul di Windows 10 dan Android. Statusnya saat ini baru pre-release, dan hanya bisa dicoba oleh konsumen dalam jumlah terbatas dengan mengisi survei.

Sumber: Adobe 1, 2.

Adobe Pamerkan Photoshop Versi iPad Baru yang Tak Kalah Powerful dari Versi Desktop-nya

Juli lalu, beredar kabar bahwa Adobe tengah mengembangkan versi baru aplikasi Photoshop untuk iPad dengan fitur yang sama lengkapnya seperti di komputer. Berita tersebut sama sekali tidak meleset; Adobe baru saja mengungkap versi awalnya di konferensi tahunan Adobe MAX.

Adobe secara tegas mengemukakan bahwa ini bukan “Photoshop for iPad”, melainkan “Photoshop on iPad”, mengindikasikan bahwa aplikasi ini sama powerful-nya seperti Photoshop yang terdapat di komputer. Proyeknya bermula dari keisengan dua engineer Adobe mencoba menjalankan kode Photoshop versi PC di sebuah iPad.

Dalam waktu beberapa bulan, prototipenya sudah siap diungkap ke publik. Mengingat kode yang digunakan sama persis, Adobe mengklaim tidak ada kompromi soal performa maupun kelengkapan fitur. Nyaris semua kemampuan memanipulasi gambar yang dimiliki versi desktop-nya ada di sini – saya bilang “nyaris” karena saya ragu bakal ada dukungan plugin selengkap versi desktop-nya kalau melihat sifat dasar iOS yang tertutup.

Adobe Photoshop CC on iPad

Yang agak berbeda tentu saja adalah user interface-nya, yang telah dioptimalkan untuk layar sentuh, sekaligus yang mampu memaksimalkan aksesori Apple Pencil demi hasil penyuntingan yang lebih presisi. Tampilannya tetap kelihatan familier, namun diadaptasikan untuk memaksimalkan workflow secara mobile.

Embel-embel “CC” (Creative Cloud) juga berarti semua file PSD yang dikerjakan bakal selalu tersinkronisasi di cloud. Mulai mengedit di komputer, lalu lanjut di iPad selagi bersantai di kedai kopi, tanpa repot-repot meng-import, export maupun mengonversi file ke format lain.

Adobe Photoshop CC on iPad

Rencananya, Photoshop CC untuk iPad ini bakal dirilis secara resmi tahun depan. Adobe mengingatkan bahwa demi mempercepat perilisannya, versi pertamanya tidak akan langsung menghadirkan seluruh fitur yang tersedia. Sebagai gantinya, fitur-fitur tambahannya akan menyusul secara berkala.

Soal harga, Adobe sejauh ini belum menyinggungnya, tapi bisa dipastikan pelanggan Creative Cloud dapat mengaksesnya secara cuma-cuma, asalkan mereka sudah punya iPad Pro – demi performa yang maksimal, asumsinya dibutuhkan spesifikasi kelas atas seperti yang diusung iPad Pro, meski sejauh ini belum ada keterangan dari Adobe.

Lebih jelasnya, Anda juga bisa menyimak video hands-on dari The Verge di bawah ini.

Sumber: Adobe via PetaPixel.

Tips Menggunakan Adobe Premiere Rush CC, Video Editing Jadi Lebih Simpel

Menjadi seorang video content creator (baca: YouTuber) memang tidak mudah. Butuh usaha ekstra, apalagi bila Anda membuat konten seorang diri, dari skrip, syuting, hingga video editing – prosesnya sangat menyita waktu.

Adobe tampaknya menyadari hal tersebut, mereka pun mengembangkan Project Rush. Singkatnya merupakan aplikasi edit video all-in-one dan cross-device yang disebut Adobe Premiere Rush CC.

Dengannya, proses video editing menjadi jauh lebih simpel. Bahkan, bila Anda tidak memiliki skill video editing sekalipun. Hasilnya, juga bisa langsung dipublikasikan ke berbagai platform seperti YouTube, Facebook, Instagram, dan juga Twitter.

Saat ini, Project Rush tersedia dalam versi beta dan rencananya akan dirilis secara luas pada akhir tahun nanti. Saya sudah dapat akses versi beta-nya, berikut pengalaman saya meng-edit video menggunakan Adobe Premiere Rush CC.

Cara Menginstal Adobe Premiere Rush CC

adobe-premiere-rush-cc

Project Rush dirancang sebagai aplikasi cross-device, jadi nantinya Anda bisa memulai video editing di smartphone dan dilanjutkan ke PC atau sebaliknya. Saat ini, Project Rush baru tersedia untuk Windows 10, MacOS, dan iOS – belum ada informasi soal ketersediannya Android.

Di tutorial ini, saya mencoba Adobe Premiere Rush CC di laptop berbasis Windows 10. Bila Anda ingin menginstalnya, silahkan langsung daftar Project Rush versi beta di tautan ini.

Cara Video Editing Menggunakan Adobe Premiere Rush CC

adobe-premiere-rush-cc

User interface aplikasi Adobe Premiere Rush CC sangat sederhana, mudah dipelajari dan mudah digunakan. Meski begitu, Anda tidak perlu meragukan kemampuannya – nyaris semua fitur basic yang dibutuhkan untuk penyuntingan video telah tersedia. Mari mulai tutorialnya:

Langkah pertama, persiapkan dulu bahan-bahannya ke dalam satu folder baru. Buka aplikasi Adobe Premiere Rush CC dan buat project baru, caranya klikcreate a new project‘, pilih bahannya, tulis nama project, dan klik create.

Seperti inilah tampilan Project Rush, untuk split atau cut video bisa menggunakan kombinasi tombol tombol Ctrl + K. Bagian video yang tidak dipakai, jangan lupa untuk di-delete dari timeline.

adobe-premiere-rush-cc

Setelah beres menyeleksi, lebih jauh kita mengolah footage tersebut. Dari mulai crop, rotate, scale, atau menambahkan efek picture-in-picture.

adobe-premiere-rush-cc

Jangan lupa untuk menyelipkan efek transisi. Meskipun saat ini hanya ada tiga efek yang bisa dipilih, cross dissolve, dip to black, dan dip to white.

adobe-premiere-rush-cc

Kita bisa membubuhi dengan template Motion Graphic – baik sebagai pembuka video, caption, ataupun penutup. Project Rush juga terintegrasi dengan Adobe Stock, kita bisa menyelipkan footage maupun stock photo.

adobe-premiere-rush-cc

Selanjutnya, memilih preset color – supaya video kita tampak profesional. Dari cinematic, film, SL Kodak, SL Bleach, SL Fuji, mono, SL noir 1, SL noir 2, SL Night, SL Matrix, dan SL Gold. Bila semua preset tersebut belum cocok, Anda bisa menyesuaikan sendiri – exposure, contrast, highlights, shadows, temp, tint, vibrance, saturation, dan lainnya.

adobe-premiere-rush-cc

Kalau visual sudah oke, aspek yang tak kalah penting dari video adalah audio. Kita bisa expand audio, menambahkan musik di background, bahkan bisa langsung voice over.

Verdict

Target utama Project Rush adalah para video content creator. Dimaksudkan agar proses video editing lebih cepat dan mudah dengan antarmuka yang telah disederhanakan.

Menurut saya, Adobe Premiere Rush CC sangat powerful dan tidak berat seperti Adobe Premiere Pro yang dirancang untuk para profesional. Fitur-fiturnya sudah cukup komplet, untuk kebutuhan video editing yang di-upload ke YouTube dan media sosial.

Semoga saja, Project Rush tetap bisa digunakan secara gratis. Bila pun berbayar adalah untuk menggunakan layanan Adobe Creative Cloud-nya. Satu lagi, karena masih versi beta, harusnya fitur-fiturnya bakal lebih banyak saat dirilis ke publik.

Adobe Membuat Versi Komplet dari Photoshop untuk iPad

Perusahaan pembuat software Adobe memang telah merilis sejumlah aplikasi edit foto berlabel Photoshop di platform mobile. Sebut saja Photoshop Express, Photoshop Lightroom, Photoshop Mix, Photoshop Sketch, dan Photoshop Fix.

Sayangnya, tak ada satupun aplikasi Photoshop mobile yang membawa fitur penuh seperti yang dimiliki versi PC-nya. Namun hal tersebut sebentar lagi akan berubah, kabarnya Adobe sedang mengembangkan aplikasi Photoshop berfitur komplet untuk iPad.

Versi awal dari aplikasi tersebut dan detail lebih lengkapnya akan diumumkan di konferensi tahunan Adobe MAX pada bulan Oktober nanti dan dijadwalkan mendarat di App Store untuk iPad pada tahun 2019.

Adobe ingin membuat aplikasinya lebih kompatibel di seluruh platform, untuk menarik lebih banyak pengguna berlangganan layanan Creative Cloud miliknya. Mengajak semua kalangan pengguna untuk dapat lebih mudah melakukan banyak hal kreatif dan saling terhubung apapun device dan platform yang kita digunakan.

Ya, popularitas iPad Pro di industri kreatif, mungkin telah mengubah pikiran Adobe. Dukungan aksesori berupa pensil dan layar dengan refresh rate adaptif tinggi hingga 120Hz, memang membuat iPad Pro ideal untuk mengedit foto atau membuat desain grafis.

Sayangnya, aplikasi Photoshop di iPad kurang powerful, karena itu mereka memutuskan menulis ulang aplikasinya. Mengingat project ini masih dalam tahap awal, jadwal mungkin bisa berubah.

Sumber: PhoneArena

Cara Menggunakan Adobe Spark Post di Android

Adobe akhirnya merilis aplikasi Spark Post di Android, sebelumnya Spark Post sudah tersedia lebih dulu di platform iOS dan web (aplikasi berbasis web). Spark Post sendiri bukan sekedar aplikasi edit foto biasa, tapi merupakan tool penting untuk membantu membangun sebuah brand.

Misalnya untuk para pemilik usaha kecil, di mana Anda dapat membuat konten dengan branding sendiri secara mudah untuk dibagikan secara luas. Cocok juga untuk Anda yang aktif di media sosial, untuk membuat konten gambar yang menarik dan terlihat profesional meski punya kemampuan desain grafis pas-pasan.

Di sana ada banyak pilihan template atau desain gambar dalam beragam kategori berbeda, misalnya lifestyle, business, travel, food, dan lainnya. Semua template dirancang secara profesional dan bisa kita sesuaikan, mulai dari layout-nya, mengubah teks dan jenis font-nya, memberi efek dan palette, serta resize ke beragam rasio gambar.

Cara Menggunakan Adobe Spark Post

cara-menggunakan-adobe-spark-post-di-android-2

Mula-mula kita siapkan terlebih dahuli gambar utama dengan menekan tombol tambah (+) di pojok kanan bawah. Kita bisa upload foto-foto yang tersimpan di smartphone, memilih gambar gratis dari stock foto cukup dengan mengetikkan kata kunci atau background sederhana dengan satu warna.

Kemudian memilih aspek rasio gambar, Spark Post telah menyediakan yang sesuai untuk diposting ke media sosial. Misalnya Instagram, Facebook, Twitter, Pinterest, Blog Post, YouTube Thumbnail, Facebook Ad, Instagram Stories, dan aspek rasio gambar lainnya.

cara-menggunakan-adobe-spark-post-di-android-3

Setelah itu, kita bisa menambahkan teks dan menyesuaikan jenis font-nya, menambah gambar lainnya, memilih template atau desain yang diinginkan, mengatur layout-nya, palette, dan efek. Hasilnya bisa disimpan di smartphone atau langsung membagikannya ke media sosial.

Saat ini Adobe Spark Post masih dalam tahap beta, masih banyak fitur-fitur yang akan ditambahkan seiring waktu. Seperti Spark versi berbayar yang menawarkan sejumlah fitur premium, di mana Anda dapat menciptakan dan membagikan konten yang disertai branding mereka masing-masing.

Application Information Will Show Up Here

Sumber: Blog Adobe Spark

Adobe Kembangkan AI untuk Mendeteksi Foto Palsu Hasil Photoshop

Entah sudah berapa kali berita viral bersumber pada gambar yang merupakan hasil editan menggunakan software Adobe Photoshop. Media publikasi yang tertipu juga tidak sedikit, dan terkadang memang hasil editannya begitu bagus sehingga sulit untuk memastikan keabsahannya.

Namun kita juga tidak boleh menyalahkan Adobe, sebab jasa Photoshop sangatlah besar di berbagai industri. Untungnya, Adobe sadar akan potensi masalah yang bisa ditimbulkan oleh trik-trik Photoshop, hingga akhirnya mereka mengembangkan AI (artificial intelligence) khusus untuk mendeteksi gambar palsu.

AI rancangan Adobe ini pada dasarnya dapat mendeteksi apakah suatu foto telah dimanipulasi secara ekstrem menggunakan Photoshop. Manipulasi ekstrem kurang lebih merujuk pada objek pada gambar yang dihilangkan, atau malah yang ditambahkan ke foto lain. Cloning pun juga termasuk, di mana biasanya suatu bagian dalam foto akan diperbanyak guna menimbulkan kesan ramai.

Adobe AI spotting fake images

Ada sejumlah teknik yang diterapkan, namun salah satu yang menarik adalah analisis terhadap pola noise, yang biasanya berbeda antara satu kamera maupun satu foto dengan yang lainnya. Pada foto yang ada penambahan objek dari foto lain, biasanya pola noise-nya bakal tidak konsisten, dan AI ini sanggup mendeteksinya dalam hitungan detik.

Apa yang hendak dicapai Adobe sederhananya adalah membantu kita ‘berperang’ menghadapi serbuan hoax. Kinerja AI-nya memang belum bisa sempurna, tapi setidaknya bisa dimanfaatkan untuk membantu menandai gambar-gambar yang berpotensi palsu dengan cepat, sehingga dapat diteliti lebih lanjut.

Sumber: Engadget.

Adobe Umumkan Project Rush, Aplikasi Edit Video All-in-One dan Cross-Platform

Siapapun dapat menjadi kreator video sekarang, dan yang diperlukan tidak lebih dari sebatas smartphone. Namun saya kira hanya sedikit yang berani bilang semua itu mudah dilakukan. Terkait software saja, pada prakteknya kita butuh beberapa aplikasi yang berbeda untuk bisa merekam, mengedit dan pada akhirnya memublikasikan suatu video.

Adobe melihat kondisi seperti ini sebagai peluang untuk inisiatif baru mereka yang bernama Project Rush. Project Rush pada dasarnya merupakan aplikasi edit video all-in-one, dimaksudkan supaya proses kreasi video jadi jauh lebih simpel dari yang ada sekarang.

Jadi mulai dari proses perekaman, penyuntingan, optimasi audio, pembuatan gambar thumbnail, sampai pada akhirnya video yang sudah jadi itu mendarat di YouTube (atau platform lainnya), semuanya bisa dilakukan tanpa harus meninggalkan Rush sama sekali. Dan balik lagi, Anda hanya butuh satu smartphone untuk semua itu.

Adobe Project Rush

Namun yang lebih menarik, selain mengedepankan konsep all-in-one, Rush rupanya juga dirancang sebagai aplikasi cross-platform. Semua progress yang pengguna buat akan tersinkronisasi dengan cloud, yang berarti kita dapat memulai proses pembuatan video di ponsel, lalu finalisasinya bisa memanfaatkan layar besar laptop.

Adobe tidak lupa menegaskan bahwa semua fitur yang Rush sediakan sama persis antara versi mobile dan desktop-nya. Fondasi teknologi yang diusung Rush juga didasari pengalaman panjang Adobe dalam mengembangkan aplikasi seperti Premiere Pro, Audition maupun After Effects selama ini, yang sudah terbukti tajinya di tangan para profesional.

Gambaran lebih spesifiknya adalah sebagai berikut: fungsi penyesuaian warna dalam Rush memanfaatkan algoritma yang sama seperti yang dipakai Premiere Pro, lalu fitur deteksi audio otomatisnya juga berasal dari teknologi yang dipakai oleh Adobe Audition. Tidak ketinggalan, Rush juga mengemas integrasi Adobe Stock andai kita butuh menyelipkan stock photo ataupun footage.

Adobe Project Rush

Usai diedit sampai benar-benar siap, selanjutnya video bisa langsung dipublikasikan ke berbagai platform macam YouTube dan Facebook. Ke depannya, saya yakin Adobe juga bakal menambahkan IGTV yang baru saja dirilis sebagai salah satu opsi.

Lalu kapan Project Rush bakal tersedia? Belum tahu, kemungkinan masih beberapa bulan lagi. Untuk sekarang, Adobe baru menyiapkan program beta testing bagi yang berkenan mencoba selagi mengumpulkan feedback guna mematangkan Rush.

Sumber: TechCrunch dan Adobe.

Adobe Lightroom Andalkan AI untuk Menghasilkan Editan Foto Profesional Secara Otomatis

Mayoritas pengguna Adobe Lightroom adalah mereka yang lebih percaya dengan penglihatannya sendiri ketimbang fitur Auto Enhance dan sejenisnya dalam mengedit foto. Namun mengingat Lightroom juga tersedia di perangkat Android dan iOS, kalangan konsumennya otomatis bertambah luas, mencakup mereka yang awam dalam hal sunting-menyunting foto.

Untuk pengguna awam, yang dibutuhkan biasanya adalah fitur penyuntingan otomatis. Lightroom sebenarnya sudah lama menawarkan fitur penyuntingan otomatis, akan tetapi berkat update terbaru dari Adobe, hasilnya dijamin jauh lebih baik. Ini dikarenakan fitur Auto Settings pada Lightroom versi terbaru sudah ditenagai oleh AI Adobe Sensei.

Sensei pada dasarnya akan menganalisis foto yang sedang edit, lalu membandingkannya dengan database berisikan puluhan ribu foto yang diedit oleh para profesional. Tujuannya adalah untuk menghasilkan editan yang lebih bagus dan profesional ketimbang sebelumnya, seperti yang bisa Anda lihat sendiri perbandingannya pada gambar di atas.

Bagian terbaiknya, fitur Auto Settings berbasis AI ini bakal tersedia pada semua versi Lightroom, termasuk Lightroom CC versi iOS dan Android, serta Lightroom Classic. Saya pribadi menilai tidak hanya konsumen awam yang bakal diuntungkan, fotografer profesional pun juga bisa menghemat waktu dengan memanfaatkan fitur ini sebelum mengeditnya lebih lanjut.

Lightroom Tone Curve

Di samping integrasi Adobe Sensei pada Auto Settings, pengguna Lightroom CC versi desktop juga dapat menikmati fitur-fitur seperti Tone Curve, Split Toning dan tampilan full screen pada versi terbarunya. Mereka kini juga bisa mengedit waktu pengambilan setiap foto, sangat berguna ketika mereka lupa mengubah pengaturan waktu di kamera.

Beralih ke versi Android-nya, pengguna dapat memanfaatkan fitur app shortcut bawaan Android Nougat untuk membuka Lightroom dan langsung masuk ke mode tertentu dengan menyentuh dan menahan icon aplikasinya. Adobe juga tidak lupa menyediakan kontrol yang lebih lengkap untuk memanajemen storage.

Terakhir, untuk versi iOS-nya, pengguna sekarang bisa membubuhkan watermark pada foto yang diedit menggunakan Lightroom. Selain itu, Adobe juga mengklaim peningkatan kualitas foto HDR yang diambil dengan Lightroom versi iOS.

Sumber: Adobe.